14
1. Relevansi dan Implikasi kajian HRD dengan kajian Public Relations: Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut (Cutlip, 2007:6). Fungsi PR menurut Cutlip Center & Canfield, antara lain menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama, membina hubg yang harmonis antara badan dg publiknya, mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi, melayani keinginan publik dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen, menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya. Tugas PR adalah membina hubungan ke dalam (internal public) , yaitu publik yang menjadi bagian dari badan/organisasi itu sendiri. Membangun hubungan baik, motivasi dan sikap positif. (inward looking / orientasi ke dalam), membina hubungan ke luar (external public), yaitu publik umum (masyarakat) yaitu untuk mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga (outward looking / orietasi ke luar. Public Relations merupakan sebuah bentuk komunikasi, yang pemahaman

Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

  • Upload
    eskania

  • View
    337

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

1. Relevansi dan Implikasi kajian HRD dengan kajian Public Relations:

Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi

dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi

tersebut (Cutlip, 2007:6). Fungsi PR menurut Cutlip Center & Canfield,

antara lain menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan

bersama, membina hubg yang harmonis antara badan dg publiknya,

mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan

tanggapan masyarakat terhadap organisasi, melayani keinginan publik dan

memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen, menciptakan

komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan

dari organisasi ke publiknya. Tugas PR adalah membina hubungan ke

dalam (internal public), yaitu publik yang menjadi bagian dari

badan/organisasi itu sendiri. Membangun hubungan baik, motivasi dan

sikap positif. (inward looking / orientasi ke dalam), membina hubungan ke

luar (external public), yaitu publik umum (masyarakat) yaitu untuk

mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif

terhadap lembaga (outward looking / orietasi ke luar. Public Relations

merupakan sebuah bentuk komunikasi, yang pemahaman tentang

Komunikasi PR itu sendiri adalah suatu proses yang mencakup suatu

pertukaran makna, pandangan dan gagasan di antara suatu bisnis atau

organisasi nirlaba dengan publik-publiknya untuk mencapai saling

pengertian. Komunikasi PR harus melibatkan dua orang atau lebih,

merupakan pertukaran informasi yang bersifat dua arah, mengandung

pemahaman. Komunikasi baru dikatakan efektif jika suatu gagasan dapat

berpindah dari benak seseorang ke benak orang lain. Tujuan PR adalah

membangun pengertian baik antara organisasi dengan publiknya, dan hal

ini sangat ditentukan oleh kemampuan seorang praktisi PR dalam menjalin

hubungan baik dengan publiknya dan seluruh steakholder organisasi. HRD

sebagai praktek komunikasi. Komunikasi terbentuk melalui proses

transaksi dalam interaksi antar manusia. Komunikasi memiliki dimensi isi

dan hubungan. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.

