107
RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: M. Yudistira Kusuma NIM:109053000036 KONSENTRASI MANAJEMEN ZIS DAN WAKAF JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2013 M.

RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

  • Upload
    dotuong

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT TERHADAP

UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN

ZAKAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

M. Yudistira Kusuma NIM:109053000036

KONSENTRASI MANAJEMEN ZIS DAN WAKAF

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H./2013 M.

Page 2: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT TERHADAP

UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN

ZAKAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom,I)

Oleh

M. Yudistira Kusuma

109053000036

NIP: 19640428 199303 1 002

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 3: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai
Page 4: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 25 Mei 2013

M. Yudistira Kusuma

Page 5: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

iv

ABSTRAK

Nama : M. Yudistira Kusuma

Nim : 109053000036

Judul : Respon Pengurus Forum Organisasi Zakat terhadap Undang

Undang No.23 Tahun 2011 Tengan Pengelolaan Zakat

Disahkannya UU No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat justru

menimbulkan banyak perdebatan yang masif diantara pegiat zakat dan orang-

orang yang terlibat di dalamnya. Termasuk Forum Organisasi Zakat sebagai

asosiasi lembaga pengelolaan zakat. Kepercayaan terhadap Undang-Undang

Pengelolaan Zakat (UUPZ) yang baru akan membawa kabar baik dalam

pengelolaan perzakatan di Indonesia justru menimbulkan polemik di sana-sini.

Dalam penelitian ini, hanya dibatasi pada responden dari 4 anggota

pengurus FOZ sebagai sample penelitian ini, dimana penelitian ini respon yang

diteliti hanyalah sebatas aspek respon kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sedangkan perumusannya adalah Bagaimanakah respon (kognitif, afektif dan

psikomotorik) pengurus(tahun 2012-2014) Forum Organisasi Zakat terhadap

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat?

Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dimana dalam

pengumpulan datanya melalui wawancara dan data-data tertulis, sedangkan subjek

dalam penelitian ini adalah pengurus Forum Organisasi Zakat dan objek penelitian

ini adalah Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui,

respon pengurus FOZ terhadap Undang-Undang baru No. 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat pada masyarakat saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian, responden banyak yang menolak isi dari

Undang-Undang No.23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Melalui

klarifikasi dari tiga katagori respon, pertama, respon kognitif : di mana seluruh

responden mengetahui secara umum isi tentang Undang-Undang Pengelolaan

Zakat baru tersebut. Kedua, aspek afektif : responden ada yang kecewa dan tidak

setuju dengan isi dari Undang-Undang Pengelolaan Zakat terbaru. Dan ketiga,

respon psikomotorik : melalui judicial review atau uji materiil responden menolak

Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang baru.

Page 6: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, untaian kata syukur penulis haturkan kepada sang pencipta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat seiring salam senantiasa terhaturkan kepada panutan umat, Nabi

Muhammad S.A.W. yang selalu kita harapakan syafaatnya kelak.

Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana komunikasi

Islam (S.Kom.I). tentu hal ini tidak akan luput dari bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

optimal. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis haturkan ucapan

terimakasih kepada Kedua Orang Tua yang tidak pernah bosan memberi dorongan

dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Bukan hanya dorongan yang

bersifat non materi, namun dorongan yang berbentuk materipun tidak pernah lupa

kedua orang tua berikan. Semua yang telah mereka lakukan tidak bisa penulis

balas dengan apapun kecuali Allah yang akan membalasnya. Dan penulis juga

haturkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs. Wahidin

Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. H.

Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Bapak

Drs Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Bapak Mulanasir, S.Pd, MM

selaku ketua dan sektretaris Program Studi Manajemen Dakwah sekaligus

menjadi penguji sidang skripsi ini.

3. Bapak Drs Study Rizal LK, MA selaku pembimbing skripsi yang dengan

sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga

selesai skripsi ini.

4. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi beserta seluruh

civitas akademikia, yang telah memberikan sumbangsih wawasan

Page 7: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

ii

keilmuan dan bimbingan selam penulis berada dalam masa-masa

perkuliahan.

5. Para pengurus Forum Organisasi Zakat yang telah banyak membantu

dalam meyelesaikan skripsi ini. Khususnya kepada Bpk. Sabeth

Abilawa,Bambang Suherman, Bapak Anwar Sani dan Ibu Nana Mintarti.

Juga kepada informan diluar Forum Organisasi Zakat sepertiBapak Zen

selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

ketua IMZ.

6. Wakmena dan Pakmena terima kasih atas dukungan moral dan moril serta

nasihat-nasihatnya selama saya kuliah di UIN Syarif Hidayatullah.

7. Teteh Hilda terima kasih atas sebesar-besarnya atas bantuan sharing ide,

bantuan koreksi, dan masih banyak lagi. Semoga allah yang membalas

kebaikanmu.

8. Kepada rekan dan sahabat penulis dari Jurusan Manajemen Dakwah dan

umumnya teman-teman di Fakultas Dakwah yang telah banyak membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini. Hususnya penulis haturkan terimakasih

kepada Syarifudin, Imroatus Solati, Eneng Herawati, Faizah, Hana Kafiah,

Fani Fadillah, Siti Kholisah, Sinta Rusmiati, Aditya Yudho Negoro,

Nasrullah, Amanda Harry, Musap Umair, Ulil Absar, Jaelani Firdaus, Cep

Husni, Komariah, Nur Aifah, Ajeng Retno, Raditya Pradiptassa, Slamet

Nurmawanto dan teman-teman yang selalu menemani penulis setiap

harinya, baik langsung dan tidak langsung,

9. Juga Abang Sammy,Refita, Adit, Puji, Farabi, Erni, Lisfa, Lina, Agus

Wahyudi juga saya ucapkan banyak terima kasih atas support dan

bantuannya dan untuk yang lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya.

Dan akhir kata dari penulis, semoga setiap usaha dan upaya yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini, mendapatkan kebaikan yang setimpal

dan mudah-mudahan skripsi ini bisa bermanfaat untuk berbagai pihak.

Page 8: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

iii

Ciputat, 24 Mei 2013

Penulis,

Page 9: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

ABSTRAK............................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................................ 4

C. Tujuan dan manfaat Penelitian ................................................................ 4

D. Metode Penelitian ................................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 7

F. Sistematika Pembahasan .......................................................................... 8

BAB II Landasan Teoritis

A. Ruang Lingkup Respon

1. Pengertian Respon........................................................................... 10

2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon................................................. 11

3. Jenis-Jenis Respon............................................................................ 13

4. Respon Kognitif, Afektif, Psikomotorik............................................. 14

5. Faktor-FaktorTerbentuknyaRespon ................................................. 16

B. Organisasi Pengelolaan Zakat

1. Pengertian Organisasi.................................................................... 17

Page 10: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

vi

2. Organisasi Pengelolaan Zakat........................................................ 18

a. Persyaratan Lembaga Pengelola Zakat..................................... 18

b. Urgensi Lembaga Pengelolaan Zakat...................................... 20

c. Macam-Macam Organisasi Pengelolaan Zakat....................... 21

d. Tujuan Organisasi Pengelolaan Zakat ..................................... 22

e. Sistem Pengelolaan................................................................. 23

3. Undang-Undang .............................................................................. 26

BAB III Gambaran Umum Forum Organisasi Zakat

A. Sejarah Awal Berdirinya Forum Organisasi Zakat................................. 29

B. Arah Kebijakan Program Forum Zakat Periode 2012-2015..................... 31

C. Sususan Pengurus Forum Zakat Periode 2012 – 2015 ............................ 34

D. Lembaga Pengelolaan Ziswaf yang terdaftar di Forum Organisasi

Zakat........................................................................................................ 36

BAB IV Hasil Temuan

A. Respon Kognitif Terhadap UU No. 23/2011 ............................................ 39

B. Respon Afektif Terhadap UU No. 23/2011 .............................................. 46

C. Respon Psikomotorik Terhadap UU No. 23/2011 .................................... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 56

Page 11: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

vii

B. Saran-saran ............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 58

Page 12: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam memiliki lima pilar yang diketahui atau biasa disebut dengan

rukun Islam yang salah satu diantaranya adalah zakat. Berbeda dengan pilar-pilar

lainnya, zakat memiliki dua dimensi yang mendasar. Pertama, dimensi ibadah

(ritual) sebagai tanda penghambaan kepada Allah swt sekaligus sebagai pembersih

harta dan jiwa. Kedua, dimensi sosial dimana sebagai tanda kepedulian terhadap

sesama, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kesenjangan sosial. Hal

inilah yang membuat zakat menjadi kewajiban sosial yang bersifat ibadah.

Namun fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat muslim di Indonesia

saat ini, bahwa mereka sangat mementingkan soal ibadah, sehingga kriteria muslim-

tidaknya seseorang yang umum adalah patuhnya seseorang dalam melaksanakan

ibadah, terutama shalat, puasa dan haji. Namun yang mengherankan adalah zakat

tidak termasuk dalam ibadah yang sama pentingnya dengan shalat, puasa dan haji.

Di antara penyebabnya menurut Harun Nasution hal ini disebabkan karena di

kalangan masyarakat terdapat pengertian bahwa kewajiban hamba terbatas pada

pengabdian terhadap Tuhan (ibadah syakhsiah) dan tidak termasuk pengabdian

terhadap manusia dan masyarakat (ibadah ijtima'iyyah). Padahal pengulangan

perintah zakat dalam Al-Quran menunjukan bahwa kewajiban zakat itu merupakan

kewajiban agama yang harus diyakini dan dilaksanakan sehingga tidak ada peluang

untuk diingkari.

Dalam teori ketatanegaraan Islam, pengelolaan zakat diserahkan kepada

waliyul amr yang dalam konteks ini adalah pemerintah, sebagaimana perintah Allah

dalam firman-Nya "khud min amwalihim" (ambillah sedekah zakat dari harta

mereka) (Q.S. At-Taubah :103). Para fukaha menyimpulkan ayat ini, bahwa

Page 13: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

2

kewenangan untuk melakukan pengambilan zakat dengan kekuatan hanya dapat

dilakukan oleh pemerintah.1

Kelahiran Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan

Zakat telah merubah secara drastis dunia per-zakat-an di Indonesia. Legalisasi

Lembaga Amil Zakat sebagai representasi masyarakat menjadi faktor penentu

utama perubahan fundamental tersebut. Dalam kurun kurang dari 10 tahun, dana

sosial Islam, terutama zakat, telah berubah dari pengelolaan 'Seputar Ramadhan' dan

untuk 'kebutuhan sosial' fakir miskin, kini menjadi sebuah kegiatan yang

menghasilkan tidak saja layanan sosial gratis atau hal-hal yang bersifat konsumtif

tetapi juga menjadi sebuah kegiatan yang bersifat produktif dan tentu saja

pemberdayagunaan dana zakat ini tidak hanya menyentuh sektor ekonomi sosial

saja tetapi juga menyentuh sektor pendidikan baik di perkotaan hingga di berbagai

pelosok Indonesia.

Sejatinya, zakat merupakan ranah pemerintah. Namun di Indonesia telah

terjadi kecelakaan sejarah dan itu masih berlaku hingga saat ini. Di Indonesia zakat

dikelola oleh dua unsur: pemerintah dan masyarakat. Lembaga pengelolaan zakat

yang dibentuk oleh pemerintah disebut dengan Badan Amil Zakat (BAZ),

sedangkan yang dibentuk atas prakarsa masyarakat dikenal dengan Lembaga Amil

Zakat (LAZ).

Dalam teknis yang berbeda, LAZ dan BAZ mengembangkan program yang

sama. Pendidikan, santunan sosial dan ekonomi. Program-program tersebut

nantinya akan dikomunikasikan kepada muzakki dan calon muzakki. Tanpa

komunikasi yang terjalin terhadap LAZ lainnya atau BAZ, satu dari dua kondisi

berikut mudah ditemukan atau diamati. Pertama, satu calon muzakki menerima

tawaran dari dua atau lebih LAZ dan yang kedua, satu wilayah mendapatkan

perhatian lebih, wilayah yang lain tidak mendapatkan perhatian yang memadai.

1Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. Zakat dan Peran Negara. (Jakarta : Forum Organisasi Zakat,

2006), h. 20

Page 14: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

3

Jarang sekali BAZ dan LAZ menampilkan gagasan yang mensinergikan

antar lembaga satu sama lain. Indikasi yang dapat dicermati adalah adanya perang

iklan atau spanduk. Meski tidak banyak, saling menampilkan kelemahan lembaga

lain namun dari pencapaian yang demikian besar, hampir tidak ditemukan

koordinasi untuk distribusi, baik dari sebaran program maupun wilayah. Sehingga

jika dibiarkan hal ini akan mengakibatkan sulitnya dijumpai dua lembaga pengelola

zakat yang mampu membangun komunikasi dan kerjasama pada lingkup yang lebih

luas dan mendasar.

Melihat dinamika perubahan yang terjadi pada masyarakat dewasa inilah,

membuat pemerintah agaknya berpikir kembali untuk mengorganisir dana zakat

agar lebih tersentralisasi melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat.

Dalam hal ini Forum Organisasi Zakat (FOZ) memiliki tanggapan lain

dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi mengenai masalah zakat di

Indonesia.

FOZ merupakan lembaga yang memayungi keberadaan Lembaga

Pengelolaan Zakat (LPZ). Keberadaan FOZ sangat strategis sebab FOZ berperan

sebagai lembaga konsultatif koordinatif. Fungsi FOZ menjalin kekuatan antar LPZ,

baik yang dibentuk pemerintah maupun non-pemerintah. Untuk bisa bekerja sama

dalam memaksimalkan pengelolaan dana Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS). Di samping

itu, diharapkan dapat mengatasi konflik yang mungkin tumbuh di antara anggota.

Bahkan FOZ juga harus mampu menjadi lembaga yang memiliki power untuk

memperjuangkan kebutuhan anggota.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti skripsi dengan

judul “Respon Pengurus Forum Organisasi Zakat terhadap Undang-Undang

No. 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.”

Page 15: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

4

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya serta

mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi

penelitian ini hanya pada Respon Pengurus Forum Organisasi Zakat terhadap

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Adapun

Pengurus Forum Organisasi Zakat yang diteliti hanya terdiri dari 4 pengurus dari

26 pengurus Forum Organisasi Zakat. Respon dalam penelitian ini berkaitan

dengan Kognisi, Afeksi, dan Psikomotorik.

Sedangkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dapat

dirumuskan secara umum adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah respon

pengurus(tahun 2012-2014) Forum Organisasi Zakat terhadap Undang-Undang No.

23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat?”

Rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Bagaimana respon kognitif pengurus Forum Organisasi Zakat terhadap

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat?

2. Bagaimana respon Afektif pengurus Forum Organisasi Zakat terhadap

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat?

3. Bagaimana respon Psikomotorik pengurus Forum Organisasi Zakat

terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui, respon

pengurus FOZ terhadap Undang-Undang baru No. 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat pada masyarakat saat ini, adapun tujuan lainnya adalah untuk

mengetahui aspek kognisi, afeksi, dan psikomotorik dari respon FOZ terhadap

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Page 16: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

5

Sedangkan manfaat dari penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam tambahan informasi dan pengetahuan bagi akademisi dan pihak

lainnya, mengenai respon pengurus FOZ terhadap Undang-Undang baru No.

23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia,baik dalam aspek

kognisi, afeksi dan psikomotorik.

2. Manfaat praktisi

Hasil dari laporan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

masukan dan saran yang bermanfaat, sebagai bahan pertimbangan dalam

pelaksanaan dalam pengimplementasian Undang-undang baru No.23 Tahun

2011 Tentang Pengelolaan Zakat di ke depannya nanti.

D. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti adalah deskriptif-kualitatif serta data-

data pendukung seperti buku-buku tertulis dan sebagainya. Maksudnya adalah

peneliti berusaha untuk eksplorasi serta menganalisa respon pengurus Forum

Organisasi Zakat baik dalam aspek kognisi, afeksi, dan psikomotorik terhadap

Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

1. Sumber Data

a. Primer yakni sumber data-data yang diperoleh secara langsung dari

responden melalui wawancara. Dalam hal ini peneliti mewawancarai empat

pengurus FOZ : M. Anwar Sani (Wakil Sekjend), Sabeth Abilawa (Ketua

Bidang Advokasi dan Pengawasan), Bambang Suherman (Sekretaris

Jendral), Nana Mintarti (Sekretaris Bidang Advokasi dan Pengawasan.

Page 17: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

6

Adapun alasan peneliti memilih empat pengurus ini sebagai sample

penelitian karena Bambang Suharman dan M. Anwar Sani merupakan

susunan pertama setelah Ketua Umum dan Wakil ketua di Forum Organisasi

Zakat. Sedangkan Sabeth Abilawa dan Nana Mintarti sebagai ketua dan

sekretaris bidang advokasi dan pengawasan, karena bidang pekerjaan

mereka berhubungan dengan ranah hukum tentang undang-undang

pengelolaan zakat.

b. Sekunder yakni sumber data-data yang diperoleh dari laporan-laporan yang

dikeluarkan Forum Organisasi Zakat serta diperoleh dari literatur

kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, koran, serta sumber lainnya yang

berkaitan dengan materi penelitian ini.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Pengamatan terlibat

Observasi ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

pada pengurus Forum Organisasi Zakat. Hal ini guna mengetahui keadaan

yang sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

b. Wawancara mendalam (Depth Interview)

Peneliti akan mewawancarai 4 pengurus Forum Organisasi Zakat

sebagai sample serta orang orang yang terlibat yang dapat menjabarkan isu

permasalahan yang menyangkut penelitian ini. Dimana sebagai tambahan

saya mewawancarai 2 orang di luar pengurus Forum Organisasi Zakat

seperti Arif Haryono (pimpinan IMZ) dan Muhammad Zen (motivator dan

penulis buku tentang zakat).

Page 18: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

7

c. Dokumentasi

Dokumentasi di sini ialah data yang berupa arsip, data-data tertulis

seperti buku, majalah, dan sebagainya yang dimiliki oleh lembaga tersebut

dan lain sebagainya.

d. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif, di dalamnya dilakukan pengkatagorian sesuai dengan penelitian

respon yang terdiri dari aspek kognisi, afeksi, dan psikomotorik.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini berada kantor FOZ di Jl. Lenteng Agung Raya No.

60, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kantor Dompet Dhuafa di Ciputat, kantor IMZ di

Ciputat dan Kantor Darul Quran di Ciledug. Sedangkan untuk waktu

penelitiannya menghabiskan waktu selama 3 bulan sejak tanggal 12 Februari

sampai dengan tanggal 12 Mei.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembelajaran dan perbandingan

dengan penelitian sebelumnya terutama yang berbasis dengan Undang-Undang

Pengelolaan Zakat. Diantaranya skripsi pertama berjudul, “Telaah Kritis atas

wewenang badan Amil Zakat dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Zakat”, yang ditulis oleh Syamsul Rizal Marzuki

(104043201378) Jurusan PMH (2004) dalam tulisannya lebih membahas pada

kewenangan Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibuat oleh pemerintah sebagaimana

diatur dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat

sebatas mengatur pengelolaan zakat, mulai dari pengumpulan zakat dan

pendayagunaan zakat, penulis juga mengkritisi tentang tidak memberikannya

kewenangan secara penuh dalam pengelolaan zakat, seperti kewenangan untuk

Page 19: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

8

mengambil secara paksa bagi muzzaki yang tidak mampu membayar zakat atau

memberikan sangsinya, pengaturan pemberian sangsi hanya diberikan kepada

pengelola zakat yang melakukan pelanggaran, sedangkan mekanisme penjatuhan

sangsi tersebut tidak dijelaskan secara rinci.

