17
2.4. Uji Stress Kontraksi atau Oxytocin Challenge Test Oksitosin adalah hormon wanita alami yang, bila dilepaskan akan merangsang rahim untuk berkontraksi. Pada waktu kontraksi, aliran oksigen ke bayi berkurang untuk sementara. Uji ini menunjukkan bagaimana denyut jantung janin berespon terhadap kontraksi rahim. Detak jantung bayi diamati dan dinilai pada tiga kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit. Selama kontraksi rahim, darah dan oksigen ke bayi Anda turun untuk waktu yang singkat. Ini bukan masalah bagi kebanyakan bayi. Tapi tingkat jantung beberapa bayi akan lebih lambat. Perubahan denyut jantung dapat dilihat pada perangkat eksternal pemantauan janin. Untuk tes stres kontraksi, hormon oksitosin diberikan kepada Anda dalam pembuluh darah (intravena, atau IV) menyebabkan kontraksi persalinan. Anda juga dapat memijat puting Anda. Ini memberitahu tubuh Anda untuk melepaskan oksitosin. Jika denyut jantung bayi melambat (berkurang kecepatannya) dalam pola tertentu setelah kontraksi bukannya mempercepat (akselerasi), bayi Anda mungkin memiliki masalah dengan stres kerja normal. Uji stress kontraksi memiliki beberapa indikasi, anatara lain : 1. Kecurigaan postmaturitas, 2. DM ibu, 3. Hipertensi kronis, 4. Gangguan hipertensi pada kehamilan, 5. IUGR, 6. Penyakit jantung sianotik ibu,

Referat Nst

Embed Size (px)

DESCRIPTION

NST

Citation preview

2.4. Uji Stress Kontraksi atau Oxytocin Challenge TestOksitosin adalah hormon wanita alami yang, bila dilepaskan akan merangsang rahim untuk berkontraksi. Pada waktu kontraksi, aliran oksigen ke bayi berkurang untuk sementara. Uji ini menunjukkan bagaimana denyut jantung janin berespon terhadap kontraksi rahim. Detak jantung bayi diamati dan dinilai pada tiga kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit. Selama kontraksi rahim, darah dan oksigen ke bayi Anda turun untuk waktu yang singkat. Ini bukan masalah bagi kebanyakan bayi. Tapi tingkat jantung beberapa bayi akan lebih lambat. Perubahan denyut jantung dapat dilihat pada perangkat eksternal pemantauan janin. Untuk tes stres kontraksi, hormon oksitosin diberikan kepada Anda dalam pembuluh darah (intravena, atau IV) menyebabkan kontraksi persalinan. Anda juga dapat memijat puting Anda. Ini memberitahu tubuh Anda untuk melepaskan oksitosin. Jika denyut jantung bayi melambat (berkurang kecepatannya) dalam pola tertentu setelah kontraksi bukannya mempercepat (akselerasi), bayi Anda mungkin memiliki masalah dengan stres kerja normal.Uji stress kontraksi memiliki beberapa indikasi, anatara lain :1. Kecurigaan postmaturitas, 2. DM ibu, 3. Hipertensi kronis, 4. Gangguan hipertensi pada kehamilan,5. IUGR, 6. Penyakit jantung sianotik ibu, 7. Riwayat kehamilan mati terdahulu, 8. Hipertiroidism, 9. Gravid yang tua (>35 tahun), 10. Penyakit ginjal kronis, 11. Gerak janin menurun,12. Anemia berat pada ibu, 13. Pasien antepartum yang berisiko tinggi (ketuban pecah dini, kelahiran prematur dan perdarahan).Uji stres kontraksi (contraction stress test) merupakan uji pemantauan kehidupan janin berdasarkan respon denyut jantung janin terhadap kontraksi uterus. Karena adanya kontraksi uterus menyebabkan oksigenasi ke janin memburuk. Saat tekanan cairan amnion meningkat bersamaan dengan kontraksi uterus, tekanan miometrium akan lebih tinggi daripada tekanan pembuluh-pembuluh yang berjalan sepanjang otot uterus dan menyebabkan pembuluh-pembuluh tersebut kolaps dan akhirnya mengisolasi ruang antarvilus kemudian terjadi periode-periode singkat gangguan pertukaran oksigen, dan terdapat patologi uteroplasenta, sehingga terjadi deselerasi lambat frekuensi denyut jantung janin. Merupakan deselerasi yang dimulai terlambat dalam fase kontraksi, sampai pada titik terendah setelah puncak kontraksi dan biasanya bertahan melewati akhir kontraksi. Dilakukan induksi kontraksi dengan pemberian oksitosin intravena, dan respons denyut jantung janin direkam menggunakan pemantauan standar. Frekuensi denyut jantung janin dan kontraksi uterus secara bersamaan direkam oleh suatu monitor eksternal. Apabila terdapat paling sedikit tiga kontraksi spontan yang berlangsung minimal 40 detik dalam 10 menit, stimulasi terhadap uterus tidak lagi diperlukan. Apabila jumlah kontraksi kurang dari tiga kali dalam 10 menit, dilakukan induksi dengan oksitosin atau stimulasi puting payudara. Apabila digunakan oksitosin, mula-mula diberikan infus intravena encer dengan kecepatan 0,5 mU/mnt dan dinaikkan kelipatannya setiap 20 menit sampai tercapai pola kontraksi yang memuaskan. Pemeriksaan umumnya diulang setiap minggu, dan pemeriksa menyimpulkan bahwa hasil uji stress kontraksi yang negative (normal) dapat meramalkan kesehatan bayi. Salah satu kekurangan yang disebutkan adalah bahwa rata-rata uji stress kontraksi memerlukan waktu 90 menit.Stimulasi puting payudara dapat digunakan untuk menggantikan oksitosin sebagai pemicu kontraksi uterus. Salah satu metode yang dianjurkan adalah bahwa wanita yang bersangkutan mengusap salah satu puting payudara dibalik bajunya selama 2 menit atau sampai kontraksi dimulai. Ia diminta untuk mengulang kembali setelah 5 menit apabila stimulasi pertama tidak memicu tiga kontraksi dalam 10 menit. Keunggulan cara ini antara lain adalah biaya yang lebih murah dan waktu pengujian yang lebih singkat. Walaupun ada penelitian melaporkan bahwa stimulasi puting payudara dapat menyebabkan hiperstimulasi uterus dan gawat janin yang tidak dapat diduga, namun peneliti lain tidak menemukan bahwa aktivitas uterus yang berlebihan akibat stimulasi pting payudara membahayakan janin.

