Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RESPONS TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) TERHADAP
APLIKASI PUPUK DAUN PADA BERBAGAI JARAK TANAM
(Skripsi)
Oleh:
RIA LESTARI
12110062
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
2016
RESPONS TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) TERHADAP
APLIKASI PUPUK DAUN PADA BERBAGAI JARAK TANAM
Oleh :
RIA LESTARI
12110062
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
2016
RESPON TANAMAN BAWANG DAUN(Allium fistulosum L.) TERHADAP
APLIKASI PUPUK DAUN PADA BERBAGAI JARAK TANAM
Oleh
RIA LESTARI
ABSTRAK
Bawang daun (Allium fistulosum L.) adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang
berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersil. Pemasaran produksi
bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri melainkan juga pasar
luar negeri. Akan tetapi produksi bawang daun pada tahun 2009-2014 cenderung
menurun. Alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan
bawang daun tersebut adalah dengan pemupukan melalui daun dan penggunaan
jarak tanam yang tepat.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh konsentrasi pupuk daun
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun, (2) pengaruh perbedaan
jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tanaman bawang daun, (3)
interaksi antara konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman bawang daun.
Penelitian dilaksanakan di Desa Srisawahan, Kecamatan Punggur, Kabupaten
Lampung Tengah dengan ketinggian tempat 42 m dpl dan jenis tanah Latosol
pada bulan Mei 2016 sampai Juli 2016. Penelitian dengan metode percobaan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor
perlakuan yang disusun secara faktorial 3 x 3, dan diulang 3 kali. Faktor pertama
adalah konsentrasi pupuk daun (P) terdiri dari 3 taraf yaitu: 0 gr/liter (p0), 1,5
gr/liter (p1), 3 gr/liter (p2). Faktor kedua adalah jarak tanam (J) terdiri atas 3 taraf
yaitu: 10 cm x 20 cm (j1), 15 cm x 20 cm (j2), 20 cm x 20 cm (j3). Sebelum
dianalisis ragam, data diuji homogenitasnya dengan uji Barlett dan ketakaditifan
data diuji dengan uji Tuckey semua pengujian dilakukan pada taraf 5 %.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) konsentrasi pupuk daun 3 gr/liter
menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun tertinggi, yang
didukung oleh peubah: jumlah daun per rumpun, bobot basah per tanaman, bobot
basah per rumpun dan hasil panen per hektar, (2) perlakuan jarak tanam 20 x 20
cm menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun tertinggi, yang
didukung oleh peubah: jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun,
bobot basah per rumpun dan hasil panen per hektar, (3) tidak terjadi interaksi
antara konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil tanaman.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : RESPONS TANAMAN BAWANG DAUN
(Allium fistulosum L.) TERHADAP APLIKASI
PUPUK DAUN PADA BERBAGAI JARAK
TANAM
Nama Mahasiswa : Ria Lestari
Nomor Pokok Mahasiswa : 12110062
Jurusan / Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui:
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Ir. Rakhmiati, MTA
NIP. 19630408 198903 2 001
Pembimbing II
Dr. Ir. Etik Puji Handayani, Msi
NIP. 19680317 199403 2 003
2. Ketua Jurusan
Ir. Syafiuddin, MP
NIP. 19630309 198903 1 003
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Rakhmiati, MTA ………………………
Penguji Utama : Ir. Sutomo, MP ………………………
Anggota : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M. Si ………………………
2. Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana
Ir. Rakhmiati, MTA
NIP. 196304081989032001
Tanggal lulus ujian: 4 Januari 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Srisawahan pada tanggal 3 September 1994. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Edi Susanto dan Ibu Puji Lestari.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di SD Negeri 1
Srisawahan, Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, selanjutnya
meneruskan pendidikan di SMP Negeri 1 Kotagajah yang lulus pada tahun 2009.
Pendidikan SLTA penulis ditempuh di SMK Negeri 2 Metro Jurusan Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) dan selesai pada tahun 2012.
Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Sekolah Tinggi
Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro Jurusan Budidaya Pertanian, Program
Study Agroteknologi.
Motto:
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap”
(Al-Qur’an Surah Al-Insyirah ayat 5-8)
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya... .”
(Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 216)
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan hasil karyaku ini untuk
Ibu dan bapak ku tercinta dan
Adik ku tersayang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Respons Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Terhadap
Aplikasi Pupuk Daun pada Berbagai Jarak Tanam”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Rakhmiati, MTA selaku Ketua Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER)
Dharma Wacana Metro sekaligus dosen pembimbing I atas bimbingan,
bantuan, saran, motivasi serta kesabaran yang diberikan selama proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M. Si sebagai dosen pembimbing II atas
bimbingan, arahan, waktu, perhatian dan saran dalam penyelesaian
penelitian dan penyempurnaan skripsi ini.
3. Ir. Sutomo, MP. sebagai dosen penguji, atas saran-sarannya yang
bermanfaat dalam penyusunan dan perbaikan skripsi ini.
4. Ir. Syafiuddin, MP sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.
5. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma
Wacana Metro yang selalu memberi dukungan dan ilmu yang telah
diberikan.
6. Teman-teman di jurusan Agroteknologi dan Agribisnis angkatan 2012 atas
kebersamaannya selama perkuliahan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan hasil bawang daun khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Metro, Februari 2017
Penulis
Ria Lestari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
MOTTO .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis ..................................................... 4
1.4 Hipotesis ................................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
2.1 Botani Tanaman Bawang Daun ............................................. 8
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Daun ............................... 11
Halaman
2.3 Pupuk Daun ............................................................................ 13
2.4 Jarak Tanam ........................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN ................................................................ 18
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 18
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 18
3.3 Metode Penelitian ................................................................... 18
3.4 Pelaksanan Penelitian ............................................................. 19
3.4.1 Pembibitan .................................................................... 19
3.4.2 Penyiapan lahan ............................................................. 19
3.4.3 Penanaman .................................................................... 20
3.4.4 Pemeliharaan ................................................................. 20
3.4.5 Panen ............................................................................. 21
3.5 Pengamatan ............................................................................ 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 24
4.1 Hasil Percobaan ......................................................................... 24
4.1.1 Tinggi Tanaman ............................................................ 24
4.1.2 Jumlah Daun Per Rumpun ............................................ 26
4.1.3 Jumlah Anakan Per Rumpun ......................................... 28
4.1.4 Panjang Akar ................................................................. 30
4.1.5 Bobot Basah Per Tanaman ............................................ 32
4.1.6 Bobot Basah Per Rumpun ............................................. 33
4.1.7 Berat Kering Brangkasan .............................................. 34
4.1.8 Hasil Tanaman Per Hektar ............................................ 35
4.2 Pembahasan ............................................................................ 36
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 41
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 41
5.2 Saran ....................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 43
LAMPIRAN ............................................................................................ 46
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun pada
berbagai jarak tanam ........................................................................... 24
2. Jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam .............................................. 26
3. Jumlah anakan tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun
pada berbagai jarak tanam .................................................................. 28
4. Panjang akar tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun
pada berbagai jarak tanam .................................................................. 30
5. Bobot basah per tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun
pada berbagai jarak tanam .................................................................. 31
6. Bobot basah per rumpun tanaman bawang daun terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam .............................................. 32
7. Bobot kering brangkasan tanaman bawang daun terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam .............................................. 33
8. Hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam .............................................. 34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tata letak percobaan ......................................................................... 47
2. Tata letak tanaman dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm ................... 48
3. Tata letak tanaman dengan jarak tanam 15 cm x 20 cm ................... 49
4. Tata letak tanaman dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm ................... 50
5. Deskripsi Tanaman Bawang Daun Varietas Fragrant ........................ 51
6. Data tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun
pada berbagai jarak tanam ................................................................. 52
7. Analisis ragam tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam .............................................. 52
8. Data jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................................ 53
9. Analisis ragam jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................. 53
10. Data jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi
) ............................................................................................ 54
11. Hasil analisis ragam jumlah daun per rumpun tanaman bawang
daun terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam
(Transformasi ). .................................................................... 54
12. Data jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun terhadap
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................. 55
13. Analisis ragam jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................. 55
14. Data panjang akar tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam ........................................................ 56
15. Analisis ragam panjang akar tanaman bawang daun terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam ............................................. 56
16. Data panjang akar tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi ) ................ 57
17. Hasil analisis ragam panjang akar tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi
) ............................................................................................ 57
18. Analisis ragam bobot basah per tanaman terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam ........................................................ 58
19. Data bobot basah per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................................ 58
20. Analisis ragam bobot basah per rumpun tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................. 59
21. Data bobot basah per tanaman terhadap aplikasi pupuk daun pada
berbagai jarak tanam (Transformasi ) ................................. 59
22. Hasil analisis ragam bobot basah per tanaman terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi ) ..... 60
23. Data bobot kering brangkasan tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ............................... 60
24. Analisis ragam bobot kering brangkasan tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................. 61
25. Data hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ............................... 61
26. Analisis ragam hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ................. 62
27. Data hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi
) ............................................................................................ 62
28. Hasil analisis ragam hasil tanaman per hektar tanaman bawang
daun terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam
(Transformasi ) .................................................................... 63
29. Jadwal Kegiatan ................................................................................ 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Dinamika tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
pupuk daun pada berbagai jarak tanam ............................................. 25
2. Dinamika jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam ............................... 27
3. Dinamika jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun terhadap
pupuk daun pada berbagai jarak tanam ............................................. 29
4. Olah Tanah ........................................................................................ 65
5. Pembuatan petak percobaaan ............................................................ 65
6. Petak percobaan ukuran 2 x 1,8 m siap tanam .................................. 66
7. Pemberian pupuk kandang setelah olah tanah .................................. 66
8. Penanaman ........................................................................................ 67
9. Tanaman dengan jarak tanam 20 x 20 cm umur 35 HST .................. 67
10. Tanaman dengan jarak tanam 15 x 20 cm umur 35 HST .................. 68
11. Tanaman dengan jarak tanam 10 x 20 cm umur 35 HST .................. 68
12. Pengukuran tinggi tanaman umur 14 HST ........................................ 69
13. Penimbangan pupuk daun ................................................................. 69
14. Penyemprotan pupuk daun umur 41 HST ......................................... 70
15. Tanaman bawang daun siap panen .................................................... 70
16. Pemanenan ........................................................................................ 71
17. Hasil Panen ....................................................................................... 71
18. Pengukuran panjang akar .................................................................. 72
19. Penimbangan bobot basah per rumpun ............................................. 72
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini konsumsi hasil tanaman hortikultura, baik sayuran maupun buah-
buahan semakin meningkat sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, juga
karena kesadaran masyarakat terhadap nilai gizi meningkat (Sumarto dan
Dasimin, 2000). Bawang daun (Allium fistulosum L.) adalah salah satu jenis
tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersil.
Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri
melainkan juga pasar luar negeri. Jenis bawang daun yang diekspor ke Singapura
dan Belanda adalah bawang prei. Permintaan bawang daun akan semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk.
Peningkatan permintaan terutama berasal dari perusahaan mie instant yang
menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa (Sutrisna et al.,
2003 dalam Jumadi, 2014).
