10
39 Relaksasi Dzikir (Setiyo Purwanto) RELAKSASI DZIKIR Setiyo Purwanto Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Islam sebagai sebuah institusi agama, memiliki berbagai khasanah yang dapat dikaji secara psikologi. Fenomena-fenomena ritual keislaman belum banyak diteliti, misalnya ritual dzikir. Hasil pengembaraan intelektual-spiritual penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa aspek Dzikir (ingat Allah) adalah meditasi, relaksasi, pengalaman trasendental, yang ada kaitannya dengan penurunan gangguan mental dan timbulnya efek-efek positif seperti ketenangan atau kestabilan emosi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kata Kunci: dzikir, relaksasi, ketenangan PENDAHULUAN Relaksasi adalah salah satu teknik di dalam terapi perilaku. Dalam sejarah- nya metode relaksasi mengalami dua fase yang berbeda. Fase pertama dimulai oleh Jacobson pada tahun 1908. Hasil-hasil penelitiannya dilaporkan dalam jurnal- jurnal ilmiah dan pada tahun 1938 ia menulis buku yang berjudul “Progre- ssive Relaxation”. Fase kedua pengem- bangan metode relaksasi yang dilakukan oleh Wolpe seorang profesor psikiatri pada Temple University of Eastern Pensylvania Psychiatry Institute di Amerika, yaitu dengan memodifikasi prosedur metode relaksasi yang sebe- lumnya telah dikembangkan oleh Jacob- son (Muhana, 1993). Masyarakat luas sering meng- artikan relaksasi sebagai keadaan rileks yaitu keadaan santai, tidak tegang dan menyenangkan. Misalnya setelah peker- jaan selesai duduk santai di depan rumah sambil minum teh, keadaan rileks ini

relaksasi dzikir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal

Citation preview

Page 1: relaksasi dzikir

39Relaksasi Dzikir (Setiyo Purwanto)

RELAKSASI DZIKIR

Setiyo PurwantoFakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Islam sebagai sebuah institusi agama, memiliki berbagaikhasanah yang dapat dikaji secara psikologi. Fenomena-fenomenaritual keislaman belum banyak diteliti, misalnya ritual dzikir.Hasil pengembaraan intelektual-spiritual penulis mengambil sebuahkesimpulan bahwa aspek Dzikir (ingat Allah) adalah meditasi,relaksasi, pengalaman trasendental, yang ada kaitannya denganpenurunan gangguan mental dan timbulnya efek-efek positif sepertiketenangan atau kestabilan emosi yang sangat bermanfaat bagikehidupan manusia.

Kata Kunci: dzikir, relaksasi, ketenangan

PENDAHULUANRelaksasi adalah salah satu teknik

di dalam terapi perilaku. Dalam sejarah-nya metode relaksasi mengalami dua faseyang berbeda. Fase pertama dimulai olehJacobson pada tahun 1908. Hasil-hasilpenelitiannya dilaporkan dalam jurnal-jurnal ilmiah dan pada tahun 1938 iamenulis buku yang berjudul “Progre-ssive Relaxation”. Fase kedua pengem-bangan metode relaksasi yang dilakukanoleh Wolpe seorang profesor psikiatri

pada Temple University of EasternPensylvania Psychiatry Institute diAmerika, yaitu dengan memodifikasiprosedur metode relaksasi yang sebe-lumnya telah dikembangkan oleh Jacob-son (Muhana, 1993).

Masyarakat luas sering meng-artikan relaksasi sebagai keadaan rileksyaitu keadaan santai, tidak tegang danmenyenangkan. Misalnya setelah peker-jaan selesai duduk santai di depan rumahsambil minum teh, keadaan rileks ini

Page 2: relaksasi dzikir

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 39 - 4840

tentunya sangat membantu pemulihanrasa capek yang dialami setelah bekerjaseharian, sebab pikiran dan otot-otottidak digunakan sehingga muncullahkeadaan rileks atau santai.

Berbagai metode relaksasi telahbanyak dikembangkan seperti relaksasiprogresif, relaksasi otot, relaksasimeditasi. Namun pengembangan teknikrelaksasi yang berkaitan dengan keya-kinan seseorang (faith factor) belumdikaji secara mendalam apalagi yangmengarah pada keyakinan religi tertentu.Relaksasi dengan memasukkan unsurkeyakinan dapat dilakukan oleh siapasaja yang yakin terhadap sesuatu dandapat dipraktekkan oleh agama apa saja(Benson, 2000).