Kedua, “Perbandingan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Zakat dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Zakat” yang ditulis oleh Muhammad Tajuddin

(105043201338) Jurusan PMH Fakultas Syariah UIN Jakarta. Dalam tulisannya

lebih membahas perbandingan-perbandingan dan persamaan-persamaan tentang

pengaturan Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 dengan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2011 di mana untuk mengetahui apa saja yang diamandemenkan

di undang-undang terbaru yakni Undang-Undnag Nomor 23 tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat.

Adapun setelah mempelajari kedua skripsi tersebut penulis tertarik serta

memberanikan diri untuk membahas skripsi dengan judul “Respon pengurus

Forum Organisasi Zakat terhadap UU No. 23 tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat" karena subjek yang diteliti belum ada satupun yang

membahas judul yang penulis teliti.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah, dan sekaligus agar pembahasan dapat dilakukan

secara terarah dan sistematis, maka penulis membagi atas lima bab. Kelima bab

tersebut secara rinci sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Penulis mengurai beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian ini, pada

bagian awal diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam

mengumpulkan data, dan diakhiri dengan uraian tentang sistematika penulisan.

Page 20: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

9

Bab II: Landasan Teoritis

Membahas tentang definisi-definisi judul penelitian baik ditinjau dari

etimologi maupun terminologi yang bersandar dari kepustakaan yang rajih. Yakni

mengenai pengertian respon dan jenis-jenis dari respon tersebut, juga menjelaskan

tentang organisasi pengelolaan zakat dan sebagainya.

Bab III : Profil Forum Organisasi Zakat

Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum mengenai Forum

Organisasi Zakat, mulai dari sejarah berdirinya, visi-misi, tugas-tugas, kegiatan, dan

lain sebagainya.

Bab IV : Hasil Temuan

Bab ini merupakan bab inti dari penelitian dimana penulis akan membahas

respon kognisi, afeksi dan psikomotorik anggota Forum Organisasi Zakat terhadap

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, serta analisis-

analisis mengenai respon dari FOZ tersebut.

Bab V: Penutup

Merupakan bab akhir, dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan

dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok

yang dikemukakan sebelumnya, dan kemudian penulis mengemukakan saran-saran.

Page 21: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

10

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Respon

1. Pengertian Respon

Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan disebutkan bahwa respon

adalah reaksi psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan; ada

yang bersifat otonomis seperti refleks dan reaksi emosional langsung, ada

pula yang bersifat terkendali.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa respons

adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang

terjadi.2

Dalam Kamus Ilmiah Serapan, respons dapat diartikan sebagai reaksi

terhadap suatu rangsangan; tanggapan; jawaban.3 Merespon adalah meladeni,

melayani membalas (surat), membidas, menanggapi, menangkis (kecaman),

mengindahkan, menimpali, menjawab, menyambut; memenuhi (panggilan),

menemui.4

Menurut Poerwadarminta, respon diartikan sebagai tanggapan reaksi

dan jawaban.Respon akan muncul dari penerima pesan setelah sebelumnya

terjadi serangkaian komunikasi.5

1 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan

Kebudayaan Nusantara, 1997), h. 964. 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), edisi ke-2, h.

838. 3 AKA Kamarulzaman dan M. Ahlan Y. Al-Barry, Kamus Ilmiah Serapan Disertai Entri

Tambahan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Yogyakarta: Absolut, 2005), h. 606. 4 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2006), h. 526. 5 Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999), cet. Ke-3, h. 43.

Page 22: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

11

Menurut Ahmad Subandi, respon adalah sebagai istilah umpan balik

(feed back) yang memiliki peran atau pengaruh besar baik atau tidaknya suatu

komunikasi.6

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa respon terbentuk

dari proses rangsangan atau pemberian aksi atau sebab terhadap suatu

peristiwa yang berujung pada hasil kreasi dan akibat dari proses rangsangan

tersebut.

2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon

Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori

S-O-R berasal dari psikologi kemudian menjadi teori komunikasi. Kalau

kemudian menjadi teori komunikasi juga tidak mengherankan,karena objek

material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang

jiwanya meliputi komponen-komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi

dan konasi.7

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan sikap adalah aspek

“How” bukan “What” atau “Why”,How To Change The Attitude, bagaimana

mengubah sikap komunikan dalam proses perubahan sikap. Stimulus atau

pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak.

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi. Jadi unsur-

unsur dalam model ini adalah:

a. Pesan (Stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O)

6 Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet. ke- 19, h. 50.

7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003), cet. 3 h. 254.

Page 23: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

12

c. Efek (Respone, R)8

Prof. Dr. Ma’rifat dalam bukunya; “Sikap Manusia, Perubahan serta

Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang

mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting,

yaitu:

a. Perhatian

b. Pengertian

c. Penerimaan

Gambar teori S-O-R9

Gambar di atas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan

8Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003) cet. 3, h. 254. 9Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003) cet. 3 h. 254

Organisme :

Perhatian

Pengertian

Penerimaan

Stimulus

Response

(Perubahan Sikap)

Page 24: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

13

kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.10

Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan

inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan

menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.11

Prinsip stimulus respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar

yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulti tertentu.

Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu

kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audien. Elemen-elemen utama

dari teori ini adalah pesan stimulus, seseorang atau receiver (organism) dan

efek (respon).12

3. Jenis-Jenis Respon

Respon akan terjadi karena beberapa hal. Terjadinya respon akan

sangat tergantung dengan penyebab yang menimbulkannya.

Menurut Jalaludin Rahmat, Respon terbagi atas tiga bagian yaitu:

a. Respon kognitif yaitu respon yang timbul setelah adanya pemahaman

terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan.

Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui atau dipersepsi

oleh khalayak

b. Respon afektif yaitu respon yang timbul karena adanya perbuahan

perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai.

Timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau

dibenci khalayak

10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003)cet. 3 h. 255 11

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003) cet. 3 h. 256. 12

S. Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta : Univ. Terbuka), cet. 9 h. 514.

Page 25: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

14

c. Respon konatif yaitu respon yang berupa tindakan, kegiatan atau

kebiasaan yang terkait dengan perilaku nyata. Merujuk pada perilaku

nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola tindakan, kegiatan, atau

kebiasaan berperilaku.13

Dalam hal ini Abu Ahmadi menerangkan, berdasarkan indera yang

dipakainya tanggapan terbagi menjadi lima macam :

“Menurut indera yang digunakan, tanggapan dapat dibagi menjadi

lima macam, yaitu: (1) tanggapan pengadilan, (2) tanggapan baru, (3)

tanggapan pengecap, (4) tanggapan pendengaran dan (5) tanggapan peraba.

Menurut ikatannya, tanggapan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan”14

Sedangkan menurut Alisuf Sabri, dari segi bentuknya tanggapan dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Tanggapan kenangan, yaitu sekadar reproduksi dari pada

pengamatan-pengamatan di masa lampau.

2. Tanggapan khayal, yaitu seolah-olah hasil baru. Tetapi meskipun

demikian sebenarnya tanggapan khayal itu tidak sepenuhnya baru

sifatnya. Tanggapan khayal itu dibentuk dengan menggunakan

kesan atau pengalaman lama; hanya saja telah disusun oleh daya

khayalnya sebagai sesuatu yang baru keadaan atau bentuknya.15

4. Respon Kognitif, Afektif, Psikomotorik

a. Aspek Kognitif

13

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h.

218. 14

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Bulan Bintang 1982), h. 36. 15

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1993), h. 60.

Page 26: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

15

Kawasan kognitif merupakan kawasan yang berkaitan dengan

aspek-aspek intelektual atau berpikir/nalar. Di dalamnya mencakup

pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan

(application), penguraian (analyze), pemaduan (synthesis), dan

penilaian (evaluation).16

Komponen respon evaluatif kognitif adalah gambaran tentang

cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa, atau situasi

sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau

ide sesesorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling

sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang

digunakan dalam berpikir.17

b. Aspek Afektif

Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-

aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap

moral dan sebagainya. Di dalamnya mencakup penerimaan

(receiving/attending), sambutan (responding), tata nilai (valuing),

pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization).18

Komponen respons evaluatif afektif dari sikap adalah

perasaaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.

Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasian, benci, marah,

cemburu atau suka. 19

c. Aspek Psikomotorik

16

Solichin, Mohammad Muchlis. Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar Dalam Proses

Pembelajaran (Yogyakarta: Suka Press, 2012), h. 86 17

Hanurawan, Fattah, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya)

2010 h. 65 18

Solichin, Mohammad Muchlis. Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar Dalam Proses

Pembelajaran (Yogyakarta: Suka Press, 2012), h. 87 19

Hanurawan, Fattah, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya)

2010 h. 65

Page 27: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

16

Kawasan psikomotorik yaitu kawasan yang berkaitan dengan

aspek-aspek keterampilan yang melibatkann fungsi sistem syaraf dan otot

(neuronmuscular system) dan berfungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari

kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual),

menyesuaikan (adaptation), dan menciptakan (origination).20

Dapat diambil kesimpulan terdapat tiga komponen sikap atau

respon seseorang terhadap suatu objek. Tiga komponen tersebut adalah

kognitif, afektif dan psikomotorik dimana melalui ketiga komponen itu

secara bertahap, merupakan penentu sikap seseorang terhadap objek

tertentu.

5. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon

Sejak lahir manusia sudah dapat menerima stimulus dan sekaligus

dituntun untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh yang ada dalam

dirinya, semua itu dilakukan untuk mengembangkan semua fungsi alat

inderanya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Seperti yang

dikatakan Bimo Walgito, “Alat indera itu penghubung antara individu

dengan dunia luarnya”.21

Tanggapan atau respon yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika

terpenuhi faktor penyebabnya. Menurut Bimo Walgito, terdapat dua faktor

yang menyebabkan individu melakukan respon, yaitu:

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada pada diri individu. Manusia

terdiri dari dua unsur, yaitu : jasmani dan rohani, maka seseorang

yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap

dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila

terganggu salah satu unsur tersebut, maka akan melahirkan respon

20

Solichin, Mohammad Muchlis. Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar Dalam Proses

Pembelajaran (Yogyakarta: Suka Press, 2012), hlm. 87 21

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: UGM, 1996), h. 53.

Page 28: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

17

yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan

respon, atau akan berbeda responnya tersebut diantara satu orang

dengan yang lainnya.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini

biasa dikenal juga dengna faktor stimulus. Faktor ini berhubungan

dengan objek yang diamati, sehingga menimbulkan stimulus,

kemudian stimulus tersebut sampai pada indera yang

menggunakannya.22

Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu dapat mengamati

sesuatu hal atau menanggapi suatu kegiatan yang timbul akibat adanya

stimulus dari alat indera yang dimilikinya, sehingga timbul suatu bayangan

yang tertinggal dalam ingatan pada tiap individu tersebut setelah adanya

pengamatan dan dapat ditimbulkan kembali sebagai jawaban dan tanggapan.

B. Organisasi Pengelolaan Zakat

1. Pengertian Organisasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia organisasi adalah kesatuan

(susunan) yang terdiri atas bagian-bagian (orang) dalam perkumpulan dsb

untuk tujuan tertentu, atau kelompok kerja sama antara orang-orang yang

diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai

berikut :

Defenisi lain dari Stephen P. Robbins adalah bahwa organisasi

merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan

sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang

22

Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneka Cipta, 1997), h. 6.

Page 29: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

18

relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok

tujuan.23

Sedangkan menurut Stoner; Organisasi adalah suatu pola hubungan-

hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer

mengejar tujuan bersama.24

Untuk menyederhanakan defenisi dari organisasi itu sendiri, terdapat

beberapa karakteristik organisasi. Organisasi : (1) mempunyai tujuan tertentu

dan merupakan kumpulan berbagai manusia; (2) mempunyai hubungan

sekunder (impersonal); (3) mempunyai tujuan yang khusus dan terbatas; (4)

mempunyai kegiatan kerjasama pendukung; (5) terintegrasi dalam sistem

sosial yang lebih luas; (6) menghasilkan barang dan jasa untuk

lingkungannya; dan (7) sangat terpengaruh atas setiap perubahan

lingkungan.25

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah

suatu wadah atau tempat berkumpulnya orang-orang untuk bekerja bersama-

sama dan merealisasikan tujuannya.

2. Organisasi Pengelolaan Zakat

a. Persyaratan Lembaga Pengelola Zakat

Menurut Yusuf Qurdhawi dalam bukunya, fiqhu zakat,

menyatakan bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai amil atau

pengelola zakat harus memiliki beberapa syarat sebagai berikut:

1) Beragama Islam. Karena zakat adalah salah satu rukun Islam,

maka sudah saatnya apabila urusan penting kaum muslimin ini

diurus oleh sesama muslim.

23

Stephen P. Robbins, Teori Organisasi: Struktur Desain, dan Aplikasi, alih bahasa, Jusuf

Udaya (Jakarta: Arcan,1994), h. 4. 24

http://akmal-aria.blogspot.com/2012/11/definisi-organisasi.html 25

Alo Liliweri, Sosiologi Organisasi, (Bandung:PT. Citra Aditya Bakti, 1997), h. 24.

Page 30: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

19

2) Mukallaf. Yaitu orang dewasa yang sehat akal pikirannya yang

siap menerima tanggung jawab.

3) Memiliki sifat amanah atau jujur. Sifat ini sangat penting karena

berkaitan dengan kepercayaan umat. Artinya para muzakki akan

rela menyerahkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat jika

lembaga ini memang patut dan layak dipercaya. Keamanahan ini

diwujudkan dalam bentuk transparan (keterbukaan) dalam

menyampaikan laporan pertanggung jawaban secara berkala dan

juga ketepatan penyaluran sejalan dengan ketentuan syari’at

Islamiyyah.

4) Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang menyebabkan

ia mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan

dengan zakat kepada masyarakat.

5) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-

baiknya. Amanah dan jujur merupakan syarat yang penting, akan

tetapi harus ditunjang kemampuan dalam melaksanakan tugas.

Perpaduan antara amanah dan kemampuan inilah yang akan

menghasilkan kinerja yang optimal.

6) Kesungguhan amil zakat dalam melaksanakan tugasnya.26

Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011 Tentang Pengelolaan Zakat lembaga zakat harus memiliki

persyaratan teknis antara lain sebagai berikut:

a. Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan

b. Islam yang mengelola bidang pendidikan,dakwah, dan sosial;

c. Berbentuk lembaga berbadan hukum;

d. Mendapat rekomendasi dari BAZNAS;

e. Memiliki pengawas syariat;

f. Organisasi;

26

Didin,Zakat dalam perekonomian Modern, (Depok : Gema Insani, 2004) h. 171-173.

Page 31: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

20

g. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia organisasi melaksanakan

kegiatannya;

h. Bersifat nirlaba;

i. Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi

kesejahteraan umat; dan bersedia diaudit syariah dan diaudit

keuangan secara berkala.27

Persyaratan tersebut tentu mengarah pada profesionalitas dan

transparansi dari tiap lembaga pengelola zakat. Dengan demikian,

diharapkan akan semakin bergairahnya muzzaki menyalurkan zakatnya

melalui lembaga pengelola zakat.

b. Urgensi Lembaga Pengelolaan Zakat

Pelaksanaan zakat di dasarkan pada firman allah swt yang

terdapat dalam surah at-Taubah: 60,

إوما الصدقات للفقزاء والمساكيه والعامليه عليها والمؤلفة قلىبهم وفي الزقاب والغارميه

وفي سبيل الله وابه السبيل فزيضة مه الله والله عليم حكيم

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf

yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang

yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Juga dalam firman Allah swt dalam surah at-taubah : 103

خذ مه أمىالهم صدقة تطهزهم وتزكيهم بها وصل عليهم إن صالتك سكه لهم والله سميع

عليم

27

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakatbagian keempat pasal

18.

Page 32: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

21

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelolaan zakat, apalagi

yang memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa

keuntungan, antara lain:

Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar

zakat. Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat

apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

Ketiga, untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat

dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada

suatu tempat. Keempat, untuk memperlihatkan syiar Islam dalam

semangat penyelenggaraan pemerintahan yang Islami. Sebaliknya, jika

zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun

secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi disamping akan

terabaikan hal-hal tersebut di atas, juga hikmah dan fungsi zakat,

terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit

diwujudkan.28

c. Macam-macam Organisasi Pengelolaan Zakat

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat. Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia terdiri

dari 2 macam yaitu :

1) Badan Amil Zakat

Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut

BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat

secara nasional. Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat,

28

Didin, Zakat dalam perekonomian Modern, (Depok : Gema Insani, 2004) h.126

Page 33: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

22

dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang

berkedudukan di ibu kota Negara, BAZNAS provinsi, dan

BAZNAS kabupaten/kota. BAZNAS merupakan lembaga yang

pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung

jawab kepada Presiden melalui Menteri. BAZNAS merupakan

lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat

secara nasional.

2) Lembaga Amil Zakat

Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,

masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang

ditunjuk oleh Menteri. LAZ wajib melaporkan secara berkala

kepada BAZNAS atas pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian,

dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit syariah dan keuangan.

Secara subtansial, pengertian tersebut dapat ditemukan

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat.Namun demikian kedua pengelola zakat itu

memilki tugas dan fungsinya yang sama, yaitu mengumpulkan,

mendistribusikan dan mendayagunakan harta zakat yang

dikumpulkan oleh umat Islam.

d. Tujuan Organisasi Pengelolaan Zakat

Sedangkan dalam pengelolahan zakat, ada empat tujuan yang

hendak dicapai, yaitu:

1) Memudahkan muzakki menunaikan zakat;

2) Menyalurkan zakat yang terhimpun kepada mustahik yang

berhak menerima;

Page 34: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

23

3) Mengelola zakat dengan memprofesionalkan organisasi zakat;

4) Terwujudnya kesejahteraan sosial.29

e. Sistem pengelolaan

OPZ harus memiliki sistem pengelolaan yang baik. Unsur-

unsur yang harus diperhatikan adalah :

1) Memiliki sistem, prosedur dan aturan yang jelas

Sebagai sebuah lembaga, sudah seharusnya jika semua

kebijakan dan ketentuan dibuat aturan mainnya secara jelas dan

tertulis. Sehingga keberlangsungan lembaga tidak bergantung

kepada figur seseorang, tetapi kepada sistem. Jika terjadi

pergantian SDM sekalipun, aktivitas lembaga tidak terganggu

karenanya.

2) Manajemen terbuka

Karena OPZ tergolong lembaga publik, maka sudah

selayaknya menerapkan manajemen yang terbuka. Maksudnya,

ada hubungan timbal balik antara amil zakat selaku pengelola

dengan masyarakat. Dengan ini maka akan terjadi sistem

kontrol yang melibatkan unsur luar, yaitu masyarakat itu

sendiri.

3) Mempunyai rencana kerja

Rencana kerja disusun berdasarkan kondisi lapangan

dan kemampuan sumber daya lembaga. Dengan dimilikinya

rencana kerja, maka akivitas OPZ akan terarah. Bahkan dapat

29

Fahruddin, Fiqih Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN Press 2008), h. 296-303.

Page 35: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

24

dikatakan, dengan dimilikinya rencana kerja yang baik berarti

50% target tercapai.

