Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
KEOLAHRAGAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa negara bertanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa melalui
penyelenggaraan keolahragaan guna menciptakan
masyarakat yang sehat jasmani rohani, sportivitas,
menjalin persatuan dan kesatuan, serta mengangkat
harkat dan martabat bangsa dengan berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa penyelenggaran keolahragaan melalui pembinaan
dan pengembangan, ruang lingkup, kelembagaan,
sarana dan prasarana, penghargaan, pendanaan, serta
penyelesaian sengketa keolahragaan harus lebih ditata
agar berhasilguna, berdayaguna, terkoordinasi, dan
sinergis antar berbagai pemangku kepentingan.
c. bahwa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional sudah tidak sesuai
dengan dinamika hukum dan perubahan yang terjadi
dalam masyarakat sehingga perlu diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
membentuk Undang-Undang tentang Keolahragaan
Nasional;
Mengingat : 1. Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4535);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEOLAHRAGAAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan,
pembinaan, pengembangan, dan pengawasan yang
diselenggarakan dengan berakar pada nilai olahraga dan
kebudayaan nasional Indonesi serta tanggap terhadap tuntutan
perkembangan olahraga.
2. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani,
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
rohani, dan sosial
3. Pengolahraga adalah orang yang berolahraga dalam usaha
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.
4. Pelaku Olahraga adalah setiap orang dan/atau kelompok orang
yang terlibat secara langsung dalam kegiatan olahraga yang
meliputi olahragawan, pembina olahraga, dan tenaga
keolahragaan.
5. Olahragawan adalah pengolahraga yang mengikuti pelatihan
secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk
mencapai prestasi.
6. Pembina Olahraga adalah orang yang memiliki minat dan
pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial, dan/atau
pendanaan yang didedikasikan untuk kepentingan pembinaan
dan pengembangan olahraga.
7. Tenaga Keolahragaan adalah setiap orang yang memiliki
kualifikasi dan sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga.
8. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia
nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam
bidang keolahragaan.
9. Olahraga Pendidikan adalah olahraga yang dilaksanakan sebagai
bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan.
10. Olahraga Masyarakat adalah olahraga yang dilakukan oleh
masyarakat berdasarkan kegemaran dan kemampuan yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya
masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan
kegembiraan.
11. Olahraga Prestasi adalah adalah olahraga yang diselenggarakan
dalam rangka membina dan mengembangkan olahragawan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk
mencapai prestasi.
12. Prestasi adalah hasil upaya maksimal yang dicapai olahragawan
atau kelompok olahragawan/tim dalam kegiatan olahraga.
13. Industri Olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
bentuk produk barang dan/atau jasa.
14. Penghargaan olahraga adalah pengakuan atas prestasi di bidang
olahraga yang diwujudkan dalam bentuk material dan/atau
nonmaterial.
15. Sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk
kegiatan olahraga.
16. Prasarana adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang
digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan
keolahragaan.
17. Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk
meningkatkan prestasi olahraga.
18. Organisasi Olahraga adalah sekumpulan orang yang menjalin
kerja sama dengan membentuk organisasi untuk penyelenggaraan
olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
19. Induk Organisasi Cabang Olahraga adalah organisasi olahraga
yang membina, mengembangkan, dan mengoordinasikan satu
cabang/jenis olahraga atau gabungan organisasi cabang olahraga
dari satu jenis olahraga yang merupakan anggota federasi cabang
olahraga internasional yang bersangkutan.
20. Standar Nasional Keolahragaan adalah kriteria minimal tentang
berbagai aspek yang berhubungan dengan pembinaan dan
pengembangan keolahragaan.
21. Standar Kompetensi adalah standar nasional yang berkaitan
dengan kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang harus dimiliki seseorang untuk dapat
dinyatakan lulus dalam uji kompetensi.
22. Akreditasi adalah pemberian peringkat terhadap pemenuhan
standar nasional keolahragaan yang berkaitan dengan pembinaan
dan pengembangan keolahragaan.
23. Sertifikasi adalah proses pemberian pengakuan atas pemenuhan
standar nasional keolahragaan.
24. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
25. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
26. Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia merupakan wadah
tunggal yang menghimpun secara nasional seluruh induk
organisasi cabang olahraga.
27. Lembaga Arbritase Olahraga Nasional adalah lembaga yang
bertugas melakukan arbitrase atas sengketa keolahragaan.
28. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keolahragaan.
29. Setiap Orang adalah seseorang, orang perseorangan, kelompok
orang, kelompok masyarakat, atau badan hukum.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan Keolahragaan dilaksanakan berlandaskan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 3
Penyelenggaraan Keolahragaan berasaskan:
a. kebangsaan;
b. kebersamaan:
c. keadilan;
d. nondiskriminatif;
e. pembudayaan;
f. manfaat;
g. kebhinekaan;
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
h. partisipatif;
i. keterpaduan;
j. keberlanjutan;
k. aksesibilitas;
l. profesionalitas;
m. demokratis;
n. akuntabilitas; dan
o. kebebasbiasan.
Pasal 4
Penyelenggaraan Keolahragaan bertujuan
1. memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, dan
kualitas manusia;
2. menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin;
3. mengembangkan nilai luhur budaya bangsa;
4. menjaga dan meningkatkan jati diri dan citra bangsa;
5. membangun dan mengembangkan hubungan sosial;
6. meningkatkan kesejahteraan pelaku olahraga dan masyarakat;
7. mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa;
8. memperkukuh ketahanan nasional;
9. mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa; dan
10. menciptakan dan memelihara perdamaian bangsa.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Setiap warga negara berhak:
a. melakukan kegiatan olahraga;
b. memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga;
c. memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai
dengan bakat dan minatnya;
d. memperoleh pengarahan, dukungan, informasi, bimbingan, serta
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pembinaan dan Pengembangan Keolahragaan;
e. menjadi pelaku olahraga;
f. mengembangkan olahraga berbasis nilai luhur budaya bangsa;
g. mengembangkan industri olahraga;
h. ikut dan berperan serta dalam perencanaan, pengembangan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan;
i. meningkatkan prestasi dan mengikuti kejuaraan di semua
tingkatan; dan
j. mendapatkan penghargaan dalam prestasi olahraga.
Pasal 6
Penyandang disabilitas berhak memperoleh Sarana dan Prasarana
Keolahragaan yang mudah diakses.
Pasal 7
Setiap warga negara berkewajiban untuk berperan serta dalam kegiatan
olahraga dan memelihara sarana dan prasarana olahraga serta
lingkungannya.
BAB IV
PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN
Pasal 8
(1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah berkewajiban
menjamin terselenggaranya kegiatan Keolahragaan bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi dengan memberikan pelayanan dan
kemudahan.
(2) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pemerintah Pusat bertugas menyusun perencanaan Keolahragaan,
standar nasional Keolahragaan, serta koordinasi dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Keolahragaan nasional.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pemerintah Pusat dapat melimpahkan sebagian kewenangannya
kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pemerintah Daerah bertugas untuk melaksanakan kebijakan dan
mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan Keolahragaan serta
melaksanakan standardisasi bidang Keolahragaan di daerah.
