Upload
ajikndut89
View
249
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PPT respirologi anak
Citation preview
Respirologi AnakRamzi Syamlan, SpA
Pelajari !!!!
Embriologi sistem respiratori
Anatomi sistem respiratori
Fisiologi sistem respiratori
Mekanisme pertahanan sistem respiratori
Pendekatan diagnostik respiratorik
anak
(buku respirologi anak, hal 51-70)
Anatomi
TUBERCULOSIS ANAK
Progressive disease
Patogenesisinokulasi M tuberculosis
pagositosis oleh makrofagM tb dihancurkan
M tb bertahan, replikasi
fokus primer
Peneyebaran melalui
saluran limfe
komplek primer
CMI (+)
komplikasi dari: (1)komplek primer, (2)limfogenik dan (3) hematogenik
Imunitas optimal
SAKIT TB Infeksi TB
meninggal sembuh Sakit TB
Uji tuberculin (+)
TB primer
TB post primer
reaktivasi/ reinfeksi
Masa inkubasi 2-12 mg
Basilus TuberkulosisReaksi Jaringan
Formasi Tuberkel
1. Reaksi Eksudat Perkejuan2. Reaksi Produktif3. Kalsifikasi, sirosis
Lesi PrimerPenyebaran Limfogen
Komponen Limfogen
Kompleks Primer
Penyebaran HematogenStadium Alergik Tinggi
Penyebaran Limfogen
Tuberkulosis Organ dan Penyebaran per continuitatumStadiumAlergi Stabil
Stadium
1
I
II
III
Demam pada awitan penyakit
Uji Tuberkulin Positif
TB paru primer Meningitis TBMilier TBEfusi Pleural TB
TB Osteo-artikular
TB Ginjal
Kon
jun
ctivitis Flikte
nula
ris
Erite
ma n
odosu
m2 – 3 bulan
3 – 12 bulan
6 – 24 bulan
> 5 tahun
Waktu setelah infeksi primer
Manifestasi Klinis
Timetable of Tuberculosis
Donald PR et.al. In: Madkour MM, ed. Tuberculosis. Berlin; Springer;2003.p.243-64
MASALAH DIAGNOSIS TB MASALAH DIAGNOSIS TB ANAKANAK
INFEKSI TB versus SAKIT TB infeksi - tanpa gejalasakit - tidak banyak menunjukkan
tanda dan gejala - tidak spesifik
DIAGNOSIS TB ANAKDIAGNOSIS TB ANAK
• GEJALA KLINIS
• UJI TUBERKULIN
• RADILOGIS
GEJALA Berat badan turun Anoreksia Demam lama atau berulang Diare Pembesaran kelenjar lymfe Batuk > 3 minggu Keringat malam Skrofuloderma Conjunctivitis phlyctenularis TB tulang dan sendi gibbus
Gejala spesifik TB :Gejala spesifik TB :a. TB kulit/scrofulodermab. TB tulang & sendi : dengan gejala gibbus, sulit membungkuk, pincang & pembengkakan sendic. TB SSP : meningitis TBd. TB abdomen : fenomena papan cature. gejala mata : conjuctivitis phlyctenularis dan tuberkel koroid
Uji Tuberkulin (Mantoux)Uji Tuberkulin (Mantoux)• Dipakai PPD (Pure Protein Derivat) 1cc• Pembacaan 48-72 jam• Diukur indurasi Ø transversal dalam mm
0-4 mm : - 5-9 mm : meragukan dilakukan uji ulang minimal 2 mgg ≥ 10 mm : positif (pd gizi baik) & ≥ 5 mm pd gizi
buruk/immunokompromais Mantoux positif : infeksi TB ; pernah menderita
TB Mantoux negatif : TB berat ; anergi (malnutrisi,
penyakit sangat berat, pemberian imunosupresif)
Feja K, et all, 2005
Feja K, et all, 2005
Feja K, et all, 2005
Kalsifikasi TB (ATS/CDC modified)
Klas Kontak Infeksi Sakit Tindakan
0 - - - -
1 + - - profilaks I
2 + + - Profilaks II
3 + + + terapi
Seting klinik
Suspek TB
Bukti adanya infeksi TB
Uji Tuberkulin
positif negatif
Bukan TB
Cari etiologi lain
lengkapi: Ro, lab
Diagnosis TBterapi
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas _ Laporan klg, BTA (-) atau tidak jelas
BTA (+)
Uji tuberkulin Negatif
_ _