Page 2: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional. HRD berkaitan

dengan cara menjalin hubungan dengan Internal relations, external

relations, community relations, media relations, labor relations dsb. HRD

merupakan bentuk komunikasi yang didalamnya juga terdapat Public

Relations sebagai sumber ilmu dalam pelaksanaan tugas HRD . HRD juga

menggunakan teori-teori Public Relations dalam pelaksanaannya, seperti

relational relationship theory, attraction theory, social exchange theory,

equity theory dan politeness theory. Relational relationship theory

berasumsi bahwa hubungan selalu dihubungkan dengan komunikasi dan

tidak dapat dipisahkan darinya, sifat dari hubungan didefinisikan lebih

secara implisit ketimbang eksplisit, hubungan-hubungan berkembang

sepanjang waktu melalui sebuah proses negosiasi diantara mereka yang

terlibat. Attraction theory mengajarkan tentang tiga faktor utama yang

mendasari seseorang mengembangkan hubungan dengan orang lain, yakni

ketertarikan (attractiveness), penampilan fisik dan kepribadian, kedekatan

(proximity), kesamaan (Similarity); budaya, nilai, pandangan, nasib. Social

exchange theory, John Thibaut – Harold Kelly menyatakan tentang

metaphora untung rugi (cost–benefits) dalam meprediksi perilaku

seseorang. Hal ini mengasumsikan bahwa seseorang atau kelompok

memilih beberapa strategi yang didasarkan pada tingkat kerugian dan

keuntungan yang dia dapatkan/dirasakan. Teori ini mengemukakan bahwa

hubungan akan berlanjut bila ia relatif menguntungkan dan diputuskan bila

ia relatif merugikan. Equity Theory ini menyatakan bahwa dalam anda

mengembangkan dan memelihara hubungan yang didasarkan dalam

tingkat keuntungan dan kerugian itu adalah kira-kira sama sebagaimana

yang juga dilakukan oleh lawan komunikasi anda, yaitu anda akan

mendapatkan imbalan yang sama atas apa yang anda upayakan dalam

hubungan dengan orang lain. Politeness theory, menurut Penelope Brown

& Stephen Levinson, meyakini bahwa kesopanan adalah semesta budaya /

bersifat universal karena semua orang mempunyai kebutuhan untuk

dihargai dan dilindungi (face need), kebutuhan kewibawaan. Teori-teori

tersebut pada intinya mengajarkan tentang cara menjalin hubungan yang

Page 3: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

baik dan menjadi dasar-dasar teoritik HRD dalam pelaksanaan tugasnya

sehingga dapat terwujud hubungan yang baik antara perusahaan dengan

publik internal dan perusahaan dengan publik eksternal. Jadi, relevansi

antara PR dengan HRD sangat kuat karena HRD merupakan kajian

praktisi dari Public Relations yang ada dalam sebuah perusahaan atau

organisasi. Public Relations sangat kuat perannya sebagai pedoman ilmu

dalam pelaksanaan tugas HRD. HRD bersumber dari Public Relations.

Implikasi dari keduanya adalah dalam pelaksanaan tugas HRD tidak akan

bisa berjalan dengan baik tanpa menggunakan Public Relations sebagai

sumber kajian ilmu yang berisi tentang segala strategi dalam menjalin

hubungan yang baik dengan orang lain. Public Relations sangat

menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas HRD yang juga akan

berdampak pada keberhasilan perusahaan dalam menjalin hubungannya

dengan publik internal dan publik eksternal.

2. Implikasi pemahaman akan tipe kepribadian dengan kegiatan HRD dan

Public Relations.

Kepribadian menurut beberapa ahli, Max Scheler menyatakan kepribadian

merupakan kesatuan konkrit dari perbuatan-perbuatan. Soegarda

Poerbawakatja mendefinisikan bahwa kepribadian merupakan keseluruhan

dari sikap-sikap subjektif emosional serta mental yang mencirikan watak

seseorang terhadap lingkungannya dan eseluruhan dari reaksi-reaksi itu

yang sifatnya psikologis dan sosial. Menurut G.W. Allportsuatu,

kepribadian merupakan organisasi psichophysis yang dinamis daripada

seseorang yg menyebabkan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya (Personality is the dynamic organization within the

individual of those psychophysical system, that determine his unique

adjusment to his environment). “dynamic organization”, menekankan

kenyataan bhw kepribadian selalu berkembang dan berubah walaupun ada

organisasi atau sistem yang mengikatnya. “pychophysical” , kepribadian

bukanlah semata-mata mental, melainkan juga kerja tubuh dan jiwa

sebagai satu kesatuan. “determine”, kepribadian mengandung tendensi

determinasi yang memainkan peran aktif dalam tingkah laku. “unique”,

Page 4: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

individualitas, tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. “adjusments to his

environmental”, kepribadian yang menandai individu dengan lingkungan

fisik dan psikologis. Kepribadian mempengaruhi penilaian orang lain

(significant others), seseorang yang dijadikan patokan untuk

membandingkannya dengan orang lain (reference), dan media.

Kepribadian bersumber dari genitas (keturunan), yang merupakan warisan

dari orang tau sejak lahir dan proses belajar, dibentuk dengan sengaja

melalui proses. Menurut Johari Window, terdapat 4 area kepribadian

sesorang yakni open area (kita dan orang lain mengetahui), blind area

(kita tidak tahu, tapi orang lain mengetahuinya), hidden area (kita tahu,

tapi orang lain tidak mengetahuinya), dan unknown area (kita tidak tahu

dan orang lain pun juga tidak menegtahuinya). Tipe kepribadian

berdasarkan sikap jiwa terbagi menjadi tipe ekstrovert dan tipe introvert.

