24
Rencana Strategis Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Renstra 2015-2019

Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Strategis

Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

Renstra 2015-2019

Page 2: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Kuasa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Rencana Strategis

(Renstra) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2015-2019, dapat diselesaikan. Renstra ini disusun dlaam rangka

memenuhi amanat Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 dan Peraturan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 serta

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun

2015-2019.

Dalam manajemen perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan tersebut dan

mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan

proses terpenting dari semuafungsi manajemen karena tanpa perencanaan,

fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tidak akan

berjalan. Tujuan dari penyusunan Renstra dimaksudkan untuk menentukan

strategi atau arahan serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber

daya termasuk sumber daya manusia dan modal untuk mencapai strategi

dimaksud.

Renstra Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yang telah disusun ini diharapkan

dapat memberikan informasi, gambaran dan manfaat yang nyata, akurat, relevan

dann transparan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Tentunya dalam penyusunan Renstra ini mungkin masih terdapat kekurangan

dan keterbatasan sehingga saran dan masukan dari berbagai pihak sangat

diharapkan untuk perbaikan ke depan. Atas peran serta dan kerja keras seluruh

jajaran Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, disampaikan ucapan terima kasih.

Badan Pengawas Pemilu

Provinsi DKI Jakarta

Ketua,

Muhammad Jufri

Page 3: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1

1. Kondisi Umum………………………………………………………………….. 1

2. Potensi Permasalahan…………………………………………………………. 4

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI

BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA……………………………………………………. 7

Visi……………………………………………………………………………………. 7

Penjelasan Visi……………………………………………………………………… 8

Misi…………………………………………………………………………………… 9

Penjelasan Misi……………………………………………………………………… 9

Tujuan………………………………………………………………………………… 11

Sasaran Strategis……………………………………………………………………. 12

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN…………………………………………………………….. 13

1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional………………………………………… 13

2. Arah Kebijakan dan Strategi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta………………... 15

3. Arah Kebijakan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta………………………………. 15

4. Strategi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta………………………………………... 17

5. Kerangka Regulasi……………………………………………………………… 17

6. Kerangka Kelembagaan………………………………………………………... 18

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN…………………………. 19

1. Target Kinerja……………………………………………………………………. 19

2. Kerangka Pendanaan ………………………………………………………….. 20

BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………… 21

Page 4: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Kondisi Umum

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan

politik tertentu di pemerintahan. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari Presiden,

sampai kepala desa, dan anggota DPR, DPD, dan DPRD. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk

mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika,

hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun praktek-praktek agitasi

dan propaganda di negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye Pemilu, teknik-

teknis agitasi dan propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus dalam

melakukan komunikasi politik.

Indonesia telah melaksanakan beberapa kali Pemilu, dimulai sejak tahun 1955, 1971, 1977-

1997, 1999, 2004, 2009, dan 2014. Dalam Pemilu, para pemilih disebut juga Konstituen sebagai

obyek bagi para peserta Pemilu dalam menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa

kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan oleh KPU, menjelang hari

pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, akan langsung dimulai proses

penghitungan. Aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya berlaku, ditetapkan

dan disetujui oleh para peserta dan disosialisasikan kepada para pemilih.

Praktik demokrasi substansial dan prosedural yang sudah berjalan panjang sejak awal

kemerdekaan, menyisakan catatan tersendiri bagi pembelajaran demokrasi Indonesia dalam rangka

mengawal dan memperbaiki pemerintahan yang baik (Good Governance). Untuk menjamin semua

rekrutmen politik tersebut dilaksanakan secara demokratis, Konstitusi Negara Kesatuan Republik

Indonesia yakni Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen telah mengamanatkan

pembentukan suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Amanat

tersebut dalam undang-undang diwujudkan sebagai satu kesatuan fungsi dengan deferensiasi dan

spesialisasi disesuaikan dengan fungsinya masing-masing, yaitu: (1) Komisi Pemilihan Umum

(KPU) sebagai pelaksana Pemilu; (2) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) sebagai

pengawas Pemilu; (3) Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) sebagai

penegak kode etik penyelenggara Pemilu.

Secara politis, pembentukan Bawaslu pada tahun 2008 dengan tugas, fungsi dan kewenangan

pengawasan pemilu berupa pencegahan dan penindakan pelanggaran pemilu, serta kewenangan

penyelesaian sengketa. Adapun Bawaslu Provinsi DKI Jakarta baru terbentuk pada tahun 2012,

sedangkan Satker Sekretariat Bawaslu Provinsi DKI Jakarta baru terbentuk pada tahun 2013.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 yang sudah dicabut dan digantikan dengan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, kehadirannya bertujuan untuk memastikan dua hal pokok:

1) Keberadaan suatu penyelenggara pemilu yang bersifat mandiri, tetap, dan nasional, yaitu

penyelenggara pemilu yang profesional, spesialis, dan berintegritas: transparan, akuntabel,

kredibel dan partisipatif dalam melaksanakan pengawasan Pemilu; 2) Seluruh proses dan hasil

Page 5: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

2

penyelenggaraan Pemilu sesuai asas dan prinsip umum Pemilu demokratis: langsung, umum,

bebas, dan rahasia, serta jujur, adil, dan kompetitif.

Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu demokratis di wilayah Provinsi DKI Jakarta,

Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya membuat Rencana

Strategis (Renstra) dengan mengacu kepada sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN): RPJMN I Tahun 2005-2009, RPJMN II Tahun 2010-2014, RPJMN III Tahun 2015-

2019, dan RPJMN IV Tahun 2020-2025 serta Rencana Strategis Bawaslu Republik Indonesia

Tahun 2015-2019.

Secara nasional, Bawaslu pada Pemilu Tahun 2014 telah mendorong kesadaran masyarakat

untuk berpartisipasi dalam pengawasan pemilu melalui Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu

(GSRPP) dan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta juga melaksanakan Program Pemilu Partisipatif

sebagai sebuah kebijakan institusional bagi pengembangan kualitas Pemilu di wilayah Provinsi

DKI Jakarta. Sementara itu, hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas penanganan pelanggaran

Pemilu, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan sesuai dengan amanah undang-undang.

