18
RSNI3 2487:2008 Rancangan Standar Nasional Indonesia 3 Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN

Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

  • Upload
    haminh

  • View
    257

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

Rancangan Standar Nasional Indonesia 3

Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesifdi lapangan

ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN

Page 2: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

i

Daftar isi

Daftar isi .................................................................................................................... i

Prakata ......................................................................................................................... ii

Pendahuluan ............................................................................................................... iii

1 Ruang lingkup ........................................................................................................ 1

2 Istilah dan definisi …............................................................................................... 1

3 Ketentuan dan persyaratan .................................................................................. 2

3.1 Peralatan penetrometer konus ......................................................................... 2

3.1.1 Mesin bor............................................................................................... 2

3.1.2 Alat uji geser baling ............................................................................... 2

3.2 Benda uji ........................................................................................................ 3

3.3 Pengujian......................................................................................................... 3

3.3.1 Batasan peralatan.................................................................................. 3

3.3.2 Kalibrasi................................................................................................. 3

3.3.3 Petugas ................................................................................................. 3

3.3.4 Petugas/pelaksana ................................................................................ 3

4 Cara pengujian ....................................................................................................... 4

4.1 Persiapan pengujian ....................................................................................... 4

4.2 Prosedur pengujian .......................................................................................... 5

5 Perhitungan ........................................................................................................... 6

5.1 Rumus-rumus perhitungan .............................................................................. 6

5.2 Prosedur perhitungan....................................................................................... 8

6 Laporan uji ............................................................................................................. 8

Lampiran A Bagan alir cara uji lapangan kuat geser baling (normatif).......................... 9

Lampiran B Contoh formulir uji kuat geser baling (informatif) ....................................... 10

Lampiran C Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya (informatif) ..................... 12

Bibliografi .................................................................................................................... 13

Page 3: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

ii

Prakata

Standar tentang ‘Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan’ merupakanrevisi dari SNI 03-2487-1991, Metode Pengujian Lapangan Kekuatan Geser Baling padaTanah Berkohesi, yang mengacu pada ASTM D 2573-72 “Test method for field vane sheartest in cohesive soil ”, dengan perubahan pada judul, penambahan istilah dan definisi,penambahan dan revisi beberapa materi mengenai persyaratan dan ketentuan serta carapengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatancontoh formulir.

Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipilpada Sub Panitia Teknk Bidang Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja PendayagunaanSumber Daya Air Bidang Bahan dan Geoteknik.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2000 dan dibahaspada forum rapat konsensus pada tanggal 16 November 2006 di Bandung denganmelibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.

Page 4: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

iii

Pendahuluan

Dalam desain struktur tanah sering dilakukan analisis stabilitas dengan menggunakanparameter tanah baik tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter kuat geser dapatdiperoleh dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji geser ini digunakan metode pengujianlapangan kekuatan geser baling pada tanah berkohesi (SNI 03-2487-1991) yang jenuh airpada kondisi tanpa drainase. Mengingat diperlukannya parameter kekuatan geser tanahlunak kohesif yang jenuh air pada kondisi tanpa drainase perhitungan stabilitas, danpenurunan total suatu bangunan, perlu disusun revisi standar berjudul “Cara uji kuat geserbaling pada tanah kohesif di lapangan”.

Cara uji ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji geser baling pada tanahberkohesi di lapangan yang jenuh air pada kondisi tanpa drainase. Tujuannya adalah untukmemperoleh parameter kuat geser tanah, dan diuji geser dengan menempatkan sebuahbaling berdaun segi empat dalam lapisan tanah tidak terganggu, tetapi tidak diberikesempatan berdrainase. Parameter tersebut berupa momen puntir, konstanta k untukbentuk baling segi empat dan bentuk baling runcing, kekuatan geser, dan sensitivitas tanah,yang akan digunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas bangunan atautimbunan.

Standar ini diharapkan bermanfaat bagi para laboran atau tenaga teknisi yang berhubungandengan penyelidikan geoteknik, para pendesain bangunan dan pihak-pihak terkait lainnya.