Islam sebagai sebuah institusiagama, memiliki berbagai khasanah yangdapat dikaji secara psikologi. Feno-mena-fenomena ritual keislaman belumbanyak diteliti, misalnya ritual dzikir akanada aspek-aspek yang dapat dikajiseperti aspek meditasi, relaksasi, penga-laman trasendental, kaitannya denganpenurunan gangguan mental dan timbul-nya efek-efek positif seperti ketenanganatau kestabilan emosi.

Dzikir (ingat Allah) merupakankegiatan yang banyak dilakukan olehumat Islam karena dzikir merupakandasar dari seluruh ritual ibadah, bahkandikatakan bahwa dzikir merupakanruhnya semua ibadah karena denganingat itulah letak transendensi. Selain itudzikir merupakan ibadah yang bebasartinya tidak terikat oleh waktu ataupun

tempat artinya bisa dilakukan dalamkondisi apapun dan kapanpun sehinggapelaksanaanya sangat fleksibel.

Salah satu aspek dari dzikir yangmemungkinkan digabungkan denganteknik relaksasi adalah sikap pasrah.Sikap pasrah merupakan bentuk sikappasif yang mutlak dibutuhkan dalamrelaksasi. Makalah ini akan menguraikanteknik penggabungan antara teknikrelaksasi dengan ibadah dzikir. Dariuraian yang singkat ini diharapkanpelaksana dzikir dapat memahami teknikberdzikir dengan menggabungkan teknikrelaksasi, sehingga manfaat responrelaksasi yang muncul dapat dirasakandan lebih dapat dimanfaatkan.

RELAKSASIDi dalam sistem saraf manusia

terdapat sistem saraf otonom dan sistemsaraf pusat. Fungsi saraf pusat adalahmengendalikan gerakan-gerakan yangdikehendaki, misalnya gerakan tangan,kaki, leher, dan jari-jari. Sedangkansistem saraf otonom berfungsi mengen-dalikan gerakan-gerakan yang otomatis,misalnya fungsi digestif, proses kardio-vaskuler, dan gairah seksual. Sistem sarafotonom terdiri dari dua subsistem yangkerjanya saling berlawanan yaitu; (1)sistem saraf simpatetis yang bekerjameningkatkan rangsangan atau memacuorgan-organ tubuh, memacu mening-katnya denyut jantung dan pernafasan,serta menimbulkan penyempitan pem-buluh darah tepi (pheripheral) danpembesaran pembuluh darah pusat serta

Page 3: relaksasi dzikir

41Relaksasi Dzikir (Setiyo Purwanto)

menurunkan temperatur kulit dan dayatahan kulit, dan juga akan menghambatproses digestif dan seksual; (2) sistemsaraf parasimpatetis menstimulasi turun-nya semua fungsi yang dinaikkan olehsaraf simpatetis, dan menstimulasi naik-nya semua fungsi yang diturunkan olehsaraf simpatetis (Utami, 1993).

Selama sistem-sistem berfungsinormal dalam keseimbangan, bertam-bahnya aktivitas sistem yang satu akanmenghambat atau menekan efek sistemyang lain. pada waktu orang mengalamiketegangan dan kecemasan yang bekerjaadalah sistem saraf simpatetis, sedangkanpada waktu rileks yang bekerja adalahsistem saraf parasimpatetis. Dengandemikian relaksasi dapat menekan rasategang dan rasa cemas dengan resiprok,sehingga timbul counter conditioningdan penghilangan (Prawitasari, 1988;Utami 2002)

Dasar pikiran relaksasi adalahsebagai berikut. Relakasasi merupakanpengaktifan dari saraf parasimpatetisyang menstimulasi turunnya semua fungsiyang dinaikkan oleh sistem saraf simpa-tetis, dan menstimulasi naiknya semuafungsi yang diturunkan oleh saraf simpa-tetis. Masing-masing saraf parasimpatetisdan simpatetis saling berpegaruh makadengan bertambahnya salah satu aktivitassistem yang satu akan menghambat ataumenekan fungsi yang lain (Utami, 1993).

