21
LUKA TEMBAK DAN LUKA KIMIA Putri Phounna*, Putri Rizkiyah*, Rizky Ramadhani*, Yuristia Paldista* Taufik Suryadi** * Dokter Muda SMF Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUDZA Banda Aceh ** Spesialis Forensik/Kepala SMF Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUDZA Banda Aceh PENDAHULUAN Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan (discontinuos tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang. 1 Kekerasan yang menimbulkan luka dapat dibedakan menjadi tiga golongan yakni luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul dan senjata api), luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi, suhu rendah), dan luka karena kekerasan kimiawi (asam organik, asam anorganik, kaustik alkali dan karena logam berat). Seiring dengan perkembangan jaman, jenis luka yang kini banyak ditemui dimasyarakat adalah luka akibat kekerasan mekanik terutama luka yang disebabkan oleh senjata api. Luka akibat senjata api menjadi salah satu jenis luka yang sangat mebahayakan. Sebuah proyektil yang didorong dari barrel sebuah senjata dengan tekanan yang tinggi akan membentur tubuh dengan

Refrat Luka Tembak Dan Luka Kimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan referat forensik

Citation preview

LUKA TEMBAK DAN LUKA KIMIA

Putri Phounna*, Putri Rizkiyah*, Rizky Ramadhani*, Yuristia Paldista*Taufik Suryadi**

*Dokter Muda SMF Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUDZA Banda Aceh**Spesialis Forensik/Kepala SMF Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUDZA Banda Aceh

PENDAHULUANLuka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan (discontinuos tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang.1Kekerasan yang menimbulkan luka dapat dibedakan menjadi tiga golongan yakni luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul dan senjata api), luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi, suhu rendah), dan luka karena kekerasan kimiawi (asam organik, asam anorganik, kaustik alkali dan karena logam berat). Seiring dengan perkembangan jaman, jenis luka yang kini banyak ditemui dimasyarakat adalah luka akibat kekerasan mekanik terutama luka yang disebabkan oleh senjata api. Luka akibat senjata api menjadi salah satu jenis luka yang sangat mebahayakan. Sebuah proyektil yang didorong dari barrel sebuah senjata dengan tekanan yang tinggi akan membentur tubuh dengan kecepatan yang cukup tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai jenis luka seperti luka tembak masuk, luka tembak keluar, luka bakar pada kulit, serta luka lecet. Kerusakan jaringan tubuh yang lebih berat juga dapat timbul apabila peluru mengenai bagian tubuh yang densitasnya lebih besar.2Dalam praktiknya, banyak terdapat hal tentang luka tembak masuk pada tubuh manusia. Seperti kita ketahui kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika dilihat dari elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusio ring).3Trauma kimia merupakan trauma pada organ luar maupun organ dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang merupakan asam kuat atau basa kuat. Trauma kimia oleh bahan kimia bisaanya terjadi akibat kecelakaan. Pembunuhan dengan cara ini sangat jarang dilakukan, dengan melemparkan atau menyemprotkan cairan yang bersifat korosif seperti cairan asam pada korban lebih sering dimaksudkan untuk melukai dibandingkan untuk membunuh korban. Bunuh diri dengan menggunakan asam maupun basa kuat sangat jarang dilakukan.3

TINJAUAN KEPUSTAKAANPada prinsipnya, pemeriksaan korban luka tembak sama dengan dengan pemeriksaan luka pada trauma lain, namun yang menjadi hal spesifik pada luka tembak berupa para dokter harus mengetahui dan memahami tentang senjata api, amunisi, peluru dan bagian lainnya, tanpa memahami ini akan sulit memberikan bantuan yang adekuat.4

Bagian-Bagian Senjata Api4LarasLaras senjata api beruburu berbentuk tabung silinder. Agar peluru mimis (peluru penabur) dapat mencapai jarak lebih jauh dengan massa yang masih kompak, maka diameter ujung silinder dibuat lebih kecil 0.020 inci (half choke bore) atau 0.040 inci (full choke bore). Bagian dalam laras senjata api peluru tunggal dibuat beralur dan berputar supaya peluru yang melewati laras akan terpengaruh, sehingga bergerak berputar seperti bor atau giroskopis. Kaliber laras sama dengan Kaliber anak peluru, yaitu jarak diameter pematang, dinyatakan dalam ukuran inci atau millimeter. Karena anak peluru melewati bagian dalam laras, maka akan menimbulkan goresan pada badan anak peluru. Goresan ini akan sama pada setiap anak peluru yang keluar dari laras tersebut, dan itu mirip sidik jari pada identifikasi manusia.Berdasarkan panjang laras, dikenal 2 jenis senjata api, yaitu:1. Senjata api berlaras pendek yang disebut juga senjata api genggam, seperti revolver dan pistol.