Positif (> 10 mm atau > 5mm pada
imunosupresi)
BB/ status gizi _ BB/TB <90%G atau BB/U < 80%
Gizi buruk atau BB/TB < 70% atau BB/U <
60%
_
Demam tanpa sebab jelas
_ > 2 minggu _ _
Batuk _ > 3minggu _ _
Pembesaran kelenjar limfe kolli, aksila,inguinal
_
> 1 cm, ,jumlah >1,tidaknyeri _ _
Pembengkakan tulang/sendi panggul,lutut,falang
_ Ada pembengkakan _ _
Foto Rontgen toraks
Normal/
tidak jelas
• Gambaran sugestif
TB
SKORING TB ANAK (IDAI-DEPKES)
CATATAN UNTUK SKOR DIAGNOSIS TB ANAK
• Diagnosis ditegakkan oleh dokter• jika dijumpai gambaran milier, skrofuloderma, langsung di diagnosis tuberkulosis• Berat badan dinilai saat datang (moment opname)• Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi baku • Foto Rontgen toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak
• Gambaran sugestif TB berupa : pembesaran kelenjar hilus atau para trakeal dengan/tanpa infiltrat; konsulidasi segemental/lobar; kalsifikasi dengan infiltrat; atelektasis; tuberkuloma. Gambaran milier tdk dihitung dalam skor karena diperlakukan secara khusus.• Semua anak dengan reaksi cepat BCG (≤ 7 hari), harus di evaluasi dengan sistem skoring TB anak. BCG bukan merupakan alat diagnosis• Diagnosis kerja TB anak ditegakkan bila jumlah skor ≥ 6 ( skor maksimal 14)
Mantoux test / PPD
Mantoux test / PPDMantoux test / PPD
Umur berapakah wanita ini???
20 tahun
70 tahun
PENGOBATAN TBC ANAKPENGOBATAN TBC ANAK
PRINSIP PENGOBATAN
Multi drug, BUKAN monoterapi Mencegah resistensi mencegah fall and rise phenomenon Masing-masing OAT mempunyai
karakter berbeda Long term, kontinyu, tidak terputus masalah adherence (kepatuhan)
Diberikan setiap hari dan teratur
Rejimen OAT
2 bln 6 bln 9 bln 12 bln
INHRIFPZA
EMBSM
PREDDOT.S !
ObatDosis harian(mg/Kg/hari) Adverse reactions
Dosis 2 x /minggu(mg/Kg/dosis))
Isoniazid(INH)
5-15(300 mg))
Hepatitis, peripheral neuritis,hypersensitivity
15-40(900 mg))
Rifampisin(RIF)
10-15(600 mg))
Gastrointestinal upset,skin reaction, hepatitis, thrombocytopenia,hepatic enzymes, including orangediscolouraution of secretions
10-20(600 mg)
Pirazinamid(PZA)
15 - 40(2 g)
Hepatotoxicity, hyperuricamia,arthralgia, gastrointestinal upset
50-70(4 g)
Etambutol(EMB)
15-25(2,5 g)
Optic neuritis, decreased visualacuity, decreased red-green colourdiscrimination, hypersensitivity,gastrointestinal upset
50(2,5 g)
Streptomisin(SM)
15 - 40(1 g)
Ototoxicity nephrotoxicity25-40(1,5 g)
When INH and RIF are used concurrently, the daily doses of the drugs are reduced
PNAA, 2005
Dosis OAT
Kortikosteroid
Anti-inflamasi prednison : oral, 1-2mg/kgBB/hari,
2-4 weeks, tap off Indikasi:
TB milier Meningitis TB Pleuritis TB dengan efusion pleura Peritonitis TB dengan asites
Fixed Dose Combination
FDC: >2 obat dalam satu tablet dengan formulasi yang tetap
Dosis sederhana patient friendly, doctor friendly Meningkatkan kepatuhan Menurunkan MDR (resistensi) Suplai lebih mudah Pemantauan lebih mudah
FDC (formulasi IDAI)
fixed dose fixed dose combinationcombination
Evaluasi Perbaikan klinis :
BB meningkat Nafsu makan meningkat Gejala berkurang/menghilang (panas, batuk, dll)
Pemeriksaan penunjang : CXR : 2 / 6 bulan (atas indikasi) Darah tepi : LED Uji tuberkulin: TIDAK DIGUNAKAN sebagai
evaluasi!
