12
Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 920, Juni 2021 pISSN: 1412-369X eISSN: 2655-769X Volume 17 (1): 920, Juni 2021 9 RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN BEBERAPA FORMULA NUTRISI HIDROPONIK DAN PENGGUNAAN ROCKWOOL DENGAN UKURAN BERBEDA Response of Pakchoi (Brassica rapa L.) Due to the Use of Several Hydroponic Nutrition Formulas and the Use of Different Sizes of Rockwool Rizka Novi Sesanti dan Hilman Hidayat Politeknik Negeri Lampung Jl. Soekarno Hatta Raja Basa, Bandar Lampung E-mail: [email protected] ABSTRACT Research on the response of pakchoi (Brassica rapa L.) due to the use of several hydroponic nutrition formulas and the use of different sizes of rockwool aims to (1) compare the growth of pakchoi in four hydroponic nutrient formulas and four rockwool sizes and. (2) compare the results of pakchoi to four hydroponic nutrient formulas and four rockwool sizes. The study used four nutritional formula and four rockwool sizes. Rockwool size used was 2cm 3 (r1), 4cm 3 (r2), 8cm 3 (r3), and 12cm 3 (r4), while the nutritional formula used was n1, n2, n3, and n4. Each treatment was applied to the experimental unit according to the split plot design (4x4) with 2 replications. The data obtained will be tested by F test (analysis of variance), and continued with LSD test at α 5% level.The results showed that the use of nutrient 2 (N2) in Pak choi cultivation showed the highest value of plants, the number of leaves, and the best leaf width, respectively 16.55 cm, 8.64 strands, and 114 cm. The use of nutrients 1 (n1) and 2 (n2) in pakchoi cultivation showed wet weight (21.60 g and 23.68 g) and dry weight (5.15 g and 6.58 g) better than n3 and n4. The use of rockwool size 8 cm3 (3) and 12 cm3 (r4) in pak choi cultivation showed the best value on all observation variables except leaf width. Keywords: hydroponic, nutrient formula, rockwool size PENDAHULUAN Hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponics (kerja), yang artinya bekerja dengan menggunakan air. Istilah tersebut digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah (Irawan, 2003). Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik memungkinkan pemberian air dan nutrisi dilaksanakan secara bersamaan. Pengaturan dalam pemberian nutrisi dapat bersamaan dengan pemberian air, biasanya disebut fertigasi. Budidaya sistem hidroponik fokus pada cara pemberian air dan hara yang optimal, sesuai dengan kebutuhan tanaman, umur tanaman, dan kondisi lingkungan sehingga tercapai hasil yang maksimum (Prihmantoro dan Indriani, 2001). http://ojs.stiperdharmawacana.ac.id

RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

Volume 17 (1): 9—20, Juni 2021 9

RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

BEBERAPA FORMULA NUTRISI HIDROPONIK DAN PENGGUNAAN

ROCKWOOL DENGAN UKURAN BERBEDA

Response of Pakchoi (Brassica rapa L.) Due to the Use of Several Hydroponic

Nutrition Formulas and the Use of Different Sizes of Rockwool

Rizka Novi Sesanti dan Hilman Hidayat

Politeknik Negeri Lampung

Jl. Soekarno Hatta Raja Basa, Bandar Lampung

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Research on the response of pakchoi (Brassica rapa L.) due to the use of several

hydroponic nutrition formulas and the use of different sizes of rockwool aims to (1)

compare the growth of pakchoi in four hydroponic nutrient formulas and four rockwool

sizes and. (2) compare the results of pakchoi to four hydroponic nutrient formulas and

four rockwool sizes. The study used four nutritional formula and four rockwool sizes.

Rockwool size used was 2cm3 (r1), 4cm3 (r2), 8cm3 (r3), and 12cm3 (r4), while the

nutritional formula used was n1, n2, n3, and n4. Each treatment was applied to the

experimental unit according to the split plot design (4x4) with 2 replications. The data

obtained will be tested by F test (analysis of variance), and continued with LSD test at α

5% level.The results showed that the use of nutrient 2 (N2) in Pak choi cultivation

showed the highest value of plants, the number of leaves, and the best leaf width,

respectively 16.55 cm, 8.64 strands, and 114 cm. The use of nutrients 1 (n1) and 2 (n2) in

pakchoi cultivation showed wet weight (21.60 g and 23.68 g) and dry weight (5.15 g and

6.58 g) better than n3 and n4. The use of rockwool size 8 cm3 (3) and 12 cm3 (r4) in pak

choi cultivation showed the best value on all observation variables except leaf width.