Page 5: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

1 dari 13

Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan, untukmemperoleh parameter kuat geser tanah kohesif tidak terganggu yang jenuh air pada kondisitanpa drainase. Parameter tersebut berupa momen puntir, konstanta k untuk bentuk balingsegi empat dan bentuk baling runcing, kekuatan geser, dan sensitivitas tanah.Standar ini menguraikan tentang prinsip-prinsip cara uji kuat geser baling pada tanah kohesifdi lapangan, yang meliputi: sistem peralatan uji geser baling dan perlengkapan lainnya;persyaratan peralatan dan pengujian; cara uji; perhitungan parameter kuat geser balingtanah; laporan uji; dan contoh uji. Cara uji kuat geser baling ini tidak berlaku untuk tanahpasir, kerikil, atau batu.

2 Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang berkaitan dengan standar ini adalah sebagai berikut:

2.1geser balingsuatu metode uji geser di lapangan (atau di laboratorium yang tidak dibahas disini), yangdilaksanakan dalam lubang pengeboran menggunakan mesin bor putar (rotary) atau mesinbor yang sudah menjadi kelengkapan dari sistem alat uji geser baling (selfboring). Padakedalaman tertentu dilakukan penekanan baling kemudian dipuntir dengan kecepatantertentu sampai terjadi keruntuhan. Hasil yang diperoleh adalah kuat geser tanah tidakterdrainase dengan komponen kohesi saja, sedangkan komponen sudut geser dalam samadengan nol.

2.2kekuatan geser tanahtahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisipembebanan tertentu.

2.3kekuatan geser tanah pada kondisi tanpa drainasekekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh tanah jika tanah digeser dengan cepat,sehingga tidak terjadi drainase air dalam tanah.

2.4kerangka batang pemuntirpipa lindung (casing) yang dipasang sekeliling batang pemuntir, untuk mencegah gesekanantara batang pemuntir dan dinding lubang bor atau pipa lindung (casing) lubang bor padawaktu pengujian.

2.5keruntuhan benda ujikondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh, biasanya diambil pada tegangan gesermaksimum.

Page 6: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

2 dari 13

2.6sensitivitasnilai perbandingan antara kekuatan geser tanah kohesif tak terganggu dan kekuatan gesertanah terganggu (remolded) dari contoh tanah yang sama.

2.7tanah kohesifmaterial berbutir halus yang terdiri atas tanah lempungan yang jenuh air dan bila diuji gesersecara cepat (tanpa perubahan kadar air) hanya mempunyai komponen kohesi, sedangkankomponen sudut geser dalamnya sama dengan nol ( = 0) dari lingkaran Mohr pada waktuterjadi keruntuhan selalu sejajar.

2.8tegangan geser tanahperlawanan tanah terhadap deformasi jika diberi tegangan geser.

3 Ketentuan dan persyaratan

3.1 Peralatan

3.1.1 Mesin bor

Mesin bor yang digunakan adalah mesin bor putar atau bor tangan atau mesin bor yangmerupakan bagian dari sistem alat uji baling (selfboring) yang dilengkapi dengan:a) Mata bor jenis tungsten atau auger sesuai dengan jenis tanah yang akan dibor;b) Penginti untuk mengambil contoh inti tanah yang dibor;c) Casing untuk melindungi lubang bor terhadap gejala keruntuhan.

3.1.2 Alat uji geser baling

Peralatan uji geser baling yang digunakan yaitu peralatan yang mempunyai rangkaiansebagai berikut (lihat Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3):

a) Baling harus berdaun empat, berbentuk runcing bersudut 45° atau persegi empatbersudut 90° dengan ukuran-ukuran seperti terlihat pada Tabel 1;

b) Batang pemuntir, yang menghubungkan baling dengan alat pemuntir harus mempunyaidiameter cukup (lihat Tabel 1), agar tidak tertekuk waktu ditekan atau terpuntir waktupengujian;

Tabel 1 Ukuran baling yang disarankan

Ukuran pipapelindung batang

pemuntir

Diameterbaling

mm (inci)

Tinggi balingmm (inci)

Ketebalan daunbaling

mm (inci)

Diameter batangpemuntirmm (inci)

AXBXNX

101,6 mm (4 inci)

38,1 (1,5)50,8 ( 2 )63,5 (2,5)

92,1 (3 3/8)

76,2 ( 3 )101,6 ( 4 )127,0 ( 5 )

184,1 (7 1/4)

1,6 (1/16)1,6 (1/16)3,2 (1/8)3,2 (1/8)

