35
REFLEKSI KASUS MANAJEMEN PENUNJANG ANALISIS KESELAMATAN RADIASI DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II Fitri Permatasari 20141030056 Ifan Surya Adhitama 20141030057 Ika Yulia Puspita 20141030058 Lidya Daniati 20141030059 Muarrifa Muflihati 20141030060 Muh. Ade Bagus Permana 20141030061 Muhammad Arif Budi Pra 20141030062

Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

Citation preview

Page 1: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

REFLEKSI KASUS MANAJEMEN PENUNJANG

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

UNIT II

Fitri Permatasari 20141030056Ifan Surya Adhitama 20141030057Ika Yulia Puspita 20141030058Lidya Daniati 20141030059Muarrifa Muflihati 20141030060Muh. Ade Bagus Permana 20141030061Muhammad Arif Budi Pra 20141030062 

Page 2: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PROFIL INSTALASI RADIOLOGI

Latar Belakang Pelayanan radiologi sebagai bagian

yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh, merupakan bagian dari amanat UUD 1945 dimana kesehatan adalah haka setiap warga Negara. Berlatarbelakang dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas.

Page 3: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

VISI DAN MISI Falsafah,Visi, Misi pelayanan radiologi diagnostic RS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II : FALSAFAH: Instalasi Radiologi merupakan pelaksana

penunjang diagnostik yang mendukung pelayanan rumah sakit dengan selalu memperhatikan akhlaqul karimah.

VISI: Menjadikan Instalasi Radiologi mampu menjadi sarana penunjang diagnostik rumah sakit serta menjadi rujukan bagi poliklinik dan rumah sakit di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

MISI: Pelayanan radiologi yang profesional, cepat dan akurat.

MOTTO: “RADIASI” : Ramah, Diagnosa akurat, Aktif, Sigap, Islami.

TUJUAN: Membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit guna mempercepat tindakan dan terapi.

Page 4: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

STRUKTUR ORGANISASI Komponen yang ada dalam struktur

organisasi adalah : Kepala Instalasi Radiologi Diagnostik Kepala Unit Radiologi Diagnostik Petugas Proteksi Radiaisi Staf fungional

Page 5: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

TATA ADMINISTRASIDisamping struktur organisasi diperlukan juga sistem administrasi yang meliputi : Ruang Penerimaan dan pengambilan

hasil Ruang Pembacaan Ruang penyimpanan

Page 6: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

KEBIJAKAN ADMINISTRASI Pelayanan radiologi diagnsotik dilaksanakan atas indikasi sesuai

dengan SOP dan atas permintaan tertulis dari dokter pengirim Laporan administrasi mencatat semua data tentang jumlah, jenis dan

bentuk pelayanan radiologi diagnostik Setiap pasien didaftar dan dibuat catatan medic dengan nomor

register sesuai dengan yang tercatat dikomputer radiologi Kegiatan pelayanan radiologi diagnostik dapat dilakukan sampai

dengan 24 jam setiap hari Setiap tindakan yang dapat menimbulkan resiko terhadap pasien

disertai dengan lembar persetujuan ( informed concent ) Setiap tindakan dilakukan oleh petugas yang berkompeten yang diatur

dalam kebijakan tersendiri Penanggungjawab hasil pembacaan dan atau pemeriksaan radiologi

adalah dokter spesialis radiologi yang memeiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Kolegium Dokter Spesialis Radiologi disertai dengan rekomendasi dari perhimpunan dokter spesialis radiologi Indonesia

Hasil pembacaan telah diterima oleh pasien dalam waktu paling lambat 24 jam

Hasil pembacaan dicatat dalam catatan medic yang tercakup diprogram pembacaan radiologi

Page 7: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

SUMBER DAYA MANUSIAStandar ketenagaan di unit pelayanan radiologi diagnostik RS Muhammadiyah Yogyakarta Unit II didasari oleh beberapa hal, yaitu : Jumlah Peralatan Kemampuan / kompetensi Beban kerja

Standar tenaga yang dibutuhkan dalam unit radiologi diagnsotik digolongkan berdasarkan status RS Muhammadiyah Yogyakarta unit II Berikut standar tenaga radiologi sesuai dengan standar rumah sakit type C

Page 8: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

CONT…

JENIS TENAGA PERSAYARATAN JUMLAH

Spesialis Radiologi Memiliki SIP 3 orang

Radiografer D3 memiliki SIKR 3 orang

PPR Tingkat I memiliki SIB 1 orang

Tenaga Elektromedik D3 ATEM 1 orang

Page 9: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

A. DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI Bersama dengan radiographer menyusun dan

mengevaluasi secara berkala SOP tindak medic , imejing diagnostik serta melakukan revisi jika diperlukan

Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan flouroskopi bersama dengan radiographer. Khusus pemeriksaan yang memerlukan injeksi intravena dikerjakan oleh dokter spesialis radiologi atau tenaga kesehatan lainnya yang telah mendapat pendelegasian dari dokter spesialis radiologi

Menjelaskan dan menandatangani informed consen kepada pasien atau keluarga pasien atau mendelegasikan kepada tenaga kesehatan yang telah mendapat persetujuan dari dokter spesialis radiologi

Melaksanakan teleradiografi dan konsultasi radiodiagnostik, imejing diagnostik sesuai dengan kebutuhan

Page 10: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

CONT… Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan

yang akan dilaksanakan Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi

terhadap pasien Menjamin bahwa paparan radiasi terhadap pasien

serendah mungkin untuk mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan medic

Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya

Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis

Meningkatkan kemampuan diri sesuai dengan perkembangan IPTEK radiologi

Page 11: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

B. RADIOGRAFER Bersama dengan dokter spesialis radiologi menyusun dan

mengevaluasi secara berkala SOP tindak medic , imejing diagnostik serta melakukan revisi jika diperlukan

Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras bersama dengan dokter spesialis radiologi

Mempersiapkan pasien, obat – obatan dan peralatan untuk pemeriksaan dan pembuatan radiografi

Memposisikan pasien sesuai dengan tehnik pemeriksaan Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai dengan SOP, khusus

untuk pemeriksaan dengan kontras pemeriksaan dikerjakan dengan dokter spesialis radiologi

Melakukan kegiatan processing dan mencetak hasil radiografi Melakukan penjaminan dan kendali mutu Memberikan proteksi terhadap pasien , dirinya sendiri dan masyarakat

sekitar ruang pesawat sinar-x Menerapkan tehnik dan prosedur yang telah ditetapkan unutk

meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai dengan kebutuhan

Merawat dan memelihara semua peralatan pemeriksaan radiologi secara rutin

Page 12: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

C. PPR Membuat dan menyusun program proteksi dan keselamatan radiasi

Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi

Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi dan memantau pemakaiannya

Berpartisipasi dalam mendisain fasilitas radiologi Memelihara rekaman paparan radiasi Melaporkan kepada pemegang izin setiap kegagalan

operasional yang berpotensi kecelakaan radiasi Menyiapkan laporan tertulis mengenahi

pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi dan verifikasi keselamatan yang diketahui oleh pemegang izin untuk dilaporkan kepada kepala BAPETEN

Page 13: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

D. ELEKTROMEDIK Melakukan perawatan peralatan

Radiologi diagnostik secara rutin. Melakukan perbaikan ringan. Turut serta dengan supplier pada tiap

pemasangan alat baru atau perbaikan besar.

Page 14: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PERALATAN Pendekatan yang dipakai dalam

penentuan standar peralatan di unit radiologi diagnostik RS Muhammadiyah Yogyakarta Unit II adalah :

Pengembangan pelayanan radiologi diagnostik

Perkembangan tehnologi peralatan radiologi diagnostik

Kelengkapan / peralatan dasar yang harus terpenuhi

Page 15: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

JENIS PERALATANPeralatan Kelengkapan Jumlah

CT Multislice Siemens Somatom 6 slice dengan injector 1 unit

X Ray unit Konvensional Ceiling Shimadzu Radspeed non flouroskopi 150 kV

630mA ,3,2 s/d 800 mAs

Control table, ,Digital sytem,,elevating table dan bucky

table, bucky stand

I unit

USG Thosiba Aplio 400 ,color dopler. 4D Transducer linier dan

curve / sectoral 2.5 – 10 mHz

1 unit

C – arm Shimadzu Opescope Pleno, kondisi max 110KV 9Ma 1 unit

Peralatan proteksi Lead apron 0.25 – 0.5 mm pb

Kaca mata 1 mm pb

Pelindung tyroid 1 mm pb

Pelindung gonad 0.25 – 0.5 mm pb

Tabir mobile min 2 m (t) x 1m (l) 2mm pb dg kaca 2mm

pb

Sesuai dengan

Kebutuhan

Perlengkapan proteksi radiasi Film Badge, digital pocket dosimeter, Sesuai dengan

kebutuhan

Viewing box Double bank Sesuai dengan

kebutuhan

Page 16: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

JENIS PEMERIKSAANPendekatan yang dipakai dalam menentukan standar jenis pemeriksaan adalah : Jenis sarana yang ada di pelayanan

radiologi diagnostik Kebutuhan pemeriksaan oleh

masyarakat Kemampuan dan jenis peralatan yang

tersedia Jenis dan kemapuan sumber daya

manusia yang dimiliki

Page 17: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

CONT…Berdasarkan jenis sarana pelayanan radiologi diagnostik dapat menjalankan : System gastro intestinalis dan hepatobiliaris System urogenital System respirotorius System reproduksi Organ sperfifial System musculoskeletal System limpatik System syaraf System kardiovaskuler