Gambar 1. Senjata Api Laras Pendek2. Senjata api berlaras panjang, seperti senjata api berburu dan senjata api militer.

Gambar 2. Senjata Api Laras Panjang

Tetapi sekarang didapati varian lain, bahkan pistol dalam bentuk pulpen juga bisa dijumpai.PeluruAda 2 jenis peluru, yaitu peluru penabur atau mimis pada senjata api berburu dan peluru tunggal. Peluru tunggal ada beberapa jenis, yaitu peluru timah bulat, timah bulat lonjong, bulat lonjong berselubung tembaga setengah, bulat lonjong berselubung tembaga penuh, dan peluru khusus (latihan, cahaya).MesiuHasil pembakaran mesiu akan menimbulkan tekanan gas dalam ruangan tertutup dalam selongsong yang akan mendorong anak peluru keluar. Mesiu yang mengeluarkan sedikit asap terdiri dari campuran nitrogliserin dan nitroselulosa.SelongsongSelongsong peluru adalah tempat mesiu dan anak peluru. Pada bagian pangkalnya, terletak penggalak dimana pembakaran dimulai. Pegas pelatukAlat penarik pelatuk mempunyai berbagai ukuran trigger pull. Trigger pull 1kg berarti diperlukan 1kg tenaga tarikan katrol anak timbangan.

Luka TembakLuka tembak adalah luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru atau persentuhan peluru dengan tubuh. Untuk memahami akibat luka tembak pada tubuh harus dimulai dari pengetahuan tentang apa yang keluar dari mulut laras pada waktu senjata api meletus.4Mekanisme luka tembakPada luka tembak terjadi efek perlambatan yang disebabkan pada trauma mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, hal ini terjadi akibat adanya transfer energy dari luar menuju jaringan. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik yang lainya. Energi kinetik ini akan mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi bilaterdapat ruptur pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru.3Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka. Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada organ berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi.3

