Upload
felix-santoso
View
214
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dawdwaadawawddawawawdawadwaddwawdawdawdwadaawdwwadwadadawdwadawawddawwadadawdawwdadwawadawwddawdwdadawdawwdaadwdawdawawdawdawawawawdawdad
Citation preview
Realisme
Real berarti yang aktual atau yang ada,kata tersebut menunjuk kepada benda-benda atau
kejadian-kejadian yang sungguhsungguh,artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang ada
dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Reality adalah keadaan atau sifat benda yang
real atau yang ada,yakni bertentangan dengan yang tampak. Dalam arti umum, realisme berarti
kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan kepada yang diharapkan atau yang
diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata realisme dipakai dalam arti yang lebih teknis.
Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti anggapan bahwa obyek indera kita
adalah real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui,
atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok realis, alam itu,
dan satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah: menjalin hubungan yang baik dengannya.
Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk menafsirkannya menurut
keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya. Seorang realis bangsa Inggris,
John Macmurray mengatakan:
Kita tidak bisa melpaskan diri dari fakta bahwa terdapat perbedaan antara benda dan ide.
Ide tentang sesuatu benda, suatu fikiran dalam akal kita yang menunjuk suatu benda. Dalam hal
ini benda dalah realitas dan ide adalah 'bagaimana benda itu nampak pada kita'. Oleh karena itu,
maka fikiran kita harus menyesuaikan diri dengan benda-benda , jika mau menjadi benar, yakni
jika kita ingin agar ide kita menjadi benar, jika ide kita cocok dengan bendanya, maka ide itu
salah dan tidak berfaedah. Benda tidak menyesuaikan dengan ide kita tentang benda tersebut.
Kita harus mengganti ide-ide kita dan terus selalu menggantinya sampai kita mendapatkan ide
yang benar. Cara berpikir common sense semacam itu adalah cara yang realis; cara tersebut
adalah realis karena ia menjadikan 'benda' adalah bukan 'ide' sebagai ukuran kebenaran, pusat
arti. Realisme menjadikan benda itu dari real dan ide itu penampakkan benda yang benar atau
yang keliru.
Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang ida, jiwa dan proses mengenal. Menurut
Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian
dunia ini pada inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah berubah. Idea
merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya
memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah pengenalan yang
sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme (pengetahuan) dan
bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis.
Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan bersifat tidak tetap dan
tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Dengan dua dunianya ini juga
Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratik yaitu pandangan panta rhei-nya
Herakleitos dan pandangan yang ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi
memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah berubah dan abadi. Memang jiwa
Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih
lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum hidup di bumi.
Aliran realism menggambarkan bahwa kedua aliran lain, yaitu materialisme dan
idealisme yang bertentangan dengan itu, tidak sesuai dengan kenyataan( tidak realistis ).
Karenanya, realitas adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi
(spiritual, rohaniah). Jadi menurut aliran realisme, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-
rohaniah, materi dan non-materi.