(5) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Pemerintah Daerah membentuk sebuah dinas yang menangani bidang
keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (4) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berwenang
mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi
penyelenggaraan Keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Penyusunan rencana Keolahragaan, standar nasional Keolahragaan, serta
koordinasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Keolahragaan
nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) menjadi tanggung
jawab Menteri.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban, tugas, dan tanggung
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 dan Pasal 9 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
BAB V
PERENCANAAN KEOLAHRAGAAN
Pasal 11
(1) Perencanaan Keolahragaan dilakukan untuk merancang
pembangunan, pembinaan, dan pengembangan Keolahragaan secara
berkelanjutan.
(2) Perencanaan Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan peta jalan keolahragaan nasional.
(3) Perencanaan Keolahragaan meliputi aspek:
a. penyelenggaraan Olahraga Pendidikan, Olahraga Masyarakat, dan
Olahraga Prestasi;
b. Pembinaan dan Pengembangan Olahraga;
c. penyelenggaraan kejuaraan Olahraga;
d. Pembinaan dan Pengembangan Pelaku Olahraga;
e. pembinaan, pengembangan, dan pengawasan Olahraga
profesional;
f. peningkatan kualitas dan kuantitas Sarana dan Prasarana
Olahraga;
g. pendanaan Keolahragaan;
h. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Keolahragaan;
i. peran serta masyarakat dalam kegiatan Keolahragaan;
j. pengembangan kerja sama dan informasi Keolahragaan;
k. pembinaan dan pengembangan industri Olahraga;
l. penyelenggaraan akreditasi dan sertifikasi;
m. pencegahan dan pengawasan terhadap Doping; dan
n. pemberian penghargaan;
(4) Aspek perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan
satu kesatuan yang utuh serta memiliki keterkaitan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 12
(1) Perencanaan Keolahragaan merupakan bagian integral dari
perencanaan pembangunan nasional, perencanaan pembangunan
daerah, dan perencanaan pembangunan sektoral.
(2) Perencanaan Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan
melibatkan masyarakat.
(3) Penyusunan perencanaan Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan di tingkat nasional, provinsi, dan/atau
kabupaten/kota.
(4) Perencanaan Keolahragaan ditetapkan dalam rencana pembangunan
jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan
rencana tahunan di tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten/kota
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 13
(1) Perencanaan Keolahragaan tingkat nasional dilakukan dengan
memperhatikan rencana pembangunan nasional serta kebutuhan dan
usulan provinsi.
(2) Perencanaan Keolahragaan tingkat provinsi dilakukan dengan
memperhatikan rencana pembangunan provinsi serta kebutuhan dan
usulan kabupaten/kota.
(3) Perencanaan Keolahragaan tingkat kabupaten/kota dilakukan
dengan memperhatikan rencana pembangunan kabupaten/kota.
Pasal 14
(1) Perencanaan Keolahragaan diwujudkan dalam bentuk rencana
Keolahragaan.
(2) Rencana Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. rencana keolahragaan nasional;
b. rencana keolahragaan provinsi; dan
c. rencana keolahragaan kabupaten/kota.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(3) Rencana Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
RUANG LINGKUP OLAHRAGA
Pasal 15
Ruang lingkup Olahraga meliputi:
a. Olahraga Pendidikan;
b. Olahraga Masyarakat; dan
c. Olahraga Prestasi.
Pasal 16
(1) Olahraga Pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal
maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler.
(2) Olahraga Pendidikan bertujuan untuk:
a. meningkatkan kebugaran;
b. mengenalkan dasar-dasar olahraga;
c. membentuk karakter; dan
d. mengembangkan minat dan bakat olahraga peserta didik.
(3) Olahraga pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
nonformal harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
fisik dan mental peserta didik dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi Keolahragaan.
Pasal 17
(1) Olahraga Pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan pada
setiap jenjang pendidikan.
(2) Olahraga Pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
(3) Olahraga Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(2) dibimbing oleh guru atau dosen Olahraga dan dapat dibantu oleh
Tenaga Keolahragaan yang disiapkan oleh setiap satuan pendidikan.
(4) Setiap satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berkewajiban menyiapkan Sarana dan Prasarana Olahraga
Pendidikan sesuai dengan tingkat kebutuhan.
(5) Setiap satuan pendidikan dapat melakukan kejuaraan Olahraga
sesuai dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
secara berkala antarsatuan pendidikan yang setingkat.
(6) Kejuaraan Olahraga Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilaksanakan dalam bentuk festival olahraga.
(7) Kejuaraan olahraga antarsatuan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dapat dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah,
nasional, dan internasional.
Pasal 18
(1) Olahraga Masyarakat dapat dilaksanakan oleh Setiap Orang.
(2) Olahraga Masyarakat bertujuan untuk:
a. membudayakan aktivitas fisik;
b. menumbuhkan kegembiraan;
c. mempertahankan, memulihkan, dan meningkatkan kesehatan
serta kebugaran tubuh;
d. membangun hubungan sosial; dan
e. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan
nasional.
(3) Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat
berkewajiban menggali, mengembangkan, dan memajukan Olahraga
Masyarakat.
(4) Setiap orang yang menyelenggarakan Olahraga Masyarakat tertentu
yang mengandung risiko terhadap kelestarian lingkungan,
keterpeliharaan sarana, serta keselamatan dan kesehatan wajib:
a. menaati ketentuan dan prosedur yang ditetapkan sesuai dengan
jenis olahraga; dan
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
b. menyediakan instruktur atau pemandu yang mempunyai
kualifikasi sesuai dengan jenis olahraga dan/atau memiliki
sertifikat kompetensi.
(5) Olahraga Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perkumpulan atau
organisasi Olahraga dan didukung dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi Keolahragaan.
Pasal 19
(1) Olahraga Prestasi dilakukan oleh Olahragawan yang memiliki bakat,
kemampuan, dan potensi untuk mencapai prestasi.
(2) Olahraga Prestasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
potensi Olahragawan dalam rangka mencapai prestasi setinggi-
tingginya demi meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
(3) Olahraga Prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan
pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
(4) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat
berkewajiban menyelenggarakan, mengawasi, dan mengendalikan
kegiatan Olahraga Prestasi.
(5) Untuk memajukan Olahraga Prestasi, Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat dapat mengembangkan:
a. perkumpulan Olahraga;
b. pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi Keolahragaan;
c. sentra pembinaan Olahraga Prestasi;
d. pendidikan dan pelatihan tenaga Keolahragaan;
e. Sarana dan Prasarana Olahraga Prestasi;
f. sistem pemanduan dan pengembangan bakat Olahraga;
g. sistem informasi Keolahragaan; dan
h. melakukan uji coba kemampuan prestasi Olahragawan pada
tingkat daerah, nasional, dan internasional sesuai dengan
kebutuhan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(6) Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan Olahragawan pada tiap
penyelenggaraan Olahraga Prestasi, penyelenggara wajib
menyediakan tenaga medis dan/atau paramedis sesuai dengan
teknis penyelenggaraan olahraga prestasi.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 20
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan
dan pengembangan Olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung
jawabnya.
(2) Pembinaan dan pengembangan Olahraga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. pengolahraga;
b. ketenagaan;
c. pengorganisasian;
d. pendanaan;
e. metode;
f. sarana dan prasarana; dan
g. penghargaan Keolahragaan.
(3) Pembinaan dan pengembangan Olahraga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui tahap:
a. pengenalan olahraga;
b. pemantauan, pemanduan, dan pengembangan bakat; dan
c. peningkatan prestasi.