Relaksasi dapat digunakan seba-gai active coping skill jika digunakanuntuk mengajar individu kapan danbagaimana menerapkan relaksasi di

bawah kondisi yang diinginkan, misalnyadigunakan untuk mengurangi gangguaninsomnia, mengurangi kecemasan atauuntuk membuat tubuh istirahat sejenak.

Apabila Individu melakukan re-laksasi ketika ia mengalami keteganganatau kecemasan, maka reaksi-reaksifisiologis yang dirasakan individu akanberkurang, sehingga la akan merasarileks. Apabila kondisi fisiknya sudahrileks, maka kondisi psikisnya jugatenang (Lichstein, 1993).

Berbagai macam bentuk relaksasiyang sudah ada adalah relaksasi otot,relaksasi kesadaran indera, relaksasimeditasi, yoga dan relaksasi hipnosa(utami, 1993. Relaksasi otot bertujuanuntuk mengurangi ketegangan dankecemasan dengan cara melemaskanotot-otot badan. Dalarm relaksasi otot,individu diminta untuk menegangkan ataumengkontraksikan otot, kemudiandiminta mengendorkannya (Levy, 1984).Sebelum dikendorkan, penting dirasakanketegangan tersebut, sehingga individudapat membedakan antara otot yangtegang dan otot yang lemas. Di sini perludiperhatikan bahwa pada fase mene-gangkan otot tersebut, individu dilatihuntuk menyadari sensasi yang berhu-bungan dengan ketegangan dan kece-masan. Sensasi-sensasi tersebut bertin-dak sebagai isyarat atau tanda untukmelemaskan ketegangan.

Seseorang tidak dapat memilikiperasaan tentram dalam tubuh pada saatbersamaan mengalami stres psikologis.Relaksasi otot akan menurunkan denyut

Page 4: relaksasi dzikir

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 39 - 4842

nadi dan tekanan darah, juga mengurangikeringat dan frekuensi pernapasan.Jacobson (Davis dkk., 1995), menjelas-kan teknik relaksasi otot dalam, yangtidak memerlukan imajinasi, ketekunanatau sugesti. Teknik ini didasarkan padakeyakinan bahwa tubuh berespons padakecemasan yang merangsang pikiran dankejadian dengan ketegangan otot.Ketegangan fisiologis ini, sebaliknya,meningkatkan pengalaman subjektifterhadap kecemasan. Relaksasi otot yangdalam menurunkan ketegangan fisiologisdan berlawanan dengan kecemasan.Kebiasaan berespon pada satu keadaanmenghambat kebiasaan berespon padayang lain.

Relaksasi otot memberikan caramengidentifikasi otot dan kumpulan otottertentu serta membedakan antaraperasaan tegang dan relaksasi dalamempat kelompok otot utama yangmeliputi, a). kelompok otot tangan,lengan bawah, dan otot biseps. b).kelompok otot kepala, muka, tenggo-rokan dan bahu, termasuk, pemusatanperhatian pada dahi, pipi, hidung, mata,rahang, bibir lidah dan leher. Sedapatmungkin perhatian dicurahkan padakepala, karena dari pandangan emosio-nal, otot yang paling penting dalam tubuhberada di sekitar area ini. c. kelompokotot dada, lambung dahi punggunggbagian bawah. d. kelompok otot paha,pantat, betis dan kaki.

Relaksasi bertahap dapat diprak-tekan dengan berbaring atau duduk dikursi dengan kepala, ditopang. Tiap otot

atau kelompok otot ditegangkan selamalima, sampai tujuh detik dan direlak-sasikan dua belas sampai lima belasdetik. Prosedur ini diulang paling tidaksatu kali (Davis dkk., 1995).

DZIKIRDzikir berarti ingat kepada Allah,

ingat ini tidak hanya sekedar menyebutnama Allah dalam lisan atau dalampikiran dan hati. akan tetapi dzikir yangdimaksud adalah ingat akan Zat, Sifatdan Perbuatan-Nya kemudian memas-rahkan hidup dan mati kepada-Nya.Sehingga tidak takut maupun gentarmenghadapi segala macam mara bahayadan cobaan (Sangkan, 2002).