Pertumbuhan produksi bawang daun di Provinsi Lampung selama periode tahun
2009-2014 secara berturut-turut adalah 5852 ton, 6489 ton, 6261 ton, 5457 ton,
4747 ton dan 4738 ton (BPS, 2015). Menurunnya produksi bawang daun di
Lampung tersebut disebabkan belum digunakannya varietas unggul dan teknik
budidaya yang kurang baik. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk
memenuhi ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh tanaman bawang
daun adalah penggunaan pupuk dengan dosis dan cara yang tepat. Menurut
Lingga dan Marsono (2006), bahwa pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah
karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis
terabsorpsi tanaman. Memupuk berarti menambahkan suatu bahan yang
mengandung unsur hara tertentu ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk
daun) untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Pemupukan melalui daun merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memenuhi ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh bawang daun.
Tanaman bawang daun memerlukan pupuk yang banyak mengandung unsur N
untuk memaksimalkan pertumbuhan daun. Sutejo (2002) dalam Surtinah (2006),
menjelaskan bahwa pupuk daun mampu meningkatkan kegiatan fotosintesis dan
daya angkut unsur hara dari dalam tanah ke dalam jaringan, mengurangi
kehilangan Nitrogen dari jaringan daun, meningkatkan pembentukan karbohidrat,
lemak dan protein, serta meningkatkan potensi hasil tanaman.
Kerapatan tanaman atau jarak tanam juga berpengaruh terhadap hasil tanaman
bawang daun. Kerapatan tanaman mempunyai hubungan yang tidak dapat
dipisahkan dengan hasil yang akan diperoleh. Kerapatan tanaman penting
diketahui untuk menentukan sasaran agronomi, yaitu produksi maksimum.
Semakin meningkatnya populasi akan terjadi persaingan dalam hal pengambilan
air, unsur hara dan cahaya matahari antar tanaman yang sangat ketat yang pada
akhirnya terjadi penurunan produksi. Selain unsur tanaman sendiri yang
berpengaruh terhadap kerapatan tanaman, faktor tingkat kesuburan tanah,
kelembaban tanah juga akan menimbulkan persaingan apabila kerapatan tanaman
makin besar (Jumin, 1994 dalam Zulaiha, 2006).
Tujuan pengaturan jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan
tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami persaingan dalam hal
pengambilan air, unsur hara dan cahaya matahari, serta memudahkan
pemeliharaan tanaman. Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat
merangsang pertumbuhan gulma, sehingga menurunkan hasil (Sumarni dan
Hidayat, 2005 dalam Simangunsong, 2015).
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka perlu dilakukan kajian
lebih mendalam untuk peningkatan produksi bawang daun melalui pengelolaan
budidaya terkait dengan pemupukan dan penggunaan jarak tanam yang tepat.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh konsentrasi pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
bawang daun.
2. Pengaruh perbedaan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
bawang daun.
3. Interaksi antara konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman bawang daun.
1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis
Pupuk dan pemupukan adalah komponen yang sangat penting dalam budidaya
tanaman. Pemupukan sendiri mencakup beberapa hal penting : pengaturan jenis
pupuk itu sendiri, berapa jumlah atau dosis pupuk yang harus diberikan, kapan
pupuk harus diberikan, bagaimana cara pemberian pupuk tersebut dan ketepatan
tempat pemberian pupuk bagi tanaman. Kesalahan dalam cara pemberian pupuk
akan mengurangi efisiensi dan efektifitas pupuk, sehingga akan timbul kerugian
dari sisi waktu dan biaya, serta manfaat pupuk yang kurang maksimal bagi
tanaman (Jasmine, 2012).
Pupuk daun merupakan salah satu jenis pupuk anorganik majemuk, karena
pembuatan pupuk daun bertujuan agar unsur-unsur yang terkandung di dalamnya
dapat diserap oleh daun atau untuk pembentukan zat hijau daun. Menurut Shoulen
(2008), pemupukan melalui daun dianggap lebih efektif dibandingkan dengan
pupuk akar karena tanaman dapat menyerap unsur hara secara langsung melalui
stomata dan kutikula. Serapan unsur hara melalui daun penting terutama untuk
unsur-unsur mikro, karena dua alasan. Pertama, unsur mikro diperlukan tanaman
dalam jumlah sangat kecil, jika diberikan lewat tanah sebagian besar akan terjerap
kuat oleh partikel tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Kedua, pada saat
tanaman sudah tumbuh dan mengalami kekurangan hara kemungkinan masih
dapat disembuhkan dengan pemberian hara secara langsung (Munawar, 2011).
Konsentrasi pupuk daun dapat mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara dari
daun. Apabila konsentrasi tinggi maka larutan menjadi pekat. Menurut Jasmine
(2012), larutan pupuk yang terlalu pekat akan menyebabkan plasmolisis, yaitu
peristiwa dimana cairan dalam sel-sel daun dengan konsentrasi lebih rendah akan
tersedot keluar sel untuk menyatu dengan larutan pupuk sehingga sel-sel yang
kehilangan cairan menjadi mati dengan gejala seperti terbakar. Larutan pupuk
yang pekat juga menyebabkan aliran penyerapan unsur hara dari daun ke bagian
tubuh tanaman lainnya berjalan lambat, sehingga pengaruh ke tanaman juga
lambat. Apabila konsentrasi rendah maka larutan menjadi tidak pekat (encer)
sehingga aliran penyerapan unsur hara dapat berjalan cepat tetapi kandungan
unsur haranya belum dapat mencukupi kebutuhan tanaman akan hara, maka
pengaruhnya kurang terhadap pertumbuhan dan hasil produksi. Oleh karena itu
konsentrasi yang diberikan harus tepat agar larutan tidak pekat dan penyerapan
unsur hara berjalan cepat serta pengaruh ke tanaman lebih berpengaruh lebih baik
terhadap pertumbuhan dan hasil produksi (Lingga, 2003). Kebutuhan konsentrasi
pupuk daun untuk tanaman bawang daun adalah 2 gr/liter air dan dosis 250 kg/ha
dengan waktu penyemprotan 10 hari sekali (Rahman, 2009).
Hasil penelitian Shobirin (2015), menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun
pada berbagai dosis berpengaruh terhadap bobot basah tanaman, bobot kering
tanaman dan hasil per plot tanaman kangkung. Bobot kering tanaman yang diberi
pupuk daun Gandasil D 2,5 gr/liter air meningkatkan bobot kering tanaman
sebesar 5,5% dan 21,1% dibandingkan pemberian pupuk daun 2,0 gr/liter air dan
1,5 gr/liter air. Sedangkan hasil penelitian Prasetyo (2014), menunjukkan bahwa
konsentrasi pupuk daun Gandasil D 2 gr/liter berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, diameter kepala bunga, berat kepala bunga, serta
bobot brangkasan segar dan kering dan berpengaruh nyata terhadap panjang akar
primer pada tanaman kubis bunga dibandingkan tanpa memberi aplikasi pupuk
daun.
Selain pemupukan, hasil bawang daun juga ditentukan oleh jarak tanamnya. Jarak
tanam pada budidaya tanaman bawang daun mempengaruhi lingkungan tumbuh
dan hasil tanaman. Menurut Moenandir (1998) dalam Zulaiha (2006), jarak tanam
yang rapat akan menghasilkan populasi yang lebih besar, yang akan menimbulkan
persaingan baik antar tanaman maupun dengan tanaman lainnya. Sehingga
mempengaruhi penyerapan unsur hara, cahaya matahari, dan CO2 serta unsur-
unsur lainnya. Sedangkan bila jarak tanam terlalu lebar akan mengakibatkan
produksi suatu tanaman berkurang, karena jumlah tanaman per petak juga
berkurang, dan akan memberikan ruang untuk tumbuhnya gulma.
Menurut Riyadi (1980), semakin rapat jarak tanam, maka persaingan tanaman
akan unsur hara dan cahaya matahari semakin besar, sehingga dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat. Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan produksi. Menurut Rukmana (2011), jarak tanam yang baik untuk
budidaya tanaman bawang daun adalah 20 x 20 cm.
Hasil penelitian Perdana (2013), menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 15 x
15 cm (j1) meningkatkan berat segar total tanaman kangkung darat sebesar 5.458
gr/plot dibandingkan jarak tanam 20 x 20 cm. Jarak tanam 15 x 15 cm
menghasilkan berat kering total tanaman lebih besar yaitu 715,87 gr daripada
jarak tanam 20 x 20 cm yaitu sebesar 150,0 gr. Sedangkan hasil penelitian Zulaiha
(2006) menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 20 x 20 cm berpengaruh nyata
terhadap bobot kering per tanaman kangkung darat sebesar 2,74% daripada jarak
tanam 15 x 20 cm dan 7,15% daripada jarak tanam 10 x 20 cm.
1.4. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Pemberian pupuk daun dengan konsentrasi yang berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang
daun.
2. Penggunaan jarak tanam yang berbeda memberikan pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun yang berbeda.
3. Terdapat interaksi antara konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Bawang Daun
Bawang daun (Allium fistulosum L.) berasal dari kawasan dari Asia Tenggara
yang kemudian meluas dan ditanam di berbagai wilayah yang beriklim tropis dan
sub-tropis. Sayuran penting ini memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai
bahan bumbu dapur, untuk memudahkan pencernaan, dan menghilangkan lendir-
lendir dalam kerongkongan. Sayuran ini biasa dimakan mentah dan dimasak
dalam berbagai salad dan masakan lain (Rukmana, 2011).
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, bawang daun diklasifikasikan sebagai
berikut (Rukmana, 2011) :
Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas : Monocotyledoneae (biji tidak berbelah)
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium fistulosum L.
Menurut Cahyono (2009) dalam Jumadi (2014), bawang daun termasuk jenis
tanaman sayuran daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk
rumput atau rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih. Bawang
daun selalu menghasilkan anakan-anakan baru sehingga membentuk rumpun.
Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua
arah di sekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar tunggang.
Perakaran bawang daun cukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan
mudah menyerap air. Akar tanaman berfungsi sebagai penopang tegaknya
tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat hara dan air (Cahyono, 2009 dalam
Jumadi, 2014).
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang semu.
Batang sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak pada
bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan
tanah merupakan batang semu, terbentuk dari pelepah-pelepah daun yang saling
membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda sehingga kelihatan seperti
batang. Batang semu berwarna putih atau hijau keputih-putihan dan berdiameter
antara 1-5 cm, tergantung pada varietasnya. Batang sejati dan batang semu
bawang daun bersifat lunak. Fungsi batang bawang daun, selain sebagai tempat
tumbuh juga sebagai jalan mengangkut zat hara (makanan) dari akar ke daun dan
menyalurkan zat-zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman (Rukmana, 2005
dalam Jumadi, 2014).
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai
pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Bawang daun memiliki daun berbentuk
pipih memanjang, tidak membentuk rongga (seperti pita) dan bagian ujungnya
meruncing. Ukuran panjang daun sangat bervariasi antara 18-40 cm, tergantung
pada varietasnya. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaannya
halus (Cahyono, 2009 dalam Jumadi, 2014).