12,7 (1/2)12,7(1/2)12,7 (1/2)12,7 (1/2)

c) Kerangka batang pemuntir untuk mencegah gesekan antara batang-batang pemuntirdan casing lubang bor atau dinding lubang bor;

d) Apabila kerangka batang pemuntir tidak digunakan, pasang bantalan peluru pada pipapemuntir di setiap interval 3,00 m, untuk mencegah kemungkinan batang terdorong kesamping;

e) Alat pemuntir baling yang berfungsi untuk memuntir batang-batang pemuntir baling,dengan ketentuan :

Page 7: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

3 dari 13

1) Harus teliti dan mempunyai ketepatan pembacaan momen puntir;2) Pembacaan momen puntir harus menghasilkan ketelitian kira-kira 2 kPa dari

kekuatan geser tanah yang diuji;3) Pemilihan alat pemuntir dengan sistem roda gigi lebih dianjurkan daripada pemuntir

tangan dengan kunci pemutar.

3.2 Benda uji

Tanah yang digunakan pada pengujian ini adalah tanah kohesif yang sangat lembek danlembek di lapangan (tidak berlaku untuk pasir, kerikil atau batu).

3.3 Pengujian

3.3.1 Batasan peralatan pengujian

Peralatan harus disiapkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Koreksi pengaruh gesekan antara batang pemuntir baling dan tanah sesuai denganprosedur persiapan pengujian;

b) Cegah kemungkinan batang-batang pemuntir terdorong ke samping (harus sentris) padawaktu pengujian;

c) Gunakan batang-batang pemuntir yang kaku agar tidak terpuntir pada kondisi bebanpenuh;

d) Tempatkan baling pada elevasi pengujian dengan batas maksimum 5 menit sebelumpengujian dilakukan.

3.3.2 Kalibrasi

Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 3 tahun sekali dan pada saat diperlukan, sesuaidengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.

3.3.3 Petugas

Petugas pengujian ini adalah laboran atau teknisi yang memahami dan berpengalamandalam pengujian geser baling, dan diawasi oleh tenaga ahli geoteknik.

3.3.4 Penanggung jawab hasil uji

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan ini adalah :

a) Kemampuan petugas pengujian dan pengawas harus kompetensi (juru bor/ teknisi yangtelah berpengalaman dalam uji kekuatan geser tanah dengan cara uji geser baling);

b) Nama-nama penguji, pengawas dan penanggung jawab hasil uji harus tertulis denganjelas, dan disertai paraf atau tanda tangan dan tanggal yang jelas.

Page 8: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

4 dari 13

Keterangan gambar:1 = cincin pemuntir2 = skala 5°3 = arloji pembaca puntir4 = indikator rotasi5 = pipa pelindung 8" sebagai jangkar6 = batang pemuntir7 = batang pemuntir panjang 1,5 m8 = pipa lindung (casing), ukuran sesuai

Tabel 1 sebagai kerangkabatang pemuntir

9 = batang baling10 = ujung casing batang pemuntir11 = baling12 = cincin karet berbentuk O13 = ruang lumas14 = komponen untuk pelumasan15 = lubang bukaan untuk pelumasan16 = cincin karet berbentuk O17 = roda gigi

Gambar 1 Contoh alat uji geser baling

Baling persegi empat Baling runcing

Gambar 2 Contoh ukuran baling

4 Cara pengujian

4.1 Persiapan pengujian

Lakukan persiapan peralatan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:

a) Lakukan pengeboran tanah sampai kedalaman yang diinginkan, dengan memperhatikanhal-hal berikut :

Page 9: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

5 dari 13

1) Apabila casing batang pemuntir baling digunakan untuk mencegah gangguan padatanah, hentikan pengeboran pada kedalaman sebesar 4 kali sampai 5 kali diameterkerangka batang pemuntir baling, untuk menempatkan ujung balingnya;

2) Apabila kerangka batang pemuntir tidak digunakan, hentikan pengeboran padakedalaman 4 kali sampai 5 kali diameter lubang bor, untuk menempatkan ujungbalingnya.

b) Masukkan baling ke dasar lubang bor atau kerangka batang pemuntir baling, dengancara :1) Dorong (tekan) baling menuju kedalaman tempat pengujian (biasanya mula-mula

dicoba dengan baling yang besar, baru kemudian dengan baling yang kecil) ;2) Cegah agar baling tidak terpuntir pada waktu didorong;3) Sambung casing batang pemuntir dengan alat pemuntir.

