12
RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 87 BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Berdasarkan analisis ketiga prinsip total efektivitas, dapat diidentifikasi kelemahan-kelemahan dan faktor pendorong dalam peningkatan efektivitas mesin di Divisi Permesinan. Rencana implementasi ini merupakan usulan perbaikan dari sistem nyata. 4.1.1. Identifikasi Kondisi Manajemen Perawatan Divisi Mijas Standar perusahaan untuk utilisasi mesin berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Perusahaan ialah sebesar 60%. Target tersebut merupakan standar untuk setiap divisi di PT. Pindad. Bagian produk komersial yang terdiri dari 4 divisi (Gambar 1.1) selama ini dapat memenuhi standar tersebut. Divisi Mijas yang memproduksi produk permesinan juga dapat memenuhi standar utilitas mesin perusahaan, seperti pada mesin CNC Sincom E 32 K. Kemampuan divisi dalam pemenuhan standar utilitas perusahaan disebabkan beberapa faktor-faktor yang mendukungya. Faktor Pendukung Item-item pendukung Tersedianya Sistem Perawatan Produktif (MP) Penerapan 5R Integrasi sistem Informasi Struktur organisasi by product Divisi diklat yang mandiri Tingginya awarness karyawan terhadap peningkatan kualitas produk Sistem Manajemen Perawatan Mesin Faktor SDM Gambar 4.1 Target Efektivitas Mesin Divisi Mijas PT. Pindad

RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

  • Upload
    lytuyen

  • View
    246

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

87

BAB IV

RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

4.1. Rencana Implementasi

Berdasarkan analisis ketiga prinsip total efektivitas, dapat diidentifikasi

kelemahan-kelemahan dan faktor pendorong dalam peningkatan efektivitas mesin di

Divisi Permesinan. Rencana implementasi ini merupakan usulan perbaikan dari sistem

nyata.

4.1.1. Identifikasi Kondisi Manajemen Perawatan Divisi Mijas

Standar perusahaan untuk utilisasi mesin berdasarkan Rencana Kerja

Anggaran Perusahaan Perusahaan ialah sebesar 60%. Target tersebut merupakan

standar untuk setiap divisi di PT. Pindad. Bagian produk komersial yang terdiri dari 4

divisi (Gambar 1.1) selama ini dapat memenuhi standar tersebut. Divisi Mijas yang

memproduksi produk permesinan juga dapat memenuhi standar utilitas mesin

perusahaan, seperti pada mesin CNC Sincom E 32 K. Kemampuan divisi dalam

pemenuhan standar utilitas perusahaan disebabkan beberapa faktor-faktor yang

mendukungya.

Faktor Pendukung Item-item pendukung

Tersedianya Sistem Perawatan Produktif (MP)

Penerapan 5R

Integrasi sistem Informasi

Struktur organisasi by product

Divisi diklat yang mandiriTingginya awarness karyawan terhadap peningkatan kualitas produk

Sistem Manajemen Perawatan Mesin

Faktor SDM

Gambar 4.1 Target Efektivitas Mesin Divisi Mijas PT. Pindad

Page 2: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

4.1.1.1. Faktor Pendorong Peningkatan Efektivitas Manajemen Perawatan Mesin

Berdasarkan hasil pengamatan di perusahaan dan pengolahan data dapat

diidentifikasi faktor-faktor pendukung untuk mencapai target utilitas mesin selain

yang ada pada Gambar 4.1. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :

1. Budaya antara Departemen Permesinan dan Depertemen Pemeliharaan Mesin

mempunyai budaya yang saling mendukung untk melakukan perbaikan. Operator

produksi mempunyai Adhocracy  Culture yang menuntut inovasi dan inisiatif,

sementara teknisi pemeliharaan mesin mempunyai Clan Culture yang memiliki

karakter kekeluargaan, serta memperlakukan konsumen (bagian produksi)

sebagai rekanan20.

2. Pelaksanaan perawatan preventif minggu-an oleh operator tetap mendapatkan

insentif oleh perusahaan.

3. Peningkatan nilai OEE pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 pada tabel OEE

mesin Sincom E 32K menunjukkan bagian pemeliharaan mesin terus melakukan

perbaikan-perbaikan.

4.1.1.2. Faktor Penghambat Peningkatan Efektivitas Manajemen Perawatan Mesin

Faktor ini dapat menghambat usaha divisi untuk selalu mencapai kondisi yang

optimal dalam utilisasi mesin, sehingga faktor penghambat ini merupakan dasar

usulan peningkatan efektivitas mesin. Hasil pengalaman penerapan perawatan mesin

di PT. Pindad dengan melihat kondisi yang ada di lantai produksi dapat di identifikasi

beberapa faktor yang dapat menghambat peningkatan efektivitas mesin.

