15
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu iopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuio pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf MIOMA Kasus 2 Sistem Reproduksi 3 6/14/2013 Mika Pratiwi Ginting 220110100118

Resume Kasus 2 Mioma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

';l;

Citation preview

Page 1: Resume Kasus 2 Mioma

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw

MIOMA

Kasus 2 Sistem Reproduksi 3

6/14/2013

Mika Pratiwi Ginting220110100118

Page 2: Resume Kasus 2 Mioma

Kasus 2

Ny. Lilik 41 tahun, agama islam, pendidikan SMA. Suaminya 42 tahun, agama islam, pekerjaan wiraswasta. Mengeluh

gangguan haid sejak 5 tahun lalu. Dalam sebulan haid sebanyak 1 kali. Setiap haid lamanya 7-20 hari. Setiap hari ganti

pembalut ± 4-5 kali. Darah haid berwarna merah kehitaman. Sakit perut saat haid disangkal. Riwayat keputihan tidak ada.

Pasien juga mengeluh rasapenuh dsn berat sejak 2 tahun yang lalu pada perut bagian bawah. Gangguan BAK berupa BAK

sering, sedikit-sedikit, nyeri saat/sebelum/sesudah BAK tidak ada. Sulit BAB dan nyeri saat BAB tidak ada. Traba benjolan di

perut disangkal. Sbelum MRS pasien pernah memeriksakan kesehatannya di dokter. Dari hasil pemeriksaan USG didapatkan

utrus membesar dengan ukuran 10 x 7 cm. kemudian pasien direncanakan untuk operasi elektif histerektomi. Riwayat

penggunaan KB, menggunakan KB hormonal lebih dari 5 tahun. Hasil pemeriksaan fisik KU baik CM, tensi 100/700 mmHg,

Nadi 92 x/mnt, Nafas 22 x/mnt, suhu 36.5 ˚C, mata anemis tidak ikterik, thorak, dan ekstremitas dbn. Abdmen fundus uteri

3 jari diatas simpisis pubis, teraba massa berukuran 11 x 8 cm, konsistensi kenyal dan bersifat mabile, nyeri tekan (-).

Inspekulo Fluksus (+), PØ (+), livide (-). VT fluksus (+),PØ 1 cm, nyeri (-). Hb 10.4 g/ul

Page 3: Resume Kasus 2 Mioma

A. KONSEP

1 Definisi

Mioma adalah: tumor jinak pada uterus yang karena tumor

tersebut timbul manifestasi-manifestasi klinis (Manuaba I. B.,

2003)

Mioma adalah jaringan neoplasma yang tumbuh pada otot

polos di uterus

Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus

genitalis (Derek Llewellyn- Jones, 1994).

2 Etiologi-Faktor Risiko

1 Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada

beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor

predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :

Umur: Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang

dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita

berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering

memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun.

2 Paritas: Lebih sering terjadi pada nullipara atau

pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai

saat ini belum diketahui apakan infertilitas

menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma

uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah

kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

3 Faktor ras dan genetik : Pada wanita ras tertentu,

khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian

mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras,

kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan

riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

4 Fungsi ovarium : Diperkirakan ada korelasi antara

hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma,

dimana mioma uteri muncul setelah menarke,

berkembang setelah kehamilan dan mengalami

regresi setelah menopause. Pemberian agonis

GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi

hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma.

Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin

berhubungan dengan respon mediasi oleh

estrogen terhadap reseptor dan faktor

pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan

produksi reseptor progesteron, faktor

pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth

factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson

dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen

yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada

mioma daripada miometrium normal dan mungkin

penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-

bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini

tidak mengalami regresi yang bermakna setelah

menopause sebagaimana yang disangka. Lebih

daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang

setelah menopause bahkan setelah ooforektomi

bilateral pada usia dini

Faktor risiko yang berpangurh ada 2 teori yaitu:

1 Teori stimulasi

Dalam teori ini, estrogen cenderung sebagai etiologi utama,

dengan pertimbangan: wanita sebelum menarche tidak

pernah mengalami mioma, mioma tumbuh cepat selama

masa hamil, mioma mangalami atrofi setelah menopause,

endometritis ditemukan bersamaan dengan mioma

2 Teori cellnest dan genitoblast

Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot

imatur yang terdapatvpada cell nest yang selanjutnya dapat

dirangsang terus menerus oleh estrogen. (Prawirohardjo,

1996:282)

3 Manifestasi Klinis

Perdarahan tak normal

Hipermenorea

Perluasan endometrium

Perdarahan otot rahim

Gangguan kontraksi otot rahim

Gejala-gejala perdarahan tidak normal ini akan

menimbulkan manifestasi anemis seperti pusing, letih,

dan mudah terinfeksi

Penekanan rahim yang membesar

Terasa berat di abdomen bagian bawah

Sering miksi dan defekasi

Terasa nyeri akibat dari penekanan saraf

Gangguan tumbuh kembang kehamilan

Keguguran

Persalinan prematuritas

Nyeri akibat penekanan saraf

Obstruksi indung telur yang menggaggalkan

fertilisasi

Page 4: Resume Kasus 2 Mioma

Pada pembukaan kala 3 persalinan terjadi

gangguan pelepasan plasenta dan gangguan

perdarahan (Manuaba, 1998)

• Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor

yang menyebabkan edema ekstremitas bawah,

hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia

▪ Cepat bertambah besar, mungkin karena

pengaruh hormon estrogen yang meningkat dalam

kehamilan.

▪ Degenerasi merah dan degenerasi karnosa :

tumor menjadi lebih lunak, berubah bentuk, dan

berwarna merah. Bisa terjadi gangguan sirkulasi

sehingga terjadi perdarahan.

▪ Mioma subserosum yang bertangkai oleh

desakan uterus yang membesar atau setelah bayi

lahir, terjadi torsi (terpelintir) pada tangkainya,

torsi menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis

pada tumor. Wanita hamil merasakan nyeri yang

hebat pada perut (abdoment akut).

4 Klasifikasi

a. Lokasi

Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina

menyebabkan infeksi. Isthmica (7,2%), lebih sering

menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.

Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan

seringkali tanpa gejala

b. Berdsarkan Atropi : setelah menopause dan rangsangan

estrogen menghilang.

Degenerasi hialin (merupakan perubahan degeneratif yang

paling umum ditemukan):

Jaringan ikat bertambah

Berwarna putih dan keras

Disebut “mioma durum”

Degenerasi kistik:

• Bagian tengah dengan degenerasi hialin mencair

Menjadi poket kistik

Degenerasi membatu (calcareous degeneration) :

Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri.

Padat dan keras

Berwarna putih

Red degeneration (carneous degeneration) :

Terjadi paling sering pada masa kehamilan.

Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma.

Aliran darah tidak seimbang (edema sekitar

tungkai dan tekanan hamil).

Terjadi kekurangan darah menimbulkan nekrosis,

pembentukan trombus, bendungan darah dalam

mioma, warna merah

(hemosiderosis/hemofusin).

Proses ini biasanya disertai nyeri, tetapi dapat

hilang sendiri. Komplikasi lain yang jarang

ditemukan meliputi: kelahiran preterm, ruptur

tumor dengan perdarahan peritoneal, shock dan

bahkan mencetuskan DIC.

Degenerasi Mukoid :Daerah hyaline digantikan

oleh bahan gelatinosa yang lembut. Biasanya

terjadi pada tumor yang besar, dengan aliran

arterial yang terganggu.

Degenerasi Lemak:Lemak ditemukan di dalam

serat otot polos.

Degenerasi sarkomatous (transformasi

maligna)Terjadi pada kurang dari 1% mioma.

Kontroversi yang ada saat ini adalah apakah hal

ini mewakili sebuah perubahan degeneratif

ataukah sebuah neoplasma spontan.