Keywords: hydroponic, nutrient formula, rockwool size

PENDAHULUAN

Hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponics (kerja), yang artinya

bekerja dengan menggunakan air. Istilah tersebut digunakan untuk menjelaskan

cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah (Irawan, 2003). Budidaya

tanaman dengan sistem hidroponik memungkinkan pemberian air dan nutrisi

dilaksanakan secara bersamaan. Pengaturan dalam pemberian nutrisi dapat

bersamaan dengan pemberian air, biasanya disebut fertigasi. Budidaya sistem

hidroponik fokus pada cara pemberian air dan hara yang optimal, sesuai dengan

kebutuhan tanaman, umur tanaman, dan kondisi lingkungan sehingga tercapai

hasil yang maksimum (Prihmantoro dan Indriani, 2001).

http://ojs.stiperdharmawacana.ac.id

Page 2: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

10 R. N. Sesanti dan H. Hidayat

Komoditas yang banyak dibudidayakan dengan sistem hidroponik adalah

sayuran buah dan sayuran daun, salah satunya adalah pakchoi (Brasicca rapa L.).

Pakchoi hidroponik memiliki prospek untuk dikembangkan karena permintaan

pasar yang tinggi dan rasanya lebih disukai masyarakat dibandingkan caisin.

Dalam budidaya pakchoi dengan sistem hidroponik, unsur hara atau nutrisi

diberikan ke tanaman dengan cara dilarutkan dalam air, kemudian disirkulasikan

ke akar tanaman secara berkala atau pun terus menerus tergantung dari jenis

sistem hidroponik yang dipakai (Lingga, 2000).

Nutrisi yang digunakan dalam budidaya dengan sistem hidroponik adalah

nutrisi AB mix. Nutrisi AB Mix mengandung 16 unsur hara esensial yang

diperlukan tanaman, 6 diantaranya diperlukan dalam jumlah banyak (makro) yaitu

N, P, K, Ca, Mg, S, dan 10 unsur diperlukan dalam jumlah sedikit (mikro) yaitu

Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co (Agustina, 2004). Munawar (2011)

menyatakan ada tiga kriteria suatu unsur hara dikatakan essensial, yaitu; (1) tidak

adanya unsur tersebut mengakibatkan pertumbuhan tidak normal, tanaman gagal

menyelesaikan daur hidupnya, atau kematian prematur; (2) fungsi unsur tersebut

spesifik dan tidak dapat digantikan dengan unsur lainnya; dan (3) unsur tersebut

mempengaruhi langsung pertumbuhan dan metabolisme.

Kendala yang dihadapi masyarakat untuk memulai usaha hidroponik saat ini

adalah nutrisi AB mix masih jarang dijumpai di pasaran, biasanya nutrisi AB mix

diproduksi sendiri oleh perusahaan atau farm yang bergerak dibidang pertanian

hidroponik. Kalaupun ada di pasaran, harga yang ditawarkan relatif mahal

dibandingkan pupuk kimia untuk pertanian konvensional.

Formulasi nutrisi dapat dilakukan menggunakan pupuk kimia yang tersedia

di toko pertanian, dengan cara mengkombinasikan beberapa pupuk kimia yang

tersedia sehingga diperoleh kandungan nutrisi yang lengkap tetapi harga relatif

murah dan mudah didapat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kusumawardhani

dan Widodo (2003) yang menjelaskan bahwa larutan nutrisi untuk budidaya

hidroponik dapat diramu sendiri dari berbagai bahan kimia, namun memerlukan

ketelitian dan keterampilan yang tinggi. Permasalahannya adalah formula nutrisi

yang paling tepat dalam pembuatan nutrisi hidroponik menggunakan pupuk kimia

pertanian konvensional yang banyak tersedia di pasaran belum diketahui,

sehingga perlu dilakukan penelitian.