Pemilu merupakan instrumen penting untuk menuju negara yang demokratis. Mengukur

demokratis atau tidaknya penyelenggaraan pemilu, harus mengacu pada standar Internasional

Pemilu demokratis yang merupakan batasan minimal yang harus terpenuhi agar sebuah

penyelenggaraan Pemilu di suatu negara termasuk Indonesia bisa dianggap demokratis. Salah satu

prinsip utama dari demokrasi adalah partisipasi masyarakat dalam demokrasi. Masyarakat pada

nyatanya memiliki kekuatan besar dalam melakukan perubahan sosial, dengan syarat ditopang

pada kesadaran kritis akan permasalah sosial yang terjadi. Pemilu bukanlah proses lima tahunan

yang hanya datang ke TPS dan memberikan hak suara, namun Pemilu harus dipandang lebih jauh

untuk melakukan intervensi sosial yang dilakukan masyarakat untuk mengubah permasalahan

sosial yang terjadi. Salah satu bentuk intervensi sosial yang dilakukan masyarakat adalah

melakukan proses penegakan hukum pemilu terhadap pelanggaran yang terjadi demi terwujudnya

keadilan Pemilu.

Sejatinya Pemilu merupakan rangkaian empiris dari partisipasi politik publik secara lebih

luas. Sejatinya pula Pemilu menjadi penanda penting, apakah sebuah negara sudah mampu

dijalankan secara demokratis atau tidak. Pemilu adalah takdir penentu bagi institusionalisasi hak-

hak rakyat secara konstitusional. Bahwa Pemilu adalah bagian dari dinamika politik berorientasi

kekuasaan, tidak lantas menjadikan Pemilu hanya menjadi alat demi mencapai kekuasaan. Oleh

sebab itu, meski secara praksis pemilu menjadi jalan bagi siapa pun dan kelompok politik manapun

berkuasa, tetapi secara prinsip implementatif Pemilu membutuhkan reorientasi, secara struktural

maupun fungsional.

Page 6: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

3

Dalam proses penyelenggaraan Pemilu, tidak selamanya proses penyelenggaraan Pemilu

berjalan dengan lancar. Berbagai masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Pemilu baik yang

terjadi pada saat Pemilu berlangsung maupun sebelumnya, merupakan permasalahan yang

tentunya akan berdampak luas jika tidak segera diselesaikan dengan baik. Adanya permasalahan

dalam penyelenggaraan Pemilu yang berkaitan dengan ketidakpuasan terhadap keputusan

penyelenggara pemilu atau pelanggaran pidana maupun pelanggaran administratif yang

mempengaruhi hasil, itulah yang lazim disebut dengan Sengketa Pemilu. Agar Sengketa Pemilu

tersebut tidak mengganggu jalannya sistem ketatanegaraan atau sistem pemerintahan dari suatu

negara atau wilayah tertentu, maka diperlukan suatu mekanisme penyelesaian Sengketa Pemilu

yang efektif serta dapat memberikan keputusan yang adil bagi pihak yang berkepentingan.

Masyarakat di Indonesia memandang Pemilu sebagai momentum sakral. Seakan ada suatu

kewajiban melekat sebagai warga negara, untuk memberikan hak politik memilih Eksekutif dan

anggota Legislatif dengan harapan bahwa yang terpilih yang akan menyuarakan dan

memperjuangkan kehidupan masyarakat. Demokrasi konstitusional bisa tercapai salah satunya

dengan proses penegakan hukum Pemilu yang baik demi tegaknya keadilan Pemilu.

Kerangka hukum Pemilu harus mengatur mekanisme dan penyelesaian permasalahan hukum

penyelenggaraan Pemilu lebih efektif. Tujuannya memberikan kepastian hukum dalam

pelaksanaan Pemilu, sehingga keadilan bagi seluruh pihak dapat terpenuhi. Kerangka penegakan

hukum Pemilu mengatur mekanisme yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.

Kerangka ini kemudian dikenal dengan sistem penegakan hukum pemilu.

Undang-undang 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) memuat terobosan

penguatan kewenangan Bawaslu dalam menegakkan hukum pemilu. Selain soal tindak pidana

pemilu, kewenangan kuat yang paling mencolok adalah menindak dan memutus pelanggaran

administrasi dan sengketa proses Pemilu. Pengawas Pemilu hingga tingkat kabupaten/kota

berwenang mengeluarkan putusan terhadap pelanggaran administrasi sengketa proses Pemilu.

Dalam undang-undang sebelumnya yang sudah dicabut, kesimpulan bahwa sebuah tindakan

dianggap sebagai pelanggaran dikeluarkan dalam produk rekomendasi. Kini, kesimpulan tersebut

dikeluarkan dalam bentuk putusan. Bawaslu hingga Bawaslu kabupaten/kota bisa mengeluarkan

putusan yang bersifat pertama dan terakhir. Contohnya, Bawaslu menerima laporan bahwa

pasangan calon presiden tertentu melakukan pelanggaran administrasi berupa pemasangan alat

peraga kampanye di jalan protokol. Bawaslu akan menghadirkan pelapor sekaligus terlapor untuk

saling menjelaskan laporan dan membela diri. Setelah proses itu, Bawaslu akan menyimpulkan

tindakan tersebut adalah sebuah pelanggaran melalui putusan selayaknya putusan pengadilan,

bukan lagi rekomendasi.

