Referat bawang putih

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    1/19

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Candida albicans merupakan flora normal yang sering dijumpai di dalam

    rongga mulut, saluran pencernaan, traktus genetalia perempuan, permukaan kulit

    serta membran mukosa. Candida albicans  merupakan penyebab infeksi

    opertunistik terbanyak sehingga menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Infeksi

    ini dikenal sebagai kandidiasis. Kandidiasis dibagi kandidiasis superfisial,

    kandidiasis mukokutan, dan kandidiasis sistemik atau invasif. Kandidiasis

    superfisial dapat mengalami perburukan menjadi infeksi yang bersifat invasif dan

    menyebar keseluruh tubuh sehingga dapat berakibat fatal.1,2

    Saat ini terjadi peningkatan insidensi kandidiasis, dengan angka mortalitas

    yang cukup tinggi yaitu 4!"#$. %al ini diakibatkan oleh meningkatnya angka

    resisteni terhadap antifungal. &esistensi tersebut diakibatkan oleh kemampuan

    dari kandida dalam membentuk biofilm yang merupakan kumpulan dari kandida

    dengan kepadatan tinggi, dan mampu menghasilkan matriks ekstraselular.1,2,' 

    (kibat tingginya angka resistensi dari antifungal, maka diperlukan adanya

    alternatif terapi lain dalam tatalaksana kandidiasis. )a*ang putih + Allium sativum

    telah digunakan secara luas untuk berbagai macam pengobatan, karena memiliki

    efek antimikroba. )a*ang putih memiliki suatu senya*a kimia yang disebut

     Allycin. Allycin merupakan senya*a aktif yang dihasilkan dengan cara menggiling

     ba*ang putih. -at ini, memiliki efek antifungal dengan cara menghambat

     pertumbuhan hifa dari jamur.1,2

    ujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui efek terapi dari

     ba*ang putih terhadap Candida albicans. Sehingga terbatasnya ketersediaan

    antifungal di masyarakat tidak menghambat terapi kandidiasis.

    1

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    2/19

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Candida

    2.1.1 Definisi

    Candida sp., merupakan penyebab infeksi jamur tersering diseluruh dunia.

    Candida adalah salah satu jamur patogen dalam tubuh manusia yang

    menyebabkan infeksi mukokutaneus maupun infeksi sistemik. Candida albicans

    dapat membentuk koloni pada kulit, mukosa, gastrointestinal dan juga saluran

    reproduksi. Spesies golongan non!Candida albicans  juga dapat menjadi

    organisme patogen dan dapat berkoloni pada permukaan mukokutaneus.'

    2.1.2 Epidemiologi

    Candida albicans merupakan spesies yang paling banyak ditemukan

    dalam isolasi dari spesimen pasien yang menderita kandidiasis, sekitar "/!0/$

    dari seluruh penderita kandidiasis. amun dari penelitian epidemiologi terbaru

    menunjukkan adanya pergeseran infeksi dari spesies Candida albicans menjadi

    non!Candida albicans seperti C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis dan C.

    krusei. Survei epidemiologi di India menunjukkan bah*a Candidiasis tropicalis

    adalah penyebab tersering terjadinya candidemia nosokomial  yaitu mencapai

    0$!0/$.'

    enelitian yang dilakukan oleh rasad dkk., menunjukkan bah*a Candida

    albicans adalah spesies yang paling banyak ditemukan dalam isolasi spesimen

     pasien yaitu 4",$, diikuti oleh C. tropicalis +'#.4$, C. krusei +4.0$, C.

     glabrata +'."$, C. zeylanoides +2.4$, C. guilliermondii +2.4$, C. kefyr and C.

     parapsilosis +1$.'

    2.1.3 Etiologi

    Candida termasuk dalam kelompok3 Fungi imperfecti atau Deutromycota,

     family:  Cryptococcaccae,  subfamily:  Candidoidea,  genus3 Candida.  erdapat

    sekitar 2/ spesies Candida yang dapat menyebabkan kandidiasis pada manusia.' 