Sebagian tokoh islam membagizikir menjadi dua yaitu : zikir dengan lisandan dzikir dengan hati. zikir lisanmerupakan jalan yang akan meng-hantarkan pikiran dan perasaan yangkacau menuju kepada ketetapan zikirhati, kemudian dengan dzikir hati inilahsemua kedalaman kejiwaan akan keliha-tan lebih luas, sebab dalam wilayah iniAllah akan mengirimkan pengetahuanberupa ilham. Dzikir kepada Allahbermakna, bahwa manusia sadar akandirinya yang berasal dari Sang Khalik,yang senantiasa mengawasi segalaperbuatannya. Dengan demikian manusiamustahil akan berani berbuat curang danmaksiat dihadapan-Nya. Dzikir berartikehidupan, karena manusia ini adalahmakhluq yang akan binasa (fana),sementara Allah senantiasa hidup,melihat, berkuasa, dekat, dan mendengar,

Page 5: relaksasi dzikir

43Relaksasi Dzikir (Setiyo Purwanto)

sedangkan menghubungkan (dzikir)gambaran dzikir yang dituturkan Rasu-lullah Saw. Bahwa dzikir kepada Allahitu bukan sekedar ungkapan sastra,nyanyian, hitungan-hitungan lafadz,melainkan suatu hakikat yang diyakinididalam jiwa dan merasakan kehadiranAllah disegenap keadaan, serta berpe-gang teguh dan menyandarkan kepada-Nya hidup dan matinya hanya untuk Allahsemata (Sangkan, 2002).

Menurut Bahjad (1998) membe-rikan pengertian tentang dzikir sebagaiberikut, dzikir secara lisan sepertimenyebut nama Allah berulang-ulang, dansatu tingkat di atas dzikir lisan adalahhadirnya pemikiran tentang Allah dalamkalbu. Kemudian upaya menegakkanhukum syariat Allah di muka bumi danmembumikan al quran dalam kehidupandemikian pula memperbagus kualitasamal sehari-hari dan menjadikan dzikirini sebagai pemacu kreativitas baru dalambekerja dengan mengarahkan niatkepada Allah.

Dzikir dapat digunakan sebagaisarana transendensi, yaitu ketika sese-orang sudah ingat kepada Allah danadanya sikap penyerahan, sebab maknatransendensi sendiri adalah menggan-tungkan. Dengan sikap ini maka sese-orang akan terbawa pada kondisi pasifsehingga akan sangat efektif bila diga-bungkan dengan teknik relaksasi.

RELAKSASI DZIKIRJenis relaksasi ini merupakan

pengembangan dari respon relaksasi

yang dikembangkan oleh Benson (2000),dimana relaksasi ini merupakan gabunganantara relaksasi dengan keyakinan agamayang dianut. Dalam metode meditasiterdapat juga meditasi yang melibatkanfaktor keyakinan yaitu meditasi transen-dental (trancendental meditation).Meditasi ini dikembangkan oleh MahesYogi (Sothers, 1989) dengan megambilobjek meditasi frase atau mantra yangdiulang-ulang secara ritmis dimana frasetersebut berkaitan erat dengan keyakinanyang dianut.

Respon relaksasi yang melibatkankeyakinan yang dianut akan memper-cepat terjadinya keadaan relaks, dengankata lain kombinasi respon relaksasidengan melibatkan keyakinan akanmelipat gandakan manfaat yang didapatdari respon relaksasi (Benson, 2000).

Penggunaan frase yang bermaknadapat digunakan sebagai fokus keya-kinan, sehingga dipilih kata yang memilikikedalaman keyakinan. Dengan menggu-nakan kata atau frase dengan maknakhusus akan mendorong efek plaseboyang menyehatkan. Semakin kuatkeyakinan seseorang berpadu denganrespon relaksasi maka semakin besarpula efek relaksasi yang didapat. Pilihanfrase yang dipilih sebaiknya singkat untukdiucapkan dalam hati saat mengambil danmenghembuskan napas secara normal.Kedua kata tersebut mudah diucapkandan mudah diingat.

Fokus dari relaksasi ini tidak padapengendoran otot namun pada frasetertentu yang diucapkan berulang kali

Page 6: relaksasi dzikir

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 39 - 4844

dengan ritme yang teratur disertai sikappasrah kepada objek transendensi yaituTuhan. Frase yang digunakan dapatberupa nama-nama Tuhan, atau kata yangmemiliki makna menenangkan.