Lebih jauh lagi, Bawaslu punya wewenang mendiskualifikasi peserta Pemilu yang

melakukan pelanggaran politik uang. Pada Pasal 286 ayat (1) UU Pemilu, disebutkan adanya

Page 7: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

4

larangan bagi peserta Pemilu, pelaksana kampanye, dan/atau tim kampanye menjanjikan dan/atau

memberikan uang atau materi lainnya untuk memengaruhi penyelenggara Pemilu dan/atau

pemilihan kepala daerah. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden serta calon legislator yang

terbukti melakukan pelanggaran tersebut dapat dikenai sanksi administratif yakni pembatalan

sebagai calon.

2. Potensi Permasalahan

Mengacu pada penjelasan tersebut, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta mengidentifikasi potensi

dan permasalahan untuk mengatasi pengaruh dinamika lingkungan strategis terutama politik lokal

dan politik nasional terhadap program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Bawaslu Provinsi DKI

Jakarta. Berikut ini identifikasi beberapa potensi dan permasalahan yang berpengaruh terhadap

Bawaslu Provonsi DKI Jakarta.

Analisis potensi permasalahan yang terjadi di Bawaslu Provinsi DKI Jakarta didasarkan

pada identifikasi dimensi-dimensi organisasi yang dipandang memiliki fungsi dan peran strategis

ke depan. Proses pengidentifikasian dan analisis atas faktor internal maupun eksternal akan

dilakukan menggunakan metode analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats)

dan BSC (Balanced Score Card). Konsep yang ringkas ini mengkombinasikan dua metode dalam

melakukan identifikasi faktor-faktor strategis yang berdampak pada strategi. Empat perspektif

didalam BSC dikombinasikan dengan empat dimensi dari SWOT, ke dalam sebuah matriks untuk

menemukan strategi yang mungkin dapat dilakukan.

Strengths

(Kekuatan)

Weaknesses

(Kelemahan)

Opportunities

(Peluang)

Threats

(Ancaman)

Financial

(Anggaran)

Ketersediaan

anggaran

a. Ketersediaan

anggaran yang

belum optimal

b. Honorarium

Pengawas

Pemilu ad hoc

masih belum

memadai

c. Pengelolaan

anggaran APBN,

APBD dan Hibah

d. Mekanisme

pengelolaan

program/

kegiatan

e. Program/

Kegiatan

strategis belum

Penggunaan

anggaran untuk

memunculkan

program-

program inovatif

Pelaksanaan

program yang

tidak monoton

SWOT

BSC

Page 8: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

5

dituangkan

dalam DIPA

Customer

(Stakeholder)

a. Perubahan

Struktur

Bawaslu

Kab/Kota dari

ad-hoc

menjadi

permanen

b. Adanya

dukungan

sarana dan

prasarana dari

negara dan dari

daerah

c. Mempunyai

kewenangan

untuk

melibatkan

secara aktif

masyarakat

dalam proses

pengawasan

pemilihan

umum

Pemenuhan SDM

kesekretariatan

yang kompeten

a. Benchmarking

lembaga

Bawaslu

b. Penguatan

lembaga

(sentra

gakkumdu)

c. Pengarus-

utamaan

Pengawasan

partisipatif dan

Kesetaraan

Gender

d. Kerjasama

dengan

berbagai pihak

(stakeholder)

dalam

pelaksanaan

pengawasan

pemilu

b. Masih

maraknya

penggunaan isu

SARA, dan

politik uang

dikalangan

masyarakat

dalam setiap

penyelenggaraan

Pemilu

Internal

Processes

(Proses

Bisnis)

a. Organisasi

solid dan

kompak

b. SOP based on

tacit

knowledge

sudah berjalan

c. Mempunyai

kewenangan

menyelesaikan

sengketa

pemilu

d. Kewenangan

untuk

memeriksa,

mengkaji dan

memutus

pelanggaran

administasi

pemilu

e. Penguatan

kelembagaan

dan

kewenangan

pengawas

pemilu yang

diberikan oleh

a. SOP yang

tertulis (explicit

knowledge)

belum ada

b. Belum

tersedianya

Website/Medsos

di tingkat Kabko

c. Munculnya

inkonsistensi

dalam

implementasi

kegiatan

d. Adanya

perbedaan

pemahaman

dalam

implementasi

kebijakan

e. Panwaslu

Kecamatan,

Panwaslu

Kelurahan, dan

Pengawasn TPS

yang masih

bersifat tidak

tetap (ad hoc)

a.Harapan publik

yang sangat

tinggi terhadap

kualitas

pelaksanaan

pemilu yang

demokratis

b.Peran serta

masyarakat

dalam proses

pengawasan

pemilu, terutama

dalam

pencegahan

terjadinya

pelanggaran

pemilu

c.Pelibatan

Jaringan

organisasi

a.Perkembangan

dinamika dan

persoalan

pemilu yang

lebih dinamis

ketimbang

proses

pengawasan

pemilu

b.Kemungkinan

adanya

Intervensi

c.Pesimisme

masyarakat

terhadap kinerja

Bawaslu

Provinsi DKI

Jakarta

d.Pengawasan

yang harus

dilakukan di

pulau terjauh di

daerah

kepulauan seribu

Page 9: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

6

undang-

undang

People

(SDM)

a. Sumber daya

manusia

pengawas

pemilu yang

berkualitas dan

memadai

b. Penambahan

Komisioner

dan Staf

c. Kepemimpinan

Para

Komisioner

dan Pejabat

sudah optimal

a. Staf yang

kurang

kompeten

b. Kemungkinan

terjadi conflict

c. Kurangnya

Pelatihan

Peningkatan

SDM

d. Kurangnya

jumlah personil

e. Keterampilan

penanganan

pelanggaran

pemilu ditingkat

Panwaslu

Kecamatan,

Panwaslu

Kelurahan yang

belum memadai

f. Banyaknya

pengawas

pemilu yang

belum mengerti

dan paham betul

dengan tugas,

fungsi dan

kewajibannya

Keterlibatan

praktisi

Kepemiluan

a.Masih

rendahnya

komitmen

peserta pemilu

dalam menolak

praktek politik

uang, penyalah

gunaan jabatan

dan kewenangan

Page 10: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

7

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI

BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA

Berdasarkan kondisi dan gambaran secara umum terkait permasalahan dan tantangan yang

dihadapi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I,

Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sesuai tugas, fungsi, dan kewajiban sebagai lembaga pengawas

pemilu sebagaiman diamanahkan oleh peraturan perundang-undangan, Bawaslu Provinsi DKI

Jakarta diharapkan melahirkan pemilu yang demokratis, beradab, dan bermartabat sebagaimana

cita-cita UUD 1945 yakni pemilu yang dilakukan dengan dengan luber dan jurdil.