1. Faktor Sumber Daya Manusia

• Keahlian operator mesin hanya sebatas cara pengoprasian mesin sementara

pengetahuan mengenai karakteristik secara keseluruhan masih kurang.

• Tenaga-tenaga ahli perawatan masih dirasakan kurang terutama untuk

merawat mesin-mesin yang kompleks seperti mesin CNC. Bagian

pemeliharaan mesin merasa kerepotan bila dalam waktu yang bersamaan ada

beberapa mesin yang rusak.

20 Emma Hermasari, 2007 : 40

88

Page 3: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

• Manajemen menengah bagian produksi (supervisor) masih meragukan

manfaat perawatan mesin dan hanya fokus pada pemenuhan target produksi.

2. Faktor Metoda Kerja

• Jadwal perawatan preventif mesin sering tidak sesuai jadwal dan lebih

mengikuti irama produksi. Operator maupun teknisi pemeliharaan mesin bila

suatu jadwal tertunda maka operator tidak mau melaksanakan pada waktu

yang lain dikarenakan instruksi penugasannya sudah lewat.

• Teknisi perawatan sering melakukan prosedur kerja menurut implementasi

masing-masing.

3. Faktor Mesin

• Mesin-mesin dengan struktur yang kompleks mengakibatkan kesulitan dalam

melaksanakan perawatan yang paling mendasar seperti pembersihan mesin

dan pelumasan.

• Umur mesin di Divisi MIJAS rata-rata berumur 10 tahun, karena sejak tahun

1996 PT. Pindad tidak melakukan investasi pembelian mesin untuk Divisi

Mijas.

• Lead time pengadaan sparepart dari negara pembuatnya masih telalu lama

dibanding pembelian sparepart di dalam negri.

• Tidak terdapat prioritas perawatan secara spesifik sehingga umumnya mesin

dan komponen mendapat perlakukan yang sama dalam hal preventif.

• Terbatasnya alat bantu dan alat ukur untuk pelaksanaan condition based

maintenance terutama di Sub Departemen Pemeliharaan Mesin Departemen

Permesinan.

4. Faktor Informasi dan Administrasi

• Data historis mesin masih banyak berbentuk berkas-berkas yang diarsipkan,

sehingga perhitungan parameter efektivitas mesin akan memakan waktu yang

lama.

• Keengganan level manajemen atas untuk mengakses informasi di komputer

masih terjadi di Departemen Pemeliharaan Mesin.

89

Page 4: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

• Gambaran hasil aktivitas perawatan yang telah dilakukan teknisi maupun

operator tidak tersedia di lantai produksi, sehingga akan mengakibatkan

motivasi kerja menurun.

• Struktur sistem birokrasi yang ada sering menjadi hambatan pelaksanaan kerja

perawatan, seperti pemakaian alat ukur perfomansi mesin dan pemesanan

sparepart yang harus di impor.

5. Faktor Moral atau Motivasi

• Masing-masing bagian hanya mengerjakan tugasnya saja dan kurang merasa

terlibat dalam keseluruhan proses.

4.1.2. Penerapan Peningkatan Efektivitas Manajemen Perawatan Mesin

Perancangan ini merupakan suatu perbaikan dari sistem yang ada dengan

berdasarkan faktor-faktor pendorong dan penghambat sehingga dapat diakamodasi di

Departemen Pemeliharaan Mesin. Perancangan ini dapat dikatakan sebagai strategi

untuk meningkatkan efektivitas manajemen perawatan mesin dengan menekankan

pada beberapa elemen-elemen dari TPM (pilar championsip). Gambar 4.2

mendeskripsikan perbaikan yang dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor

penghambat, dengan keterangan sebagai berikut : Kondisi Manajemen Perawatan Mesin

Faktor Sumber Daya ManusiaSkill operator hanya terbatas pada operasional mesinSkill teknisi mesin tidak merataAwarness supervisor produksi terhadap manajemen perawatan rendah

Faktor Metoda KerjaJadwal PM overlapping dengan jadwal produksiKegiatan perawatan tidak sesuai dengan SOP yang ada

Faktor MesinKegiatan dasar perawatan sulit dilakukan akibat struktur mesin yang kompleksLead time pengadaan komponen tinggiKondisi mesin sudah berumurKuantitas alat ukur di lapangan kurangKetiadaan spesifikasi klasifikasi komponen