Sangkan (2002) menyebutkanpengulangan kata atau frase secara ritmisdapat menimbulkan tubuh menjadi rileks.Pengulangan tersebut harus disertaidengan sikap pasif terhadap rangsangbaik dari luar maupun dari dalam. Sikappasif dalam konsep religius dapatdiidentikan dengan sikap pasrah kepadaTuhan. Sikap pasrah inilah yang dapatmelipatgandakan respon relaksasi yangmuncul.

Keuntungan dari relaksasi religiusini selain mendapatkan manfaat darirelaksasi juga mendapatkan kemanfaatandari penggunaan keyakinan sepertimenambah keimanan, dan kemungkinanakan mendapatkan pengalaman-penga-laman transendensi.

Dzikir sebagai salah satu bentukibadah dalam agama Islam merupakanrelaksasi religius, dengan mengucapkanlafadz Allah atau Ahad secara terusmenerus dengan pelan dan ritmis akandapat menimbulkan respon relaksasi(Benson, 2000. Sangkan 2002). Pengu-langan lafadz tersebut disertai dengankeyakinan terhadap kasih sayang-Nya,perlindungan-Nya dan sifat-sifat baik-Nya yang lain akan menimbulkan rasatenang dan rasa aman.

Hubungan antara komitmen reli-gius atau keimanan dengan penyembuhantelah dibuktikan dengan penelitian yang

dilakukan oleh David B. Larson dan Mr.Constance P.B. menemukan bukti bahwafaktor keimanan memiliki pengaruh yangluas dan kuat terhadap kesehatan. Didalam sintesisnya, The Faith Factor :An annotated Bioliography of Chemi-cal Research on Spiritual Subject,mereka menemukan bahwa faktorreligius terlibat dalam peningkatankemungkinan tambahnya usia harapanhidup, penurunan pemakaian alkohol,rokok, dan obat, penurunan kecemasan,depresi, dan kemarahan, penurunantekanan darah, dan perbaikan kualitashidup bagi pasien kanker dan penyakitjantung (sholeh, 2002)

Hasil penelitian Peter Pressman(Benson, 2000) menunjukkan tiga puluhwanita lanjut usia yang sembuh darikoreksi bedah pada tulang punggungnyayang patah, diteliti untuk menemukanhubungan antara keyakinan religiusmereka dengan kesehatan medis danpsikiatrik. Pasien dengan keimanan yangkuat mampu untuk berjalan lebih jauhsecara bermakna dan lebih kecil ke-mungkinannya untuk mengalami depresi.Kemudian ia menyimpulkan bahwakomitmen religius yang konsisten akanmemperkecil gangguan psikologis,semakin baik kesehatannya, semakinnormal tekanan darahnya, dan semakinpanjang harapan hidupnya.

Dua hal yang dilakukan untukmenimbulkan respon relakasi adalah: (1)mengulang kata, frase atau mengulangaktivitas otot-otot. (2) bersikap pasif ketikaberbagai gangguan menyerang seperti rasa

Page 7: relaksasi dzikir

45Relaksasi Dzikir (Setiyo Purwanto)

penat, rasa capek, dan gangguan pikiran(Benson, 2000). Bila teknik menimbulkanrespon relaksasi dari Benson tersebutdigabungkan dengan dzikir maka ditambahdengan berserah diri kepada Allah.

Dalam relaksasi diperlukan pe-ngendoran fisik secara sengaja yangdalam relaksasi dzikir akan digabungkandengan sikap pasrah. Pengendoranmerupakan aktivitas fisik sedangkansikap pasrah merupakan aktivitas psikisyang akan memperkuat kualitas pengen-doran. Sikap pasrah ini lebih dari sikappasif dalam relakasi seperti yang dikemu-kakan oleh Benson, perbedaan yangutama terletak pada sikap transendensipada saat pasrah. Dengan sikap pasrahini respon relaksasi tidak hanya terjadipada tataran fisik saja tetapi juga psikisyang lebih mendalam. Karena sikappasrah adalah sikap menyerahkan ataumenggantungkan (mentransendensikan)diri secara totalitas seperti dalam bacaanritual sholat innaa sholati wanusukiwamahyaya wamamati lillahirobil-alamin sesunggunya sholatku, per-buatanku, hidup dan matiku aku serah-kan kepada Allah Tuhannya seluruh alam.Itulah sikap pasrah yang akan menim-bulkan sikap penerimaan (nrimo)sehinggga ketegangan-ketegangan yangditimbulkan oleh permasalahan hidupdapat ditolerir dengan sikap ini.