Menjadi penting, menyusun visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Bawaslu Provinsi DKI

Jakarta yang akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan utama atau teknis yang bersifat substansi.

Mengingat Visi dan Misi yang disusun Bawaslu Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan

kontribusi nyata bagi pelaksanaan Rencana dan Strategis Nasional Bawaslu RI. Ada 3 tujuan

utama Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, yaitu: (1) terwujudnya pengawasan pemilu yang baik dan

berkualitas (2) terwujudnya keadilan pemilu bagi seluruh peserta pemilu (3) terwujudnya pemilu

yang demokratias. Ketiga tujuan utama Bawaslu Provinsi DKI Jakarta tersebut dapat dicapai

dengan: (1) Perencanaan dan Anggaran (2) Pelaksanaan (3) Koordinasi dan (4) Evaluasi.

Visi dan misi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta tetap mengacu kepada visi dan Misi Bawaslu.

Sebagai sebuah lembaga lembaga negara yang bersifat hirarki, maka visi dan misi Bawaslu harus

sama dan berkesesuai dengan visi dan misi Bawaslu RI karena secara berjenjang Bawaslu Provinsi

DKI Jakarta berada dan bertanggung jawab kepada Bawaslu RI.

Visi Bawaslu

Langsung atau tidak langsung, peningkatan kualitas pelaksanaan tugas, fungsi, dan

kewenangan Bawaslu berupa pengawasan pemilu: pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian

sengketa merupakan upaya kontinu dan konsistensi Bawaslu dalam berkontribusi secara signifikan

bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP. Peningkatan kualitas pelaksanaan

tugas, fungsi, dan kewenangan Bawaslu dalam pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian

sengketa pemilu dapat dilihat dari: (1) adanya tujuan, target, dan sasaran yang jelas dan terukur;

(2) adanya keterkaitan, sinkronisasi dan sinergi antar struktur, antar tugas, dan antar fungsi;

Page 11: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

8

(3) adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pengawasan/ evaluasi; serta (4) adanya keterkaitan dan konsistensi antara RPJMN 2015-2019 dan

RKP dengan Renstra Bawaslu. Keempat hal tersebut selain dapat menjadi indikator bagi peran

Bawaslu dalam mendukung pencapaian target, sasaran, misi, dan visi RPJMN 2015- 2019, juga

menjadi ukuran terlaksananya amanat Konstitusi Negara Republik Indonesia (UUD NRI 1945),

yaitu: —agar menjadi lembaga— penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

Oleh karena itu, Visi Bawaslu 2015-2019 adalah:“Terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga

Pengawal Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan

Berkualitas”

Penjelasan Visi

Proses penyelenggaraan pemilu khususnya pengawasan harus melibatkan para pemangku

kepentingan (stakeholders) pemilu dan dilaksanakan secara transparan, akuntabel, kredibel, dan

partisipatif, serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pemilu di semua tahapan pemilu.

Sejalan dengan itu, maka pengertian kata pengawal terpercaya, demokratis, bermartabat,

dan berkualitas adalah sebagai berikut:

Pengawal : Berada di garda terdepan bersama masyarakat dalam mengawasi

penyelenggaraan pemilu:

Terpercaya : Melakukan pengawasan dalam bentuk pencegahan dan penindakan, serta

penyelesaian sengketa secara profesional, berintegritas, netral, transparan,

akuntabel, kredibel, dan partisipatif sesuai asas dan prinsip umum

penyelenggaraan pemilu demokratis;

Demokratis : Melaksanakan pengawasan pemilu secara efektif dan efisien berdasarkan asas

langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur, adil, dan kompetitif yang taat

hukum, bertanggung jawab (accountable), terpercaya (credible), dan

melibatkan masyarakat (participation);

Bermartabat : Melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu berupa pencegahan dan

penindakan, serta penyelesaian sengketa sesuai prinsip-prinsip moral sosial

yang tinggi, seperti berani, tegas, bertanggung jawab, jujur, adil dan

bijaksana;

Page 12: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

9

Berkualitas : Pemilu yang memiliki legitimasi baik proses maupun hasil yang ditentukan

oleh kinerja pengawasan yang dapat diukur tingkat keberhasilannya (aspects

of performance), strategi pengawasan yang dapat mencegah potensi, indikasi

awal pelanggaran, dan penanganan dugaan pelanggaran secara cepat dan tepat

(aspects of design), serta pengawasan dilakukan berdasarkan peraturan

hukum yang berlaku (aspects of conformance).

Misi Bawaslu

Untuk menjabarkan Visi tersebut, Bawaslu menyusun Misi yang akan dilaksanakan oleh

seluruh Satuan Kerja selama periode 2015-2019. Adapun Misi Bawaslu adalah: 1. Membangun

aparatur dan kelembagaan pengawas pemilu yang kuat, mandiri dan solid; 2. Mengembangkan

pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien; 3. Memperkuat sistem kontrol nasional

dalam satu manajemen pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis teknologi;

4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta meningkatkan sinergi

kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif; 5. Meningkatkan kepercayaan publik atas

kualitas kinerja pengawasan berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa

secara cepat, akurat dan transparan; 6. Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran

pengawasan pemilu baik bagi pihak dari dalam negeri maupun pihak dari luar negeri.