(4) Pembinaan dan pengembangan Olahraga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui jalur keluarga, jalur pendidikan, dan jalur
masyarakat yang berbasis pada pengembangan olahraga untuk semua
orang yang berlangsung sepanjang hayat.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 21
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan
pengembangan Olahraga melalui:
a. penetapan kebijakan;
b. pendidikan dan pelatihan;
c. koordinasi;
d. konsultasi dan komunikasi;
e. penyuluhan dan pembimbingan;
f. sosialisasi;
g. perintisan;
h. pendataan;
i. penelitian;
j. uji coba dan kompetisi;
k. bantuan dan fasilitasi;
l. perizinan; dan
m. pengawasan dan evaluasi.
Pasal 22
(1) Masyarakat dapat melakukan pembinaan dan pengembangan Olahraga
melalui berbagai kegiatan Keolahragaan secara aktif, baik yang
dilaksanakan atas dorongan Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah maupun atas kesadaran atau prakarsa sendiri.
(2) Pembinaan dan pengembangan Olahraga oleh masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perkumpulan Olahraga di
lingkungan masyarakat setempat.
(3) Masyarakat dalam melakukan pembinaan dan pengembangan Olahraga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat membentuk
organisasi cabang Olahraga yang tidak bertentangan dengan Undang-
Undang ini.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 23
Lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian,
pemerintah daerah, badan hukum, dan badan usaha wajib
menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan Olahraga bagi pegawai
dan karyawannya untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran,
kegembiraan, hubungan sosial serta kualitas dan produktivitas kerja.
Pasal 24
(1) Pembinaan dan pengembangan Olahraga bagi penyandang disabilitas
dilaksanakan serta diarahkan untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran, rasa percaya diri, serta prestasi Olahraga.
(2) Pembinaan dan pengembangan Olahraga bagi penyandang disabilitas
diselenggarakan pada lingkup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi,
dan Olahraga Prestasi berdasarkan jenis Olahraga khusus yang sesuai
dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseorang.
Bagian Kedua
Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan
Pasal 25
(1) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Pendidikan dilaksanakan dan
diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dengan sistem
pendidikan nasional.
(2) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Pendidikan dilaksanakan
melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau dosen
Olahraga yang berkualifikasi dan memiliki sertifikat kompetensi serta
didukung Sarana dan Prasarana olahraga yang memadai.
(3) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Pendidikan pada semua
jenjang pendidikan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
melakukan kegiatan Olahraga sesuai dengan bakat dan minat.
(4) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Pendidikan dilaksanakan
dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat peserta
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
didik secara menyeluruh, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler.
(5) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara teratur, bertahap, dan
berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik.
Pasal 26
(1) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Pendidikan dapat menjadi
wadah pemantauan, pemanduan, dan pengembangan bakat peserta
didik yang berkesinambungan dengan pembinaan dan pengembangan
Olahraga Prestasi.
(2) Untuk menumbuhkembangkan prestasi Olahraga di lembaga
pendidikan, pada setiap jalur pendidikan dapat dibentuk:
a. unit kegiatan Olahraga;
b. kelas Olahraga;
c. pusat pembinaan dan pelatihan;
d. sekolah Olahraga; dan/atau
e. penyelenggaraan kejuaraan Olahraga yang berjenjang dan
berkelanjutan.
(3) Unit kegiatan Olahraga, kelas Olahraga, pusat pembinaan dan
pelatihan, atau sekolah Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d disertai pelatih atau pembimbing
Olahraga yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk organisasi
cabang yang bersangkutan dan/atau instansi pemerintah.
(4) Pemerintah Pusat menyusun kurikulum khusus bagi sekolah Olahraga
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Pendidikan dapat
memanfaatkan Olahraga Masyarakat yang bersifat tradisional sebagai
bagian dari aktivitas pembelajaran.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Bagian Ketiga
Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Masyarakat
Pasal 27
(1) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Masyarakat dilaksanakan dan
diarahkan untuk mengembangkan kesadaran masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan
sosial melalui pemassalan olahraga.
(2) Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, dan/atau
Masyarakat dengan membangun dan memanfaatkan potensi sumber
daya, Sarana dan Prasarana Olahraga Masyarakat.
(3) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Masyarakat yang bersifat
tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan, melestarikan,
dan memanfaatkan olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat.
(4) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Masyarakat dilaksanakan
berbasis masyarakat dengan memperhatikan prinsip mudah, murah,
menarik, manfaat, dan massal.
(5) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Masyarakat dilaksanakan
dengan:
a. menumbuhkembangkan sanggar;
b. mengaktifkan perkumpulan olahraga dalam masyarakat; dan
c. menyelenggarakan festival Olahraga Masyarakat yang berjenjang dan
berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.
Bagian Keempat
Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi
Pasal 28
(1) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Prestasi dilaksanakan dan
diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah,
nasional, dan internasional.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(2) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Prestasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Induk Organisasi Cabang
Olahraga, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah.
(3) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Prestasi dilaksanakan
dengan:
a. pelatihan yang terstandar, berjenjang, dan berkelanjutan;
a. memberdayakan lembaga pendidikan dan perkumpulan olahraga;
b. menumbuhkembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat
nasional dan daerah; dan
c. menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan.
(4) Pembinaan dan pengembangan Olahraga Prestasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melibatkan Olahragawan muda potensial dari
hasil pemantauan, pemanduan, dan pengembangan bakat sebagai
proses regenerasi.
Pasal 29
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengembangan Olahraga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 28 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VIII
PENGELOLAAN KEOLAHRAGAAN
Pasal 30
(1) Untuk melaksanakan rencana Keolahragaan nasional, standar nasional
Keolahragaan, serta koordinasi dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Keolahragaan nasional Pemerintah Pusat melakukan
pengelolaan Keolahragaan nasional.
(2) Pengelolaan Keolahragaan nasional menjadi tanggung jawab Menteri.
Pasal 31
(1) Pemerintah provinsi melaksanakan rencana Keolahragaan provinsi
meliputi:
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
a. perencanaan;
b. koordinasi;
c. pembinaan;
d. pengembangan;
e. penerapan standardisasi;
f. penggalangan sumber daya; dan
g. pengawasan.
(2) Pengelolaan Keolahragaan pada tingkat provinsi dilakukan oleh pemerintah
provinsi dan dapat mengikutsertakan komite Olahraga provinsi.
(3) Komite Olahraga provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga provinsi dan bersifat mandiri.
(4) Pengorganisasian komite Olahraga provinsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga provinsi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 32
(1) Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan rencana Keolahragaan
kabupaten/kota meliputi:
a. perencanaan;
b. pembinaan;
c. pengembangan;
d. penerapan standardisasi; dan
e. penggalangan sumber daya keolahragaan yang berbasis keunggulan
lokal.
(2) Pengelolaan keolahragaan pada tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh
pemerintah kabupaten/kota dan dapat mengikutsertakan komite
Olahraga kabupaten/kota.
(3) Komite Olahraga kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga kabupaten/kota dan
bersifat mandiri.
(4) Pengorganisasian komite Olahraga kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Induk Organisasi Cabang
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Olahraga kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Pemerintah kabupaten/kota wajib mengelola paling sedikit 1 (satu)
cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau
internasional.
