Upload
ingwypratiwi
View
59
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
glikolisis dan glukoneogenesis proses terjadi , penyebab.
Citation preview
24 September 2007 TUGAS BIOKIMIA Catherine R. Tanardi10505070
PENGENDALIAN ENZIM PADA GLIKOLISIS – GLUKONEOGENESIS
Reaksi glikolisis dan glukoneogenesis merupakan rangkaian proses degradasi
dan sintesis glukosa. Setiap proses tersebut terdiri dari beberapa tahapan reaksi yang
melibatkan berbagai jenis enzim, aktivator, maupun inhibitor. Setiap enzim memiliki
cara pengendaliannya masing – masing. Pada resume ini akan dipaparkan enzim –
enzim yang menjadi kunci setiap tahapan reaksi glikolisis maupun glukoneogenesis.
Dalam proses glikolisis, enzim – enzim yang terlibat adalah sebagai berikut :
1. Heksokinase
Enzim Heksokinase memfasilitasi reaksi
Glukosa + ATP = glukosa-6-fosfat + ADP + H+
Heksokinase mengkatalisis transfer gugus fosfat dari ATP ke glukosa dalam
proses fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa-6-fosfat. Kerja heksokinase
harus diaktivasi dengan suatu ion logam divalen seperti Mg2+. Ion logam ini akan
membentuk kompleks dengan ATP dan mengaktifkan kerja heksokinase.
Kerja heksokinase diinhibisi oleh produk reaksi ini yaitu glukosa-6-fosfat.
Ketika konsentrasi glukosa-6-fosfat mencapai nilai yang tinggi, produk ini akan
bertindak sebagai efektor negatif bagi heksokinase (berikatan dengan heksokinase
pada ”sisi lain” dari enzim ini) sehingga keaktifan heksokinase berkurang bahkan
hilang.
Reaksi kimia yang melibatkan enzim heksokinase ini merupakan tahap
fosforilasi pertama. Selanjutnya, masih ada reaksi yang mengubah produk glukosa-6-
fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. Bila reaksi
pengubahan ini berlangsung cepat, aktivitas heksokinase tidak akan terinhibisi karena
keberadaan glukosa-6-fosfat sedikit. Jadi, aktivitas fosfofruktokinase turut
mengendalikan kerja enzim heksokinase.
2. Fosfofruktokinase (PFK)
Reaksi fosforelasi yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase adalah reaksi yang
memanfaatkan ATP sebagai sumber fosfat. Enzim PFK digunakan pada reaksi
fosforelasi II yang mengubah fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-bifosfat.
Kecepatan reaksi lebih besar saat jumlah ATP rendah. ATP dapat berperan
sebagai substrat maupun inhibitor berupa efektor negatif. Penambahan AMP akan
meningkatkan aktivitas enzim PFK. Sitrat menginhibisi PFK-1 dengan membentuk
24 September 2007 TUGAS BIOKIMIA Catherine R. Tanardi10505070
kompleks bersama Mg2+ menjadi Mg-sitrat. Terbentuknya sitrat dalam jumlah besar
menunjukkan siklus TCA telah banyak menghasilkan energi.
3. Piruvat Kinase
Piruvat kinase mengkatalisis transfer gugus fosfat dari phosphoenolpyruvate
(PEP) ke ADP menghasilkan molekul piruvat dan satu molekul ATP.
Aktivitas enzim piruvate kinase dikendalikan oleh empat komponen, yaitu
substratnya (PEP dan Fruktosa 1,6-bisfosfat) yang merupakan intermediet dalam
glikolisis. Kedua senyawa ini memacu kecepatan proses glikolisis saat jumlah substrat
Komponen kedua adalah sitrat dan ATP yang menginhibisi secara alosterik.
Komponen ketiga adalah kombinasi insulin / glukagon yang mengaktivasi /
menginhibisi piruvat kinase dengan cara mendefosforilasi / menfosforilasi enzim ini.
Komponen keempat adalah alanin sebagai inhibitor.
Dalam proses glukoneogenesis, enzim – enzim yang terlibat adalah sebagai
berikut :
4. Piruvat Karboksilase
Enzim ini mengkatalisis reaksi perubahan piruvat menjadi oksaloasetat yang
merupakan reaksi ireversibel. Enzim ini memerlukan magnesium atau mangan dan
asetil-CoA untuk proses aktivasinyapada hati. Eenzim ini juga sangat bergantung
pada ketersediaan ATP. Jumlah ADP yang sangat tinggi akan menghambat aktivitas
enzim sedangkan akumulasi dari asetil-CoA (efektor positif) mendorong reaksi
berlangsung.
5. Fosfoenolpiruvat Karboksikinase (PEPCK)
PEPCK merupakan salah satu enzim kunci reaksi pembentukan
fosfoenolpiruvat dari oksaloasetat di sitosol. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim ini
adalah sebagai berikut :
Sintesis enzim ini dikendalikan oleh dua macam hormon, yaitu glukagon dan insulin.