Leiomyosarkoma merupakan sebuah tumor

ganas yang jarang terdiri dari sel-sel yang

mempunyai diferensiasi otot polos.

c. Berdasarkan Lokasi Tumor

Subserosa

Di bawah lapisan perineum

Melayang di dalam kavum abdomen

Intramural: Di dalam otot rahim, dengan

konsistensi berat, padat, lunak

Di bawah lapisan dalam rahim

Memperluas permukaan rahim

Melalui kanalis servikalis

Submukosa: berada di serviks uteri

Servikal mioma (Manuaba, 1998)

5 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah lengkap dan urin lengkap: dalam

pemeriksaan laboratorium cenderung dijumpai anemia,

peningkatan eritropoetin, pada ginjal akibat insufisiensi

urin,karena penekanan mioma pada kandumg kemih

Tes kehamilan

D/K (Dilatasi dan Kuretasi) untuk mlihat jaringan yang

hyperplasia

Page 5: Resume Kasus 2 Mioma

USG (Achdiat, 2004)

Histeroskopi: untuk melihat jaringan mioma pada mioma

submukosa

MRI

6 Diagnosa Banding

Diagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan:

1 Anamnesis

Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam

waktu yang relatif lama.

Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air

kecil atau buang air besar.

Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah

2 Pemeriksaan fisik

Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen

bagian bawah.

Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan

bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu

dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan

tumor umumnya rata.

Gejala klinis

Adanya rasa penuh pada perut bagian

bawah dan tanda massa yang padat

kenyal.

Adanya perdarahan abnormal.

Nyeri, terutama saat menstruasi.

Infertilitas dan abortus.

Pemeriksaan luar: Teraba massa tumor pada

abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor

dapat terbatas atau bebas.

Pemeriksaan dalam: Teraba tumor yang berasal

dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas

atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara

kebetulan.

Pemeriksaan penunjang

USG, untuk menentukan jenis tumor,

lokasi mioma, ketebalan endometriium

dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis.

Mioma juga dapat dideteksi dengan CT

scan ataupun MRI, tetapi kedua

pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak

memvisualisasi uterus sebaik USG.

Untungnya, leiomiosarkoma sangat

jarang karena USG tidak dapat

membedakannya dengan mioma dan

konfirmasinya membutuhkan diagnosa

jaringan.

Dalam sebagian besar kasus, mioma

mudah dikenali karena pola gemanya

pada beberapa bidang tidak hanya

menyerupai tetapi juga bergabung

dengan uterus; lebih lanjut uterus

membesar dan berbentuk tak teratur.

Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting

untuk menilai massa di rongga pelvis

serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan

ureter.

Histerografi dan histeroskopi untuk

menilai pasien mioma submukosa

disertai dengan infertilitas.

Laparaskopi untuk mengevaluasi massa

pada pelvis.

Laboratorium : darah lengkap, urine

lengkap, gula darah, tes fungsi hati,

ureum, kreatinin darah.

Tes kehamilan.

Diagnosis banding

Tumor solid ovarium.

Uterus gravid.

Kelainan bawaan rahim.

Endometriosis, adenomiosis.

Perdarahan uterus

disfungsional

7 Komplikasi

Perdarahan

Anemia

Infeksi dan degresi

Perlekatan bila dilakukan miomektomi

Rupture rahim (Achdiat, 2004)

Degenerasi rahim: diagnose diputuskan jika terjadi

pembesaran dan masih ada pertumbuhan mioma setelah

masa menopause.

Torsi: torsi akan mengakibatkan gangguan sirkulasi dan

nekrosis

A. Dampak mioma terhadap kehamilan

Mengurangi kemungkinan kehamilan karena endometrium

kurang baik

Page 6: Resume Kasus 2 Mioma

Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi dari

rongga uterus, khususnya pada myoma sub mukosum.\

Dalam kehamilan myoma kadang-kadang sangat membesar

sehingga menekan pada organ-organ sekitarnya.

Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada myoma

yang sub mukosum dan intramural.

Persalinan dapat terhalang apabila myoma yang terletak

pada bagian bawah korpus uteri atau pada serviks

merintangi turunnya kepala janin dalam rongga pelvis.

B. Dampak Kehamilan terhadap Mioma

Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan,

dapat berubah bentuk dan mudah terjadi

gangguan sirkulasi didalamnya, sehingga terjadi

perdarahan dan nekrosis ditengah tumor. Tumor

tampak merah (degenarasi merah) atau tampak

seperti daging (degenerasi karnossa).

Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri diperut

yang disertai dengan gejala rangsangan peritonium

dan gejala peradangan, walaupun dalam hal ini

peradangan bersifat suci hama (steril). Lebih lagi

komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena

sirkulasi dalam tumor mengurang akibat

perubahan sirkulasi yang dialami oleh wanita

setelah bayi lahir.

Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat

hipertropi dan edema, terutama dalam bulan-

bulan pertama, mungkin karena pengaruh

hormonal setelah kehamilan 4 bulan, tumor tidak

bertambah besar lagi.

Myoma Sub Serosum yang bertangkai dapat

mengalami putaran tangkai akibat desakan uterus

yang makin lama makin membesar.

8 Pentalaksanaan

Konservatif: tidak perlu ada penatalaksanaan, hanya perlu

mengawasi gejala yang timbul dan mencegah terjading torsi

Terapi Farmakologi:

Analog GnRh: berperan menekan kadar estrogen

yg kuat dalam tubuh sehingga, kadar estrogennya

sama seperti kadar estrogen orang yang

menopause. Analog GnRh efektif menurunkan

volume mioma, sehingga secara langsung

menurunkan gejala-gejala akibat adanya massa,

serta mempermudah dalam penatalaksanan

operatif. Mioma submukosa dan mioma

intramural sangat responsive terhadap analog ini,

sedangkan mioma subserosa tidak memberi

respon.

Progesteron: progesterone dapat bekerja sama

baik dengan estrogen, namun bersifat antagonis

terhadap estrogen, sehingga dapat menghambat

pertumbuhan mioma, walaupun tidak dapat

memusnahkan mioma

Danazol: temasuk progesterone sintetik yanag

didapat dari testosterone. Mampu mengurangi

volume mioma uteri

Gestrionn: mampu menghentikan perdarahan

karena mioma, serta mengakibatkan amenore

Tamoksifen: deikenal sebagai selective estrogen

modulator receptor. Dapat bersifat estrogenergik,

atau antiestrogenergik. Pemeberian berkelanjutan

dapat memicu progesterone, yang membantu

menghambat pertumbuhan tumor.

Gasorelin: bertahan lama dalam darah. Membantu

mengurangi volume mioma, dengan cara

menurunkan kadar estradiol

Antiprostaglandin: mengurangi kadar

prostaglandin, mengurangi perdarahan, dan

menoragia

Gossypol: menurunkan kadar estrogen

Amantadin: menstimulasi pelepasan dopamine

andogen dan mengaktivasi neuron dopaminergik

dan noraddrenegik, membantu mengurangi

perdarahan, penurunan aliran darah ke tumor,

sehingga menghambat pertumbuhan tumor

Emobolisasi arteri uterine: proses menghambat aliran darah

menuju tumor denag memasukkan agen emboli untuk

menghamabat aliran dara arteri menuju uterus

Laparotomi/miomektomi: bila fungsi reproduksi masih

sangat dibutuhkan

Laparotomi/histerektomi: bila fungsi reproduksi tidak lagi

dibutuhkan, pertumbuhan tumor sangat cepat dan

perdarahan sangat banyak (Achdiat, 2004)

Tindakan Operatif:

A. Radiotherapy, pasangan radium, hormonal anti estrogen

yang diberikan pada

Page 7: Resume Kasus 2 Mioma

Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat

dioperasi

Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan

Bukan jenis sub mukosa

Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada

rectum

Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat

menimbulkan menopause

B. Myiomektomi

Myomektomi atau operasi pengangkatan myoma tanpa

mengorbankan uterus dilakukan pada myoma intramural,

myoma sub mukosum dan myoma sub serosum bertangkai

atau jika fungsi uterus masih hendak dipertahankan, pada

myoma sub mukosum yang dilahirkan dalam vagina,

umumnya tumor dapat diangkat pervaginam tanpa

mengangkat uterus. Operasi myomektomi :