Bunga bawang daun secara keseluruhan berbentuk payung majemuk atau payung
berganda dan berwarna putih. Tangkai tandan bunga keluar dari dasar cakram,
merupakan tunas inti yang pertama kali muncul seperti halnya daun biasa, namun
lebih ramping, bulat bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti
tombak, dan terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Bila seludang telah
membuka, akan tampak kuncup-kuncup bunga beserta tangkainya. Dalam setiap
tandan bunga terdapat 68-83 kuntum bunga. (Rukmana, 2005 dalam Jumadi,
2014).
Panjang tangkai tandan bunga dapat mencapai 50 cm atau lebih, sedangkan
panjang tangkai bunga berkisar antara 0,8-1,8 cm. Kuntum-kuntum bunga terletak
pada bidang lengkung yang karena tangkai-tangkai bunga hampir sama
panjangnya. Bunga bawang daun mekar dari luar kearah pusat. Bunga bawang
daun terdiri atas 6 buah mahkota bunga, 6 buah benang sari, 1 buah plasenta,
tangkai bunga, kelopak bunga, dan bakal buah. Bakal buah terdiri atas 3 daun
buah (carpel) yang membentuk 3 buah ruang (ovarium) dan tiap ruang
mengandung 2 bakal biji (Cahyono, 2005 dalam Jumadi, 2014).
Mahkota bunga bawang daun berwarna putih. Benang sari memiliki tangkai yang
panjangnya 0,5 cm. Penyerbukan antar bunga dalam satu tandan atau antar bunga
dari tandan yang berbeda (penyerbukan silang) dan berlangsung dengan bantuan
lebah atau lalat hijau ataupun manusia. Bunga bawang daun juga dapat
menyerbuk sendiri. Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan
buah dan biji-biji yang berukuran sangat kecil (Rukmana, 2011).
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil
berwarna hijau muda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang berukuran
sangat kecil. Dalam satu tandan terdapat sekitar 61-74 buah (Cahyono, 2005
dalam Jumadi, 2014)
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna
hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu. Biji
bawang daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman
secara generatif. Bawang daun tidak memiliki masa dormansi terhadap panjang
hari seperti bawang bombay, sehingga pertumbuhan vegetatif bawang daun
berlangsung secara terus menerus dan tidak membentuk umbi nyata (Rukmana,
2005 dalam Jumadi, 2014).
Bawang daun yang telah umum dibudidayakan terdiri atas dua jenis, yaitu:
Bawang bakung atau bawang semprong atau ciboule (sibol) atau Allium
fistulosum L. dengan ciri-ciri daunnya berbentuk bulat panjang dan berongga
menyerupai pipa, daun berwarna hijau tua dan berukuran lebar 1-2 cm, tanaman
dapat membentuk umbi ukuran kecil, dan dapat tumbuh baik di dataran rendah
sampai tinggi, dan Bawang Prei atau “leek” atau Allium porum L. dengan ciri-ciri
bentuk daun panjang-pipih, berpelepah panjang dan liat serta tidak berumbi.
(Rukmana, 2011).
Sedangkan menurut Cahyono (2009) dalam Jumadi (2014), ada 3 jenis bawang
daun yaitu: bawang bakung, bawang kucai, dan bawang sop atau prei. Bawang
bakung dengan ciri-ciri daunnya berbentuk bulat panjang dan berongga
menyerupai pipa, daun berwarna hijau tua dan berukuran lebar 1-2 cm, tanaman
dapat membentuk umbi, membentuk sedikit anakan, dan dapat tumbuh baik di
dataran rendah sampai tinggi. Bawang kucai dengan ciri-ciri daun berbentuk
seperti jarum dan memipih, tidak berongga menyerupai rumput, berukuran kecil
seperti rumput teki dengan tinggi tanaman 28 cm, dan diameter batang sebesar 4
mm, ukuran panjang 16-23 dan lebar 3- mm, tanaman membentuk umbi dan siung
berangkai-rangkai. Bawang sop atau prei dengan ciri-ciri batang semu berukuran
besar berwarna putih, daun berbentuk panjang tidak berongga seperti pita,
berpelepah panjang, liat, warna daun hijau, daun lebih besar dari pada bawang
merah, aroma cukup harum dan sedap, pertumbuhan tanaman lambat sehingga
umur panen mencapai enam bulan, dan tanaman tidak membentuk umbi. Dalam
penelitian ini jenis bawang daun gunakan adalah jenis Bawang bakung atau
bawang semprong atau ciboule (sibol) atau Allium fistulosum L.
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Daun
Bawang daun dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan
ketinggian 250-1500 m dpl, dan daerah yang memiliki curah hujan 150-200
mm/tahun dan suhu harian 18-25°C cocok untuk pertumbuhan tanaman bawang
daun. Rukmana (2011), mengatakan bahwa daerah yang ideal untuk
pengembangan budidaya tanaman bawang daun adalah dataran tinggi antara 900-
1700 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 19°-24°C dan
kelembaban udaranya berkisar antara 80%-90%. Jenis tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman bawang daun adalah Andosol, Latosol, dan Regosol.
2.3. Pupuk Daun
Pupuk adalah bahan untuk diberikan kepada tanaman baik langsung maupun tidak
langsung, untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau
memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman (Leiwakabessy
dan Sutandi, 2004 dalam Paishal, 2005). Pada saat penyiapan lahan untuk
bertanam bawang daun diberikan pupuk kandang sebanyak 10 ton/hektar di
permukaan bedengan, kemudian dicampurkan hingga merata dengan tanah
(Rukmana, 2011).
Upaya memperoleh hasil yang lebih baik dalam pemupukan didukung oleh
ketelitian dalam pengaplikasiannya. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam pengaplikasian tersebut yaitu tepat dosis, cara dan waktu serta jenis pupuk
yang digunakan. Tepat dosis maksudnya adalah konsentrasi hara yang diberikan
pada tanaman harus tepat dan biasanya akan direkomendasikan. Tepat cara
maksudnya yaitu dalam memberikan pupuk perlu mengggunakan alat, untuk
pupuk daun harus melalui penyemprotan, pengaplikasian penyemprotan
menghadap ke bagian bawah atau ke permukaan bagian atas daun karena stomata
terletak pada bagian permukaan daun tersebut. Kemudian waktu yang tepat yaitu
pagi dan sore hari, sedangkan jenis dan jumlah pupuk yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan tanaman akan makanan (Lingga, 2003).
Ada tiga cara pemupukan yaitu: (1) pemupukan melalui akar, (2) pemupukan
melalui daun dan (3) pemupukan melalui air siraman (Jasmine, 2012). Menurut
Harjadi (1996), pengambilan hara oleh tanaman tidak hanya oleh akar saja tetapi
juga oleh daun dan batang sehingga pemupukan melalui daun selain berpengaruh
cepat terlihat juga lebih hemat dibandingkan dengan pemupukan melalui tanah.
Pemupukan melalui daun mempunyai keuntungan antara lain : dapat menghindari
terjadinya kompetisi unsur hara di dalam tanah, pencucian dan fiksasi, tetapi
pemupukan lewat daun bukan merupakan pengganti pemupukan lewat tanah
melainkan hanya melengkapi unsur hara yang tersedia (Sutapradja dan Hilman,
1994 dalam Nugroho, 2011). Pemupukan yang umum dilakukan hanya
mengandung unsur hara makro saja yaitu N, P, dan K yang diberikan melalui
tanah (diserap oleh akar). Sedangkan unsur-unsur hara lain yang tidak kalah
pentingnya bagi tanaman sering tidak diperhatikan. Padahal, jika salah satu dari
unsur tersebut tidak ada maka pertumbuhan tanaman akan terganggu. Oleh karena
itu pemakaian pupuk N, P, dan K yang diberikan lewat akar perlu diimbangi
dengan pemakaian pupuk daun yang banyak mengandung unsur hara mikro.
Pemberian pupuk daun lebih efektif, karena unsur hara mikro yang dikandungnya
sepat diserap sehingga memacu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi
metabolisme pada daun (Evita, 2009).
Aplikasi pupuk daun pada waktu stomata membuka, memungkinkan unsur hara
bersamaan dengan air akan berdifusi ke dalam stomata. Pada siang hari yang terik
atau angin yang terlalu kencang, tekanan turgor sel akan menutup karena
kehilangan air yang berlebihan akibat proses transpirasi, untuk itu penyemprotan
tidak dilakukan pada siang hari, karena pupuk daun akan lebih banyak menguap
dibandingkan dengan yang diserap oleh daun (Setyamijaya, 1986 dalam Shobirin,
2015).
Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan
larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk
daun yang harus dilarutkan ke dalam satuan volume air. Penentuan volume air
dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini
sering dicantumkan pada kemasan pupuk (Novizan, 2002). Menurut Lingga dan
Marsono (2006), bahwa penggunaan pupuk daun dengan konsentrasi berlebih
akan menyebabkan gejala daun-daun seperti terbakar dan layu, kering dan
akhirnya gugur. Hal ini tentunya sangat mengganggu pertumbuhan dan hasil
tanaman.
Salah satu pupuk daun yang dapat digunakan adalah pupuk daun Gandasil D.
Pupuk daun Gandasil D merupakan pupuk anorganik makro dan mikro, berbentuk
serbuk dan khusus buat pertumbuhan vegetatif tanaman (Sumekto, 2006 dalam
Panjaitan, 2014). Gandasil D merupakan pupuk daun lengkap dengan kandungan
N 14%, P 12%, K 14% dan Mg 1% dilengkapi unsur-unsur mangan (Mn), boron
(B), tembaga (Cu), kobalt (Co) dan seng (Zn) serta vitamin-vitamin untuk
pertumbuhan tanaman seperti aneurine, lactoflavine dan nicotinic acid (Lingga
dan Marsono, 2006).
Hasil penelitian Shobirin (2015), menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun
pada berbagai dosis berpengaruh terhadap bobot basah tanaman, bobot kering
tanaman dan hasil per plot tanaman kangkung. Bobot kering tanaman yang diberi
pupuk daun Gandasil D 2,5 gr/liter air meningkatkan bobot kering tanaman
sebesar 5,5% dan 21,1% dibandingkan pemberian pupuk daun 2,0 gr/liter air dan
1,5 gr/liter air.
2.4. Jarak Tanam
Kerapatan/jarak tanam berhubungan erat dengan populasi tanaman per satuan
luas, dan persaingan antar tanaman dalam penggunaan cahaya, air, unsur hara, dan
ruang, sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil umbi
(Brewster dan Salter, 1980 dalam Sumarni dkk, 2012).
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam
yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya
matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil
tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan
antar spesies. Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam
memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam
menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman
tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun.
Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan
berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat
mengenai tubuh tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan
aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang (Budiastuti, 2000 dalam
Widodo, 2010).
Sedangkan jarak tanam yang lebih longgar dapat menghasilkan berat kering
brangkasan yang lebih besar daripada jarak tanam yang lebih rapat. Hal tersebut
mencerminkan bahwa pada jarak tanam rapat, terjadi kompetisi dalam
penggunaan cahaya yang mempengaruhi pula pengambilan unsur hara, air dan
udara. Kompetisi cahaya terjadi apabila suatu tanaman menaungi tanaman lainnya
atau suatu daun menaungi daun lainnya sehingga berpengaruh pada proses
fotosintesis (Mursito dan Kawiji, 2001 dalam Anggraini, 2013).
