3
Studi Kasus “Reinventing Ericsson” Ericsson Ericsson adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikas didirikan pada tahun 1876 oleh Lars Magnus Ericsson. Awalnya Ericsson hanyala seorang mekanik yang membuka toko perbaikan untuk peralatan telegram. Dua tah kemudian yaitu pada tahun 1878 Ericsson mulai men!ual telepon buatannya dan meyakinkan konsumen bahwa dia akan meningkatkan kualitas tekniknya. "emen!ak itu Ericsson men!adi perusahaan yang bertumbuh secara signi#ikan dan tersebar berbagai benua. Layanan Ericsson berkembang hingga menyediakan !aringan publ switched telephone network $%"&'( di )ernua Eropa. *al ini membuat Ericson pernah men!adi men!adi perusahaan yang memonopoli operator telepon dalam !an waktu yang lama. %ada tahun +,,- arl *enric "/anberg E0 %resident dari Ericsson menyatakan bahwa keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dalam tiga tahun terahir mendapatkan rapot merah atau dengan kata lain hampir mengalami kebangkrutan. *al ini disebabkan oleh #enomena dot-com bubble burst yang sed melanda dunia saat itu sehingga melemahkan industri telekomunikasi di tahun + awal di bawah kepemimpinan E0 Ericsson pada saat itu 2urt *ellstrom. Reinventing Ericsson 3ntuk mengatasi kondisi perusahaan Ericsson pada saat itu "/anberg merubah strategi perusahaan dengan lebih menekankan pada orientasi pasar. 3nt "/anberg menekankan agar perusahaan lebih e#isien dengan cara merestrukturisa organisasi dan meningkatkan per#orma di bagian 4esearch De/elopment. %ada tahun +,,1 ter!adi kekacauan yang mengakibatkan saham menurun secara dramati dan pendapatan perusahaan menurun. %erusahaan menetapkan beberapa program untuk membenahi apa yang ter!adi di dalam perusahaan Ericsson. %rogram pertam adalah mengurangi !umlah tim 4esearch and De/elopment dari 15,,, orang men!ad 7,,, orang. 2emudian di program pertama ini mereka memangkas biaya per!alana dan biaya biaya lainnya. REINVENTING ERICSSON STUDY CASE FOR MARKETING MANAGEMENT 1

Reinventing Ericsson

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Reinventing Ericsson Case Study

Citation preview

Studi Kasus Reinventing Ericsson

Ericsson

Ericsson adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi didirikan pada tahun 1876 oleh Lars Magnus Ericsson. Awalnya Ericsson hanyalah seorang mekanik yang membuka toko perbaikan untuk peralatan telegram. Dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1878, Ericsson mulai menjual telepon buatannya dan meyakinkan konsumen bahwa dia akan meningkatkan kualitas tekniknya. Semenjak itu Ericsson menjadi perusahaan yang bertumbuh secara signifikan dan tersebar di berbagai benua. Layanan Ericsson berkembang hingga menyediakan jaringan public switched telephone network (PSTN) di Bernua Eropa. Hal ini membuat Ericson pernah menjadi menjadi perusahaan yang memonopoli operator telepon dalam jangka waktu yang lama.

Pada tahun 2003 Carl Henric Svanberg, CEO & President dari Ericsson menyatakan bahwa keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dalam tiga tahun terahir mendapatkan rapot merah atau dengan kata lain hampir mengalami kebangkrutan. Hal ini disebabkan oleh fenomena dot-com bubble burst yang sedang melanda dunia saat itu sehingga melemahkan industri telekomunikasi di tahun 2000 awal di bawah kepemimpinan CEO Ericsson pada saat itu Kurt Hellstrom.Reinventing Ericsson

Untuk mengatasi kondisi perusahaan Ericsson pada saat itu, Svanberg merubah strategi perusahaan dengan lebih menekankan pada orientasi pasar. Untuk itu Svanberg menekankan agar perusahaan lebih efisien dengan cara merestrukturisasi organisasi dan meningkatkan performa di bagian Research & Development. Pada tahun 2001, terjadi kekacauan yang mengakibatkan saham menurun secara dramatis dan pendapatan perusahaan menurun. Perusahaan menetapkan beberapa program untuk membenahi apa yang terjadi di dalam perusahaan Ericsson. Program pertama adalah mengurangi jumlah tim Research and Development dari 15000 orang menjadi 7000 orang. Kemudian di program pertama ini, mereka memangkas biaya perjalanan dan biaya biaya lainnya.

Program kedua yang dilakukan adalah melakukan penghematan dalam operasional sebanyak 29%. Mereka tersadar bahwa biaya mereka terlalu tinggi dan terlalu banyak level organisasi. Kemudian program ketiga yang dilakukan adalah melakukan penghematan kembali dengan membuat target penghematan hingga SEK 20.000.000 yang harus dicapai pada akhir tahun. Program program ini membuat karyawan terkejut karena program program efisiensi ini memperkecil anggaran perusahaan. Alternatif Solusi

Solusi yang dilakukan oleh Ericsson pada saat itu dengan melakukan tiga program menurut kami sudah merupakan langkah yang tepat untuk efisiensi biaya perusahaan. Akan tetapi dampak dari ketiga program yang dijalankan tidak ada hubungannya dengan konsumen. Sehingga mengakibatkan penjualan handset dari Ericsson menurun drastis karena strategi marketing tidak berjalan. Kemudian menurut kami seharusnya Ericcson tidak hanya melakukan pemangkasan di tim Research & Development saja. Tim Research & Development seharusnya dilatih untuk melakukan product development untuk mengembangkan produk baru mengikuti kondisi pasar. Terutama untuk melihat dan menganalisis keadaan pasar saat itu apakah sudah siap menerima teknologi baru atau belum. Hal in berkaca pada Ericsson yang membutuhkan waktu lebih dari 12 tahun untuk membuat teknologi 3G diterima di pasar.

Kemudian dari sisi pemasaran, menurut kami Ericsson harus mempertahankan konsumen agar lebih loyal. Relasi Ericsson dengan konsumen harus lebih ditingkatkan agar konsumen tidak berpindah ke kompetitor seperti Nokia yang memeliki konsep Nokia Care untuk lebih dekat ke konsumen. Dengan kata lain konsep Service Excellent kepada konsumen harus diterapkan oleh Ericsson dalam hal ini. Selain itu dari sisi pemasaran Ericsson diharapkan mampu menganalisis segmentasi pasar agar kebutuhan konsumen yang berbeda beda dipenuhi oleh Ericsson.Daftar Pustaka

Narayandas, D., Dessain, V., Beyersdorfer, D., Sjoman, A. (2007). Reinventing Ericsson. Boston : Harvard Business SchoolKotler, P. (2012). Marketing Management 8th Edition. New Jearsey: Prentince Hall.REINVENTING ERICSSON STUDY CASE for MARKETING MANAGEMENT2

REINVENTING ERICSSON STUDY CASE for MARKETING MANAGEMENT1