Gambar 3. Mekanisme Luka Tembak

Klasifikasi luka tembak 2Luka tembak dapat diklasifikasikan berdasarkan jarak tembak antara moncong senjata dengan target yaitu tubuh korban. Luka tembak yang terjadi dapat ditemukan dalam bentuk penetrasi atau perforasi. Penetrasi luka terjadi apabila peluru memasuki objek dan tidak dapat keluar, sedangkan perforasi luka terjadi apabila peluru dapat melewati keseluruhan objek. Klasifikasi luka tembak ditentukan berdasarkan ciri-ciri yang khas ditimbulkan pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak. Dalam balistik luka tembak diklasifikasikan menjadi :1. Luka tembak masukLuka tembak masuk dibedakan menjadi :a. Luka tembak tempel (contact wound)Luka tembak masuk tempel pada umumnya merupakan luka pada kasus bunuh diri. Pada luka tembak tempel, moncong senjata saat penembakan diletakkan berlawanan dengan permukaan tubuh. Luka tembak masuk tempel pada kulit umumnya tidak bulat, tetapi dapat berbentuk bintang (stelatta) apabila mengenai tulang dan sering ditemukan cetakan/jejas ujung laras. Terjadinya luka berbentuk bintang disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, sehingga seluruh gas masuk kedalam dan jalannya terhalang oleh tulang sehingga membalik keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini menimbulkan cetakan laras dan robeknya kulit. Pada luka tembak tempel, semua unsur-unsur yang keluar dari laras masuk ke dalam luka. Dalam tubuh, masing-masing anak peluru (pellet) yang berasal dari shot gun akan saling berbenturan sehingga terjadi dispersi atau penyebaran pellet keseluruh tubuh yang dikenal dengan fenomena billiard ball richochet effect. Berdasarkan kontak terhadap kulit, luka tembak tempel dapat dibedakan menjadi kontak keras (hard), tidak erat (loose/soft), bersudut (angled), incomplete (variation angle).Adapun luka tembak tempel terbagi atas: Luka tembak tempel keras (hard contact wound)Pada hard contact wound, moncong laras menekan kulit dengan sangat keras, sehingga kulit menutupi moncong senjata. Pada luka jenis ini akan didapatkan gas panas sisa pembakaran pada tepi luka dan warna kehitaman dari jelaga. Jelaga ini menempel pada kulit yang terbakar dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan mencuci atau menggosok luka. Luka tembak tempel tidak erat (loose/soft contact wound)Pada jenis luka ini, moncong senjata secara utuh (complete) menekan kulit dengan tekanan yang tidak terlalu erat. Gas yang keluar mendahului anak peluru sehingga terbentuk temporary gap antara kulit dan moncong senjata. Jelaga yang dibawa oleh gas, terkumpul disekitar luka tembak masuk. Jelaga ini dapat dibersihkan dengan mudah. Luka tembak tempel bersudut (angled contact wound)Pada jenis luka ini, moncong senjata ditempelkan pada sudut tertentu pada kulit sehingga tidak semua bagian moncong senjata kontak dengan kulit. Kontak yang tidak komplit dengan kulit menyebabkan bentuk jelaga yang esentrik. Jelaga terdapat dalam dua daerah yang berbeda. Pada daerah yang nyata atau jelas terlihat (noticeable zone) akan tampak warna kehitaman (black seared area) pada kulit dan berbentuk sirkular, oval atau pear sedangkan pada daerah terang (light) akan tampak berwana abu-abu dengan sedikit jelaga dan berbentuk seperti kipas yang lebih mudah untuk dibersihkan. Pada daerah ini terdapat bubuk mesiu yang tidak terbakar. Luka tembak masuk normalnya terletak pada daerah yang berwarna kehitaman. Jika sudut tembak antara kulit dan laras memiliki sudut yang tinggi, dimana posisi moncong laras mendekati arah tegaklurus dengan kulit, luka tembak masuk akan ditemukan lebih kearah pusat daerah yang berwarna kehitaman. Sedangkan, jika sudut antara kulit dan laras memiliki sudut yang semakin berkurang, akan terdapat sisa bubuk mesiu berupa tattoo pada letak yang berlawanan dengan luka. Luka tembak tempel incomplete (variated angle contact wound)Luka tembak tempel incomplete merupakan variasi dari luka tembak tempel bersudut. Pada luka ini senjata ditempelkan berlawanan dengan kulit tapi karena permukaan tubuh tidak datar, terdapat gap antara moncong senjata dan kulit.b. Luka tembak jarak sangat dekat (near contact wound)Pada luka ini, sasaran sangat dekat dengan moncong laras sekitar 2-3 cm sehingga semua unsur-unsur yang keluar dari laras dapat mencapai sasaran. Pada luka akan dijumpai klim lecet, lingkaran tattoage, jelaga, dan tanda-tanda luka bakar seperti rambut yang terbakar di sekita luka hiperemi. Pada near contact wound, luka tembak masuk banyak dikelilingi jelaga yang berwarna kehitaman pada kulit.c. Luka tembak jarak dekat (intermediate-range wound)Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri bisaanya ditemukan tanda-tanda schot hand. Jarak menengah disini diartikan tembakan dari suatu jarak antara 60-90 cm dimana pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini tergantung: jenis senjata, laras panjang atau pendek dan jenis mesiu yakni mesiu hitam atau smokeless.Luka ini akan berbentuk bundar dengan kelim lecet, lingkaran tattoage (bintik-bintik hitam), dan atau jelaga (kelim jelaga). Diameter lingkaran tattooage tergantung pada jarak tembak. Makin jauh jarak tembak, diameter lingkaran tattoagenya semakin besar. Bila terdapat kelim tattoo, berarti jarak antara moncong senjata dan korban sekitar 50-60 cm, yaitu untuk senjata genggam. Warna dari lingkaran tattoage ini dapat menunjukkan fenomena antemortem atau postmortem yang mengindikasikan apakah korban masih hidup saat penembakan terjadi. Jika korban sudah meninggal sebelum penembakan, tattoage yang terbentuk akan berwarna abu-abu atau kekuningan bukan berwarna coklat kemerahan yang menunjukkan adanya luka antemortem.Apabila pada luka ditemukan kelim jelaga, jarak tembakan sekitar 25-30 sentimeter sedangkan bila ditemukan kelim api, maka jarak antara moncong senjata dengan korban sekitar 15 sentimeter.d. Luka tembak jarak jauh (long-range wound/distant gunshot wound)Pada luka tembak jarak jauh, tanda yang ditemukan pada target dihasilkan karena adanya perforasi kulit oleh anak peluru. Luka ini terjadi antara moncong senjata dengan tubuh korban lebih dari satu meter atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar. Luka berbentuk bundar atau oval, dengan disertai adanya kelim lecet. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak pelumas) maka pada kelim lecet dilihat pengotoran berwarna hitam berminyak,yang menunjukkan adanya kelim lemak. Pada luka tembak ini tidak ditemukan adanya jelaga atau tattoo. Terlihat Dua luka tembak pada dada dengan deposit dari mesiu diatas luka tembak masuk dengan Pistol barrel.

