Upload
trannguyet
View
222
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Internalisasi
Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB
Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014
10/22/2013 Karo Analisa APBN 1
Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN
10/22/2013 Karo Analisa APBN 2
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS APBN DAN ANGKA KREDITNYA
Bab I : KETENTUAN UMUM Bab II : RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, DAN TUGAS POKOK Bab III : INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA Bab IV : JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN RUANG Bab V : UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Bab VI : RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM PEMBERIAN ANGKA KREDIT Bab VII : PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Bab VIII : PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT, TIM PENILAI, DAN PEJABAT
YANG MENGUSULKAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Bab IX : PENGANGKATAN DALAM JABATAN Bab X : UJI KOMPETENSI Bab XI : FORMASI Bab XII : PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Bab XIII : PENURUNAN JABATAN Bab XIV : PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT Bab XV : KETENTUAN PENUTUP
Dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan
profesionalisme PNS yang melaksanakan tugas di
bidang analisis APBN, perlu ditetapkan Jabatan
Fungsional Analis APBN dan Angka Kreditnya
Jabatan Fungional Analis APBN adalah jabatan
fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup
tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk
melaksanakan kegiatan analisis APBN dalam lingkungan
Sekretariat Jenderal DPR RI.
Analisis APBN adalah kegiatan analisis terhadap issue
dan masalah APBN yang meliputi perencanaan,
pengganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
APBN.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 3
Jabatan Fungsional Analis APBN termasuk dalam RUMPUN
MANAJEMEN. Kedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional di bidang analisis APBN pada Sekretariat Jenderal
DPR.
Tugas pokok Jabatan Fungsional Analis APBN yakni
melaksanakan analisis APBN.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 4
Instansi Pembina jabatan fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI. mempunyai kewajiban antara lain:
1. menyusun ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Analis APBN;
menetapkan pedoman formasi Jabatan Fungsional Analis APBN;
2. menetapkan standar kompetensi Jabatan Fungsional Analis APBN;
3. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis di bidang analisis APBN;
4. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis di bidang analisis APBN;
5. melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan Jabatan Fungsional Analis APBN;
6. melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Analis APBN, ketentuan pelaksanaannya, dan
ketentuan teknisnya;
7. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Analis APBN;
8. memfasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis APBN;
9. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Analis APBN;
10. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik Analis APBN; dan
11. melakukan monitoring dan evaluasi Jabatan Fungsional Analis APBN.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 5
Penata Muda III/a
Penata Muda Tk I III/b
Penata III/c
Penata Tingkat I III/d
Pembina IV/a
Pembina Tingkat I IV/b
Pembina Utama Muda IV/c
Pembina Utama Madya IV/d
Pembina Utama IV/e
10/22/2013 Karo Analisa APBN 6
10/22/2013 Karo Analisa APBN 7
Unsur dan Sub Unsur
Kegiatan
Utama
1. PENDIDIKAN
2. KEGIATAN
ANALISIS APBN
3. PENGEMBANG
AN PROFESI
1. Pendidikan sekolah (ijazah/gelar)
2. Diklat fungsional/teknis (STTP/sertifikat)
3. Diklat Prajabatan
1. Pengumpulan data dan informasi
2. Pelaksanaan analisis
3. Pendampingan
1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah
2. Penerjemahan/penyaduran buku dan
bahan
3. Pembuatan buku pedoman/
Juklak/Juknis
1. Pengajar/pelatih analisis APBN;
2. Peran serta dalam seminar/lokakarya
3. Pemberian konsultasi/bimbingan yang
bersifat konsep;
4. Keanggotaan dalam Tim Penilai;
5. Perolehan penghargaan/tanda jasa;
6. Keanggotaan dalam organisasi profesi
7. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 8
Rincian kegiatan Analis APBN dan angka kreditnya; jenis output dan prosedur
penyusunannya; kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang terlampir
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini. Analis APBN Pertama sampai dengan Analis APBN Utama dapat melaksanakan
seluruh kegiatan pada sub unsur (lampiran I), baik secara individual maupun
dalam tim berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinn unit kerja yang
bersangkutan.
Ketentuan mengenai kegiatan dalam tim dan angka kreditnya diatur lebih lanjut
oleh Sekretaris Jenderal DPR RI.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 9
Pada awal tahun, setiap Analis APBN wajib menyusun SKP berdasarkan tugas
pokok Analis APBN sesuai dengan jenjang jabatannya yang harus disetujui
dan ditetapkan oleh Pimpinan Unit Kerja.
Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah yang harus dipenuhi oleh setiap
PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Analis
APBN tercantum dalam Lampiran II, III, dan IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah 80% berasal dari unsur utama,
tidak termasuk unsur pendidikan formal; dan paling tinggi 20% berasal dari
unsur penunjang.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 10
Analis APBN yang memiliki angka kredit melebihi yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka
kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya. Analis APBN yang telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/ataupangkat pada tahun pertama
dalam masa jabatan dan/atau pangkat yang didudukinya, pada tahun kedua
diwajibkan memenuhi paling kurang 20% (dua puluh persen) angka kredit dari
jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau
pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugas pokok.
Analis APBN Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, setiap
tahun sejak menduduki pangkatnya wajib memenuhi paling kurang 25 (dua
puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan
profesi.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 11
Analis APBN yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah di
bidang analisis APBN, diberikan angka kredit :
a. 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu 60% (enam puluh
persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) untuk penulis
pembantu;
b. 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu 50% (lima puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh lima persen)
untuk penulis pembantu;
c. 4 (empat) orang penulis maka pembagian angka kreditnya yaitu 40% (empat
puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen)
untuk penulis pembantu.
Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang
10/22/2013 Karo Analisa APBN 12
Setiap Analis APBN wajib mencatat dan
menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan
dan mengusulkan Daftar Usul Penilaian Angka Kredit
(DUPAK) kepada atasannya paling kurang 1 (satu) kali
dalam setahun.
Analis APBN yang dapat dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya, penilaian dan penetapan angka kredit
dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan
pangkat PNS.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 13
Sekretaris Jenderal DPR RI berwenang menetapkan angka kredit bagi
Analis APBN Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
sampai dengan Analis APBN Madya, pangkat Pembina Utama,
golongan ruang IV/e. (dibantu Tim Penilai Setjen)
Pejabat eselon II yang membidangi analisa
APBN, bagi Analis APBN Pertama, pangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Analis APBN Madya, pangkat Pembina,
golongan ruang IV/a. (dibantu Tim Penilai Unit
Kerja)
10/22/2013 Karo Analisa APBN 14
Susunan keanggotaan Tim Penilai
1. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis yang
membidangi analisis APBN;
1. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;
2. Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan
3. Paling kurang 4 (empat) orang anggota.
Sekretaris harus berasal dari unsur kepegawaian dan Anggota paling
sedikit 2 (dua) orang dari Analis APBN.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 15
PNS (CPNS) yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Fungsional Analis
APBN harus memenuhi syarat :
1. berijazah paling rendah Sarjana (S1) bidang Ekonomi;
2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;
3. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis di bidang analisis APBN; dan
4. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
CPNS paling lama 2 (dua) tahun setelah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil
harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Analis APBN.
Ketentuan mengenai pendidikan dan pelatihan teknis diatur lebih lanjut oleh
Sekretariat Jenderal selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis
APBN. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional
Analis APBN dapat dipertimbangkan dengan ketentuan memiliki pengalaman di
bidang analisis APBN paling kurang 2 (dua) tahun dan usia paling tinggi 45 (empat
puluh lima) tahun.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 16
Untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme Analis APBN yang akan naik
jabatan harus mengikuti dan lulus uji
kompetensi.
Uji kompetensi sebagaimana diatur lebih lanjut
oleh Sekretaris Jenderal DPR RI selaku
pimpinan Instansi Pembina Jabatan
Fungsional Analis APBN.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 17
Penetapan Formasi Jabatan Fungsional
Analis APBN didasarkan pada jumlah
AKD yang melaksanakan fungsi
anggaran dan didasarkan analisis
beban kerja.
Paling banyak 40 (empat puluh).
10/22/2013 Karo Analisa APBN 18
Analis APBN Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a
sampai dengan Analis APBN Madya, pangkat Pembina Utama Madya,
golongan IV/d, dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat tidak dapat memenuhi angka
kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat
setingkat lebih tinggi.
Analis APBN Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki pangkatnya tidak dapat memenuhi paling kurang 25 (dua puluh lima) angka
kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan
profesi.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 19
Analis APBN yang dijatuhi hukuman disiplin
tingkat berat berupa pemindahan dalam
rangka penurunan jabatan, melaksanakan
tugas sesuai dengan jenjang jabatan yang
baru.
Penilaian prestasi kerja dalam masa
hukuman disiplin dinilai sesuai dengan
jabatan yang baru.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 20
Pegawai Negeri Sipil yang telah dan masih melaksanakan tugas di bidang
analisis APBN dapat disesuaikan/inpassing dalam Jabatan Fungsional
Analis APBN, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berijazah paling rendah Sarjana (S1);
2. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
3. Nilai prestasi kerja minimal bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
4. Pengalaman di bidang analisis APBN minimal selama 1 (satu) tahun;
Penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Analis APBN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 2 (dua) tahun
setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 21
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur
lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal DPR RI dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
10/22/2013 Karo Analisa APBN 22