3
Realisme Real berarti yang aktual atau yang ada,kata tersebut menunju k kepada benda-benda atau kejadian-kejadian yang sungguhsungguh,a rtinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang ada dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Reality adalah keadaan atau sifat benda yang real atau yang ada,yakni bertentangan dengan yang tampak. Dalam arti umum, realisme berarti kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan kepada yang diharapkan atau yang diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata realisme dipakai dalam arti yang lebih teknis. Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti anggapan bahwa obyek indera kita adalah real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok realis, alam itu, dan satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah: menjalin hubungan yang baik dengannya. Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk menafsirkannya menurut keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya. Seorang realis bangsa Inggris, John Macmurray mengatakan: Kita tidak bisa melpaskan diri dari fakta bahwa terdapat perbedaan antara benda dan ide. Ide tentang sesuatu benda, suatu fikiran dalam akal kita yang menunjuk suatu benda. Dalam hal ini benda dalah realitas dan ide adalah 'bagaimana benda itu nampak pada kita'. Oleh karena itu, maka fikiran kita harus menyesuaikan diri dengan benda-benda , jika mau menjadi benar, yakni jika kita

Realismedwdaddwaddadwdawawdw

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dawdwaadawawddawawawdawadwaddwawdawdawdwadaawdwwadwadadawdwadawawddawwadadawdawwdadwawadawwddawdwdadawdawwdaadwdawdawawdawdawawawawdawdad

Citation preview

Page 1: Realismedwdaddwaddadwdawawdw

Realisme

Real berarti yang aktual atau yang ada,kata tersebut menunjuk kepada benda-benda atau 

kejadian-kejadian yang sungguhsungguh,artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang ada

dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Reality adalah keadaan atau sifat benda yang

real atau yang ada,yakni bertentangan dengan yang tampak. Dalam arti umum, realisme berarti

kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan kepada yang diharapkan atau yang

diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata realisme dipakai dalam arti yang lebih teknis.

Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti anggapan bahwa obyek indera kita

adalah real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui,

atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok realis, alam itu,

dan satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah: menjalin hubungan yang baik dengannya.

Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk menafsirkannya menurut

keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya. Seorang realis bangsa Inggris,

John Macmurray mengatakan:

Kita tidak bisa melpaskan diri dari fakta bahwa terdapat perbedaan antara benda dan ide.

Ide tentang sesuatu benda, suatu fikiran dalam akal kita yang menunjuk suatu benda. Dalam hal

ini benda dalah realitas dan ide adalah 'bagaimana benda itu nampak pada kita'. Oleh karena itu,

maka fikiran kita harus menyesuaikan diri dengan benda-benda , jika mau menjadi benar, yakni

jika kita ingin agar ide kita menjadi benar, jika ide kita cocok dengan bendanya, maka ide itu

salah dan tidak berfaedah. Benda tidak menyesuaikan dengan ide kita tentang benda tersebut.

Kita harus mengganti ide-ide kita dan terus selalu menggantinya sampai kita mendapatkan ide

yang benar. Cara berpikir  common sense semacam itu adalah cara yang realis; cara tersebut

adalah realis karena ia menjadikan 'benda' adalah bukan 'ide' sebagai ukuran kebenaran, pusat

arti. Realisme menjadikan benda itu dari real dan ide itu penampakkan benda yang benar atau

yang keliru.

Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang ida, jiwa dan proses mengenal. Menurut

Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian

dunia ini pada inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah berubah. Idea

merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya

memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah pengenalan yang

Page 2: Realismedwdaddwaddadwdawawdw

sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme (pengetahuan) dan

bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis.

Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan bersifat tidak tetap dan

tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Dengan dua dunianya ini juga

Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratik yaitu pandangan panta rhei-nya

Herakleitos dan pandangan yang ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi

memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah berubah dan abadi. Memang jiwa

Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih

lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum hidup di bumi.

Aliran realism menggambarkan bahwa kedua aliran lain, yaitu materialisme dan

idealisme yang bertentangan dengan itu, tidak sesuai dengan kenyataan( tidak realistis ).

Karenanya, realitas adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi

(spiritual, rohaniah). Jadi menurut aliran realisme, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-

rohaniah, materi dan non-materi.