Sangkan (2002) menggambarkanbahwa sikap pasrah dalam bahasan yanglebih luas bukan malas dan tidak mela-kukan apa, sikap pasrah sempurnaseperti sebuah pohon yang bergoyang

kekanan dan kekiri karena mengikutitiupan angin, jika pohon ini menentangangin yang menerpa (tidak pasrah) makapohon akan tumbang. Bergeraknyapohon kekanan dan kekiri itulah sikappasrah yang sebenarnya.

Dalam pelaksanaan relaksasiketika pengendoran secara fisik sudahdilakukan langkah selanjutnya adalahmengucapkan frase yaa Allah yangdiikuti dengan sikap penyerahan dirisecara total baik tubuh, pikiran, perasaandan jiwa. Penyerahan dengan mengulangfrase dipertahankan hingga sesi latihanberakhir. Tidak ada batasan waktu dalammelatih relaksasi ini, namun menurutBenson (2000) latihan relaksasi sebaik-nya dilakukan sebelum makan sehinggaproses relaksasi tidak terganggu olehkerja pencernaan. Dari pendapat ter-sebut bila digabungkan dengan ritualkeislaman sebaiknya dilakukan setelahsholat subuh dan magrib. Diharapkandengan latihan yang rutin sehari 2 kali inirespon relaksasi dapat dimunculkansetiap saat sesuai kebutuhan.

LANGKAH-LANGKAH MELA-KUKAN RELAKSASI DZIKIR

Langkah-langkah relaksasi dzikirini merupakan modifikasi dari teknikrelaksasi dengan melibatkan faktorkeyakinan dari Benson (2000), yaitu:

1. Memilih frase yang sesuai dengankeyakinanFrase atau kata ini digunakan sebagaifokus atau pengantar meditasi, dan

Page 8: relaksasi dzikir

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 39 - 4846

pemilihan kata sebaiknya memiliki artikhusus terutama frase yang dapatmenimbulkan munculnya kondisitransen-densi, sehingga diharapkandengan frase sebagai fokus yangdigunakan akan meningkatkan keku-atan respon relaksasi dengan mem-beri kesempatan faktor keyakinanuntuk memberi pengaruh. Pemilihanfrase sebaiknya cukup singkat agardapat diucapkan dalam hati ketikamenghembuskan nafas secara nor-mal. Dalam metode ini yang akandigunakan adalah frase “yaa Allah”karena frase ini singkat dan langsungmenuju kepada objek transendensi.

2. Atur posisi tubuh yang nyamanSebelum memulai relaksasi carilahposisi duduk yang nyaman sehinggaposisi tidak mengganggu pikiran.Posisi dapat dilakukan misalnyadengan bersila atau duduk di sofa.Lingkungan diatur sedemikian rupasehingga tidak mengganggu prosesrelaksasi misalnya suhu, kebisingan,pakaian yang terlalu ketat dan bau-bauan yang tidak enak.

3. Memejamkan mataPejamkan mata secara perlahan danpejamkan dengan wajar tidak perlumemicingkan mata kuat-kuat. Ka-rena pemaksaan untuk memejamkanakan membuat otot-otot mata tidakrileks.

4. Lemaskan otot-ototMulailah melemaskan otot dari kaki,kemudian betis, paha, dan perutseterusnya hingga kepala. Caranya

dengan merasakan otot yang akandirilekskan kemudian otot tersebutdiperintahkan untuk rileks misalnyaakan melemaskan otot kaki; denganmemerintahkan pada kaki “lemas..lemas..” sambil merasakan danmembiarkan otot-otot kaki untuklemas.

5. Perhatikan napas dan mulailahmenggunakan kata fokus yangberakar dari keyakinanBernapaslah perlahan-lahan danwajar, tanpa memaksakan iramanya.Pada tahap ini mulailah mengulang-ulang dalam hati kata atau frase yangdipilih sambil mengambil dan menge-luarkan napas. Karena teknik inimenggunakan frase yaa Allah makaketika mengambil napas disertaidengan membaca dalam hati katayaa…kemudian ketika mengeluarkannapas diikuti pula membaca dalamhati kata Allah….