    2

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    3/19

    T!el 1.Spesies Candida "ng #enginfe$si #n%si

    Spesies "ng %m%mditem%$n

    Spesies "ng &'ngditem%$n

    Spesies lng$ ditem%$n

    Candida albicans

    Candida glabrata

    Candida tropicalis

    Candida parapsilosis

    Candida krusei

    Candida guilliermondii

    Candida lusitaniae

    Candida kefyr 

    Candida dubliniensis

    Candida famata

    Candida inconspicua

    Candida lipolytica

    Candida metapsilosis

    Candida norvegensis

    Candida orthopsilosis

    Candida pelliculosa

    Candida rugosa

    Candida seylanoidea

    Candida blankii

    Candida bracerensis

    Candida catenulate

    Candida chiropterorum

    Candida ceferri

    Candidaeremophila

    Candida fabiani

    Candida fermentati

    Candida freyschussii

    Candida intermedia

    Candida lambica

    Candida magnolia

    Candida membranaefeciens

    Candida nivariensis

    Candida palmioliophia

    Candida pararugosa

    Candida pseudohaemulonii

    Candida pseudorugosa

    Candida pintolopesii

    Candida pulcherrina

    Candida thermophile

    Candida utilis

    Candida valida

    Candida viswanathii

    Kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia sebagai parasit atau saprofit,

    yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, atau vagina orang sehat. ada

    keadaan tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat

    menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis. ada media agar 

    khusus akan terlihat struktur hyphae, pseudohyphae dan ragi.4 Setiap Candida sp.,

    memiliki virulensi dan kekuatan patogeneis yang yang berbeda. )erikut ini adalah

    diskripsi dan patogenitas beberapa spesies Candida yang paling sering

    menyebabkan infeksi.'

    T!el 2. Pe'!edn #o'fologi dn Ptogenits Candida sp.

    3

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    4/19

    Spesies U$%'n (#!) Kode gen Bent%$ Ptogenits

    C. albicans 1 .1#0 iploid Kuat

    C. glabrata 12.' #25' %aploid KuatC. tropicalis 1# .2#5 %aploid Kuat

    C. parapsilosis 1 #."'' iploid Kuat

    C. krusei 11 ! iploid Sedang

    C. guillirmondii 12 #.02/ %aploid Sedang

    C. lusitaniae 1 #.041 %aploid Sedang

    2.1.* Ptogenesis

    (dhesi merupakan tahap pertama dalam proses infeksi kandida.

    Kemampuan melekat pada sel inang merupakan tahap penting dalam kolonisasidan invasi. )agian pertama dari C. albicans yang berinteraksi dengan sel inang

    adalah dinding sel. inding sel C. albicans terdiri dari enam lapisan dari luar ke