Keuntungan menggunakan jarak tanam rapat antara lain : (a) sebagai benih yang
tidak tumbuh atau tanaman muda yang mati dapat terkompensasi, sehingga
tanaman tidak terlalu jarang, (b) permukaan tanah dapat segera tertutup sehingga
pertumbuhan gulma dapat ditekan, dan (c) jumlah tanaman yang tinggi diharapkan
dapat memberikan hasil yang tinggi pula. Sebaliknya jarak tanam yang terlalu
rapat mempunyai beberapa kerugian yakni : (a) ruas batang tumbuh lebih panjang
sehingga tanaman kurang kokoh dan mudah roboh, (c) benih yang dibutuhkan
lebih banyak dan (d) penyiangan sukar dilakukan (Supriono, 2000 dalam Gizka,
2010). Rukmana (2011), menyatakan bahwa jarak tanam yang baik untuk
penanaman bawang daun adalah 20 x 20 cm dengan kedalaman 5 cm.
Hasil penelitian Zulaiha (2006), menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 20 x
20 cm berpengaruh nyata terhadap bobot kering per tanaman kangkung darat
sebesar 2,74% daripada jarak tanam 15 x 20 dan 7,15% daripada jarak tanam 10 x
20 cm.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Srisawahan, Kecamatan Punggur, Kabupaten
Lampung Tengah dengan jenis tanah Latosol, ketinggian tempat 42 m dpl, curah
hujan 1.750 mm, dan suhu rata-rata 24o-33
o C (Data Statistik Desa Srisawahan,
2016). Penelitian dilakukan pada lahan darat dengan irigasi teknis. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai dengan bulan Juli 2016.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah cangkul, golok, pisau, meteran,
tali rafia, semprotan tangan, alat tugal, timbangan, kalkulator, timbangan digital,
kamera dan alat-alat tulis dan pelengkapan lain yang diperlukan. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang daun varietas Fragrant, pupuk
kandang kambing dan pupuk daun Gandasil D.
3.3. Metode penelitian
Metode penelitian ini adalah percobaan menggunakan rancangan perlakuan
Faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan.
Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk daun (P) terdiri dari 3 taraf yaitu: tanpa
pupuk daun (p0), 1,5 gr/liter (p1), 3 gr/liter (p2). Faktor kedua adalah jarak tanam
(J) terdiri atas 3 taraf yaitu: 10 cm x 20 cm (j1), 15 cm x 20 cm (j2), 20 cm x 20
cm (j3). Sehingga terdapat sembilan kombinasi pelakuan sebagai berikut: p0j1, p0j2,
p0j3, p1j1, p1j2, p1j3, p2j1, p2j2, p2j3. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali
dengan total 27 petakan percobaan.
Data hasil pengamatan diuji homogenitasnya dengan uji Barlett dan ketakaditifan
data diuji dengan uji Tuckey kemudian dianalisis dengan sidik ragam dan
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT), semua penguji dilakukan
dengan taraf 5%.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Pembibitan
Bibit bawang daun diperoleh dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu dengan
memecah anakan. Rumpun tanaman bawang daun yang dijadikan bibit dipilih
yang sudah berumur 2 bulan setelah tanam, pertumbuhannya sehat dan tidak
mengandung hama ataupun penyakit. Rumpun induk dipisahkan menjadi beberapa
bagian sebagai bakal bibit. Tiap bagian terdiri atas 1 batang tanaman (anakan)
kemudian dipotong sebagian daunnya.
3.4.2. Penyiapan lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan kedalaman 20-30 cm kemudian ditambahkan
pupuk kandang kambing dengan dosis 10 ton/ha (3 kg/petak) dengan cara disebar
di permukaan tanah/petak kemudian dicampurkan hingga merata dengan tanah.
Petak percobaan dibuat dengan ukuran 2 m x 1,8 m sebanyak 27 petak, jarak antar
antar petak 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm.
3.4.3. Penanaman
Bibit bawang daun ditanam di petak percobaan yang sebelumnya dibuat lubang
dengan menggunakan tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam sesuai perlakuan
yaitu 10 cm x 20 cm (144 tanaman/petak), 15 cm x 20 cm (104 tanaman/petak)
dan 20 cm x 20 cm (72 tanaman/petak), setiap lubang ditanam 1 bibit bawang
daun, penanaman dilakukan pagi hari.
3.4.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi kegiatan penyulaman, penyiangan, penyiraman, aplikasi
Pupuk Gandasil D dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Penyulaman, dilakukan pada 7 hari setelah tanam. Dengan cara mengganti bibit
yang mati dengan tanaman yang baru yang umurnya sama, selesai menyulam bibit
disiram sampai tanahnya cukup lembab.
Penyiangan, dilakukan pada waktu tanaman berumur 21 HST dan ketika berumur
42 HST. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma dengan
menggunakan kored.
Penyiraman, dilakukan pada pagi dan sore hari pada minggu pertama setelah
tanam. Penyiraman berikutnya secara berangsur-angsur dikurangi, yaitu 2 hari
sekali yang dilakukan pada sore hari pada saat tidak ada hujan.
Pemberian pupuk daun Gandasil D dilakukan dengan interval pemberian 10 hari
sekali yaitu pada umur 21 HST, 31 HST dan 41 HST dengan volume semprot 0,45
liter per petak. Konsentrasi disesuaikan dengan perlakuan yaitu tanpa pupuk daun
(p0), 1,5 gr/liter (p1) dan 3 gr/liter (p2). Penyemprotan dilakukan pada pagi hari.
Penyemprotan dilakukan dengan cara memberikan penghalang (plastik) berukuran
panjang kurang lebih 8 m dan tinggi 45 cm yang dipasang mengelilingi petak
percobaan. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan
dengan metode pengendalian terpadu.
3.4.5. Panen
Tanaman bawang daun dipanen pada umur 60 hari setelah tanam yang ditandai
dengan beberapa helai daun bawah telah menguning atau mengering. Pemanenan
dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman termasuk akar, membuang
akar dan daun yang busuk atau layu.
3.5. Pengamatan
Dari setiap petak percobaan diambil 10 tanaman contoh secara acak.
Peubah yang diamati adalah :
1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan rata-rata tinggi tanaman contoh dari setiap petak
percobaan. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang sampai pada ujung
daun tertinggi. Pengamatan dilakukan pada umur 14 HST, 28 HST, dan 42
HST.
2. Jumlah daun per rumpun
Jumlah daun per rumpun merupakan rata-rata jumlah daun tiap rumpun
tanaman contoh yang dihitung dari daun yang sudah terpisah dari ujung
batang sampai dengan daun yang masih berwarna hijau. Pengamatan
dilakukan pada umur 14 HST, 28 HST dan 42 HST.
3. Jumlah anakan per rumpun
Jumlah anakan per rumpun adalah rata-rata banyaknya anakan dari tanaman
contoh per rumpun pada tiap petak percobaan yang sudah terpisah dari
induknya. Pengamatan dilakukan pada umur 14 HST, 28 HST dan 42 HST
4. Panjang akar
Panjang akar adalah rata-rata panjang akar dari tiap tanaman contoh pada tiap
petak percobaan. Pengukuran panjang akar dilakukan pada akar yang paling
panjang yang telah dibersihkan. Pengamatan dilakukan pada saat panen (60
HST).
5. Bobot basah per tanaman
Dilakukan pada umur 60 HST dengan cara menimbang masing-masing
tanaman sampel, setelah bawang daun dicabut dan dibersihkan dengan air
kemudian ditiriskan. Penimbangan tanaman dilakukan dengan akarnya.
6. Bobot tanaman per rumpun
Bobot tanaman per rumpun adalah bobot tanaman pada setiap rumpun yang
dijadikan contoh pada tiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan pada saat
panen (60 HST), dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman termasuk
akar yang sudah dibersihkan.
7. Bobot kering brangkasan
Dilakukan setelah panen tanaman sampel dikeringkan dengan menjemur di
bawah sinar matahari sampai didapat berat konstan, penimbangan tanaman
dilakukan dengan akarnya.
8. Hasil tanaman per hektar
Hasil tanaman per hektar merupakan hasil tanaman dari setiap petak
percobaan yang berukuran 120 x 100 cm kemudian dikonfersikan menjadi
hektar. Pengamatan dilakukan pada saat panen (60 HST). Perhitungan
dilakukan dengan menimbang seluruh bagian tanaman termasuk akar yang
sudah dibersihkan.
Perhitungan dilakukan dengan rumus :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
4.1.1. Tinggi Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi dan penggunaan jarak tanam yang berbeda berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, tetapi tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan
tersebut (Lampiran 7).
Tabel 1. Tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun pada
berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- cm ------------------------
0,0 37,47 35,40 35,13 36,00 A
1,5 45,55 40,30 39,55 41,80 B
3,0 39,97 41,08 38,28 39,78 B
Rerata 40,99 b 38,93 a 37,66 a
BNT P = 2,63 BNT J = 2,63
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 1) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.
Konsentrasi 1,5 gr/liter meningkatkan tinggi tanaman sebesar16,11%
dibandingkan dengan tanpa pupuk daun, namun peningkatan konsentrasi menjadi
3 gr/liter menunjukkan bahwa tinggi tanaman tidak berbeda nyata dengan
konsentrasi 1,5 gr/liter. Hasil uji BNT juga menunjukkan bahwa jarak tanam 10 x
20 cm berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, namun peningkatan jarak
tanam menjadi 15 x 20 cm menunjukkan bahwa tinggi tanaman tidak berbeda
nyata dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Tanaman bawang daun dengan jarak tanam
10 x 20 cm menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi 5,29% dibandingkan jarak
tanam 15 x 20 cm dan lebih tinggi 8,84% dibandingkan jarak tanam 20 x 20 cm.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam (10 x 20 cm)
menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang
ditanam pada jarak tanam yang lebar.
Gambar 1. Dinamika tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun
pada berbagai jarak tanam.
Dari gambar 1 di atas memperlihatkan bahwa tinggi tanaman dipengaruhi oleh
konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam. Pada umur 14 HST, kombinasi
perlakuan konsentrasi pupuk daun 3 gr/liter dan jarak tanam 20 x 20 cm (p2j3)
memiliki tinggi tanaman yang tertinggi dibandingkan dengan kombinasi
perlakuan yang lainnya. Pada umur 28 HST, tanaman tertinggi terdapat pada
kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk daun 3 gr/liter dan jarak tanam 10 x 20
cm (p2j1). Dan pada umur 42 HST, tanaman tertinggi terdapat pada kombinasi
perlakuan konsentrasi pupuk daun 1,5 gr/liter dan jarak tanam 10 x 20 cm (p1j1).
4.1.2. Jumlah Daun Per Rumpun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi dan penggunaan jarak tanam yang berbeda berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun per rumpun, namun tidak terdapat interaksi antara kedua
perlakuan tersebut (Lampiran 10).
Tabel 2. Jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- buah -----------------------
0,0 20,17 22,97 24,50 22,54 A
1,5 23,03 23,00 26,87 24,30 A
3,0 25,23 25,97 27,00 26,07 B
Rerata 22,81 a 23,98 a 26,12 b
BNT P = 2,31 BNT J = 2,31
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 2) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per
rumpun, namun peningkatan konsentrasi menjadi 3 gr/liter berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun per rumpun. Konsentrasi 3 gr/liter meningkatkan jumlah
daun per rumpun sebesar 15,66% dibandingkan tanpa pupuk daun. Hasil uji BNT
juga menunjukkan bahwa jarak tanam 10 x 20 cm dan 15 x 20 cm tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per rumpun, namun peningkatan jarak
tanam menjadi 20 x 20 cm berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per rumpun.