Hormon glukagon dihasilkan oleh kelenjar endokrin sel A pulau langerhans di
pancreas. Glukagon merupakan
aktivator transkripsi gen pengkode enzim PEPCK. Hormon berikutnya adalah insulin
yang
24 September 2007 TUGAS BIOKIMIA Catherine R. Tanardi10505070
dihasilkan oleh sel B pulau langerhans di pankreas. Insulin bertindak sebagai
inhibitor transkripsi tersebut.
Regulasi enzim PEPCK merupakan merupakan regulasi hormon glukagon dan
insulin, karena seperti telah dituliskan sebelumnya, keberadaan kedua hormon inilah
yang menentukan jumlah dan aktivitas PEPCK dalam tubuh. Glukagon dan insulin
secara umum berfungsi sebagai pengatur kadar glukosa dalam darah.
Saat kadar glukosa dalam darah menurun hingga di bawah batas normal, pankreas
menghasilkan glukagon yang memicu terbentuknya PEPCK. Dengan adanya enzim
PEPCK, akan terjadi reaksi pembentukan fosfoenolpiruvat dan selanjutnya proses
glukoneogenesis akan berjalan. Saat kadar glukosa dalam darah telah melebihi batas
normal, pankreas menghasilkan insulin yang akan menginhibisi proses pembentukan
PEPCK sehingga
proses glukoneogenesis tidak akan berjalan lebih jauh.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kombinasi jumlah hormon
glukagon dan insulin akan menentukan jumlah enzim PEPCK yang disintesis.
Selanjutnya,
jumlah enzim PEPCK yang disintesis akan menentukan jumlah glukosa yang
dihasilkan dalam tubuh.
6. Fruktosa -1,6-bisfosfatase
Pada tahap ini perubahan fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-fosfat
melalui enzim kunci fruktosa-1,6-bisfosfatase diinhibisi oleh fruktosa-2,6-bisfosfat,
AMP, dan sintesis kontrol hormonal. Senyawa Fruktosa-2,6-bisfosfat merupakan
inhibitor kompetitif. Pengaruh inhibisi fruktosa-2,6-bisfosfat akan maksimum pada
saat konsentrasi substrat kecil. Hal ini membuktikan bahwa fruktosa-2,6-bisfosfat
merupakan inhibitor kompetitif. Proses inhibisi dapat terjadi karena enzim fruktosa-
1,6-bisfosfatase bersifat alosterik, artinya enzim tersebut mempunyai sisi pengikatan
untuk substrat (binding site) dan sisi pengikatan untuk afektor (afector site).
AMP akan menginhibisi kerja fruktosa-1,6-bisfosfatase secara unkompetitif
terhadap frukosa-1,6-bisfosfat pada keadaan tidak tersedia fruktosa-2,6-bisfosfat.
Inhibisi ini akan bersifat nonkompetitif ketika terdapat frukosa-2,6-bisfosfat. AMP
tidak dapat berikatan dengan enzim kecuali terdapat salah satu jenis senyawa fruktosa
bisfosfat.
24 September 2007 TUGAS BIOKIMIA Catherine R. Tanardi10505070
Selain itu, terdapat aktivator dan inhibitor kerja enzim, yaitu hormon dengan
metode transduksi sinyal. Transduksi sinyal menggunakan sistem messenger
(pembawa). Messenger pertama yaitu hormon, terikat pada permukaan sel reseptor.
Pengikatan tersebut menstimulasi produksi messenger kedua di dalam sel, misalnya
cAMP. Mekanisme cAMP-dependent signal transduction melibatkan tiga protein,
yaitu:
1. hormon reseptor
2. adenylate cyclase
3. protein G, yang terdiri dari dua jenis :
- Gs yang menstimulasi adenylate cyclase
- Gi yang menginhibisi adenylate cyclase
7. Glukosa-6-fosfatase (G6Pase)
G6Pase merupakan enzim yang mayoritas ditemukan dalam hati dan ginjal.
Enzim ini terikat pada membran yang terhubung dengan retikulum endoplasma.
Enzim ini mengkatalisis proses pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi glukosa dengan
dengan membentuk fosfoenzim intermediate. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut :
Glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + Pi
Reaksi katalisis ini didukung oleh adanya efek deterjen. Efek deterjen akan
menstimulasi proses hidrolisis dari G6P sehingga reaksi berlangsung lebih cepat lagi.
Inhibitor enzim G6Pase adalah glukosa yang berlaku sebagai inhibitor non-
kompetitif. Senyawa ini tidak terganggu dengan kehadiran deterjen. Proses inhibisi
menjadi kompetitif dengan kehadiran deterjen yang digunakan sebagai indikasi
keberadaan Pi transporter
.