Upload
duongdiep
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RELASI ALKHAIRAAT-NU DI MANADO TAHUN 1960-1998
(Studi Historis-Sosiologis)
Oleh:
Lisa Aisyiah Rasyid, S.HI
NIM: 14.205.10072
T E S I S
Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam
Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi
Sejarah Kebudayaan Islam
YOGYAKARTA
2016
vii
MOTTO
ك ك كأن رت ل لآخ دا ، و امع يش أأب ع ك ت ياك كأن ل دلن امع
وت غدا مت
“Bekerjalah untuk duniamu, seakan kamu hidup selamanya, dan
bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu mati besok.”
viii
PERSEMBAHAN
Tesis ini penulis persembahkan kepada:
Almamaterku Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Program Studi Agama dan Filsafat (AF)
Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
ix
ABSTRACT
This thesis examines the relationship Alkhairaat-NU in Manado with all
its social dynamics. Alkhairaat are Islamic organizations working in the field of
education and propaganda that has many members and rooted in Manado.
Alkhairaat need containers to channel the aspirations and political ability of the
cadres, especially in building a broader network. While NU is an Islamic
organization, that has bargaining power in the history of political development in
Indonesia. NU requires a strong following and rooted in the community such as
Alkhairaat to maintain its position. The convergence of two interests of the
organization NU and Alkhairaat in Manado, into exchange value potential for the
development of the quality of the Muslims in Manado, especially in the field of
education, political, social and religious. Therefore, it should be explored further
the relation that exists between Alkhairaat and NU in Manado. What factors are
the background for the occurrence of the relation. How do the dynamics and
patterns formed in the relation.
The review was limited to the years 1960-1998 due to: First, in 1960
began intertwined social relations between Alkhairaat and NU; Second, in 1998
NU declare PKB as a party formed by and for members of NU, but is open to
anyone, including non-Muslim communities, giving rise to a conflict between elite
and elite Alkhairaat NU in Manado.
This study uses the history of the socio-political approach. Starting with
the activities of gathering resources that are divided into two forms. First,
primary sources, including archives of important related Alkhairaat and NU;
Alkhairaat documentation and NU in Manado; interviews with a number of
management areas and NU Alkhairaat organizations, and others. Second,
secondary sources, including sources of support in research, both libraries,
online, journals, and others. Furthermore, the verification of the source to get
accurate data for later interpreted and presented in writing history
(historiography).
Based on this research, it is known that the relationships that occur
between Alkhairaat and NU in Manado in 1960-1998 is not a structural cultural
relations, which is motivated by a similar mission, shades of ideologies and sects
were held, as well as the tradition was developed. In the dynamics, relationships
NU Alkhairaat-growing form associative pattern of social relations in the form of
cooperation in the fields of education, political, social and religious. This is an
attempt Alkhairaat and NU to build the social fabric of Muslims in Manado
religious and national paradigm, in accordance with the principles prinip Aswaja,
namely tawassuth (moderate), tasammuh (tolerant), ta'addul (fair), and tawazzun
(balanced).
x
ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang relasi Alkhairaat-NU di Manado dengan segala
dinamika sosialnya. Alkhairaat adalah ormas Islam yang bergerak di bidang
pendidikan dan dakwah yang memiliki banyak anggota dan mengakar di Manado.
Alkhairaat membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasi dan kemampuan
politik para kader, terutama dalam membangun jaringan yang lebih luas.
Sementara NU merupakan ormas Islam yang memiliki posisi tawar dalam sejarah
perkembangan politik di Indonesia. NU membutuhkan pengikut yang banyak dan
mengakar di masyarakat seperti Alkhairaat untuk mempertahankan posisinya.
Bertemunya dua kepentingan organisasi Alkhairaat dan NU di Manado, menjadi
nilai tukar yang potensial terhadap pengembangan kualitas umat Islam di Manado,
terutama di bidang pendidikan, politik, dan sosial keagamaan. Oleh karena itu,
patut ditelusuri lebih jauh mengenai relasi yang terjalin antara Alkhairaat dan NU
di Manado. Faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya relasi tersebut.
Bagaimana dinamika serta pola yang terbentuk dalam relasi tersebut.
Kajian ini dibatasi pada tahun 1960-1998 karena: Pertama, pada tahun
1960 mulai terjalin relasi sosial antara Alkhairaat dan NU; Kedua, pada tahun
1998 NU mendeklarasikan PKB sebagai partai yang dibentuk oleh dan untuk
warga NU, namun terbuka bagi siapapun termasuk masyarakat non-Muslim,
sehingga menimbulkan konflik di antara elite Alkhairaat dan elite NU di Manado.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosio-
politik. Dimulai dengan tahapan pengumpulan sumber yang terbagi dalam dua
bentuk. Pertama, sumber primer, mencakup arsip-arsip penting terkait Alkhairaat
dan NU; dokumentasi Alkhairaat dan NU di Manado; hasil wawancara dengan
sejumlah pengurus wilayah organisasi Alkhairaat dan NU, dan lain-lain. Kedua,
sumber sekunder, meliputi sumber-sumber pendukung dalam penelitian, baik
pustaka, online, jurnal, dan lain-lain. Selanjutnya, dilakukan verifikasi terhadap
sumber untuk mendapatkan data yang akurat untuk kemudian diinterpretasi dan
disajikan dalam bentuk tulisan sejarah (historiografi).
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa relasi yang terjadi antara
Alkhairaat dan NU di Manado pada tahun 1960-1998 adalah relasi kultural bukan
struktural, yang dilatar belakangi oleh kesamaan misi, corak ideologi dan mazhab
yang dianut, serta tradisi yang dikembangkan. Dalam dinamikanya, relasi
Alkhairaat-NU berkembang membentuk pola relasi sosial yang asosiatif dalam
bentuk kerja sama di bidang pendidikan, politik, dan sosial keagamaan. Hal ini
merupakan upaya Alkhairaat dan NU untuk membangun tatanan sosial umat Islam
di Manado yang religius dan berwawasan kebangsaan, sesuai dengan prinsip-
prinip Aswaja, yaitu tawassuth (moderat), tasammuh (toleran), ta‟addul (adil),
dan tawazzun (seimbang).
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Huruf Latin
ا tidak dilambangkan
b ب
t ت
ts ث
j ج
h ح
kh خ
d د
dz ذ
r ر
z ز
s س
sy ش
sh ص
dh ض
th ط
zh ظ
„ ع
g غ
f ف
q ق
k ك
l ل
xii
m م
n ن
w و
h ي
„ ء
y ؠ
B. Konsonan Rangkap karena tasydid ditulis rangkap
Muallimin معللميه
C. Ta‟ Marbutah.
1. Bila dimatikan ditulis h, bila didahului atau diikuti dengan kandang “al”
serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h, dan bila ta‟ marbutah hidup
atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dhammah ditulis t.
ختةKhittah
حرلةHarlah
جمعيةJam‟iyyah
األربعةal-Arba‟ah
العربية الربتة al-Rabitah al-„Arabiyah
ورثث األوبياءWaratsatul Anbiyᾱ‟
D. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Abnᾱul Khairaat ابىاءالخيرات
Ahlussunnah wal Jama'ah أحل السىة و الجمعة
xiii
E. Vokal Pendek
Kasrah i
Fathah a
Dhammah u و
F. Vokal Panjang
fathah + alif
جاهلية
a
jahiliyyah
fathah + ya‟ mati
يسعى
a
yas‟a
kasrah + ya‟ mati
وهضيه
i
nahdliyyin
dhammah + wawu mati
فروض
u
furud
Pengecualian:
1. Semua kata yang berakhiraan ta‟ marbutah pada kata-kata bahasa Arab
yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, harus ditulis sesuai ejaan
bahasa Indonesia, sehingga bisa jadi tetap berakhiran h dan bisa juga
berakhiran t. seperti: madrasah, ibtidaiyah, aliyah, zakat, sholat, dan
sebagainya.
2. Semua nama orang Indonesia yang sudah biasa ditulis dengan ejaan yang
umum dipakai seperti Abdurrahman Wahid, Saifuddin Zuhri, tetap ditulis
seperti adanya bukan Abd. al-Rahmᾱn Wᾱhid dan Saif al-Din Zuhr.
xiv
3. Semua nama instansi/organisasi/lembaga, tetap ditulis dalam ejaan aslinya
seperti Alkhairaat dan Nahdlatul Ulama, tidak ditulis Alkhairᾱt atau
Nahdlatul „Ulamᾱ‟.
xv
KATA PENGANTAR
حي ن الر ح بسم هللا الر
ى بنعمته تمت احلات والقائل ىف حممك تزنيهل وللكذ وهجة هو مولهيا امحلد هلل الذ الصذ
ادات وعىل اهل القادات وحصابته الم عىل س يذد السذ الة والسذ فاستبقوا اخلريات والصذ
اهرات الاجنم الزذ
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulisan tesis ini
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam dihaturkan keharibaan nabi Muhammad
Saw. beserta sahabat dan keluarganya. Semoga syafa‟atnya sampai kepada kita
semua.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak Tesis ini tidak
mungkin dapat diselesaikan. Untuk itu syukur teriring doa senantiasa penulis
panjatkan sebagai tanda terima kasih atas bantuan, dukungan, kerja sama dan niat
baik dari sesama hamba Allah, dan hanya Allah jualah yang dapat memberikan
pahala yang selayaknya kepada mereka yang terhormat:
1. Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D., selaku Direktur Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Ro‟fah, BSW., M.A., Ph.D., selaku Koordinator Program Magister
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Dr. Hj. Siti Maryam, M.Ag., selaku pembimbing dan penguji.
xvi
5. Dr. Nurul Hak, M.Si., selaku penguji.
6. Seluruh dosen dan staf / pegawai akademik pada Program Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7. Seluruh staf / pegawai perpustakaan Program Pascasarjana dan perpustakaan
pusat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
8. Segenap Pengurus Wilayah Alkhairaat Sulawesi Utara, Pengurus Wilayah NU
Sulawesi Utara, dan sejumlah pegawai Kantor Kementrian Agama Wilayah
Sulawesi Utara, serta sejumlah warga masyarakat Kota Manado selaku
informan dalam tesis ini.
9. Terkhusus kedua orang tua penulis, yakni Abdul Rasyid, S.HI (Ayah) dan
Jahra Otong, S.PdI (Ibu). Atas ridho dan pengorbanan dari keduanya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa.
10. Adik-adik yang penulis sayangi dan banggakan, Aristiyah Adewiyah, S.ThI
dan Nurul Khusnul Mutmainah, serta rekan-rekan sahabat yang tidak dapat
disebut satu persatu.