Page 18: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

KEBIJAKAN PEMERINTAH Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas

Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Pengunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional setiap instansi yang menggunakan radiasi pengion wajib menerapkan Manajemen Keselamatan Radiasi sabagai usaha pencegahan dan penanggulangan kecelakaan radiasi. Elemen-elemen yang termasuk dalam manajemen keselamatan radiasi antara lain organisasi proteksi radiasi, pemantauan dosis radiasi dan radioaktivitas, peralatan proteksi radiasi, pemeriksaan kesehatan, penyimpanan dokumen, jaminan kualitas dan pendidikan dan pelatihan.

Page 19: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

SOP PENYIMPANAN DOKUMEN PAPARAN RADIASI

Page 20: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

REFLEKSI PROSES YANG BERJALAN

Secara praktek, proteksi radiasi telah dilaksanakan, namun belum ada struktur organisasi proteksi radiasi.

Sejauh ini baru ada satu orang radiografer yang menjadi petugas proteksi radiasi (PPR).

Untuk pemantauan dosis radiasi dilakukan dengan menggunakan film badge dan dilakukan setiap bulan. Dari hasil pemantauan dosis tersebut diketahui dosisnya masih berada di bawah NBD, yaitu 10 mrem. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa pemakaian film badge ini hanya digunakan pada saat pemantauan dosis saja.

pengawasan perlindungan radiasi belum ada kerja sama antara pihak K3RS dengan instalasi radiologi.

Page 21: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

REFLEKSI PROSES YANG BERJALAN (CONT..) Dari aspek peralatan proteksi radiasi yang disediakan

adalah apron, tabir Pb, pelindung tiroid, pelindung gonad dan kacamata radiasi, tanda radiasi, tanda peringatan dan lampu indikator di depan pintu masuk pasien.

Refleksi: 1. Tidak semua radiografer menggunakannya, hanya radiografer yang hamil saja yang menggunakan apron saat bekerja.

2. dalam pemantauan cara pemakaian alat pelindung diri (APD) yang benar dan inventaris APD pihak instalasi radiologi belum bekerja sama secara optimal dengan pihak K3RS Untuk pemeriksaan kesehatan, semua radiografer belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan khusus radiografer.

Page 22: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

REFLEKSI PROSES YANG BERJALAN (CONT..) Pemeriksaan kesehatan yang pernah mereka

lakukan hanya medical check up umum dari Rumah Sakit.

Petugas yang bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan keselamatan radiasi dan instalasi radiologi adalah Kepala Ruangan Radiologi. Dokumen-dokumen tersebut terus disimpan selama instalasi masih beroperasi.

Jaminan kualitas pun belum dijalankan secara tertulis karena belum adanya SOP sebagai pedoman dan evaluasi bagi semua tekhnisi radiologi.

Page 23: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PEMBAHASANSTRUKTUR ORGANISASI

Sejauh ini belum ada struktur organisasi proteksi radiasi dan hanya ada orang yang menjadi petugas proteksi radiasi (PPR). Dari hasil observasi dan telaah dokumen pun diketahui bahwa memang belum adanya struktur organisasi proteksi radiasi. Seorang pekerja radiasi yang telah teruji kecakapannya pun tidak selalu dapat memikirkan dan melaksanakan semua persyaratan keselamatan karena kesibukannya.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu organisasi proteksi radiasi yang efesien dan efektif.

Tanggung jawab, kewajiban dan wewenang harus dinyatakan dengan jelas.

Page 24: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PEMBAHASAN (CONT…)DOSIS RADIASI Proteksi radiasi yang baik bergantung pada organisasi proteksi

radiasi yang efektif. Pemantauan dosis radiasi dilakukan dengan menggunakan film badge dan dosisnya masih berada di bawah NBD, yaitu 10 mrem.