Selain formula nutrisi, dalam budidaya hidroponik diperlukan juga media

sebagai penyangga tegaknya tanaman yaitu rockwool. Rockwool adalah bahan

non-organik yang dibuat dengan cara meniupkan udara atau uap ke dalam batuan

yang dilelehkan. Hasilnya adalah sejenis fiber yang memiliki rongga-rongga

dengan diameter umumnya antara 6—10 mikromoter. Bentuknya seperti spons

namun mudah ditembus akar, tidak hancur, dan menyerap banyak air, sehingga

akar tanaman selalu dalam kondisi lembab. Rockwool yang ada di Indonesia

Page 3: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

Volume 17 (1): 9—20, Juni 2021 11

kebanyakan adalah produk impor, sehingga harganya mahal, untuk itu perlu

diketahui ukuran rockwool yang paling tepat sehingga dapat menghemat biaya

namun tetap dapat menopang tegaknya dan menjaga kelembaban akar tanaman.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian tentang formulasi

nutrisi hidroponik dan ukuran rockwool yang bertujuan untuk: (1)

membandingkan pertumbuhan pakchoi pada empat formula nutrisi hidroponik dan

empat ukuran rockwool, dan (2) membandingkan hasil pakchoi pada empat

formula nutrisi hidroponik dan empat ukuran rockwool.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di rumah kaca hidroponik Politeknik Negeri

Lampung mulai bulan Juni sampai November 2016. Bahan yang digunakan

adalah rangkaian hidroponik sistem NFT, pompa air, ember, benih pakchoi,

rockwool, Ca(NO3)2, KNO3, KH2PO4, (NH4)2SO4, MgSO4, dan Librel BMX.

Peralatan yang digunakan timbangan analitik, EC meter, pH meter, dan pena,

buku catatan, mistar, dan spidol.

Penelitian ini menggunakan perlakuan empat formula nutrisi dan empat

ukuran rockwool. Ukuran rockwool yang digunakan adalah 2cm3 (r1), 4cm3 (r2),

8cm3 (r3), dan 12cm3 (r4), sedangkan formula nutrisi yang digunakan adalah n1, n2,

n3, dan n4 (Tabel 2).

Tabel 1. Formula nutrisi hidroponik yang digunakan sebagai perlakuan

Kandungan Formula (mg kg-1)

n1 n2 n3 n4

N Total (NO3+NH4) 150 175 200 225

P 60 70 80 90

K 240 280 320 360

Ca 135 158 180 203

Mg 52,5 61,25 70 78,75

S 92 107 123 138

Pupuk Mikro (librel BMX ®) 40 g 40 g 40 g 40 g

Data yang diperoleh diuji F (analisis ragam), dan dilanjutkan dengan uji

pemisahan nilai tengah dengan Uji BNT pada taraf α 1 % dan 5 %. Electrical

Conductivity (EC) nutrisi diatur seragam yaitu 2,8 mS/cm. Nilai EC

menggambarkan seberapa banyak larutan nutrisi yang terlarut di dalam air dengan

indikator penghantaran listrik oleh ion-ion unsur hara. Nilai EC untuk tanaman

sayuran yang biasa dipakai adalah 2,8 mS/cm (Sutiyoso, 2004) atau jika

dikonversi ke ppm ±1200 ppm (Ferguson et al., 2014).

Page 4: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

12 R. N. Sesanti dan H. Hidayat

Persiapan rangkaian NFT

Penelitian ini menggunakan sistem hidroponik Nutrient Film Technique

(NFT). Ketinggian nutrisi yang mengalir pada sistem NFT hanya 2-3 mm (berupa

lapisan tipis film).Berdasarkan hasil penelitian Sesanti dan Sismanto (2014),

budidaya pakchoi secara hidroponik sangat cocok menggunakan sistem NFT.