    dalam yaitu  fibrillar layer, mannoprotein, !glucan, !glucan!chitin,

    mannoprotein  dan membran plasma. erlekatan lapisan dinding sel dengan sel

    inang terjadi karena mekanisme kombinasi spesifik +interaksi antara ligand   dan

    reseptor dan nonspesifik +kutub elektrostatik dan ikatan van der walls yang

    kemudian menyebabkan serangan C. albicans ke berbagai jenis permukaan

     jaringan.#

    6aktor lain yang mempengaruhi interaksi C. albicans dengan sel inang

    adalah hidrofobisitas pada a*al perlekatan. iduga protein pada dinding sel

    terlibat dalam perubahan hidrofobisitas permukaan sel dengan melepaskan

     glukanase digestion dalam jumlah tertentu. Interaksi sel C. albicans dengan sel

    inang +cel!cel interaction juga melibatkan fisikomekanik, fisikokimia dan

    en7imatik materi mikroba serta interaksi mikro yang mengarah pada kolonisasi

    dan infeksi seperti perubahan medan magnet permukaan sel yang berinteraksi

    yang menyebabkan sel!sel saling melekat.#

    erlekatan dan kontak fisik antara C.albicans dan sel inang selanjutnya

    mengaktivasi mitogen activated protein kinase + "ap!kinase. rotein kinase

    tersebut merupakan bagian dari jalur integritas yang diaktivasi oleh stres pada

    dinding sel +tempat C. albicans dan sel host  melakukan kontak. "ap!kinase juga

    diperlukan untuk pertumbuhan hifa invasive dan perkembangan biofilm  pada

    tahap selanjutnya.#

    4

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    5/19

    ahap selanjutnya adalah invasi, hifa C. albicans melakukan penetrasi ke

    dalam permukaan epitelium terutama pada cell #unction  bersamaan dengan

    internalisasi sel khamir. enetrasi pada  $rain "icrovascular %ndothelial Cell 

    &$"%C' menginduksi sel tersebut untuk melakukan vakuolasi tetapi C. albicans

    tidak hanya mampu bertahan hidup dan beradaptasi dalam  $"%C   tetapi juga

    mampu berkembang dan membentuk hifa, p% optimal C. albicans yang sekitar 

     p% # sangat dekat dengan p% pada vakuola endosom yang memungkinkan C.

    albicans dapat bertahan bahkan berkembang menjadi hifa.#

    Invasi dan patogenesis C. albicans juga ditandai dengan sekresi proteinse

    aspartat +(A)(  yang dikode oleh 1/ gen. 8kspresi gen (A)   diyakini

     berhubungan dengan kerusakan pada kulit. Induksi sel inang terhadap ekspresi

    gen (A)* dan (A)+ menyebabkan perubahan morfologi C. albicans dari bentuk 

    ragi ke bentuk hifa. )ersama!sama (A), (A)* dan (A)+  bertanggung ja*ab

     pada virulensi. (A)*, (A)+  bersama (A)  kemudian menginduksi transkripsi

    (A)-  yang memainkan peranan penting dalam pertumbuhan C. albicans yang

    optimal. (A)-  diekspresikan bersama!sama dengan (A) dan terdeteksi selama

    invasi a*al oleh C. Albicans terhadap stratum korneum. 9ebih dalam lagi,

     penetrasi lapisan korneum ditandai dengan penambahan ekspresi (A)  dan (A)/

    yang ditandai dengan pembentukan germ tube dan pertumbuhan lebih lanjut dari

    hifa pada strata granulosum dan basal.#

    2.1.+ #nifestsi $linis $ndidisis

    Kndidisis m%$os

    1 Kandidiasis orofaringeal

    Kandidiais oral merupakan bentuk kandidiasis yang paling sering dijumpai

     pada pasien %I:. erdapat tiga faktor sehingga terjadi kandidiasis oral, yaitu3

    status imun penderita, lingkungan mukosa, dan strain dari Candida.'

    Kemampuan patogenesis Candida dipengaruhi oleh keseimbangan imunitas

    sel host   dan tingkat kolonisasi dan virulensi Candida.  6aktor penjamu yang

    mempengaruhi terjadinya kandidiasis oral antara lain3 penurunan produksi saliva,

    5

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    6/19

     perubahan epitel mukosa, infeksi lokal, perubahan flora normal mukosa, diet

    tinggi karbohidrat, serta penggunaan gigi palsu.

    Kandidiasis oral dapat menunjukkan gambaran yang berbeda!beda, seperti

     pseudomembran akut, atropi akut, hiperplasti kronik, atropi kronik,  angular 

    cheilitis, serta stomatitis. ingkat keparahan menunjukkan berat ringan

     pertumbuhan dan kolonisasi.'

    Kandidiasis pseudomembran akut'  Angular cheilitis0

    Kandidiasis pseudomembran yang disebabkan oleh penggunaan antibakteri broad!spectrum'

    Kandidiasis hiperplasti' Kandidiasis tipe stomatitis akibat penggunaan

    gigi palsu'

    2 Kandidiasis vulvovaginitis

    Kandidiasis vulvovaginitis merupakan penyebab tersering pasien datang

    memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan. ;ejala yang ditimbulkan dari

    6

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    7/19

    kandidiasis vulvovaginalis adalah keluarnya cairan atau lendir ber*arna putih

    keabuan disertai dengan pruritus, rasa terbakar dan kemerahan di sekitar 

    kemaluan, "#$ *anita pernah mengalami keluhan ini selama hidupnya.'