Tanaman bawang daun dengan jarak tanam 20 x 20 cm menghasilkan jumlah
daun per rumpun lebih tinggi 9,13% dibandingkan jarak tanam 15 x 20 cm dan
lebih tinggi 14,51% dibandingkan jarak tanam 10 x 20 cm. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin lebar jarak tanam menghasilkan jumlah daun per rumpun yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam rapat.
Gambar: 2. Dinamika jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Dari gambar 2 di atas memperlihatkan bahwa jumlah daun per rumpun
dipengaruhi oleh konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam. Pada umur 14 HST,
kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk daun 1,5 gr/liter dan jarak tanam 15 x 20
cm (p1j2) memiliki jumlah daun per rumpun tertinggi dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan yang lainnya. Pada umur 28 HST, jumlah daun per rumpun
tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk daun 3 gr/liter dan
jarak tanam 10 x 20 cm (p2j1). Dan pada umur 42 HST, jumlah daun per rumpun
tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk daun 3 gr/liter dan
jarak tanam 20 x 20 cm (p2j3).
4.1.3. Jumlah Anakan Per Rumpun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi tidak berpengaruh nyata tetapi penggunaan jarak tanam yang berbeda
berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan per rumpun dan tidak terdapat
interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 12).
Tabel 3. Jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- buah ---------------------
0,0 4,27 4,43 4,53 4,41
1,5 4,20 4,63 4,87 4,57
3,0 4,20 4,73 4,97 4,63
Rerata 4,22 a 4,60 a 4,79 b
BNT P = 0,44 BNT J = 0,44
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 3) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan
per rumpun dan peningkatan konsentrasi menjadi 3 gr/liter ternyata juga tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan per rumpun. Akan tetapi walau secara
statistik tidak berbeda, namun tanaman bawang daun yang diberi pupuk daun
konsentrasi 3 gr/liter menghasilkan jumlah anakan per rumpun lebih tinggi 1,31%
dibandingkan konsentrasi 1,5 gr/liter dan 4,99% dibandingkan dengan tanpa
pupuk daun. Hasil uji BNT juga menunjukkan bahwa jarak tanam 10 x 20 cm dan
15 x 20 cm tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan per rumpun, namun
peningkatan jarak tanam menjadi 20 x 20 cm berpengaruh nyata terhadap jumlah
anakan per rumpun. Tanaman bawang daun dengan jarak tanam 20 x 20 cm
menghasilkan jumlah anakan per rumpun lebih tinggi 4,13% dibandingkan jarak
tanam 15 x 20 cm dan lebih tinggi 13,51% dibandingkan jarak tanam 10 x 20 cm.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lebar jarak tanam menghasilkan jumlah
anakan per rumpun yang lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam rapat.
Gambar: 3. Dinamika jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Dari gambar 3 di atas memperlihatkan bahwa memperlihatkan bahwa jumlah
anakan per rumpun dipengaruhi oleh konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam.
Pada umur 14 HST, kombinasi perlakuan tanpa pupuk daun dan jarak tanam 20 x
20 cm (p0j3) memiliki jumlah anakan per rumpun tertinggi dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan yang lainnya. Pada umur 28 HST, jumlah anakan per
rumpun tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk daun 3
gr/liter dan jarak tanam 20 x 20 cm (p2j3). Dan pada umur 42 HST, jumlah anakan
per rumpun tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk daun 3
gr/liter dan jarak tanam 20 x 20 cm (p2j3).
4.1.4. Panjang Akar
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi dan penggunaan jarak tanam yang berbeda tidak berpengaruh nyata
terhadap panjang akar tanaman bawang daun, dan tidak terdapat interaksi antara
kedua perlakuan tersebut (Lampiran 14).
Tabel 4. Panjang akar tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun pada
berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- cm ------------------------
0,0 4,76 5,49 4,26 4,83
1,5 5,24 4,27 4,60 4,70
3,0 4,28 4,38 4,23 4,30
Rerata 4,76 4,71 4,36
Hasil uji BNT (Tabel 4) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan
peningkatan konsentrasi menjadi 3 gr/liter juga tidak berpengaruh nyata terhadap
panjang akar. Akan tetapi walau secara statistik tidak berbeda, namun tanaman
bawang daun tanpa pupuk daun mempunyai panjang akar lebih tinggi 2,76%
dibandingkan konsentrasi 1,5 gr/liter dan 12,32% dibandingkan konsentrasi 3
gr/liter. Hasil uji BNT juga menunjukkan bahwa semua perlakuan jarak tanam
tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Akan tetapi walau secara statistik
tidak berbeda, namun tanaman bawang daun dengan jarak tanam 10 x 20 cm
menghasilkan panjang akar lebih tinggi 1,06% dibandingkan jarak tanam 15 x 20
cm dan lebih tinggi 9,17% dibandingkan jarak tanam 20 x 20 cm.
4.1.5. Bobot Basah Per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi berpengaruh nyata terhadap bobot basah per tanaman, tetapi
penggunaan jarak tanam yang berbeda tidak berpengaruh nyata, dan tidak terdapat
interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 16).
Tabel 5. Bobot basah per tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun
pada berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- gram -----------------------
0,0 8,08 7,45 7,44 7,66 A
1,5 7,28 7,36 8,38 7,67 A
3,0 9,73 9,54 12,04 10,44 B
Rerata 8,37 8,11 9,29
BNT P = 1,31
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 5) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah per
tanaman, namun peningkatan konsentrasi menjadi 3 gr/liter berpengaruh nyata
terhadap bobot basah per tanaman. Konsentrasi 3 gr/liter meningkatkan bobot
basah per tanaman 36,29% dibandingkan tanpa pupuk daun. Hasil uji BNT juga
menunjukkan bahwa semua perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot basah per tanaman. Akan tetapi walau secara statistik tidak
berbeda, namun tanaman bawang daun dengan jarak tanam 20 x 20 cm
menghasilkan bobot basah per tanaman bawang daun lebih tinggi 10,99%
dibandingkan jarak tanam 10 x 20 cm dan lebih tinggi 14,55% dibandingkan jarak
tanam 15 x 20 cm.
4.1.6. Bobot Basah Per Rumpun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi dan penggunaan jarak tanam yang berbeda berpengaruh nyata
terhadap bobot basah per rumpun, namun tidak terdapat interaksi antara kedua
perlakuan tersebut (Lampiran 18).
Tabel 6. Bobot basah per rumpun tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- gram -----------------------
0,0 46,91 50,79 50,93 49,55 A
1,5 49,65 53,74 62,78 55,39 A
3,0 60,27 66,13 82,17 69,53 B
Rerata 52,28 a 56,89 a 65,29 b
BNT P = 7,72 BNT J = 7,72
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 6) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah per
rumpun, namun peningkatan konsentrasi menjadi 3 gr/liter berpengaruh nyata
terhadap bobot basah per rumpun. Konsentrasi 3 gr/liter meningkatkan bobot
basah per rumpun 40,32% dibandingkan tanpa pupuk daun. Hasil uji BNT juga
menunjukkan bahwa jarak tanam 10 x 20 cm dan 15 x 20 cm tidak berpengaruh
nyata terhadap bobot basah per rumpun, namun peningkatan jarak tanam menjadi
20 x 20 cm berpengaruh nyata terhadap bobot basah per rumpun. Tanaman
bawang daun dengan jarak tanam 20 x 20 cm menghasilkan bobot basah per
rumpun tanaman bawang daun lebih tinggi 14,76% dibandingkan jarak tanam 15
x 20 cm dan lebih tinggi 24,88% dibandingkan jarak tanam 10 x 20 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lebar jarak tanam menghasilkan bobot basah per
rumpun yang lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam rapat.
4.1.7. Bobot Kering Brangkasan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi dan penggunaan jarak tanam yang berbeda berpengaruh nyata
terhadap bobot kering brangkasan, tetapi tidak terdapat interaksi antara kedua
perlakuan tersebut (Lampiran 20).
Tabel 7. Bobot kering brangkasan tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- gram -----------------------
0,0 4,98 4,69 6,31 5,33 A
1,5 5,50 6,26 6,20 5,99 A
3,0 5,21 6,53 7,15 6,29 B
Rerata 5,23 a 5,82 a 6,55 b
BNT P = 0,74 BNT J = 0,74
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 7) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering
brangkasan, namun peningkatan konsentrasi menjadi 3 gr/liter berpengaruh nyata
terhadap bobot kering brangkasan. Konsentrasi 3 gr/liter meningkatkan bobot
kering brangkasan 18,01% dibandingkan tanpa pupuk daun. Hasil uji BNT juga
menunjukkan bahwa jarak tanam 10 x 20 cm dan 15 x 20 cm tidak berpengaruh
nyata terhadap bobot kering brangkasan, namun peningkatan jarak tanam menjadi
20 x 20 cm berpengaruh nyata terhadap bobot kering brangkasan. Tanaman
bawang daun dengan jarak tanam 20 x 20 cm menghasilkan bobot kering
brangkasan tanaman bawang daun lebih tinggi 12,54% dibandingkan jarak tanam
15 x 20 cm dan lebih tinggi 25,23% dibandingkan jarak tanam 10 x 20 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lebar jarak tanam menghasilkan bobot kering
brangkasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam rapat.
4.1.8. Hasil Tanaman Per Hektar
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun berbagai
konsentrasi dan penggunaan jarak tanam yang berbeda berpengaruh nyata
terhadap hasil tanaman per hektar, tetapi tidak terdapat interaksi antara kedua
perlakuan tersebut (Lampiran 22).
Tabel 8. Hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupun
daun pada berbagai jarak tanam.
Konsentrasi Pupuk
Daun (gr/liter)
Jarak Tanam (cm)
10 x 20 15 x 20 20 x 20 Rerata
----------------------- ton ------------------------
0,0 5,06 5,13 6,10 5,43 A
1,5 5,63 6,15 6,74 6,17 A
3,0 6,43 7,79 8,90 7,70 B
Rerata 5,70 a 6,35 a 7,24 b
BNT P = 0,87 BNT J = 0,87
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 8) di atas menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk daun hingga 1,5 gr/liter tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman per
hektar, namun peningkatan konsentrasi menjadi 3 gr/liter berpengaruh nyata
terhadap hasil tanaman per hektar. Konsentrasi 3 gr/liter meningkatkan hasil
tanaman per hektar 41,80% dibandingkan tanpa pupuk daun. Hasil uji BNT juga
menunjukkan bahwa jarak tanam 10 x 20 cm dan 15 x 20 cm tidak berpengaruh
nyata terhadap hasil tanaman per hektar, namun peningkatan jarak tanam menjadi
20 x 20 cm berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman per hektar. Tanaman
bawang daun dengan jarak tanam 20 x 20 cm menghasilkan hasil tanaman per
hektar tanaman bawang daun lebih tinggi 14,01% dibandingkan jarak tanam 15 x
20 cm dan lebih tinggi 27,01% dibandingkan jarak tanam 10 x 20 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lebar jarak tanam menghasilkan hasil tanaman per
hektar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam rapat.