Faktor Informasi dan AdministrasiDokumentasi data historis mesin masih manualPemanfaatan sistem manajemen informasi kurangGambaran kondisi mesin di lapangan tidak lengkapSistem kerja yang birokratis

Faktor Moral atau MotivasiSetiap bagian tidak terlibat dalam keseluruhan proses

Skill development

Operator asset care

Early Equipment Building

maintaner asset care

continous improvement OEE

Usulan Peningkatan Efesiensi Mesin

Gambar 4.2 Usulan Peningkatan Efektivitas Mesin

90

Page 5: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

1. Pengembangan Kompetensi

Pengembangan ini lebih ditujukan untuk peningkatan skill dari operator atau

teknisi mesin,dengan cara :

Gambar 4.3 Tipe Pelatihan untuk Operator dan Teknisi Mesin

• Peningkatan pengetahuan tentang manajemen perawatan untuk semua level

manajemen, dengan mambuat program pelatihan yang sesuai. Pelatihan class

meeting yang dipimpin oleh seorang expert, seperti pernah dilakukan pada

pengenalan program TQM. Bagi manajemen atas dapat melakukan kunjungan

perusahaan yang mempunyai sistem perawatan yang lebih baik, seperti PT. DI

atau Garuda Maintenance Facility. Hal yang penting dalam pelatihan ini ialah

dilakukan secara kontinu sehingga menjadi budaya baru bagi perusahaan.

• Peningkatan keahlian dan disiplin kerja bagi operator dan teknisi pemeliharaan

dengan program dan jadwal yang jelas, tidak lagi secara spontanitas seperti

yang biasa berlangsung. Cara pelatihan dapat dilakukan dengan class meeting

ataupun langsung di lantai produksi oleh teknisi yang sudah ahli, sesuai

tanggungjawabnya (gambar 4.3)

• Penyusunan standar kerja perawatan yang baru dengan mendokumentasikan

dalam suatu pedoman prosedur kerja.Perbaikan prosedur kerja dapat diusulkan

oleh operator maupun teknisi pemeliharaan yang terlibat langsung dalam

pemakaian prosedur tersebut.

91

Page 6: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

2. Operator Asset Care

Perbaikan ini bertujuan untuk meningkatkan peranan operator mesin dalam

perawatan mesin dan kerjasama dengan pihak perawatan mesin, seperti :

• Bagian produksi Divisi Mijas telah melakukan program-program yang dapat

mendukung peningkatan efektivitas mesin dan sudah diterapkan di PT. Pindad

seperti 5R dan TQM. Peningkatan program tersebut diarahkan agar operator

bertanggungjawab terhadap mesin dengan melakukan aktivitas dasar seperti

kebersihan, keteraturan tempat kerja sehingga teknisi mesin dapat fokus pada

perawatan dengan tingkat kerusakan yang parah.

• Penambahan aktivitas perawatan terutama cleaning secara menyeluruh untuk

satu mesin pada saat melakukan perawatan preventif periodik. Perawatan

tambahan ini dapat dimasukan dalam jenis kerja lembur, sehingga operator

dan teknisi yang bersedia mengerjakan tidak merasa sebagai beban kerja.

• Pemangkasan jalur birokrasi ditujukan secara khusus untuk aliran dokumen

perawatan. Pemangkasan ini dapat dilakukan dengan memberi wewenang

kepada Departemen Pemeliharaan Mesin untuk bekerjasama dengan

supervisor untuk langsung mendistribusikan ke lantai produksi. Dari

pemangkasan jalur birokrasi ini dapat tercipta komunikasi baik lisan maupun

tulisan, sehingga kerjasama antar bagian lebih erat.

• Pemberian penghargaan terhadap ide-ide mengenai perbaikan sistem

perawatan mesin yang dilakukan operator/teknisi pemeliharaan. Penghargaan

oleh manajemen ini dapat membuat operator/teknisi termotivasi melakukan

perbaikan dan peningkatan rasa memiliki terhadap mesin produksi.

• Manajemen Divisi produksi harus mampu memberikan suasana yang tidak

terlalu birokratis dalam lingkungan kerja untuk menjembatani keinginan

operator untuk bebas berinovasi. Suasana kekeluargaan yang tercipta di

Departmen Pemeliharaan Mesin harus dipertahankan dan dapat meningkatkan

kerjasama dengan bagian produksi.

• Middle management atau supervisor berfungsi sebagai koordinator

peningkatan efektivitas mesin antara bagian produksi dengan bagian

92

Page 7: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

pemeliharaan, sehingga proses perbaikan secara terus menerus dapat

berlangsung.