    Candida albicans adalah flora normal dalam vagina, namun perubahan p%,

    temperatur, osmolaritas dan kandungan nutrisi pada vagina dapat menyebabkan

    Candida albicans menjadi kuman patogen. Selain Candida albicans, Candida

    non!albicans yaitu C. gibrata, C. tropicalis, C. krusei dan C. parapsoliasis juga

     banyak ditemukan dalam isolasi spesimen pasien dengan kandidiasias

    vulvovaginalis.  C. sublinieis adalah spesies baru yang juga banyak dilaporkan

    sebagai penyebab kandidiasis vulvovaginalis.'

    ;ambar '. Kandidiasis

    vulvovaginitis'

    ! Kndidisis $%tne%s

    Kandidiasis kutaneus biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi

     pada kulit dan juga kuku. %al ini terjadi pada pasien!pasien dengan infeksi sub

    akut atau kronik. enyakit ini bisa terjadi pada satu daerah ataupun generalisata

     pada kulit dan kuku. Kandidiasis kulit meliputi kandidiasis popok, kandidiasis

    intertrigenosa, kandidiasis folikulitis, onikomikosis, onikia, dan paronikia.

    Kandidiasis kutaneus sering terjadi pada daerah lipatan, daerah yang hangat dan

     juga lembab. Kandidiasis kutis sering terjadi pada orang dengan diabetes mellitus

    dan obesitas. enggunaan antibiotik dan kontrasepsi oral juga merupakan faktor 

     predisposisi terjadinya kandidiasis kutis.'

    7

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    8/19

    ;ambar 4. 8rosi interdigitalis'

    , Kndidisis in-sif  

    1 Kandidiasis sistemik 

    Kandidiasis sistemik atau kandidiasis invasif ditandai dengan penyebaran

    sel Candida yang masuk kedalam tubuh seseorang dan membentuk abses pada

    organ vital. Kandidiasis sistemik menunjukkan mortalitas sebanyak #/$ dari

    seluruh kasus.

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    9/19

     peudohifa. K=% akan memecah protein dan keratin. enambahan lactophenol!

    cotton!blue  atau calcofluor!white  sebagai pe*arna sehingga partikel jamur ini

    akan lebih terlihat dengan pe*arnaan tersebut.'

     b. emeriksaan ;ram

    Candida termasuk organisme gram positif dengan bentuk oval atau lonjong

    yang menunjukkan adanya ikatan sel ragi, pseudohifa dan hifa pendek sejati.'

    c. e*arnaan dengan : yang akan menunjukkan

    adanya polisakarida didalam dinding selnya sehingga memberikan *arna

    kehijauan. e*arnaan ini juga dapat sebagai tambahan dalam pemeriksaan K=%.'

    d. emeriksaan )iakan)iakan merupakan pemeriksaan paling sering digunakan pada tahun 1504

    untuk mendiagnosis infeksi Candida. (abouraud De1trose Agar   +S(

    merupakan media standar yang banyak digunakan untuk pemeriksaan jamur.'

    e. emeriksaan Serologi

    emeriksaan serologi menggunakan ?& + polymerase chain reaction' untuk 

    mendiagnosis adanya infeksi Candida.'

    2.1./ Ttl$sn

    atalaksana kandidiasis dibagi berdasarkan lokasi infeksinya sebagai

     berikut'3

    a Kandidiasis oral

    • opikal 3 dapat diberikan clotrima7ole hisap 1/ mg empat kali sehari

    • Sistemik 3 golongan a7ole +flucona7ole, ketekona7ole atau itrakona7ole,

    oral polyenes +nystatin atau amphotericin )

    • Kandidiasis oral pada anak usia kurang dari # tahun dapat diberikan

    itrakona7ole 2,# mg@kgbb dua sehari

     b Kandidiasis vuvovaginal• opikal3 dapat diberikan golongan a7ole selama 1!" hari yaitu3 cotrima7ole,

     butokona7ole, micona7ole, triokona7ole dan tercona7ole. apat juga

    diberikan nystatin 1//./// I> selama "!14 hari.