Uji stress kontraksi diinterpretasikan berdasarkan ada dan tidak adanya deselerasi lambat denyut jantung janin. Hasil dari uji stress kontraksi dikategorikan sebagai berikut : a. Negatif : tidak ada deselerasi lambat atau deselerasi variabel yang signifikan b. Positif : deselerasi lambat mencapai 50% atau lebih dari kontraksi (terjadi bila frekuensi kontraksi kurang dari 3 dalam 10 menit) c. Equivocalsuspicious : deselerasi lambat intermiten atau deselerasi variabel yang signifikan d. Equivocalhyperstimulatori: deselerasi denyut jantung yang terjadi saat terjadinya kontraksi yang lebih sering setiap menit atau selama 90 detik e. Tidak memuaskan : kurang dari 3 kontraksi dalam 10 menit atau uninterpretable tracing. Kontraindikasi relatif uji stress kontraksi pada kondisi yang berhubungan dengan peningkatan risiko persalinan prematur, ruptur uteri atau perdarahan uteri, yaitu: 1. Pasien dengan risiko tinggi lahir belum waktunya2. Ruptur membran preterm3. Riwayat pembedahan uterus atau persalinan seksio sesaria4. Plasenta praevia

2.5 Uji Non Stress (Non Stress Test)NST adalah suatu uji untuk sistem saraf pusat bayi dan secara tidak langsung, uji ini menunjukkan fungsi plasenta. Kalau sistem saraf pusat berfungsi dengan baik, dianggap bahwa bayi mendapat cukup oksigen dari plasenta. Monitor janin menunjukkan hubungan antara gerakan-gerakan janin dan bertambah cepatnya detak jantung bayi. Respon yang normal terhadap gerakan dari bayi akan menghasilkan peningkatan detak jantung janin. Dalam pemeriksaan NST yang perlu diperhatikan yaitu denyut jantung janin, variabilitas, akselerasi, deselerasi, dan gerakan janin. Keuntungan uji non stress adalah NST dapat dipakai dalam lingkungan rawat jalan. Uji non stress melihat 2 macam gerak janin, yaitu :1. Gerak individual : gerakan ekstremitas, berlangsung selama 3-5 detik dengan interval lebih dari 12 detik2. Gerak multiple : kelompok gerakan yang meliputi gerakan ekstremitas, gerak nafas, dan mungkin gerak seluruh tubuh. Lama gerakan sangat bervariasi terdiri dari 3-5 gerakan dengan interval kurang dari 12 detik.