Akhirnya penulis hanya dapat menyampaikan, semoga bimbingan,
dorongan maupun bantuan yang telah mereka berikan tidak sia-sia dan akan selalu
berguna untuk kelanjutannya. Aamiin ya Rabbal „Alamiin…
Yogyakarta, 09 September 2016
Penulis
Lisa Aisyiah Rasyid, S.HI
NIM. 14.205.10072
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................................ ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ...................................................................... v
NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xx
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xxi
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 8
D. Kajian Pustaka ........................................................................ 9
E. Kerangka Teoritik ................................................................... 12
F. Metode Penelitian ................................................................... 15
G. Sistematika Pembahasan ......................................................... 19
BAB II : SEJARAH PERKEMBANGAN ALKHAIRAAT DI MANADO 21
A. Gambaran Umum Kota Manado ............................................. 21
1. Sejarah perkembangan dan letak geografis kota Manado ..
............................................................................................ 22
2. Potret sosial budaya masyarakat Islam Manado pada
pertengahan abad XX ........................................................ 24
3. Lahirnya gerakan sosial organisasi Islam di Manado ....... 26
B. Sejarah Terbentuknya Organisasi Alkhairaat ......................... 31
1. Sejarah berdirinya Alkhairaat ........................................... 31
2. Lambang Alkhairaat .......................................................... 36
3. Perkembangan Alkhairaat dan perluasan jaringannya ...... 38
xviii
C. Profil Alkhairaat Manado ....................................................... 39
1. Perkembangan Alkhairaat di Manado ............................... 39
2. Visi dan misi organisasi Alkhairaat .................................. 46
3. Struktur dan kelembagaan Alkhairaat Manado ................. 47
D. Alkhairaat dan Perubahan Sosial-Budaya Masyarakat
Muslim di Manado
1. Aktivitas organisasi ........................................................... 50
2. Peran Alkhairaat dalam perubahan sosial-budaya
masyarakat Muslim Manado ............................................. 53
3. Persepsi dan penerimaan masyarakat Muslim terhadap
keberadaan Alkhairaat ....................................................... 57
BAB III : SEJARAH PERKEMBANGAN NU DI MANADO .................... 61
A. Sekilas tentang Sejarah NU di Indonesia ................................ 61
1. Sejarah berdirinya NU ...................................................... 61
2. Perkembangan NU: dari ormas Islam ke partai politik ..... 64
3. NU kembali ke khittah 1926 ............................................. 71
B. Perkembangan NU di Manado ................................................ 74
1. Sejarah berdirinya NU di Manado .................................... 74
2. Karakteristik NU di Manado ............................................. 77
3. Visi, misi dan struktur kelembagaan organisasi NU di
Manado .............................................................................. 80
4. Roda Kepemimpinan NU di Manado masa Orde Lama-
Orde Baru .......................................................................... 83
C. NU dan Dinamika Sosial Politik Indonesia Pasca
Kemerdekaan di Manado ........................................................ 86
1. Fase Orde Lama (1955-1966) ........................................... 86
2. Fase Orde Baru (1966-1998) ............................................. 89
BAB IV : RELASI ALKHAIRAAT DAN NU DI MANADO (1960-1998)
........................................................................................................ 95
A. Terbentuknya Relasi Alkhairaat-NU di Manado .................... 95
1. Aspek Sejarah ................................................................... 96
2. Aspek hubungan guru-murid ............................................ 98
3. Aspek ajaran ...................................................................... 101
B. Dinamika Perubahan Relasi Alkhairaat - NU ........................ 104
1. Inklusif-asosiasional (1960-1984) .................................... 104
2. Komunal (1984-1998) ....................................................... 105
C. Pola Relasi Alkhairaat-NU (1960-1998) ................................. 107
1. Relasi pendidikan .............................................................. 107
2. Relasi politik ..................................................................... 110
3. Relasi sosial-keagamaan ................................................... 119
4. Faktor pendukung dan penghambat relasi Alkhairaat-NU
di Manado ......................................................................... 123
xix
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 127
A. Kesimpulan ............................................................................. 127
B. Saran-saran .............................................................................. 129
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 131
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perubahan Sistem Belajar Perguruan Islam Alkhairaat Palu Tahun
1956.
Tabel 2 Perkembangan Jumlah Madrasah / Sekolah dan Pesantren Alkhairaat
Tahun 1996.
Tabel 3 Jumlah Madrasah / Sekolah dan Pesantren Alkhairaat di Manado
Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
Tabel 4 Hasil Pemilu 4 Partai Besar Tahun 1955.
Tabel 5 Hasil Pemilu Tahun 1971.
xxi
DAFTAR SINGKATAN
ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
AD : Angakatan Darat
AD/ART : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
ALM : Almarhum
ASWAJA : Ahlussunnah wal Jama'ah
BANSER : Barisan Anshar Serbaguna
BTI : Barisan Tani Indonesia
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
GP ANSHOR : Gerakan Pemuda Anshor
GOLKAR : Golongan Karya
G30S : Gerakan 30 September
HIS : Hollandsch Inlandshe School
IK : Indische Kerk
IPPNU : Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
IPNU : Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
KOMDA : Komisaris Daerah
KOMWIL : Komisaris Wilayah
KOSTRAD : Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
KPU : Komisi Pemilihan Umum
KTI : Kawasan Timur Indonesia
xxii
LDNU : Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
MA : Madrasah Aliyah
MASYUMI : Majelis Syura Muslimin Indonesia
MI : Madrasah Ibtidaiyah
MIAI : Majlisul Islam A‟la Indonesia
MTS : Madrasah Tsanawiyah
MWC : Majlis Wakil Cabang
NASAKOM : Nasional, Agama, dan komunis
NU : Nahdlatul Ulama
NZG : Nederlands Zending Genootschap
ODHA : Orang Dengan HAIV Aids
ORMAS : Organisasi Masyarakat
PARMUSI : Partai Muslimin Indonesia
PARPOL : Partai Politik
PBNU : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
PCNU : Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
PEMILU : Pemilihan Umum
PKB : Partai Kebangkitan Bangsa
PKI : Partai Komunis Indonesia
PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
PNI : Partai Nasionalis Indonesia
PNU : Partai Nahdlatul Ulama
PSII : Partai Sarikat Islam Indonesia
xxiii
PSK : Pekerja Seks Komersial
PPP : Partai Persatuan Pembangunan
RI : Republik Indonesia
SD : Sekolah Dasar
SI : Sarikat Islam
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SOKSI : Sarikat Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia
SULUT : Sulawesi Utara
SULTENG : Sulawesi Tengah
SUPERSEMAR : Surat Perintah Sebelas Maret
UUD : Undang-Undang Dasar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal abad ke-20, muncul berbagai gerakan pembaruan pemikiran Islam di
Indonesia untuk melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan dan penjajahan.
Gerakan ini pada awalnya dimotori oleh kelompok Muslim modernis, seperti
Sarikat Islam (SI)1 dan Muhammadiyah
2 yang secara doktrinal tampak dekat
dengan paham wahabi.3 Tak lama kemudian, munculah NU sebagai gerakan
perlawan terhadap puritanisme Islam oleh kelompok modernis tersebut.
Selama ini, historiografi mengenai gerakan sosial keagamaan organisasi
Islam di Indonesia, cenderung didominasi oleh organisasi yang berpusat di Jawa,
demikian pula dengan perkembangannya. Hal ini tidak dapat dipungkiri
mengingat dua daerah tersebut lebih dulu mengalami gerakan pembaharuan Islam
di Indonesia. Sementara gerakan sosial keagamaan yang berkembang di luar jawa
seperti Sulawesi khususnya Manado, belum pernah terungkap – untuk tidak
1Sarekat Islam (SI) didirikan tahun 1911, sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam
(SDI / 1905), merupakan organisasi yang mewadahi kelompok modernis moderat yang aktif dalam
gerakan politik. Lihat Martin Van Bruinessan, NU`: Tradisi Relasi-relasi Kuasa, Pencarian
Wacana Baru, terj. Farid Wajidi (Yogyakarta: LKiS, 1994), hlm. 17.
2Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan di Yogyakarta oleh kelompok reformis
yang aktif dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan. Lihat M.C. Ricklefs, Mengislamkan Jawa:
Sejarah Islamisasi di Jawa dan Penentangnya dari 1930 sampai Sekarang, terj. FX. Dono Sunardi
& Satrio Wahono (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2013), hlm. 54.
3Paham Wahabi mengajarkan puritanisme di satu sisi, yaitu seruan untuk memurnikan
ajaran Islam yang dianggap telah banyak menyimpang dari ajaran Islam yang lurus dan murni
melalui slogan “kembali kepada Alqur'an dan Sunnah”, serta mengajarkan ekstremisme di sisi lain,
dengan mengatasnamakan agama. Mengenai karakteristik ajaran Wahabi ini, lihat Muhammad
Iqbal Suma, Dinamika Wacana Islam (Jakarta: Eurabia, 2014), hlm. 89; M. Ali Haidar, “Nahdlatul
Ulama dan Islam di Indonesia”, Disertasi (Yogyakarta: Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga, 1993),
hlm. 62.
2
dikatakan sama sekali – padahal organisasi-organisasi tersebut senantiasa
memperlihatkan dinamika yang menarik serta keunikannya tersendiri jika dikaji
secara lebih lanjut, seperti Alkhairaat dan NU.
Sejarah terbentuknya organisasi Alkhairaat diawali dengan berdirinya
“Perguruan Islam Alkhairaat” pada tahun 1930 di Kota Palu, Sulawesi Tengah
(Sulteng). Madrasah ini kemudian berkembang menjadi sebuah pesantren modern
dan dalam waktu yang relatif singkat telah tersebar hingga ke luar wilayah
Sulawesi Tengah. Alkhairaat didirikan oleh Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri,
seorang ulama asal Hadramaut (Yaman Selatan) yang dikenal dengan sebutan
Guru Tua.4
Pesatnya perkembangan lembaga pendidikan Islam Alkhairaat membuat
Guru Tua berinisiatif untuk menjadikan Alkhairaat sebagai sebuah organisasi
sosial keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah.5 Maka pada
tanggal 27 Mei 1956, dibentuklah organisasi Alkhairaat. Organisasi ini berafiliasi
pada mazhab Ahlussunnah wal Jama'ah6 (Aswaja). Pada tahun 1969 menjelang
akhir hayat Guru Tua,7 Alkhairaat telah memiliki 420 cabang pendidikan yang
4Sofjan B. Kambay, Perguruan Islam Alkhairaat dari Masa ke Masa (Palu: CV. Hijrah,
1992), hlm. 1.
5H.M. Noor Sulaiman P.L., “Peranan Alkhairaat dalam Perubahan Sosial Budaya
Masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah” Disertasi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2000), hlm.
10. 6Secara sederhana dalam perspektif teks, Ahlussunnah wal Jama'ah diterjemahkan
sebagai: “sekelompok golongan yang mengikuti, meyakini, dan mengamalkan sikap, perbuatan,
dan perkataan yang dijalankan oleh Rasulullah Saw., sahabatnya, dan para pengikut sahabatnya di
mana pun berada, kapan pun dan siapa pun, termasuk 4 ulama mazhab”. Lihat Nur Sayyid Santoso
Kristeva, Sejarah Teologi Islam dan Akar Pemikiran Ahlussunah wal Jama‟ah (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 172.
7Guru Tua adalah gelar yang disematkan pada Sayyid Idrus bin Salim Aljufri sebagai
guru yang pertama dan tertua yang ada dan sukses di lembah Kaili Palu dalam membina dan
mengembangkan pendidikan Islam yang diberi nama Pendidikan Islam Alkhairaat. Norma Dg
3
tersebar di hampir seluruh wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI), meliputi
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan
Papua.8
Perkembangan lembaga pendidikan Islam Alkhairaat hingga ke wilayah
Manado, telah banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat Muslim di
wilayah ini. Sejak tahun 19479, pendidikan dan dakwah Alkhairaat di Manado
telah turut mewarnai semaraknya penggunaan ruang oleh masyarakat Muslim
pasca kolonial. Sebelumnya telah hadir pula gerakan sosial organisasi Islam di
Manado, seperti SI (1920) dan Muhammadiyah (1934). Baik Alkhairaat, SI dan
Muhammadiyah, ketiganya berupaya untuk mengimbangi arus missionaris Kristen
terutama oleh lembaga pendidikan zending yang sudah berlangsung sejak masa
Kolonial Belanda.10
Terbukti SI mendirikan sekolah yayasan Cokroaminoto tahun
1926, Muhammadiyah mendirikan sekolah Muhammadiyah tahun 1937, dan
Alkhairaat mendirikan Madrasah Alkhairaat tahun 1947 di Kampung Islam.
Alkhairaat dalam perkembangannya, menjadi organisasi yang memiliki
ikatan emosional kuat dengan masyarakat Islam di Manado. Mereka mempunyai
Siame, “Perjuangan Sayid Idrus bin Salim Al-Jufri di Bidang Pendidikan Islam Sulawesi Tengah”,
dalam www.artikelalkhairaat.pdf.ac.id/html, diakses tanggal 08 April 2016.
8Catatan sejarah perkembangan Alkhairaat dapat dilihat di Situs Resmi Pendidikan
Yayasan Alkhairaat Pusat, “Sejarah Alkhairaat”, dalam http://alkhairaat.sch.id/, diakses tanggal 22
Februari 2016. Lihat juga H. Ahmad Bachmid, Sang Bintang dari Timur: Sayyid Idrus Al-Jufri,
Sosok Ulama dan Sastrawan (Jakarta: Studia Press, 2007), hlm. 53. Gani Jumat, Nasionalisme
Ulama: Pemikiran Politik Kebangsaan Sayyid Idrus bin Salim Aljufry, 1891-1969 (Jakarta:
Kementrian Agama RI, 2012), hlm. 217-219.
9Lihat Gani Jumat, Nasionalisme Ulama …, hlm. 117.