Dari hasil telaah dokumen membuktikan bahwa paparan radiasi yang diterima radiografer berada di bawah nilai batas dosis (NBD). Film badge adalah tipe alat monitor radiasi yang sering digunakan dan ekonomis. (p.202). Menurut Surat Keputusan Kepala Bapeten nomor 01/Ka-Bapeten/V-99 tentang Kesehatan Terhadap Radiasi Pengion, nilai batas dosis (NBD) bagi pekerja radiasi yaitu di bawah 50 mSv per tahun atau 5000 mrem per tahun.

Page 25: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PEMBAHASAN (CONT…) Namun dari hasil observasi diketahui bahwa

pemakaian film badge ini hanya digunakan pada saat pemantauan dosis saja.

Hal ini disebabkan hasil pengukuran dosis radiasi di sekitar (di luar seluruh dinding penahan) instalasi radiasi adalah 0,00 mrem pada saat dilakukan penyinaran sehingga timbul anggapan dari radiografer bahwa mereka tidak perlu menggunakan film badge karena perbedaan paparan radiasi tiap hari tidak berbeda terlalu jauh. Selain itu dalam pengawasan perlindungan radiasi perlu adanya koordinasi dan kerja sama dengan Pihak K3 rumah sakit untuk mencapai hasil yang optimal.

Page 26: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PEMBAHASAN (CONT…)ALAT PROTEKSI RADIASIDari aspek peralatan proteksi radiasi, peralatan yang disediakan adalah apron, tabir Pb, Pelindung gonad, pelindung tiroid dan kacamata, namun tidak semua radiografer menggunakannya, hanya radiografer yang hamil saja yang menggunakan apron saat bekerja

• Mereka cenderung malas menggunakan apron karena pemakaian apron yang ribet dan berat disamping karena alasan pasien emergency yang membutuhkan tindakan cepat.

• Kurangnya kesadaran ini disebabkan kurangnya fungsi kontrol dari manajemen K3 rumah sakit, oleh karena itu perlu adanya koordinasi dan kerja sama dengan Pihak K3RS.

• Padahal radiographer harus selalu menggunakan peralatan proteksi radiasi agar selalu terkontrol radiasi yang diterima oleh pekerja tersebut.

Page 27: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PEMBAHASAN (CONT…)SISTEM K3 PEKERJA RADIOLOGIUntuk menjamin keselamatan dalam penggunaan radiasi pengion, perlu diterapkan sistem pengawasan kesehatan dan keselamatan pekerja radiasi yang ketat meliputi pengawasan dosis radiasi dan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi tahunan.

Namun semua belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan khusus radiografer.

Pemeriksaan kesehatan yang pernah mereka lakukan hanya medical check up rutin dari RS.

Pimpinan rumah sakit harus benar-benar memperhatikan pemeriksaan kesehatan radiografer sebagai bentuk komitmen terhadap keselamatan radiasi. Pemeriksaan kesehatan pekerja sangat penting untuk mengetahui arah perkembangan kesehatan pekerja dan dapat dimungkinkan untuk mencari hubungan kausal antara radiasi pengion dengan gangguan yang bersifat patologik.

Page 28: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PEMBAHASAN (CONT…)PENYIMPANAN DOKUMENTASI petugas yang bertanggung jawab terhadap

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan keselamatan radiasi dan instalasi radiologi adalah Kepala Ruangan Radiologi.

Dokumen-dokumen tersebut terus disimpan selama instalasi masih beroperasi. Semua catatan medik pekerja radiasi harus disimpan untuk waktu lama, bahkan setelah pekerja pensiun.

Catatan riwayat dosis pekerja radiasi ini harus disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, kurang lebih 30 tahun, mengingat kemungkinan timbulnya penyakit akibat radiasi muncul dalam selang waktu yang cukup lama.

Page 29: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

PEMBAHASAN (CONT…)JAMINAN KUALITAS Untuk jaminan kualitas telah dijalankan dengan terpenuhinya

syarat kontruksi instalasi dan telah dibuatnya Standar Operasional Prosedur.

Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi dan telaah dokumen. Jaminan kualitas adalah suatu rangkaian tindakan yang sistematik dan terencana yang diperlukan untuk memperoleh keyakinan bahwa struktur, sistem dan komponen instalasi radiografi akan berfungsi secara memuaskan. Memuaskan berarti terpenuhinya persyaratan kehandalan, ketersediaan, kemudahan pemeliharaan, keselamatan dan keamanan.

Namun dari hasil observasi belum ditumakan adanya SOP tentang jaminan kualitas, sehingga belum bias mengevaluasi kegiatan para radiographer. Selain itu radiografer jarang menggunakan baju apron saat bekerja selama aktifitas pemotretan dengan sinar X.