    • Sistemik3 pemberian ketokona7ol 4// mg selama # hari atau itrakona7ol 2//

    mg dosis tunggal sudah tidak lagi digunakan di (merika serikat. emberian

    boric acid  yaitu // mg kapsul gelatin intravagina perhari selama 14 hari

    efektif digunakan untuk K::.

    9

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    10/19

    c Kandidiasis kutis

    • opikal3 dapat diberikan anti jamur golongan a7ole seperti klotrima7ol,

    ekona7ol, mikona7ol, ketocona7ol, ciclopiroAolamine, sulcona7ol dan

    oAicona7ol.

    • asien dengan kandidiasis kutis yang luas, onikomikosis, dan folikulitis

    candida pada pasien dengan immunocompromise dapat diberikan anti jamur 

    sistemik.

    • =nikomikosis3 diberikan itrakona7ole oral dengan dosis denyut selama '!

     bulan. iberikan 2// mg perhari selama " hari, diikuti dengan tiga minggu

    tanpa terapi. %al ini di ulang selama '! bulan.

    2.2 B0ng P%ti ( Allium sativum)

    )a*ang putih + Allium sativum merupakan salah satu tanaman obat yang

    sudah digunakan secara luas diseluruh dunia. )a*ang putih sudah digunakan

    sejak "./// tahun yang lalu, terutama di (sia engah dan

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    11/19

    )a*ang putih mengandung '' sulfur, beberapa en7im dan mineral

    +germanium, kalsium, tembaga, besi, kalium, magnesium, selenium, dan 7ink,

    vitamin +(, )1, ?, serat, air, 1" asam amino +threonine, swine, glutamine,

     proline, glisin, alanine, cysteine, valine, methionine, isoleucine, leucine,

    tryptophan, dan phenylalanine. )a*ang putih memiliki kandungan sulfur 

    terbesar jika dibandingkan dengan spesies  Allium  lainnya. %al tersebut

    menyebabkan ba*ang putih memiliki bau yang tajam." 

     Alliin, alliinase dan  allycin  merupakan komponen kimia yang paling

     banyak dipelajari.  Allycin &diallyl thiosulfinate merupakan bahan aktif yang

    dihasilkan dari alliin &(!allylcysteine sulfo1ide' yang merupakan sulfur terbanyak 

    yang dikandung ba*ang putih dengan bantuan en7im alliinase. Kedua bahan

    tersebut masing!masing berjumlah 1/ dan '/ mg@g ba*ang putih segar maupun

     ba*ang putih kering.  Allycin  didapatkan dengan cara menghancurkan ba*ang

     putih sehingga akan mengaktifkan en7im allinase yang akan menghidrolisis alliin

    menjadi allycin."

    2.2.3 #e$nisme Antif%ngl

    Candida albicans memiliki kemampuan untuk menempel pada jaringan

    host , dengan menghasilkan suatu sekresi yaitu aspartil protease  dan en7im

    fosfolipase. Selain itu Candida albicans  juga mengalami suatu perubahan dari

     bentuk  yeast menjadi bentuk hifa ketika proses perlekatan terjadi. Ketiga proses

    tersebut berperan dalam patogenesis terjadinya infeksi. Sekresi aspatil protease

    +(A)  merupakan faktor virulensi dan efek proteolisis dari (A)   dihubungkan

    dengan kemampuan invasi dari Candida albicans. roduksi (A)  dipengaruhi oleh

    gen (A)!(A)3, sedangkan yang berperan dalam pembentukan hifa adalah (A)*,

    (A)+ dan (A) . embentukan hifa merupakan pategenesis utama dari infeksi

    Candida albicans. embentukan hifa tersebut di atur oleh suatu gen, yaitu gen

    (45-.2 

     Allycin  adalah senya*a organik utama yang terdapat di dalam ba*ang.

    Ketika ba*ang putih dihancurkan dan dicincang maka alliin  yang terkandung

    didalam ba*ang putih akan bereaksi dengan en7im allinase. 8n7im tersebut akan

    11

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    12/19

    menghidrolisis alliin  menjadi allycin &diallyl thiosuphinate'.  Allycin  memiliki

    kemampuan menekan ekspresi dari gen (45-  sehingga dapat menghambat

     penetrasi dan pembentukan hifa pada Candida albicans. Selain itu ba*ang putih

     juga memiliki kandungan lain yang berperan sebagai antifungal, yaitu a#oene.