10Ada dua lembaga Kristen yang bertugas saat itu, yaitu: Nederlands Zending
Genootschap (NZG) tahun 1829 dan Indische Kerk (IK) tahun 1876. Ilham, “Agama, Perubahan
Sosial dan Penggunaan Ruang di Manado, dari Kolonial ke Pasca Kolonial, dalam
www.geocities.ws/konferensinasionalsejarah/ilham.pdf. diakses tanggal 19 Maret 2016.
4
rasa memiliki yang tinggi terhadap Alkhairaat, sehingga menjadi bagian dari
Abnaul Khairaat11
.
Sebagai penganut tradisi Sunni, Abnaul Khairaat di Manado, tidak fanatik
dalam bermazhab. Mereka bersifat progresif dalam merespon problematika sosial
politik keagamaan dan kebangsaan. Pada tahun 1960, Alkhairaat mulai
membangun relasinya dengan NU, karena pada tahunlah inilah NU terbentuk di
Manado. Saat itu, NU merupakan organisasi politik Islam dalam bentuk partai
yang bernama Partai Nahdlatul Ulama (PNU)12
. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan Alkhairaat dalam menyampaikan aspirasi organisasi secara
langsung.
Partai NU lahir pada masa Orde Lama, tahun 1952 dan termasuk salah
satu partai terkuat pada masa itu. Menurut Martin Van Bruinssen,13
kelahiran
PNU lebih dilatarbelakangi oleh pandangan sebelah mata kaum reformis terhadap
ulama NU, yang saat itu sama-sama tergabung dalam satu partai yaitu Masyumi.
Bagi mereka, para ulama tersebut hanyalah hasil asuhan pesantren yang tidak
canggih dan tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
11
Abnaul Khairaat secara harfiah berarti anak-anak Alkhairaat, yakni anak-anak yang
lahir dari Alkhairaat. Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian diartikan sebagai pengikut
Alkhairaat, baik pengurus, anggota, maupun para lulusan madrasah-madrasah dan angggota
majelis taklim Alkhairaat, atau bahkan simpatisan Alkhairaat. Wawancara dengan Zubair Lakawa
(Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat Mapanget Barat-Manado), di Kantor Madrasah Aliyah
Ponpes Alkhairaat Mapanget Barat, Jl. Koka, Mapanget Barat, Kota Manado, Tanggal 18 Februari
2016. 12
Nahdlatul Ulama (NU) berasal dari kosakata Arab Nahdlah yang berarti bangkit dan
Ulama yang merupakan bentuk jama‟ dari kata „alim, yaitu orang yang menguasai ilmu agama
secara mendalam. Jadi secara harfiah, Nahdlatul Ulama berarti kebangkitan para Ulama (Kiai).
Sedangkan menurut istilah Nahdlatul Ulama adalah Jam'iyyah Diniyah yang memiliki faham
Ahlussunnah wal Jama'ah, didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M.
13Martin Van Bruinessen, NU: Tradisi Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru
(Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 1994), hlm. 66-67.
5
NU awalnya merupakan organisasi sosial keagamaan yang didirikan di
Surabaya pada tahun 1926 oleh para ulama dengan tokoh utamanya K.H Hasyim
Asy‟ari. Para ulama pendukung organisasi ini, pada umumnya adalah pengasuh
pondok pesantren.14
Adapun tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk
memelihara tetap tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di Indonesia.15
Setelah resmi keluar dari Masyumi pada tahun 1952, maka pada pemilihan
umum (pemilu) tahun 1955, NU masuk menjadi peserta dan mendapat kesuksesan
yang luar biasa dengan meraih suara terbesar ketiga yakni 18,4 % suara.
Perolehan suara terbesar kedua diraih oleh Masyumi yang memperoleh 20,9 %
suara, sedang yang pertama adalah Partai Nasional Indonesia dengan perolehan
22,3 % suara.16
Realitas NU yang demikian, rupanya menarik perhatian Alkhairaat, bukan
hanya karena posisi tawar NU di bidang politik pemerintahan, tetapi juga karena
kultur pesantren yang melekat pada NU. Dengan membangun relasi bersama NU
pada tahun 1960, maka Alkhairaat dan NU bisa bekerja sama mengembangkan
pendidikan Islam dan melestarikan kultur pesantren di Manado, sebagai upaya
memelihara kontinuitas tradisi Islam yang dikembangkan ulama dari masa ke
masa.17
Lewat para ulama pesantren dan para santri, tradisi-tradisi Islam ini
14
H. Rozikin Daman, Membidik NU: Dilema Percaturan Politik NU Pasca Khittah
(Yogyakarta: Gama Media, 2001), hlm. 43.
15Nur Sayyid Santoso Kristeva, Sejarah Teologi Islam …, hlm. 174.
16Andree Feillard, NU Vis a Vis Negara: Pencarian Isi, Bentuk, dan Makna, cet. ke-3
(Yogyakarta: LKiS, 2009), hlm. 44.
17Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenum Baru
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 107.
6
kemudian berkembang di masyarakat, sehingga memunculkan suasana
keseimbangan religiusitas Islam-Kristen di Manado.
Dengan membangun relasi bersama NU, Abnaul Khairaat juga bisa
menemukan wadah untuk terjun ke dunia politik yang sesuai dengan tradisi politik
Sunni yang moderat. Langkah ini diambil oleh Abnaul Khairaat, sebagai upaya
untuk mengimbangi dominasi Kristen dalam politik pemerintahan di wilayah yang
terkenal dengan julukan “Menara Seribu Gereja”, Kota Manado.
Masa Orde Baru, adalah masa tersulit bagi NU karena pada masa ini,
akitivitas NU di Manado secara organisatoris, bisa dibilang “mati suri”. Keadaan
tersebut sebagai akibat dari berbagai kebijakan pemerintah yang sangat menekan
dan semakin mempersulit posisi NU yang secara politik dianggap sebagai “lawan”
terberat pemerintahan Orde Baru ketika itu.18
Kondisi demikian akhirnya
memaksa NU (partai) mengambil keputusan penting pada tahun 1984, yakni
kembali ke Khittah 1926 dan secara organisatoris tidak lagi berpolitik praktis.19
Pada akhir tahun 1986 para tokoh Alkhairaat dengan diketuai K.H.
Hasyim Arsyad, berkumpul dan memanggil beberapa tokoh Islam lain di Manado
untuk mengadakan rapat, membentuk kembali kepengurusan NU yang baru. Hasil
rapat tersebut kemudian memutuskan K.H. Hasyim Arsyad sebagai Rais Syuriah
periode 1987-1992.
Ketika masa Orde Baru berakhir tahun 1998, NU secara mengejutkan
mendeklarasikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai satu-satunya partai
18
Ja‟far Shodiq, Pertemuan antara Tarekat & NU (Studi Hubungan Tarekat dan NU
dalam Konteks Komunikasi Politik 1955-2004), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 105.
19Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama: Pergulatan Pemikiran
Politik Radikal dan Akomodatif (Jakarta: LP3ES, 2004), hlm. 182.
7
politik yang dibentuk oleh dan untuk warga NU.20
Meskipun begitu, PKB tetaplah
partai Nasional yang bisa dimasuki oleh siapapun, dengan latar belakang mazhab
atau organisasi agama manapun, karena partai ini tidak semata-mata partainya
orang NU.21
Jelas hal ini merupakan masalah tersendiri bagi elit Alkhairaat yang
juga berafiliasi dengan NU.
Bagi mereka, jika orang-orang non Muslim kemudian bergabung dalam
PKB, maka semakin kecil peluang untuk bisa mengimbangi dominasi Kristen di
pemerintahan Kota Manado. Mereka mencegah agar Alkhairaat tidak menjadi
tunggangan politik bagi segelintir orang yang secara tidak langsung
mengatasnamakan NU, hanya untuk kepentingan pribadinya. Sehingga tidak
heran jika sebagian besar elit NU dan elit Alkhairaat, banyak yang kemudian lebih
memilih berafiliasi ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebagai partai yang
mewakili suara masyarakat Islam di Manado.
Berbagai kebijakan pengurus NU di pusat yang sering mewarnai dinamika
politik di tubuh NU, serta relasi yang terjalin antara Alkhairaat dan NU di Manado
selama tahun 1960-1998, merupakan masalah menarik untuk dikaji. Alkhairaat
dan NU adalah dua organisasi yang berafiliasi pada mazhab Aswaja, dengan
potensi-potensi yang dimilikinya masing-masing. Sebagai organisasi sosial-
keagamaan, Alkhairaat lebih banyak bergerak di bidang pendidikan dan dakwah.
Sementara NU, sebagai organisasi sosial-keagamaan, juga memiliki orientasi
politik.
20
Ja‟far Shodiq, Pertemuan antara Tarekat & NU …, hlm. 110-111.
21Ali Anwar, Avonturisme NU: Menjejaki Akar Konflik Kepentingan-Politik Kaum
Nahdhiyyin (Bandung: Humaniora, 2004), hlm. 157.
8
Secara temporal, penelitian ini dibatasi dari tahun 1960 karena pada tahun
inilah Alkhairaat membangun relasi sosial-politiknya dengan NU yang saat itu
menjadi partai peserta dalam Pemilu pertama di Indonesia. Adapun batasan akhir
penelitian ditetapkan tahun 1998 karena pada tahun ini terjadi perubahan di tubuh
NU dengan mendeklarasikan PKB sehingga menimbulkan pro dan kontra di
kalangan elit NU dan elit Alkhairaat di Manado.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini diarahkan untuk
mengkaji hubungan antara dua organisasi yakni Alkhairaat dan NU yang
difokuskan pada Relasi Alkhairaat-NU di Manado Tahun 1960-1998 (Studi
Historis-Sosiologis). Berdasarkan fokus masalah tersebut, maka peneliti
merumuskan permasalahan yang akan menjadi pokok pembahasan dalam tesis ini,
sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang terjalinnya hubungan antara Alkhairaat dan NU di
Manado pada tahun 1960-1998?
2. Bagaimana dinamika dan karakteristik pola relasi Alkhairaat dengan NU di
Manado selama tahun 1960-1998?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian ini mempunyai tujuan dan
kegunaan yang menjadi sasaran serta standar. Secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui relasi Alkhairaat-NU di bidang pendidikan, politik,
dan sosial-keagamaan. Adapun secara prinsipil penelitian ini bertujuan untuk:
9
1. Mengetahui titik temu dan sumber dialogis yang melatar belakangi terjalinnya
relasi Alkhairaat dan NU di Manado.
2. Mendeskripsikan dinamika relasi Alkhairaat-NU di Manado dengan
menangkap potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing organisasi
(Alkhairaat dan NU), sehingga dapat dipetakan pola relasi yang terbentuk di
antara keduanya selama tahun 1960-1988.
Berangkat dari tujuan di atas, maka kegunaan yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan memiliki nilai akademik yang dapat
menambah informasi dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu keislaman pada khususnya. Utamanya yang berkaitan
dengan pengembangan studi sejarah dengan pendekatan sosial. Lebih spesifik
lagi pendekatan sosial terhadap permasalahan relasi organisasi yang
melahirkan hubungan simbiosis mutualisme.
2. Secara praktisnya, penelitian ini diharapkan menjadi rujukan dalam
penelusuran tentang organisasi keagamaan di Kota Manado, khususnya
Alkhairaat dan NU.
3. Penelitian ini juga dalam rangka mengisi kekosongan tentang riset-riset
gerakan sosial keagamaan di Kota Manado.
D. Kajian Pustaka
Kajian tentang organisasi Islam di Manado seperti Alkhairaat dan NU,
hingga saat ini belum mendapat perhatian yang memadai. Demikian pula dengan
kajian mengenai relasi Alkhairaat-NU di Manado, peneliti bahkan belum
10
mendapatinya sama sekali. Meski demikian, ada beberapa yang dapat dijadikan
bahan perbandingan dalam pengembangan penelitian ini.