Gagal Terapi
Respons tidak adekuat : Analisis ulang diagnosis: TB atau BUKAN ? Analisis aspek lain: nutrisi, penyakit lain MDR : sangat jarang pada anak
Pengobatan tidak teratur
Pencegahan Imunisasi BCG
Sebelum 2 bulan > 3 bulan sebaiknya di PPD dulu Dosis 0,05 ml (< 1 tahun) , 0,1 ml (anak & dws); Diberikan intrakutan di daerah insersi otot deltoid
kanan Efektivitas : 0-80 %, terutama TB berat ES : minimal, ulserasi lokal, limfadenitis KI : imunokompromais (def imun, infeksi berat,
gizi buruk, gagal tumbuh), pernah TBC, uji tuberkulin >5mm, hamil, demam tinggi, infeksi kulit yang luas.
Profilaksis Primer
Mencegah Infeksi TB Kontak (+), Infeksi (-) uji tuberkulin negatif Obat: INH 5 - 10 mg/kgBB/hari Selama kontak ada: kontak harus diobati minimal 3 bulan Ulang uji tuberkulin:
Negatif: berhasil, stop INH Positif: gagal, lacak apakah infeksi atau sakit ??
Profilaksis Sekunder
Mencegah sakit TB: paparan (+), infeksi (+), sakit (-)
Uji tuberkulin positif Populasi risiko tinggi
BALITA, Pubertas Penggunaan steroid yang lama Keganasan Infeksi khusus: campak, pertusis
Obat: INH 5 - 10 mg/kgBB/hari Lama: 6-12 bulan
PNEUMONIA
Batasan
Pneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah akut yang mengenai * parenkim paru* distal dari brokiolus terminalis (bronkiolus respiratorius dan alveoli)
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan gas setempat
secara anatomis pneumonia dibagi 3:^ pneumonia lobaris^ pneumonia intertitialis (bronkiolitis)^ pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Epidemiologi terutama menyerang bayi dan anak kecil kejadian tertinggi ditemukan pada usia
kurang dari 4 tahun dan berkurang dengan meningkatnya umur
ETIOLOGI
JENIS MIKROORGANISMEBakteri Pneumokokus, Streptokokus,
Stafilokokus, Hemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa
Virus atau kemungkinan virus
Respiratory syncitial virus, adenovirus,
Sitomegalovirus, Virus Influenza
Jamur Aspergilus, Koksidiomikosis, Histoplasma, dll
Aspirasi Cairan amnion, makanan, cairan
lambung, benda asing
ETIOLOGI
USIA BAKTERI PATOGEN
Neonatus Streptococcus group B, Escheria coli, Klebsiella sp, Enterobactericeae
1-3 bulan Clamydia trachomatis
Usia prasekolah
Streptococcus pneumonia, Hemophilus influenzae type B, Staphylococcus aureus,
Jarang : Streptococcus group A, Moraxella catarhallis, Pseudomonas Aeruginosa
Usia Sekolah Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae
BRONKOPNEUMONIA46
Faktor resiko Berat lahir rendah Malnutrisi Tidak mendapat ASI Paparan terhadap asap rokok Kepadatan lingkungan Imunisasi tidak lengkap
PATOGENESIS
Paru terlindung dari infeksi dengan beberapa mekanisme :
Filtrasi partikel di hidung Pencegahan aspirasi dengan refleks
epiglottis Ekspulsi benda asing melalui refleks batuk Pembersihan kearah kranial oleh selimut
mukosilier Fagositosis kuman oleh makrofag alveolar Netralisasi kuman oleh substansi imun
lokal Drainase melalui sistem limfatik
Bakteri melalui saluran napas terhisap ke paru perifer edema mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman.