Penjelasan Misi

Keenam Misi Bawaslu tersebut, yang sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan

Bawaslu, dimaksudkan untuk mencapai Visi Bawaslu: “Terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga

Pengawal Terpercaya Dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan

Berkualitas”. Hal itu juga menegaskan bahwa Bawaslu bertanggungjawab menghasilkan pemilu

PresidenWakil Presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta pemilihan kepala daerah:

Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati, dan Walikota-Wakil Walikota, yang demokratis,

bermartabat, dan berkualitas: transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan

Umum, UndangUndang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD,

dan DPRD, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Page 13: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

10

Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-

Undang. Agar pengawasan pemilu dapat dilaksanakan sesuai amanat undangundang, maka

diperlukan aparatur dan kelembagaan pengawas pemilu yang kuat, mandiri, dan solid. Misi

pertama ini sangat penting dan strategis karena merupakan pondasi utama dalam mendukung

pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan pemilu.

Misi ini merupakan kunci pertama dan utama untuk memasuki pelaksanaan pengawasan. Setelah

melewati langkah pertama, Bawaslu akan memasuki pelaksanaan pengawasan. Pada tahap ini

Bawaslu mengembangkan suatu pola dan metode pengawasan yang adaptif dengan perkembangan

lingkungan strategis sebagai misi keduanya. Pola dan metode pengawasan sangat diperlukan

karena merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengawasan pemilu untuk

memastikan semua tugas, fungsi, dan kewenangan pengawasan Bawaslu dapat berjalan efisien dan

efektif. Namun misi kedua itu tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh suatu

sistem kontrol dan manajemen, serta teknologi yang berskala luas, terstruktur, sistematis, dan

integratif. Atas dasar itu, maka Bawaslu perlu menetapkan misi ketiganya, yaitu memperkuat

sistem kontrol nasional dalam satu manajemen pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan

integratif berbasis teknologi. Misi ini penting untuk mengetahui kinerja pengawasan pemilu

mengalami peningkatan yang indikatornya adalah cepat, akurat dan transparan. Konsisten dengan

misi pertama, kedua, dan ketiga, Bawaslu melalui pengalaman dalam pengawasan pemilu dapat

memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan pemilu ke depan. Dengan demikian, secara

tidak langsung Bawaslu berperan sebagai lembaga “think tank” pertama, utama, dan strategis

dalam perumusan kebijakan pemilu. Argumennya adalah pemanfaatan pola dan metode

pengawasan terhadap pelaksanaan pengawasan pemilu, tidak hanya terbatas pada proses

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengawasan pemilu, tetapi juga dapat menjadi masukan

untuk perumusan kebijakan pemilu selanjutnya. Hasil pelaksanaan pengawasan Bawaslu selain

dapat menjadi masukan bagi pemerintahan dan masyarakat, juga dalam rangka proses penyusunan

RPJMN dan RKP dalam mengatasi dan menyelesaikan berbagai permasalahan pemilu. Peran

Bawaslu sebagai lembaga “think tank” pertama, utama, dan strategis sangat penting untuk dua hal,

yaitu: secara internal akan meningkatkan citra Bawaslu, dan secara eksternal akan meningkatkan

citra pemerintahan, dimana keduanya merupakan bagian dari proses pembangunan citra

kelembagaan negara dalam memperkuat kapabilitas simbolik sistem politik Indonesia. Dengan

Page 14: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

11

citra itu, langsung atau tidak langsung, Bawaslu pada tahap pertama, telah mempersiapkan

landasan kokoh bagi pelaksanaan misi keempatnya, yaitu membangun kepercayaan publik atas

kualitas kinerja pengawasan berupa pencegahan, penindakan dan penyelesaian sengketa pemilu

secara cepat, akurat dan transparan. Kepercayaan publik akan tumbuh dengan sendirinya seiring

dengan meningkatnya kualitas kinerja pengawasan, yang indikatornya adalah cepat, akurat dan

transparan. Citra itu juga menjadi modal dasar untuk melaksanakan misi kelima, yaitu

meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta meningkatkan sinergi

kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif. Kepercayaan publik tehadap kualitas kinerja

pengawasan Bawaslu merupakan prasyarat untuk meningkatkan pengawasan partisipatif, yaitu

pengawasan yang melibatkan masyarakat, peserta pemilu, dan lembaga lain. Tentu amat sulit

membayangkan hadirnya pengawasan partisipatif bila masyarakat, peserta pemilu, dan lembaga

lain tidak percaya terhadap kinerja Bawaslu. Sebaliknya, jika Bawaslu dapat menjadi lembaga

pengawal terpercaya, maka misi keenamnya sangat mudah dilakukan, yaitu menjadikan Bawaslu

sebagai pusat pembelajaran pengawasan pemilu baik bagi pihak dari dalam negeri maupun pihak

dari luar negeri. Untuk mewujudkan semua itu, Bawaslu harus melaksanakan keenam misi secara

utuh dan terpadu.

Tujuan Bawaslu DKI Jakarta

Tujuan yang ditetapkan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas organisasi dan sumber daya manusia pengawas Pemilu yang efektif

dan efisien;

2. Meningkatkan kualitas Pengawasan Pemilu;

3. Meningkatkan upaya pencegahan untuk mengurangi terjadinya pelanggaran Pemilu;

4. Meningkatkan kualitas penindakan pelanggaran Pemilu;

5. Meningkatkan kerjasama pengawas Pemilu dengan lembaga terkait (stakeholder);

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan Pemilu;

7. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi pengawasan pemilu kepada masyarakat

umum;

8. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan hukum, kehumasan, pencitraan

lembaga, dan pengawasan internal;

9. Mewujudkan keadilan Pemilu yang demokratis.

Page 15: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

12

Sasaran Strategis Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

Adapun sasaran strategis dari Bawaslu Provinsi DKI Jakarta adalah “terwujudnya keadilan

pemilu melalui pengawasan dan penyelenggaraan pemilu yang demokrastis dan berintegritas”.