6. Pertahankan sikap pasifSelain pengulangan kata atau frase,sikap pasif adalah aspek pentinguntuk membangkitkan respon relak-sasi. Saat mulai duduk dan mengu-lang-ulang frase berbagai macampikiran akan bermunculan yang akanmengalihkan perhatian frase yangdiulang-ulang. Teknik untuk meng-hindari gangguan ini adalah dengantidak memperdulikan dan tidakmemaksa menghilangkan gangguantersebut. Selain itu bila muncul rasanyeri akibat duduk terlalu lamabersikap pasif saja tidak perlu

Page 9: relaksasi dzikir

47Relaksasi Dzikir (Setiyo Purwanto)

dilawan, ketika rasa nyeri itu munculkatakan pada diri sendiri “baiklah”dan kembali mengulang frase ataukata yang digunakan.

PENUTUPTeknik relaksasi dzikir yang

diuraiakan di atas baru sebatas konsepdan hipotesa yang tentunya perlu diveri-fikasi dengan penelitian-penelitian,benarkah relaksasi yang disertai dzikirmemiliki pengaruh yang cukup kuatdibanding dengan relaksasi tanpa disertai

dengan dzikir. Dalam rangka verifikasi inipenulis insya Allah akan meneliti tentangefektivitas metode relaksasi dzikir untukmenurunkan gangguan insomnia denganmembandingkan relaksasi tanpa disertaidzikir. Yang insya Allah dengan penelitianini dan penelitian lain sejenis yangmenggabungkan antara teori psikologimodern dengan ritual Islam dapatmenghasilkan sebuah bentuk intervensiterapi psikologi yang bernuasa keislamandan dapat dipertahankan secara ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Bahjad, Ahmad. 1998. Mengenal Allah,terjemahan. Bandung : PustakaHidayah

Dewi, C., 1998. Efektifitas PelatihanRelaksasi untuk MengurangiKetegangan Terbang pada SiswaSekolah Penerbang. Skripsi.Yogyakarta: Fakultas PsikologiUGM

Goldfried, M.R. and Trier, C.S., 1974.Effectivesness of Relaxation as anActive Coping Skill. Journal ofAbnormal Psychology, 83, 4,348-355

Lichstein, KL., Johnson, RS., 1993.Relaxation for Insomnia andHypnotic Medication Use in OlderWomen. Psychology and Agingvol 8 No. 1 103-111

Testimony of Herbert Benson before theUS House of Representatives,November 1997, Role of theMind in Physical Healing andHealth. American PsychologicalAssociation http://www.apa.org/ppo/benson.hmtl

Sangkan, A. 2002. Berguru KepadaAllah. Bukit Thursina : Jakarta

Sangkan, A 2004. Pelatihan SholatKhusyu, Sholat Sebagai Medi-tasi Tertingi dalam Islam. Jakar-ta : Baitul Ihsan

Sholeh, Moh., 2002 Mengapa danBagaimana Salat tahajud Menye-hatkan Tinjauan dari Aspek Psi-koneuroimunologi, MakalahSeminar.

Page 10: relaksasi dzikir

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 39 - 4848

Shawan R. C,. 2000. Cognitive-Beha-vioral of Insomnia Secondary toChronic pain. Journal of Con-sulting and Clinical PsychologyVol 68. No. 3, 407 – 416

Utami, Muhana., 2002. Prosedur-porsedur Relaksasi. Yogyakarta:Fakultas Psikologi UGM

Prawitasari, J.E., 1988. PengaruhRelaksasi Terhadap Keluhan Fisik:Suatu Studi Eksperimental. Lapo-ran Penelitian. Yogyakarta:Fakultas Psikologi UGM

Benson, Herbert. MD., 2000. Dasar-dasar Respon Relaksasi: Bagai-mana menggabungkan responRelaksasi dengan KeyakinanPribadi Anda (terjemahan).Bandung: Mizan

Benson, Herbert. MD., 2000. ResponRelaksasi: Teknik Meditasi Seder-hadan Untuk Mengatasi TekananHidup (terjemahan). Bandung:Mizan