Page 30: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

KESIMPULAN Dari elemen organisasi proteksi radiasi, telah memiliki

seorang petugas proteksi radiasi dan telah menjalankan tugas-tugas proteksi. Namun tugas dan tanggung jawab tersebut belum tertuang ke dalam sebuah struktur organisasi resmi proteksi radiasi.

Dari elemen pemantauan dosis dan radioaktivitas, telah dilakukan pemantauan dosis perorangan secara rutin setiap bulan dengan menggunakan film badge. Dari hasil pemantauan dosis tersebut, diketahui bahwa dosis yang diterima masih jauh di bawah nilai batas standar, yaitu 10 mrem per bulan. Namun penggunaan film badge ini hanya pada saat pemantauan dosis saja, tidak dipakai setiap kali beraktifitas dan belum adanya koordinasi dan kerja sama antara pihak K3RS dan instalasi radiologi dalam hal pengawasan perlindungan radiasi.

Page 31: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

KESIMPULAN (CONT…) Dari elemen peralatan proteksi radiasi, peralatan proteksi radiasi

yang dimiliki adalah apron, tabir Pb, kaca Pb, kacamata radiasi. Selain itu terdapat pula tanda radiasi dan tanda peringatan di depan pintu masuk pasien. Namun tidak semua pekerja menggunakan peralatan proteksi saat bekerja dan belum adanya koordinasi dan kerja sama antara pihak K3RS dan instalasi radiologi dalam hal inventaris dan pemantauan cara pemakaian alat perlindungan diri (APD) yang benar.

Dari elemen pemeriksaan kesehatan, belum secara optimal melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap radiografer karena terkendala biaya pemeriksaan kesehatan yang mahal.

Dari elemen penyimpanan dokumentasi, petugas yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan dokumen-dokumen adalah kepala ruangan. Dokumen- dokumen disimpan dalam lemari tersendiri dan tersusun rapi.

Dari elemen jaminan kualitas belum ada SOP yang disusun, sehingga SOP untuk jaminan kualitas harus segera dibuat supaya dapat dilaksanakan dan dapat mengevaluasi para tekhnisi di radiologi.

Page 32: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

SARAN Agar pelaksanaan program proteksi radiasi dapat

terlaksana dengan baik, perlu segera dibentuk Struktur dan Tata Kerja Organisai (STKO) Proteksi Radiasi sebagai landasan tugas dan tanggung jawab masing-masing petugas proteksi radiasi (PPR) dan radiografer yang ditunjuk.

Membiasakan diri memakai film badge saat bekerja dan memelihara hasil pemantauan dosis pekerja dan bila memungkinkan membuat kartu dosis untuk semua personel untuk lebih memudahkan pemantauan dosis tiap bulannya serta melakukan kerja sama dan koordinasi dengan pihak K3RS dalam hal pengawasan perlindungan radiasi dengan membuat laporan pemantauan dosis.

Page 33: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

SARAN (CONT..) Pemeliharan terhadap peralatan proteksi radiasi agar

selalu dalam keadaan memadai, baik fisik maupun fungsi serta melakukan kerja sama dan koordinasi dengan pihak K3RS dalam hal inventaris dan pemantauan cara pemakaian alat perlindungan diri (APD) yang benar sebagai usaha proteksi radiasi.

Pihak instalasi melakukan kerja sama, komunikasi dan koordinasi dengan pihak rumah sakit dan dokter K3/hiperkes agar segera melakukan pemeriksaan kesehatan pada radiografer.

Melakukan usaha pemeliharaan dokumendokumen agar selalu rapi dan tersimpan dengan baik sesuai dengan batas waktu penyimpanan dokumen untuk radiasi yaitu tiga puluh tahun.

Page 34: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

SARAN (CONT..) Mengembangkan budaya keselamatan (safety culture)

agar semua radiografer bekerja dengan jaminan kualitas dan memberikan teguran atau sanksi bagi pekerja yang tidak bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dengan mengadakan pemilihan radiografer terdisiplin setiap semesternya.

Pihak instalasi radiologi melakukan kerja sama, komunikasi dan koordinasi dengan pihak diklat (bagian pengembangan SDM) untuk membuat jadwal rencana kegiatan pendidikan dan pelatihan mengenai keselamatan radiasi bagi pekerja radiasi (radiografer). Selain itu, baik pihak instalasi radiologi maupun pihak rumah sakit harus lebih proaktif untuk mencari informasi mengenai pelatihan-pelatihan keselamatan radiasi.

Page 35: Refleksi Kasus Manajemen Penunjang

TERIMAKASIH