Pasal 33
(1) Dalam pengelolaan keolahragaan, masyarakat dapat membentuk induk
organisasi cabang olahraga.
(2) Induk organisasi cabang olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat mendirikan cabang di provinsi dan kabupaten/kota.
BAB IX
PELAKU OLAHRAGA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 34
(1) Pelaku Olahraga terdiri dari Olahragawan, Pembina Olahraga, dan
Tenaga Keolahragaan.
(2) Pelaku Olahraga dapat berasal dari negara lain yang menjadi warga
negara Indonesia melalui pewarganegaraan dengan pemenuhan syarat
dan kriteria khusus.
(3) Pemenuhan syarat dan kriteria khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditentukan oleh Menteri dengan mempertimbangkan usia,
kualifikasi, kompetensi, dan kemampuan Bahasa Indonesia.
Bagian Kedua
Olahragawan
Pasal 35
Olahragawan meliputi Olahragawan amatir dan Olahragawan profesional.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 36
(1) Olahragawan amatir melaksanakan kegiatan Olahraga yang menjadi
kegemaran dan keahliannya.
(2) Olahragawan amatir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
hak:
a. meningkatkan prestasi melalui klub dan/atau perkumpulan
Olahraga;
b. mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari Induk Organisasi
Cabang Olahraga amatir sesuai dengan cabang Olahraga yang
diminati;
c. mengikuti kejuaraan Olahraga pada semua tingkatan setelah melalui
seleksi dan/atau kompetisi;
d. memperoleh penghargaan;
e. memperoleh kemudahan izin dari instansi untuk mengikuti kegiatan
keolahragaan daerah, nasional, dan internasional; dan
f. beralih status menjadi Olahragawan profesional.
Pasal 37
(1) Olahragawan profesional melaksanakan kegiatan Olahraga sebagai
profesi sesuai dengan keahliannya.
(2) Setiap Orang dapat menjadi Olahragawan profesional setelah memenuhi
persyaratan:
a. pernah menjadi Olahragawan amatir atau mengikuti kompetisi
secara periodik;
b. memenuhi ketentuan ketenagakerjaan yang dipersyaratkan;
c. memenuhi ketentuan medis yang dipersyaratkan; atau
d. memperoleh pernyataan tertulis tentang pelepasan status dari
Olahragawan amatir menjadi Olahragawan profesional yang
diketahui oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga bagi olahragawan
amatir.
(3) Setiap Olahragawan profesional mempunyai hak untuk:
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
a. didampingi oleh manajer, pelatih, tenaga medis, psikolog, dan ahli
hukum;
b. mengikuti kejuaraan pada semua tingkatan sesuai dengan ketentuan;
c. mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari Induk Organisasi
Cabang Olahraga, organisasi Olahraga profesional, atau organisasi
Olahraga fungsional;
d. bergabung dalam cabang Olahraga Amatir yang dinaungi oleh suatu
lembaga mandiri yang dibentuk oleh Pemerintah Pusat; dan
e. mendapatkan pendapatan yang layak.
Pasal 38
Setiap Olahragawan berkewajiban:
a. menjunjung tinggi nilai luhur dan nama baik bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. mengedepankan nilai sportivitas dalam setiap kegiatan Olahraga yang
dilaksanakan;
c. ikut menjaga upaya pelestarian lingkungan hidup; dan
d. menaati peraturan dan kode etik yang berlaku dalam setiap cabang
Olahraga yang diikuti dan/atau yang menjadi profesinya.
Pasal 39
(1) Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Olahragawan dapat
dilaksanakan perpindahan Olahragawan antarperkumpulan,
antardaerah, dan antarnegara.
(2) Perpindahan Olahragawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan paling banyak satu (1) kali dalam 5 (lima) tahun.
Bagian Ketiga
Pembina Olahraga
Pasal 40
(1) Pembina Olahraga meliputi pembina perkumpulan, induk organisasi,
lembaga Olahraga di tingkat pusat dan tingkat daerah yang telah dipilih
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
atau ditunjuk menjadi pengurus.
(2) Pembina Olahraga melakukan pembinaan dan pengembangan Olahraga
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 41
(1) Pembina Olahraga berhak memperoleh peningkatan pengetahuan,
keterampilan, penghargaan, dan bantuan hukum.
(2) Pembina Olahraga berkewajiban:
a. melaksanakan pembinaan dan pengembangan terhadap organisasi
Olahraga, Olahragawan, tenaga Keolahragaan, dan pendanaan
Keolahragaan; dan
b. melaksanakan pembinaan dan pengembangan Olahraga sesuai
dengan prinsip penyelenggaraan Keolahragaan.
Pasal 42
Pembina Olahraga warga negara asing yang bertugas dalam setiap
organisasi Olahraga dan/atau lembaga Olahraga wajib:
a. memiliki kualifikasi dan kompetensi;
b. mendapatkan rekomendasi dari Induk Organisai Cabang Olahraga yang
bersangkutan; dan
c. mendapatkan izin dari instansi pemerintah yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Tenaga Keolahragaan
Pasal 43
(1) Tenaga Keolahragaan terdiri atas pelatih, guru/dosen, wasit, juri,
manajer, promotor, administrator, pemandu, penyuluh, instruktur,
tenaga medis dan para medis, ahli gizi, ahli biomekanika, psikolog, atau
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan kegiatan Olahraga.
(2) Tenaga Keolahragaan yang bertugas dalam setiap organisasi Olahraga
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
dan/atau lembaga Olahraga wajib memiliki kualifikasi dan sertifikat
kompetensi yang dikeluarkan oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga
yang bersangkutan dan/atau instansi pemerintah yang berwenang.
(3) Tenaga Keolahragaan bertugas menyelenggarakan atau melakukan
kegiatan Keolahragaan sesuai dengan bidang keahlian dan/atau
kewenangan tenaga Keolahragaan yang bersangkutan.
(4) Pengadaan tenaga Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui pendidikan dan/atau pelatihan oleh lembaga yang
ditunjuk.
Pasal 44
Tenaga Keolahragaan dalam melaksanakan profesinya berhak untuk
mendapatkan:
a. pembinaan, pengembangan, dan peningkatan keterampilan melalui
pendidikan dan/atau pelatihan;
b. jaminan keselamatan;
c. peningkatan karier;
d. pelayanan kesejahteraan;
e. bantuan hukum; dan/atau
f. penghargaan.
Pasal 45
Tenaga Keolahragaan asing yang bertugas pada setiap organisasi Olahraga
dan/atau lembaga Olahraga wajib:
a. memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi;
b. mendapatkan rekomendasi dari Induk Organisasi Cabang Olahraga
yang bersangkutan; dan
c. mendapatkan izin dari instansi pemerintah yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 46
Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan ketentuan pewarganegaraan
Pelaku Olahraga, perpindahan Olahragawan, pembina Olahraga warga
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
negara asing, dan tenaga Keolahragaan warga negara asing sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 sampai dengan Pasal 46 diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
BAB X
KELEMBAGAAN OLAHRAGA
Pasal 47
(1) Untuk melaksanakan kebijakan pembinaan dan pengembangan
Keolahragaan nasional serta pelaksanaan keikutsertaan Indonesia
dalam pekan olahraga internasional dibentuk Komite Olahraga dan
Olimpiade Indonesia.