3. Peningkatan Manajemen Perawatan Preventif/Maintainer Asset Care

Peningkatan ini lebih difokuskan pada teknisi mesin dan sistem perawatan

berdasarkan tindakan preventif, dengan cara :

• Minimasi overlapping antara jadwal perawatan dengan jadwal produksi.

Minimasi ini dilakukan bila perubahan jadwal produksi dapat diketahui

dengan cepat oleh bagian pemeliharaan mesin, sehingga perubahan atau

pengunduran jadwal perwatan dapat diantisipasi dan direncanakan

sebelumnya. Hal ini dapat terwujud apabila sistem informasi yang sudah

terintergrasi dapat dimanfaatkan oleh pihak Depertemen Pemeliharaan Mesin.

• Departemen Pemeliharaan Mesin harus mulai berusaha untuk mencari

produsen lain yang meproduksi komponen mesin dengan jarak tidak jauh,

sehingga waktu lead time pemesanan produk dapat ditekan.

• Penyusunan identifikasi komponen berdasarkan tingkat kekritisannya,

sehingga bagian pemeliharan mesin dapat mengutamakannya dalam

persediaan.

• Pembuatan karakteristik sistem dalam satu jenis mesin berupa keterkaitan

antar fungsi subsistem maupun komponen. Hal ini dimaksudkan agar teknisi

pemeliharaan tidak kesulitan dalam mencari sumber kerusakan.

• Perawatan preventif (PM) periodik 3 bulan-an seringkali tidak dilaksanakan

dan interval PM dengan waktu tersebut juga tidak optimal untuk kelompok

mesin CNC 5 axis (kriteria downtime). Berdasarkan hasil perhitungan dengan

kriteria minimasi downtime diperoleh jadwal interval PM pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Usulan Interval Perawatan Preventif Mesin CNC Sincom E 32 K

Mesin Usulam Interval PM (hari)Ms 1 242 Ms 2 142 Ms 3 54

• Pembentukan sistem predictive maintenance dengan didukung alat bantu yang

telah ada. Kegiatan ini dimaksud untuk memaksimalkan kegiatan condition

93

Page 8: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA

94

Jadwal Perawatan Mesin

Analisis Kerusakan

Perawatan Pencegahan Periodik

Perawatan korektif

Condition Based Maintenance

Laporan Kegiatan Perawatan

Jadwal Produksi

Perawatan HarianPerawatan

Pencegahan Periodik Minggu-an

Laporan Kegiatan Perawatan

Data Kualitas Mesin

Informasi Modifikasi & Improvement

Manajemen Pengadaan Material

Sub Dep P3C & Pengadaan

Sub Dep Mutu

Sub Dep Enginnering

Departemen Pemeliharaan Mesin Departemen Produksi

Sub Dep. Pemeilharaan Mesin

based maintenance yang ada. PT. Pindad khususnya Divisi Mijas yang lebih

sering menerapkan sistem ini dalam kegiatan perawatan preventif mesin,

sehingga agar tidak terjadi kesalahan prediksi kondisi mesin, perlu

peningkatan kemampuan teknisi untuk mendiagnostik kondisi mesin.

• Dokumentasi data-data yang berhubungan dengan perfomansi mesin seperti

MTBF, kualitas, MTTR, setup time, OEE dan lain-lain diletakan pada mesin

dalam bentuk tabel atau grafik.

4. Continous Improvement OEE

OEE sebagai ukuran efektivitas mesin juga sebagai cara untuk menghilangkan

pemborosan seperti waktu setup, reduced speed dan adjustment. Bagian produksi

dan bagian pemeliharaan mesin perlu melakukan standarisasi dari parameter

pemborosan tersebut dengan cara sistematis (7 tools) atau trial & error.

5. Early Equipment Building

Mesin-mesin di Divisi Mijas yang sudah berumur dapat diperpanjang life cycle

equipment-nya.

Usulan-usulan perbaikan di atas dapat digambarkan dalam suatu diagram aktivitas

perawatan untuk perbaikan sistem, seperti yang terlihat pada Gambar 4.5. Gambar ini

merupakan pengembangan dari diagram aktivitas perawatan PT. Pindad (Gambar

4.4).

Gambar 4.4 Sistem Aktivitas Perawatan Mesin Divisi Mijas

 

Page 9: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

95

Gambar 4.5 Usulan Sistem Aktivitas Perawatan Mesin Divisi MIJAS.