Perama, ekstrovert memiliki ciri-ciri, antara lain orientasi sikap yang

banyak dipengaruhi oleh dunia objektif / luar. Orientasinya terutama

tertuju keluar, pikiran-perasaan serta tindakan-tindakannya terutama

ditentukan oleh lingkuangannya, baik lingkungan sosial mupun non sosial,

bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul dan

berhubungan dengan orang lain. Bahayanya tipe ini, apabila ikatan dunia

luar terlampau kuat, sehingga ia tenggelam di dalam dunia objektif,

kehilangan dirinya / asing terhadap dunia subjektifnya sendiri. Kedua, tipe

introvert merupakan kepribadian yang dipengaruhi oleh dunia suibjektif

(dalam diri). Orientasi utama tertuju ke dalam pikiran, perasaan serta

tindakannya ditentukan oleh faktor-faktor subjektif, penyesuaian diri

dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar

berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain.

Selain itu, terdapat juga model-model kepribadian antara lain sanguinis

populer, melankolis sempurna, koleris kuat, dan phlegmatis sempurna.

Tipe-tipe kepribadian tersebut sangat mempengaruhi seseorang dalam

bekerja. Berkaitan dengan kegiatan HRD dan Public Relations, karena

kegiatan keduanya sangat berkaitan dengan komunikasi dalam menjalin

Page 5: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

hubungan baik dengan orang lain, tipe kepribadian seorang PR atau

seseorang yang bekerja di bagian HRD sangat diperlukan sosok yang

memiliki kepribadian ekstrovert (terbuka) dan keempat model kepribadian

dengan menutupi kekurangan dari setiap model kepribadian. Tipe

kepribadian ekstrovert akan menampilkan seseorang tersebut lebih terbuka

pada orang lain dan sifat-sifatnya yang telah disebutkan diatas akan lebih

bisa cepat menjalin hubungan dengan orang lain, karena tipe introvert

tidak akan bisa membuka dirinya untuk orang lain, mereka adalah sosok

yang tertutup pada dunia luar sehingga sulit untuk menjalin hubungan

dengan orang lain. Setiap orang memiliki keempat model kepribadian,

namun dari keempatnya setiap orang memiliki satu kepribadian yang

menonjol. Keempat model kepribadian juga akan diperlukan oleh

seseorang dalam kegiatan HRD dan PR dengan menonjolkan kepribadian

dominan yang dimilikinya dalam hal kemampuan berkomunikasi yang

baik dan menyeimbangkan sifat-sifat dari setiap model kepribadiannya

antara kepribadian yang dominan dengan yang tidak dominan sehingga

kegiatan HRD dan PR dapat terlaksana dengan baik. Jadi, kepribadian

seseorang akan menentukan keberhasilan kegiatan HRD dan PR.

3. Contoh Kasus aplikasi HRD dalam aktifitas Public Relations.

Akhir-akhir ini muncul berita dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

mengeluarkan uji laboratoriumnya terhadap air mineral dari beberapa

produsen di Indonesia. Hasil pengujian terhadap 21 merek air minum

dalam kemasan (AMDK) gelas yang beredar di pasaran, 11 merek di

antaranya terbukti bermasalah. Dari 11 produk tersebut, sembilan produk

mengandung koloni bakteri mendekati ambang batas yang telah

ditentukan, yaitu 100.000 mikro bakteri per mililiter. Sementara dua

produk lainnya memiliki bakteri di atas ambang batas. Dua produk AMDK

gelas yang melebihi ambang batas adalah merek Sega, yang diproduksi PT

Indotirta Jaya Abadi, dan AMDK bermerek Ron 88, yang diproduksi PT

Panfila Indosari. Sementara sembilan produk air minum kemasan yang

dinyatakan mendekati ambang batas adalah:1. Prestige (PT Tanahmas

Page 6: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

Tirta Lestari, Jabar) 2. Top Qua (PT Sumber Warih Sejahtera, Depok) 3.

Airmax (PT Jitu, Tangerang) 4. Caspian (PT Cisalada Jaya Tirtamarta

Indonesia, Sukabumi) 5. Club (PT Tirta Tama Bahagia, Bogor) 6. Pasti

Air (PT Tang Mas Indonesia untuk PT Sumber Alfaria Tridjaya) 7. Vit

(PT Sumber Sukses Sentosa, Bogor untuk PT Tirta Investasi, Jakarta) 8.

Prim-A (PT Sinar Sosro Indonesia) 9. De As (PT Ravindo Rezeki, Bogor).