(2) Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia merupakan wadah tunggal
yang menghimpun secara nasional seluruh Induk Organisasi Cabang
Olahraga.
(3) Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia bersifat tunggal dan mandiri.
(4) Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia berfungsi:
a. mengoordinasikan Induk Organisasi Cabang Olahraga, organisasi
Olahraga fungsional, serta komite Olahraga provinsi dan komite
Olahraga kabupaten/kota;
b. melaksanakan pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan Olahraga
Prestasi berdasarkan kewenangannya;
c. melaksanakan dan mengoordinasikan kegiatan multikejuaraan
Olahraga tingkat nasional.
d. memberikan masukan kepada Pemerintah dalam membuat kebijakan
nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan
Olahraga Prestasi pada tingkat nasional;
e. meningkatkan dan memelihara kepentingan Indonesia, serta
memperoleh dukungan masyarakat untuk mengikuti Olympic Games,
Asian Games, South East Asia Games, dan pekan Olahraga
internasional lain.
(5) Selain menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Komite
Olahraga dan Olimpiade Indonesia bekerja sesuai dengan peraturan
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
International Olympic Committee, Olympic Council of Asia, South East
Asia Games Federation, dan organisasi Olahraga internasional lain yang
menjadi afiliasi Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia dengan tetap
memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Pasal 48
Ketentuan mengenai struktur organisasi, kepengurusan, perangkat
pendukung organisasi, wewenang, tanggung jawab Komite Olahraga dan
Olimpiade Indonesia ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 49
(1) Pendanaan Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia dapat diperoleh
dari:
a. iuran induk organisasi cabang Olahraga; dan
b. sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Selain pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dapat memberikan dukungan dana dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
BAB XI
SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA
Pasal 50
(1) Untuk mendukung kegiatan Keolahragaan dan menunjang perwujudan
budaya hidup sehat dibentuk Sarana dan Prasarana Olahraga.
(2) Sarana dan Prasarana Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
antara lain:
a. pusat event Keolahragaan;
b. pusat pelatihan dan kebugaran; dan/atau
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
c. sentra pemassalan Keolahragaan;
(3) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas
perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan Sarana dan Prasarana
Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
kewenangannya.
(4) Perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan Sarana dan Prasarana
Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan
menjamin dan melindungi hak penyandang disabilitas terhadap akses
Sarana dan Prasarana Olahraga.
Pasal 51
(1) Perencanaan Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
50 ayat (3) wajib memperhatikan kemudahan akses Masyarakat.
(2) Perencanaan Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengacu kepada Rencana Keolahragaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14.
Pasal 52
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan
Sarana dan Prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
(2) Sarana dan Prasarana olahraga yang dibangun di daerah wajib
memenuhi jumlah dan standar minimum yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
(3) Jumlah dan jenis Sarana dan Prasarana olahraga yang dibangun harus
memperhatikan potensi keolahragaan yang berkembang di daerah
setempat.
Pasal 53
(1) Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) terdiri dari
pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan Sarana dan Prasarana
Olahraga.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(2) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja
sama dengan pihak lain dalam kegiatan pengelolaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 54
(1) Badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan
permukiman berkewajiban menyediakan Sarana dan Prasarana Olahraga
sebagai fasilitas umum dengan standar dan kebutuhan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat yang selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah sebagai aset/milik Pemerintah Daerah setempat.
(2) Setiap orang dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan Sarana
dan Prasarana Olahraga yang telah menjadi aset/milik Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau
persetujuan dari yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 55
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pengadaan, dan
pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 sampai dengan Pasal 54 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XII
PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAHRAGA
Pasal 56
Setiap penyelenggaraan kejuaraan Olahraga yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat wajib
memperhatikan tujuan Keolahragaan nasional serta prinsip
penyelenggaraan Keolahragaan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 57
(1) Penyelenggaraan kejuaraan Olahraga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 56 meliputi:
a. kejuaraan Olahraga tingkat kabupaten/kota, tingkat wilayah, tingkat
provinsi, dan tingkat nasional;
b. pekan Olahraga daerah, pekan Olahraga wilayah, dan pekan Olahraga
nasional;
c. kejuaraan Olahraga tingkat internasional; dan
d. pekan Olahraga internasional.
(2) Menteri mengoordinasi penyelenggaraan kejuaraan Olahraga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 58
Penyelenggaraan kejuaraan Olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 bertujuan:
a. memasyarakatkan Olahraga;
b. menjaring bibit Olahragawan potensial;
c. menumbuhkan nilai sportivitas
d. menumbuhkan solidaritas; dan
e. meningkatkan prestasi Olahraga;
Pasal 59
(1) Pekan Olahraga nasional diselenggarakan secara berkala dan
berkesinambungan.
(2) Pemerintah Pusat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pekan
Olahraga nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
menugasi Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia selaku
penyelenggara pekan Olahraga nasional.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagai penyelenggara, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia
wajib berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan
sebagai tempat penyelenggaraan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(4) Pemerintah Daerah yang ditetapkan sebagai tempat penyelenggaraan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekan Olahraga nasional.
(5) Untuk penyelenggaraan pekan Olahraga nasional bagi penyandang
disabilitas menjadi tanggung jawab organisasi Olahraga penyandang
disabilitas.
Pasal 60
Penyelenggaraan kejuaraan Olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 dilakukan dengan prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas.
Pasal 61
(1) Pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pekan
Olahraga daerah.
(2) Induk Organisasi Cabang Olahraga bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan penyelenggaraan kejuaraan Olahraga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 57 butir (a) dan butir (c).
(3) Untuk penyelenggaraan pekan Olahraga daerah bagi penyandang
disabilitas menjadi tanggung jawab organisasi Olahraga penyandang
disabilitas.
Pasal 62
(1) Induk organisasi cabang olahraga bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan kejuaraan Olahraga tingkat internasional.
(2) Penyelenggaraan kejuaraan Olahraga tingkat internasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Pemerintah Pusat.
Pasal 63
(1) Pengajuan Indonesia sebagai calon tempat penyelenggaraan pekan
Olahraga internasional diusulkan oleh Komite Olahraga dan Olimpiade
Indonesia setelah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Pusat.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(2) Pemerintah Pusat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pekan
Olahraga internasional yang dilaksanakan di Indonesia.
(3) Penyelenggaraan pekan Olahraga internasional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditugaskan pelaksanaannya kepada Komite Olahraga dan
Olimpiade Indonesia.
Pasal 64
(1) Penyelenggara kejuaraan Olahraga wajib memenuhi persyaratan teknis
kecabangan, kesehatan, keselamatan, dan ketentuan daerah setempat.
(2) Penyelenggara kejuaraan Olahraga yang mendatangkan langsung massa
penonton wajib mendapatkan rekomendasi dari Induk Organisasi
Cabang Olahraga yang bersangkutan dan memenuhi peraturan
perundang-undangan.
(3) Penyelenggara kejuaraan Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib memiliki penanggung jawab kegiatan.
(4) Setiap orang dan/atau badan hukum asing dapat menyelenggarakan
kejuaraan Olahraga di Indonesia dalam bentuk kemitraan Dengan Induk
Organisasi Cabang Olahraga nasional.
(5) Setiap penonton dalam kejuaraan Olahraga wajib menjaga, menaati,
dan/atau mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai ketertiban dan keamanan.