     A#oene  adalah derivat dari etanol yang memiliki efek menghambat sintesis

     phosphatidylcoline &)C'  pada membran sel Candida albicans. Komposisi lain

    yang terkandung dalam ba*ang putih adalah allyl alcohol   + AA  dan diallyl 

    disulfide &DAD(' bersifat fungisidal karena mengiduksi terjadinya stres oksidatif 

     pada Candida albicans.2

    2.2.* Sedin

    ari beberapa penelitian didapatkan beberapa sediaan dari ba*ang putih

    yang digunakan dalam menilai efek antifungalnya, yaitu dalam bentuk tablet,

    ekstrak ba*ang putih, gel dan lotion yang mengandung ekstrak ba*ang putih. 5,0

    Sangat penting untuk mengatahui sediaan yang digunakan dalam penelitian,

    terutama untuk melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai sediaan terbaik 

    untuk mengatasi kandidiasis dan bagaimana cara untuk memperoleh sediaan

    tersebut.

    2.3 Efe$ Pem!e'in B0ng P%ti Te'dp Kndid

    enelitian in vitro yang dilakukan oleh 9o* ?6 dkk, +2//5 didapatkan

     bah*a ekstrak ba*ang putih + Allium sativum mengandung senya*a allycin,

    a#oene, allyl alcohol , dan disulfida + DAD(  berperan dalam efek antifungal

     ba*ang putih. ada penelitian tersebut, untuk mendapatkan ekstrak, digunakan

     ba*ang putih sebanyak 1 gram yang dihancurkan dan kemudian dicampur dengan

    1/ ml a6uades  untuk mendapakan kandungan sebanyak 1//mg@ml. 8kstrak 

    tersebut didiamkan selama '/ menit pada suhu kamar, kemudian dilakukan

    sentrifugal dengan kecepatan #/// putaran permenit. Setelah itu disaring

    menggunakan alat saringan steril dengan ukuran /,22Bm.2

    ada penelitian tersebut menggunakan ekstrak dengan kandungan ba*ang

     putih sebanyak 2/, 4/, /, 5/ dan 1// mg@ml yang kemudian diaplikasikan pada

    12

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    13/19

    media kultur Candida albicans. idapatkan hasil berupa ekstrak dengan

    kandungan ba*ang putih sebanyak 2/ mg@ml memiliki efek menghambat

     pertumbuhan dari Candida albicans dengan menghambat produksi hifa setelah 24

     jam pemberian, tetapi tidak memiliki efek fungisidal, hasil yang mencolok 

    didapatkan pada ekstrak yang mengandung 1// mg@ml ba*ang putih dimana

    dapat menghasilkan 7ona inhibisi yang luas dan efek inhibisi terhadap

     pertumbuhan hifa yang sangat kuat.2 

    8fek antifungal yang dimiliki oleh ba*ang putih juga didukung oleh

     penelitian in vitro yang dilakukan oleh I*alokun ).( dkk, +2//4 dimana pada

     penelitian tersebut digunakan ekstrak ba*ang putih yang diperoleh dari #/ gram

     ba*ang putih dicampur dengan 1// ml air yang sudah di panaskan ke dalam

    mesin blander kemudian dilakukan penyaringan dengan alat  filter   berukuran

    2#Bm sehingga diperoleh ekstrak dengan kandungan ba*ang putih #// mg@ml.