Bakteri umumnya berada di nasopharing dan bersifat asimptomatik
Infeksi virus memudahkan bakteri berikatan dengan reseptor sel epitel pernafasan
Jika bakteri sampai di alveolus akan menginfeksi sel pneumatosit tipe II
Bakteri mengadakan multiplikasi invasi sel epitel alveolus menyebar dari alveolus ke alveolus melalui pori dari Kohn
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINISPemeriksaan Bakteri Virus MikoplasmaAnamnesis
Umur Berapapun Berapapun Usia sekolah
Awitan Mendadak Perlahan Tidak nyata
Sakit serumah Tidak Ya, Bersamaan Ya, berselang
Batuk Produktif Non produktif Kering
Gejala Penyerta Toksik Mialgia, ruam, organ bermukosa
Nyeri kepala, otot, tenggorok
Fisis
Keadaan Umum Klinis>temuan Klinis < temuan Klinis < temuan
Demam Umumnya ≥ 39ºC Umumnya <39ºC Umumnya 39ºC
Auskultasi Ronkhi ± suara napas melemah
Ronkhi bilateral, difus, mengi
Ronkhi uniteral, difus, mengi
Gambaran Klinis biasanya didahului oleh ISPA selama beberapa
hari suhu dapat naik mendadak sampai 39-40C mungkin disertai kejang karena demam yang
tinggi anak gelisah dispneu, pernafasan cepat dan dangkal, disertai
pernafasan cuping hidung sianosis sekitar hidung dan mulut batuk dapt ditemukan pada permulaan penyakit
pemeriksaan fisik: tergantung luas daerah yang terkenaI : retraksi interkostaP: bagian dada yang sakit tertinggalP: redup jika sarangnya konfluensA: ronki basah
Diagnosis
diagnosis didasarkan : riwayat penyakit pemeriksaan fisisk pemerksaan penunjang:
X- foto torax: infiltrat tersebar sampai bercak konsolidasi merataLaboratorium: leukositosis 15.000-40.000/mm, predominan PMN, hitung jenis bergeser ke kiri, LED meningkatjika leukositoss 50.000-100.000/mm atau kurang dari 5000/mm prognosis burukpemeriksaan mikrobiologi atau serologi: untuk diagnosa etiologi
DIAGNOSISPedoman diagnosis dan tata laksana Pneumonia
menurut WHO :
Usia kurang dari 2 bulan
Pneumonia berat Napas cepat : > 60 x / menit
Chest indrawing berat
Pneumonia sangat berat
Tidak bisa minum
Kejang
Kesadaran menurun
Hipertermi/hipotermi
Napas lambat/tidak teratur
Usia 2 bulan – 5 tahun
Pneumonia Napas cepat :
> 50 x / menit (anak 2 bulan-1 tahun)
>40 x / menit ( anak 1-5 tahun)
Tidak ada retraksi
Pneumonia berat Chest indrawing
Pneumonia sangat berat
Tidak dapat minum
Kejang
Kesadaran menurun
Malnutrisi
Pedoman diagnosis dan tata laksana Pneumoniamenurut WHO :
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Bronkopneumonia. Tampak bercak kasar di kedua lapang paru
Pneumonia Lobaris, anak 2 tahunperselubungan di lobus paru kiri atas.
Diagnosa Banding bronkiolitis gagal jantung aspirasi benda asing atelektasis abses paru tuberkulosis
Komplikasi efusi pleura dan empiema: terjadi sekitar 45%
kasus komplikasi sistemik: meningitis, endokarditis,
perikarditis, dapat terjadi bersamaan dengan abses paru, sepsis.
Penatalaksanaan Sebelum memberikan obat ditentukan dahulu:
berat ringannya penyakit riwayat pengobatan sebelumnya adanya penyakit yang mendasari
pemberian antibiotik:*penyakit ringan (krn virus): tdk perlu AB*pemilihan AB didasarkan umur, KU pend,
dugaan kuman penyebab
ANTIBIOTIKA awal (24-72 jam pertama): Umur 1-2 bln: ampicillin + aminoglikosida
(gentamicin) respon baik dilanjutkan 10-14 hari
Umur > 2 bln: penicillin/ampicillin + kloramfenikol, jika respon baik dilanjutkan sampai dg 3 hari klinis sembuh (biasanya cukup 5-7 hari)
antibiotik selanjutnya ditentukan atas dasar pemantauan ketat terhadap respon klinis dalam 24-72 jam pengobatan awal.
antibiotik pengganti tergantung pada kuman penyebab (gol sefalosporin)
Simptomatik & Suportif Oksigen cairan, kalori dan nutrisi yang memadai Fisioterapi Koreksi elektrolit-metabolik Pemberian terapi inhalasi dengan nebulizer
bukan merupakan tata laksana rutin yang harus diberikan. Inhalasi dengan B2 agonis dapat dilakukan bila terdapat lendir yang berlebihan
Evaluasi hasil pengobatan: perbaikan klinis + radiologis bila kelainan radilogis tidak membaik selama 4-
6mgg perlu dipkirkan adanya TB, CA dll
Prognosis
angka mortalitas menurun sejak ditemukannya AB
pemberian AB yang tepat dan adequat , mortalitas dapat diturunkan sampai 1%
faktor yang berperan adalah patogenesis kuman, usia, penyakit dasar dan KU pasien
Bronkiolitis
BronkiolitisSindrom obstruksi bronkiolus (saluran nafas bagian bawah) yang sering diderita bayi dan anak kecil yang berumur 2bln- 2thn.