Penyemaian

Penyemaian pakchoi untuk sistem NFT dilakukan dengan menggunakan

rockwool. Rockwool dipotong memanjang dengan lebar menyesuaikan talang,

kemudian dibuat lubang tanam menggunakan lidi. Selanjutnya rockwool diberi air

hingga basah. Benih diletakan dalam lubang tanam, masing-masing lubang tanam

1 buah benih. Semaian diletakan di rangkaian NFT agar mendapatkan aliran air,

sehingga benih tumbuh baik. Setelah berumur 7 hari setelah semai (hss),

diberikan larutan nutrisi dari 4 formula nutrisi yang dicobakan dengan EC 1

mS/cm. Bibit semai dipindah tanam setelah umur 14 hari, selanjutnya EC

dinaikan menjadi 2,8 mS/cm.

Pindah Tanam

Kegiatan pindah tanam pada sistem hidroponik NFT dilakukan dengan

cara memotong rockwool yang berisi bibit pakchoi dengan ukuran sesuai

perlakuan, selanjutnya masing masing kubus rockwool diletakan dalam rangkaian

NFT dengan jarak tanam 20 cm.

Pemeliharaan

Pemberian Nutrisi dilakukan dengan cara melarutkan nutrisi ke dalam air

hingga nilai EC menjadi 2,8 mS/cm. Pengukuran nilai EC menggunakan alat EC

meter. Selanjutnya, larutan nutrisi disirkulasikan ke rangkaian NFT. Setiap dua

hari sekali larutan nutrisi dicek nilai EC dan pH nya. Jika nilai EC turun maka

ditambahkan nutrisi dalam larutan, sebaliknya jika nilai EC tinggi, ditambahkan

air ke dalam larutan. Derajat keasaman air (pH) yang digunakan adalah 6,5—7.

Nilai pH diukur dengan menggunakan pH meter. Saat nilai pH turun dtambahkan

KOH pada larutan, dan saat nilai pH naik ditambahkan HCl hingga pH menjadi

6,5—7.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual, dengan cara

mengambil hama yang menyerang tanaman pakchoi. Sedangkan panen dilakukan

pada umur 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman.

Pengamatan

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah: Tinggi tanaman (cm), yaitu

dengan mengukur tinggi tanaman pakchoi dari pangkal batang sampai daun

tertinggi menggunakan penggaris. Jumlah daun (helai) dengan cara menghitung

jumlah daun yang sudah membuka sempurna. Lebar daun (cm) dilakukan dengan

mengukur lebar daun terlebar disetiap tanaman dengan menggunakan penggaris.

Bobot tanaman saat panen (g) dilakukan dengan cara menimbang tanaman saat

Page 5: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

Volume 17 (1): 9—20, Juni 2021 13

panen. Dan bobot kering berangkasan (g) dilakukan dengan menghitung

berangkasan kering tanaman pakchoi yang telah di oven pada suhu 105 oC selama

24 jam.

HASIL PENELITIAN

Hasil analisis ragam (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian perlakuan

berbagai jenis nutrisi dan berbagai ukuran rockwool berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tanaman pakchoi pada variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah

daun, lebar daun, berat basah brangkasan, dan berat kering brangkasan saat 30

hari setelah tanam (hst). Namun demikian, interaksi antara jenis nutrisi dan

ukuran rockwool tidak berpengaruh nyata.

Tabel 2. Rekapitulasi hasil analisi ragam pemberian perlakuan berbagai jenis

nutrisi dan beragai ukuran rockwool terhadap pertumbuhan tanaman

pakchoi

Perlakuan Tinggi

Tanaman

Jumlah

daun

Lebar

daun

Berat

basah

Berat

Kering

Nutrisi (B)

Rockwool (C)

B x C

**

**

tn

**

**

tn

*

**

tn

**

**

tn

*

**

tn

** = berbeda nyata pada taraf 1%

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

Tinggi tanaman

Hasil pemisahan nilai tengah dengan menggunakan BNT 0,05 pada

variabel tinggi tanaman disajikan pada Gambar 1. Pemberian perlakuan berbagai

jenis nutrisi dan berbagai ukuran rockwool memberikan pengaruh yang beragam

terhadap tinggi tanaman pakchoi hingga 30 hst. Pemberian perlakuan n2

menghasilkan tinggi tanaman paling tinggi mencapai 23,7 cm, tidak berbeda nyata

dengan pemberian perlakuan nutrisi n1 mencapai 21,6 cm. pemberian perlakuan

n3 dan n4 merupakan yang terendah yaitu 18,5 cm dan 20,8 cm, namun pemberian

perlakuan n4 tidak berbeda nyata dengan perlakuan n1.

