Upload
vancong
View
219
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 8, No 2 : 1-7
1
RESPON BEBERAPA JENIS MULSA TERHADAP BEBERAPA
VARIETAS CABAI (Capsicum annum L.)
RESPONSE KIND OF MULCH TO CHILI’S VARIETIES (Capsicum annum L.)
Sri Susanti Ningsih1)
Abstract
This study has arranged by
Random Design Group (RAK)
factorial with two treatments and 3
replications.Kinds of mulch in the frist
factor with a 3 levels, that is M0 = No
Mulch (control), M1 = Black Silver
Mulch, M2 = Grass Mulch. The second
factor is several varieties of chili
premises 3 level are : Varieties of Helix
(V1), V2 = Variety New Rodeo, V3 = F1
Taro Varieties.
The results of studies that use
some kind of mulch on some chili
varietyes show very real influence on
the production of chili and the highest
production obtained from the use of
mulches grass (M2) and silver black
plastic mulch (M1), whereas the lowest
in the treatment without mulch (M0).
Abstrak
Penelitian dilaksanakan di
Kelurahan Binjai Serbangan
Lingkungan II, Kecamatan Air Joman,
Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera
Utara dengan topografi datar berada
pada ketinggian ± 7 m di atas
permukaan laut. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2010
sampai dengan September 2010
1)
.. Staf Pengajar Jurusan Pertanian Fakultas
Pertanian – Universitas Asahan
Penelitian ini disusun berdasarkan
Rancangan Acak Kelompok (RAK).
Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan
3 ulangan. Faktor pertama adalah
beberapa jenis mulsa dengan 3 taraf
yaitu M0 = Tanpa Mulsa (kontrol), M1
= Mulsa Hitam Perak, M2 = Mulsa
Alang-alang. Faktor kedua adalah
beberapa Varietas Cabai dengan 3 taraf
yaitu : V1 = Varietas Helix, V2 =
Varietas New Rodeo, V3 = Varietas
taro F1.
Hasil penelitian bahwa
penggunaan beberapa jenis mulsa
terhadap beberapa varietas cabai
menunjukkan interaksi tidak berbeda
nyata pada semua parameter yang
diamati tinggi tanaman, diameter
batang, bobot buah pertanaman sampel
dan bobot buah perplot, berpengaruh
nyata terhadap produksi cabai per
sempel dan sangat nyata pada produksi
per plot, produksi tertinggi diperoleh
dari penggunaan mulsa alang – alang
(M2) dan mulsa plastik hitam perak
(M1), sedangkan yang terendah pada
perlakuan tanpa mulsa (M0).
PENDAHULUAN
Cabai (Capsicum annuum L.)
adalah salah satu tanaman ekonomis
penting di dunia dan telah
dibudidayakan secara meluas
(Rubatzky dan Yamaguchi 1997).
Kegunaannya yang beragam
menjadikan cabai sebagai salah satu
komoditas andalan yang bernilai
Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)
2
ekonomis tinggi. Selain dimanfaatkan
sebagai bumbu masak pada skala
rumah tangga, cabai juga digunakan
sebagai bahan campuran dalam
berbagai industri pengolahan makanan
dan minuman, serta untuk pembuatan
obat-obatan dan kosmetik (Suwandi et
al. 2002).
Tanaman cabai banyak ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya.
Diperkirakan terdapat 20 spesies yang
sebagian besar hidup di Negara asalnya.
Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis saja, yakni
Cabai besar, cabai keriting, cabai rawit
dan paprika, (Kusandriani 1996).
Kandungan vitamin A dan C pada
buah cabai yang cukup tinggi
merupakan nilai tambah dari komoditas
ini. Rata-rata setiap 100 g buah cabai
mengandung 58 kilo kalori, 2.8 gr
protein, 2.3 gr lemak dan 6.6 gr
karbohidrat, 3 mg kalsium, 18 mg
fosfor, 1.3 mg zat besi, 10 000 IU
vitamin A dan 16 mg vitamin C (Thai
Horticulture 2006).
Sejalan dengan kebutuhan
manusia dan teknologi yang semakin
berkembang, permintaan akan
ketersediaan cabai semakin meningkat.