4) Memiliki Komite Penyaluran (Lending Committee)

Agar dana dapat tersalurkan kepada yang benar-benar

berhak, maka harus ada suatu mekanisme sehingga tujuan

tersebut dapat tercapai. Salah satunya adalah dibentuknya

Komite Penyaluran.

Tugas komite ini adalah melakukan penyeleksian

terhadap setiap penyaluran dana yang akan dilakukan. Apakah

dana benar-benar disalurkan kepada yang berhak, sesuai

dengan ketentuan syariah, prioritas dan kebijakan lembaga.

Prioritas penyaluran perlu dilakukan. Hal ini tentunya

berdasarkan survei lapangan, baik dari sisi asnaf mustahik

maupun bidang garapan (ekonomi, pendidikan, dakwah,

kesehatan, sosial dan lain sebagainya). Prioritas ini harus

dilakukan karena adanya keterbatasan sumber daya dan dana

dari lembaga.

5) Memiliki sistem akuntasi dan manajemen keuangan

Sebagai sebuah lemabga publik yang mengelola dana

masyarakat, OPZ harus memiliki sistem akuntansi dan

manajemen keuangan yang baik. Manfaatnya antara lain:

a) Akuntabilitas dan transparasi lebih mudah dilakukan,

karena bagai laporan keuangan dapat lebih mudah

dibuat dengan akurat dan tepat waktu

b) Keamanan dana relatif lebih terjamin, karena terdapat

sistem kontrol yang jelas. Semua transaksi relatif akan

lebih mudah ditelusuri.

c) Efesiensi dan efektivitas relatif lebih mudah dilakukan.

Page 36: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

25

6) Diaudit

Sebagai bagian dari penerapan prinsip transparasi,

diauditnya OPZ sudah menjadi keniscayaan, baik oleh auditor

internal maupun eksternal. Auditor internal diwakili oleh

komisi pengawasan atau internal auditor. Sedangkan auditor

eksternal dapat diwakili oleh Kantor Publik atau lembaga audit

independen lainnya.

Ruang lingkup audit meliputi :

a) Aspek keuangan

b) Aspek kinerja lainnya (efesiensi dan efektivitas)

c) Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah Islam

d) Penerapan peraturan perundang-undangan

7) Publikasi

Semua yang telah dilakukan harus disampaikan kepada

publik sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan

transparannya pengelola. Caranya dapat melalui media massa

seperti surat kabar, majalah, buletin, radio, TV, dikirim

langsung kepada para donatur, atau ditempel dipapan

pengumuman yang ada di kantor OPZ yang bersangkutan. Hal-

hal yang perlu dipublikasikan antara lain laporan keuangan,

laporan kegiatan, nama-nama penerima bantuan dan lain

sebagainya.30

30

Fahruddin, Fiqih Manajemen Zakat di Indonesia, Malang: UIN Press 2008, h. 54- 57

Page 37: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

26

C. Undang-Undang

1. Pengertian

Undang-Undang/Perundang-undangan (atau disingkat UU) adalah

Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden. Undang-undang

memiliki kedudukan sebagai aturan main bagi rakyat untuk konsolidasi

posisi politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan bersama dalam

rangka mewujudkan tujuan dalam bentuk Negara. Undang-undang dapat

pula dikatakan sebagai kumpulan-kumpulan prinsip yang mengatur

kekuasaan pemerintah, hak rakyat, dan hubungan di antara keduanya.31

2. Sejarah

Undang-undang (bahasa Inggris: Legislation - dari bahasa Latin lex, legis

yang berarti hukum) berarti sumber hukum, semua dokumen yang

dikeluarkan oleh otoritas yang lebih tinggi, yang dibuat dengan mengikuti

prosedur tertulis.

Konsep hukum yang didefinisikan oleh sebuah laporan dari kontrak dan

Perjanjian (yang hasil dari negosiasi antara sama (dalam hal hukum)),

kedua dalam hubungan dengan sumber-sumber hukum lainnya: tradisi

(dan kebiasaan), kasus hukum, undang-undang dasar (Konstitusi, "Piagam

Besar", dsb.), dan peraturan-peraturan dan tindakan tertulis lainnya dari

eksekutif, sementara undang-undang adalah karya legislatif, sering

diwujudkan dalam parlemen yang mewakili rakyat.

Kekuasaan legislatif biasanya dilaksanakan:

dengan Kepala Negara hanya dalam rezim otoriter tertentu, kediktatoran

atau kekuasaan mutlak;oleh Parlemen;dengan rakyat sendiri melalui

referendum.

31

http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang

Page 38: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

27

3. Tahap-tahap Pembentukan Undang-Undang

a. Persiapan

Rancangan Undang-Undang (RUU) dapat diajukan oleh DPR

atau Presiden.

RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau

pimpinan LPND sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung

jawabnya. RUU ini kemudian diajukan dengan surat Presiden kepada

DPR, dengan ditegaskan menteri yang ditugaskan mewakili Presiden

dalam melakukan pembahasan RUU di DPR. DPR kemudian mulai

membahas RUU dalam jangka waktu paling lambat 60 hari sejak

surat Presiden diterima.

RUU yang telah disiapkan oleh DPR disampaikan dengan

surat pimpinan DPR kepada Presiden. Presiden kemudian menugasi

menteri yang mewakili untuk membahas RUU bersama DPR dalam

jangka waktu 60 hari sejak surat Pimpinan DPR diterima.

DPD dapat mengajukan RUU kepada DPR mengenai hal

yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

b. Pembahasan

Pembahasan RUU di DPR dilakukan oleh DPR bersama

Presiden atau menteri yang ditugasi, melalui tingkat-tingkat

pembicaraan, dalam rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPR yang

khusus menangani legislasi, dan dalam rapat paripurna.

DPD diikutsertakan dalam Pembahasan RUU yang sesuai

dengan kewenangannya pada rapat komisi/panitia/alat kelengkapan

DPR yang khusus menangani bidang legislasi. DPD juga memberikan

Page 39: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

28

pertimbangan kepada DPR atas RUU tentang APBN dan RUU yang

berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

c. Pengesahan

Apabila RUU tidak mendapat persetujuan bersama, RUU

tersebut tidak boleh diajukanlagi dalam persidangan masa itu.

RUU yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden

disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan

menjadi UU, dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sejak tanggal

persetujuan bersama.

RUU tersebut disahkan oleh Presiden dengan menandatangani

dalam jangka waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui oleh DPR

dan Presiden. Jika dalam waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui

bersama tidak ditandatangani oleh Presiden, maka RUU tersebut sah

menjadi UU dan wajib diundangkan.32

32

http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang

Page 40: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

29

BAB III

GAMBARAN UMUM FORUM ORGANISASI ZAKAT

A. Sejarah Awal Berdirinya Forum Organisasi Zakat

Umat Islam semakin percaya bahwa zakat memiliki peran strategis

bagi pengembangan masyarakat, sehingga para muzaki sadar akan pentingnya

menyalurkan zakat melalui lembaga. Berbeda dengan pengelolaan zakat yang

masih tersentral kepada golongan-golongan tertentu (misalnya kepada kyai)

yang dipraktekkan pada masa-masa sebelumnya. Pertumbuhan seperti itu

disertai dengan keinginan para pegiat zakat untuk membentuk sebuah wadah

silaturrahmi antar pengelola zakat, bernama Forum Zakat (FOZ), yaitu

Asosiasi Lembaga Pengelola Zakat Seluruh Indonesia. Para pegiat zakat yang

tergabung di dalam FOZ, memandang perlu untuk memasukkan zakat ke

dalam domain Negara.1

Forum Organisasi Zakat Sebagai asosiasi lembaga dan badan amil

zakat pertama di Indonesia yang didirikan oleh lembaga-lembaga amil zakat

pada tahun 1997. Salah satu peran besar yang dimainkan oleh Dompet Dhuafa

Republika adalah membidani kelahiran Asosiasi Organisasi Pengelola Zakat

“Forum Zakat” (disingkat FOZ). Melalui Seminar Zakat Perusahaan yang

diadakan pada tanggal 7 Juli 1997, maka dideklarasikanlah Forum Zakat,

yang pada awalnya dikonsorsiumi oleh 11 lembaga, yaitu: Dompet Dhuafa

Republika, Bank Bumi Daya, Pertamina, Telkom Jakarta, Baitul Mal Pupuk

Kujang, Bazis DKI, Hotel Indonesia dan Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia

(STEI) Jakarta.2

1Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. Zakat dan Peran Negara. (Jakarta : Forum

Organisasi Zakat, 2006), h. 2. 2Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. Zakat dan Peran Negara. (Jakarta : Forum

Organisasi Zakat, 2006), h. 36.

Page 41: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

30

Pada awal berdirinya, Forum Zakat berbentuk yayasan, namun sejak

Musyawarah Kerja Nasional I (Mukernas I) tanggal 7-9 Januari 1999 status

yayasan tersebut dirubah menjadi asosiasi dengan Ketua Umumnya Drs. Eri

Sudewo. Perubahan badan hukum dari Yayasan menjadi asosiasi, kemudian

dicatatkan di notaris sebagai perkumpulan. Badan hukum perkumpulan inilah

yang sampai sekarang dimiliki oleh Forum Zakat, dan sudah dicatatkan di

lembaran Negara.

Dalam perkembangannya FOZ telah mengalami tiga kali pergantian

kepengurusan:

1. Periode 1997-2000 dengan ketua Eri Sudewo,MDM.

2. Peride 2000-2003 dengan ketua Iskandar Zulkarnaen,SE,Msi.

3. Periode 2003-2006 dengan ketua dr.Naharus Surur,M.Kes.

4. Periode 2006- dengan ketua Ahmad Juwaini

5. Periode 2012-2015 dengan ketua Sri Adi Bramasetya3

Hasil pemikiran berjamaah pada Mukernas I, FOZ tanggal 07-09

Januari 1999/19-21 Ramadhan 1419 H di Hotel Indonesia-Jakarta adalah telah

dirumuskannyafungsi-fungsiForum Organisasi Zakat sbb:

Koordinatif,Konsultatif,Informatif,Edukatif dan Aspiratif, sehingga tujuan

utama dari Forum Zakat adalah untuk optimalisasi zakat di Indonesia dapat

tercapai.4

Dan hingga saat ini jumlah Forum Zakat Wilayah sebanyak 8

lembaga. Terdiri : DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur,Kalimantan

Barat, Jawa Timur, Jogjakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

3 Forumzakat.net.

4Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. Zakat dan Peran Negara. (Jakarta :

ForumOrganisasi Zakat, 2006), h. 92.

Page 42: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

31

B. Arah Kebijakan Program Forum Zakat Periode 2012-2015

1. Visi dan misi forum organisasi zakat

a) VISI

Tiap organisasi memiliki visi agar mengetahui kemana arah

tujuannya sedangkan visi dari forum organisasi zakat adalah :

Menjadi asosiasi OPZ yang amanah dan profesional guna

meningkatkan kesejahteraan umat.

b) MISI

Untuk merealisasikan visi dibutuhkan misi agar semakin jelas

dan semakin terarah tindakan dan pekerjaannya, maka forum

organisasi zakat memiliki misi sebagai berikut:

1) Mengarahkan organisasi pengelola zakat sehingga mencapai

optimalisasi,mobilisasi dan sinergi untukmencapaipositioning

zakat di Indonesia yang menyejahterakan.

2) Melakukan capacity building terhadap OPZ agar memenuhi

standard manajemen mutu pengelola zakat baik tingkat

nasional, maupun internasional

3) Menjadi fasilitator OPZ di dalam menjalankan fungsinya.

4) Melakukan advokasi dalam rangka memperkuat OPZ dan

mewujudkan cita ideal zakat di Indonesia.

5) Melakukan standardisasi dan akreditasi terhadap OPZ

sehingga sesuai dengan standard manajemen mutu pengelola

zakat.5

5 Data diperoleh di kesekretariatan FOZ pada hari Jumat, 5 april 2013.

Page 43: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

32

2. Tujuan, Strategi Dan Taktis Operasional

a) Tujuan

Agar tercipta kejelasan dalam pekerjaan FOZ memiliki tujuan

sebagai berikut:

1) Mengkritisi Revisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Zakatadalah sebuah keniscayaan

2) Berperan aktif agar terwujud revisi Undang-Undang

Pengelola zakat yang lebih baik.

3) Mengimplementasikan cetak biru dan arsitektur zakat

Indonesia

4) Mengimplementasikan standar manajemen mutu Organisasi

Pengelola Zakat

5) Mengimplementasikan Sistem Akuntansi dan Keuangan

Organisasi Pengelola Zakat

6) Meningkatkan kinerja manajemen organisasi pengelola zakat

Indonesia sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat.

7) Menyinergikan Organisasi Pengelola Zakat nasional dan

internasional

8) Mewujudkan konsolidasi organisasi.

b) Strategi

Sedangkan, agar pekerjaan berjalan efektif dan efisien maka

dibutuhkan strategi dalam organisasi, strategi FOZ diantaranya:

1) Memperkuat eksistensi FOZNAS di dalam lingkup nasional

dan internasional

2) Melakukan aliansi strategis nasional dan internasional.

3) Memfasilitasi kerjasama antar OPZ dalam rangka mewujudkan

sinergi program zakat di Indonesia

Page 44: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

33

4) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Kementrian

Agama, Direktorat Jendral Pajak dan DPR serta pihak lainnya

dalam rangka mewujudkan tujuan zakat di Indonesia

5) Membangun akses dana dari dalam dan luar negeri yang halal

dan tidak mengikat untuk membiayai program-program FOZ.

6) Membentuk dan menguatkan FOZWIL (Forum Zakat Wilayah)

di seluruh Indonesia.

7) Menyusun struktur organisasi yang kuat dalam rangka

meningkatkan peran FOZNAS guna mencapai visi, misi dan

tujuan organisasi.

8) Memperkuat aktivitas riset dan pengembangan guna

membangun pusat informasi zakat nasional

9) Memfasilitasi kaderisasi SDM Organisasi Pengelola Zakat

c) Taktis Operasional:

Dalam taktis operasionalnya foz telah merangkum yakni:

1) Mendorong terwujudnya internal audit dan eksternal audit

pada setiap Organisasi Pengelola Zakat.

2) Melakukan kerjasama dengan institusi yang concern di

bidang pengembangan kapasitas organisasi pengelola zakat

baik di Indonesia maupun di dunia.

3) Membina OPZ yang belum mendapatkan akreditasi.

4) Menguatkan branding setiap OPZ.

5) Mendorong kepada Organisasi Pengelola Zakat untuk

mengemas program pendayagunaan dengan inovatif.

6) Membentuk minimal 5 FOZWIL dalam masa kerja 3 tahun.

7) Melakukan kampanye budaya sadar zakat secara nasional

setiap tahun.

Page 45: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

34

8) Mengakselerasi peluang zakat di perusahaan.6

C. Susunan Pengurus Forum Zakat Periode 2012 – 20157

Komite – Komite :

1. Pertimbangan Zakat Nasional

o Didin Hafidhuddin

o Suparman Usman

o Iskandar Zulkarnaen

o Eri Sudewo

2. Pengawas Zakat Nasional

o Hamy Wahjunianto

o Ismail A Said

o Naharus Surur

o Ahmad Juwaini

3. Standardisasi Manajemen Zakat

o Adiwarman A Karim

o Fuad Nasar

o Emmy Hamidiyah

o Hertanto Widodo

Pengurus Harian :

Ketua Umum Sri Adi Bramasetia (PKPU)

Wakil Ketua Umum Teten Kustiawan (BAZNAS)

Sekretaris Jenderal Bambang Suherman (DD)

Wakil Sekjend (Informasi & Komunikasi) M. Anwar Sani (PPPA DQ)

6 Data diperoleh di kesekretariatan FOZ pada hari Jumat, 5 april 2013.

7http://forumzakat.net/index.php?act=pengurus

Page 46: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

35

Bendahara Umum Kiagus M Tohir (BSM Ummat)

Wakil Bendahara I (Akuntansi&Keuangan) Hermin Rachmawantie Rachim(BAZNAS)

Wakil Bendahara II (Dana & Usaha) Tarmizi (PPPA DQ)

Armen Rasyid (BAMUIS BNI)

Bidang I (Keanggotaan & Jaringan)

Ketua Nur Efendi (RZ)

Sekretaris Nana Sudiana (PKPU)

Anggota Suryaningsih (APU)

Wahyu Rahman (BMH)

Poerwanto Barna (DT)

Bidang II (Pengembangan Kapasitas & Standarisasi)

Ketua M.Suryani Ichsan (BAZ JABAR)

Sekretaris Tri Estriani (DD)

Anggota Amir Ma’ruf (LAZISNU)

Isnaini Mufti Azis (BMM)

Bidang III (Advokasi & Pengawasan)

Ketua Muh. Sabeth Abilawa (DD)

Sekretaris Nana Mintarti (IMZ)

Anggota Jauhari Sani (YDSF)

M. Mudzakir (YM)

Iwan A Fuad (BMM)

Bidang IV (Kerjasama & Sinergi)

Ketua Tomy Hendrajati (PKPU)

Sekretaris Heny Widiastuti (RZ)

Anggota Ade Salamun (DDII)

Asep Hikmat (DPU DT)

Zainuddin Yusuf (BAZIS DKI Jakarta)

Page 47: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

36

D. Lembaga Pengelolaan Ziswaf yang telah terdaftar di Forum

Organisasi Zakat

1. Yayasan Baitul Maal Bank BRI (YBM BRI)

Gedung olah raga bri lt. 2 jl. Jend sudirman kav. 44-46 jakarta

2. Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF)

Jl. Kerta jaya viii-c/17 surabaya jatim

3. Rumah Zakat Indonesia (RZI)

Jl. Turangga no.25 c. Bandung jabar

4. Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU)

Jl. Condet raya no. 27 g jakarta selatan

5. Portal Infaq

Jl. Radio iv no. 8 a kebayoran baru jakarta selatan

6. Lembaga Manajemen Infaq (LMI)

Komplek ruko taman intan nginden jl. Nginden intan raya n0

12Surabaya Jawa Timur

7. Laznas Bmt

Jl. Warung buncit raya no. 45

8. Lazis Nahdhotul Ulama (LAZ NU)

Jl. Kramat raya no. 164 jakarta pusat

9. Lazis Muhamadiyah (LAZMUH)

Jl. Menteng raya no. 62 jakarta pusat

10. Lazis Garuda (Lazis Ga)

Sbu garuda sentra medika, jl. Angkasa blok b 15 no. 1 Kemayoran

Jakarta

11. Laz yaumil pt. Badak ngl

Masjid al kautsar komp. Pt. Badak lng bontang kaltim

12. Pusat Zakat Ummat (LAZ PZU)

Jl. Perintis kemerdekaan no. 2 bandung jabar

Page 48: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

37

13. Laz- Al-hijrah

Jl. Pasundan 18 kec. Medan petisah sumut

14. Lembaga Amil Zakat Dan Infaq Malang (lagzis)

Jl. Bogowonto no. 45 surabya jawa timur

15. Laz Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZ IPHI)

Jl. Tegalan no. 1 matram, jakarta timur

16. Laz Dewan Dakwah Indonesia (LAZ DDI)

Jl. Kramat raya 45 jakarta pusat

17. Dompet Peduli Ummat- Daarut Tauhid (Dpu- Dt- Pusat)

Jl. Geger kalong girang no. 32 bandung jabar

18. Dompet Dhuafa (DD)

Komplek perkantoran ciputat indah permai jl. Ir h. Juanda no. 50

19. Bina Sejahtera Mitra Ummat (BSM UMAT)

Gedung bank syariah mandiri lt. Dasar jl. M. H. Tamrin no. 5 jakpus

20. Bazis Bank Mandiri

Plasa mandiri gatot subroto kav. 36-38 jakpus 12190

21. Baitul Maal Pupuk Kaltim (BMPKT)

Lantai dasar masjid baiturrahman jl. Tulip 01 pc vi pt pupuk Kaltim

22. Baitul Maal Pupuk Kujang (BMPK)

Jl. Jend. Ahmad yani no. 39 cikampek jabar

23. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Gedung baznas jl. Kebon sirih raya no. 57 jakpus

24. Bazis Dki Jakarta

Gedung prasada sasana karya jl. Suryo pranoto no.08 jakarta pusat

25. Bamuis Bank Bni

Jl. Pejompongan raya 23 jkp

26. Baituzzakah Pertamina (BAZMA)

Jl. Medan merdeka timur no. 11 jakpus

27. Baitul Maal Muamalat (BMM)

Ged. Dana pensiun telkom lt. Ii jl. Letjend s. Parman kav. 56 jakarta

Page 49: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

38

28. Baitul Maal Hidayatullah (BMH)

Jl. H. Samali no 79b, pejaten barat. Rt. 017/01 ps. Minggu, Jaksel

29. Laznas Amanah Takaful

Jl. Mampang prapatan raya no. 100

30. Al-azhar Peduli Ummat

Kompleks masjid agung al-azhar jl. Sisingamangaraja kebayoran baru

Page 50: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

39

BAB IV

HASIL TEMUAN

A. Respon Kognitif terhadap UU No.23/2011

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat

bahwa respon kognitif merupakan respon yang timbul setelah adanya

pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau

pengetahuan. Hal ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui

atau dipersepsi oleh khalayak.

Keberadaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat ini mengubah kedudukan BAZ dan LAZ yang awalnya

mempunyai relasi yang sejajar, kini berubah menjadi hubungan yang

hirarki.

Menurut Sabeth Abilawa mengenai hal ini :

“Sebenarnya Undang-undang itu banyak berbicara tentang

BAZNAS, kalau boleh saya katakan Undang-undang zakat itu bukan

undang-undang zakat, tapi Undang-undang tentang BAZNAS. Tapi

karena nggak enak judulnya, jadi undang-undang zakat. Karena

BAZNAS dan LAZ relasinya di dalam konteks Undang-undang baru

ini LAZ adalah bagian dari BAZNAS.”1

Sedangkan menurut Bambang Suherman :

“Undang-undang memberikan gambaran besarnya, pengelolaan

zakat ke sebuah badan yang dikenal dengan nama Badan Zakat

Nasional. Tapi sebenarnya tidak dijelaskan juga apakah badan

tersebut adalah Baznas yang sudah ada hari ini atau perlu dibuat

definisi baru dengan kriteria baru tentang badan amil zakat nasional

tersebut. Nah, tafsir bodohnya, masyarakat menerjemahkan badan

tersebut adalah BAZNAS. Mengapa saya katakan tafsir bodoh?

Karena seharusnya hal ini yang dikritisi sejak awal. Penolakan kita

terhadap mekanisme dan pelimpahan kewenangan dalam perspektif

Undang-undang ini bukan karena BAZNAS-nya tapi karena

1Wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Selaku sekretaris Jendral

FOZ, , Selasa, 21/05/2013 10.00.

Page 51: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

40

kualifikasi yang hari ini dimunculkan oleh BAZNAS dibandingkan

pengelolaan zakat ini oleh LAZ lainnya. Sehingga agak sulit bagi

kita untuk memberikan harapan bahwa akan ada pengelolaan zakat

yang rapi dengan performa yang ada.“2

Sedangkan menurut Nana Mintarti :

“Ya menurut undang-undang ini, sih, BAZNAS memang menjadi

central, regulator, koordinator juga sebagai operator, sedangkan LAZ

mejadi lembaga yang membantu BAZ dalam mengelola zakat di

Indonesia. Ya sangat disayangkan saja hal ini dapat mematahkan

semangat yang pernah ada!“3

Namun lain halnya dengan pendapat Didin Hafidhuddin selaku

komite pertimbangan zakat nasional di Forum Organisasi Zakat dan

sebagai ketua BAZNAS saat ini, yang dilansir di Harian Republika.co.id

(19/04/12). Menurutnya dalam Undang-undang tersebut tidak menafikan

keberadaan lembaga-lembaga zakat (LAZ). Kekhawatiran yang muncul,

menurutnya disebabkan belum dibacanya Undang-undang tersebut secara

teliti dan terperinci. Sehingga seolah-olah menafikan LAZ, dan

mengangkat peran BAZNAS, kemudian memarginalkan lembaga LAZ

lainnya. Padahal itu tidak ada menurutnya. Didin juga mengatakan, tugas

BAZNAS hanya dua, yakni sebagai operator terbatas dan koordinator.

Sedangkan yang lain diberikan pada LAZ.4

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

adanya perubahan hubungan BAZ dengan LAZ menjadi hubungan

hirarki ini memberikan respon kognitif yang negatif, dimana kebanyakan

responden memberikan banyak kritik mengenai hal tersebut.

2Wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Selaku Sekretaris Jendral

FOZSelasa, 21/05/2013 11.00. 3Wawancara diperoleh di Kantor IMZ Ciputat, selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan

Pengawasan, Selasa, 21/05/2013. 4 www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/18/m2on9p/penguatan-baznas-

pengerdilan-laz

Page 52: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

41

Jika dilihat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat pada bab ke-2 pasal 7, sebenarnya hal ini bisa menjadi

kabar baik bagi BAZNAS, sekaligus beban berat yang harus dipikul.

Bagaimana tidak, BAZNAS kini berubah menjadi lembaga pengelolaan

zakat milik pemerintah yang menjadi pusat kegiatan bagi lembaga zakat

lainnya. Tentunya perubahan ini tidak mudah bagi BAZNAS.

Untuk kemampuan BAZNAS sendiri dalam mengemban amanah

tersebut menurut Nana Mintarti:

“Sebenarnya hal inikan tidak bisa hanya diprediksi saja, harus ada

pembuktian, dong! Tapi Tampaknya BAZNAS sedang melakukan

pembenahan. Ya kita lihat saja buktinya nanti, kita lihat 3 tahun ke

depan. Kita lihat perolehan penghimpunan ada peningkatan atau

tidak. Tunggu saja tahun 2014 nanti.”5

Pandangan lain disampaikan oleh Sabeth Abilawa, menurutnya:

“BAZNAS apakah sudah siap? Dalam kerangka itu saja saya

menyangsikan bahwa BAZNAS sudah siap. BAZNAS itu lembaga

yang masih muda didirikan tahun 2000-an atas inisiasi dari lembaga-

lembaga yang sudah ada, Dompet Dhuafa salah satunya. Undang-

undang itu digagas oleh masyarakat sipil karena butuh payung

hukum sebenarnya itu kesalahan kita, kalau Bazis-bazis itu sudah

lama, seperti Bazis DKI sudah sejak tahun 1960-an, dia sudah

mempunyai sejarah panjang. Jika BAZNAS ada problem, kalau dia

berbicara wilayah, dia mau menghimpun dana dari mana? Nanti

akan rebutan dengan Bazis DKI, sama-sama Jakarta. PNnya nanti

rebutan. Secara penerimaan BAZNAS masih 30-40 milyar, okelah

itu bukan sesuatu yang urgent buat mereka, tapi kan amanah yang

besar itu belum pernah mereka kelola. Bagaimana mereka mengelola

lembaga-lembaga yang sudah lama Bazis DKI aja nggak mau sampai

sekarang diharuskan di bawah BAZNAS dari sisi pngumpulan, dari

sisi pendistribusian, saya tidak melihat program-programnya tidak

5Wawancara diperoleh di Kantor IMZ Ciputat, selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan

Pengawasan, Selasa, 21/05/2013.

Page 53: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

42

kreatif dan sebagainya, karena kultur birokrasi terlalu panjang, kultur

harus izin dan sebagainya.“6

Sedangkan menurut M. Anwar Sani mengenai hal tersebut;

“Mengenai pasal ini saya tidak menganggap hal ini benar mutlak dan

juga tidak menganggap itu salah. Kalau berbicara visi tentu negara

benar. Tapi menurut saya pokoknya orang bayar zakat mau zakat di

mesjid kek, mau bayar langsung ke lembaga zakat, baznas, kek,

yang penting orang yang tidak sadar zakat bisa terdorong untuk

berzakat.”7

Namun pandangan postitif dilayangkan oleh salah seorang pakar

zakat Arif M. Haryono (Pimpinan IMZ). Menurutnya:

“Saya yakin saat ini BAZNAS sangat mampu untuk mengemban

amanah tersebut, Menurut penilaian saya dengan susunan

kepengurusan seperti saat ini setelah keluarnya Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, BAZNAS perlu

disupport sangat kuat oleh pemerintah untuk mengidealkan UU baru

tersebut karena nantinya BAZNAS tidak hanya mengkoordinasi

BAZ-BAZ di tingkat Kabupaten dan Kecamatan saja tapi juga LAZ-

LAZ yang sudah ada. Saya yakin sekali BAZNAS mampu karena

orang-orang terpilih di dalamnya saat ini sangat bagus-bagus, kok,

orang-orang di dalamnya qualified. Tapi dengan syaratnya harus

banyak disupport oleh pemerintah mulai dari dukungan positif,

infrasuktur, dll.”8

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa respon kognitif dari

pengurus FOZ dia atas adalah, dua dari tiga responden memberikan

respon yang baik terhadap BAZNAS yang saat ini diperkirakan dapat

berubah menjadi lembaga yang mampu mengemban amanah sebagai

sentral pengelolaan zakat nasional.

Sementara itu, banyak pihak yang pro dan kontra dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat. Masalah yang muncul kemudian, terdapat pasal-pasal

6Wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa,selaku Ketua Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, Jumat, 21/05/2013. 7Wawancara diperoleh di Kantor Darul Quran, selaku wakil Sekjed FOZ, Rabu,

01/05/2013. 8Wawancara diperoleh di Kantor IMZ Ciputat,selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, Selasa, 27/04/2013.

Page 54: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

43

“mengkhawatirkan” di mana menurut beberapa pihak ada pihak-pihak

yang merasa “dikebiri” dengan pasal-pasal tersebut. Misalnya pasal 18,

19, 38, dan 41, dimana pada pasal 18 terdapat syarat-syarat yang

„memberatkan‟ dalam mendirikan LAZ atau LAZ yang ingin diakui oleh

negara yakni, LAZ harus terdaftar sebagai ormas Islam. Atau pasal 19

kewajiban LAZ yang harus memberikan laporan terhadap BAZNAS

secara berkala atau pasal 38 dan 41 mengenai sanksi bagi yang bertindak

sebagai amil.

Dalam hal ini menurut Bambang Suherman :

“Spirit yang ada di sini adalah spirit monopoli. Dalam proses

pengelolaan dana publik ini harus ada kontrol negara yang kuat

hingga dapat dibahas sampai ke konsepsional badan hukum.

Padahal, sebenarnya yayasan itu kan badan hukum. Dalam konsepsi

peraturan legalitas pemerintah terhadap perlembagaan atau

perkumpulan. Dan ini harusnya mengacu pada UU ormas yang ada.

Maksudnya, semua ini juga masih menyisahkan permasalahan.

Dalam perspektif pribadi saya, hal ini akan lebih banyak dampak

negatifnya, kalau kita melihat dari seberapa besar kemampuan

melibatkan masyarakat dalam membangun kampanye tentang sadar

zakat. Karena dengan adanya aturan yang membatasi ini, mereka

akan takut untuk melakukan kontribusi atau terlibat. Mereka akan

dikenakan sanksi kan jika digunakan konsep seperti itu. Jika belum

dilegalkan sebagai ormas, berarti masyarakat tidak bisa memberikan

kontribusi yang sama, karena ini kan syariah. Syariah itu artinya,

setiap orang yang muslim dan memiliki kesadaran tentang agama ini

boleh terlibat dalam mengajak. Mengajak tidak sebagaimana dai

mengajak, tapi bisa memberikan contoh. Dari konsep seperti ini

dikhawatirkan akan ada ketakutan karena perlahan-lahan terlihat

menjadi ekslusif milik pemerintah dengan persepsi bagaimana

pemerintah mengelola negara sebagaimana yang kita ketahui. Maka,

ini akan menciptakan perlambatan dalam akses terhadap informasi

kepada publik.” 9

Sedangkan menurut Anwar Sani:

“Mengenai pasal 38 apakah salah kalau orang menyerahkan

zakatnya ke mushola kecil? „saya nitipin zakat ya‟ dan diterima oleh

panitia zakat yang panitia itu panitianya pembentukannya seminggu

sebelum lebaran dan dibubarkannya seminggu sesudah lebaran, dia

9wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Selaku sekretaris Jendral

FOZ, Selasa, 21/05/2013

Page 55: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

44

megang zakat loh, dititipin zakat loh, yang dititipin pengelolaan

zakat besar juga. Syarat ketentuan dari pasal inikan harus meminta

izin pada pejabat yang berwenang? Kan gak dijelasin berwenang

disana itu siapa? Bisa jadi dia dapat izin dari RT/RW dapat izin dari

lurah bahkan biasanya di kepanitiannya itu yang jadi pembinanya itu

ketuanya sendiri. Bahkan dia bisa jadi pengurus RT/RW nya, Lurah

bisa jadi pengurus masjid juga, jadi saya menganggap ini bagus nih

Undang-undang ini bagus, makanya kalau buat saya terima saja nih

apa yang ada di dalam ini kita akomodir diaplikasi teknisnya, kita

akomodir ke semua ormas harus hormat bikin aja semua ormas jadi

hormat selesai, apalagi? Gak ada izin? Oke, izin gampangin dong!”10

Lain halnya dengan Sabeth Abilawa. Menurutnya:

“Mengenai pasal 38 dan 41 menurut saya pasal yang paling aneh,

dampaknya adalah negara akan melarang pengurus-pengurus masjid

menghimpun dana zakat, pengurus panti asuhan menghimpun dana

zakat, melarang yayasan-yayasan sosial yang sudah ada memungut

dana zakat, termasuk zakat fitrah dan zakat mal, artinya masjid dan

mushola yang sudah ratusan tahun, panitianya setiap ramadhan

menghimpun dana harus mengajukan diri sebagai UPZ BAZNAS

jika disetujui dan bisa pula tidak disetujui, maka mereka illegal dan

bisa dipidana dengan sangsi ini dan ada jutaan orang.”11

Dalam pandanganNana Mintarti mengatakan dalam hal ini:

“Aspek positifnya adalah niat baik ingin mengatur, mensentralisasi

agar lebih terkoordinir yang mungkin kacamata Kemenag dan

Baznas, mungkin karena dilihatnya LAZ kok bergerak sendiri-

sendiri? Nah, agar bisa terjadi sinergi terkoordinir dan terprogram.

Maka dibuatlah pasal-pasal tersebut. Aspek negatifnya, LAZ lahir

dan tumbuh dari masyarakat, jauh sebelum UU No.38/1999 LAZ

sudah eksis. LAZ yang sudah banyak peran dan sudah dirasakan

masyarakat tiba-tiba harus tergabung dengan BAZNAS, sehingga

peran itu dirasa menjadi dikecilkan. Padahal keinginan masyarakat

berzakat itu berasal dari trust (kepercayaan), karena zakat ini tidak

bisa dipaksa, lain halnya dengan pajak, sedangkan zakat dalam

Undang-Undang tidak ada paksaan.”

10

wawancara diperoleh di Kantor Darul Quran, Ciledug, Selaku sekretaris Jendral

FOZRabu, 01/05/2013 11

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, selaku Ketua Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, Selasa 21/05/2013

Page 56: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

45

“Sedangkan mengenai pasal 38 dan 41 menurut saya masih abu-abu

ya, secara sanksi masih abu-abu belum jelas ini hukum perdata atau

pidana? Yang melakukan tindakan nanti, polisikah atau siapa?”12

Menurut Ahmad BuwaethyselakuKasubdit Sistem Informasi Zakat

Direktorat Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama RI dalam

tulisannya di Harian Pelita Online (Kamis, 23/05/13), pada Pasal 38 telah

ditulis bahwa ketentuan tersebut sesungguhnya bertujuan untuk

menginventarisir, menertibkan, dan mewujudkan akuntabilitas dan

transparansi lembaga yang mengelola zakat dari masyarakat. Dengan izin

dari pejabat yang berwenang diharapkan para pihak (Amil Zakat) yang

mengelola zakat dari masyarakat memang benar-benar menyalurkan

zakat yang dikelola secara benar. Dengan perkataan lain, lembaga amil

zakat tidak menyimpang dari tujuan semula, misalnya LAZ menjadi

sebuah korporat yang mencari keuntungan.

Dengan demikian menjadi tidak tepat jika izin dari pejabat

berwenang tersebut bertujuan untuk mempersulit, mempersempit, dan

mematikan ruang gerak lembaga amil zakat. Bahkan dengan adanya izin

dari pejabat yang berwenang akan memperkuat lembaga amil zakat

(LAZ) dan amil zakat tradisional di masjid-masjid akan menjadi bagian

Unit Pengumpul Zakat.13

Sedangkan mengenai pasal tentang hukum pidana dan pasal tentang

LAZ, Didin Hafidhuddin mengatakan (Rabu, 17/10) :

"Penguatan kelembagaan BAZNAS dengan kewenangan yang

disebutkan dalam UU sama sekali tidak untuk mematikan aktivitas

pengumpulan zakat di masjid-masjid dan tempat lain. Tetapi justru

diwadahi melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) sehingga lebih

terkoordinir."

12

wawancara diperoleh di Kantor IMZ,selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, selasa, 21/05/2013 13

Harian-pelita-online.com/cetak/2013/5/23/memahami-“memahami-“pasal-pidana”-di-

dalam-uu-pengelolaan-zakat-pasal-pidana”-di-dalam-uu-pengelolaan-zakat#”Ua1IM-TT-So

Page 57: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

46

Didin menuturkan, keberadaan BAZNAS juga bukan untuk

mempersempit akses LAZ terhadap sumber dana umat.

"BAZNAS hanya berkepentingan agar umat Islam yang masuk

kategori muzakki, semuanya bisa menyalurkan zakat melalui

institusi amil resmi, baik melalui LAZ maupun melalui BAZNAS di

daerah."

Selanjutnya, Didin menegaskan, BAZNAS hanya bertujuan agar

umat menjalankan kewajiban berzakat.

"Yang terpenting adalah masyarakat menunaikan kewajiban

zakatnya melalui amil resmi." 14

Kesimpulan dari respon kognitif yang diberikan ke-empat

pengurus FOZ di atas cukup beragam. Ada aspek negatif dan ada pula

aspek positif. Namun dapat ditarik kesimpulan bahwa masih ada

beberapa responden yang belum mengerti secara menyeluruh mengenai

pasal-pasal „mengkhawatirkan‟ ini yang dianggap ambigu.

B. Respon Afektif Terhadap UU No.23/2011

Berdasarkan teorirespon yang telah dijelaskan oleh Jalaludin

Rakhmat bahwa respon afektif adalah respon yang timbul karena adanya

perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai.

Timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau

dibenci khalayak.

Disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat ini juga mengundang banyak respon afektif pada

sejumlah pegiat zakat termasuk pengurus dari Forum Organisasi Zakat

14

http://m.merdeka.com/peristiwa/kewenangan-baznaz-tak-untuk-mematikan-laz.html

Page 58: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

47

(FOZ). Isi dari Undang-undang tersebut menuai kontroversi, bahkan dari

badan FOZ ada yang pro dan ada pula yang kontra.

Bagi M. Anwar Sani (Wakil Sekjen FOZ) sendiri, ia tidak menolak

dengan adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat walaupun saat ini beliau juga berkerja di Darul Qur‟an

yang juga merupakan LAZ. Karena baginya, kebijakannya selalu ada cara

untuk menyikapinya.

“Itikad saya adalah apapun yang akan digulirkan oleh Undang-

undang ini kita akan saya akomodir, karena bagi saya selalu ada

jalan untuk menuju ke arah tujuan yang kita tuju dengan cara lain.”

Walaupun sejak awal Anwar Sani sendiri sudah mengetahui draf

akhir Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang baru.

“Yang saya tahu waktu undang-undang digulirkan, itu ada berbagai

versi, versi forum zakat, versi DPR, versi lainnya ini semuanya jelas

berbeda. Kalau versi forum zakat berbicara tentang bagaimana

organisasi ini bisa berjalan, kalau di pemerintah mungkin menurut

kita salah tapi menurut pemikiran pemerintah belum tentu salah, jadi

tergantung sudut pandangnya dari sudut pandang mana berpikirnya.

Apakah salah ketika pemerintah menghendaki semua Lembaga

Zakat bersatu? Secara visi, secara tujuan, dan secara cita-cita

membangun Negeri ini betul. Tapi menjadi salah menurut temen-

teman semuanya tergantung sudut pandang, mau yang sudut pandang

yang mana? Kalau maunya teman-teman inginnya pemerintah itu

mengayomi lembaga-lembaga yang sudah berjalan didorong, Nah,

buat pemerintah tidak menarik, dorong buat apa? kalau bicara

dengan pemerintah pasti kembali lagi ke zaman Rasulullah, zaman

dimana semua dikelola oleh Negara.”15

Lain halnya dengan Sabeth Abilawa. Menurutnya bentuk kepedulian

adalah menolak isi dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat ini.

15

wawancara diperoleh di Kantor Darul Quran, Ciledug, selaku wakil Sekjed FOZ,

Rabu, 01/05/2013

Page 59: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

48

“Saya peduli untuk menggagalkan undang-undangnya”16

Sedangkan reaksi pertama kali yang dirasakan oleh Sabeth setelah

mengetahui draf akhir yang akan menjadi undang-undang baru

Pengelolaan zakat ini dirasakan banyak kebohongan.

“Secara proses ini banyak kebohongan dan tipu muslihat, kita juga

punya draf pemerintah dan draf masyarakat sipil, dua-duanya maju

waktu menjelang menit-menit akhir, itu drafnya masih seperti yang

kita bayangkan, ini oke, tiba-tiba menjelang rapat paripurna itu

naskah drafnya tidak boleh disirkulasi. Ada problem disitu, semua

tenaga ahli yang kita hubungi juga tidak mau menyerahkan, agak

aneh juga, sebenarnya ada beberapa mantan hakim MK seperti

Mukhti Ali menyarankan kita bukan hanya uji materi tetapi juga uji

formal untuk menguji bahwa Undang undang ini melalui proses yang

benar ketika diparipurnakan, tapi kami tidak ada waktu

memikirkannya, sebenarnya ini bisa diuji, digugat dua secara proses

dan substansi.”17

Sedangkan reaksi lain dirasakan oleh Nana Mintarti mengenai draf

akhir dari Undang-undang Pengelolaan Zakat tersebut:

“Ya cukup kaget, UU ini tidak seperti komisi DPR, padahal awalnya

ada dua, DPR RI komisi 8 dan Kemenag. Cukup jauh berbeda!”18

Sedangkan menurut Bambang Suherman, beliau merasakan

kekecewaan terhadap UUPZ yang baru ini :

“Kecewa saja, karena Dompet Dhuafa itu sudah terlibat hampir dua

tahun terkait dengan revisional UU No.38 pada saat itu. Dan menjadi

bagian dari tim yang selalu memberikan reading pada Komisi VIII

yang memperbaharui tentang UU ini. Di rapat dengar pendapat

banyak sekali masukan, termasuk kan kami mendraf konsep yang

mungkin dalam perspektif kami lebih cocok ya. Karena pada saat itu

ada draf dari LAZ dan BAZNAS. Dan tidak terlalu jauh

ketidaksesuaian dengan pelaksanaan. Lalu tiba-tiba muncul draf ini

yang kemudian diketuk, saya pribadi tidak tahu draf ini dari mana.

16

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, selaku Ketua Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, Selasa 21/05/2013 17

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Selaku sekretaris Jendral FOZ,

Selasa 21/05/2013 18

wawancara diperoleh di Kantor IMZ, Ciputat, selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan

Pengawasan, Selasa 21/05/2013

Page 60: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

49

Dan dalam proses sosialisasinya seharusnya menjadi syarat, bahwa

konten sudah disosialisasikan kepada masyarakat. Kemudian draf ini

menjadi draf yang aneh dan asing yang muncul sebulan sebelumnya

oleh beberapa orang kemudian dimunculkan ke media dan

melihatnya bahwa ini sangat berbeda dengan draf-draf sebelumnya.

Jelas ini ada kepentingan, ada sisipan-sisipan dari berbagai pihak.

Begitu dia keluar dengan draf yang sudah disahkan dan tidak sesuai

dengan yang diharapkan, kami juga tidak tahu seperti apa proses

perubahan dan dari mana munculnya draf ini. Ya kami

kecewalah!”19

Isi Undang-Undang yang menuai pro-kontra pun menjadi

pembahasan tersendiri bagi responden. Banyak pernyataan

“ketidaksenangan” dengan pasal-pasal yang mengkhawatirkan tersebut.

Sebagaimana menurut Sabeth Abilawa sendiri menganggap aneh

mengenai pasal 38 dan 41 mengenai pasal pidana :

“Pasal yang paling aneh, dampaknya adalah Negara akan melarang

pengurus-pengurus masjid menghimpun dana zakat, pengurus panti

asuhan menghimpun dana zakat, melarang yayasan-yayasan sosial

yang sudah ada memungut dana zakat, termasuk zakat fitrah dan

zakat mal, artinya Masjid dan mushola yang sudah ratusan tahun,

panitianya setiap ramadhan menghimpun dana harus mengajukan

diri sebagai UPZ BAZNAS jika disetujui dan bisa pula tidak

disetujui, maka mereka illegal dan bisa dipidana dengan sanksi ini

dan ada jutaan orang.”20

Masih dengan pasal yang sama (38 dan 41) Nana Mintarti pun

mengemukakan keheranannya mengenai pasal tersebut yang menurutnya

masih dianggap abu-abu atau tidak jelas.

“Secara sanksi saja masih abu-abu belum jelas ini hukum perdata

atau pidana? Yang melakukan tindakan polisikah atau siapa?”

Jika melihat dari kacamata seorang penulis buku dan motivator

zakat, Muhammad Zen mengatakan:

19

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat,Selaku sekretaris Jendral

FOZ, Selasa 21/05/2013 20

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, selaku Ketua Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, Selasa 21/05/2013

Page 61: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

50

"Kalau saya pertama dengan UU ini saya berikan apresiasi, berarti

pemerintah sudah ada kemajuan, pertama DPR mengesahkan UUPZ

karena proses ini saja sudah cukup lama, karena sering kali diulur-

ulur, ketika UUPZ ini mau ketuk palu, ganti pengurus 2009, diundur

lagi. akhirnya 2011 disahkan. Kan artinya panjang prosesnya."21

Kesimpulan yang dapat diambil dari respon afektif yang dirasakan

oleh keempat pengurus FOZ di atas sangat beragam. Ada yang menerima

saja, ada yang bentuk kepeduliannya dengan menggagalkannya, adapula

yang kecewa, dan lain sebagainya. Namun jika dilihat dari segi

positifnya, kepedulian mereka terhadap Pengelolaan zakat di Indonesia

begitu besar.

C. Respon Psikomotorik Terhadap UU No.23/2011

Dengan adanya rangsangan respon kognitif dan afektif akan terjadi

rangsangan psikomotirik dimana menurut Jalaludin Rakhmat, respon ini

merupakan berupa tindakan, kegiatan atau kebiasaan yang terkait dengan

perilaku nyata. Merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang

meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.

Dengan sahnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat pada tanggal 27 Oktober 201122

tenyata membawa

masalah baru dalam dunia perzakatan di Indonesia, masalahnya adalah isi

dari Undang-undang ini dikatakan „mengkhawatirkan‟ beberapa pihak.

Menurut Sri Adi Bramasetya (Ketua FOZ 2012-2015) pasal-pasal

tersebut adalah :

1) Pasal 15 tentang pembentukan BAZNAS di propinsi dan

kabupaten/kota yang cenderung tidak lagi mengakui kewenangan

Gubernur dan Bupati/Walikota.

21

wawancara diperoleh di kediaman Muhammad Zen, selaku penulis buku tentang

zakat, Sabtu, 27/04/2013 22

INFOZ edisi 15 November-Desember 2011

Page 62: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

51

2) Pasal 18 tentang persyaratan pemberian izin bagi LAZ yang

mempersyaratkan harus berasal dari organisasi kemasyarakat Islam.

3) Pasal 29 tentang mekanisme „koordinasi‟ BAZNAS dan BAZNAS

Provinsi, BAZNAS Kab/Kota serta antara BAZNAS dan LAZ.

4) Pasal 38 dan pasal 41 tentang ancaman sanksi bagi masyarakat yang

mengelola zakat tapi tidak memiliki izin dari pemerintah.

Menurutnya, pasal-pasal tersebut jika penjelasan dan petunjuk

pelaksanaannya tidak jelas, bisa berakibat menjadi kontra produktif dan

mematikan sebagian potensi perkembangan zakat yang sudah baik

selama ini. Pada Ketentuan Peralihan (pasal 43) Undang-Undang zakat

baru ini BAZNAS, BAZ Propinsi, dan BAZ Kab/Kota yang sudah ada

sebelum Undang-undang zakat ini tetap berlaku dan dinyatakan sebagai

BAZNAS Pusat, BAZNAS Propinsi dan BAZNAS Kabupaten atau kota.

LAZ yang telah dikukuhkan oleh Menteri sebelum undang-undang ini

berlaku dinyatakan sebagai LAZ berdasarkan Undang-Undang ini. LAZ

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menyesuaikan diri paling

lambat 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

23

Dalam hal ini respon psikomotorik yang diberikan oleh Sabeth

Abilawa adalah mengajukan Judicial Review. Dengan mengajak atau

sosialisasikan kepada anggota FOZ lainnya juga kepada LAZ-LAZ,

mengajak mereka untuk ikut menggugat.

“Yang menggugat itu ada 19 orang, pemohon individu dan pemohon

lembaga Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Lampung Peduli, Lembaga

Manajemen Infaq. Kami tergabung dari koalisi masyarakat zakat.

Kami menggugat ke MK, yang kedua kami mengadakan sosialisasi

kepada anggota FOZ ke LAZ-LAZ, mengajak mereka untuk ikut

menggugat. Ada yang tidak peduli di daerah-daerah, sebenarnya

yang paling peduli mereka itu LAZ-LAZ provinsi karena tidak ada

aturan di sana, mereka digantung nasibnya, yang paling banyak

memberikan respon positif adalah LAZ Nasionalnya karena sudah

merasa aman dengan adanya pasal LAZ yang sudah ada tinggal

23

http://www.forumzakat.net/index.php?act=paparan&id=16

Page 63: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

52

meminta perpanjangan, tetapi LAZ provinsi akan di delete

semuanya.”24

Sedangkan menurut beliau dampak yang dapat diperkirakan

melalui Judicial Review adalah jika diterima maka akan banyak pasal

yang akan diganti atau menggubah seluruh isi Undang-undang tersebut.

“Kalau nanti berhasil satu pasal saja digugurkan oleh MK, runtuh

nanti, undang-undang jadi banci nanti tidak akan bisa diterapkan.

Kemarin kami menggugat 17 pasal, satu pasal misalnya pasal pidana,

nah kalau nggak ada sanksi mau ngapain? Mau mengadu apa?”25

Dalam upaya judicial review, beberapa ahli diajukan untuk

memperkuat argumentasi betapa bermasalahnya Undang-Undang ini.

Ada ahli hukum tata negara dan pidana, yang memahami kedudukan

ormas dalam aktivitas publik, memahami perlindungan hak asasi dan hak

konstitusional, dan memahami pemidanaan. Ahli syariah Islam dan

ekonomi Islam, dengan kompetensi memahami peran serta masyarakat

berbagai negara. Akan dihadirkan pula ahli keuangan Negara, yang

memahami pengelolaan keuangan negara dalam lembaga-lembaga negara

bantu dan pengelolaan dana masyarakat oleh lembaga negara bantu.

Terakhir ahli sosiologi/antropologi masyarakat muslim yang memahami

peran masyarakat sipil dan negara dalam pelaksanaan agama.26

Judicial review ini memang didukung pula oleh beberapa rekan

FOZ seperti Bambang Suherman dan Nana Mintarti dalam

pernyataannya ;

24

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, selaku Ketua Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, Selasa 21/05/2013 25

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, selaku Ketua Bidang Advokasi dan

Pengawasan FOZ, Selasa 21/05/2013 26

Heru Susetyo,dkk, Selamatkan Gerakan Zakat, (Jakarta: KOMAZ), 2012, h, 48

Page 64: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

53

“Saya mendukung Teman-teman melakukan Judicial Review, inikan

proses legal, dikarenakan menurut teman-teman UUPZ ini kok tidak

senafas dengan UUD, ini tujuannya peninjauan ulang.”27

Sedangkan Bambang Suherman sendiri juga mendukung adanya

judicial review dengan pernyataanya :

“Bentuk kepedulian saya adalah mendukung Judicial Review,

dengan hadir ketika sidang.”28

Namun dalam hal ini ada bentuk lain yang dilakukan Nana Mintarti

dalam upaya perbaikan zakat di Indonesia:

“Ya kita ikut mensosialisasi tentang zakat, baik melalui media cetak,

campaign, pelatihan-pelatihan tentang zakat dan sebagainya. Kita

masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi, kita

menghormati Mahkamah Konstitusi dengan melakukan tabayun.

menunggu keputusan. kita berharap diterima jika ditolak ya kita

harus menghormati Mahkamah Konstitusi dan kita kan harus

menjalankannya. Kalau ditolak ya tidak apa-apa bagaimanapun kita

harus jajaki, kita harus mengikuti aturan.”29

Dalam pengajuan Judicial Review atau uji materiil ini Bambang

Suherman berharap Mahkamah Konstitusi menyetujuinya sehingga akan

dibahas ulang agar kedepannya mendapat jalan keluar bersama.

“Harapannya reviewnya diterima. Kalau diterima maka ia akan

mengacu pada tentang tuntutan-tuntutan review. Maka akan dibahas

ulang.”

Lain halnya dengan Anwar Sani.

27

wawancara diperoleh di Kantor IMZ,selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan

Pengawasan, Ciputat, Selasa 21/05/2013 28

wawancara diperoleh di Kantor Dompet Dhuafa, Selaku sekretaris Jendral FOZ,

Selasa 21/05/2013 29

wawancara diperoleh di Kantor IMZ, selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan

Pengawasan, Ciputat, Selasa 21/05/2013

Page 65: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

54

“Karena kalau saya kan orangnya ketika diajarkan guru saya itu

tidak memberontak. Kebijakannya seperti apa pasti ada jalan lain

untuk menuju ke arah tujuan yang kita tuju, ada cara-cara lain, jadi

saya ikut saja aturan pemerintah.”30

Dalam menyikapi undang-undang pengelolaan zakat ini, menurut

Sri Adi Bramasetya, respon masyarakat pada dasarnya terbagi ke dalam

empat kelompok besar. Kelompok pertama adalah yang setuju

sepenuhnya, sehingga melaksanakan seutuhnya. Kelompok kedua yang

setuju terhadap sebagian pasal saja, Kekuranganya diperbaiki dengan

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama, baru kemudian

dilaksanakan. Kelompok ketiga adalah yang menolak sebagian, yang

akhirnya melakukan judicial review atas pasal-pasal yang tidak disetujui,

untuk selanjutnya setelah diperbaiki dapat dilaksanakan. Adapun

kelompok keempat yang menolak sepenuhnya UU ini, kemudian

diajukan judicial review untuk dibatalkan dan tidak jadi dilaksanakan

sepenuhnya.31

Kesimpulan yang dapat diambil dari respon psikomotorik pengurus

FOZ, banyak yang mengajukan judicial review atau uji materiil sebagai

respon penolakan terhadap Undang-undang Pengelolaan Zakat. Dengan

melihat respon-respon penolakan terhadap UUPZ tersebut, dampak yang

terjadi sedikitnya ada tiga kemungkinan. Pertama, jika judicial review ini

diterima oleh Mahkamah Konstitusi maka akan ada pasal-pasal yang

akan dirombak atau diperbaiki. Kedua, jika judicial review ini diterima

baik oleh Mahkamah Konstitusi maka Undang-undang akan diganti

seluruhnya. Ketiga, Jika judicial review ditolak maka tidak ada

pergantian pada Undang-undang dan semua harus patuh pada aturan

30

wawancara diperoleh di kantor Darul Quran, selaku wakil Sekjed FOZ, Rabu

01/05/2013 31

http://www.forumzakat.net/index.php?act=paparan&id=16

Page 66: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

55

Undang-undang pengelolaan zakat tersebut. Harapan terakhir, semua

berharap Peraturan Pemerintah akan menjadi solusi yang terbaik.

Page 67: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

56

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam skripsi ini penulis menyimpulkan tanggapan atau respon pengurus

Forum Organisasi Zakat dalam tiga kategori melalui sample 4 pengurus yang

ada:

1. Respon Kognitif : Pada respon ini keempat pengurus memiliki

penilaian yang tidak jauh berbeda terhadap isi Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dimana secara

umum seluruh responden Mengetahui tentang undang-undang

tersebut. Walaupun tidak semua responden memahami secara

keseluruhan isi pasal dalam undang-undang no.23/2011, apalagi

terhadap undang-undang yang dianggap “multitafsir”, namun

responden mencoba menerka yang dimaksud pada Undang-undang

tersebut sesuai dengan informasi yang mereka dapat atau ketahui.

2. Respon Afektif : Pada respon ini keempat pengurus terdapat

perbedaan dalam merespon secara emosi, ada yang tidak senang

terhadap isi undang-undang tersebut, ada juga yang setuju terhadap

isi undang-undang baru tersebut, ada juga yang kecewa terhadap isi

Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang baru. Namun dapat

disimpulkan itu merupakan bentuk atau tanda kepedulian

responden terhadap Undang-undang pengelolaan zakat dan

tentunya terhadap pengelolaan zakat di Indonesia.