Kajian tentang sejarah Alkhairaat dan kiprahnya dalam masyarakat, bisa
dilihat karya Sofjan B. Kambay22
, Perguruan Islam Alkhairaat dari Masa ke
Masa dan disertasi H.M. Noor Sulaiman P.L.23
, Peranan Alkhairaat dalam
Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah. Namun peneliti
belum memperoleh penjelasan yang memadai mengenai kiprah Alkhairaat baik
sebagai organisasi maupun lembaga pendidikan Islam, khususnya di Kota
Manado. Sementara itu Gani Jumat24
dan H. Ahmad Bachmid25
, telah berhasil
menjelaskan kiprah sosial politik Guru Tua sebagai pendiri Alkhairaat. Tetapi
kiprah sosial politik Abnaul Khairaat, khususnya dalam membangun relasi
dengan parpol atau organisasi Islam lain seperti NU, belum disentuh dalam kajian
tersebut.
Sementara penelitian tentang NU, dapat dilihat dalam karya Martin Van
Bruinessan26
, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru dan Andrei
Feillard27
, NU Vis a Vis Negara. Kajian mereka, telah menyajikan informasi
tentang karakteristik NU, hubungannya dengan negara dan kekuasaan, dan sikap
politiknya dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan dan keagamaan.
Penelitian tersebut masih terfokus pada NU di Jawa. Sementara di luar Jawa
22
Sofjan B. Kambay, Perguruan Islam Alkhairaat dari Masa ke Masa, Bagian I dan II.
23H.M. Noor Sulaiman P.L., Disertasi, Bab 3-4.
24Gani Jumat, Nasionalisme Ulama …, Bab V.
25H. Ahmad Bachmid, Sang Bintang dari Timur, Bagian II.
26Martin Van Bruinessan, NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa …, hlm. 115.
27Andree Feillard, NU Vis a Vis Negara, hlm. 72-75.
11
seperti Sulawesi, belum tersentuh. Padahal kajian seperti ini penting jika melihat
bagaimana NU mampu mempertahankan eksistensinya meski di daerah yang arus
modernisasinya kuat seperti Manado.
Selanjutnya, penelitian tentang hubungan antara dua organisasi, yang
relevan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini adalah “tesis” Rizal
Alhamid dan Fahrurrozi. Rizal Alhamid28
menggunakan pendekatan normatif-
filosofis untuk menemukan nilai dari relasi antara KAMMI DIY dengan PKS
DIY, sementara Fahrurozi29
menggunakan pendekatan sosio-historis dalam
menguraikan fenomena-fenomena yang terjadi pada Nahdlatul Wathan Pancor
dengan DPW PBB NTB. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan
sosiologi-politik untuk mengetahui sejarah pertemuan dan relasi sosial Alkhairaat
dengan NU di Manado pada tahun 1960-1998.
Penelitian yang lebih spesifik tentang NU dan hubungannya dengan
organisasi/lembaga lain, telah ditulis oleh Ja‟far Shodiq30
, Pertemuan antara
Tarekat & NU (Studi Hubungan Tarekat dan NU dalam Konteks Komunikasi
Politik 1955-2004). Bedanya dengan penelitian ini, terletak pada fokus
permasalahan yang hendak dikaji. Ja‟far Shodiq dalam kajiannya menjelaskan
kemampuan NU membangun komunikasi politik dengan lembaga Tarekat, dalam
memperoleh dukungan massa dan mengontrol praktik spiritual tarekat. Adapun
28
Rizal Alhamid, “Relasi Gerakan Mahasiswa dengan Partai Politik (Studi Kasus
KAMMI DIY dengan PKS DIY)”, Tesis (Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Suka
Yogyakarta, 2010), hlm. ii.
29Fahrurrozi, “Mobilisasi Politik Kader Nahdlatul Wathan Pancor dengan DPW Partai
Bulan Bintang (PBB) NTB (Studi Kasus dalam Pilkada NTB 2008)”, Tesis (Yogyakarta: Program
Pasca Sarjana UIN Suka Yogyakarta, 2011), hlm. viii.
30Ja‟far Shodiq, Pertemuan antara Tarekat & NU …, hlm. 5.
12
penelitian ini akan mengkaji kemampuan Alkhairaat dan NU dalam membangun
relasi, serta dinamika dan pengaruhnya terhadap realitas sosial-politik umat Islam
di Manado selama tahun 1960-1998.
E. Kerangka Teoritik
Alkhairaat dan NU adalah dua Ormas Islam yang independen dan
memiliki potensi tersendiri dalam pengembangan umat Islam di Manado.
Alkhairaat dan NU dengan wajah sunni tradisionalnya, mengalami dinamika
perkembangan di Manado yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini difokuskan
untuk melihat dinamika relasi sosial dan politik organisasi Alkhairaat dan NU di
Manado, selama tahun 1960-1998.
Berdasarkan hal di atas, penelitian ini menggunakan kerangka teori yang
mengacu pada konsep-konsep organisasi sosial keagamaan, relasi sosial dan relasi
politik. Dalam kamus sosiologi disebutkan bahwa organisasi setidaknya memiliki
tiga arti: Pertama, sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu; Kedua, suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi pekerjaan; Ketiga,
sekelompok orang yang sepakat untuk mematuhi seperangkat norma.31
Dalam arti
sempit, organisasi sosial merupakan sekelompok manusia yang saling mengikat
diri untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut tidak
secara langsung bermaksud mempengaruhi kebijakan politik, yang biasanya
disebut organisasi kemasyarakatan. Adapun yang dimaksud dengan organisasi
sosial keagamaan adalah organisasi kemasyarakatan yang mempunyai orientasi
31
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi. (Jakarta: Rajawali, 1983), hlm. 239.
13
ideologi keagamaan.32
Mengacu pada perspektif ini, Alkhairat dan NU merupakan
organisasi sosial keagamaan, karena orientasi ideologinya adalah Islam Azwaja.
Sehubungan dengan penggunaan konsep relasi sosial sebagai pisau analisis
untuk melihat titik temu dan sumber-sumber dialogis Alkhairaat dan NU, maka
perlu diuraikan tentang konsep tersebut. Relasi adalah hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya yang berbeda. Kata relasi diartikan sebagai
hubungan antara satu individu dengan individu lainnya atau satu organisasi
dengan organisasi lainnya yang berbeda.33
Sedangkan sosial adalah segala sesuatu
yang mengenai masyarakat.34
Relasi sosial adalah hubungan sosial yang
merupakan hasil dari interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematik antara dua
orang atau lebih.
Menurut Michener dan Delamater dalam Hidayati, hubungan dalam relasi
sosial merupakan hubungan yang sifatnya timbal balik antar individu yang satu
dengan individu yang lain dan saling mempengaruhi.35
Relasi sosial digunakan
sebagai pendekatan untuk melihat hubungan sosial dan politik antara Alkhairaat
dan NU dan dengan instansi lain, baik secara individu maupun institusi dalam
usaha mereka memecahkan persoalan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
32
J. Kristiadi, “Sejarah Perkembangan Organisasi Sosial dan Partai Politik di Indonesia”,
Analisa, Tahun XIII No. 8, Agustus 1984, hlm. 594.
33Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 165.
34Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Populer Indonesia (Surabaya: Arkola,
1994), hlm.718.
35D.S. Hidayati, “Peningkatan Relasi Sosial melalui Social Skill Therapy pada Penderita
Schizophrenia Katatonik”, Jurnal Online Psikologi, Vol. 2, No. 1, 03 April 2014, hlm. 22.
14
Menurut Spradley dan Mc Curdy dalam John Scott,36
relasi sosial yang
terjalin antara kelompok yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan
membentuk suatu pola, yaitu asosiatif dan dissosiatif. Pola asosiatif adalah proses
relasi sosial dalam bentuk kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
Sedangkan pola dissosiatif adalah proses relasi sosial yang berbentuk oposisi,
artinya pertentangan antar kelompok untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya
persaingan, pertentangan, perselisihan dan lainnya.
Adapun pola relasi yang tampak dalam relasi Alkhairaat-NU di Manado,
lebih kepada pola asosiatif dalam bentuk kerja sama, yang didasari oleh orientasi
yang sama. Charles H. Cooley menggambarkan bahwa betapa penting fungsi
kerjasama yang timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan
tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi
merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.37
Lebih jelasnya, pola asosiatif ini terlihat dalam hubungan kerja sama
(mitra) Alkhairaat dan NU dalam mempertahankan dan memelihara tradisi Sunni
di berbagai aktivitas, di antaranya: sosial, politik dan agama. Kerja sama ini,
terindikasi didasari oleh ikatan sosial di antara Alkhairaat dan NU yang memiliki
kesamaan misi perjuangan, corak ideologi, dan mazhab yang dianut.
36
John Scott, Sosiologi: The Key Concepts, cet. ke-2 (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.
53. 37
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Press, 1985), hlm.
67.
15
Max Weber dalam suatu penelitiaannya membagi relasi sosial menjadi
relasi sosial yang komunal dan asosiasional. Pembagian relasi ini diterapkannya
dalam membedakan masyarakat berdasarkan solidary social relationships.
Menurut Weber, suatu relasi sosial disebut komunal jika dan sejauh relasi tersebut
memiliki orientasi sosial, diikuti oleh tindakan sosial (yang acap kali subjektif)
dari semua pihak yang merasa menjadi bagian atau milik bersama dalam relasi itu.
Kemudian, suatu relasi sosial disebut asosiasional kalau ada tindakan sosial yang
rasional sebagai motivasi untuk memperoleh pengakuan atas kepentingan
bersama. 38
Jika diamati dari segi karakteristik relasi sosial, maka gerakan Alkhairaat
dalam mengembangkan relasi sosialnya dengan NU, kadang bersifat inklusif-
komunal terhadap politik, dengan secara terang-terangan mengusung NU yang
memiliki hubungan kultural dengannya, karena berkaitan dengan upaya
penegakan syariat Islam. Relasi sosial tersebut juga kadang bersifat asosiasional,
lebih mengedepankan hubungan impersonal dalam bingkai ideologi politik Sunni,
karena dianggap sesuai dengan firman Tuhan.
Perkembangan awal Alkhairaat dan NU di Manado sebagai sebuah ormas
Islam dengan wajah Sunni tradisionalnya, tidak terlepas dari relasi sosial yang
dibangun oleh keduanya dan dengan pemerintah setempat.
F. Metode Penelitian
Kajian ini merupakan kajian sejarah sosial yang secara akademik
memerlukan metode penelitian, yang berguna untuk memahami suatu objek
38
Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultural (Yogyakarta: LKiS, 2005), hlm. 132-133.
16
permasalahan, serta metode pemecahannya secara efektif dan efisien. Penelitian
ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosio-politik, untuk
mengkaji sejarah sosial Alkhairaat dengan NU di Manado selama tahun 1960-
1998, sehingga mampu melahirkan relasi Alkhairaat-NU.
Menurut Kuntowijoyo, dengan penggunaan ilmu-ilmu sosial, sejarawan
mempunyai kemampuan menerangkan yang lebih jelas.39
Penggunaan sosiologi-
politik sebagai pendekatan dalam penelitian ini, dimaksudkan sebagai upaya
mencari titik temu dan hubungan antara Alkhairaat dan NU dengan berbagai
gerakan sosial politiknya di Manado. Hal ini membantu untuk menjelaskan
korelasi antara pola-pola kultural keagamaan di satu sisi dengan kecenderungan
sosial dan peristiwa-peristiwa politik pada sisi lain, sehingga diperoleh makna dari
relasi Alkhairaat dan NU di Manado yang terjadi pada 1960-1998.
Adapun metode sejarah yang dimaksud, bertumpu pada empat tahap:
heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Tahap pertama, heuristik yakni
tahap pengumpulan sumber, di mana peneliti memasuki lapangan penelitian yang
dijadwalkan akan dilakukan selama 1 bulan, berlokasi di Kota Manado, Provinsi
Sulawesi Utara. Sumber dimaksud, mencakup sumber primer maupun sekunder.40
Sumber primer dalam konteks kajian ini mengacu pada arsip-arsip penting,
dokumentasi dan hasil wawancara. Arsip-arsip penting dimaksud seperti hasil
Muktamar, hasil keputusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), struktur organisasi,
39
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah,ed. ke-2 (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,
2003), hlm. 41.
40Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak,
2011), hlm. 105.
17
dan data yang berkaitan dengan penelitian yang didapat dari Departemen Agama
Kota Manado.
Sementara dokumentasi dimaksud meliputi foto-foto terkait aktivitas
Alkhairaat maupun NU di Manado. Adapun hasil wawancara ialah hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan sejumlah informan yang berasal
dari Pengurus Wilayah Alkhairaat dan sejumlah pengurus wilayah NU Sulut,
sejumlah pejabat pemerintah dan sejumlah masyarakat setempat.