Angka tertinggi terjadi rata-rata pada umur 2-8 bulan.
Etiologi
CARA PENULARAN : Aerosol yang lembut
batuk Aerosol lebih besar
batuk dan bersin Kontak langsung atau tak
langsung
FAKTOR RESIKO
BRONKIOLOTIS : Usia < 6 bulan Tidak pernah dapat ASI Laki2 > Prpn Prematur Paparan asap rokok Menderita gangguan sistem
kekebalan Menderita peny.Jantung Menderita peny.Paru
menahun Tinggal di lingk. yg sesak,
ETIOLOGI
RSV/ Respiratory syncytial virus (95% kasus)
Parainfluenza virus Adenovirus Rhinovirus Virus Influenza Mycoplasma
pneumoni
PATOGENESIS
Virus melekat pd sel epitel kolumner bersilia ->
pembelahan virus, sitonekrosis, udem dan
radang -> penyempitan lumen bronkiolus ->
tekanan intratorak negatif selama inspirasi ->
udara masuk, terperangkap dalam ruang
alveolus -> hiperinflasi, ventilasi dan
oksigenisasi terganggu
Obstruksi partial -> Emfisema
Obstruksi total -> Atelektasis
Awal batuk, pilek, bersin-bersin Setelah beberapa hari (1-2 hr):
Batuk Wheezing Sesak nafas Sianosis Takipneu Retraksi intercostal Pernafasan cuping hidung Demam
Kasus berat gx timbul bbrp hr & perjalanannya sangat cepat
Pemeriksaan fisik ditemukan suhu subfebris atau tinggi, konjungtivitis ringan, faringitis, frekuensi napas meningkat, pernapasan cuping hidung, retraksi, kostae melebar
Suara hipersonor pd perkusi, ekspirasi memanjang, wheezing dan ronkhi
Pd keadaan yg berat suara napas tdk terdengar, apneu (terutama pd bayi < 6 mg)
Hepar dan lien dapat teraba oleh karena hiperinflasi paru
Ro:Foto thorak tampak paru2 emphysematus, costae mendatar
Lab:gambaran darah tepi dlm bts normalkimia darah asidosis respiratorik&metabolik
Mikrobiologi:Usapan nasofaring
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSA BANDING
Asma Serangan pertama Pneumonia dengan berbagai sebab (aspirasi,
virus, bakteri dan mikoplasma) Pertusis Decompensatio cordis
Tatalaksana
Bersifat suportif O2 lembab selama sesak 2 L/mnt nasal Infus bila ada resiko aspirasi / kecukupan cairan Nutrisi (ASI !!!), penyesuaian suhu dll Fisioterapi dada tidak rutin
Antibiotik bila dicurigai infeksi bakteriAmpicillin/Cefotaxim = 100 mg/kgBB/hr
Bronkodilator kontroversial : boleh dicoba (trial dose) bila sesak berkurang
diteruskan (jika dicurigai asthma) Epinephrine, β-2 agonis (salbutamol dll)
Kortikosteroid diberikan bersama bronkodilator (pd keadaan gawat/berat)
Koreksi gangguan asam basa dan elektrolit jika ada
Tatalaksana
RibavirinTetapi penggunaan obat ini masih kontroversial mengenai efektivitas dan keamanannya
Terapi suportif lain (kontroversial): Heliox (campuran oksigen dan helium) Recombinant Human Deoxyribonuclease
1(rhDNase 1)
Pencegahan Immunoglobulin (RSVIG) untuk bayi risiko
tinggi (prematur, paru kronis) Vaksinasi dalam penelitian
KOMPLIKASI Dehidrasi Infeksi Sekunder oleh bakteri Pneumothorak Emfisema Gagal napas
PROGNOSIS Tergantung berat-ringannya penyakit,
cepatnya pengananan dan peny. penyerta (peny. jantung)
Masa kritis 48-72 jam sesudah dispneu dimulai