Sayangnya peningkatan ini belum
diikuti oleh produktivitas nasional cabai
yang masih tergolong rendah. Tingkat
konsumsi per kapita terhadap cabai
merah pada tahun 1992 sebesar 3.16
kg/8.9 gram per kapita per hari, tidak
termasuk kebutuhan industri (Santika,
2002). Produktivitas nasional cabai
pada tahun 2004 hanya sebesar 6.49
ton/ha dan bahkan mengalami
penurunan menjadi 6.39 ton/ha pada
tahun 2005 (Deptan 2006). Nilai ini
masih sangat kecil dibandingkan
dengan potensi produksi nasional yang
dapat mencapai 18 ton/ha.
Melihat kebutuhan dan permintaan
akan cabai merah yang cukup besar
maka perlu diadakan teknik budidaya
untuk peningkatan produksi dan mutu
hasil tanaman cabai merah, salah satu
diantaranya adalah teknologi budidaya
cabai merah (Sunaryono, 2003).
Dalam rangka memacu produksi
tanaman cabai merah ada beberapa
faktor yang dapat dilakukan disamping
penggunaan benih atau bibit unggul,
yaitu manipulasi lingkungan tempat
untuk tanaman seperti : penggunaan
mulsa pada tanaman cabai merah. Pada
awalnya penggunaan mulsa ditujukan
kepada pencegahan erosi pada musim
hujan dan pencegahan kekeringan pada
musim kemarau. Pada dewasa ini
pemulsaan pada cabai merah
berkembang pada kajian iklim mikro
tanah, refleksi matahari dan daya serap
permukaan tanah (Umboh, 2002).
Budidaya cabai dengan sistem
mulsa merupakan perbaikan kultur
teknik ke arah yang intensif.
Penggunaan mulsa organik lalang
misalnya dapat memberikan kebaikan
bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman cabai karena unsur organik
yang dikandungnya. Selain itu dapat
menekan biaya yang di keluarkan
karena mudah didapat di sekitar lahan
pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Respon Beberapa Jenis
Mulsa Terhadap Beberapa Varietas
cabai (Capsicum annum L.).
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di
Kelurahan Binjai Serbangan
Lingkungan II Kecamatan Air Joman,
Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera
Utara dengan topografi datar berada
pada ketinggian ± 7 m di atas
Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)
3
permukaan laut. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2010
sampai dengan September 2010.
Bahan dan Alat yang digunakan
adalah Biji Cabai Varietas Helix, Biji
Cabai Varietas New Rodeo, Biji Cabai
Varietas Taro F1, Pupuk Kandang Sapi
sebagai pupuk dasar, Insektisida
Curacron 500 EC (bahan aktif
Profenofos), dan Fungisida Score 250
EC (bahan aktif Difenoconazole). Alat
Penelitian yang digunakan adalah
Cangkul, parang, dan babat untuk
pengolahan lahan, Gembor dan
Handsprayer, Alat tulis, timbangan, dan
kalkulator, Meteran sebagai alat ukur
pengamatan parameter, Gergaji, triplek,
paku dan Polybag
Penelitian ini disusun berdasarkan
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan
3 ulangan. Faktor pertama adalah
beberapa jenis mulsa dengan 3 taraf
yaitu M0 = Tanpa Mulsa (kontrol), M1
= Mulsa Hitam Perak, M2 = Mulsa
Alang-alang. Faktor kedua adalah
beberapa Varietas Cabai dengan 3 taraf
yaitu : V1 = Varietas Helix, V2 =
Varietas New Rodeo, V3 = Varietas
taro F1.
Peubah Amatan yang dilakukan
terhadap Tinggi Tanaman (cm),
Diameter Batang, Jumlah Buah Per
Tanaman Sampel (gram) dan Jumlah
Buah per Plot
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman (cm)
Dari hasil pengamatan dan analisis
sidik ragam dapat dilihat bahwa respon
beberapa jenis mulsa menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata
terhadap tinggi tanaman cabai umur 2,
4 dan 6 MST dan berpengaruh sangat
berbeda nyata pada umur 8 MST.
Interaksi respon beberapa jenis mulsa
dan beberapa varietas cabai
menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata pada semua umur yang
diamati.
Hasil uji beda rataan pengaruh
beberapa jenis mulsa dan beberapa
varietas cabai terhadap tinggi tanaman
cabai umur 8 MST pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
respon penggunaan beberapa jenis
mulsa dengan beberapa varietas cabai
pada perlakuan mulsa alang – alang
dengan Varietas Taro F1
(M2V3)memiliki rataan tertinggi yaitu
73,14 cm, berbeda nyata dengan semua
perlakuan yang ada . Interaksi
penggunaan beberapa jenis mulsa
terhadap beberapa varietas cabai
menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata
Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Beberapa Jenis Mulsa dan Beberapa Varietas
Cabai terhadap Tinggi Tanaman (cm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam.