2.5.1 Denyut Jantung JaninFrekuensi denyut jantung janin normalnya dapat meningkat atau menurun akibat pengaruh otonom yang diperantarai oleh impuls simpatis atau parasimpatis dari pusat-pusat otak. Pada janin prematur yang hampir mencapai gestasi 20 minggu menunjukkan nilai dasar DJJ 150-170x/menit. Pada bayi cukup bulan yang sehat, DJJ biasanya antara 120-160x/menit. Takikardi bila >160x/menit dan bradikardi bila 30 menit periksa pH darah dan pertimbangkan SC

DESELERASI VARIABEL1. Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat. 2. Terjadi akibat kompresi talipusat/kepala. 3. Bila berulang : a. lilitan talipusat ? b. Intervensi : Amnioinfusion. Merubah posisi ibu : Trendelenburg

The American College of Obstetricians and gynecologist (1999) menyimpulkan bahwa deselerasi variabel, apabila tidak berulang dan singkat (kurang dari 30 detik), tidak menunjukan gangguan janin atau perlunya intervensi obstetric, sebaliknya deselerasi variabel yang berulang paling tidak 3 dalam 10 menit sekalipun ringan , dilaporkan berkaitan dengan peningkatan risiko seksio sesarea atas indikasi gawat janin. Deselerasi yang berlangsung 1 menit atau lebih bahkan dilaporkan menunjukan prognosis yang lebih buruk.

2.5.5 Pembacaan NSTReaktif bila : Denyut jantung basal 120-160x/menit Gerak janin terutama gerak multipel dan berjumlah 5 gerak dalam 20 menit 2 atau lebih akselerasi DJJ diatas nilai dasar dari paling sedikit 15x/menit selama paling sedikit 15 detik dalam periode 20 menit. Kecepatan nilai dasar dalam batas normal. Variabilitas rata-rata 6-25x/menit.Tes reaktif menunjukan janin dalam kondisi baik apabila kelahiran terjadi dalam beberapa hari. Bila NST digunakan untuk kelangsungan hidup janin primer, maka harus dilakukan 1-2x/seminggu pada pasien yang berisiko tinggi, terutama ibu diabetes. Selama NST ulangan menunjukan reaktif, maka kehamilan berisiko dapat diteruskan.Definisi hasil non stress yang normal berdasarkan ACOG adalah 2 atau lebih akselerasi yang memuncak 15 dpm atau lebih masing masing berlangsung 15 detik atau lebih dan semua terjadi dalam 20 menit selama pengujian dimulai. Walaupun jumlah dan akselerasi normal mencerminkan kesejahteraan janin, akselerasi yang kurang memadai tidak selau menunjukkan gangguan janin. Hal ini dikarenakan pada janin sehat mungkin tidak bergerak sampai selama 75 menit. Selain itu, reproduksibilitas interpretasi hasil juga bermasalah karena bersifat subyektif. Oleh karena itu, Pardey dkk (2002) membentuk suatu sistem komputerisasi Sonicaid Fetal Care, yang diklaim lebih baik daripada interpretasi subyektif pada nonstress tests.Non reaktif bila: Denyut jantung basal 120-160x/menit o Variabilitas berkurang atau tidak ada Gerakan janin tidak ada, kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit Tidak ada akselerasi denyut jantung meskipun diberi rangsangan dari luar.Vaiser dkk. (1980) menjelaskan suatu kordiotokogram terminal, yang meliputi : 1. Osilasi basal kurang dari 5 dpm. 2. Tidak adanya akselerasi. 3. Deselerasi lambat disertai kontraksi uterus spontan. Ketidakmampuan janin mempercepat denyut jantungnya, apabila bukan disebabkan oleh sedasi ibu, merupakan temuan yang kurang menggembirakan. Demikian juga, Devoe dkk. (1985) menyimpulkan bahwa uji nonstres yang non reaktif selama 90 menit hampir selalu (93 persen) berkaitan dengan patologi janin yang bermakna.

2.5.6 IntervalInterval antara dua pengujian, yang semula secara semena-mena ditetapkan 7 hari, tampaknya semakin dipersingkat berdasarkan pengalaman yang berkembang pada uji nonstres. Menurut the American College of Obstetricians and Gynecologist (1999), sebagian peneliti menganjurkan frekuensi pengujian yang lebih sering untuk wanita dengan kehamilan postmatur, diabetes tipe 1, hambatan pertumbuhan janin, atau hipertensi akibat kehamilan. Pada keadaan-keadaan ini, diajukan penelitian 2 kali seminggu dengan pengujian tambahan dilakukan apabila terjadi perburukan keadaan ibu atau janin, tanpa memandang waktu sejak pemeriksaan terakhir. Sebagian dokter melakukan uji nonstres setiap hari atau bahkan lebih sering. Sebagai contoh, Charry dkk. (1995) menganjurkan pengujian janin setiap hari pada wanita dengan preeklamsia berat yang jauh dari aterm.