Page 10: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

96

Usulan di atas lebih mengutamakan jalannya informasi dari dan ke suatu

departemen. Aliran informasi yang menggunakan jaringan komputer agar dapat

dimaksimalkan aplikasi data di lapangan. Pelaksanaan perawatan dimulai dari jadwal

perawatan yang memperhatikan jadwal produksi serta kemudahan akses informasi

antar departemen untuk kepentingan administrasi dan perhitungan nilai perfomansi

kegiatan perawatan mesin.

Terdapat penambahan posisi bagi pelatihan secara formal dimana divisi

bertanggungjawab dalam persiapan kader-kader teknisi dan operator mesin melalui

program pelatihan. Peningkatan skill tersebut akan membuat operator mesin mampu

melaksanakan kegiatan aktivitas dasar pada perawatan minggu-an, sehingga menjadi

tanggungjawab bagia produksi. Sistem aktivitas baru ini memerlukan kekonsistenan

serta tanggung jawab teknisi akan rasa memiliki, karena tidak tertutup kemugkinan

pelaksanaan PM yang lebih sering dari sebelumnya

4.1.3. Jangka Waktu Implementasi

Rencana penerapan program peningkatan efektivitas manajemen perawatan

mesin di Departemen Permesinan Divisi Mijas berlangsung selama 6 bulan. Kegiatan

ini terdiri dari 3 tahap utama, seperti yang terlihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Rencana Jangka Waktu Peningkatan efektivitas Mesin

Implementasi peningkatan efektivitas manajemen perawatan mesin harus

dilakukan secara bertahap karena menyangkut merubah kebiasaan manusia. Untuk itu

tahapan implementasi dapat dilakukan sebagai berikut :

Page 11: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

1. Komitmen Top Manajemen

Komitmen dari para pimpinan divisi atau departemen yang bersangkutan agar

program dapat berjalan lancar dan meningkatkan motivasi para bawahannya.

Tahap ini terdiri :

• Pelatihan senior manajemen

Pelatihan ini diikuti oleh para pimpinan departemen atau sub departemen yang

ditekankan pada langkah-langkah, tujuan pelaksanaan program agar sesuai

dengan kodisi di lapangan.

• Penelitian Pendahuluan

Penelitian dilakukan dengan cara mereview dan memberi gambaran kondisi

nyata di lapangan serta pemilihan objek implementasi untuk persiapan pilot

project termasuk pemilihan tim fasilitator.

• Pelatihan Trainer/leader

Pelatihan lebih ditujukan kepada supervisor bagian produksi dan pemeliharaan

yang akan menjadi trainer para operator/teknisi.

2. Tahap Uji Coba dan Program Review

Pada tahap ini sudah dilakukan implementasi dari program-program yang sudah

direncanakan pada tahap sebelumnya, dengan cara melakukan pilot project dan

proses review. Proses-proses perbaikan efektivitas mesin sudah dilakukan, sebagai

persiapan tahap selanjutnya dengan menggunakan pillar champion.

3. Tahap Continous Improvement

Review dari pelaksanaan pilot project menjadi dasar perbaikan pelaksanaan

program, sehingga dapat membentuk standarisasi parameter dan kondisi

lingkungan kerja yang menunjang efektivitas mesin. Proses perbaikan ini akan

terus berlanjut dan menjadi budaya kerja.

4.2. Kebutuhan Sumber Daya

Faktor yang utama dalam peningkatan efektivitas manajemen perawatan mesin

adalah sumber daya manusia, yaitu dengan cara pembentukan tim agar pelaksanaanya

lebih terarah. Tim ini seperti pada Gugus Kendali Mutu (GKM), namun sifatnya tidak

sukarela, dimana pembentukannya ditentukan oleh atasan dan setiap kegiatannya akan

diberikan insentif. Adapun rencana struktur tim kecil dapat dilihat pada Gambar 4.7.

97

Page 12: RENCANA IMPLEMENTASI KEBUTUHAN SUMBER DAYAdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-5... · RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA ... Faktor Sumber Daya

RENCANA IMPLEMENTASI & KEBUTUHAN SUMBER DAYA 

Penasihat & PengarahKepala Div. Mijas

Ketua PelaksanaKepala Dep.

Pemeliharaan Mesin

Penyusun & Analisa DataKepala Sub Dep. P3C, Kepala Sub Dep. Mutu,

Kepala Sub Dep. Pemeliharaan Mesin

Koordinator PelaksanaKepala Sub Dep.

Pemeliharaan Mesin

Koordinator PelaksanaKepala Sub Dep.

Produksi

Personil Mainteance Operator

Gambar 4.7 Struktur Tim Fasilitator

Pembentukan tim kecil di atas dilakukan saat perencanaan maupun saat sistem sudah

”established”.

98