M/V V1 V2 V3 Rataan
M0 70,42c 70,86c 70,55c 105,91
M1 70,82c 70,93c 71,33b 106,54
M2 71,37b 71,91b 73,14a 108,21
Rataan 106,30 106,85 107,51 -
Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.KK 0,45 %
Ningsih
Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)
4
Diameter Batang (mm)
hasil pengamatan dan analisis
sidik ragam perlakuan penggunaan
beberapa jenis mulsa terhadap beberapa
varietas cabai menunjukkan pengaruh
yang tidak berbeda nyata terhadap
diameter tanaman cabai pada umur 2 ,
4, 6 MST dan berbeda sangat nyata
pada umur 8 MST. Interaksi perlakuan
pengguaan beberapa jenis mulsa dan
varietas juga menunjukkan pengaruh
yang tidak berbeda nyata . Hasil uji
beda rataan pengaruh pengguaan
beberapa mulsa terhadap beberapa
varietas cabai pada Tabel 2.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa
respon penggunaan beberapa jenis
mulsa dengan beberapa varietas cabai
pada perlakuan mulsa alang – alang
dengan varietas Helix (M2V1) memiliki
rataan diameter terbesar yaitu 12.98
mm, tidak berbeda nyata dengan
perlakuan mulsa hitam perak dan
varietas Helix (M1V1) 12.73 mm , tetapi
berbeda nyata dengan semua perlakuan
yang lain. Interaksi penggunaan
beberapa jenis mulsa dan beberapa
varietas cabai menunjukkan pengaruh
yang tidak berbeda nyata.
Berat Buah per Tanaman Sampel(gr)
Analisis sidik ragam perlakuan
pengguaan beberapa jenis mulsa
terhadap beberapa varietas cabai
menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap berat buah per tanaman
sampel cabai. Interaksi perlakuan
beberapa Jenis mulsa dan beberapa
varietas cabai juga menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata
pada bobot buah per sample yang
diamati. Hasil uji beda rataan pengaruh
penggunaan beberapa jenis mulsa dan
beberapa varietas terhadap berat buah
per tanaman sampel cabai dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Beberapa Jenis Mulsa pada Beberapa
Varietas Cabai terhadap Diameter Tanaman (cm) Umur 8 MST.
M/V V1 V2 V3 Rataan
M0 12,54b 11,89c 12,13b 18,11
M1 12,73a 12,25b 12,08b 18,53
M2 12,98a 12,43b 12,33b 19,84
Rataan 19,12 18,26 18,10 Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.KK 2,10 %
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Mulsa dan
Varietas Cabai terhadap Berat Buah per Tanaman Sampel (gram).
M/V V1 V2 V3 Rataan
M0 44,37b 38,49b 41,12b 61,99
M1 61,85a 51,87b 54,43b 84,08
M2 74,14a 62,19a 67,18a 101,75
Rataan 90,18 76,28 81,36 - Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNT.KK 8,81 %
Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)
5
Pada Tabel 3 tampak penggunaan
beberapa jenis mulsa dengan beberapa
varietas cabai pada perlakuan mulsa
alang – alang dengan varietas Helix
(M2V1) memiliki rataan buah terberat
pada tanaman sampel yaitu 74,14 gram,
tidak berbeda nyata dengan perlakuan
M2V3 (67,18 gram), M2V2 (62,19 gram)
dan M1V1 (61,85 gram), tetapi berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya
.Interaksi perlakuan beberapa jenis
mulsa dan beberapa varietas cabai
menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata.
Berat Buah Per Plot (gr)
Analisis sidik ragam dapat dilihat
bahwa perlakuan penggunaan beberapa
jenis mulsa dan beberapa varietas cabai
menunjukkan pengaruh sangat berbeda
nyata terhadap berat buah cabai per
plot. Interaksi perlakuan beberapa jenis
mulsa dan beberapa varietas cabai juga
menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada bobot buah per plot yang
diamati. Hasil uji beda rataan perlakuan
beberapa jenis mulsa dan beberapa
varietas cabai terhadap bobot buah
cabai per plot memperlihatan bahwa
mulsa dengan perlakuan mulsa alang –
alang dan varietas Helix (M2V1)
memiliki bobot terberat yaitu 203.87 gr,
berbeda sangat nyata dengan semua
perlakuan. Interaksi perlakuan beberapa
jenis mulsa dan varietas cabai
menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata pada berat buah per plot.