(6) Perlakuan pajak pertambahan nilai atas jasa penyelenggaraan kejuaraan
atau kegiatan olahraga dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dalam bidang perpajakan.
Pasal 65
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pekan Olahraga nasional,
penyelenggaraan pekan Olahraga internasional, dan persyaratan
penyelenggaraan kejuaraan Olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
56 sampai dengan Pasal 64 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
BAB XIII
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI KEOLAHRAGAAN
Pasal 66
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat melakukan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Keolahragaan secara
berkelanjutan untuk memajukan Keolahragaan nasional.
(2) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat dapat
membentuk lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi Keolahragaan yang bermanfaat untuk memajukan
pembinaan dan pengembangan Keolahragaan nasional.
(3) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan melalui penelitian, pengkajian, alih
teknologi, sosialisasi, pertemuan ilmiah, dan kerja sama antarlembaga
penelitian, baik nasional maupun internasional yang memiliki
spesialisasi ilmu pengetahuan dan teknologi Keolahragaan.
(4) Hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disosialisasikan dan diterapkan untuk kemajuan
Olahraga.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
BAB XIV
INDUSTRI OLAHRAGA
Pasal 67
Setiap pelaksanaan industri Olahraga yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat wajib memperhatikan
tujuan Keolahragaan nasional serta prinsip penyelenggaraan Keolahragaan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 68
(1) Industri Olahraga dapat berbentuk Sarana dan Prasarana yang
diproduksi, diperjualbelikan, dan/atau disewakan untuk Masyarakat.
(2) Industri Olahraga dapat berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang
Olahraga sebagai produk utama yang dikemas secara profesional yang
meliputi:
a. kejuaraan nasional dan internasional;
b. pekan Olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional;
c. promosi, eksibisi, dan festival Olahraga; atau
d. keagenan, layanan informasi, dan konsultansi Keolahragaan.
(3) Masyarakat yang melakukan usaha industri Olahraga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bermitra dengan Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, organisasi Olahraga, dan/atau organisasi
lain, baik dalam negeri maupun luar negeri.
(4) Dalam melaksanakan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Masyarakat membentuk badan usaha sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Masyarakat yang melakukan usaha industri jasa Olahraga
memperhatikan kesejahteraan Pelaku Olahraga dan kemajuan Olahraga.
Pasal 69
(1) Pembinaan dan pengembangan industri Olahraga dilakukan dengan
tujuan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan Olahraga.
(2) Pembinaan dan pengembangan industri Olahraga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi.
(3) Pembinaan dan pengembangan industri Olahraga dilaksanakan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan Olahraga
yang mandiri dan profesional.
(4) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah memberikan kemudahan
pembentukan sentra pembinaan dan pengembangan industri Olahraga.
(5) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah memfasilitasi pewujudan
kemitraan pelaku industri Olahraga dengan media massa dan media
lainnya.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 70
(1) Pemerintah Pusat membina dan mendorong pengembangan industri
sarana Olahraga dalam negeri.
(2) Setiap Orang atau badan usaha yang memproduksi Sarana Olahraga wajib
memperhatikan standar teknis Sarana Olahraga dari cabang Olahraga
yang bersangkutan.
(3) Sarana Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diproduksi,
diperjualbelikan, dan/atau disewakan untuk Masyarakat, baik untuk
pelatihan maupun untuk kompetisi wajib memenuhi standar kesehatan
dan keselamatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Produsen wajib mencantumkan informasi tertulis tentang bahan baku,
penggunaan, dan pemanfaatan Sarana Olahraga untuk memberikan
pelindungan kesehatan dan keselamatan.
(5) Perlakuan bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan atas
barang mewah untuk Sarana Olahraga diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan perpajakan.
BAB XV
STANDARDISASI, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI
Bagian Kesatu
Standardisasi
Pasal 71
(1) Standar nasional Keolahragaan meliputi:
a. standar kompetensi tenaga Keolahragaan;
b. standar isi program penataran/pelatihan tenaga Keolahragaan;
c. standar Sarana dan Prasarana;
d. standar pengelolaan organisasi Keolahragaan;
e. standar penyelenggaraan Keolahragaan; dan
f. standar pelayanan minimal Keolahragaan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(2) Standar nasional Keolahragaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus ditingkatkan secara berencana dan berkelanjutan.
(3) Standar nasional Keolahragaan digunakan sebagai acuan pengembangan
Keolahragaan nasional.
(4) Pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar
nasional Keolahragaan dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
Bagian Kedua
Akreditasi
Pasal 72
(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan dan peringkat
program penataran/pelatihan tenaga keolahragaan dan organisasi
olahraga.
(2) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria objektif yang bersifat terbuka.
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai
bentuk akuntabilitas publik.
Bagian Ketiga
Sertifikasi
Pasal 73
(1) Sertifikasi dilakukan untuk menentukan:
a. kompetensi tenaga Keolahragaan;
b. kelayakan Sarana dan Prasarana Olahraga; dan
c. kelayakan organisasi Olahraga dalam melaksanakan kejuaraan.
(2) Hasil sertifikasi berbentuk sertifikat kompetensi dan sertifikat kelayakan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan/atau lembaga mandiri
yang berwenang serta Induk Organisasi Cabang Olahraga yang
bersangkutan sebagai bentuk akuntabilitas publik.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(3) Sertifikat kompetensi diberikan kepada seseorang sebagai pengakuan
setelah lulus uji kompetensi.
(4) Sertifikat kelayakan diberikan kepada organisasi, Sarana, dan Prasarana
Olahraga.
Pasal 74
Ketentuan lebih lanjut mengenai standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 sampai dengan Pasal 73 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XVI
DOPING
Pasal 75
(1) Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga.
(2) Setiap Induk Organisasi Cabang Olahraga dan/atau lembaga/organisasi
olahraga nasional wajib membuat peraturan Doping dan disertai sanksi.
(3) Pengawasan Doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Pemerintah Pusat.
BAB XVII
KERJA SAMA DAN INFORMASI KEOLAHRAGAAN
Pasal 76
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat dapat saling
bekerja sama dalam bidang Keolahragaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan tujuan Keolahragaan nasional dan prinsip keterbukaan,
efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas.
(3) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat dapat
menyelenggarakan kerja sama internasional dalam bidang Keolahragaan
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
dan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 77
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan dan
penyebarluasan data dan informasi kepada masyarakat untuk
kepentingan pembinaan dan pengembangan Keolahragaan nasional.
(2) Dalam menyediakan dan menyebarluaskan informasi, Menteri
membentuk pusat data dan informasi Keolahragaan nasional.
(3) Pemerintah Daerah berdasarkan kewenangan dan kemampuan yang
dimiliki wajib mengelola dan mengembangkan data dan informasi
Keolahragaan sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.
(4) Pusat data dan informasi Keolahragaan berwenang menetapkan norma,
standar, pedoman, dan kriteria data dan informasi Keolahragaan.
(5) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan
kegiatan terkait di bidang olahraga serta Induk Organisasi Cabang
Olahraga wajib memberikan data dan informasi Keolahragaan terkini
kepada pusat data dan informasi Keolahragaan nasional secara berkala.
(6) Pusat data dan informasi Keolahragaan nasional wajib menyediakan data
dan informasi Keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan kepada masyarakat.