3. Respon Psikomotorik : Melalui judicial review atau uji materiil 3

dari 4 responden mengajukan Judicial Review yang merupakan

jalan legal yang dilakukan pengurus Forum Organisasi Zakat

terhadap penolakan isi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Zakat. Melalui uji materiil inilah yang

diharapkan responden dapat merubah isi Undang-Undang Nomor

Page 68: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

57

23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Dari keempat

responden satu dari ketiga responden mengambil sikap tidak

mendukung Judicial Review dimana responden tersebut memilih

mendukung Undang-undang pengelolaan zakat yang baru.

B. Saran-saran

Adapun penulis memberikan saran-saran melalui tiga kategori

yakni aspek respon kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik:

1. Respon Kognitf : Dalam memandang segala sesuatu

dibutuhkan kebijakan dan kearifan dalam diri, termasuk dalam

hal menilai UUPZ yang baru No. 23/2011. Diharapkan

pengurus Forum Organisasi Zakat tidak hanya memandang

secara subjektif tetapi juga mencoba melihat secara objektif

dimana pengurus juga melihat dari sisi pemerintah yang ingin

mencoba menyatukan visi, misi, serta ingin menyentralisasikan

pengelolaan zakat yang lebih rapi dan teratur.

2. Respon Afektif : Emosi, kekecewaan, ketidaksetujuan terhadap

suatu hal merupakan manusiawi. Namun, hal ini jangan sampai

berlarut-larut sehingga melupakan esensi dan urgensi dari

zakat itu sendiri.

3. Respon Psikomotorik: selagi menunggu keputusan dari

Mahkamah Konstitusi ada baiknya jalankan saja dahulu

pengelolaan zakat yang ada secara maksimal apapun

keputusannya akhir nanti, diharapkan pengurus FOZ dapat

melapangkan dada, dan menerima hasil akhir Undang-undang

Pengelolaan Zakat. Dan hendaknya dapat mengantarkan

perbaikan zakat di Indonesia. Baik dari sisi penghimpunan,

penyaluran, dan dampak manfaat bagi peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Page 69: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

58

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Sosial. Jakarta: Bulan Bintang.

Aflah, Kuntarno Noor, Tajang, Mohd Nasir. 2006. Zakat dan Peran Negara. Jakarta:

Forum Organisasi Zakat.

Dagun, Save D.1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan.Jakarta: Lembaga Pengkajian

dan Kebudayaan Nusantara.

Depdikbud.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-2.Jakarta: Balai Pustaka.

Effendy, Onong Uchjana.2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Cet. 3.Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Endarmoko, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Fahruddin. 2008. Fiqih Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: Uin Press.

Hafidhudin, Didin. 2004. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Depok: Gema Insani.

Hanurawan, Fattah. 2010.Psikologi Sosial Suatu Pengantar.Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Kamarulzaman, A.K.A.,& M. Ahlan Y. Al-Barry. 2005.Kamus Ilmiah Serapan

Disertai Entri Tambahan dan Pedoman Umum Pembentukan

Istilah.(Yogyakarta: Absolut).

Nasuhi, Hamid, Ropi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ciputat :

CeQDA(Center for Quality Developmen and Assurance ), 2007.

Poerwadarminta. 1999.Psikologi Komunikasi, Cet. III. Jakarta : UT.

Rakhmat,Jalaludin. 1999.Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sabri, Alisuf. 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya.

Sendjaya, S. Djuarsa. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka.

Page 70: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

59

Solichin, Mohammad Muchlis. 2012. Psikologi Belajar: Aplikasi Teori-Teori Belajar

Dalam Proses Pembelajaran Yogyakarta: Suka Press.

Subandi, Ahmad. 1982. Psikologi Sosial, Cet. ke-19. Jakarta: Bulan Bintang.

Susetyo, Heru, dkk. 2012. Selamatkan Gerakan Zakat: Catatan-Catatan Kritis atas

UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Jakarta: Koalisi

Masyarakat Zakat.

Syarie, Sukmadjaja, Yusuf Rosy. 1984. Indeks Al-Quran. Bandung : PUSTAKA.

Tim Forum Organisasi Zakat. 2003.Problematika Zakat Kontemporer.Jakarta :

Forum Organisasi Zakat.

Tim Institut Manajemen Zakat.2006. Manajemen Zakat Gaya BUMN. Ciputat : Divisi

Publikasi Manajemen Zakat.

Walgito, Bimo. 1996. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: UGM.

____________. 1997. Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta.

Zuhayly, Wahbah. 2005. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. cet. 6. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Zen, Muhammad, Muhammad Hudri. 2005.Zakat dan Wirausaha. Jakarta : Centre for

Enterpreneurship Development.

Qordawi, Yusuf. 1987.Hukum Zakat. Jakarta : PT. Pustaka Litera,.

Zuhaili, Wahbah, Sulaiman, Wahbi, dkk. 2008.Buku Pintar Al-Quran Seven in One.

Jakarta: Penerbit Al-Mahira,

Undang-Undang

Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat. Lembaran Negara RI Tahun 2011 No. 115, Tambahan No.5255.

Jakarta.

Media

Page 71: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

60

Ariananda, Akmal. 2012. Definisi Organisasi. From http://akmal-

aria.blogspot.com/2012/11/definisi-organisasi.html, 8 April 2013.

Forum Zakat. 2009. From http://forumzakat.net/, 8 April 2013.

Ahira, Anne. 2013. Memahami Pengertian Kognitif Afektif Psikomotorik. From

http://www.anneahira.com/pengertian-kognitif-afektif-psikomotorik.htm

Wikipedia Indonesia. 2013. Taksonomi Bloom. From

http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom

Hanifa, Afriza. 2012. Penguatan BAZNAS, Pengerdilan LAZ?.

Fromwww.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/18/m2on9p/penguatan

-baznas-pengerdilan-laz, 24 mei 2013

Buwaethy, Ahmad. 2013. Memahami “Memahami “Pasal Pidana” Di dalam UU

Pengelolaan Zakat Pasal Pidana” Di dalam UU Pengelolaan Zakat. From

Harian-pelita-online.com/cetak/2013/5/23/memahami-“memahami-“pasal-

pidana”-di-dalam-uu-pengelolaan-zakat-pasal-pidana”-di-dalam-uu-

pengelolaan-zakat#”Ua1IM-TT-So, 25 mei 2013.

Majalah

INFOZ Edisi 12 Mei-Juni 2011

INFOZ Edisi 15 November-Desember 2011

INFOZ Edisi 16 Januari- Februari 2012

Page 72: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai
Page 73: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai
Page 74: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pedoman Wawancara Kepada Informan

Pukul 11.00-11.30 WIB Selasa, 21 Mei 2013

Di Kantor Dompet Dhuafa Ciputat

Data Informan

Nama : Bambang Suherman

Jabatan : Sekretaris Jendral Forum Organisasi Zakat

Kognitif

Tanya : Sejauh ini, Bapak mengetahui UU Pengelolaan zakat bagaimana?

Jawab : Tahu, Dalam prosesnya saya sangat tahu, tapi konten UU-nya kurang

tahu.

Tanya : menurut bapak, dalam UU bagaimana kedudukan Baznas dan Laz?

Jawab: Secara umum bisa dirajuk ke pasal-pasalnya, saya hanya menjelaskan saja

ya, UU di kenalkan dengan nama Badan Zakat Nasional. Tapi sebenernya tidak

dijelakan juga apakah badan tersebut adalah BAZNAS yang sekarang atau perlu

dibuat dengan definisi baru dengan kriteria baru tentang badan tersebut. Nah,

tafsir bodohnya, masyarakat menerjemahkan badan tersebut adalah BAZNAS.

Mengapa saya katakan tafsir bodoh, karena seharusnya iniyang di kritisi sejak

awal. Penolakan kkita terhadap mekanisme dan pelimpahan kewenangan dalam

perspektif UU ini bukan karena BAZNASnya tapi karena kualifikasi yang hari ini

dimunculkan oleh BAZNAS dibandingkan pengelolaan zakat ini oleh LAZ

lainnya. Sehingga agak sulit bagi kita untuk memberikan harapan bahwa akan ada

pengelolaan zakat yang rapi dengna performen yang ada. Jadi, menurut saya ini

adlah hal yang perlu dicermati. Meskipun sudah ketok palu yang ternyata

tafsirnya kepada BAZNAS katanya. Ya tidak apa-apa.

Tanya : bagaimana dengna posisi LAZ itu sendiri?

Jawab : Dalam UU kan sudah dijelaskan bahwa LAZ sebagai UPZ yang

membantu BAZNAS

Tanya : Sebenarnya dampak positif dan negative pasal 17-21 mengenai laz itu apa

aja?

Jawab: Sprit yang ada disini adalah monopoli. Dalam proses pengelolaan dana

public ini harus ada control negara yang kuat sehingga dapat dibahas sampai

konsepsional ke badan hukum. Padahal, sebenernya yayasan itukan badan hukum.

Dalam konsepsi peraturan legalitas pemerintah terharap perlembagaan dan

perkumpiulan dan ini harsnya mengacu pada UU ormas yang ada. Maksudnya

semua ini juga masih menyisakan permasalahan.

Dalam persepektif pribadi saya akan lebih banyak negatifnya kalau kita melihat

dari seberapa besar kemampuan melibatkan masyarakat dalam membangun

Page 75: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

kampanye tentang sadar zakat. Karena dengan adanya aturan yang membatasi ini

mereka akan takut untuk melakukan kontribusi atau terlibat. Mereka akan

dikenakan sanksi jika digunakan konsep seeperti itu. Jika belum dilegalkan

sebagai ormas berati masyarakat tidak bisa memberikan kontribusi yang sama,

karena inikan syariah. Syariah itu aritnya setiiap orang yang muslim memiliki

kesadaran tentang agama ini boleh terlibat dan mengajak. Mengajak tidak

sebagaimana mengajak tapi memberikan contoh. Dari konsep seperti ini

dikhawatirkan akan ada ketakukan karena perlahan-lahan terlhiat menjadi

eekslusif milik pemerintah dengan persepsi bagaimana pemerintah mengelola

negara sebagaimana yang kita ketahui. Maka ini akan menciptakan perlambatan

dalam aksese terhadap infoemasi ke publik.

Tanya : menurut bapak, UU ini sudah sesuaikah dengan kondisi masyarakat saat

ini?

Jawab : saya tidak bisa memprediksi karena belum dijalankan. Jalankan saja dulu.

Belum dijalankan saja sudah ada review, ini kan menandakan adanya penolakan

elemen elemen masyarakat terhadap inplementasi dan konsepsional UU ini.

Afektif

Tanya : Bagaimanakah pertama kali bapak mengetahui isi terakhir draf UU ini?

Jawab : Kecewa saja, karena DD itu sudah terlibat hampir 2 tahun terkait dnegan

revisional UU no.38 pada saat itu. Dan menjadi bagian dari tim yang sellau

memerikan reading pada komisi VIII yang memperbaharui tentang UU ini. Di

rapat dengar pendapat banyak sekali masukan, termasukan kami mendraf konsep

yang mungkin dalam perspektif kami lebih cocok ya. Karen pada saat itu ada draf

dari LAz dan Basnas. Dan tidak terlalu jauh ketidaksesuaian dengan pelaksanaan.

Lalu tiba-tiba muncul draf ini yang kemudian diketuk, saya pribadi tidak dahu

draf ini dari mana. Dan dalam proses sosialisasinya seharusnya menjadi syarat,

bahwa konten sudah disosialisasikan kepada masyarakat. Kemudian draf ini

menjadi draf yang aneh dan asing yang muncul sebulan sebelumnya oleh

beberapa orang kemudian dimunculkan ke media dan melihatnya bahwa ini sangat

berbeda dengan draf-draf sebelumnya. Jelas ini ada kepentingan, ada sisipan-

sispan dari berbagai pihak. Begitu dia keluar dnegan draf yang sudah disahkan

dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, kami juga tidak tahu seperti apa proses

perubahan dan dari mana munculnya draf ini. Ya kami kecewalah.

Tanya : Adakah pasal-pasal yang bapak setujui?

Jawab : Banyak juga yang saya setuju. Senang karena ada UU-nya dan membuat

ini menjadi rapi. Sebenarnya tidak penting setuju atau tidak setujunya saya,

karena kan sudah diketuk palu. Karena tidak akan berdampak apapun pada hasil

skripsi.

Page 76: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Tanya : Bagaimana harapan bapak ke depan terhadap UU ini?

Jawab: Harapan pribadi saya, UU ini dibatalkan. Diamandemen, dijiar, disetujui

usulan reviewnya dan dibuat moderat dan demokratis saja yang lebih

pastisipatoris. 38 itu juga kan tidak ideal juga sebenarnya. Harapan kita kan

merapikan 38 menjadi aturan main yang bisa memfasilitasi banyak pihak agar

gerakan zakat menjadi kuat dan bergerak. Itu tidak mungkin terjadi kalau terjadi

monopoli. Monopili menciptakan adanya pihak-pihak yang memiliki wewenang

besar dan pihak-pihak lain yang memiliki wewenang sekunder, hanya membantu

yang lain. Nah, ini menciptakan adanya dampak turunnya spirit-spirit kampanye

gerakan zakat. Apalagi kalau urusan zakat menjadi urusan negara. Rasanya umat-

umat lain juga mengumpulkan dana keagamaan ya, dan itu dipakai untuk

memberdayakan umatnya, termasuk juga harus diakui melakukan gerakan-

gerakan jending misalnya. Nah, bagaimana kita mencegah dinamika-dinamika

pembodohan di wilayah-wilayah terpencil, daerah terluar, kemudian institusi ilmu

yang sampai hari ini tidak memiliki support dari pemerintah termasuk madrasah-

madrasah yang saat ini terancam pembiayaannya. Sehingga kalau diatas nama

yayasan pengumpulan zakat otomatis tidak merepotkan pemerintah. Tapi seperti

yang sekarang ini mereka jadi serba salah, tidak bisa mengumpulkan dan tidak

dapat berharap juga dari pemerintah. Yang kemudian menciptakan gep.

PSIKOMOTRIK

Tanya : Apa bentuk kepedulian bapak terhadap UU ini?

Jawab : Bentuk dukungan untuk Judicial Review

Tanya : Apa saja yang sudah bapak lakukan terhdap UU?

Jawab : Hadir dalam siding review

Tanya :Kira-kira apa sih dampak dari respon yag diberikan bapak terhadap UU

ini?

Jawab : Harapannya reviewnya diterima. Kalau diterima maka ia akan mengacu

pada tentang tuntutan-tuntutan review. Maka akan dibahas ulang.

--Terima kasih banyak atas bantuan bapak/ibu serta mohon maaf atas periilaku

kami yang tidak berkenan di hati—

Page 77: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pedoman Wawancara Kepada Informan

Pukul 14.00-15.30 WIB Hari Rabu, 01 Mei 2013

Di Kantor Darul Quran Ciledug

Data Informan

Nama : Anwar Sani

Jabatan : Wakil Sekjend

Tanya : bagaimana pandangan ust. Mengenai baznas yang menjadi central bagi

lembaga zakat lainnya?

Jawab : Mengenai pasal ini saya tidak menganggap hal ini benar mutlak dan juga

tidak menganggap itu salah. Kalau berbicara visi tentu negara benar. Tapi menurut

saya pokoknya orang bayar zakat mau zakat di mesjid kek, mau bayar langsung ke

lembaga zakat, baznas, kek, yang penting orang yang tidak sadar zakat bisa

terdorong untuk berzakat

Tanya : pandangan ust. Mengenai undang-undang?

Jawab : Pokoknya saya tidak mau bicara Undang-undangnya itikad saya adalah

apapun yang akan digulirkan oleh Undang-undang ini kita akan akomodif

kemudian yang lebih penting lagi menurut pemikiran saya adalah mendorong

masyarakat yang tadinya tidak tertarik dengan zakat, tidak sadar zakat, bahkan

mungkin banyak alasan untuk tidak berzakat, atau mungkin terlalu berpatokan

dengan al-mitsal qoul. Karena itu saya memotivasi dan menyampaikan kepada

semua orang bahwa semua perlu berzakat. Kalau orang belum ucapkan ijab

gimana? Apakah semua wajib berzakat? tidak wajib sih, tapi kita mulai berzakat.

Seperti halnya anak kecil yang didorong orang tuanya diajak orang tuanya untuk

sholat padahal dia belum wajib. Apakah jadi orang tua yang baik disaat kita bicara

kepada anak kita ‘Nak kamu masih kecil jadi tak perlu sholat, nanti saja kalau

sudah besar, nanti saja kalau sudah baligh baru sholat’ Pasti semua orangtua tidak

ada yang seperti itu. Mereka inginnya anak mereka sholatnya itu dari kecil, nah

kita juga seperti itu, saya mendorong orang-orang yang penghasilannya, mungkin

baru tiga ratus ribu, lima ratus ribu, tujuh ratus ribu, sejuta, sejuta setengah, dua

juta, dan itu belum mencapai nishob sebenarnya, karena nishobnya 520 kg. Nah

kalau orang kan berarti yang punya kewajiban zakat itu pengasilan segitu, kalau

belum bagaimana? tetap kena zakat, orang seperti itu justru mendorong yang

tadinya tidak tersentuh dengan zakat kemudian mereka menjadi mau berzakat.

Ssaya posisinya disitu. Jadi, mau undang-undangnya bagaimana silahkan

insyaAllah saya dan teman-teman berjuang dengan penuh dedikasi yang luar biasa

tapi saya tetap memposisikan diri.

Tanya : Bagaimana reaksi Bapak semenjak pertama kali Undang-undang tersebut

diajukan?

Page 78: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Jawab : Yang saya tahu waktu undang-undang digulirkan, itu ada berbagai versi,

versi forum zakat, versi DPR, versi lainnya ini semuanya jelas berbeda. Kalau

versi zakat berbicara tentang bagaimana organisasi ini bisa berjalan, kalau di

pemerintah mungkin menurut kita salah tapi menurut pemikiran pemerintah

belum tentu salah, jadi tergantung sudut pandangnya dari sudut pandang mana

berpikirnya. Apakah salah ketika pemerintah menghendaki semua Lembaga Zakat

bersatu? secara visi, secara tujuan, dan secara cita-cita membangun Negeri ini

betul. Tapi menjadi salah menurut temen-teman semuanya tergantung sudut

pandang, mau yang sudut pandang yang mana? kalau maunya teman-teman

inginnya pemerintah itu mengayomi lembaga-lembaga yang sudah berjalan

didorong, Nah buat pemerintah tidak menarik, dorong buat apa? kalau bicara

dengan pemerintah pasti kembali lagi ke zaman Rasulullah, zaman dimana semua

dikelola oleh Negara.

Tanya : Lalu kalau misalnya citra Negara seperti, ada bagian-bagian buruk dari

pemerintah. Sedangkan banyak orang yang menilai swasta jauh lebih baik,

sedangkan Undang-undang terbaru ini memosisikannya sebagai

sentralisasi. Bagaimana menurut pendapat Ustadz?

Jawab : Maka dari itu saya tidak menganggap itu benar mutlak dan juga tidak

menganggap itu salah. Kalau berbicara visi tentu Negara benar, pokoknya orang

bayar zakat mau zakat di mesjid kek, mau bayar langsung ke lembaga zakat, yang

penting orang yang tidak sadar zakat bisa terdorong untuk berzakat.

Tanya : Dengan adanya Undang-undang ini, contohnya saja TPA, ini

bukan Ormas tapi jatuhnya masih LAZ, bagaimana menurut Ustadz?