Pemberian perlakuan berbagai ukuran rockwool pada tinggi tanaman

pakchoi memberikan pengaruh yang beragam. Perlakuan yang menghasilkan

tinggi tanaman paling tinggi adalah pada ukuran rockwool r4 dengan tinggi

tanaman mencapai 24,1 cm yang diikuti dengan perlakuan r3 22,1 cm. Perlakuan

r2 menghasilkan tinggi tanaman 20,6 cm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan r3.

Tinggi tanaman terendah dihasilkan dari tanaman pakchoi yang ditanam pada

ukuran rockwool r1 yang hanya mencapai 17,8 cm.

Page 6: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

14 R. N. Sesanti dan H. Hidayat

Gambar 1 memperlihatkan bahwa pemberian berbagai jenis nutrisi

menghasilkan tinggi tanaman packcoy paling tinggi adalah n1 dan n2, sedangkan

tinggi tanaman paling tinggi yang ditanam pada berbagai ukuran rockwool

tertinggi pada perlakuan ukuran rokwool r4 dan r3. Semakin kecil ukuran

rockwool maka akan semakin efisien dan menghemat input, mengingat rockwool

yang sulit diperoleh dan harganya tinggi. Dengan demikian untuk tinggi tanaman

pak choi perlakuan terbaik adalah nutrisi n1 dan n2 dengan ukuran rokwool r3

(8cm3).

Gambar 1. Pengaruh pemberian berbagai jenis nutrisi dan berbagai ukuran

rockwool terhadap tinggi tanaman pakchoi umur 30 hst. Nilai

tengah yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji BNT 5%. Nilai BNT 0,05= 2,6

Jumlah daun

Pemberian perlakuan berbagai jenis nutrisi dan berbagai ukuran rockwool

memberikan pengaruh yang beragam terhadap jumlah daun pakchoi hingga 30

hst. Gambar 2.menunjukkan bahwa perlakuan nutrisi n2 menghasilkan jumlah

daun paling banyak pada tanaman pak choi hingga umur 30 hst yaitu 16,5 helai,

paling banyak diantara perlakuan nutrisi lainnya. Jumlah daun terbanyak

selanjutnya dihasilkan dari perlakuan n1 sebanyak 15,1 helai yang diikuti dengan

perlakuan n4 sebanyak 14,1 helai. Jumlah daun paling sedikit dihasilkan akibat

pemberian perlakuan n3 sebanyak 13,5 helai.

Ukuran rockwool r4 menghasilkan jumlah daun paling banyak pada

tanaman pak choi hingga umur 30 hst yaitu 16,4 helai, nnmaun jumlah daun yang

dihasilkan akibat perlakuan r4 tidak berbeda dengan jumlah daun yang dihasilkan

dari perlakuan r3 sebanyak 16,3 helai. Jumlah daun yang lebih sedikit dari r4 dan

r3 dihasilkan oleh perlakuan r2 sebanyak 14 helai daun. Perlakuan ukuran

rockwool yang menghasilkan jumlah daun paling sedikit adalah perlakuan r1

sebanyak 12,6 helai

21,6 ab23,7 a

18,5 c20,8 bc

17,8 c

20,6 b22,1 ab

24,1 a

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4

Tin

ggi

tanam

an (

cm)

Perlakuan

Nutrisi

Rockwool

Page 7: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

Volume 17 (1): 9—20, Juni 2021 15

Jumlah daun tertinggi dihasilkan dari perlakuan nutrisi r2 dan perlakuan

ukuran rokwool r3 dan r4.Ukuran rockwool r3 dan r4 menghasilkan jumlah daun

yang tidak berbeda. Rockwool yang digunakan untuk penanaman dalam

hidroponik terutama pada sistem NFT semakin kecil ukuran rockwool yang

digunakan akan lebih efisien karena akan menghemat biaya input dalam budidaya

tanaman hidroponik sistem NFT. Dengan demikian perlakuan yanng baik untuk

menghasilkan julah daun yang banyak pada tanaman pakchoi yang ditanam secara

hidroponik sistem NFT adalah dengan menggunakan nutrisi jenis n2 dan ukuran

rockwool ukuran n3.