Adapun sumber sekunder dalam penelitian ini, mencakup semua bahan
kepustakaan, sebagai pelengkap dalam kajian dimaksud, seperti: Perguruan Islam
Alkhairaat dari Masa ke Masa karya Sofyan B. Kambay, Sang Bintang dari
Timur: Sayyid Idrus Al-Jufri, Sosok Ulama dan Sastrawan karya H. Ahmad
Bachmid, NU Vis a Vis Negara karya Andree Feillard, NU: Tradisi, Relasi-relasi
Kuasa, Pencarian Wacana Baru karya Martin Van Bruinessan, Sejarah Teologi
Islam dan Akar Pemikiran Ahlussunnah wal Jama‟ah karya Nur Sayyid Santoso
Kristeva, artikel / jurnal / hasil penelitian terkait Alkhairaat maupun NU, dan lain-
lain.
Setelah melalui tahap heuristik, peneliti kemudian melakukan kritik
(verifikasi) sumber. Pada tahap ini, peneliti menyeleksi secara kritis berbagai
sumber sejarah yang terkumpul, agar menghasilkan karya sejarah yang bersifat
ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.41
Ada dua jenis kritik sumber, yaitu
kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal berfungsi menguji otentisitas
(keaslian) sumber, yaitu asal-usul dari sumber penelitian. Adapun kritik internal
41
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, cet. ke-2 (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm.
104.
18
berfungsi menguji kredibilitas (kesahihan) sumber, yaitu kebenaran isi dari
sumber sejarah.42
Dengan demikian, pada tahap ini peneliti menguji kebenaran
dan ketepatan (akurasi) dari data yang berkaitan dengan Alkhairaat dan NU di
Manado, agar dapat diketahui titik temu dan pola relasi antara Alkhairaat dengan
NU selama tahun 1960-1998.
Tahap berikutnya adalah interpretasi dengan cara menganalisis fakta
sejarah. Penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif eksplanatif,43
yakni
suatu penelitian yang berusaha melihat hubungan di antara data (kualitatif) yang
dikumpulkan. Kemudian dilakukan eksplanasi sehingga tampak ada relasi antara
Alkhairaat dengan NU. Dalam hal ini Alkhairaat sebagai organisasi keagamaan,
dan NU sebagai partai politik (tahun 1953-1973) hingga bergabungnya ke PPP
sampai kembalinya ke khittah 1926.
Tahap akhir penelitian ini adalah Historiografi yaitu penafsiran dan
penyajian hasil analisis fakta-fakta sejarah di lapangan. Pada tahap ini, fakta
sejarah yang telah diinterpretasi tadi disusun dan disajikan menjadi suatu kisah
utuh dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Pada tahap ini peneliti mengerahkan seluruh daya pikiran, bukan saja
keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang
terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisis.44
Dalam analisa tersebut,
peneliti menggunakan teori-teori sejarah dengan pendekatan sosio-politik yang
42
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995), hlm. 89.
Lihat juga A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 66.
43Lihat Heribertus Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar Teoritis dan
Praktis (Surakarta: Pusat Penelitian UNS, 1988), hlm. 16.
44Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, hlm. 123.
19
bersifat deskriptif dan tidak hanya menitik beratkan pada penggambaran apa
adanya, namun lebih menonjolkan pada pengungkapan makna secara analitis dari
data yang ada. Dengan demikian dalam penelitian ini, historiografi digunakan
untuk mengangkat dan menguraikan makna dari relasi yang terjalin antara
Alkhairaat dengan NU, dan pengaruhnya baik terhadap organisasi, maupun
terhadap masyarakat Muslim di Manado, selama tahun 1960-1998.
G. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam tesis ini dibagi menjadi 5 bab yang saling berkaitan
satu dengan lainnya. Hal ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman
yang utuh mengenai relasi Alkhairaat dan NU di Manado pada tahun 1960-1998.
Bab satu merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar
belakang dan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab ini
merupakan kerangka berfikir penelitian secara umum, sekaligus sebagai acuan
dalam menguraikan bab-bab selanjutnya.
Bab dua membahas profil Alkhairaat di kota Manado pada tahun 1960-
1998. Pembahasannya meliputi: Alkhairaat dan pendirinya, sejarahnya di kota
Manado, serta perannya terhadap perubahan sosial umat Islam. Bab ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang dinamika Alkhairaat dengan
segala aktivitas sosial keagamaannya, sebagai salah satu dari dua organisasi yang
menjadi objek penelitian dalam permasalahan yang diangkat. Bab ini juga sebagai
acuan untuk memasuki bab selanjutnya.
20
Organisasi berikutnya yang akan dibahas pada bab tiga adalah NU. Bab
ini membahas tentang profil NU di Manado melingkupi: sejarah lahirnya NU dan
perkembangannya hingga ke wilayah Sulawesi Utara, khususnya Manado, beserta
dinamika politik yang melingkupinya selama masa Orde Lama dan Orde Baru.
Uraian pada bab dua dan tiga, selanjutnya akan dianalisis pada bab empat
yang akan membahas tentang relasi Alkhairaat dan NU di Manado tahun 1960-
1998. Pada bab ini akan diuraikan bagaimana terbentuknya relasi Alkhairaat dan
NU di Manado, hingga dinamika dan pola relasi yang terjalin di antara keduanya
selama tahun 1960-1998. Uraian pada bab inilah yang kemudian menjadi acuan
bagi penulis dalam menyusun bab selanjutnya, yaitu bab lima.
Uraian dari bab satu sampai dengan bab empat kemudian akan ditarik
benang merahnya pada bab V yang akan menyimpulkan tentang perkembangan
Alkhairaat dan NU di Manado, hubungan keduanya dan pola relasi yang tercipta
dalam hubungan tersebut selama tahun 1960-1998. Selanjutnya akan diberikan
pula saran-saran yang bersifat konstruktif, khususnya dalam pengembangan kajian
tentang Alkhairaat dan NU di Manado.
127
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan eksplanasi historis di atas, dapat disimpulkan bahwa relasi
Alkhairaat-NU di Manado pada tahun 1960-1998, dilatar belakangi oleh
hubungan kekerabatan keilmuan (kiyai-santri), antara Guru Tua dengan
murid-muridnya yang telah menjadi aktivis NU di Manado. Mereka pernah
belajar di pesantren Alkhairaat Palu, dan menerima ilmu secara langsung dari
Gutu Tua. Lazimnya tradisi pesantren di Indonesia, Guru Tua menjadi sosok
yang dihormati dan dipatuhi oleh murid-muridnya. Apa yang menjadi ideologi
keislamannya, juga dianut oleh mereka, demikian pula perjuangannya,
diteruskan oleh murid-muridnya. Dengan demikian, mudah bagi elit
Alkhairaat dan elit NU untuk membangun komunikasi dan mencapai
kesepakatan bersama khususnya di bidang pendidikan, politik, dan sosial-
keagamaan.
2. Realitas di atas menjadi faktor utama terbentuknya Pola relasi asosiatif, dalam
bentuk kerja sama antara Alkhairaat dan NU di Manado. Dalam dinamikanya,
relasi ini kadang bersifat inklusif, komunal, dan asosiatif. Pada bidang
pendidikan, kerja sama yang dikembangkan bersifat komunal karena adanya
hubungan kultural. Alkhairaat bekerja sama dengan NU dalam
mengembangkan pendidikan Islam khususnya pesantren untuk menanamkan
ideologi Sunni di Manado, karena dirasa mampu untuk menciptakan kader
128
yang berwawasan nusantara dalam realitas kemajemukan masyarakat Kota
Manado. Sementara pada bidang politik, relasi tersebut bersifat inklusif untuk
menegakkan syari‟at Islam berdasarkan prinsip-prinsip Sunni. Alkhairaat
bekerja sama dengan NU terutama dalam kepentingan politik untuk
mengimbangi dominasi peran politik umat Kristen di Manado dan
memperkuat eksistensi kelompok tradisionalis atas kelompok reformis.
Dengan demikian, memudahkan Alkhairaat dan NU dalam mengembangkan
jaringannya di bidang politik, pendidikan dan dakwah melalui para aktor yang
tersebar di pemerintahan. Dimensi politik ini juga telah memudahkan kerja
sama Alkhairaat dan NU di bidang sosial-keagamaan. Karena pengembangan
dan pelestarian tradisi Aswaja dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dapat dilakukan melalui interaksi sosial antar aktor yang sering menggunakan
simbol-simbol komunikasi dan simbol-simbol keagamaan komunitas Aswaja,
sehingga memudahkan mereka dalam membangun komunikasi dan
mempererat ukhuwah Islamiyah di antara mereka.
Bertemunya dua kepentingan organisasi Alkhairaat dan NU juga menjadi
dasar terjalinnya relasi Alkhairaat dan NU. Di satu sisi, NU sebagai ormas Islam
dengan orientasi politik yang kuat, membutuhkan dukungan kelompok massa
yang mengakar di masyarakat seperti Alkhairaat. Ini diperlukan agar
keberadaanya tetap diperhitungkan dalam pengambilan keputusan di
pemerintahan. Akibat lanjutnya hal itu akan memudahkan NU dalam
menyampaikan aspirasi organisasi.
129
Sementara di sisi yang lain, tujuan dan orientasi tersebut bertemu dengan
tujuan organisasi Alkhairaat untuk mengembangkan umat Islam terutama melalui
bidang pendidikan dan dakwah. Hal ini menjadi nilai tukar yang potensial bagi
Alkhairaat dan NU, sehingga terakomodir apa yang menjadi kepentingan NU oleh
Alkhairaat demikian juga terakomodirnya kepentingan Alkhairaat oleh NU.
B. Saran-saran
1. Sebagai saran untuk peneliti selanjutnya, yang hendak mengkaji tentang
potensi gerakan sosial keagamaan seperti Alkhairaat dan NU, dapat
melakukan pengkajian lebih lanjut terkait beberapa temuan organisasi
Alkhairaat dan NU di Manado. Hal ini mengingat keterbatasan penulis yang
tidak mungkin dapat membongkar secara menyeluruh dan mendalam,
terhadap semua temuan-temuan tersebut.
2. Untuk Abnaul Khairaat, agar terus mempertahankan sikap ikhlas dan penuh
pengabdian terhadap agama dan bangsa dalam membangun dan
mengembangkan pendidikan Islam Alkhairaat di Sulut khususnya Manado,
sebagaimana yang telah dipraktekkan Guru Tua, Sayyid Idrus bin salim
Aljufriy.
3. Untuk pengurus NU, terlepas dari berbagai pro dan kontra terkait keberadaan
PKB, para anggota NU di Manado perlu menyadari besarnya potensi
organisasi NU dalam memajukan umat Islam di berbagai lini kehidupan. Hal
ini tentu dilakukan dengan terus meningkatkan sumber daya umat melalui
kegiatan-kegiatan keorganisasian, sesuai dengan yang telah direncanakan oleh
PCNU Manado.
130
4. Terkait relasi Alkhairaat dan NU, agar dalam perkembangannya, tidak hanya
mengarah pada “peran ganda” yang dilakukan oleh beberapa elite Alkhairaat
maupun NU, dalam kepengurusannya di dua organisasi tersebut. Relasi
tersebut harus bisa menggali potensi-potensi yang dimiliki keduanya, dalam
membentuk peta dakwah dan dalam memanfaatkan peluang-peluang politik
dan ekonomi yang ada di Manado.
131
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdurrahman, Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta:
Ombak, 2011.
Al Buthi, Sa'id Ramadhan, Sirah Nabawiyah Dan Sejarah Singkat Khilafah
Rasyidah: Analisis Ilmiah Manhajiah Terhadap Sejarah Pergerakan Islam Di
Masa Rasulullah SAW, Jakarta: Rabbani Press, 2004.
Ali, Mahrus & M.F. Nurhuda Y., Pergulatan Membela yang Benar: Biografi
Matori Abdul Djalil, Jakarta: Kompas, 2008.
Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
Amin, M. Masyhur, NU & Ijtihad Politik Kenegaraannya, Yogyakarta: Al-Amin,
1996.
Anam, Chairul, Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama, Sala: Jatayu
Sala, 1985.
