21
RESUME KASUS DENGAN PARTUS LAMA DI PONEK RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO Oleh: M Tutus Prasetyo NIM 122310101071

Resume Kasus Dengan Partus Lama Di Ponek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

knjkjnjk memberikan mnsjndjsnjdnv

Citation preview

RESUME KASUS DENGAN PARTUS LAMA DI PONEKRSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

Oleh:M Tutus PrasetyoNIM 122310101071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNVERSITAS JEMBER2015

A. PENGERTIANPartus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu persalinan yang telah berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi pada ibu, janin atau keduanya (L. Nirwan, 2014). Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung dari awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (pada primipara 20 jam, multipara 14 jam) dan fase aktif (pada primipara 1,2 cm per jam dan 1,5 cm perjam pada multipara) atau kala pengeluaran (primipara 2 jam dan multipara 1 jam), maka kemungkinan dapat terjadi partus kasep.

B. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGIPenyebab partus kasep multikompleks, yang berhubungan dengan pengawasan pada waktu hamil dan penatalaksanaan pertolongan persalinan (L. Nirwan, 2014). Penyebab kemacetan dapat terjadi karena:1. Faktor Kekuatan Ibua. Kelainan HisBaik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum. Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:1) Inersia uteri2) His yang terlalu kuat3) Kekuatan uterus yang tdak terkoordinasib. Kelainan MengejanPada umumnya persalinan kala II kemajuannya sangat dibantu oleh hejan perut, yang biasanya dikerjakan bersama-sama pada waktu his. Kelainan mengejan disebabkan oleh:1) Otot dinding perut lemah2) Distasis recti, abdomen pendulans dan jarak antara kedua m. recti lebar3) Refleks mengejan hilang oleh karena pemberian narkose atau anestesi4) Kelelahan (otot dinding perut menjadi lemah)2. Faktor JaninDapat disebabkan oleh janin yang besar, adanya malposisi dan malpresentasi, kelainan letak bagian janin, distosia bahu, malformasi dan kehamilan ganda.a. Letak : Defleksi1) Presentasi Puncak Kepala2) Presentasi Muka3) Presentasi Dahib. Posisi Oksiput Posterior Persisten1) Kadang kadang ubun ubun kecil tidak berputar ke depan, tetapi tetapberada di belakang2) Letak belakang kepala ubun ubun kecil melintang karena kelemahanhis dan kepala janin bundar.c. Letak tulang ubun ubun1) Positio occiput pubica (anterior)Oksiput berada dekat simfisis2) Positio occiput sacralis (posterior)Oksiput berada dekat sakrum.d. Letak sungsange. Letak Lintang3. Faktor Jalan LahirJalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang panggul dengan sendi-sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.Dengan demikian distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas:a. Distosia karena kelainan panggulb. Distosia karena kelainan jalan lahir lunak4. Faktor penolongDiakibatkan pertolongan yang salah dalam manajemen persalinan yaitu ;a. Salah pimpinb. Manipulasi (Kristeler)c. Pemberian uterotonika yang kurang pada tempatnya5. Faktor psikologisSuatu proses persalinan merupakan pengalaman fisik sekaligus emosional yang luar biasa bagi seorang wanita. Aspek psikologis tidak dapat dipisahkan dari aspek fisik satu sama lain. Bagi wanita kebanyakan proses persalinan membuat mereka takut dan cemas. Ketakutan dan kecemasan inilah yang dapat menghambat suatu proses persalinan. Dengan persiapan antenatal yang baik, diharapkan wanita dapat melahirkan dengan mudah, tanpa rasa nyeri dan dapat menikmati proses kelahiran bayinya.

C. MANIFESTASI KLINIS1. Pada Ibu:a. Akibat kurang tidur/makan/minum1) Kelelahan/ibu sangat capek2) Nampak takut dan gelisah3) Dehidrasi : Kulit dingin, turgor brkurang, mata cekung, takikardi4) Asidosis : respirasi menjadi cepat, meteorismus5) Urine sedikit dan kental atau hematuriab. Akibat persalinan yang berlangsung lama1) Infeksi : Temperatur lebih dari 38C, dapat menyebabkan septic syok2) Komplikasi obstetrik : air ketuban kental, keruh dan berbau,tympani uteri (gas dalam uterus),his hilang/ lemah/ terus-menerus,edema vulva/ vagina/ portio,retensio urinaria,terdapat tanda-tanda ruptura uteri iminen2. Pada Janina. Gawat janin :1) DJJ : Lebih dari 160x/ menit, kurang dari 100x/ menit, tidak teratur2) Air ketuban : terdapat mekonium pada presentasi kepala atau presentasi bokong masih tinggi, berbau, kental kehijauanb. Kaput succedaneum yang besarc. Moulage beratd. Janin mati

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. USG ; untuk mengetahui keadaan janin2. Permeriksaan darah lengkap: trombosit, leukosit, eritrosit, Hb.