Angka,kematian < 1%
BRONKITIS
Bronkitis Proses peradangan sementara pada bronkus
dan trakea yg menimbulkan batuk dan biasanya tanpa pengobatan akan sembuh dalam waktu 2 minggu (akut) atau 2-3 mgg (kronis)
ETIOLOGI Virus
- Rhinovirus- Influenza- RSV- Adenovirus
Bakteri- Infeksi sekunder
- Staphylococcus aureus, pneumokokkus, Haemophilus influenzae, bordetella pertussis
Aspirasi/makananInhalasi asapAsma !!Fibrosis kistik
MANIFESTASI KLINIK Batuk
- Mula-mula kering nonproduktif kemudian batuk produktif purulen disertai muntah
Biasanya tdk ditemukan kelainan pd pemeriksaan fisik
Kadang ditemukan Ronkhi, wheezing
DIAGNOSA BANDING Asma bronkial Tuberkulosis
TERAPI Hindarkan asap Istirahat cukup Posisi bayi diubah-ubah (fisioterapi) Hindarkan penggunaan obat penekan batuk Antibiotik diberikan pd kasus yg dicurigai
infeksi bakteri Teofilin (sering bermanfaat karena biasanya
juga menderita asma) Bronkodilator bila ditemukan wheezing
PROGNOSIS
Baik
Asma Bronkiale
Definisi Asma Konsensus nasional Asma (2004): Mengi berulang dan/atau batuk persisten
dengan karakteristik sebagai berikut: Timbul secara episodik Cenderung pada malam/dini hari (nokturnal) Musiman Setelah aktivitas fisik Serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada
pasien dan/atau keluarganya
Kasus Asma (pada anak)
Tentukan diagnosis : asma / bukan asma
Asma Bronkiale :
Tentukan derajat serangan asma
tatalaksana serangan (akut) asma
Tentukan derajat penyakit asma
tatalaksana jangka panjang
Algoritme diagnosis asma anak
Batuk &/ mengi
Riwayat penyakitPemeriksaan fisisUji tuberkulin
Patut diduga asma:• episodik• nokturnal/morning dip• musiman• pasca aktivitas fisik• riwayat atopi pasien/keluarga
Tidak jelas asma:• timbul masa neonatus• gagal tumbuh• infeksi kronik• muntah / tersedak• kelainan fokal paru• keln. sistem kardiovaskuler
Periksa peak flow meter atauspirometer untuk menilai:• reversibilitas (>15%)• variabilitas (>15%)
Pertimbangkan pemeriksaan:• foto Rö toraks & sinus• uji faal paru• respons terhadap b.dilator• uji provokasi bronkus
….. pemeriksaan (lanjutan):• uji keringat• uji imunologis• pemeriksaan motilitas silia• pemeriksaan refluks GE
berikan bronkodilatorTidakberhasil
berhasil
sangat mungkin asma
tentukan derajat & pencetusnyabila asma sedang/berat: foto Rö
berikan obat anti asma:tidak berhasil nilai ulang D/,ketaatan & ketepatan terapi
mendukungdiagnosis lain
tidak mendukungdiagnosis lain
diagnosis & pengobatan altenatif
bukanasma
Pertimbangkan asmasbg. penyakit penyerta
Parameter Ringan Sedang Berat Ancamangagal napas
Aktivitas (bayi)
Berjalan (menangis keras)
Berbicara (menangis lemah)
Istirahat (berhenti makan)
Bicara Kalimat Penggal klm. Kata-kata
Posisi Bisa baring Lebih suka duduk
Duduk ber-topang lgn.
Kesadaran Mungkin teragitasi
Biasanya teragitasi
Biasanya teragitasi
Bingung
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada
Mengi Sedang, akhir eksp.
Nyaring,eksp. + insp.
Terdengartanpa steto.