Anwar, Ali, Avonturisme NU: Menjejaki Akar Konflik Kepentingan-Politik Kaum
Nahdhiyyin, Bandung: Humaniora, 2004.
Asry, M. Yusuf (ed.), Gerakan Dakwah Islam dalam Perspektif Kerukunan Umat
Beragama, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2012.
Azra, Azyumardi, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Bandung: Mizan,
20012.
, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenum
Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Bachmid, H. Ahmad, Sang Bintang dari Timur: Sayyid Idrus Al-Jufri, Sosok
Ulama dan Sastrawan, Jakarta: Studia Press, 2007.
Bruinessan, Martin Van, NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana
Baru, Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 1994.
Crouch, Harlot, Militer dan Politik di Indonesia, terj. T.H. Sumartama, Jakarta:
Sinar Harapan, 1986.
Daman, H. Rozikin, Membidik NU: Dilema Percaturan Politik NU Pasca Khittah,
Yogyakarta: Gama Media, 2001.
132
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Sulawesi Utara, Jakarta: Depdikbud, 1979.
Fatah, Eep Saefulloh, Pengkhianatan Demokrasi Ala Orde Baru, Masalah dan
Masa Depan Demokrasi Terpimpin Konstitusional, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000.
Fealy, Greg, Ijtihad Politik Ulama, Sejarah NU 1952-1967, Yogyakarta: LKiS,
2003.
Feillard, Andree, NU Vis a Vis Negara: Pencarian Isi, Bentuk dan Makna,
Yogyakarta: LKiS, Cet. ke-3, 2009.
Haidar, M. Ali, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fikih
dalam Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1988.
Ida, Laode, Anatomi Konflik NU, Elit Islam dan Negara, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996.
Jumat, Gani, Nasionalisme Ulama: Pemikiran Politik Kebangsaan Sayyid Idrus
Bin Salim Aljufry, 1891-1969, Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012.
Kambay, Sofjan B., Perguruan Islam Alkhairaat dari Masa ke Masa, Palu: CV.
Hijrah, 1992.
Karim, A. Gaffar, Metamorfosis NU dan Politisasi Islam Indonesia, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar & LKiS, 1995.
Karim, M. Rusli, Perjalanan Partai Politik di Indonesia: Sebuah Potret Pasang
Surut, Jakarta: CV. Rajawali Press, 1983.
Kristeva, Nur Sayyid Santoso, Sejarah Teologi Islam dan Akar Pemikiran
Ahlussunah wal Jama‟ah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995.
, Metodologi Sejarah, Ed. ke-2, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2003.
Liliweri, Alo, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultural, Yogyakarta: LKiS, 2005.
Lombard, Denys, Nusa Jawa Silang Budaya: Warisan Kerajaan-kerajaan
Konsentris, Cet. ke-2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Ma‟arif, A. Syafi‟i, Islam dan Masalah Kenegaraan, Jakarta: LP3ES, 1985.
Maschab, Mashuri, Kekuasaan Eksekutif di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara,
1983.
133
Moesa, Ali Maschan, Nasionalisme Kyai Konstruksi Sosial Berbasis Agama,
Yogyakarta: LKiS, 2011.
Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama: Pergulatan
Pemikiran Politik Radikal dan Akomodatif, Jakarta: LP3ES, 2004.
Muljana, Slamet, “Kesadaran Nasional: Dari Kolonialisme Sampai
Kemerdekaan, Jilid I, Yogyakarta: LKiS, 2008.
Nata, Abuddin, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2001 .
Parengkuan, F.E.W., et al., Sejarah Kota Manado 1945-1979 (Jakarta:
Depdikbud, 1986.
Partanto, Pius A. dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Populer Indonesia, Surabaya:
Arkola, 1994.
Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern, terj. Dharmono Hardjowidjono,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2007.
, Mengislamkan Jawa: Sejarah Islamisasi di Jawa dan
Penentangnya dari 1930 sampai Sekarang, terj. FX. Dono Sunardi & Satrio
Wahono, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2013.
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi 2, Ed. ke-12, terj.
Diana Angelica, dkk., Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Sadli, Saparina, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Jakarta: Bulan
Bintang, 1976.
Saidi, Ridwan, Pemuda Islam dalam Dinamika Politik Bangsa 1925-1984,
Jakarta: Rajawali Press, 1984.
Saifullah, Dinamika Nahdlatul Ulama 1984-1995 (Sebuah Perspektif Khittah
1926), Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 1998.
Scott, John, Sosiologi: The Key Concepts, Cet. ke-2, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip, Pengatar Sosiologi Politik, Jakarta: Kencana,
2013.
Shodiq, Ja‟far, Pertemuan antara Tarekat & NU (Studi Hubungan Tarekat dan
NU dalam Konteks Komunikasi Politik 1955-2004), Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Shodiq, Muhammad, Dinamika Kepemimpinan NU Refleksi Perjalanan K.H
Hasyim Muzadi, Surabaya: LTN NU JawaTimur, 2004.
134
Siddiqi, Achmad, Khittah Nahdliyyah, Cet. ke-3, Surabaya: Khalista, 2005.
Sitompul, Einar Martahan, NU dan Pancasila, Yogyakarta: LKiS Yogyakarta,
2010.
Sjamsuddin, Helius, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, Cet. ke-2, 2012.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1985.
Steenbrink, Karel A., Pesantren, Madrasah, Sekolah, Jakarta, PT Pustaka LP3S
Indonesia, 2014.
Sulaiman P.L., H.M. Noor, Sayyid Idrus bin Salim Aljufrie: “Guru Tua”,
Modernisasi Pendidikan dan Dakwah di Tanah Kaili (1930-1969), Jakarta:
Kultura, 2009.
Suma, Muhammad Iqbal, Dinamika Wacana Islam, Jakarta: Eurabia, 2014.
Sutopo, Heribertus, Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar Teoritis dan
Praktis, Surakarta: Pusat Penelitian UNS, 1988.
Tim PBNU, Benturan NU PKI 1948-1965, Jakarta: tt.,2013.
Tutik, Titik Triwulan & Joenaedi Efendi, Membaca Peta Politik Nahdlatul
Ulama; Sketsa Politik Kiai & Perlawanan Kaum Muda NU, Jakarta: Lintas
Pustaka, 2008.
Vietzhal, Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Cet. ke-2, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2000.
Wahid, Marzuki, dkk., Geger di Republik NU: Perebutan Wacana, Tafsir Sejarah,
Tafsiran Makna, Jakarta: Harian Kompas & Lakpesdam-NU, 1999.
Yusuf, Noesyirwan, Psikologi Sosial, Bandung: Diponegoro, 1978.
Zahro,Ahmad, Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masa‟il 1926-1999,
Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2004.
Jurnal
Bachmid, Gayda, “Kitab „Barzanji‟ dalam Perspektif Masyarakat Muslim di
Manado, Sulawesi Utara”, Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 12, No. 2, Jakarta:
Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang & Diklat Kementerian
Agama RI, 2014.
Hidayati, D.S., “Peningkatan Relasi Sosial melalui Social Skill Therapy pada
Penderita Schizophrenia Katatonik”, Jurnal Online Psikologi, Vol. 2 No. 1, 03
April 2014.
135
Kristiadi, J., “Sejarah Perkembangan Organisasi Sosial dan Partai Politik di
Indonesia”, Analisa, Tahun XIII No. 8, Agustus 1984.
Mokalu, Benedicta J., “Gaya Hidup Prahara Karakter Kota Manado”, Jurnal
LPPM Bidang Ekososbudkum, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2014.
Mukminin, Moh. Amirul, “Hubungan NU danMasyumi (1945-1960): Konflik dan
Keluarnya NU dari Masyumi”, AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah,
Volume 3, No. 3, Oktober 2015.
Ruhana, AkmalSalim, “Profil Gerakan Dakwah di Kota Palu”, Harmoni, Jurnal
Multikultural dan Multireligius, Volume 11, No. 2, April-Juni 2012, Jakarta:
Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang & Diklat Kementerian
Agama RI, 2012.
Sodiqin, Ahmad, “Membangun Visi dan Misi Intansi”, Forum MEDIK, Nomor 3,
September-Desember, 2009.
Website
Dg. Siame, Norma, “Perjuangan Sayid Idrus bin Salim Al-Jufri di Bidang
Pendidikan Islam Sulawesi Tengah”, dalam
www.artikelalkhairaat.pdf.ac.id/html. Akses tanggal 08 April 2016.
Ilham, “Agama, Perubahan Sosial dan Penggunaan Ruang di Manado, dari
Kolonial ke Pasca Kolonial, dalam
www.geocities.ws/konferensinasionalsejarah/ilham.pdf. Akses tanggal 19
Maret 2016.
Khomeini, Irfan Hilmi, Relasi Agama dan politik dalam Islam, dalam
http://www.alshia.org/html/id/service/012/12.html. Akses tanggal 3 Maret
2016.
Komisi Pemilihan Umum (KPU), “Laporan Hasil Pemilu DPR 1971 Sulawesi
Utara”, dalam www.pemilu.asia. Akses tanggal 21 Agustus 2016.
Kompasiana, “Struktur Sosial dan Interaksi Sosial”, dalam
http://www.kompasiana.com/. Akses tangal 26 Mei 2016.
Komunitas Selamatkan Indonesia, “Mengingat Sejarah: Partai Pemenang Pemilu
1955”, dalam https://bluejundi.wordpress.com/2014/07/04/, diakses tanggal 27
April 2016.
L.A., Hadat, “Sejarah Islam di Sulawesi Utara- Part 4”, dalam
http://artfalsafah.blogspot.co.id/2013/05/html. Akses tanggal 30 Mei 2016.
136
Ma‟shum, Danny, Pembacaan Manaqib, “Sebuah Amaliyah Atas Rasa Cinta”,
dalam www.generasimudaaswa.blogspot.co.id. Akses tanggal 23 April 2016.
NU Online (Soeaara Nahdlatoel Oelama), “Jaringan Organisasi NU”, dalam
http://www.nu.or.id/about/jaringan, Akses tanggal 15 Mei 2016.
, “Sejarah NU”, dalam http://www.nu.or.id/about/sejarah. Akses tanggal
19 Mei 2016.
Situs Resmi Pendidikan Yayasan Alkhairaat Pusat, “Sejarah Alkhairaat”, dalam
http://alkhairaat.sch.id/. Akses tanggal 22 Februari 2016.
Umi, Rusmi, “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Muhammadiyah di Sulawesi
Utara”, dalam http://smkmuhammadiyahwono.blogspot.co.id/2015/09/html.
Akses tanggal 30 Mei 2016.
Tesis, Disertasi, Penelitian
Alhamid, Rizal, “Relasi Gerakan Mahasiswa dengan Partai Politik (Studi Kasus
KAMMI DIY dengan PKS DIY)”,Tesis, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
UIN Suka Yogyakarta, 2010.
Andriansyah, “Terbentuknya Jaringan Sosial dan Politik Alkhairaat di palu 1930-
1980-an”, Tesis, Yogyakarta: PPS Ilmu Sejarah, Fakultas Imu Budaya UGM,
2015.
Asyri L.A., Zul, “Nahdlatul Ulama: Studi Tentang Faham Keagamaan dan Upaya
Pelestariannya Melalui Lembaga Pendidikan Pesantren”, Disertasi, Jakarta:
Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1990.
Chuseno, H. Imam, “Gerakan Dakwah dan Jam‟iyyah Nahdlatul Ulama di Pulau
Jawa”, Disertasi (Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2012.
Dg. Siame, Norma, “Kepemimpinan Sayyid Idrus bin Salim Aldjufri dan
Perubahan Masyarakat Islam di Palu Sulawesi Tengah Tahun 1930-1969”,
Disertasi, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Suka, 2010.
Fahrurrozi, “Mobilisasi Politik Kader Nahdlatul Wathan Pancor dengan DPW
Partai Bulan Bintang (PBB) NTB (Studi Kasus dalam Pilkada NTB 2008)”,
Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Suka Yogyakarta, 2011.
Haidar, M. Ali, “Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia”, Disertasi,
Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 1993.
Purwoko, Dwi, “Pondok Pesantren dan Pendidikan Kewargaan di Daerah
Minoritas Muslim”, merupakan Program Insentif Penelitian dan Rekayasa
137
LIPI, Jakarta: Pusat Penelitian Kemasayrakatan dan Kebudayaan Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2010.