Gambar 2. Pengaruh pemberian berbagai jenis nutrisi dan berbagai ukuran

rockwool terhadap jumlah daun pakchoi umur 30 hst. Nilai tengah

yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

BNT 5%. Nilai BNT 0,05= 1,2343

Lebar daun

Hasil pemisahan nilai tengah dengan menggunakan BNT 0,05 pada

variabel lebar daun disajikan pada Gambar 3. Pemberian perlakuan berbagai jenis

nutrisi dan berbagai ukuran rockwool memberikan pengaruh yang beragam

terhadap lebar daun pakchoi hingga 30 hsthari setelah tanam. Gambar 3

menunjukkan bahwa pemberian perlakuan nutrisi yang menghasilkan lebar daun

paling tinggi dihasilkan dari pemberian perlakuan nutrisi n2 dan n1 yaitu 8,6 cm

dan 8,2 cm, namun lebar daun tersebut tidak berbeda nyata dengan lebar daun

yang dihasilkan dari perlakuan n4 sebanyak 7,6 cm. Lebar daun paling kecil pada

tanaman pak choi hingga umur 30 hari setelah tanam dihasilkan dari penggunaan

perlakuan jenis nutrisi n3 sebanyak 6,7 cm.

15,1 b

16,5 a

13,5 c14,1 bc

12,6 c

14 b

16,3 a 16,4 a

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4

Jum

lah d

aun (

hel

ai)

Perlakuan

Nutrisi

Rockwool

Page 8: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

16 R. N. Sesanti dan H. Hidayat

Gambar 3 menunjukkan bahwa penggunaan berbagai ukuran rockwool

untuk budidaya tanaman pakchoi secara hidroponik sistem NFT hingga umur 30

hst yang menghasilkan lebar daun paling besar adalah perlakuan n4 sebanyak 8,8

cm, tidak berbeda dengan perlakuan r3 dengan lebar daun 8,2 cm. Perlakuan

ukuran rockwool r2 menghasilkan lebar daun 7,6 cm, tidak berbeda dengan

perlakuan r3. Daun paling kecil pada tanaman pak choi yang ditanam dengan

menggunakan ukuran rockwool r1 dengan lebar daun 6,5 cm.

Perlakuan nutrisi yang menghasilkan lebar daun paling tinggi adalah

pemberian nutrisi n2, n1, dan n4. Sedangkan perlakuan ukuran rockwool yang

menghasilkan lebar daun paling tinggi adalah ukuran rockwool r4 dan r3 yang

tidak berbeda, dengan demikian lebih baik menggunakan ukuran rockwool r3

karena ukurannya lebih kecil. Ukuran rockwool yang lebih kecil lebih efisien

karena dapat menghemat rockwool dan dapat mengurangi input dalam budidaya

tanaman pakchoi secara hidroponik sistem NFT.

Gambar 3. Pengaruh pemberian berbagai jenis nutrisi dan berbagai ukuran

rockwool terhadap lebar daun pakchoi umur 30 hst. Nilai tengah

yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

BNT 5%. Nilai BNT 0,05= 1,0885

Berat basah

Hasil pemisahan nilai tengah dengan menggunakan BNT 0,05 pada

variabel berat basah disajikan pada Gambar 4. Pemberian berbagai jenis nutrisi

dan berbagai ukuran rockwool memberikan pengaruh yang beragam terhadap

berat basah brangkasan pakchoi hingga 30 hst. Gambar 4 menunjukkan bahwa

perlakuan yang menghasilkan berat basah brangkasan paling tinggi adalah pada

8,2 a8,6 a

6,7 c

7,6 ab

6,5 c

7,6 b8,2 ab

8,8 a

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1 2 3 4

Leb

ar d

aun (

cm2)

Perlakuan

Nutrisi

Rockwool

Page 9: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

Volume 17 (1): 9—20, Juni 2021 17

perlakuan nutrisi n2 dengan berat 114 g per tanaman. Perlakuan n1, n3, dan n4

menghasilkan berat basah brangkasan yang tidak berbeda satu sama lain, yaitu

78,6 g, 57,1 g, dan 75,1 g.