Jawab : Makanya yang dimaksud oleh pemerintah sebagai lembaga amil

zakat itu siapa? Tidak memposisikan diri sebagai lembaga amil zakat itu

tidak pernah menyebutkan lembaga amil zakat darul qur’an apakah itu yang

dimaksud yang ada di Undang-undang atau tidak termasuk dalam Undang-undang

Tanya : Sedangkan kalau sekirannya TPA TPA ini dipandangan lain juga

dipandang negara sebagailah maka sebagai sangsi-sangsi sebagai kena sangsi-

sangsi yang

Jawab : Kalau Darul Qur’an ini kan ada ketentuan kalau tidak salah harus

ormas sebagai langkah antisipasi, siapa tahu juga kalau memang tertera dianggap

sebagai lembaga amil zakat maka kita sudah menyiapkan badan hukum ormas itu

langkahnya yang sudah disiapkan dan sudah jadi, kalau mau apa dulu nih, mau

bicara tidak lembaga zakat maka oke kita tidak terkait dengan undang-undang tapi

kalo berkas dan undang-undang oke kita ajukan kita punya apa namanya sebagai

ormas kita sudah disahkan oleh notaris dan departemen sosial. Ya pokoknya kita

Page 79: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

sudah catat legalitas bahwa Darul Qur’an adalah formal dan ternyata tidak susah

juga ngurus itu, orang kan bingung ternyata gampang juga.

- Karna TPA juga memang sudah ada dakwahnya sosialnya pendidikannya

Tanya : Nah kalau di mesjid-mesjid itu bagaiimana menurut pandangan

Ustadz?

Jawab : Nah lagi-lagi termasuk gak itu? ada gak di undang-undang ini

pengelolaan berbagi masjid? apakah salah lagi? Makanya kalau dibilang mengusai

saya terus terang saya tidak mengusai titik dalam Undang-undang dari satu

persatu detail, inti detail makanya masjid kalau dianggap sebagai ahli zakat apa

yang mendasari bahwa pengelolaan zakat di masjid adalah sebagai pengelolaan?

Mereka tidak punya identitas belum tentu semua masjid punya legalitas, kelihatan

belum tentu juga karena pengelolaan zakat orang yang menyerahkan zakat mereka

bisa ke Mushola, Mesjid besar, Yayasan, mungkin kalau di Istiqlal atau di BI atau

di Masjid-masjid yang besar atau di Al-Azhar bisa, tapi kalau ke mushola kecil

apakah salah kalau orang menyerahkan zakatnya ke mushola kecil? ‘saya nitipin

zakat ya’ dan diterima oleh panitia zakat yang panitia itu panitianya

pembentukannya seminggu sebelum lebaran dan dibubarkannya seminggu

sesudah lebaran, dia megang zakat loh, dititipin zakat loh yang dititipin

pengelolaan zakat besar juga.

Tanya : bagaimana dengan pasal tentang pidana?

Jawab : Pejabat setempat dia dapat izin dari RT/RW dapat izin dari lurah bahkan

biasanya di kepanitiannya itu yang jadi pembinanya itu ketuanya sendiri. Bahkan

dia bisa jadi pengurus RT/RW nya, Lurah bisa jadi pengrus masjid juga, jadi saya

menganggap ini bagus nih Undang-undang ini bagus, makanya kalau buat saya

terima saja nih apa yang ada di dalam ini kita akomodir diaplikasi teknisnya, kita

akomodir ke semua ormas harus hormat bikin aja semua ormas jadi hormat

selesai, apalagi? Gak ada izin? Oke izin gampangin dong cara izinnya, izinnya ke

siapa bikin turunannya untuk mesjid-mesjid harus meminta izin kepada BAZNAS

daerah-daerah ya kita meminta izin ke BAZNAS daerah, kan gitu itu aja, wong

sekarang ini BAZNAS ngumpulin zakat di Jakarta, beda lagi bilang Bazis DKI,

beda lagi operasional di Jakarta loh. BAZNAS hebatnya lagi dengan basis daerah

itu tidak singkron, tapi saya tidak menyalahkan karena di sini memang posisinya

dulu bentuknya dari sini, mengakar kemudian mengakar kemudian tumbuh

lembaga yang bernama BAZNAS, nah Bazis daerah SKnya SK gubernur, Bazis

kota yang memberikan Negara adalah Bupati izin semua, tapi apakah

semuanya ini tertuju ke BAZNAS? Belum tentu juga. Nah makanya kalau dari

sisi tujuan pemerintah saya yakin ini tujuannya bagus, cuma harus disinkronkan

dengan teman-teman, ya gitu aja sih, makanya saya mau disahkan.

Tanya : bagaimana sikap ust terharap UU ini?

Page 80: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Jawab : karena, kalau saya kan orangnya ketika diajarkan guru saya itu tidak

memberontak. Kebijakannya seperti apa pasti ada jalan lain untuk menuju ke arah

tujuan yg kita tuju, ada cara2 lain.

----- Terima Kasih Banyak atas Bantuan Bapak/Ibu

serta Mohon Maaf atas Prilaku Kami yang Tidak Berkenan di Hati -----

Page 81: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pedoman Wawancara Kepada Informan

Pukul 09.30-10.30 WIB Selasa, 21 Mei 2013

Di Kantor Dompet Dhuafa Ciputat

Data Informan

Nama : Sabeth Abilawa

Jabatan : Ketua Bidang III (Advokasi)

Tanya : Sejauh mana Bapak mengetahui Undang-undang nomor 23 tahun

2011 tentang pengelolaan zakat?

Jawab : Tahu sekali, sejauh mata memandang.

Tanya : Di dalam Undang-undang ini, bagaimana kedudukan BAZNAS

dan LAZ?

Jawab :BAZNAS dan LAS relasinya di dalam konteks Undang-undang

LAS adalah bagian dari BAZNAS.

Tanya : Bagaimana dengan BAZNAS itu sendiri?

Jawab : Sebenarnya Undang-undang itu banyak berbicara tentang

BAZNAS, kalau boleh saya katakan Undang-undang zakat itu bukan undang-

undang zakat, tapi Undang-undang tentang BAZNAS. Tapi karena nggak enak

judulnya, jadi undang-undang zakat.

Tanya : Apa yang Bapak ketahui tentang pasal 17 dan 21 mengenai LAZ?

Jawab : Pasal ini memberikan makna bahwa sebenarnya perizinan dan

sebagainya itu ada ditangan BAZNAS, artinya BAZNAS boleh tidak mengizinkan

masyarakat mendirikan LAZ. Namun, sepanjang itu adalah LAZ baru saya pikir

itu tidak terlalu masalah. Tapi LAZ yang sudah lama mau menyertifikasi

semuanya, ini tidak berbicara tentang LAZ yang sudah ada. Masyarakat dapat

membentuk LAZ, tapi kemudian masyarakat harus memenuhi berbagai kewajiban

yang banyak termasuk UPZ harus setorkan uangnya ke BAZNAS, yang tidak

masuk akal adalah masjid-masjid adalah UPZ, buat saya tidak masuk akal jika

jutaan masjid-masjid di Indonesia harus disentralisasi.

Page 82: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Tanya : Menurut Bapak dampak positif dan negatif apakah yang akan

terjadi?

Jawab : Dampak positinya tidak ada, hanya catatan-catatan saja yang

lebih tertib, tetapi distribusinya akan banyak masalah karena uang ditarik ke atas

lalu diturunkan lagi ke bawah dengan proposal dan permohonan, akan ribet.

Tanya : Jika Undang-undang nomor 23 Bab 2 pasal 7 BAZNAS saat ini

menjadi sentral dalam pengelolaan zakat di Indonesia. Menurut bapak apakah

BAZNAS sudah siap atau mampu untuk mengemban amanah besar tersebut?

Jawab : BAZNAS apakah sudah siap? dalam kerangka itu saja saya

menyangsikan bahwa BAZNAS sudah siap, BAZNAS itu lembaga yang masih

muda didirikan tahun 2000an atas inisiasi dari lembaga-lembaga yang sudah ada,

Dompet Dhuafa salah satunya. Undang-undang itu digagas oleh masyarakat sipil

karena butuh payung hukum sebenarnya itu kesalahan kita, kalau Bazis-bazis itu

sudah lama, seperti Bazis DKI sudah sejak tahun 60an, dia sudah mempunyai

sejarah panjang. Jika BAZNAS ada problem, kalau dia berbicara wilayah, dia mau

menghimpun dana dari mana? Nanti akan rebutan dengan Bazis DKI, sama-sama

Jakarta. PNnya nanti rebutan. Secara penerimaan BAZNAS masih 30-40 milyar,

okelah itu bukan sesuatu yang urgent buat mereka, tapi kan amanah yang besar itu

belum pernah mereka kelola, bagaimana mereka mengelola lembaga-lembaga

yang sudah lama Bazis DKI aja nggak mau sampai sekarang diharuskan di bawah

BAZNAS dari sisi pngumpulan, dari sisi pendistribusian saya tidak melihat

program-programnya tidak kreatif dan sebagainya, karena kultur birokrasi terlalu

panjang kultur harus izin dan sebagainya.

Tanya : Dalam UU ini ada pro kontra mulai dari pasal 17, 18 sampai 21

tadi mengenai LAZ juga mengenai pidana pasal 38 dan 41. Bagaimana pendapat

Bapak terhadap pro kontra yang terjadi, ada yang meminta uji banding dan lain-

lain?

Jawab : untuk yang pidana menurut saya pasal yang paling aneh,

dampaknya adalah Negara akan melarang pengurus-pengurus masjid

menghimpun dana zakat, pengurus panti asuhan menghimpun dana zakat,

Page 83: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

melarang yayasan-yayasan social yang sudah ada memungut dana zakat, termasuk

zakat fitrah dan zakat mal, artinya Masjid dan mushola yang sudah ratusan tahun,

panitianya setiap ramadhan menghimpun dana harus mengajukan diri sebagai

UPZ BAZNAS jika disetujui dan bisa pula tidak disetujui, maka mereka illegal

dan bisa dipidana dengan sangsi ini dan ada jutaan orang.

Tanya : Bagaimana pertamakalinya saat Bapak mengetahui draf akhir UU

no 23?

Jawab : secara proses ini banyak kebohongan dan tipu muslihat, kita juga

punya draf pemerintah dan draf masyarakat sipil, dua-duanya maju waktu

menjelang menit menit akhir, itu drafnya masih seperti yang kita bayangkan, ini

oke, tiba-tiba menjelang rapat paripurna itu naskah drafnya tidak boleh di

sirkulasi, ada problem disitu, semua tenaga ahli yang kita hubungi juga tidak mau

menyerahkan, agak aneh juga, sebenarnya ada beberapa mantan hakim MK

seperti Mukhti Ali menyaran kan kita bukan hanya uji materi tetapi juga uji

formal untuk menguji bahwa Undang undang ini melalui proses yang benar ketika

diparipurnakan, tapi kami tidak ada waktu memikirkannya, sebenarnya ini bisa

diuji di gugat dua secara proses dan substansi.

Tanya : Tapi Bapak peduli kan terhadap Undang-undang nomor 23?

Jawab : Saya peduli untuk menggagalkan undang-undangya.

Tanya : Adakah pasal-pasal yang tidak Bapak setujui?

Jawab : Saya tidak bicara pasal kalau dalam kontstruksi, karena secara

konstruksinya saja sudah salah, saya akan menolak semuanya.

Tanya : Harapan ke depan untuk UU No 23 tahun 2011 ini apa?

Jawab : MK mengabulkan permintaan kami

Tanya : Sejauh ini Undang-undang ini sudah diterapkan atau belum, Pak?

Jawab : Tentu sudah, secara aturan perundang-undangan jika sudah di

ketuk sudah diterapkan.

Tanya : Bentuk kepedulian Bapak terhadap UU ini apa?

Jawab : Kepedulian saya adalah saya menggugat Undang-undang ini.

Page 84: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Tanya : Kalau boleh tahu yang menggugat itu siapa saja, Pak?

Jawab : Yang menggugat itu ada 19 orang, pemohon individu dan

pemohon lembaga Dompet Dhuafa, Rumah zakat, lampung peduli, lembaga

manajemen infaq, Kami tergabung dari koalisi masyarakat zakat.

Tanya : Sejauh ini Respon dalam bentuk apa saja yang sudah bapak

lakukan selain menggugat?

Jawab : Kami menggugat ke MK, yang kedua kami mengadakan

sosialisasi kepada anggota FOZ ke LAZ-LAZ, mengajak mereka untuk ikut

menggugat. Ada yang tidak peduli di daerah-daerah, sebenarnya yang paling

peduli mereka itu LAZ-LAZ provinsi karena tidak ada aturan di sana, mereka

digantung nasibnya, yang paling banyak memberikan respon positif adalah LAZ

Nasionalnya karena sudah merasa aman dengan adanya pasal LAZ yang sudah

ada tinggal meminta perpanjangan, tetapi LAZ provinsi akan di delete semuanya.

Tanya : Dampak dari respon Bapak dan kawan-kawan tersebut itu apa?

Jawab : Kalau nanti berhasil satu pasal saja digugurkan oleh MK, runtuh

nanti, undang-undang jadi banci nanti tidak akan bisa diterapkan. Kemarin kami

menggugat 17 pasal, satu pasal misalnya pasal pidana, nah kalau nggak ada sanksi

mau ngapain? Mau mengadu apa?

Apa yang dilakukan FOZ itu terbelah dua, pertama karena FOZ itu terdiri dari

BAZNAS, bahkan FOZ sendiri tidak bersikap maka itu kami membentuk ormas,

FOZ tidak bersikap karena di dalamnya ada anggota BAZNAS, teman-teman

yang diamanahkan sebagai ketua FOZ dan Sekjen dia harus menjaga citranya

terhadap anggotanya yang lain. Padahal amanah Munas Semarang itu mengatakan

bahwa yudisial harus menjadi pengurus anggota yang baru, temen-temen anggota

banyak yang kecewa. Nah jika FOZ dipimpin oleh termasuk Dompet Dhuafa ya

berarti rezekinya DD, bukan hanya susah tetapi banyak yang terbelah, lembaga

FOZ dan lembaga zakat DD misalnya ada yang pro ada yang kontra.

Tanya : Menurut Bapak bagaimana cara menyikapinya dengan pro kontra

yang terjadi?

Page 85: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Jawab : Kalau di DD yang kontra ada sebagian sedikit sekali, kalau di

FOZ sangat saya sayangkan karena di FOZ tidak bersikap untuk membentuk

ormas maka saya tidak aktif lagi di FOZ, menunggu keputusan MPO. Keputusan

MK kita kalah saya keluar dari FOZ, kalau kita menang saya suruh BAZNAS

keluar dari FOZ.

--Terima kasih banyak atas bantuan bapak/ibu serta mohon maaf atas periilaku

kami yang tidak berkenan di hati—

Page 86: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pedoman Wawancara Kepada Informan

Pukul 13.00-14.00 WIB Selasa, 21 Mei 2013

Di Kantor IMZ

Data Informan

Nama : Nana Mintarti

Jabatan : Sekretaris Bidang III (Advokasi)

KOGNITIF (PENGETAHUAN)

Tanya : Menurut anda, apakah dampak positif dan negatif jika pasal 17-21

(mengenai LAZ) diterapkan.

Jawab : Niat baik ingin mengatur, mensentralisasi agar lebih terkoordinir yang

mungkin kacamata Kemenag dan Baznas, LAZ kok sendiri-sendiri,

agar bisa terjadi sinergi terkoordinir dan terprogram.

Aspek negatifnya, LAZ lahir dan tumbuh dari masyarakat, jauh sebelum UU

no.38 LAZ sudah eksis. LAZ yang sudah banyak peran dan sudah dirasakan

masyarakat tiba-tiba harus tergabung dengan Baznas, sehingga peran itu

menjadi dikecilkan. Padahal masyarakat itu berasal dari trust, karena ini tidak

bisa dipaksa seperti pajak, sedangkan zakat dalam UU tidak ada paksaan.

Dengan seperti itu tidak ada paksaan tetapi melaluui program yang menarik

sehingga menimbulkan trust menjadi kurang "efektif".

Efek negatif kedua yaitu menurunkan semangat para aktifis LAZ.

Tanya : Jika dilihat UU no. 23 tahun 2011 di bab ke-2 pasal ke 7 BAZNAS

saat ini akan menjadi central dalam pengelolaan zakat di Indonesia, menurut

anda apakah BAZNAS sudah siap dan mampu untuk mengemban amanah

tersebut?

Jawab : Tampaknya sedang melakukan pembenahan, ya kita lihat saja

buktinya nanti, kita lihat 3 tahun kedepan. Kita lihat perolehan

penghimpunan ada peningkatan atau tidak.

Tanya : UU no. 23 tahun 2011 dikatakan pada pasal 17,18,38 dan 41 menjadi

pro-kontra di masyarakat, bagaimana pendapat anda?

Jawab : Teman-teman melakukan Judicial Review, inikan proses legal, ini kok

tidak senafas dengan UUD, ini tujuannya peninjauan ulang.

Tanya : Menurut anda UU baru ini sudahkah sesuai dengan kondisi

masyarakat di Indonesia saat ini?

Page 87: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Jawab : Masyarakat yang UU-nya saja itu hanya sedikit (kecuali zakat fitrah)

mungkin tidak lebih datu 10-20% dalam ... sosialisasi belum optimal yang

tahu kalau itu diatur justru malah hanya 5%.

AFEKTIF (EMOSI/PERASAAN)

Tanya : Bagaimana reaksi pertama kali saat mengetahui isi (draft akhir) UU

no. 23 tahun 2011 ini?

Jawab : Ya cukup kaget, UU ini tidak seperti komisi DPR, padahal awalnya

ada dua, DPR RI komisi 8 dan Kemenag.

Tanya : Setujukah anda terhadap pasal pidana pada pasal 39-42? Jika tidak

pasal berapa saja yang menurut anda tidak relevan?

Jawab : Secara sanksi masih abu-abu belum jelas ini hukum perdata atau

pidana? Yang melakukan polisi atau siapa?

Tanya : Harapan ke depan terhadap UU no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan

zakat?

Jawab : Terjadi proses saling mensinergikan tidak saling tumpang tindih.

1. Ada pemisahan regulator, pengawas. Jika BAZNAS mau jadi regulator, ya

jangan jadi operator.

2. Zakat sebagai pengurang pajak.

3. Sanksi bagi muzaki, justru UU ini malah amil yang disanksi.

PSIKOMOTORIK (TINDAKAN)

Tanya : Apakah bentuk kepedulian anda terhadap UU ini?

Jawab : Ya kita ikut mensosialisasi tentang zakat, baik melalui media cetak,

campaign, pelatihan-pelatihan. Kita masih menunggu MK, kita menghormati

Mahkamah Konstitusi melakukan tabayun. menunggu keputusan. kita

berharap diterima jika ditolak ya kita harus menghormati dan kita kan

harus menjalankannya. Kalau ditolak ya tidak apa-apa bagaimanapun kita

harus jajaki, kita harus mengikuti aturan.

----- Terima Kasih Banyak atas Bantuan Bapak/Ibu

serta Mohon Maaf atas Prilaku Kami yang Tidak Berkenan di Hati -----

Page 88: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2011

TENTANG

PENGELOLAAN ZAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk untuk memeluk agamanya masing-masingdan untuk beribadat menurut agamanya dankepercayaannya itu;

bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagib.umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam;

bahwa zakat merupakan pranata keagamaan yangc.bertujuan untuk meningkatkan keadilan dankesejahteraan masyarakat;

bahwa dalam rangka meningkatkan dayaguna dand.hasil guna, zakat harus dikelola secara melembagasesuai dengan syariat Islam;

bahwa Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999e.tentang Pengelolaan Zakat sudah tidak sesuai denganperkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat,sehingga perlu diganti;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanaf.dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,dan huruf e perlu membentuk Undang-Undangtentang Pengelolaan Zakat;

Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1)Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

Page 89: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAANZAKAT.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,1.pelaksanaan, dan pengoordinasian dalampengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaanzakat.