E. PENATALAKSANAAN1. Memperbaiki keadaan umum ibua. Puasa karena mungkin akan dilakukan tindakan dalam narkoseb. Pasang kateter menetapc. Pemberian oksigend. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit: yaitu glukosa 5% atau 10% atau garam fisiologis sebanyak 1 liter dalam waktu yang singkat kemudian dilanjutkan dengan tetesan yang biasae. Untuk koreksi asidosis diberikan Bicarbonas Natricus 7% sebanyak 50 ml2. Pemberian sedativeMaksudnya adalah untuk memberikan ketenangan, mengurangi kelelahan, dan mengurangi rasa nyeri. Preparat yang diberikan adalah pethidine 50 mg IV.3. Koreksi terhadap infeksi:a. Antibiotik ; Ampicillin 3 x 1 gram IVb. ATS 1500 iuc. Kortikosteroid 1-3 mg/kg BB untuk syok septik dan anti stress

F. KOMPLIKASI1. Terhadap Ibua. Infeksi sampai sepsisb. Asidosis sampai gangguan elektrolitc. Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organd. Robekan jalan lahire. Fistula buli-buli, vagina, rahim, rektum2. Terhadap Anaka. Gawat janin sampai meninggalb. Lahir dengan asfiksia berat sehingga dapat menimbulkan cacat otak menetapc. Trauma persalinan: patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan

PATHWAY PARTUS LAMA

NyeriKontraksi uterusGangguan perfusi jaringanSuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan menurunPenekanan pada perineum oleh bayiBanyak darah yang keluarAnsietasPasien tidak tahu tentang keadaannyaPersalinan lamaTerbukanya port de entryResiko cederaJalan lahir sempitResiko infeksiResiko syok hemoragikPeningkatan perdarahanPartus kasepPsikologisPenolongJalan lahirJaninKekuatan ibu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PARTUS LAMAA. PENGKAJIAN1. Identitas KlienNama: Ny. FTNo. RM: 20-80-76Umur: 28 tahunAlamat:Tanjung sari baratTanggal MRS/Jam: 16 mei 2015/15.30 WIB2. Keluhan UtamaPasien mengeluhkan kenceng-kenceng.3. Riwayat Kesehatan, terdiri dari:a. Kesehatan sekarangPasien datang ke ponek pada jam 15.30 WIB dengan bidan. Pasien mengeluhkan kenceng-kenceng (his) dan keluar cairan pervagina.b. Kesehatan masa laluPasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami keguguran.4. Riwayat PembedahanPasien mengatakan tidak pernah mengalami proses pembedahan dalam persalinan.5. Riwayat penyakit yang pernah dialamiPasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit menular, menurun, dan menahun.6. Riwayat kesehatan keluargaPasien mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang pernah mengalami partus kasep.7. Riwayat kesehatan reproduksiPasien mengatakan bahwa siklus menstruasinya normal, darah yang keluar berwarna merah.8. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifasKehamilan sekarang adalah kehamilan ketiga.G3P1001AB1Persalinan 1: Perempuan (12 tahun),lahir di puskesmas, perdarahan (-)Persalinan 2: keguguranPersalinan 3: Kehamilan ini, HPHT: 1-7-2014, TP: 8-4-20159. RiwayatseksualPasien mengatakan bahwa pasien menggunakan suntik KB selama 3 bulan selama 5 tahun.10. Riwayat pemakaian obatPasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan selama hamil.11. Pola aktivitas sehari-haria. Pola Nutrisi: Pasien kurang memperhatikan asupan nutrisinya seperti konsumsi zat besi dan tablet Fe akibat kehamilan yang tidak diketahuib. Pola Istirahat: Pasien dapat kekurangan istirahat karena kencang-kencangc. Pola Eliminasi: Tidak ada gangguan pada BAB dan BAK pasiend. Pola Seksual: Tidak sering melakukan hubungan seksuale. Pola Kebersihan: paisen terlihat bersih.f. Pola Psikososial1) Psikologis: pasien dalam kondisi cemas2) Sosial: tidak terkajig. Latar belakang budaya: tidak terkaji12. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umumCukupb. Tanda-tanda vitalTD: 140/90 mmHgN: 80 x/menit regulerRR: 20x/menitSuhu: 36,9 oCTBJ :2790 grUsia kehamilan: 41-42 mingguc. InspeksiWajah pucat, tidak ada perdarahan pervagina, dan tidak ada oedem