    Selanjutnya ekstrak tersebut diaplikasikan pada media kultur Candida albicans

    dan dibandingkan dengan efek flukona7ol. idapatkan diameter 7ona hambat dari

    ekstrak ba*ang putih sebesar 2",4C'," mm jika dibandingkan dengan flukona7ol

    sebesar 20,5C2, mm hal ini menunjukan bah*a ba*ang putih dapat dijadikan

     pengobatan alternatif untuk mengatasi infeksi Candida.5

    ada penelitian di atas juga mengevaluasi dosis minimal ekstrak ba*ang

     putih yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans &"4C'

    dan dosis minimal ekstrak ba*ang putih yang masih memiliki efek fungisidal

    terhadap Candida albicans &"FC'. idapatkan bah*a nilai  "4C yaitu sebesar 

    14,0C",/ +24 jam setelah pemberian ekstrak dan 12,#C#,1 mg@ml +45 jam setelah

     pemberian ekstrak dan nilai  "FC  sebesar 14,0C ",/ +24 jam setelah pemberian

    ekstrak dan 1#,4C ,4 mg@ml +45 jam setelah pemberian ekstrak pada kultur 

    Candida albicans. 8fek menghambat pertumbuhan dan fungisidal dari ba*ang

     putih diakibatkan oleh kandungan allycin yang dimilikinya.5

    Selain menggunakan sediaan ekstrak, untuk menilai efek antifungal

     ba*ang putih + Allium sativum juga dilakukan penelitian menggunakan sediaan

    oral, gel  dan lotion. ada penelitian randomized placebo controlled double!blind 

    trial   yang dilakukan oleh Datson, ?E dkk, +2/1' dengan menggunakan tablet

    13

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    14/19

     ba*ang putih +masing!masing tablet megandung '#/ mg bubuk ba*ang putih

    untuk terapi kandidiasis vulvovaginal +K:: yang melibatkan #" sampel dan

    dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 25 sampel masuk ke kelompok tablet ba*ang

     putih dan 20 sampel masuk ke kelompok plasebo. Kemudian dilakukan kultur 

    sebanyak dua kali, yaitu sebelum pemberian intervensi dan sesudah intervensi,

    selanjutnya dilakukan intervensi berupa pemberian tablet ba*ang putih dan tablet

     plasebo selama dua minggu dengan dosis tiga tablet pada pagi hari dan tiga tablet

     pada malam hari. idapatkan hasil pemberian tablet ba*ang putih per oral tidak 

    memberikan perbaikan secara signifikan terhadap hasil kultur sampel penelitian.

    %al tersebut diakibatkan pemberian allycin  peroral menyebabkan

     bioavaibilitasnya menjadi berkurang sehingga efek antifungalnya menjadi hilang,

    sebagaimana yang diketahui pada penelitian in vitro  didapatkan hasil bah*a

    allycin merupakan antifungal potensi tinggi.0 

    >ntuk memudahkan pemberian obat topikal pada terapi kandidiasis, maka

    ekstrak ba*ang putih dibuat dalam bentuk gel dan lotion seperti pada penelitian

    yang dilakukan oleh ShaFra, +2/1# bentuk sediaan gel didapatkan dengan

    menggabungkan 2// ml ekstrak ba*ang putih dalam "4 ml air steril yang

    ditambah dengan 2/ gram carbomer 30* dan 1 gram triethanolamin. ?ampuran

    ini mengandung 1// mg@ml ekstrak ba*ang putih dalam bentuk gel. Selain itu,

     peneliti juga membuat dalam tiga konsentrasi lainnya yaitu / mg@ml, #/ mg@ml

    dan 2// mg@ml. Sedangkan untuk membuat sediaan lotion dilakukan dengan

    mencampurkan 2// ml ekstrak ba*ang putih ditambah dengan "' ml air steril,

    1/ gram thriethanolamine yang dipanaskan dalam suhu 5/ derajat celcius. ibuat

     juga campuran 2/ gram cetyl alcohol , 1/ gram asam stearat, 1/ gram 7at lilin

    yang di panaskan dalam 5/ derajat celcius, kemudian kedua campuran tersebut

    dicampur dalam suhu 2/ derajat celcius.1/

    )erdasarkan penelitian ini, didapatkan bah*a ekstrak ba*ang putih dalam

     bentuk lotion  tidak memberikan efek anti candida. %al ini disebabkan karena

    dalam pembuatan ekstrak ba*ang putih dalam bentuk lotion  membutuhkan

     pemanasan yaitu pada suhu 5/ derajat celsius hal ini menyebabkan allycin yang

    memiliki efek anti kandida akan rusak dalam pemanasan. Sedangkan ekstrak 

    14

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    15/19

     ba*ang putih dalam bentuk gel memiliki efek anti candida. 8fek anti kandida

    didapatkan paling besar pada konsentrasi 2// mg@ml dengan diameter 7ona

    inhibisi pada Candida albicans 2' mm, Candida tropicalis 2 mm, Candida

     glabrata 10 mm, Candidiasis parapsilosis 14 mm, Candida krisei 12 mm.