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh2.seorang muslim atau badan usaha untuk diberikankepada yang berhak menerimanya sesuai dengansyariat Islam.

Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang3.atau badan usahan di luar zakat untukkemaslahatan umum.

Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan4.oleh seseorang atau badan usaha di luar zakatuntuk kemaslahatan umum.

Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha5.yang berkewajiban menunaikan zakat.

Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat.6.

Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut7.BAZNAS adalah lembaga yang melakukanpengelolaan zakat secara nasional.

Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disebut LAZ8.adalah Lembaga yang dibentuk masyarakat yangmemiliki tugas membantu pengumpulan,pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disebut UPZ9.adalah satuan organisasi yang dibentuk olehBAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat.

Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan10.hukum.

Hak Amil adalah bagian tertentu dari zakat yang11.dapat dimanfaatkan untuk biaya operasional dalampengelolaan zakat sesuai dengan syariat Islam.

Page 90: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan12.urusan pemerintahan di bidang agama.

Pasal 2

Pengelolaan zakat berasaskan:

syariat Islam;a.

amanah;b.

kemanfaatan;c.

keadilan;d.

kepastian hukum;e.

terintegrasi; danf.

akuntabilitas.g.

Pasal 3

Pengelolaan zakat bertujuan:

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanana.dalam pengelolaan zakat; dan

meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkanb.kesejahteraan masyarakat dan penanggulangankemiskinan.

Pasal 4

Zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah.(1)

Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)(2)meliputi:

emas, perak, dan logam mulia lainnya;a.

uang dan surat berharga lainnya;b.

perniagaan;c.

pertanian, perkebunan dan kehutanan;d.

peternakan dan perikanan;e.

pertambangan;f.

perindustrian;g.

pendapatan dan jasa; danh.

rikaz.i.

(3)Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)merupakan harta yang dimiliki oleh muzakiperseorangan atau badan usaha.

(4) Syarat dan tata cara penghitungan zakat mal danzakat fitrah dilaksanakan sesuai dengan syariatIslam.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata carapenghitungan zakat mal dan zakat fitrahsebagaimana dimaksud pada ayat (4) akan diaturdengan Peraturan Menteri.

Page 91: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

BAB IIBADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

Bagian KesatuUmum

Pasal 5

(1) Untuk melaksanakan pengelolaan zakat,Pemerintah membentuk BAZNAS.

(2) BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berkedudukan di ibu kota negara.

(3) BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yangbersifat mandiri dan bertanggung jawab kepadaPresiden melalui Menteri.

Pasal 6

BAZNAS merupakan lembaga yang berwenangmelakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.

Pasal 7

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6, BAZNAS menyelenggarakan fungsi:

perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dana.pendayagunaan zakat;

pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, danb.pendayagunaan zakat;

pengendalian pengumpulan, pendistribusian,c.dan pendayagunaan zakat;

pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaand.pengelolaan zakat.

(2)Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,BAZNAS dapat bekerjasama dengan pihak terkaitsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) BAZNAS melaporkan hasil pelaksanaan tugasnyasecara tertulis kepada Presiden melalui Menteri dankepada Dewan Perwakilan Rakyat RepublikIndonesia paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)tahun.

Bagian Kedua

Keanggotaan

Pasal 8

(1) BAZNAS terdiri atas 11 (sebelas) orang anggota.

Page 92: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

(2) Keanggotaan BAZNAS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas 8 (delapan) orang dariunsur masyarakat dan 3 (tiga) orang dari unsurpemerintah.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (2) terdiri atas unsur ulama, tenaga profesional,dan tokoh masyarakat Islam.

(4) Unsur Pemerintah sebagaimana dimaksud padaayat (2) dapat ditunjuk dari kementerian/instansiyang berkaitan dengan pengelolaan zakat.

(5) BAZNAS dipimpin oleh seorang ketua dan seorangwakil ketua.

Pasal 9

Masa kerja anggota BAZNAS dijabat selama 5 (lima)tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masajabatan.

Pasal 10

Anggota BAZNAS diangkat dan diberhentikan oleh(1)Presiden atas usul Menteri.

Anggota BAZNAS dari unsur masyarakat diangkat(2)oleh Presiden atas usul Menteri setelah mendapatpertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat RepublikIndonesia.

Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS dipilih oleh(3)anggota.

Pasal 11

Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai anggotaBAZNAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 palingsedikit harus:

warga negara Indonesia;a.

beragama Islam;b.

bertakwa kepada Allah SWT;c.

berakhlak mulia;d.

berusia minimal 40 (empat puluh) tahun;e.

sehat jasmani dan rohani;f.

tidak menjadi anggota partai politik;g.

memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat;h.dan

tidak pernah dihukum karena melakukan tindaki.pidana kejahatan yang diancam dengan pidanapenjara paling singkat 5 (lima) tahun.

Pasal 12

Anggota BAZNAS diberhentikan apabila:

Page 93: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

meninggal dunia;a.

habis masa jabatan;b.

mengundurkan diri;c.

tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga)d.bulan secara terus menerus; atau

tidak memenuhi syarat lagi sebagai anggota.e.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatandan pemberhentian anggota BAZNAS sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 diatur dengan PeraturanPemerintah.

Pasal 14

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibantuoleh sekretariat.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tatakerja sekretariat BAZNAS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga

BAZNAS Provinsi

Dan BAZNAS Kabupaten/Kota

Pasal 15

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat padatingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentukBAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota.

(2) BAZNAS provinsi dibentuk oleh Menteri atas usulgubernur setelah mendapat pertimbanganBAZNAS.

(3) BAZNAS kabupaten/kota dibentuk oleh Menteriatau pejabat yang ditunjuk atas usulbupati/walikota setelah mendapat pertimbanganBAZNAS.

(4) Dalam hal gubernur atau bupati/walikota tidakmengusulkan pembentukan BAZNAS provinsi atauBAZNAS kabupaten/kota, Menteri atau pejabatyang ditunjuk dapat membentuk BAZNAS provinsiatau kabupaten/kota setelah mendapatpertimbangan BAZNAS.

(5) BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kotamelaksanakan tugas dan fungsi BAZNAS diprovinsi atau kabupaten/kota masing-masing.

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,(1)

Page 94: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNASkabupaten/kota dapat membentuk UPZ padainstansi pemerintah, badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, danperwakilan Republik Indonesia di luar negeri sertadapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan,kelurahan atau nama lainnya, dan tempat lainnya.

Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata(2)kerja BAZNAS provinsi dan BAZNASkabupaten/Kota diatur dengan PeraturanPemerintah.

Bagian Keempat Lembaga Amil Zakat

Pasal 17

Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaanpengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaanzakat, masyarakat dapat membentuk LAZ.

Pasal 18

Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri(1)atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri.

Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya(2)diberikan apabila memenuhi persyaratan palingsedikit:

terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatana.Islam yang mengelola bidang pendidikan,dakwah, dan sosial;

berbentuk lembaga berbadan hukum;b.

mendapat rekomendasi dari BAZNAS;c.

memiliki pengawas syariat;d.

memiliki kemampuan teknis, administratif dane.keuangan untuk melaksanakan kegiatannya;

bersifat nirlaba;f.

memiliki program untuk mendayagunakang.zakat bagi kesejahteraan umat; dan

bersedia diaudit syariah dan diaudit keuanganh.secara berkala.

Pasal 19

LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan,pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telahdiaudit kepada BAZNAS secara berkala.

Pasal 20Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan organisasi,mekanisme perizinan, pembentukan perwakilan,pelaporan, dan pertanggungjawaban LAZ diatur

Page 95: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IIIPENGUMPULAN, PENDISTRIBUSIAN,

PENDAYAGUNAAN, DAN PELAPORAN

Bagian KesatuPengumpulan

Pasal 21

Dalam rangka pengumpulan zakat, muzaki(1)melakukan penghitungan sendiri atas kewajibanzakatnya.

Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri(2)kewajiban zakatnya, muzaki dapat memintabantuan BAZNAS.

Pasal 22

Zakat yang dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNASatau LAZ dikurangkan dari penghasilan kena pajak.

Pasal 23

(1) BAZNAS atau LAZ wajib memberikan bukti setoranzakat kepada setiap muzaki.

(2) Bukti setoran zakat sebagaimana dimaksud padaayat (1) digunakan sebagai pengurang penghasilankena pajak.

Pasal 24

Lingkup kewenangan pengumpulan zakat olehBAZNAS, BAZNAS provinsi, dan BAZNASkabupaten/kota diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian KeduaPendistribusian

Pasal 25

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuaisyariat Islam.

Pasal 26

Pendistribusian zakat, sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 dilakukan berdasarkan skala prioritas denganmemperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dankewilayahan.

Bagian KetigaPendayagunaan

Page 96: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pasal 27

Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif(1)dalam rangka penanganan fakir miskin danpeningkatan kualitas umat.

Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif(2)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanapabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan(3)zakat untuk usaha produktif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan PeraturanMenteri.

Bagian KeempatPengelolaan Infak, Sedekah,

Dan Dana Sosial keagamaan Lainnya

Pasal 28

Selain menerima zakat, BAZNAS atau LAZ juga(1)

dapat menerima infak, sedekah, dan dana social

keagamaan lainnya.

Pendistribyusian dan pendayagunaan infak,(2)

sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan syariat Islam dan dilakukan sesuai

dengan peruntukkan yang diikrarkan oleh pemberi.

Pengelolaan infak, sedekah, dan dana sosial(3)

keagamaan lainnya harus dicatat dalam

pembeukuan tersendiri.

Bagian Kelima

Pelaporan

Pasal 29BAZNAS kabupaten/kota wajib menyampaikan(1)

pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan

dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS

provinsi dan pemerintah daerah secara berkala.

BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporan(2)pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dandana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNASdan pemerintah daerah secara berkala.

LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan(3)pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosialkeagamaan lainnya kepada BAZNAS danpemerintah daerah secara berkala.

BAZNAS wajib menyampaikan laporan(4)

Page 97: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dandana sosial keagamaan lainnya kepada Menterisecara berkala.

Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan(5)melalui media cetak atau media elektronik.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan(6)BAZNAS kabupaten/kota, BAZNAS provinsi, LAZ,dan BAZNAS diatur dengan PeraturanPemerintah.

BAB IVPEMBIAYAAN

Pasal 30

Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibiayaidengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danHak Amil.

Pasal 31

Dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS provinsi(1)dan BAZNAS kabupaten/kota sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), dibiayai denganAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan HakAmil.Selain pembiayaan sebagaimana dimaksud pada(2)ayat (1) BAZNAS provinsi dan BAZNASkabupaten/kota dapat dibiayai dengan AnggaranPendapatan Belanja Negara.

Pasal 32

LAZ dapat menggunakan hak amil untuk membiayai

kegiatan operasional.

Pasal 33

Pembiayaan BAZNAS dan penggunaan Hak Amil(1)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31

ayat (1), dan Pasal 32 diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah.

Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7(2)

ayat (3) dan pembiayaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 30 dan Pasal 31 dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 34

Page 98: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Menteri melaksanakan pembinaan dan pengawasan(1)terhadap BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNASkabupaten/kota, dan LAZ.

Gubernur dan Bupati/Walikota melaksanakan(2)pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNASprovinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ sesuaidengan kewenangannya.

Pembinaansebagaimana dimaksud pada ayat (1)(3)dan ayat (2) meliputi fasilitasi, sosialisasi, danedukasi.

BAB VIPERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 35

Masyarakat dapat berperan serta dalam pembinaan(1)dan pengawasan terhadap BAZNAS dan LAZ.

Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)(2)dilakukan dalam rangka:

meningkatkan kesadaran masyarakat untuka.

menunaikan zakat melalui BAZNAS dan LAZ;

dan

memberikan saran untuk peningkatan kinerjab.

BAZNAS dan LAZ.

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)(3)

dilakukan dalam bentuk :

akses terhadap informasi tentang pengelolaana.

zakat yang dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ;

dan

penyampaian informasi apabila terjadib.

penyimpangan dalam pengelolaan zakat yang

dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ.

BAB VIISANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 36

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 23 ayat (1), Pasal 28

ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 29 ayat (3) dikenai

sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau

Page 99: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

c. pencabutan izin.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administrasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Pemerintah.

BAB VIII

LARANGAN

Pasal 37

Setiap orang dilarang melakukan tindakan memiliki,menjaminkan, menghibahkan, menjual, dan/ataumengalihkan zakat, infak, sedekah, dan/atau danasosial keagamaan lainnya yang ada dalampengelolaannya.

Pasal 38Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selakuamil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian,atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yangberwenang.

BAB IXKETENTUAN PIDANA

Pasal 39

Setiap orang yang dengan sengaja melawan hukumtidak melakukan pendistribusian zakat sesuai denganketentuan Pasal 25 dipidana dengan pidana penjarapaling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana dendapaling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 40

Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukummelanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 37 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyakRp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 41Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukummelanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 38dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)tahun dan/atau pidana denda paling banyakRp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 42Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal(1)39 dan Pasal 40 merupakan kejahatan.

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal(2)

Page 100: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

41 merupakan pelanggaran.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43

Badan Amil Zakat Nasional yang telah ada sebelum(1)Undang-Undang ini berlaku tetap menjalankantugas dan fungsi sebagai BAZNAS berdasarkanUndang-Undang ini sampai terbentuknya BAZNASyang baru sesuai dengan Undang-Undang ini.

Badan Amil Zakat Daerah provinsi dan Badan Amil(2)Zakat Daerah kabupaten/kota yang telah adasebelum Undang-Undang ini berlaku tetapmenjalankan tugas dan fungsi sebagai BAZNASprovinsi dan BAZNAS kabupaten/kota berdasarkanUndang-Undang ini sampai terbentuknyakepengurusan baru berdasarkan Undang-Undangini.

LAZ yang telah dikukuhkan oleh Menteri sebelum(3)Undang-Undang ini berlaku dinyatakan sebagaiLAZ berdasarkan Undang-Undang ini.

LAZ sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib(4)menyesuaikan diri paling lambat 5 (lima) tahunterhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 44

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semuaPeraturan Perundang-undangan tentang PengelolaanZakat dan peraturan pelaksanaan Undang-UndangNomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat(Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3885) dinyatakan masih tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalamUndang-Undang ini.

Pasal 45

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang PengelolaanZakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3885) dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

Pasal 46Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harusditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejakUndang-Undang ini diundangkan.

Page 101: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pasal 47Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 25 November 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONODiundangkan di Jakartapada tanggal 25 November 2011

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDINLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011NOMOR 115

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGERA RI Asisten Deputi Perundang-undanganBidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

ttd.

Wisnu Setiawan

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 23 TAHUN 2011

Page 102: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

TENTANG

PENGELOLAAN ZAKAT

UmumI.

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurutagamanya dan kepercayaannya itu. Penunaian zakat merupakankewajiban bagi umat yang mampu sesuai dengan syariat Islam.Zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untukmeningkatkan keadilan, kesejahteraan masyarakat, danpenanggulangan kemiskinan.

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakatharus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam,amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, danakuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensipelayanan dalam pengelolaan zakat.

Selama ini pengelolaan zakat berdasarkan Undang-UndangNomor 38 Tahun 1999 tentan Pengelolaan Zakat dinilai sudah tidaksesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hokum dalammasyarakat sehingga perlu diganti. Pengelolaan zakat yang diaturdalam Undang-Undang ini meliputi kegiatan perencanaan,pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.

Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentukBadan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang berkedudukan di ibukota Negara, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota.BAZNAS merupakan lembaga yang pemerintah nonstruktural yangbersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melaluiMenteri. BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukantugas pengelolaan zakat secara nasional.

Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan,pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapatmembentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pembentukan LAZ wajibmendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri.LAZ wajib melaporkan secara berkala kepada BAZNAS ataspelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaanzakat yang telah diaudit syariah dan keuangan.

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengansyariat Islam. Pendistribusian dilakukan berdasarkan skala prioritasdengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dankewilayahan. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktifdalam rangka peanganan fakir miskin dan peningkatan kualitasumat apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.

Selain menerima zakat, BAZNAS atau LAZ juga dapatmenerima infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan dana sosialkeagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam dandilakukan sesuia dengan peruntukkan yang diikrarkan oleh pemberidan harus dilakukan pencatatan dalam pembukuan tersendiri.

Page 103: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Untuk melakukan tugasnya, BAZNAS dibiayai denganAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil.Sedangkan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kotadibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan HakAmil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas

Pasal 2 Huruf a Cukup jelas

Huruf bYang dimaksud dengan asas ”amanah” adalah pengelolazakat harus dapat dipercaya.

Huruf cYang dimaksud dengan asas ”kemamfaatan” adalah

pengelolaan zakat dilakukan untuk memberikanmanfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahik.

Huruf dYang dimaksud dengan asas ”keadilan” adalah

pengelolaan zakat dalam pendistribusiannya dilakukansecara adil.

Huruf eYang dimaksud dengan asas ”kepastian hukum” adalahdalam pengelolaan zakat terdapat jaminan kepastianhukum bagi mustahik dan muzaki.

Huruf fYang dimaksud dengan asas ”terintegrasi” adalah

pengelolaan zakat dilaksanakan secara hierarkis dalamupaya meningkatkan pengumpulan, pendistribusiandan pendayagunaan zakat.

Huruf gYang dimaksud dengan asas ”akuntabilitas” adalah

pengelolaan zakat dapat dipertanggungjawabkan dandiakses oleh masyarakat.

Pasal 3Cukup jelas

Pasal 4Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas

Page 104: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas

Huruf iYang dimaksud dengan ”rikaz” adalah harta

temuan.Ayat (3)

Yang dimaksud dengan ”badan usaha” adalah badanusaha yang dimiliki umat Islam yang meliputi badanusaha yang tidak berbadan hukum seperti firma danyang berbadan hukum seperti perseroan terbatas.

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 5Cukup jelas

Pasal 6Cukup jelas

Pasal 7Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “pihak terkait” antara lain

kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ataulembaga luar negeri.

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Page 105: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Ayat (1)

Di Provinsi Aceh, penyebutan BAZNAS provinsi atauBAZNAS kabupaten/kota dapat menggunakan istilahbaitu mal.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 16Ayat (1)

Yang dimaksud ”tempat lainnya” antara lain masjid danmajelis taklim.

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Page 106: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”usaha produktif adalah usahayang mampu meningkatkan pendapatan, taraf hidup dankesejahteraan.

Yang dimaksud dengan ”peningkatan kualitas umat”

adalah peningkatan sumber daya manusia.Ayat (2)

Kebutuhan dasar mustahik meliputi kebutuhan pangan,sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan.

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Cukup jelas

Pasal 37Cukup jelas

Page 107: RESPON PENGURUS FORUM ORGANISASI ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30760/1/M... · selaku motivatir dan penulis buku tentang zakat dan Bapak Arif sebagai

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 40Cukup jelas

Pasal 41Cukup jelas

Pasal 42Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas

Pasal 45Cukup jelas

Pasal 46Cukup jelas

Pasal 47Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5255