Sasaran strategis Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dapat dicapai melalui upaya, antara lain:

1. Penguatan tata kelola organisasi dan kelembagaan serta kualitas sumber daya

manusia pengawas Pemilu;

2. Menyediakan SOP organisasi dan dokumentasi berbasis online;

3. Menyediakan layanan keterbukaan informasi publik;

4. Melakukan pengawasan secara efektif dan masif dalam penyelenggaraan Pemilu;

5. Menyediakan sistem pencegahan pemilu yang efektif dan agar tidak terjadi pelanggaran

Pemilu;

6. Menyediakan sistem penindakan pelanggaran yang berkualitas dan efektif;

7. Menyediakan layanan hukum, kehumasan, pencitraan lembaga, dan pengawasan internal

yang berkualitas;

8. Pengembangan produk hukum, litbang, pengelolaan kehumasan dan pengawasan internal;

9. Menciptakan putusan sengketa proses Pemilu yang berkualitas;

10. Menyediakan layanan informasi pengawasan pemilu kepada masyarakat umum yang

berkualitas;

11. Membuat sistem pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel;

12. Menyediakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta pusat pendidikan dan

pelatihan pengawas pemilu;

13. Mendorong pengawasan partisipatif berbasis masyarakat sipil.

Page 16: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

13

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN

Arah kebijkan dan strategi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta mengacu kepada arah kebijakan

dan strategi nasional Bawaslu sebagain bagian dari hirarki kelembagaan yang ditetapkan dalam

rangka mencapai visi, misi, tujuan, dan strategis Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sebagaimana

diuraikan dalam Bab II Renstra Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I bahwa akibat reformasi dalam negeri terutama

terkaiat pelaksanaan pemilu yang demokratis telah memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada

setiap warga negara untuk menggunakan hak politiknya untuk memperjuankan hak dan

kewajibannya sebagai bagian dari warga negara sebagaimana dijamin oleh UUD 1945. Semangat

reformasi membukan kran kebebasan bagi setiap masyarakat untuk mendapatkan hak-haknya

seperti hak untuk hidup, hak menyampaikan pendapat, hak berserikat dan berkumpul yang

merupakan sebagian dari hak fundamental yang dijamin oleh negara untuk setiap penduduk sesuai

dengan Konstitusi.

Pelaksaan Pemilihan Umum sebagai salah satu wujud dari proses demokrasi yang harus terus

dijalankan yang didalamnya terdapat partisipasi politik, seperti mencalonkan diri, memberikan

suara, kesempatan memilih dan dipilih secara adil. Terlepas dari hal positif dari proses

penyelenggaraan pemilu, disisi lain ada hal negatif yang diakibatkan oleh pelaksanaan Pemilu 5

tahunan adalah munculnya politik uang ditengah masyarakat, penggunaan isu SARA sebagai alat

menghantam lawan politik, kampanye hitam serta kesan pembelahan politik primordialisme dalam

menentukan arah pilihan politik dalam penyelenggaraan pemilu.

Masalah dan isu tersebut justru hanya muncul dan menguat pada saat penyelenggaraan

pemilu, atau bisa dibilang hanya bersifat momentum sehingga menciderai asas-asas pemilu

demokratis. Hal itu tidak terlepas dari persepsi tentang bagaimana caranya untuk merebut

kekuasaan sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan dan kedudukan. Sikap

politik praktis yang dilakukan dengan tujuan mendapat jabatan dan kekuasaan justru menciderai

prinsip hakikat demokrasi yang bersifat substansial bukan hanya prosedural. Untuk mengatasi

Page 17: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

14

permasalahan tersebut, pemerintah melalui agenda strategisnya tahun 2015-2019 melakukan

reformasi sistem dan kelembagaan demokrasi yang mencakup: (1) restorasi UU partai politik; (2)

pengaturan pembiayaan partai politik; (3) inisiasi reformasi pengaturan pembiayaan kampanye;

(4) reformasi pengaturan pengawasan penyelenggaraan pemilu; dan (5) komitmen dalam

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

Selain Renstra Bawaslu yang menjadi acuan Renstra Bawaslu Provinsi DKI Jakarta terkait

dengan kepemiluan, yaitu tantangan lima tahun mendatang untuk menyelenggarakan pemilihan

umum serentak tahun 2019 untuk Pemilihan Anggota DPR, DPD, DPRD dan Pemilihan Presiden

dan Wakil Presiden pasca putusan Mahkamah Konstitusti yang sebelumnya dilaksanakan dalam

waktu yang berbeda yang harus diselenggarakan secara demokratis, lansung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil serta bermartarbat. Persoalan ini hanya bisa dijawab dengan baik apabila

seluruh penyelenggara pemilu terutama pengawas pemilu memiliki kapasitas dan kapabilitas yang

memadai, sehingga kredibiltas institusi bisa mendapat kesan baik ditengah masyarakat. Hal ini

harus didorong dengan melakukan reformasi pengawasan penyelenggaraan pemilu.

Penyelenggaraan pemilu yang belum maksimal disebakan oleh masih lemahnya kapasitas

penyelenggara pemilu dan kurang kuatnya fungsi pengawas pemilu ditengah kecendrungan politik

uang, isu SARA, serta politisasi birokrasi dalam setiap momentum pemilu.

Oleh karena itu, dimasa mendatang perlu didorong upaya untuk terus meningkatkan fungsi

lembaga pengawas pemilu lebih dari apa yang sudah diatur didalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017 tentang Pemilu yakni dengan memberikan fasilitasi hak publik yang lebih luas untuk

melakukan pengawasan, dan upaya pemantapan netralitas penyelenggara negara, serta birokrasi

dan aparat intelejen dengan sanksi yang lebih tegas. Tantangan lainnya adalah perlunya perumusan

strategi yang tepat untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih, baik pada pemilu presiden

maupun pemilu legislatif, khususnya di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Namun peningkatan

partisipasi politik otonom pemilih (otonomus political participation) sangat tergantung pada

pendidikan pemilih yang tidak dilakukan secara tergesa-gesa, dan atau memerlukan periode waktu

yang tidak pendek. Tingkat partisipasi politik pemilih yang berkualitas merupakan barometer

keberhasilan penyelenggaraan pemilu.