    enyimpanan dalam suhu diatas 4/ derajat celcius dapat merusak 7at anti kandida,

    sehingga diperlukan penyimpanan dalam suhu dingin.

    )erdasarkan beberapa penelitian diatas, efek antikandida pada ba*ang

     putih  paling baik dalam bentuk ekstrak dan gel jika dibandingkan dengan oral

    maupun lotion. %al ini dikarena allycin yang merupakan senya*a penting sebagai

    antikandida pada ba*ang putih + Allium sativum adalah senya*a yang tidak stabil

    dan mudah rusak dalam suhu yang tinggi, seperti pada saat pembuatan tablet dan

    lotion yang membutuhkan pemanasan. %al ini mengakibatkan penurunkan efek 

    terapi dari ba*ang putih.

    15

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    16/19

    KESI#PULAN

    atogenitas dari Candida albicans  sangat dipengaruhi oleh

    kemampuannya dalam membentuk hifa dan gen (45-  memiliki peran dalam

     proses pembentukan hifa tersebut.  Allycin, merupakan senya*a yang terkandung

    dalam ba*ang putih, senya*a tersebut mampu menekan ekspresi gen (45-

    sehingga akan menghambat pembentukan hifa. Selain itu ba*ang putih juga

    mengandung a #oene yang, allyl alcohol   + AA dan diallyl disulfide yang berperan

    sebagaui antifungal. 8fek antifungal dari ba*ang putih sudah diteliti dan

    didapatkan hasil bah*a ba*ang putih efektif sebagai terapi alternatif kandidiasis,

     berdasarkan hasil beberapa penelitian, sediaan terbaik adalah dalam bentuk 

    ekstrak dan gel karena tidak merusak senya*a yang terkandung dalam ba*ang

     putih.

    16

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    17/19

    DATA PUSTAKA

    1. Sardi, E.?.=., dkk. ?andida species3 current epidemiology, pathogenicity,

     biofilm formation, natural antifungal products and ne* therapeutic

    options.2/1'. epartment of ?linical (nalysis, 9aboratory of ?linical

    8S, (raraFuara, )ra7il.

    (vailable at3  http3@@***.ncbi.nlm.nih.gov@pubmed@2'15/4""  . iakses

    tanggal 3 2# niversity,

    %sinchu, ai*an, &=?. (vailable at3

    http3@@front.cc.nctu.edu.t*@richfiles@11#"4!v'n4p22'.pdf  . iakses tanggal3 1

    (pril 2/1

    17

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19120662http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19120662http://www.academicjournals.org/article/article1380027192_Dabas.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttp://front.cc.nctu.edu.tw/richfiles/11574-v36n4p223.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19120662http://www.academicjournals.org/article/article1380027192_Dabas.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttps://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/27626/1/22434-105449-1-PB.pdfhttp://front.cc.nctu.edu.tw/richfiles/11574-v36n4p223.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23180477

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    18/19

    . Singh, >., dkk. &ole of ;arlic +(llium sativum in %uman and lants

    iseases. epartment of niversity, India. (vailable at3

    nopr.niscair.res.in@bitstream@...@2'"11@1@IE8)$2/'0+4$2/'1/!'22.pdf.

     Diakses tanggal: -+ "aret -7 

    ". ;ebreyohannes1, ;ebreselema dan niversity, igeria.2//4. (vailable

    at3 http3@@***.ncbi.nlm.nih.gov@pubmed@1#'5'22". iakses tangal3 2# niversity of

  • 8/15/2019 Referat bawang putih

    19/19

    19