Analisis statistik menunjukkan
bahwa penggunaan beberapa jenis
mulsa menunjukkan pengaruh sangat
berbeda nyata nyata terhadap tinggi
dan diameter tanaman umur 8 MST
dan tidak berpengaruh nyata terhadap
tinggi dan diameter tanaman pada umur
2, 4 dan 6 MST, hal ini disebabkan
bahwa mulsa plastik hitam perak dan
mulsa alang – alang tidak menghambat
pertumbuhan tanaman kepermukaan
(Koryati, 2004). Adanya peningkatan
pertumbuhan tanaman juga disebabkan
persediaan akan unsur hara terpenuhi
bagi pertumbuhan tanaman.
Analisis statistik menunjukkan
bahwa penggunaan beberapa jenis
mulsa menunjukkan pengaruh yang
nyata terhadap produksi tanaman per
sampel dan berpengaruh sangat nyata
terhadap produksi buah per plot. Hal ini
dikarenakan pada tanah – tanah yang
tidak diberi mulsa ada kecendrungan
menurunnya bahan organik tanah dan
sebaliknya pada tanah – tanah yang
diberi mulsa kandungan bahan
organiknya cukup baik dan cenderung
meningkat (Umboh, 2002). Selanjutnya
mulsa dapat mengurangi penguapan
dalam kurun waktu yang lama dan
karena dapat menambah bahan organik
tanah maka kemampuan untuk
menahan air menjadi meningkat.
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Penggunaan Beberapa Mulsa dan Varietas
Cabai terhadap Bobot Buah Cabai per plot (gr).
M/V V1 V2 V3 Rataan
M0 176,44b 153,27c 154,61c 242,17
M1 184.98b 176,07b 181,65b 271,35
M2 203,87a 179,57b 183,96b 283,70
Rataan 282,64 254,46 260,11 -
Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNT.KK 2,87 %
Ningsih
Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)
6
Produksi tertinggi diperoleh pada
penggunaan mulsa alang – alang (M2)
diikuti mulsa plastik hitam perak (M1),
sedangkan yang terendah pada
perlakuan tanpa mulsa (M0), begitu
juga pada tinggi tanaman dan diameter,
penggunaan mulsa alang – alang (M2)
cendrung lebih baik dibandingkan
mulsa plastik hitam perak (M1) dan
tanpa menggunakan mulsa (M0) Hasil
ini diduga karena mulsa alang – alang
dapat memperbaiki kesuburan tanah,
struktur, dan cadangan air tanah, mulsa
alang – alang juga dapat menghalangi
pertumbuhan gulma (Ruijter dan Agus,
2004). Selain itu, sisa tanaman dari
mulsa dapat melapuk, dan akan menjadi
bahan organik yang berguna bagi
tanaman. Penggunaan mulsa alang –
alang ini lebih efektif pada musim
hujan dibanding mulsa plastik hitam
perak, warna hitam dari mulsa plastik
tersebut akan menyebabkan radiasi
matahari yang diteruskan kedalam
tanah menjadi kecil bahkan mungkin
nol, hal ini kurang baik terjadi pada
tanaman karena tanah akan menjadi
sangat basah.
Dari hasil penelitian dan analisis
statistik menunjukkkan bahwa
pengaruh interaksi antara penggunaan
beberapa mulsa dan beberapa varietas
cabai menunjukkan pengaruh yang
tidak berbeda nyata terhadap tinggi
tanaman dan diameter pada umur 2, 4,
6, dan 8 MST, hal ini dikarenakan
interaksi antara beberapa mulsa dan
beberapa varietas cabai tidak
berpengaruh pada pertumbuhan akar
yang berhubungan dengan pertumbuhan
atas bagian tanaman. Hal ini sesuai
dengan literatur Sitompul dan Guritno
(1995), yang menyatakan potensi
pertumbuhan akar perlu dicapai
sepenuhnya untuk mendapatkan potensi
pertumbuhan bagian.