4.2. Pembahasan
Hasil uji BNT menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi hingga 3 gr/liter
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, bobot basah
per tanaman, bobot basah per rumpun, bobot kering brangkasan dan hasil tanaman
per hektar. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi pupuk daun maka
pertumbuhan dan produksi tanaman bawang daun juga semakin meningkat. Pupuk
daun gandasil D mengandung kadar N 14 %, P 12 %, K 14 %, Mg 1 % dan unsur-
unsur hara mikro lainya yang melengkapi yaitu : Mn, Bo, Cu, Co dan Zn yang
merupakan unsur hara yang penting bagi tanaman. Sehingga dengan
meningkatnya konsentrasi pupuk daun, unsur hara yang diterima tanaman
semakin banyak. Menurut Sumekto (2006) dalam Panjaitan (2014), menyatakan
bahwa pupuk daun dapat memenuhi kebutuhan khusus tanaman untuk satu atau
lebih hara mikro dan makro dan pupuk daun dapat menyembuhkan
defisiensi/kekurangan unsur hara, menguatkan jaringan tanaman yang lemah atau
rusak, mempercepat pertumbuhan, dan membuat pertumbuhan tanaman lebih
baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Herdianti (2012), yang menyatakan bahwa
pemberian pupuk dengan konsentrasi 3 gr/liter meningkatkan respon pertumbuhan
tinggi, diameter batang, berat kering akar dan berat kering pucuk yang lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi 1 gr/liter, 2 gr/liter dan perlakuan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi pupuk daun hingga
3 gr/liter tidak berpengaruh nyata jumlah anakan dan panjang akar. Tanaman
bawang daun dengan konsentrasi 3 gr/liter menghasilkan jumlah anakan per
rumpun lebih banyak namun memiliki panjang akar terpendek. Hal ini diduga
berkaitan tanaman bawang daun berakar serabut, cukup dangkal berkisar antara 8-
20 cm dan berkembang ke semua arah di sekitar permukaan tanah (Cahyono, 2009
dalam Jumadi, 2014). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Santi (2005), yang
menyatakan bahwa konsentrasi 3 gr/liter menghasilkan panjang tanaman, luas
daun, jumlah daun, jumlah tanaman, panjang akar dan berat kering total tanaman
terbaik daripada perlakuan dengan dosis 2,5 gr/liter, 3,5 gr/liter, dan 4,0 gr/liter.
Ini menunjukkan perlakuan tersebut terjadi keseimbangan unsur hara makro dan
mikro yang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelahan dan pembesaran sel
berjalan dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin sempit jarak tanam mengakibatkan
pemanjangan batang sehingga tanaman menjadi lebih tinggi. Penelitian Suyati
(2005), menyatakan bahwa jarak tanam rapat meningkatkan tinggi tanaman, hal
ini karena dengan jarak tanam lebih rapat, tanaman saling berdekatan dan nampak
saling menutupi untuk penyerapan cahaya matahari, sehingga tanaman akan
bergerak kearah datangnya matahari dengan hanya menambah tinggi. Sembiring
(2010), menambahkan bahwa suatu tanaman apabila kekurangan cahaya, maka
tanaman tersebut akan mengalami etiolasi atau pemanjangan batang untuk
mendapatkan cahaya yang cukup. Hal ini disebabkan terjadinya pemanjangan sel
pada bagian sel yang tidak tersinari atau kurang mendapat cahaya karena
mengandung auksin yang lebih tinggi. Perbedaan rangsangan (respond) tanaman
terhadap penyinaran disebabkan karena tidak samanya penyebaran auksin pada
tanaman yang tidak cukup mendapat sinar dengan tanaman yang cukup mendapat
sinar. Pada tanaman yang tidak cukup mendapat cahaya konsentrasi auksinnya
lebih tinggi dibanding dengan tanaman yang cukup mendapat cahaya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan jarak tanam lebih lebar
meningkatkan jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, bobot basah
per rumpun, bobot kering brangkasan dan hasil tanaman per hektar. Hal ini diduga
karena jarak tanam menunjukkan perbedaan, jika jarak tanam yang dipakai
semakin lebar, maka akan menghasilkan tajuk tanaman yang lebih baik sehingga
meningkatkan hasil tanaman per hektar. Hasil penelitian Suyati (2005),
menyatakan bahwa jarak tanam 20 x 20 cm meningkatkan luas daun dan bobot
segar. Dengan jarak tanam 20 x 20 cm kompetisi tanaman lebih rendah untuk
mendapatkan unsur hara, air dan sinar matahari daripada jarak tanam lebih rapat
sehingga pemanfaatan unsur hara lebih banyak digunakan tanaman untuk proses
metabolisme dan akan tampak pada penambahan luas daun dan bobot segar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik jarak tanam tidak
berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan bobot basah per tanaman. Jarak
tanam 10 x 20 cm menghasilkan akar terpanjang namun menghasilkan bobot
basah per tanaman terkecil dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Hal ini
diduga karena tajuk tanaman bawang daun pada jarak tanam rapat saling tumpang
tindih sehingga menutup ruang antar tanaman. Daun tanaman yang saling
tumpang tindih akan mengakibatkan tanaman tidak menerima cahaya matahari
secara maksimal dan proses fotosintesis berlangsung kurang optimal sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Tajuk tanaman merupakan suatu faktor
yang menentukan jumlah energi matahari yang dapat diserap oleh daun dan akan
menentukan besarnya fotosintat yang dihasilkan. Fotosintat tersebut sangat
menentukan hasil bobot panen daun karena sebagian fotosintat ditimbun dalam
daun (Salisbury dan Ross, 1995 dalam Himmal dan Purwoko, 2012). Sedangkan
akar yang lebih panjang diduga disebabkan unsur hara yang diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan akar masih belum optimal, sehingga akar tumbuh
memanjang untuk mengoptimalkan penyerapan unsur hara. Menurut
Hardjowigeno (2007) dalam Nurkholis (2014), menyatakan bahwa akar tanaman
yang terus tumbuh akan terus memanjang untuk mendapatkan unsur hara dalam
larutan tanah. Sel-sel yang menyusun akar tanaman di bagian luar terdiri dari
dinding sel yang tidak aktif yang bersinggungan langsung dengan tanah,
sedangkan bagian dalam terdiri dari protoplasma yang aktif yang dikelilingi oleh
suatu membran yang dapat menyerap unsur hara.
Bungsu (2015), menambahkan bahwa ada 3 cara mekanisme penyediaan unsur
hara dalam tanah, yaitu: aliran massa, difusi dan intersepsi akar. Mekanisme aliran
massa dan difusi menjelaskan pergerakan unsur hara menuju ke akar tanaman,
sedangkan mekanisme intersepsi akar menjelaskan gerakan akar tanaman yang
memperpendek jarak dengan keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi karena
akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga memperluas jangkauan akar
tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadikan permukaan akar lebih mendekati
posisi dimana unsur hara berada, baik unsur hara yang berada dalam larutan tanah,
permukaan koloid liat dan permukaan koloid organik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara peningkatan
konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam pada seluruh peubah yang diamati. Hal
ini menunjukkan bahwa kedua faktor perlakuan memberikan respons masing-
masing sebagai faktor tunggal tanpa adanya interaksi. Hal ini didukung oleh
Steeel dan Torrie (1993) dalam Fauzi (2016), yang menyatakan bahwa bila
pengaruh-pengaruh sederhana suatu faktor berbeda lebih besar daripada yang
dapat ditimbulkan oleh faktor kebetulan, beda respon ini disebut interaksi antara
kedua faktor itu. Bila interaksinya tidak nyata, maka disimpulkan bahwa faktor-
faktornya bertindak bebas satu sama lain, pengaruh sederhana suatu faktor sama
pada semua taraf faktor lainya dalam batas-batas keragaman acak.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Konsentrasi pupuk daun berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun. Konsentrasi pupuk daun 3 gr/liter menghasilkan
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun tertinggi, yang didukung oleh
peubah: jumlah daun per rumpun, bobot basah per tanaman, bobot basah per
rumpun dan hasil panen per hektar.
2. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun. Perlakuan jarak tanam 20 x 20 cm menghasilkan
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun tertinggi, yang didukung oleh
peubah: jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, bobot basah
per rumpun dan hasil panen per hektar.
3. Tidak terdapat interaksi konsentrasi pupuk daun dan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun.
5.2. Saran
Dari hasil percobaan dapat disarankan:
1. Perlu dilakukan penelitian yang serupa untuk mendapatkan hasil tanaman
bawang daun terbaik.
2. Dalam rangka meningkatkan produksi tanaman bawang daun dengan
produksi maksimal, disarankan agar menggunakan aplikasi pupuk daun
konsentrasi 3 gr/liter dan disarankan agar menggunakan jarak tanam 20 x 20
cm.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, L.T. 2013. Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian Kompos Jerami Padi
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine
americana Merr.) (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Bawang Daun, 2009-2014.
http://www.bps.go.id/ diakses 1 Desember 2015.
Bungsu, B. 2015. Cara Unsur Hara masuk ke Tanaman.
http://bocahbungsuibu.blogspot.co.id/2015/05/cara-unsur-hara-masuk-ke-
tanaman.html diakses 20 Januari 2017.
Evita, 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris,
L). Jurnal Agronomi 13(1) : 21 -24.
Fauzi, I. 2016. Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam
(Skripsi). Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Gizka, A. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)
dengan Pemberian Pupuk Fosfat, Modifikasi Iklim Mikro dan Pengaturan
Jarak Tanam (Skripsi). Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Harjadi, S.S 1996. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT Gramedia.
Herdianti, N. 2012. Pengaruh Dosis Pupuk Akar dan Pupuk Daun Terhadap
Pertumbuhan Bibit Saniten (Castanopsis argentea Blume A.DC)
(Skripsi). Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Himmal, F dan Purwoko, B.S. 2013. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Produksi
Tiga Sayuran Indigenous. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. J. Hort. Indonesia 4(1): 26-33. April 2013.
Jasmine, B. A. 2012. Pupuk dan Pemupukan.
http://leirafruit.blogspot.com/2012/09/pupuk-dan-pemupukan_1199.html.
Diakses pada tanggal 14 Desember 2015.
Jumadi. 2014. Pengembangan Budidaya Bawang Daun (Allium fistulosom L.) di
Lahan Gambut Menggunakan Pupuk Organik Cair (Skripsi). Pekanbaru:
Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar
Swadaya. 150 hlm.
Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. 43 hal.
Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bengkulu: Penebar
Swadaya.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
114 hlm.
Nugroho. 2011. Peran Konsentrasi Pupuk Daun dan Dosis Pupuk Kalium
Terhadap Hasi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).
Boyolali: Fakultas Pertanian Universitas Boyolali.