Sulaiman P.L., H.M. Noor, “Peranan Alkhairaat dalam Perubahan Sosial Budaya
Masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah”, Disertasi, Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2000.
Sumampouw, Nono Stevano Agustinus, “Menyatukan dan Memecah Belah:
Wacana dan Praktek Identitas Sosial Orang Manado”, Tesis, Yogyakarta: PPs
Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2013.
Arsip
Data Administratif Kantor Sekretariat PCNU Manado tentang Visi dan Misi
PCNU Manado.
Data Administratif Kantor Komisaris Wilayah Sulawesi Utara tentang Visi dan
Misi Alkhairaat.
Data Pengurus Cabang Lembaga, Lajnah, dan Banom NU Sulawesi Utara.
Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Alkhairaat Tahun 2009.
Keputusan Muktamar NU ke-27 / 1984.
Keputusan Muktamar NU ke-33 / 2015.
Kliping Pribadi Hasyim Arsyad yang Memuat Kumpulan Tulisan / Informasi
Media Cetak tentang Alkhairaat dari Tahun 1956-1993.
Laporan Bidang Masyarakat (Bimas) Islam Kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi Sulawesi Utara.
Laporan Direktoral Jendral (Ditjen) Cipta Karya Kota Manado tentang Profil
Kabupaten Kota Manado, Sulawesi Utara.
Laporan Hasil Muktamar IV Alkhairaat tahun 1991 Palu, Sulawesi Tengah.
Laporan Hasil Muktamar VII Alkhairaat tahun 1996 Palu, Sulawesi Tengah.
Laporan Komwil Alkhairaat Provinsi Sulawesi Utara Periode Mukatamar IX 2008
s/d Muktamar X 2014.
Undang-Undang No. 13 Tahun 1964 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
138
Undang-Undang No 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I
Sulawesi Selaatan-Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah.
Surat Keputusan Pengurus Besar Alkhairaat (SKPB) Tahun 2005 Tentang
Pengangkatan/Penetapan Komposisi dan Personalia Komisariat Wilayah
(KOMWIL) Alkhairaat Provinsi Sulawesi Utara Masa Khidmat 2005-2010.
Surat Keputusan (SK) PBNU tentang Susunan PCNU Kota Manado Masa
Khidmat 2014-2019.
LAMPIRAN
KH. Hasyim Arsyad (tengah) bersama
para pengajar Ponpes Alkhairaat Manado –
Mapanget Barat.
KH. Hasyim Arsyad (sebelah kiri) dan
Ust. Abdul Wahab Abdul Ghafur (sebelah
kanan) saat sedang menerima kunjungan
dari seorang Habib di Kantor MA
Pesantren Alkhairaat Komo Luar tahun
1987.
Kunjungan Gubernur Sulut, Ever Ernest
Mangindaan di Pesantren Alkhairaat
Manado Mapanger Barat.
Foto bersama Ketua Umum PB Alkhairaat,
Habib Salim Saggaf Aldjufri pada
pelaksanaan Haul Guru Tua di Ponpes
Alkhairaat Manado-Mapanget Barat.
Santriawan Pondok Pesantren
Alkhairaat Manado sedang membaca
dan mengkaji kitab kuning.
Anggota WIA Manado ketika
berangkat menghadiri Muktamar
Alkhairaat yang ke-VI tahun 1991 di
Palu. (ustadzah Fatimah sebelah kiri
sedang berdiri di atas Mobil
Pak Abdul Gani Ibrahim (jas hitam)
pada Muktamar ke 31 di Solo.
Wawancara dengan pak Abdul gani
Ibrahim.
Pelantikan pengurus inti Muslimat
NU Sulut pada tahun 1990. Ustadzah
Fatimah Ince Ote berdiri kedua
memakai jilbab warna putih.
KH. Hasyim Arsyad (Stelan Coklat)
kedua dari sebelah kanan.
Galeri Lesbumi Manado (gambar diambil
pada sekitar tahun 1960-an).
Kegiatan Harlah NU bersama para Ulama
NU di Manado yang juga dihadiri oleh
Gubernur Kota Manado Sinyo Hary
Sarundayang (Kameja hijau kofia hitam).
Majlis Ashhabul musthofa yang
dilaksanakan setiap malam Kamis
Pembacaan Diba‟ pada Majelis Wakil
Cabang (MWC) NU yang dilaksanakan
setiap malam Jum‟at.
Kegiatan silaturahmi pada bulan
Ramadhan kepada para mualaf di Manado.
(Sekretaris LDNU Sulut, Sakti S. Kader,
kiri depan berbaju hitam).
Pemberian bantuan berupa buku, oleh NU
kepada MTs Alkhairaat Manado –
Mapanget Barat.
Foto KH. Hasyim Arsyad (pertama dari kanan, sedang duduk) bersama Guru Tua
(Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri)
Ribuan jama‟ah sedang menyolatkan jenazah Habib Sayyid Idrus bin Salim
Aljufri
Foto bersama para tokoh agama dari organisasi NU, Alkhairaat, SI, dan Muhammadiyah
dengan Gubernur Sulut Soni Sumarsono (ke 7 dari kiri) pada acara peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW di Masjid Raya Ahmad Yani Manado.
Acara penutupan Bimbingan Sosial Keterampilan bagi WBS, LKKNU, di Asrama Haji
Manado tahun
DAFTAR WAWANCARA
Tentang Alkhairaat
1. Siapakah nama anda dan apa jabatan anda dalam struktur organisasi
Alkhairaat?
2. Apakah anda mengetahui kapan pertama kali Madrasah Alkhairaat berdiri di
Manado? Bagaimana sejarahnya?
3. Bagaimana dengan perkembangan Alkhairaat dari sejak berdirinya di Manado
hingga tahun 1998?
4. Apa tujuan didirikannya Alkhairaat di Manado?
5. Seperti apa aktivitas Alkhairaat dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial?
6. Seperti apa jaringan madrasah Alkhairaat di Manado?
7. Bagaimana pengaruh Alkhairaat terhadap kehidupan umat Islam di Manado?
8. Bagaimana sikap dan penerimaan masyarakat terhadap Alkhairaat dan apa
tanggapan anda?
9. Apakah organisasi Alkhairaat itu independen? Bagaimana visi dan misinya?
10. Bagaimana hubungan Alkhairaat dengan Nahdlatul Ulama?
11. Sebagai ormas Islam yang seideologi, apa yang membedakan Alkhairaat
dengan NU?
12. Adakah kerjasama dan atau kesepakatan tertentu antara Alkhairaat dan NU di
Manado? Jika ada, seperti apa bentuk kerja sama tersebut?
13. Bagaimana dengan kasus di lapangan bahwa kader Alkhairaat yang lebih
memilih berkiprah di PPP dari pada di PKB sebagai partai yang lahir dari NU?
14. Bagaimana tanggapan Anda tentang pengurus Alkhairaat yang juga sekaligus
menjadi pengurus NU?
Tentang Nahdlatul Ulama
1. Siapakah nama anda dan apa jabatan anda dalam organisasi NU di Manado?
2. Apakah anda mengetahui kapan dan bagaimana sejarah berdirinya organisasi
NU di Manado?
3. Seperti apa karakteristik NU di Manado?
4. Bagaimana dinamika perkembangan NU di Manado sebagai partai politik?
5. Bagaimana aktivitas dan dinamika perkembangan NU di Manado pasca
khittah?
6. Bagaimana roda kepemimpinan NU di Manado (masa Orde Lama – Orde
Baru?
7. Seperti apa hubungan Nahdlatul Ulama dengan Alkhairaat di Manado?
8. Adakah kerja sama dan kesepakatan terntentu yang terjadi di antara NU
dengan Alkhairaat di Manado?
9. Sebagai ormas Islam yang seideologi, apa yang membedakan Nahdlatul
Ulama dari Alkhairaat?
10. Bagaimana tanggapan Anda tentang pengurus NU yang juga sekaligus
merupakan pengurus Alkhairaat?
11. Bagaimana tanggapan warga NU di Manado terhadap lahirnya PKB?
12. Apakah kader NU kemudian banyak yang berkiprah di PKB?
13. Bagaimana visi dan misi NU di Manado?
DAFTAR INFORMAN
NO. NAMA UMUR
KETERANGAN
ALKHAIRAAT NAHDLATUL ULAMA LAIN-LAIN
1. Mashar Kinontoa 56 Tahun Seksi Bidang Pendidikan Agama
Komda Manado
Katib Syuriah Wilayah
Sulut
Kepsek MI
Alkhairaat (Sabil
Alhuda)
2. Ahmad Bado 65 Tahun Mantan Ketua Yayasan Ponpes
Alkhairaat Manado (Komo Luar) - -
3. K.H. Abd Wahab Abd.
Ghafur, Lc., M.A 62 Tahun
Penasehat Komda Alkhairaat
Manado
Rais Syuriah Wilayah
Sulut Ketua MUI Sulut
4. Habib Sahil Mulachele 80 Tahun Ketua/Komwil Alkhairaat Sulut - Pengusaha
5. Sukri Mararo 63 Tahun Sekretaris Komwil Alkhairaat
Sulut - Pensiunan PNS
6. Zubair Lakawa 43 Tahun
Pimpinan Pondok Pesantren
Alkhairaat Mapanget Barat,
Manado
- -
7. KH. Sofyan Lahilote 65 Tahun Mantan Komwil Alkhairaat Sulut
Tahun 1986-1996 -
Ketua Pengadilan
Tinggi Agama
Manado Periode
Tahun 2010-2015
8. Drs. Jan Ticoalu, SE., M.Si 54 Tahun Kepsek SMK dan SMP Alkhairaat
Banjer - PNS
10. Abdul Gani Ibrahim 74 Tahun - Ketua GP Anshor Tahun
1985-1988 Pensiunan PNS
11. Ir. Suwarno Tuioyo 47 Tahun - Sekretaris PWNU Sulut -
12. A.R Latukawu 61 Tahun - Penasehat Lajnah
Falakiyah NU Sulut PNS
13. Yaser bin Salim Bachmid 63 Tahun - Rais Syuriah Kota
Manado PNS / Pengusaha
14. Hj. Fathimah J. Ince Ote 73 Tahun
Mantan Ketua WIA Kota Manado
Periode Tahun 1996-2006
Mantan Ketua Muslimat
NU Wilayah Sulut
Periode 1990-2000
Pensiunan PNS
15. H. Lily Rasmana, S.Ag.,
M.Si 45 Tahun -
Ketua PCNU Kota
Manado PNS
16. H. Sarifa Fatmawaty bin
Syekh Abu Bakar 40 Tahun Ketua Banatul Khairaat
Ketua PC Fatayat NU
Kota Manado
Anggota DPR D
Kota Manado
17. Sakti Sutanzah Kader 28 tahun - Sekretaris Wilayah
LDNU Sulut -
18. Sarmun Abdullah 85 Tahun - - Masyarakat
19. Syamsiyah Nurhamidin 80 Tahun - - Masyarakat
20. Abdul Manaf 87 Tahun - - Masyarakat
PENGURUS WILAYAH NU SULAWESI UTARA
PERIODE NAMA PENGURUS
KET RAIS SYURIYAH KETUA TANFIDZIAH
1987 - 1992 KH, Hasjim Arsjad Drs. H. Sun Biki
1992 - 1997 Drs. KH. A.R. Latukau, Lc Drs. H. Abas Nusi
1997 - 2003 Drs. KH. A.R. Latukau, Lc
Drs. H. A.R. Mokoginta
Prof. DR. H. Madjid Abdullah, SH, MH
Terjadi PAW Ketua karena Ketua sebelumnya meninggal dunia.