Perlakuan ukuran rockwool yang menghasilkan berat basah brangkasan

paling tinggi adalah ukuran rockwool r4 dengan berat basah 118,5 g. Perlakuan

ukuran rockwool r3 dan r2 menghasilkan berat basah brangkasan tanaman pakchoi

yang tidak berbeda nyata, yaitu 90,4 g dan 65,3 g. Berat basah brangkasan paling

rendah dihasilkan dari perlakuan r1 yaitu 50,7 g, namun tidak berbeda dengan

perlakuan ukuran rockwool r2.

Perlakuan nutrisi yang menghasilkan berat basah paling tinggi

dibandingkan dengan perlakuan jenis nutrisi lainnya adalah perlakuan jenis nutrisi

n2. Sedangkan perlakuan ukuran rockwool yang menghasilkan berat basah paling

tinggi adalah ukuran rockwool r4. Ukuran rockwool semakin besar akan

menghasilkan pertumbuhan tanaman pakchoi yang lebih baik.

Gambar 4. Pengaruh pemberian berbagai jenis nutrisi dan berbagai ukuran

rockwool terhadap berat basah pakchoi umur 30 hst. Nilai tengah

yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

BNT 5%. Nilai BNT 0,05= 25,648

Berat kering

Hasil pemisahan nilai tengah dengan menggunakan BNT 0,05 pada

variabel berat kering disajikan pada Gambar 5. Pemberian perlakuan berbagai

jenis nutrisi dan berbagai ukuran rockwool memberikan pengaruh yang beragam

terhadap berat kering brangkasan pakchoi hingga 30 hst. Gambar 5. menunjukkan

bahwa berat kering tanaman pakchoi yang ditanam dengan hidroponik sistem

NFT dihasilkan dari jenis nutrisi n2 dengan berat 6,6 g, tidak berbeda nyata

78,6 b

114 a

57,1 b

75,1 b

50,7 c

65,3 bc

90,4 b

118,5 a

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4

Ber

at b

asah

(g)

Perlakuan

Nutrisi

Rockwool

Page 10: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

18 R. N. Sesanti dan H. Hidayat

dengan berat kering yang dihasilkan dari perlakuan jenis nutrisi n1 5,2 g. Namun

demikian berat kering yang dihasilkan akibat pemberian jenis nutrisi n1 tidak

berbeda nyata dengan berat kering yang dihasilkan dari perlakuan n3 dan n4,

berturut-turut 3,8 g dan 4,6 g.

Penggunaan berbagai ukuran rockwool menghasilkan berat kering yang

beragam pada tanaman pakchoi yang ditanam secara hidroponik sistem NFT.

Berat kering tertinggi dihasilkan dari perlakuan ukuran rockwool r4 dengan berat

kering 7,2 g, namun tidak berbeda dengan ukuran rockwool r3 5,9 g. Pak choi

yang berat keringnya paling ringan adalah pakchoi yang ditanam pada ukuran

rockwool r2 dan r1, berturut-turut 3,6 g dan 3,3 g.

Jenis nutrisi yang menghasilkan berat kering paling tinggi adalah

perlakuan jenis nutrisi n2 dan n1. Sedangkan ukuran rockwool yang menghasilkan

berat kering paling tinggi adalah ukuran rockwool r4 dan r3. Berat kering yang

dihasilkan dari perlakuan r4 dan r3 tidak berbeda nyata. Dengan demikian

penggunaan ukuran rockwool r3 yang lebih kecil dari r4 lebih efisien karena akan

lebih hemat.