Nurkholis. 2014. Pertumbuhan Bibit Panili (Vanilla planifolia Andrews) Pada
Beberapa Komposisi Media Tanam dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun
(Tesis). Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Paishal, R. 2005. Pengaruh Naungan dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan dan
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L)
dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (Skripsi). Bogor:
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Panjaitan, R. 2014. Frekwensi Penyemprotan Pupuk Daun (Gandasil D) dan
Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria malaccensis Lamk
(Skripsi). Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Perdana, B.S.K. 2013. Pengaruh Aplikasi Biostimulator dan Jarak Tanam
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
reptans Poir). Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Prasetyo, A. G. 2014. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Daun
Gandasil D Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga
(Brassica oleracea L.). Kudus: Fakultas Pertanian Universitas Muria
Kudus.
Rahman, S. 2009. Pupuk yang sesuai untuk Tanaman Sayur.
http://bapeluh.blogspot.co.id/2009/09/pupuk-yang-sesuai-untuk-tanaman-
sayur.html diakses pada tanggal 22 Desember 2015.
Riyadi. 1980. Budidaya Tanaman Pangan. Bandar Lampung: Unila Press.
Rukmana, 2011. Bawang Daun. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 50 hal.
Santi, T.K. 2005. Pengaruh Dosis Pupuk Daun Mamigro dan Kerapatan Populasi
Terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Cattleya. Jurnal Ilmiah
PROGRESSIF, Vol.2 No.5, Agustus 2005.
Sembiring, F. 2010. Dosis Pupuk Cair Anorganik dan Jarak Tanam Berpengaruh
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium
ascalonicum L. var. Tuk Tuk) Asal Biji (Skripsi). Medan: Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Shobirin, I. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Daun Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) (Skripsi).
Lampung: Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharmawacana Metro.
Shoulen. 2008. Pupuk Daun. http://journalvertise.blogspot.com/2008/06/pupuk-
daun.html Diakses pada tanggal 14 Desember 2015.
Simangunsong, T.R. 2015. Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah
(Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Karak
Tanam di Dataran Rendah (Skripsi). Medan: Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Sumarni, N., R. Rosliani, dan Suwandi. 2012. Optimasi Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk NPK untuk Produksi Bawang Merah dari Benih Umbi Mini di
Dataran Tinggi. J. Hort. Vol 22:148-155.
Sumarto dan Dasimin. 2000. “Laporan Tahunan 1989/1990”. Lembang, Bandung:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Surtinah. 2006. Peranan Plant catalyst 2006 Dalam meningkatkan Produksi Sawi
( Brassica juncea L ). 3 : 1 J. Ilmiah Pertanian: 6 – 16.
Suyati. 2005. Respons Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemupukan Urea
pada Berbagai Jarak Tanam (Skripsi). Lampung: Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Dharmawacana Metro.
Widodo, R. 2010. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair dan Jarak Tanam
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine soya (L.) Sieb
& Succ.) (Skripsi). Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret.
Zulaiha, F. 2006. Respons Kangkung Darat (Ipomoea reptans) terhadap Berbaga
Jarak Tanam dan Pemberian Pupuk Daun Bayfolan (Skripsi). Lampung:
Sekolah Tinggi Pertanian Dharmawacana Metro.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tata Letak Percobaan
Keterangan:
P : Proporsi Pupuk Daun J : Jarak Tanam
P0 : 0 gr/liter j1 : 10 cm x 20 cm
P1 : 1,5 gr/liter j2 : 15 cm x 20 cm
P2 : 3 gr/liter j3: 20 cm x 20 cm
I : Kelompok 1
II : Kelompok 2
III : Kelompok 3
50 cm
100 cm
p2j3
p0j1
p1j2
p0j3
p0j2
p2j2
p1j1
p1j3
p2j1
p1j2
p2j3
p0j3
p2j1
p0j1
p2j2
p0j2
p1j3
p1j1
p0j1
p1j2
p2j3
p0j2
p1j1
p0j3
p2j1
p1j3
p2j2
U
III II I
10 cm
10 cm 20
cm
10 cm
Lampiran 2. Tata Letak Tanaman dengan Jarak Tanam 10 cm x 20 cm.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
√ = Tanaman
= Tanaman Sampel
= Petak Panen ukuran 120 x 100 cm
1,8 m
2 m
10 cm
10 cm 20
cm
15 cm
Lampiran 3. Tata Letak Tanaman dengan Jarak Tanam 15 cm x 20 cm.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
√ = Tanaman
= Tanaman Sampel
= Petak Panen ukuran 120 x 100 cm
2 m
1,8 m
10 cm
20
cm
20 cm
Lampiran 4. Tata Letak Tanaman dengan Jarak Tanam 20 cm x 20 cm.
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
√ = Tanaman
= Tanaman Sampel
= Petak Panen ukuran 120 x 100 cm
2 m
10 cm
1,8 m
Lampiran 5. Deskripsi Tanaman Bawang Daun Varietas Fragrant.
Asal : Know You Seed, Taiwan
Golongan varietas : silang terbuka
Umur panen : 60 hari setelah tanam
Tinggi batang putih : 15 – 20 cm
Tinggi tanaman : 50 – 60 cm
Panjang daun : 30 cm
Warna daun : hijau tua
Vigor tanaman : sedang
Jumlah anakan per rumpun : 8 – 9
Jumlah daun per anakan : 5 – 8
Hasil : 600 g / rumpun
Keterangan : sangat cocok ditanam di dataran
rendah (100-300 m dpl), cocok dan
tumbuh baik di lingkungan yang
panas, kering dan lembab serta tahan
hama penyakit
Lampiran 6. Data tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk daun pada
berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- cm --------------
p0j1 38,30 35,10 39,00 112,40 37,47
p0j2 35,65 32,80 37,75 106,20 35,40
p0j3 32,50 32,60 40,30 105,40 35,13
p1j1 41,65 47,30 47,70 136,65 45,55
p1j2 42,00 39,90 39,00 120,90 40,30
p1j3 40,75 40,80 37,10 118,65 39,55
p2j1 39,55 42,50 37,85 119,90 39,97
p2j2 41,35 41,20 40,70 123,25 41,08
p2j3 40,00 37,80 37,05 114,85 38,28
Jumlah 351,75 350,00 356,45 1058,20 39,19
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: x2 hitung = 8,6 < x
2 tabel = 15,5 (Data Homogen)
Lampiran 7. Analisis ragam tinggi tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 2,47241 1,23620 0,1779tn
3,63
Perlakuan 8 241,83519 30,22940 4,3491* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 156,00296 78,00148 11,2221* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 51,11352 25,55676 3,6769* 3,63
Interaksi (P x J) 4 34,71870 8,67968 1,2488tn
3,01
Galat 16 111,21093 6,95068
Non – aditif 1 16,46221 16,46221 2,6062tn
4,54
Sisa 15 94,74872 6,31658
Total 26 355,51852 KK= 6,73%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 8. Data jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- helai --------------
p0j1 20,60 20,50 19,40 60,50 20,17
p0j2 20,30 19,80 28,80 68,90 22,97
p0j3 23,30 25,90 24,30 73,50 24,50
p1j1 25,90 20,70 22,50 69,10 23,03
p1j2 22,30 23,70 23,00 69,00 23,00
p1j3 26,90 27,00 26,70 80,60 26,87
p2j1 28,30 23,40 24,00 75,70 25,23
p2j2 26,50 23,60 27,80 77,90 25,97
p2j3 28,20 26,30 26,50 81,00 27,00
Jumlah 222,30 210,90 223,00 656,20 24,30
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: X2-hitung = 18,7 > X2-tabel = 15,5 (Data Tidak Homogen)
Lampiran 9. Analisis ragam jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 10,25407 5,12704 0,9547tn
3,63
Perlakuan 8 119,16963 14,89620 2,7738* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 55,82741 27,91370 5,1977* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 39,60963 19,80481 3,6878* 3,63
Interaksi (P x J) 4 23,73259 5,93315 1,1048tn
3,01
Galat 16 85,92593 5,37037
Non – aditif 1 0,11071 0,11071 0,0194tn
4,54
Sisa 15 85,81522 5,72101
Total 26 215,34963 KK = 9,54%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 10. Data jumlah daun per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi
).
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- helai --------------
p0j1 2,35 2,39 2,33 7,08 2,36
p0j2 2,29 2,43 2,40 7,12 2,37
p0j3 2,68 2,63 2,38 7,70 2,57
p1j1 2,37 2,44 2,61 7,42 2,47
p1j2 2,50 2,72 2,50 7,73 2,58
p1j3 2,61 2,73 2,73 8,07 2,69
p2j1 2,79 2,70 2,39 7,88 2.63
p2j2 3,01 2,71 2,91 8,63 2,88
p2j3 3,02 2,82 3,34 9,18 3,06
Jumlah 23,63 23,59 23,58 70,80 2,62
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Lampiran 11. Hasil analisis ragam jumlah daun per rumpun tanaman bawang
daun terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam
(Transformasi ).
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,103907 0,051954 0,9454tn
3,63
Perlakuan 8 1,268823 0,158603 2,8861* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 0,598714 0,299357 5,4475* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 0,424597 0,212298 3,8633* 3,63
Interaksi (P x J) 4 0,245512 0,061378 1,1169tn
3,01
Galat 16 0,879251 0,054953
Total 26 2,251981 KK = 4,76%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 12. Data jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- anakan --------------
p0j1 4,30 4,20 4,30 12,80 4,27
p0j2 4,60 4,50 4,20 13,30 4,43
p0j3 4,70 4,50 4,40 13,60 4,53
p1j1 4,60 4,00 4,00 12,60 4,20
p1j2 4,20 4,00 5,70 13,90 4,63
p1j3 5,20 4,60 4,80 14,60 4,87
p2j1 4,00 4,60 4,00 12,60 4,20
p2j2 4,90 4,50 4,80 14,20 4,73
p2j3 4,60 4,60 5,70 14,90 4,97
Jumlah 41,10 39,50 41,90 122,50 4,54
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: X2-hitung = 14,3 < X2-tabel = 15,5 (Data Homogen)
Lampiran 13. Analisis ragam jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,3318519 0,1659259 0,8578tn
3,63
Perlakuan 8 1,9562963 0,2445370 1,2642tn
2,59
Pupuk Daun (P) 2 0,2340741 0,1170370 0,6051tn
3,63
Jarak Tanam (J) 2 1,4985185 0,7492593 3,8736* 3,63
Interaksi (P x J) 4 0,2237037 0,0559259 0,2891tn
3,01
Galat 16 3,0948148 0,1934259
Non – aditif 1 0,6223373 0,6223373 3,7756tn
4,54
Sisa 15 2,4724776 0,1648318
Total 26 5,3829630 KK= 9,69%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 14. Data panjang akar tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- cm --------------
p0j1 5,10 5,10 4,07 14,27 4,76
p0j2 4,87 4,94 6,65 16,46 5,49
p0j3 4,00 4,04 4,73 12,77 4,26
p1j1 5,66 4,76 5,29 15,71 5,24
p1j2 4,08 5,64 3,10 12,82 4,27
p1j3 5,74 3,01 5,04 13,79 4,60
p2j1 4,41 4,34 4,08 12,83 4,28
p2j2 3,59 3,22 6,34 13,15 4,38
p2j3 3,79 5,80 3,11 12,70 4,23
Jumlah 41,24 40,85 42,41 124,50 4,61
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: X2-hitung = 10,4 < X2-tabel = 15,5 (Data Homogen)
Lampiran 15. Analisis ragam panjang akar tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,146467 0,073233 0,0574tn
3,63
Perlakuan 8 5,176467 0,647058 0,5068tn
2,59
Pupuk Daun (P) 2 1,402756 0,701378 0,5494tn
3,63
Jarak Tanam (J) 2 0,844289 0,422144 0,3307tn
3,63
Interaksi (P x J) 4 2,929422 0,732356 0,5736tn
3,01
Galat 16 20,427133 1,276696
Non – aditif 1 1,734248 1,734248 1,3916tn
4,54
Sisa 15 18,692886 1,246192
Total 26 25,750067 KK= 24,50%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 16. Data panjang akar tanaman bawang daun terhadap aplikasi pupuk
daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi ).