Dilakukan bila masih menginginkan keturunan

Syaratnya harus dilakukan kuretage dulu, untuk

menghilangkan kemungkinan keganansan

Kerugiannya : Melemahkan dinding uterus,

Rupture uteri pada waktu hamil, Menyebabkan

perlekatan

C. Histerektomi

Jika myoma uteri perlu dioperasi, maka tindakan yang

dilakukan adalah histerektomi, umumnya dilakukan

histerektomi abdominal, akan tetapi jika uterusnya tidak

terlalu besar dan apalagi jika terdapat pula prolapsus uteri,

histerektomi vaginal dapat dipertimbangkan. Pad

histerektomi, myoma pada serviks uteri perlu diperhatikan

jalannya ureter. Operasi histerktomi dilakukan apabila :

Myoma uteri besarnya diatas 14 minggu

kehamilan

Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan satu

atau dua ovarium, maksudnya untuk : Menjaga

jangan terjadi menopause sebelum waktunya,

Menjaga gangguan coronair/aterisklerosis umum.

Page 8: Resume Kasus 2 Mioma

B. PatofisiologiFactor

predesposisi

Teori cellnest dan genoblast

Teori stimulasi

Estrogen berperan

dalam hyperplasia otot polos

uteri

Penggunaan KB hormonal dalam jangka waktu sangat

lama Sel imatur pada otot polos

uterus

Pertumbuhan sel-sel tumor

Mioma

Penekanan pada uterus

Menekan saraf nyeri

Gangguan sirkulasi

darah uterus

Nyeri

Penekanan pada kandung

kemih

Urgensi dengan urin

sedikit

Insufisiensi urin

Risiko infeksi

kandung kemih

Gangguan pola

eliminasi

Gangguan kontraksi

uterus

Perubahan pola

menstruasi

menoragia

perdarahan

Defisit volume

anemia

Lelah, pusing, lemah

gg. ADL

Pada persalinan

Gangguan pelepasan

plasenta dan perdarahan

Pada kehamilan

Risiko keguguran

Risiko keganasan

Page 9: Resume Kasus 2 Mioma

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1 Pengkajian

1. Identitas PJ

Nama : -

Umur : 42 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : -

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : -

Pekerjaan : Wiraswasta

2. Identitas klien

Nama : Ny. Lilik

Umur : 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : -

Agama : Islam

Pendidikan terakhir: SMA

Pekerjaan : -

Diagnosa Medis : Mioma Uteri

3. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama gangguan haid sejak 5 tahun

lalu

Riwayat kesehatan sekarang : Dalam sebulan haid

sebanyak 1 kali. Setiap haid lamanya 7-20 hari.

Setiap hari ganti pembalut ± 4-5 kali, . rasapenuh

dsn berat sejak 2 tahun yang lalu pada perut

bagian bawah.

Riwayat kesehatan masa lalu : Sbelum MRS pasien

pernah memeriksakan kesehatannya di dokter.

Dari hasil pemeriksaan USG didapatkan utrus

membesar dengan ukuran 10 x 7 cm. kemudian

pasien direncanakan untuk operasi elektif

histerektomi

Riwayat kesehatan keluarga : -

Riwayat Obstetri :

a. Kehamilan :-

b. Abortus :-

c. Pemakaian obat kontrasepsi: Riwayat

penggunaan KB, menggunakan KB

hormonal lebih dari 5 tahun

Psikososial : -

Pola fungsi kesehatan

- Pola aktivitas dan lingkungan :

- Pola nutrisi dan cairan :

- Pola eliminasi : Gangguan BAK berupa

BAK sering, sedikit-sedikit, nyeri

saat/sebelum/sesudah BAK tidak ada.