(7) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diberikan secara
akurat, jelas, mutakhir, dan mudah diakses.
Pasal 78
(1) Pusat data dan informasi Keolahragaan nasional sebagaimana dimaskud
dalam Pasal 77 ayat (2) berwenang menetapkan norma, standar, pedoman,
dan kriteria pelayanan data dan informasi Keolahragaan.
(2) Pusat data dan informasi Keolahragaan nasional wajib menyediakan data
dan informasi Keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada
masyarakat secara akurat, jelas, mutakhir, dan mudah diakses.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(4) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan
kegiatan terkait bidang Keolahragaan serta induk organisasi cabang
olahraga wajib memberikan data dan informasi Keolahragaan terkini
kepada pusat data dan informasi Keolahragaan nasional secara berkala.
BAB XVIII
PENGHARGAAN
Pasal 79
(1) Setiap Pelaku Olahraga, organisasi Olahraga, lembaga
pemerintah/swasta, dan perseorangan, yang berprestasi dan/atau berjasa
dalam memajukan Olahraga diberi penghargaan.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, organisasi Olahraga, organisasi
lain, dan/atau perseorangan.
(3) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan dengan memperhatikan pencapaian prestasi berdasarkan
data pusat data dan informasi Keolahragaan nasional.
(4) Penghargaan dapat berbentuk pemberian kemudahan, beasiswa,
asuransi, pekerjaan, kenaikan pangkat luar biasa, tanda kehormatan,
kewarganegaraan, warga kehormatan, jaminan hari tua, kesejahteraan,
atau bentuk penghargaan lain yang bermanfaat bagi penerima
penghargaan.
(5) Pemberian bentuk penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
yang berupa beasiswa, asuransi, jaminan hari tua, dan kesejahteraan
yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dilaksanakan secara keberlanjutan.
(6) Pemerintah Pusat menetapkan besaran standar pemberian penghargaan.
(7) Pendanaan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta
sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan dan bentuk
penghargaan, pelaksanaan pemberian penghargaan dan besaran
standar penghargaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (7) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XIX
PENDANAAN
Pasal 80
(1) Pendanaan Keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.
(2) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan
anggaran keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal 81
(1) Sumber pendanaan Keolahragaan ditentukan berdasarkan prinsip
kecukupan dan keberlanjutan.
(2) Sumber pendanaan Keolahragaan dapat diperoleh dari:
a. masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang
berlaku;
b. kerja sama yang saling menguntungkan;
c. bantuan luar negeri yang tidak mengikat;
d. hasil usaha industri Olahraga; dan/atau
e. dana lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 82
(1) Pengelolaan dana Keolahragaan dilakukan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
(2) Dana Keolahragaan yang dialokasikan dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 83
Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan Keolahragaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 80 sampai dengan Pasal 82 diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
BAB XX
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 84
(1) Untuk penyelesaian sengketa di bidang Olahraga Pemerintah Pusat
membentuk Lembaga Arbitrase Olahraga Nasional yang berafiliasi
dengan lembaga arbitrase Olahraga internasional.
(2) Lembaga Arbitrase Olahraga Nasional merupakan lembaga penyelesaian
sengketa Keolahragaan nasional tunggal yang putusannya bersifat final
dan mengikat.
(3) Lembaga Arbitrase Olahraga Nasional bersifat bebas dan nirlaba.
(4) Lembaga Arbitrase Olahraga Nasional terdiri dari unsur:
a. Pemerintah Pusat;
b. Induk Organisasi Cabang Olahraga;
c. akademisi.
(5) Pembiayaan Lembaga Arbitrase Olahraga Nasional bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. biaya layanan penyelesaian sengketa dari para pihak;
c. sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan
d. pendapatan dari sumber lain yang sah.
BAB XXI
PENGAWASAN
Pasal 85
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat melakukan
pengawasan atas penyelenggaraan Keolahragaan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
prinsip transparansi dan akuntabilitas.
(3) Pengawasan dan pengendalian Olahraga profesional dilakukan oleh
lembaga mandiri yang dibentuk oleh Pemerintah Pusat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
BAB XXII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 86
(1) Masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk
berperan serta dalam kegiatan Keolahragaan.
(2) Peran serta Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan secara perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi,
badan usaha, atau organisasi kemasyarakatan lain sesuai dengan
prinsip keterbukaan dan kemitraan.
(3) Masyarakat dapat berperan sebagai sumber, pelaksana, tenaga sukarela,
penggerak, pengguna hasil, dan/atau pelayanan kegiatan Olahraga.
(4) Masyarakat ikut serta mendorong upaya pembinaan dan pengembangan
Keolahragaan.
BAB XXIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 87
(1) Setiap orang yang menyelenggarakan kejuaraan olahraga tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan
kerusakan dan/atau gangguan keselamatan pihak lain, setiap orang
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pasal 88
Setiap orang yang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan Sarana dan
Prasarana Olahraga yang telah menjadi aset/milik Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau
persetujuan dari yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54
ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar
rupiah).
BAB XXIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 89
(1) Pada saat Undang-Undang ini dinyatakan mulai berlaku, komite
olahraga nasional dan Komite Olimpiade Internasional yang telah ada
tetap menjalankan tugas dan fungsi masing-masing sampai dengan
terbentuknya Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia berdasarkan
Undang-Undang ini.
(2) Pada saat Undang-Undang ini dinyatakan mulai berlaku, Badan
Arbitrase Olahraga Indonesia dan Badan Arbitrase Keolahragaan
Indonesia yang telah ada tetap menjalankan tugas dan fungsi masing-
masing sampai dengan terbentuknya Lembaga Arbritase Olahraga
Nasional Indonesia berdasarkan Undang-Undang ini.
BAB XXV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 90
(1) Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia, pusat data dan informasi
keolahragaan nasional, dan Lembaga Arbritase Olahraga Nasional harus
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
dibentuk dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-
Undang ini berlaku.
(2) Dengan terbentuknya Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia maka
komite olahraga nasional dan Komite Olimpiade Internasional disatukan
menjadi Komite Olahraga dan Olimpiade Indonesia.
(3) Dengan terbentuknya Lembaga Arbritase Olahraga Nasional maka
Badan Arbitrase Olahraga Indonesia dan Badan Arbitrase Keolahragaan
Indonesia disatukan menjadi Lembaga Arbritase Olahraga Nasional.
Pasal 91
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua ketentuan peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4535), dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.
Pasal 92
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang- Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4535), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 93
Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling
lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 94
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
MENTERI HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR …
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
KEOLAHRAGAAN
I. UMUM
Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan
pembangunan nasional. Keberadaan dan peranan Olahraga dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dinilai sangat
penting dan strategis. Oleh karenanya penyelenggaraan Keolahragaan
di tanah air harus dilaksanakan secara profesional yang merupakan
keseluruhan kegiatan Keolahragaan yang saling terkait secara
terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Indonesia saat ini telah memiliki perangkat aturan dalam bentuk
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional. Namun demikian, perkembangan Keolahragaan nasional saat
ini tampak semakin kompleks akibat adanya dinamika sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat dan bangsa serta tuntutan perubahan global.