2004 - 2008 Drs. KH. Fauzie Nurani Drs. H. Iskandar L.A. Gobel
2008 - 2013 Drs. KH. Fauzie Nurani Drs. H. Halil Domu, M.Si
2014 - 2019 KH. Abdul Wahab Abdul
Gafur, Lc Drs. H. Sya”ban Mauluddin,
M.Si
DATA PENGURUS WILAYAH DAN CABANG NU SE SULAWESI UTARA
NO PROV/KAB/KOTA ALAMAT MASA
KHIDMAT SK PBNU NOMOR
NAMA PENGURUS SYURIYAH DAN TANFIDZIAH + NO KONTAK
RAIS KATIB KETUA SEK
01 SULAWESI UTARA
Jl. Hasanudin IV No. 45 Kel. Islam Manado, 95236
2014- 05 Mart’19
350/A.II.04/03/ 2014
KH,Abdulwahab Abdulgafur, Lc 08124453324
H. Mashar Kinontoa, S,Ag 081340838228
Drs. H. Sya’ban Mauluddin, M.Pd.I 08134263580
Ir. Suwarno Tuiyo 08124455850 E:warnot.sulut@
yahoo.co.id
02 KOTA MANADO
Jl, Sudirman 12 No. 63 Komo Luar Link.3 Kec.Wenag Manado, 95127
2014-2019, 26 Sep’19
400/A.II.04.d/ 09/2014
KH. Yaser Bin Salim Bachmid. 081326823021
H. Ali Alhasni 085240486633
H. Lily Rasmana, S.Ag, M.Si 081311511151
Mohamad Maturan 081340261073
03 KOTA BITUNG
Jl. Pasar Tua No.04 Lingk.V Bitung Tengah Kec.Maesa Bitung, 95521
2015 - 31 Jan 2019
508/A.II.04.d/ 01/2015
KH. rahmat Gobel, S.PdI
H.Safrudin H. Soleman, S.HI
Drs. Djefri Dapat, M.Pd 08124434837. djefridapat.kairupan@ gmail.com
Hanafi han, SE
04 KOTA KOTAMOBAGU
Jl. D.A. Damopolii Kotamobagu
2015 - 25 Apr’20
567/A.II.04.d/ 04/2015
Drs. H. Suhada Mokoagow, M.Si 08124421935
Rastono, S.Pd, ME
H. Mohammad Husen, S.Ag 081340195767
Ahmad Sholeh, S.Pd 081340449560
05 KAB. BOLAANG MONGONDOW
Komplek Pasar Lolak.Kec. Lolak
2011-2015
30 Apr’11
106/A.II.04.d/ 04/2011
H. Salihi Mokodongan 08124401999
Limbatu Damogalad, S.Ag 082348067144
Drs. Abd. Haris Bambela, M.Si 081340843638
Moh. Budi Damopilii, SE 081356056883
06 KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA
Jl. Trans Sulawesi Boroko Kec. Kaidipang, Bolmong Utara.
2015 – 31 Jan 2019
509/A.II.04.d/ 01/2015
Drs. H. Recky Posumah, MM 0811435277
H. Hamlan Pohuntu, S.Ag 082192488433
Supriadi Goma, S.Pd.I 085256813278; 085336165557.
Hi. Syafrudin 085299798609
07 KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Jl. Trans Sulawesi Lintas Selatan Toluwaya, Bolaang Uki, Bol-Sel.
2013-2018
10 Apr’13
262/A.II.04.d/ 04/2013.
H. Kasman Lakibu, S.Ag. 081244651059
H. Sudjahri Van Gobel, SH, MTP 081210102094
H. Z.M. Ointu 08525600084
Drs. Azhar Yasin 081354200864
08 KAB. BOLAANG MONGONDOW TIMUR
Jl. Trans Sulawesi Depan Polsek kotabunan, Kotabunan Barat
2015 - 25 Apr’20
566/A.II.04.d/ 04/2015
KH. R.L. Paputungan 082152409767
Drs. Darwis Lasabuda
H. Syarkawi Modeong, S.Sos 085240423888; 082195598889
Yusril DamopoliI, S.Pd. MM 085240840697
09 KAB. KEPULAUAN SANGIHE
Jl. Tidore Lingk. 2 Kec. Tahuna Timur, 95814
2015 – 31 Jan 2019
510/A.II.04.d/ 01/2015
Drs. KH. Muh. Ali Muksin 085240036748
Nader M. Baradja 082393442810
Anwar Maskromo, SIP. 081340076746
Juraij Rumiki, SE, M.Si 085256624168 E: juraij_nu@
yahoo. co. Id
10 KAB. MINAHASA
Jl. Imam Bonjol No.325 Lingk. V Kampung Jawa Tondano Utara
2013-2018
25 Okt’13
310/A.II.04.d/ 10/2013
KH. Sumaryono Zees 085394923369
Bachrudin Rifai Ir. Arifin Kiay Demak, M.Si 081340126878
Drs. M. Ikhsan Djoyosuroto 089633209063
11 KAB. MINAHASA TENGGARA
Jl. Masjid Al Ichlas Desa Buku Selatan Kec. Belang, Mitrak
2014-2019 8 Des;14
437/A.II.04.d/ 12/2014
Ridwan, S.Pd, MAP 081340388875
Amir Makalalag
Drs. Nasarudin Manoso, MM 081340411178
Drs. Erfie Liu, MM 082349149889
12 KAB. MINAHASA SELATAN
Jl.Terminal No.6 Kel. Buyungon Kec Amurang. Minsel.
2013-2018
10 Apr’13
261/A.II.04.d/ 04/2013
H. Rahman Sanusi, S.Pd. 081243058819
Jasrudin S.Ag 085256078318
H. Rusli Karim 081340170177
H. Ismail Mudin 081340074326
13 KAB. MINAHASA UTARA
Jl. Raya Aermadidi-Bitung, Kel Watudambo 2.
2015-2020
H. Darul Halim, SH
H. Ismet Djaelani
Ir. H. Suyarno Wirodimedjo, MM
Sofyan Abdjul
DATA PENGURUS WILAYAH LEMBAGA, LAJNAH, BANOM NU SULAWESI UTARA
NO LEMBAGA, LAJNAH
DAN BANOM NU ALAMAT
MASA KHIDMAT
NO SK PENASEHAT NAMA KETUA & SEK + NO KONTAK
KETUA SEKRETARIS
01 LAJNAH FALAKIYAH NU (LFNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
39/A.II.04/10/ 2014
KH. A.R. Latukau KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M.
Drs.H. Ali Masharyanto, M.Pd. 081218114445
Frangki Soleman, M.HI
02 LEMBAGA DAKWAH NU (LDNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
44/A.II.04/10/ 2014
KH. A.R. Latukau KH. Abd.Wahab KH. Aburaerah H. Sya’ban M.
H. Lukman T. Zakariah, SE. 08124303387
Efendi Gani, S.Ag 085256757127
03
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN SDM NU (LAKPESDAM NU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
47/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M. Ridnolda Dj. Ph.D
Muh. Zaenal 081312261404
Mursalim, ST 081340411811
04 L EMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU (LP MA’ARIF NU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
40/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M. H. Ulyas Taha
Drs. H. Suleman Awad, M.Pd 08124443797
Drs. H. Syarif Soleman, M.Pd 082191161818
05 LEMBAGA PEREKONOMIAN NU (LPNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
41/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M. Dr. J. Yacob, SE
Ir. H. Iskandar Modjo 081340019494
Irving Kurniawan, SHI 081340647717
06 LEMBAGA KESEHATAN NU (LKNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
46/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M. DR. TDE. Abeng Ir. Suwarno Tuiyo
Dr. Hj. Viany Asiafrik Maunti Matoka
Dr. H. Zen Wumu
07
LEMBAGA KEMASLAHATAN KELUARGA NU (LKKNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
45/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M. DR. TDE. Abeng Ir. Suwarno Tuiyo
A.Gafur Subaer, SH 082347598997
Miranti Daipaha 085298624450
08
LEMBAGA PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM NU (LPBH NU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
42/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M.M.Pd Dr. A.Konoras,MH
Hj. Lutvia Alwi, SH, MH 081340008431
Rosdalina Bukido, M.Hum, 085240089493
09
LEMBAGA PENANG. BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NU (LPBI NU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
49/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M.M.Pd M. Rahmola, s.Sos
Joko Sutrisno, S.Sos 081340360484
Sudhan Langga, S.HI 081340233227
10
LEMBAGA SENI BUDAYA MUSLIMIN INDONESIA NU (LESBUMI NU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
43/A.II.04/10/ 2014
KH. A.R. Latukau KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M.M.Pd Habib. Muksin B.F.
Taufiq Bilfagih, M.Si 082188365777
Amran Ibrahim, SHI 085256788237
11
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NU (LP2NU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 10/10/2014
48/A.II.04/10/ 2014
KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M.M.Pd Rignolda Dj. Ph.D
Ir. H. Ridwan Syawie 08124438615
Ir. Abdul 085298401448
12 JAMIATUL QURA WAL HUFFAZ (JQH)
Ponpes PKP Kombos Kelurahan Singkil Manado
2011-2016 22 Nov’11
133/SK/PP.JQH/XI/ 2011
KH. A.R. Latukau Drs. KH. Fauzie H. halil Domu
Drs. KH. Rizali M. Noor 08124427539
Drs. Fathan Noch, MHI
13 PENCAK SILAT NU PAGAR NUSA
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2009 - 2014 30 Jan’09
015/SKPP/A-I/I-I/ 2009
KH. A.R. Latukau Drs. KH. Fauzie H. halil Domu
Ir. Abd. Muthalib Antai
Fachrudin Noch, M.Pd 085241304245
14 PERSATUAN GURU NU (PERGUNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2014 – 2019 KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M. H.Ulyas Taha,M.Pd
Nuzli Muchtar, S.Ag 085240106860
15 IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA (ISNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2012 - 2016 KH. Abd.Wahab H. Sya’ban M. H.Ulyas Taha,M.Pd
Drs.H. Abjan Khalek, M.Si 081356457808
Syahril Bachrudin, SE, MAB 081340015952
16 MUSLIMAT NU Masjid Baiturrahim Pomorow Kel. Tingkulu Manado
2012 - 2016 Hj. N. J. Ontowiryo Dr. Rukmina G.
Dra. Hj. Sarce Mokoginta 081340126488
Astin Saba, S.Pd 08124449100
17 GP ANSOR Jln. TNI Kel. Tikala Kec. Tikala Manado
2016 - 2021 Habib Muchsin Bil Fagih, M.Si
Yusra Alhabsy, S.IP Ismail Maga, SIP
18 FATAYAT NU Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2012 - 2016 Dr. Rukmina Gonibala, M.Si
Dra. Supriati Sarip, M.Si 08124440153
Dra. Rahmawati
19 IKATAN PELAJAR NU (IPNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2015 - 2019 Junaidi Maskromo Ivo R.T. Mentang 081355418050
Illan Wonggo 082348390697
20 IKATAN PELAJAR PUTERI NU (IPPNU)
Jln. Hasanudin 14 No.45 Kel. Islam Kec. Tuminting Kota Manado
2015 - 2019 Susilowaty Moko Siska Zakaria 085340356762
Sri Rosita Makalungsenge 085341061552
Manado, Desember 2015
Sekretaris PWNU Sulawesi Utara
Suwarno Tuiyo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Lisa Aisyiah Rasyid, S.HI
Tempat / Tgl. Lahir : Manado, 05 Januari 1990
Alamat Rumah : Jl. Kampus IAIN No. 17 Lingkungan VIII, Malendeng,
Tikala, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
Nama Ayah : Abdul Rasyid, S.HI
Nama Ibu : Jahra Otong, S.PdI
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD Negeri 91 Manado, 2002
b. MTs. Alkhairaat Mapanget Barat-Manado, 2005
c. MA Alkhairaat Mapanget Barat-Manado, 2008
d. S1 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Manado, 2012
C. Prestasi/Penghargaan
1. Juara II CCA pada MTQ Tingkat Kabupaten se-Kota Manado tahun 2005.
2. Juara III Syahril Qur‟an pada MTQ Tingkat Kabupaten se-Kota Manado
tahun 2007.
3. Pemustaka Terbaik I pada Lomba Pemustaka Terbaik Perpustakaan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Manado Tahun 2011.
D. Pengalaman Organisasi
1. Ketua Osis Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Mapanget Barat-
Manado periode 2004-2005.
2. Sekretaris Osis Madrasah Aliyah (MA) Alkhairaat Mapanget Barat-
Manado periode 2006-2007.
3. Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIN Manado
tahun 2010.
4. Anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Cendekia STAIN Manado tahun
2011.
5. Anggota Forum Silaturahmi Alumni Alkhairaat (FORSAA) Manado.
E. Minat Keilmuan : Sejarah Politik Islam dan Hukum