Gambar 5. Pengaruh pemberian berbagai jenis nutrisi dan berbagai ukuran

rockwool terhadap berat kering pakchoi umur 30 hst. Nilai tengah

yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

BNT 5%. Nilai BNT 0,05= 1,5967

Berdasarkan hasil pemisahan nilai tengah yang disajikan pada Gambar 1,

2, 3, 4, dan 5 terlihat bahwa nutrisi n1 menghasilkan jumlah daun, berat basah, dan

berat kering tertinggi. Sedangkan nutrisi n2 menghasilkan tinggi tanaman, jumlah

daun, lebar daun, berat basah, dan berat kering. Konsentrasi N pada nutrisi n1 dan

n2 sebesar 150 ppm dan 175 ppm, sedangkan konsentrasi N pada nutrisi n3 dan n4

5,2 ab

6,6 a

3,8 b

4,6 b

3,3 b3,6 b

5,9 a

7,2 a

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4

Ber

at k

erin

g (

g)

Perlakuan

Nutrisi

Rockwool

Page 11: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

Volume 17 (1): 9—20, Juni 2021 19

adalah 200 ppm dan 225 ppm. Peningkatan konsentrasi N dari 150 ppm dan 175

ppm ke 200 ppm dan 225 ppm pada formula nutrisi hidroponik yang dicobakan

tidak serta merta dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil pakchoi. Namun

demikian, Warganegara et. al. (2015) menyatakan bahwa penggunaan konsentrasi

nitrogen 200—300 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil selada.

Perbedaan hasil ini diduga bahwa peningkatan konsentrasi N pada formula nutrisi

hidroponik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jika diikuti

dengan ketepatan kombinasi konsentrasi unsur hara lainnya yang terkandung

dalam formula nutrisi AB mix yang dibuat.

Selanjutnya, pada perlakuan ukuran rockwool, terlihat bahwa ukuran

rockwool r3 menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat

kering tertinggi. Sedangkan ukuran rockwool r4 menghasilkan nilai tengah paling

tinggi pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, berat basah, dan

berat kering. Perlakuan ukuran rockwool r4 menghasilkan nilai tengah yang tinggi

pada semua variabel. Namun demikian, penggunaan rockwool r3 lebih efisien

dibandingkan r4.

KESIMPULAN

Penggunaan formula nutrisi n2 (175 ppm NO3+NO4, 60 ppm P, 280 ppm K,

158 ppm Ca, 61,25 ppm Mg, 107 ppm S, dan 40 gram pupuk mikro librel BMX

®) dan ukuran rockwool 12 cm3 (r4) baik digunakan untuk budidaya pak choi

secara hidroponik

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih diucapkan kepada Politeknik Negeri Lampung yang telah

membiayai penelitian ini sesuai dengan surat perjanjian pelaksanaan Penelitian

Tahun Anggaran 2016 Nomor : 055.010/PL15.8/LT/2016, tanggal 12 Mei 2016

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.

Ferguson, S.D., R.P. Saliga, and S.T. Omaye. 2014. Investigating the Effect of

Hydoponic Media on Quality of Greenhouse Grown Leafly Greens.

International Journal Of Agricultural Extension 02(03):227-234.

Warganegara, G.R., Y.C. Ginting, dan Kushendarto. 2015. Pengaruh Konsentrasi

Nitrogen dan Plant Catalyst terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Selada (Lectuca sativa L.) secara Hidroponik. Jurnal Pertanian Terapan 15

(2): 100-106

Page 12: RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN

Jurnal Wacana Pertanian Vol. 17 (1): 9—20, Juni 2021 pISSN: 1412-369X

eISSN: 2655-769X

20 R. N. Sesanti dan H. Hidayat

Irawan.2003. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Media Tanah.Penerbit M2S.

Bandung.

Kusumawardhani, A. dan W.D. Widodo.2003. Pemanfaatan Pupuk Majemuk

sebagai Sumber Hara Tomat secara Hidroponik. Buletin Agron 31(1): 15-

20.

Lingga, P. 2000. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Munawar, A. 2011.Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor: Penerbit IPB.

Poerwanto dan Susila. 2014. Teknologi Hortikultura. Bogor: Penerbit IPB.

Sesanti, R.N. dan Sismanto. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Pakchoi (Brasicca

rapa L.) pada Dua Sistem Hidroponik dan Empat Jenis Nutrisi. Jurnal

Kelitbangan Inovasi dan Pembangunan, 04 (01): 1—9.

Susilo, F.X.2014. Aplikasi Statistika untuk Analisis Data Riset Proteksi

Tanaman.Anugrah Utama Raharja Printing dan Publising. Bandar Lampung

Sutiyoso, Y. 2004. Meramu Pupuk Hidroponik. Jakarta: Penebar Swadaya.