Bawaslu sebagai instansi yang bekerja atas nama negara, juga berkewajiban menerapkan tata

kelola pemerintahan yang baik dalam rangka peningkatan penyelenggaraan tugas dan fungsinya

secara transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif. Penerapan tata kelola pemerintahan yang

Page 18: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

15

baik di lingkungan Bawaslu terutama di Bawaslu Provinsi DKI Jakarta adalah birokrasi yang bebas

dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), adanya peningkatan kapasitas dan akuntabilitas

birokrasi, serta adanya peningkatan kinerja lembaga dan pegawai. Penerapan tata kelola tersebut

dilakukan melalui pemantapan reformasi birokrasi Bawaslu yang sudah dilaksanakan secara

bertahap dan intensif sejak Bawaslu terbentuk pada tahun 2008.

Dengan peningkatan kualitas pengawasan penyelenggaraan pemilu tersebut, diharapkan

hasil pengawasan pemilu semakin baik atau lebih berkualitas, dalam arti: terukur dari tahun ke

tahun dan sinkron dengan struktur/bidang lainnya. Sebagai salah satu bagian atau fungsi dari

manajemen pengawasan pemilu, peningkatan kualitas pengawasan pemilu tersebut harus terkait

dengan fungsi-fungsi lainnya, yaitu: pengembangan regulasi, sistem dan prosedur pengawasan

pemilu: pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa. Keterkaitan ini sangat penting

agar pengawasan pemilu dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan strategi untuk melaksanakan kebijakan dan program di

atas, selain disusun dengan mengacu kepada UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan rencana target capaian Indeks

Demokrasi Indonesia (IDI), juga memperhatikan potensi dan permasalahan yang telah diuraikan

dalam Bab Pendahuluan.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

Sejalan dengan visi, misi dan tujuan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dalam rangka

mewujudkan pemilu demokratis, dan berkualitas, dan beradab maka diperlukan suatu rencana

kebijakan dan strategi yang dapat mendukung pencapaian Bawaslu Provinsi DKI Jakarta. Arah

kebijakan dan strategi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yang akan dilakukan pada periode adalah:

3. Arah Kebijakan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

Secara garis besar terdapat dua arah kebijakan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yang akan

dilaksanakan pada periode yaitu:

(a) Penguatan Pencegahan, Pengawasan dan Penindakan Pelanggaran Pemilu melalui:

1. Peningkatan regulasi, sistem, dan prosedur pengawasan pemilu;

2. Peningkatan sistem informasi, kualitas data dan informasi pengawasan pemilu;

Page 19: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

16

3. Peningkatan kerjasama antar lembaga dan seluruh pemangku kepentingan dalam

suksesi pelaksanaan pemilu;

4. Peningkatan kualitas penindakan dan hasil putusan dalam rangka mewujudkan

keadilan pemilu.

5. Menyediakan layanan keterbukaan informasi publik;

6. Melakukan pengawasan secara efektif dan masif dalam penyelenggaraan Pemilu;

7. Menyediakan sistem pencegahan pemilu yang efektif dan agar tidak terjadi

pelanggaran

Pemilu;

8. Menyediakan sistem penindakan pelanggaran yang berkualitas dan efektif;

9. Menyediakan layanan hukum, kehumasan, pencitraan lembaga, dan pengawasan

internal yang berkualitas;

10. Pengembangan produk hukum, litbang, pengelolaan kehumasan dan pengawasan

internal;

11. Menciptakan putusan sengketa proses Pemilu yang berkualitas;

12. Menyediakan layanan informasi pengawasan pemilu kepada masyarakat umum yang

berkualitas;

13. Membuat sistem pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel;

14. Menyediakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta pusat pendidikan dan

pelatihan pengawas pemilu;

15. Mendorong pengawasan partisipatif berbasis masyarakat sipil.

(b) Peningkatan dukungan manajemen dan sumber daya, serta dukungan struktur kelembagaan

Pengawas Pemilu melalui;

1. Peningkatan dukungan manajemen Bawaslu Provinsi DKI Jakarta;

2. Peningkatan kualitas sumber daya pengawas pemilu di Bawaslu Provinsi DKI Jakarta;

3. Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan kinerja organisasi dan

pegawai Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

4. Penguatan tata kelola organisasi dan kelembagaan serta kualitas sumber daya

manusia pengawas Pemilu;

5. Menyediakan SOP organisasi dan dokumentasi berbasis online;

Page 20: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

17

4. Strategi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

Strategi yang akan dilakukan oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta meliputi strategi internal

dan strategi eksternal pada periode

(a) Strategi internal, yaitu:

1. Meningkatkan kulitas lembaga dan sumber daya pegawai;

2. Mengelola anggaran secara efektif dan efisien;

3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasaran;

4. Meningkatkan penggunaan layanan informasi, kualitas data, dan informasi pengawasan

kepada publik.

5. Meningkatkan SDM Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan, dan

Pengawas TPS.

(b) Strategi eksternal

1. Meningkatkan kualitas hasil pengawasan dan hasil penyelesaian sengketa dalam rangka

mewujudkan keadila pemilu;

2. Meningkatkan kerjasama Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dengan seluruh lembaga terkait

(stakeholder).

5. Kerangka Regulasi

Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dibentuk untuk melaksanakan tugas, fungsi dan

kewenangannya dalam hal pengawasan, pencegahan dan penindakan serta penyelesaian sengketa.

Tugas, fungsi dan kewenangan tersebut diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

tentang Pemilihan Umum.

Dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangan pengawasan penyelenggaraan pemilu,

Bawaslu menghadapi beberapa kendala:

1. Struktur Pengawas Pemilu ditingkat Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan yang

belum bersifat permanen. Padahal penguatan struktur kelembagaan pengawas pemilu

sampai tingkat bawah untuk menjaga amanah UUD 1945 bahwa penyelenggara pemilu

bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

2. Kewenangan penyelesaian sengketa yang tidak berakhir secara utuh di Bawaslu Provinsi

DKI Jakarta.

Page 21: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

18

Bawaslu membutuhkan dukungan regulasi sebagai dasar untuk mempermanenkan

strukturnya yang sudah patut dipermanenkan, mengingat pelaksanaan pemilu secara nasional yang

mencakup hingga kelurahan membutuhkan kemandirian dan persiapan matang yang bersumber

dari dukungan organisasi, manajemen dan sumber daya manusia serta anggaran yang memadai.

6. Kerangka Kelembagaan

Upaya pencapaian Sasaran Strategis Bawaslu Provinsi DKI Jakarta ditentukan oleh

dukungan struktur organisasi. Bawaslu Provinsi DKI Jakarta harus mengembangkan dan

meningkatkan struktur organisasinya terkait pelaksanaan fungsi keterbukaan informasi,

pelayanan data dan informasi pengawasan pemilu, pengawasan partisipatif, serta peningkatan

kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia Bawaslu Provinsi DKI Jakarta. Bawaslu Provinsi

DKI Jakarta juga membutuhkan dukungan dan kerjasama instansi terkait dalam pengembangan

dan peningkatan kulitas kelembagaan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

Page 22: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

19

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

1. Target Kinerja

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran strategis, telah ditetapkan

indikator-indikator sebagai pengukur capaian kinerja yang direncanakan. Indikator dimaksud

baik berupa indikator program maupun indikator kegiatan. Rincian indikator dan target pada

masing- masing program dan kegiatan, sebagaimana disampaikan pada lampiran Renstra ini.

Target kinerja merupakan ukuran satuan yang akan dicapai oleh unit kefla atau organisasi dari

setiap indikator kinerja sasaran yang ada. Adapun target kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

dalam kurun waktu 2017 - 2019 adalah sebagai berikut.

No Sasaran Indikator Kinerja

Target

2017 2018 2019

1 Meningkatnya kualitas

pencegahan indikasi

potensi pelanggaran

Pemilu/Pilkada di

Wilayah DKI Jakarta

Persentase peningkatan jumlah

keterlibatan stakeholder dalam

pengawasan Pilkada

5% 5% 7%

Menurunnya jumlah

pelanggaran Pemilu/Pilkada

10% 10% 8%

2 Meningkatnya kualitas

penindakan

pelanggaran

pemilu/pilkada di

Wilayah DKI Jakarta

Persentase peningkatan jumlah

rekomendasi pelanggaran

Pemilu/Pilkada yang

ditindaklanjuti

5% 5% 3%

Persentase jumlah layanan

laporan dan temuan pelanggaran

yang ditangani sesuai ketentuan

100% 100% 100%

3 Meningkatnya kualitas

penyelesaian sengketa

pemilu/pilkada di

wilayah DKI Jakarta

Persentase tindak lanjut

penyelesaian sengketa

100% 100% 100%

Persentase penyelesaian yang

dilayani dengan baik

92% 92% 94%

Page 23: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

20

2. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan merupakan perencanaan kebutuhan riil anggaran atau detail

penjabaran strategi pendanaan program dan kegiatan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN). Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Bawaslu disusun berdasarkan

pagu sementara yang ditetapkan Kementerian Keuangan dengan mengacu pada Rencana Kerja

(Renja) Bawaslu yang dalam hal ini Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

Kerangka pendanaan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dilakukan untuk mewujudkan visi dan

misi, serta tercapainya tujuan dan sasaran strategis Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dalam bentuk

pelaksanaan program/kegiatan yang telah disusun berdasarkan indikator dan target kinerja setiap

tahun.

Target pendanaan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta ke depan, sebagaimana berikut:

Program/

kegiatan

Sasaran

Program

Alokasi (dalam ribu rupiah)

2017 2018 2019

Teknis

penyelenggaraan

pengawasan

pemilu oleh

Bawaslu Provinsi

dan Lembaga

Pengawas

Pemilu ad-hoc

1. Sekretariat

Bawaslu

Provinsi

DKI Jakarta

2. Kota Jakarta

Selatan

3. Kota Jakarta

Utara

4. Kota Jakarta

Pusat

5. Kota Jakarta

Barat

6. Kota Jakarta

Timur

7. Kabupaten

Kepulauan

Seribu

3.589.942 48.023.831 99.608.764

Page 24: Rencana Strategis Bawaslu... · 2020. 8. 7. · Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan

21

BAB V

PENUTUP

Secara yuridis dan fungsional, Renstra Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Periode 2015-2019

merupakan panduan dan arah bagi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas, fungsi

dan kewajiban secara kelembagaan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta ke depan. Renstra Bawaslu

Provinsi DKI Jakarta bisa menjadi bahan acuan bagi Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan,

Panwaslu Kelurahan dan Pengawas TPS dalam menjalankan fungsi, tugas dan kewajiban masing-

masing. Selain itu, melalui Renstra Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, seluruh struktur dan sumber

daya manusia di lingkungan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, dapat menjalankan tugas, fungsi dan

kewajiban secara transparan, dan akuntabel serta selalu berorientasi kepada penguatan lembaga

dan peningkatan kinerja sumber daya manusia.

Pada akhirnya, keberhasilan pelaksanaan Renstra Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Periode

2015-2019 sangat ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal, antara lain

regulasi, pengorganisasian, sarana dan prasarana, penganggaran, kualitas sumber daya manusia,

infrastruktur kepemiluan dan hubungan baik dengan stakeholder Pemilu.