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- cm --------------
p0j1 2,37 2,37 2,14 6,87 2,29
p0j2 2,32 2,33 2,67 7,32 2,44
p0j3 2,12 2,13 2,29 6,54 2,18
p1j1 2,48 2,29 2,41 7,18 2,39
p1j2 2,14 2,48 1,90 6,52 2,17
p1j3 2,50 1,87 2,35 6,73 2,24
p2j1 2,22 2,20 2,14 6,56 2,19
p2j2 2,02 1,93 2,62 6,57 2,19
p2j3 2,07 2,51 1,90 6,48 2,16
Jumlah 20,23 20,11 20,41 60,76 2,25
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Lampiran 17. Hasil analisis ragam panjang akar tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi
).
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,0049991 0,0024995 0,0396tn
3,63
Perlakuan 8 0,2579130 0,0322391 0,5113tn
2,59
Pupuk Daun (P) 2 0,0756654 0,0378327 0,6001tn
3,63
Jarak Tanam (J) 2 0,0452310 0,0226155 0,3587tn
3,63
Interaksi (P x J) 4 0,1370165 0,0342541 0,5433tn
3,01
Galat 16 1,0087674 0,0630480
Total 26 2,251981 KK = 11,16%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 18. Data bobot basah per tanaman terhadap aplikasi pupuk daun pada
berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- gram --------------
p0j1 8,65 8,71 6,89 24,25 8,08
p0j2 6,21 8,44 7,71 22,36 7,45
p0j3 6,21 8,28 7,84 22,33 7,44
p1j1 6,33 6,45 7,25 20,03 6,68
p1j2 6,76 8,02 7,27 22,05 7,35
p1j3 9,15 9,12 6,83 25,10 8,37
p2j1 11,86 7,72 14,53 34,11 11,37
p2j2 10,07 9,50 8,75 28,32 9,44
p2j3 12,54 10,73 12,83 36,10 12,03
Jumlah 77,780 76,970 79,900 234,650 8,691
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: X2-hitung = 10,6 < X2 tabel = 15,5 (Data Homogen)
Lampiran 19. Hasil analisis ragam bobot basah per tanaman terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,508719 0,254359 0,1058tn
3,63
Perlakuan 8 84,983985 10,622998 4,4200* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 68,944007 34,472004 14,3432* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 6,485007 3,242504 1,3492tn
3,63
Interaksi (P x J) 4 9,554970 2,388743 0,9939tn
3,01
Galat 16 38,453881 2,403368
Non – aditif 1 9,585563 9,585563 4,9807* 4,54
Sisa 15 28,868319 1,924555
Total 26 123,94658 KK= 17,84 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 20. Data bobot basah per tanaman terhadap aplikasi pupuk daun pada
berbagai jarak tanam (Transformasi ).
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- gram --------------
p0j1 3,02 3,03 2,72 8,78 2,93
p0j2 2,59 2,99 2,87 8,45 2,82
p0j3 2,59 2,96 2,89 8,44 2,81
p1j1 2,61 2,64 2,78 8,03 2,68
p1j2 2,69 2,92 2,79 8,40 2,80
p1j3 3,11 3,10 2,71 8,92 2,97
p2j1 3,52 2,87 3,88 10,26 3,42
p2j2 3,25 3,16 3,04 9,45 3,15
p2j3 3,61 3,35 3,65 10,61 3,54
Jumlah 27,00 27,03 27,32 81,34 3,01
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Lampiran 21. Hasil analisis ragam bobot basah per tanaman terhadap aplikasi
pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi ).
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,0070766 0,0035383 0,0587tn
3,63
Perlakuan 8 2,1171969 0,2646496 4,3870* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 1,7265242 0,8632621 14,3100* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 0,1550207 0,0775103 1,2849tn
3,63
Interaksi (P x J) 4 0,2356521 0,0589130 0,9766tn
3,01
Galat 16 0,9652153 0,0603260
Total 26 3,0894887 KK = 8,15%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 22. Data bobot basah per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- gram --------------
p0j1 47,00 46,76 46,98 140,74 46,91
p0j2 46,38 54,86 51,14 152,38 50,79
p0j3 42,52 57,42 52,86 152,80 50,93
p1j1 43,36 47,84 57,74 148,94 49,65
p1j2 46,68 56,58 57,96 161,22 53,74
p1j3 66,40 67,04 54,90 188,34 62,78
p2j1 70,30 50,28 60,24 180,82 60,27
p2j2 77,20 59,08 62,12 198,40 66,13
p2j3 87,48 71,82 87,22 246,52 82,17
Jumlah 527,32 511,68 531,16 1570,16 58,15
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: X2-hitung = 13,6 < X2-tabel = 15,5 (Data Homogen)
Lampiran 23. Analisis bobot basah per rumpun tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 23,66021 11,8301 0,1980tn
3,63
Perlakuan 8 2973,0531 371,6316 6,2199* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 1899,6261 949,8131 15,8967* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 784,19079 392,0954 6,5624* 3,63
Interaksi (P x J) 4 289,23624 72,3091 1,2102tn
3,01
Galat 16 955,98646 59,7492
Non – aditif 1 155,16467 155,1647 2,9064tn
4,54
Sisa 15 800,82179 53,3881
Total 26 3952,6999 KK= 13,29%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 24. Data bobot kering brangkasan tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- gram --------------
p0j1 4,42 4,76 5,76 14,94 4,98
p0j2 4,30 4,68 5,10 14,08 4,69
p0j3 5,24 6,64 7,06 18,94 6,31
p1j1 6,52 5,40 4,58 16,50 5,50
p1j2 6,24 6,20 6,34 18,78 6,26
p1j3 6,86 5,30 6,44 18,60 6,20
p2j1 5,56 4,80 5,28 15,64 5,21
p2j2 5,96 7,66 5,96 19,58 6,53
p2j3 6,80 6,88 7,76 21,44 7,15
Jumlah 51,90 52,32 54,28 158,50 5,87
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: X2-hitung = 9,2 < X2-tabel = 15,5 (Data Homogen)
Lampiran 25. Analisis ragam bobot kering brangkasan tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,358607 0,179304 0,3279tn
3,63
Perlakuan 8 15,790163 1,973770 3,6099* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 4,387585 2,193793 4,0123* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 7,893007 3,946504 7,2178* 3,63
Interaksi (P x J) 4 3,509570 0,877393 1,6047tn
3,01
Galat 16 8,748326 0,546770
Non – aditif 1 0,003872 0,003872 0,0066tn
4,54
Sisa 15 8,744454 0,582964
Total 26 24,897096 KK= 12,60 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 26. Data hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- ton --------------
p0j1 5,04 5,23 4,92 15,19 5,06
p0j2 4,74 5,41 5,24 15,39 5,13
p0j3 6,68 6,44 5,17 18,29 6,10
p1j1 5,14 5,43 6,32 16,89 5,63
p1j2 5,77 6,91 5,77 18,45 6,15
p1j3 6,32 6,96 6,93 20,21 6,74
p2j1 7,26 6,81 5,23 19,30 6,43
p2j2 8,56 6,87 7,94 23,37 7,79
p2j3 8,61 7,46 10,64 26,71 8,90
Jumlah 58,12 57,52 58,16 173,80 6,s44
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Uji homogenitas: X2-hitung = 10,1 < X2-tabel = 15,5 (Data Homogen)
Lampiran 27. Analisis ragam hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun
terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam.
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,028563 0,014281 0,0185tn
3,63
Perlakuan 8 37,343630 4,667954 6,0312* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 24,316719 12,158359 15,7090* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 10,713252 5,356626 6,9209* 3,63
Interaksi(P x J) 4 2,313659 0,578415 0,7473tn
3,01
Galat 16 12,383570 0,773973
Non – aditif 1 3,791578 3,791578 6,6194* 4,54
Sisa 15 8,591993 0,572800
Total 26 49,755763 KK= 13,67%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Lampiran 28. Data hasil tanaman per hektar tanaman bawang daun terhadap
aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam (Transformasi
).
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata – rata I II III
-------------- ton --------------
p0j1 2,35 2,39 2,33 7,08 2,36
p0j2 2,29 2,43 2,40 7,12 2,37
p0j3 2,68 2,63 2,38 7,70 2,57
p1j1 2,37 2,44 2,61 7,42 2,47
p1j2 2,50 2,72 2,50 7,73 2,58
p1j3 2,61 2,73 2,73 8,07 2,69
p2j1 2,79 2,70 2,39 7,88 2,63
p2j2 3,01 2,71 2,91 8,63 2,88
p2j3 3,02 2,82 3,34 9,18 3,06
Jumlah 23,63 23,59 23,58 70,80 2,62
Keterangan:
P0 : 0 gr/liter
P1 : 1,5 gr/liter
P2: 3 gr/liter
j1 : 10 cm x 20 cm
j2 : 15 cm x 20 cm
j3 : 20 cm x 20 cm
Lampiran 29. Hasil analisis ragam hasil tanaman per hektar tanaman bawang
daun terhadap aplikasi pupuk daun pada berbagai jarak tanam
(Transformasi ).
S K DB JK KT F-hitung F-tabel
Kelompok 2 0,0001282 0,0000641 0,0026tn
3,63
Perlakuan 8 1,2589821 0,1573728 6,2654* 2,59
Pupuk Daun (P) 2 0,8276941 0,4138471 16,4762* 3,63
Jarak Tanam (J) 2 0,3668425 0,1834212 7,3024* 3,63
Interaksi (P x J) 4 0,0644455 0,0161114 0,6414tn
3,01
Galat 16 0,4018852 0,0251178
Total 26 1,6609954 KK = 8,15%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 %
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
KK = Koefisien keragaman
Gambar 4. Olah Tanah
Gambar 5. Pembuatan petak percobaaan
Gambar 6. Petak percobaan ukuran 2 x 1,8 m siap tanam
Gambar 7. Pemberian pupuk kandang setelah olah tanah
Gambar 8. Penanaman
Gambar 9. Tanaman dengan jarak tanam 20 x 20 cm umur 35 HST
Gambar 10.Tanaman dengan jarak tanam 15 x 20 cm umur 35 HST
Gambar 11.Tanaman dengan jarak tanam 10 x 20 cm umur 35 HST
Gambar 12. Pengukuran tinggi tanaman umur 14 HST
Gambar 13. Penimbangan pupuk daun
Gambar 14. Penyemprotan pupuk daun umur 41 HST
Gambar 15. Tanaman bawang daun siap panen
Gambar 16. Pemanenan
Gambar 17. Hasil Panen
Gambar 18. Pengukuran panjang akar
Gambar 19. Penimbangan bobot basah per rumpun