Sulit BAB dan nyeri saat BAB tidak ada

- Pola tidur dan istirahat : sulit tidur

- Pola sensori dan kognitif : -

- Pola reproduksi seksual : -

- Pola penanganan stress : -

- Pola tata nilai dan keyakinan : -

4. Pemeriksaan Fisik

KU: Baik, CM

Tanda-tanda Vital

TD : 100/70 mmHg

HR : 92 x/menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 376.5oC

Antropometri

BB :

TB :

Fisik

- Inspeksi : mata anemis tidak

ikterik, thorak, dan ekstremitas dbn

- Palpasi : Abdmen fundus

uteri 3 jari diatas simpisis pubis, teraba

massa berukuran 11 x 8 cm, konsistensi

kenyal dan bersifat mabile, nyeri tekan

(-). Inspekulo Fluksus (+), PØ (+), livide

(-). VT fluksus (+),PØ 1 cm, nyeri (-)

- Perkusi : -

- Auskultasi : -

Pemdig

Page 10: Resume Kasus 2 Mioma

Lab : Hb 10.4g/ul USG : didapatkan utrus

membesar dengan ukuran 10 x 7 cm

2 Analisa Data

No. Data Etiologi Diagnosa

1 DO: mata anemis

Hb 10.4 g/ul

DS: Mengeluh gangguan haid sejak 5 tahun lalu, Dalam sebulan

haid sebanyak 1 kali. Setiap haid lamanya 7-20 hari

Patofisiologi Defisit volume cairan

2 DO: teraba massa berukuran 11 x 8 cm, konsistensi kenyal dan

bersifat mabile

DS: Gangguan BAK berupa BAK sering, sedikit-sedikit, Pasien juga

mengeluh rasapenuh dsn berat sejak 2 tahun yang lalu pada

perut bagian bawah.

Patofisiologi Gangguan eliminasi

3 Diagnosa Keperawatan

a. Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam, perdarahan uterus yang berlebihan atau abnormal

b. Gangguan eliminasi : BAK berhubungan dengan adanya penekanan pada mioma uteri terhadap kandung kemih

4 Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

a. Defisit volume cairan berhubungan dengan

perdarahan pervaginam, perdarahan uterus

yang berlebihan atau abnormal

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

volume cairan dalam

kondisi seimbang

Kriteria hasil : tidak

terjadi hipovelemi

(oliguri, kapilarirefil

menurun, turgor jelek),

tanda-tanda vital dalam

batas normal (TD 120/80

mmHg, nadi 69 – 100

x/menit, RR 16 – 24

x/menit, suhu 37° C

Evaluasi dan catat,

dan laporkan sifat

setiap adanya

kehilangan darah

Lakuakn tirah

baring, instruksikan

klien untuk tidak

melakukan valsava

maneuver koitus

Posisikan klien

telentang dengan

aman dan nyaman

Catat TTV (TD,

N,RR,S)

Pantau aktivitas

uterus dan nyeri

tekan abdomen

Perkiraan kehilangan

darah membantu

membedakan

diagnose

Perdarahan dapt

berhenti dengan

reduksi aktivitas

tekanan atau

abdomen dan

orgasme yang

merangsang

perdarahan

Menjamin

keadekuatan darah

yang tersedia untuk

otak

Menentukan berat

perdarahan

Menentukan sifat

Page 11: Resume Kasus 2 Mioma

perdarahan dan

kemungkinan adanya

perdarahan berulang

b. Gangguan eliminasi : BAK berhubungan

dengan adanya penekanan pada mioma uteri

terhadap kandung kemih

setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan eliminasi BAK

lancar.

KH

Urin keluar lancar, tidak

ada rasa sakit saat

bekemih, pola eliminasi

normal setiap 4 jam

Catat pola miksi dan

monitor

pengeluaran urine

Lakukan palpasi

pada kandung

kemih, observasi

adanya

ketidaknyamanan

dan rasa nyeri

Anjurkan klien

untuk merangsang

miksi dengan

pemberian air

hangat, mengatur

posisi, mengalirkan

air keran

Pantau masukan

cairan , waktu dan

volume output urin

Melihat perubahan

pola eliminasi klien

Mengetahui adanya

resistensi urin pada

kandung kemih

Mencegah

terjadinya retensi

urin

Mencegah

terjadinya defisit

cairan dan

mengetahui pola

eliminasi

Page 12: Resume Kasus 2 Mioma

BibliographyAchdiat, C. M. (2004). Prosedur Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. B. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. B. (2003). Penuntun Kepniteraan Klinik Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta : EGC.