Gambar 3 Prosedur uji baling pada tanah berbutir halus

4.2 Prosedur pengujian

a) Lakukan pengujian dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:1) Kecepatan pemuntiran pada baling adalah 0,1 °/detik atau 6 °/menit;2) Keruntuhan contoh pada tanah lempung biasanya terjadi setelah 2 menit s.d 5

menit, dan pada tanah lempung sangat lunak terjadi setelah 10 menit s.d 15 menit;3) Catat momen puntir yang terjadi pada alat pemuntir dengan sistem roda gigi selang

10 detik sampai contoh runtuh (Su);b) Setelah momen puntir maksimum tercatat, lakukan hal-hal berikut:

Page 10: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

6 dari 13

1) Putar baling dengan cepat, minimum 10 putaran;2) Uji kembali setelah 1 menit untuk menentukan kekuatan geser tanah kondisi

terganggu;

c) Apabila tanah bersentuhan dengan batang pemuntir, lakukan hal-hal berikut:1) Uji momen puntir untuk memperoleh gesekan antara tanah dan batang;2) Masukkan batang pemuntir tanpa memasang baling pada kedalaman yang sama;3) Uji geser batang minimum sekali pada setiap pekerjaan proyek, yang terdiri atas

beberapa pengujian momen puntir pada kedalaman yang bervariasi;

d) Apabila batang pemuntir terisolasi tanah, lakukan hal-hal berikut:1) Uji gesek dengan sebuah batang pemuntir tanpa baling minimum satu kali pada

setiap pekerjaan proyek, untuk menentukan besar gesekan batang;2) Usahakan peralatan uji geser baling dapat berfungsi baik agar, koreksi pengaruh

gesekan tersebut dapat diabaikan;

e) Pelaksanaan pengujian berikutnya minimum dengan interval antara 0,75 m s.d 1,00 m;

f) Hitung momen puntir yang mengakibatkan keruntuhan lapisan tanah di sekitar baling.

5 Perhitungan

5.1 Rumus-rumus perhitungan

a) Persamaan umum kuat geser tidak terdrainasePersamaan umum untuk semua jenis baling yang meliputi bentuk standar empat persegi(Chandler, 1988), kedua ujungnya meruncing (tipe Geonor buatan Norway), dan salahsatu ujung meruncing misalnya bagian bawah (tipe Nilcon buatan Swedia), diberikandengan rumus (lihat Gambar 4):

suv =]H6)icos/D()icos/D[(D.

T12

BT2

........................................... (1)

T = Cr x R ................................................................................... (2)

dengan :suv : kuat geser tidak terdrainase (N/m2);T : momen puntir (N.m);D : diameter baling (m);H : tinggi baling (m);iT : sudut runcing bagian atas baling (derajat);iB : sudut runcing bagian bawah baling (derajat);R : bacaan arloji ukur momen puntir (unit atau divisi);Cr : faktor kalibrasi momen puntir (N.m).

Page 11: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

7 dari 13

Gambar 4 Geometri baling untuk mata pisau runcing dan empat persegi

Untuk penggunaan umum baling yang ada di pasaran, persamaan (1) dapatdisederhanakan menjadi persamaan berikut untuk baling dengan tinggi mata pisau yangbesarnya dua kali lebarnya (H/D = 2).

Empat persegi panjang (iT = 00 dan iB = 00) suv = 0,273 T /D3 ...................... (3)

Nilcon (iT = 00 dan iB = 450) suv = 0,265 T /D3 ...................... (4)

Geonor (iT = 450 dan iB = 450) suv = 0,257 T /D3 ...................... (5)

Persamaan (3) identik dengan persamaan untuk baling empat persegi yang dapat dilihatpada Gambar 3.

b) Konstanta baling empat persegi (iT = 00 dan iB = 00)Bila persamaan (2) disubstitusikan ke dalam persamaan (4), maka diperoleh persamaansebagai berikut :

suv = K x R ...................................................................................................................(6)

K = (0,273 x Cr )/(1000 x D3) .................................................... ..................................(7)

dengan :K : konstanta tergantung pada diameter baling (kN/m2);suv : kuat geser tidak terdrainase (kN/m2).