2. Luka tembak keluarLuka tembak keluar terbentuk setelah peluru membentuk luka tembak masuk dan saluran luka tembakan dan akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar. Jika batas kekenyalan kulit dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan luka tembak.Jika sebuah peluru mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru akan menjadi berubah. Tulang-tulang yang terkena peluru akan menjadi patah, pecah dan kemungkinan remuk sehingga ketika peluru menembus terus dan membuat lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh pecahan-pecahan tulang yang ikut keluar karena dorongan dari peluru.Hal inilah yang mengakibatkan luka tembak keluar yang besar dan lebih lebar dari luka tembak masuk namun dengan bentuk yang irregular. Jadi bentuk luka tembak keluar bisa diakibatkan oleh dua hal yaitu:1) Putaran (spin) yang menstabilkan peluru di udara tidak efektif pada jaringan, oleh karena densitas jaringan yang lebih besar.2) Peluru kemungkinan berubah bentuk setelah melewati jaringan tubuh, besar luka tembak keluar seringkali memiliki besar dua kali dari luka tembak masuk. Berdasarkan perbedaan ukuran maka terdapat beberapa kemungkin-an, yaitu:a) Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk, bisaanya sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga tulang menjadi patah dan beberapa serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru baru yang membuat luka keluar menjadi lebih lebar.b) Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan daya tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar.

Gambar 4. Luka Tembak

Gambar 4. Bekas luka tembak keluar

Pemeriksaan luka tembak 4Pada pasien luka tembak dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:1. RontgenBila memungkinkan korban difoto rontgen terlebih dahulu untuk memastikan saluran luka dan letak peluru serta arah pecahan tulang.2. Bentuk lukaBentuk luka harus dilukis teliti, bila perlu dengan foto close-up. Luka tembak masuk dan keluar digambarkan dengan membuat proyeksi luka ke bagian tengah tubuh dan ke tumit setentang. Gambar ini dapat dipakai untuk merekonstruksi arah tembakan.3. Jumlah lukaSatu peluru bisa membuat 2 luka masuk dan 2 luka keluar, misalnya dari lengan luar menembus lengan dalam dan masuk lagi ke dada dan keluar di tempat lain.4. Pembersihan lukaLuka dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan sabun. Kapas tidak dibuang tapi diserahkan kepada penyidik. Lihat kemungkinan luka bakar. Partikel mesiu diambil dengan paraffin, bila perlu diambil dengan plester lebar. Semua ini penting untuk jarak tembakan.5. Saluran lukaPerhatikan saluran luka waktu autopsi dan letak perdarahan.6. Pengambilan anak peluruAnak peluru dicari dan diambil secara hati-hati tanpa membuat goresan. Bila tertanam di tulang, tulangnya dipotong dan dikirim ke laboratorium.7. Penyimpanan jaringan yang terkena luka tembakLuka tembak masuk sebaiknya dieksisi dan disimpan dalam formalin 10% dan dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk pemeriksaan mikroskopis. Pada jaringan luka masuk bisa ditemui sisa-sisa mesiu berupa pigmen-pigmen hitam atau serat-serat pakaian.