Sulit / tidakterdengar
Sesak napas Minimal Sedang Berat
Otot bantu napas
Biasanya tidak
Biasanya ya Ya Gerakan paradok
Retraksi Dangkal, ret. interkostal
Sedang, + ret.sup.stern
Dalam, + nps.cpg.hdg
Dangkal / hilang
Laju napas Takipnu Takipnu Takipnu Menurun
Laju nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pulsus paradoksus
Tidak ada (<10 mmHg)
Ada 10-20 mmHg
Ada >20 mmHg
Tidak ada (Otot lelah)
PEF / FEV1
-pra b.dilat. -pasca b.dil
(% nilaiduga >60% >80%
/ % nilai ter- 40-60% 60-80%
baik) <40% <60%
SaO2 >95% 91-95% <90%
PaO2 Normal >60 mmHg <60 mmHg
PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg
Asma episodik jarang / ringan (75%) Gejalanya hanya sesekali timbul
Asma episodik sering / sedang (20%) Gejalanya lebih sering timbul
Asma persisten / berat (5%) :Timbul terus menerus, hampir tiap hari
Klasifikasi Derajat Penyakit AsmaParameter kilinis,kebutuhan obat,dan faal paru
Asma Episodik
Jarang
Asma Episodik
Sering
Asma Persisten
Frekuensi serangan < 1X/bln > 1X/bulan Sering
Lama serangan < 1 mgg > 1 minggu Hampir ssepanjang tahun, tidak ada remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur & aktivitas tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisis diluar serangan
Normal(tdk ditemukan kelainan
Mungkin terganggu(ditemukan kelainan)
Tidak pernah normal
Obat pengendali(anti inflamasi
Tidak perlu Perlu Perlu
Uji faal paru(diluar serangan)
PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF?FEV1 < 60%
Variabilitas 20-30%
Variabilitas faal paru(bila ada serangan)
Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas >50%
TATALAKSANA
RELIEVER Pelega/ obat
serangan Saat serangan Β2 agonis kerja
pendek, methyl xanthine, antikolinergik,
CONTROLLER Obat pencegah /
profilaksis Jangka panjang / lama Steroid, glucocortikoid,
Disodium cromoglycate, antileukotrien (montelukast, zafirlukast)
Algoritma serangan asma Klinik / IGD
Nilai derajat serangan
Tatalaksana awal• nebulisasi -agonis 3x, selang 20 menit
• nebulisasi ketiga + antikolinergik• jika serangan berat, nebulisasi 1 x (+antikolinergik)
Serangan sedang ( nebulisasi 2-3x, repons parsial )• berikan O2
• nilai ulang se- dang Ruang Rawat Sehari • pasang infus
Serangan ringan ( nebulisasi 1x, respons baik )• obesrvasi 1-2 jam• efek bertahan, boleh pulang
Serangan berat( nebulisasi 3x, respons buruk)• O2 sejak awal• nilai ulang berat, rawat inap• foto Ro toraks• pasang infus
Rng. Rawat Sehari• Oksigen teruskan• steroid oral• nebulisasi / 2 jam• 8-12 jam klinis sta- bil boleh pulang• 12 jam tetap belum baik rawat inap
Ruang Rawat Inap• Oksigen teruskan• atasi dehidrasi & asidosis jika ada• steroid IV tiap 6-8 jam• nebulisasi/1-2 jam• aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan• nebulisasi 4-6x baik, interval 4-6 j• 24 jam stabil boleh pulang• dengan steroid & aminofilin IV tetap tidak baik ICU
Boleh pulang• bekali -agonis (hirupan / oral)• jika ada obat pengendal, te- ruskan• inf.virus (+), steroid oral• 24-48 jam kon- trol proevaluasi
Catatan:Bila belum ada alatnya, nebulisasi awal dapat diganti dengan adrenalin sk. 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali.
Algoritma tatalaksana jangka panjang
Obat pereda: -agonis atau teofilin(hirupan / oral) bila perlu
Tambahkan obat pengendali:kromoglikat / nedokromil hirupan*)
Obat pengendali: gantisteroid hirupan dosis rendah
Obat pereda: -agonis teruskan
6-8 mingguobat, dosis/dosis > 3x < 3x
(-) (+)6-8 minggu, respons
Asma episodik jarang(asma ringan)
Asma episodik sering(asma sedang)
Asma persisten(asma berat)
6-8 minggu, respons (-) (+)
Pertimbangkan penambahan salah 1:• -agonis kerja panjang• -agonis lepas terkendali• teofilin lepas lambat
Naikkan dosis steroid hirupan
Tambahkan steroid oral
*) ketotifen dapat digunakan pada pasien balita dan/atau asma tipe rinitis
6-8 minggu, respons (+)(-)
6-8 minggu, respons(-) (+)
6-8 minggu, respons(-) (+)
(asma berat)