Untuk baling dengan D = 0,065 m, K = 0,994 x Cr .

c) Konstanta baling runcing Nilcon (iT = 00 dan iB = 450)

K = (0,265 x Cr )/(1000 x D3) .................................................... ..................................(8)

Untuk baling dengan D = 0,065 m, K = 0,965 x Cr

d) Konstanta baling runcing Geonor (iT = 450 dan iB = 450)

K = (0,257 x Cr )/(1000 x D3) .................................................... ..................................(9)

Untuk baling dengan D = 0,065 m, K = 0,936 x Cr

Page 12: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

8 dari 13

e) Sensitivitas dihitung dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1) Rumus perhitungan nilai sensitivitas

St = su/ sr …………………………………………………………………..……………. (10)

dengan:St : sensitivitas;su : kekuatan geser tanah tidak terganggu;sr : kekuatan geser tanah terganggu;

2) Penggolongan sensitivitas tanah kohesif seperti diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Penggolongan sensitivitas tanah kohesif

St Klasifikasi

≤ 44 < St < 8

≥ 8

tidak sensitifsensitif

sangat sensitif

5.2 Prosedur perhitungan

Lakukan perhitungan momen puntir, konstanta K, kekuatan geser, dan sensitivitas tanahdengan tahapan sebagai berikut:

a) Baca dan catat R dari hasil uji ke dalam formulir uji sampai terjadi keruntuhan;b) Hitung konstanta K untuk bentuk baling runcing dengan menggunakan persamaan (7)

atau (8) atau (9);c) Hitung kekuatan geser dengan menggunakan persamaan (6);d) Hitung sensitivitas tanah kohesif dengan menggunakan persamaan (10).

6 Laporan uji

Catat data yang diperlukan pada formulir laporan harian uji geser baling, yang memuat hal-hal berikut :

a) Nama proyek, lokasi, tanggal dan waktu pengujian;b) Nomor lubang bor, diameter lubang bor, elevasi lubang bor, kedalaman pengujian, jenis

tanah, dan cara pembuatan lubang bor;c) Ukuran dan bentuk baling, kedalaman ujung baling di bawah kerangka batang pemuntir

atau dasar lubang bor, deskripsi baling berkerangka atau tidak berkerangka, catatanmengenai hambatan, deskripsi pemasangan dan pengukuran momen puntir;

d) Pembacaan momen puntir dan rotasi, baik pada waktu pengujian keadaan tidakterganggu maupun keadaan cetak ulang, pada waktu terjadi keruntuhan, pada waktupenyimpangan prosedur pengujian;

e) Nama juru bor/teknisi yang melakukan pengujian, nama pengawas ahli dan penanggungjawab pekerjaan yang disertai tanda-tangannya.

Page 13: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

9 dari 13

Lampiran A(normatif)

Bagan alir cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan

`

MulaiUji geser baling (VST)

1. Pengeboran dan penekanan baling (1)a) Lakukan pengeboran tanah sampai kedalaman yang

diinginkan.b) Masukkan baling ke dasar lubang bor atau kerangka batang

pemuntir baling sedalam 4 x diameter lubang bor.

2. Pengujian (2)a) Lakukan pengujian dengan memutar baling dengan kecepatan 6

derajat/menit dan baca momen puntir pada interval tiap 10 detik.b) Percobaan dianggap selesai apabila kuat geser puncak tercapai

ditambah dengan beberapa derajat pemutaran baling (1800).c) Setelah itu putar baling dengan cepat sebanyak 8 putaran dan ulangi

a) dan b) untuk memperoleh kuat geser sisa (terganggu = remolded)d) Hitung kuat geser maks. dan kuat geser sisa dengan formulir Be) Gambar hubungan antara putaran dengan kuat geser

Apakah pengujiandapat dilanjutkan ?

3. Lanjutkan pengeborandengan interval antara 0,75ms.d 1,00 m

4. Plot hubungan antara kuat geser versuskedalaman

Selesai

Ya

Tidak

Page 14: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

10 dari 13

Lampiran B(informatif)

Contoh formulir uji kuat geser baling di lapangan

Tabel B.1 Contoh formulir uji geser baling

Proyek : Diuji oleh :Lokasi : Diperiksa oleh :Titik no : Tanggal :Kedalaman : Jenis tanah :

Ukuran vane D/H :Takterganggu Cetak ulang Keterangan

Waktu(detik)

Putaran(derajat)

BacaanInstrumen

Waktu(detik)

Putaran(derajat)