Salah satu perusahaan dari kesembilan perusahaan, yang langsung

mengkonfirmasi adanya hasil uji tersebut adalah PT Sinar Sosro Indonesia

dengan produk air mineral nya , yaitu Prim-A. GM MA & PR Sinar Sosro

Alex Rumondor menegaskan dalam konferensi persnya bahwa YLKI tidak

pernah menyatakan Prim-A Cup 240 ml tidak sesuai SNI (Standar

Nasional Indonesia), Prim-A kemasan 240 ml memenuhi standar SNI, dan

Prim-A kemasan 240 ml aman untuk dikonsumsi. SNI AMDK merupakan

standar wajib yang menjamin produk AMDK yang beredar di Indonesia

sesuai dengan persyaratan keamanan produk. Sertifikat SNI diberikan

kepada produsen AMDK yang mampu menghasilkan AMDK sesuai

persyaratan, dan produknya layak dikonsumsi. Alex mengatakan bahwa

Prim-A telah memperoleh Sertifikat SNI-AMDK. Alex menjelaskan

Prim-A kemasan cup 240 ml memang termasuk dalam salah satu produk

yang diuji oleh YLKI berdasarkan standar SNI-AMDK dan hasilnya

adalah sesuai standar SNI. Alex dan perusahaannnya sudah melakukan

komunikasi dengan YLKI, dan mereka sudah melakukan uji laboratorium

lanjutan, yang memperoleh hasil bahwa Prim-A kemasan cup 240 ml juga

sesuai standar SNI. Pada akhir konferensi persnya, Alex juga menegaskan

bahwa Sinar Sosro selalu melakukan uji berkala pada produk Prim-A.

Analisis:

Dalam kasus ini, PT Sinar Sosro Indonesia mengalami krisis citra dan

kepercayaan konsumen terhadap produk Prim-A. Krisis yang dialami

dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti konsumen beralih

mengonsumsi produk lain, citra yang buruk baik di lingkungan masyarakat

luas maupun stakeholder serta di lingkungan bisnis. Kasus ini bukan hanya

berdampak pada hubungan perusahaan dengan konsumen selaku publik

Page 7: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations

eksternal, akan tetapi juga hubungan perusahaan dengan stakeholder

selaku publik internal perusahaan. Hubungan diantara keduanya akan

terganggu dengan adanya kasus tersebut. Tugas PR dalam kajian HRD

kaitannya dalam kasus ini, yakni menjalin hubungan dengan baik antara

perusahaan dengan konsumen dalam hal pelayanan produk air mineral

yang berkualitas dan hubungan baik antara perusahaan dengan stakeholder

dalam hal pendapatan. Selain itu, PR dan HRD juga bertugas dalam

mengembalikan citra baik perusahaan. Namun, krisis ini ini bersifat

berhulu ledak pendek, yakni krisis selesei dalam waktu yang tidak lama

karena PR perusahaan tegas dan cepat dalam mengambil sikap, yakni

langsung melakukan klarifikasi melalui konferensi pers-nya terhadap hasil

uji yang dikeluarkan oleh YLKI sehingga tidak memperpanjang krisis dan

pengembalian kepercayaan konsumen terhadap produk Prim-A dapat

dilakukan dengan mudah dan cepat serta penurunan pendapatan tidak

terlalu jauh. PR PT Sinar Sosro Indonesia melakukan strategi penanganan

krisis yang tepat, ditambah penegasannya bahwa produk Prim-A layak

dikonsumsi dengan memberikan bukti-bukti yang nyata dengan adanya

hasil uji lanjutan antara YLKI dengan PT Sinar Sosro Indonesia terhadap

produk Prim-A, SNI AMDK yang diberikan kepada perusahaan dan

penegasan bahwa PT Sinar Sosro Indonesia selalu melakukan pengujian

berkala pada produksi air mineral Prim-A. Komunikasi yang dilakukan PR

PT Sinar Sosro Indonesia sangat baik dalam upayanya menjaga hubungan

yang baik antara perusahaan dengan konsumen dan hubungan baik antara

perusahaan dengan stakeholder, yang juga berdampak pada pengembalian

citra baik perusahaan.

Sumber:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/10/29/1938315/Sosro:.Air.M

inum.Kemasan.Prim.A.Aman

Page 8: Relevansi Dan Implikasi Kajian HRD Dengan Kajian Public Relations