Identifikasi Senjata Api4Dalam kasus luka tembak, sangat penting untuk mengetahui dari senjata api mana peluru tersebut ditembakkan. Selongsong juga berguna untuk identifikasi.Walaupun dokter tidak melakukan pemeriksaan terhadap peluru, namun peranan dokter akan memengaruhi hasil pemeriksaan benda bukti di laboratorium karena dokter yang kurang hati-hati bisa membuat goresan baru yang akan mengacaukan pemeriksaan identi-fikasi peluru. Secara makroskopik dapat ditentukan kaliber, jumlah alur, dan arah alur. Bila sesuai dengan senjata api yang dicurigai, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan secara mikroskopik memakai mikroskopik pembanding.Identifikasi senjata api dapat dilakukan melalui selongsong, yaitu mencocokkan goresan akibat alat penarik peluru, pembuang pelurum gerendel penutup peluru, dan goresan pasak peluru. Oleh karena itu, anak peluru tidak diijinkan untuk diambil menggunakan alat-alat seperti tiang, obeng, pinset, scapel, dan lain-lain karena alat tersebut akan menimbulkan goresan yang dapat mengacaukan pemeriksaan.Pada korban hidup, anak peluru tidak selalu dikeluarkan, tergantung lokasi anak peluru dan risiko untuk mengeluarkannya.Luka Akibat Bahan KimiaTrauma akibat asam akan menyebabkan nekrosis koagulasi oleh protein denaturasi, membentuk koagulum (misalnya, eschar) yang membatasi penetrasi asam. Sedangkan pada basa bisaanya menyebabkan luka yang lebih dalam disebut sebagai nekrosis likuefaktif. Hal Ini melibatkan denaturasi protein serta saponifikasi lemak, yang tidak membatasi penetrasi jaringan.3Bahan kimia yang bersifat korosif dapat dibagi dalam 4 golongan:1. Asam organik yang bersifat korosif, yaitu asam oksalat, asam asetat, asam sitrat, dan asam karbol.2. Asam anorganik yang bersifat korosif, yaitu asam fluoride, asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat.3. Kaustik alkali, yaitu kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium hidroksida, dan amoniak.4. Garam logam berat, yaitu merkuri klorida, zinc klorida, dan stibium klorida.3Ciri luka akibat bahan kimiawi sangat tergantung terhadap bahan penyebabnya, pada luka akibat zat asam akan terlihat kulit kering, coklat kemerahan dan teraba padat dan keras, pada luka akibat zat basa akan tampak bengkak, edema, dan teraba lunak dan licin, pada luka akibat asam karbol akan berwarna kelabu keputihan, sedangkan pada asam oksalat akan berwarna kelabu kehitaman, jika terkena asam sulfat dan asam klorida mula-mula kulit berwarna kelabu kemudian menjadi hitam, pada asam sitrat kulit berwarna merah kecoklatan disertai perdarahan dan luka akibat merkuri klorida kulit terlihat berwarna biru keputihan disertai perdarahan.3Cara kerja zat kimia korosif dari golongan asam sehingga mengakibatkan luka adalah mengekstraksi air dari jaringan, sehingga luka terlihat kering dengan perabaan keras dan kasar, mengkoagulasi protein menjadi asam albuminat, dan mengubah hemoglobin menjadi asam hematin sehingga berubah warna menjadi coklat kehitaman. Sedangkan cara kerja zat kimia korosif dari golongan basa ialah mengadakan ikatan dengan protoplasma sehingga membentuk alkali dan sabun, sehingga terlihat basah dan edematous dengan perabaan lunak dan licin serta mengubah hemoglobin menjadi alkali hematin sehingga berwarna merah kecoklatan.5

Gambar 5. Luka Akibat Asam Sulfat

Gambar 6. Luka Akibat Asam Nitrat

Gambar 7. Luka Akibat Natrium HidroksidaSebagai seorang dokter, hendaknya dapat membantu pihak penegak hukum dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasien atau korban perlukaan. Dokter sebaiknya dapat menyelesaikan permasalahan mengenai: Jenis luka apa yang ditemui Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka Bagaimana kualifikasi dari luka tersebut.1

DAFTAR PUSTAKA1Satyo AC. 2006. Aspek Medikolegal Luka Pada Forensik Klinik. Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 39 (4) p.430-2. 2Susiyanthi A dan Alit IBP. 2013. Peran Radiologi Forensik Dalam Mengidentifikasi Luka Tembak. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 3Tim Roman. 2009. Romans Forensik. Banjarbaru: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.4Amir A. 2009. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Medan : Fakultas Kedokteran USU5Chadha PV. 1997. Catatan Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik dan Toksikologi. Jakarta: Binarupa Aksara