BacaanInstrumen

k = 0,57 kN/m2

kalibrasi1 2 3 4 5 6 7

Page 15: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

11 dari 13

Tabel B.2 Contoh uji geser baling

Proyek : Irigasi Jatiluhur Diuji oleh : TriadiLokasi : Tanggul Teluk Ampel Diperiksa oleh : Theo FNTitik no : V.SD.5 Tanggal : 12 Januari 2004Kedalaman : 3,40 Jenis tanah : Lempung lanauan

Ukuran vane D/H : 65 mm / 130 mmTakterganggu Cetak ulang Keterangan

Waktu(detik)

Putaran(derajat)

BacaanInstrumen

Waktu(detik)

Putaran(derajat)

BacaanInstrumen

k = 0,57 kN/m2

kalibrasi1 2 3 4 5 6 7

10,00 10 1,00 10,00 10 3,00 Su = 29,6x 0,5720,00 20 3,20 20,00 20 5,30 = 16,87 kN/m2

30,00 30 4,40 30,00 30 7,5040,00 40 5,40 40,00 40 8,40** Sr = 8,4x0,5750,00 50 6,40 50,00 50 8,40 = 4,79 kN/m2

60,00 60 8,00 60,00 60 8,4070,00 70 9,20 70,00 70 8,40 Su = ½ qu

80,00 80 11,00 80,00 80 8,4090,00 90 13,00 90,00 90 8,30 Sr = ½ qr

100,00 100 14,70 100,00 100 8,30110,00 110 16,00 110,00 110 8,30120,00 120 18,40 120,00 120 8,30130,00 130 20,00 130,00 130 8,20140,00 140 22,00 140,00 140 8,20150,00 150 24,00 150,00 150 8,20160,00 160 25,50170,00 170 27,00180,00 180 28,50190,00 190 29,60*200,00 200 10,50210,00 210 9,60220,00 220 9,00230,00 230 8,80240,00 240 8,50250,00 250 8,20260,00 260 8,00

Page 16: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

12 dari 13

Lampiran C(informatif)

Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya

No. Materi Sebelum Revisi1 Judul Metode pengujian

lapangan kekuatangeser baling padatanah berkohesi

Cara uji kuat geser balingpada tanah kohesif dilapangan

2 Format Format SNI Tetap

3 Acuan normatif Ada ASTM yang terkaitdipindah ke Bibliografi.

4 Istilah dan definisi Sudah ada Perbaikan sedikit padabeberapa penjelasan,disusun menurut abjad.

5 - Penjelasan rumus dangambar

- Penjelasan cara kerjaperalatan, bagan alir carauji, dan contoh uji.

Sudah ada -

6 Rumus Sudah ada -

7 Gambar Gambar masih kurangjelas

Perbaiki, lengkapi danperjelas gambar-gambarcara kerja alat, bagan alircara kerja dan cantumkansumbernya.

8 Contoh Formulir Belum lengkap Penambahan contoh uji/perhitungan (Lampiran B).

Page 17: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

13 dari 13

Page 18: Rancangan Standar Nasional Indonesia 3nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPerancangan/SNI/... · pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan

RSNI3 2487:2008

14 dari 13

Bibliografi

ASTM D 2573-72 (1972), “Test method for field vane shear test in cohesive soil”.

Departemen Pekerjaan Umum, 2005, “Pedoman penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan air”, Vol.1: Penyusunan program penyelidikan, metode pengeboran dan deskripsilog bor (Pd.T 03.1- 2005-A), Vol.2: Pengujian lapangan dan laboratorium (Pd.T 03.2-2005-A), dan Vol.3: Interpretasi hasil uji dan penyusunan laporan penyelidikan geoteknik (Pd.T03.3-2005-A), Kep.Men. Pekerjaan Umum No: 498/KPTS/M/2005, Jakarta, tgl. 22 Nov 2005.

CHANDLER, R.J. (1988), “The in-situ measurement of the undrained shear strength of claysusing the field vane“, Vane Shear Strength Testing in Soils: Field and Laboratory Studies,ASTM STP 1014, American Society for Testing Materials.

FHWA NHI-01-031, “Manual on subsurface investigations”.

Head, K,H (1981), “Manual of Soil Laboratory Testing”, Vol, II, Pentech Press, London,Plymouth, ISBN 0-7273-1305-3,