d. PalpasiVagina toucher: ketuban pecah (-), pembukaan 1 cm.Leopold I: TFU 30 cmLeopold II: punggung kananLeopold III: letak kepalaLeopold IV: Ue. PerkusiTidak terkaji/tidak dilakukanf. AuskultasiDJJ: 153 x/menitTBJ: 279013. Pemeriksaan psikososiala. Respondanpersepsi keluargaKeluarga pasien merasa cemas ketika pasien dalam kondisi pasien yang terus merasakan nyeri.b. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayiTidak terkaji

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus2. Resiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan3. Resiko cedera berhubungan dengan keadaan patologis, jalan lahir sempit

11

C. INTERVENSI KEPERAWATANNo.Diagnosa KeperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensi keperawatanRasional

1Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterusSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x6 jam pasien menunjukkan penurunan nyeri, dengan kriteria hasil:1. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal2. Mampu mengatasi atau beradaptasi dengan nyeri3. Menyatakan penurunan nyeri1. Monitor tanda-tanda vital2. Kaji nyeri secara komprehensif3. Jelaskan proses nyeri yang dialami oleh pasien4. Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam5. Anjurkan keluarga untuk mengusap bagian perut pasien yang nyeri1. Mengetahui keadaan umum pasien2. Penyebab, kualitas, jenis, frekuensi, dan skala nyeri akan menunjukkan keparahan nyeri3. Pengetahuan pasien akan membuat pasien lebih kooperatif dalam asuhan keperawatan4. Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik pengalihan nyeri5. Pengusapan nyeri adalah teknik pengalihan nyeri

2Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapilerSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x6 jam pasien menunjukkan penurunan resiko syok hemoragik, dengan kriteria hasil:4. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal5. Tidak ada tanda-tanda demam ataupun mata cekung1. Observasi TTV2. Kaji output cairan harian3. Berikan pengganti output cairan harian.4. Posisikan ibu dengan tepat (semi fowler).5. Lakukan tirah baring dan menghindari ibu untuk valsava manufer.6. Laporkan serta catat jumlah dan sifat kehilangan darah1. Mengetahui keadaan umum klien2. Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervagina3. Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif4. Menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak, peninggian panggul menghindari kompresi vena.5. Pendarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas6. Untuk mengetahui perkiraan banyak nya kehilangan darah

3Resiko cedera berhubungan dengan keadaan patologis, jalan lahir sempitSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x6 jam pasien menunjukkan pengurangan resiko cedera dengan kriteria hasil:1. Pasien terbebas dari cedera2. Tidak ada luka atau lesi1. Sediakan lingkungan yang aman bagi pasien2. Identifikasi kebutuhan keamanan bagi pasien3. Menghindarkan alat dan lingkungan yang berbahaya4. Pasang side rail tempat tidur5. Posisikan pasien dalam posisi litotomi jika perlu1. Lingkungan yang aman akan menurunkan resiko cedera pada pasien2. Kebutuhan keamanan pasien akan menjadi penentu tindakan yang akan diberikan3. Alat dan lingkungan yang berbahaya akan meningkatkan resiko cedera pada pasien4. Side rail tempat tidur dapat mencegah pasien jatuh5. Posisi litotomi akan membuka jalan lahir lebih luas

DAFTAR PUSTAKA

Asri Hidayati, Sujiyati. 2010.Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha MedikaInternasional, NANDA, Herman, T, Heather. 2012.Diagnosis Keperawatan dan Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta: EGC.L., Nirwan Nugraha dan Zulkarnain Hussein. 2014. G2p1a0 Aterm Pregnancy Inpartu Singular Embryo Life Presentation Of Head With Partus Kasep. Lampung: Medula, Volume 2, Nomor 3, 2014Manuaba, IBG, dkk.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGCNugroho, Taufan. 2010.Buku Ajar Obstetric.Yogyakarta: Nuha Medika.