Dari hasil penelitian dan analisis
statistik menunjukkkan bahwa interaksi
antara penggunaan beberapa mulsa dan
beberapa varietas cabai menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata
terhadap bobot buah per sampel dan
bobot buah per plot, hal ini karena
interaksi yang ditimbulkan terhadap
perlakuan tidak saling mendukung,
dimana cabai memerlukan unsur hara
untuk pembentukan buahnya dan
berpengaruh terhadap banyaknya
produksi. Hal ini sesuai dengan literatur
Rukmana dan Oesmana (2006) yang
menyatakan cabai menghendaki tanah
dengan kandungan unsur hara yang
cukup. Unsur hara ini cukup penting
untuk pertumbuhan dan peningkatan
produksinya.
Dijelaskan oleh Lubis, dkk (1986),
bahwa jika salah satu faktor tidak saling
mendukung, maka interaksi kedua
perlakuan yang diuji tidak mampu
mempengaruhi sifat genetik yang
dibawa oleh tanaman. Tanaman akan
tumbuh baik bila ketersediaan hara
pada tanah dalam keadaan seimbang
dan tersedia, dalam arti faktor produksi
yang lain seperti tanah (reaksi tanah
dan air) dan iklim dalam kondisi
optimal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
uraian tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan yakni: 1) Perlakuan
penggunaan beberapa mulsa terhadap
beberapa varietas cabai menunjukkan
pengaruh yang nyata terhadap berat
buah per sampel (74,14 M2V1) dan
berat buah per plot (203,87 M2V1),
sedangkan terhadap parameter yang
lainnya tidak nyata. Perlakuan
penggunaan mulsa yang terbaik adalah
Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)
7
perlakuan M2 (penggunaan mulsa alang
– alang), dan 2) Interaksi penggunaan
Berbagai Jenis Mulsa dan Varietas
Cabai menunjukkan pengaruh tidak
berbeda nyata terhadap semua
parameter dan semua umur yang
diamati.
Saran
Dianjurkan menggunakan mulsa
alang – alang dari pada mulsa hitam
perak, selain memiliki nilai ekonomis
lebih rendah, mulsa alang – alang
dapat terurai dalam tanah dan akan
berubah menjadi bahan organik yang
sangat diperlukan bagi tanaman.
Perlu dilakukan penelitian lanjutaan
terhadap pengaruh penggunaan
berbagai macam mulsa dan varietas
terhadap pertumbuhan dan produksi
cabai dengan menggunakan beragam
mulsa, agar diperoleh ketelitian dan
perbandingan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
[Deptan] Departemen Pertanian,
Direktorat Jenderal Hortikultura.
2006. Statistik Hortikultura 2005.
Jakarta: Departemen Pertanian.
Ruijter dan Agus, 2004. Apa itu Mulsa.
Jurnal Pertanian. World
Agroforestry Centre. Jakarta
Lubis, A, M., A.G. Amrah, M.A.
Pulung, M.Y. Nyapa, dan N.
Hakim. 1986. Pupuk dan
Pemupukan. Jurusan Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian UISU. Medan.
Kusandriani Y. 1996. Monograf no.2.
Pembentukan Hibrida Cabai.
Lembang: Balai Penelitian
Tanaman Sayuran.
Rubatzky VE., Yamaguchi M. 1997.
World Vegetables Principles,
Production and Nutritive Value.
Ed. ke-2. USA: Chapman & Hall.
843 hlm.
Rukmana dan Y.Y Oesmana, 2002.
Bertanam Cabai Dalam Pot.
Kanisius, Yogyakarta.
Santika, A. 2002. Agribisnis Cabai
Merah, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sitompul dan Guritno, 1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman.
Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Sunaryono, H.H. 2000. Budidaya Cabai
Merah. Sinar Baru Algesindo,
Bandung.
Suwandi, Sumarni N, Bahar FA. 2002.
Aspek agronomi cabai. Di dalam:
Adhi Santika, editor. Agribisnis
Cabai. Penebar Swadaya Jakarta.
Thai Horticulture. Vegetables. Chilli.
(http://www.doae.go.th/library/ht
ml/thaihort/ chilli.htm) [15 Jan
2011]
Koryati. 2004. Pengaruh Penggunaan
Mulsa dan Pemupukan Urea
Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Cabai Merah. Jurnal
Penelitian Bidang Ilmu Pertanian
Vol. 2. No. 1, USU. Hal : 13 – 14.
Medan.
Umboh, H.A. 2002. Petunjuk
Penggunaan Mulsa PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Ningsih