Permasalahan tersebut melingkupi beberapa subsistem dari sistem
Keolahragaan antara lain, perencanaan Keolahragaan,
penyelenggaraan Keolahragaan, pembinaan dan pengembangan
Keolahragaan, Pelaku Olahraga, kelembagaan, Sarana dan Prasarana
Olahraga, pendanaan, peran serta Masyarakat, dan penunjang
Keolahragaan termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan
industri Olahraga.
Untuk membenahi kondisi sekaligus menyelesaikan
permasalahan Keolahragaan nasional tersebut perlu dilakukan
perbaikan menyeluruh yang bertujuan mengupayakan peningkatan
koordinasi antarlembaga yang menangani Keolahragaan,
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
pemberdayaan organisasi Keolahragaan, pengembangan sumber daya
manusia Keolahragaan, pengembangan Sarana dan Prasarana,
peningkatan sumber dan pengelolaan pendanaan, serta penataan
sistem pembinaan dan pengembangan Olahraga secara menyeluruh.
Saat ini peran Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan
Keolahragaan sangat dominan dan mengalami banyak hambatan
terutama dalam meningkatkan prestasi tingkat internasional, sehingga
dalam perubahan undang-undang ini lebih menguatkan peran
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan organisasi Olahraga
agar mempermudah koordinasi dan dapat berperan secara optimal
dalam mencapai tujuan penyelenggaraan agartersebut. Penyesuaian
pengaturan tentang Kelembagaan mencakup uraian tanggung jawab
yang jelas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
koordinasi pelaksanaan kejuaraan Olahraga, penataan organisasi
Keolahragaan di pusat dan daerah, serta penguatan lembaga
penyelesai sengketa Keolahragaan.
Dalam upaya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat dalam penyelenggaraan Olahraga maka peran serta
Masyarakat, baik perseorangan, kelompok masyarakat, industri
olahraga, maupun badan usaha dalam penyelenggaraan Keolahragaan
perlu terus didorong. Oleh karena itu, Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah memberikan fasilitasi dan kemudahan untuk
meningkatkan partisipasi Masyarakat.
Dengan pertimbangan tersebut di atas, perlu dilakukan
penggantian atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional dengan membentuk Undang-Undang
tentang Keolahragaan yang mengatur mengenai Hak dan Kewajiban;
Penyelenggaraan Keolahragaan; Perencanaan Keolahragaan; Ruang
Lingkup Olahraga; Pembinaan dan Pengembangan Olahraga;
Pengelolaan Keolahragaan; Pelaku Olahraga; Kelembagaan Olahraga;
Sarana dan Prasarana Olahraga; Penyelenggaraan Kejuaraan Olahraga,
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan,
Industri Olah Raga; Standardisasi, Akreditasi, dan Sertifikasi; Doping;
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Kerja Sama dan Informasi Keolahragaan; Penghargaan; Pendanaan;
Penyelesaian Sengketa; Pengawasan; dan Peran Serta Masyarakat.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
a. Yang dimaksud dengan “asas kebangsaan” adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan dilaksanakan dengan
menumbuhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme
masyarakat serta menjamin utuhnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Yang dimaksud dengan “asas kebersamaan” adalah bahwa
penye lenggaraan Keolahragaan menjamin sinergi Masyarakat
bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah mencapai
tujuan Keolahragaan.
c. Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan memberikan kesamaan
kesempatan dan perlakuan kepada setiap warga negara
sesuai dengan proporsinya.
d. Yang dimaksud dengan “asas nondiskriminatif” adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan tidak membedakan antara
orang perseorangan, kelompok, golongan, agama, suku, dan
bangsa/negara.
e. Yang dimaksud dengan “asas pembudayaan”
penyelenggaraan Keolahragaan dilakukan melalui proses
sosial, perbuatan, dan cara memajukan olahraga sehingga
menjadi kebiasaan hidup Masyarakat.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
f. Yang dimaksud dengan "asas manfaat" adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan berorientasi pada investasi
masa depan sehingga dapat memberikan manfaat yang
optimal bagi kesejahteraan rakyat.
g. Yang dimaksud dengan “asas kebhinekaan” adalah bahwa
penyelenggaraan keolahragaan memperhatikan keragaman
penduduk, agama, suku, golongan, kondisi khusus daerah,
dan budaya.
h. Yang dimaksud dengan "asas partisipatif’ adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan dilakukan dengan melibatkan
peran aktif Setiap Orang baik secara langsung maupun tidak
langsung.
i. Yang dimaksud dengan "asas keterpaduan" adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan dilaksanakan secara
terhubung dan terkoordinasi lintas sektor, lintas wilayah,
dan lintas pemangku kepentingan.
j. Yang dimaksud dengan "asas keberlanjutan" adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan dilaksanakan secara
sistematis, terencana, berkesinambungan, dan berlangsung
terus menerus dengan memastikan terjadi regenerasi sumber
daya manusia keolahragaan dan memperhatikan kepentingan
generasi yang akan datang.
k. Yang dimaksud dengan “asas aksesibilitas" adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan harus dapat memberikan
kemudahan, ketersediaan, dan keterjangkauan bagi
masyarakat untuk memanfaatkan Sarana dan Prasarana
Olahraga.
l. Yang dimaksud dengan “asas profesionalitas" adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan dilakukan oleh sumber daya
manusia yang profesional serta memiliki pengetahuan dan
kompetensi di bidang Keolahragaan.
m. Yang dimaksud dengan “asas demokratis” adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan menghidupkan dan
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
menumbuhkembangkan semangat musyawarah untuk
mufakat, kegotongroyongan, serta kompetisi sehat dalam
memecahkan permasalahan dan mencari jalan keluar
terhadap permasalahan Keolahragaan.
n. Yang dimaksud dengan “asas akuntabilitas" penyelenggaraan
Keolahragaan dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
o. Yang dimaksud dengan "asas kebebasbiasan" adalah bahwa
penyelenggaraan Keolahragaan tidak multi tafsir.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan “dalam bentuk festival Olahraga”
adalah kejuaraan Olahraga yang diselenggarakan untuk
menumbuhkan nilai sportiftivitas, karakter, dan
hubungan sosial serta menanamkan kegemaran yang
dilaksanakan dengan kemeriahan dan kegembiraan
berolahraga.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Olahraga khusus dalam
ketentuan ini adalah Olahraga yang dilakukan oleh
penyandang disabilitas sesuai dengan jenis disabilitas,
antara lain tunarungu wicara, tunagrahita, tunanetra,
tunadaksa, paraplegia, dan polio.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan organisasi olahraga
fungsional adalah organisasi olahraga atau lembaga
berbadan hukum yang mengoordinasikan kegiatan
cabang olahraga profesional tertentu.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan pendapatan yang layak
adalah pendapatan atau penghasilan yang
mencukupi untuk kesejahteraan yang memadai (di
atas kebutuhan hidup minimum).
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “kualifikasi” adalah persyaratan yang
harus dipenuhi untuk melakukan pekerjaan atau tugas
tertentu di bidang keolahragaan.
Yang dimaksud dengan “kompetensi” adalah standar
kemampuan minimal yang dipersyaratkan bagi seseorang
untuk dapat melakukan pekerjaan atau tugas tertentu di
bidang keolahragaan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pusat event Keolahragaaan”
adalah Sarana dan Prasarana yang khusus bagi
kegiatan event keolahragaaan antara lain olimpiade
nasional atau internasional, perlombaan antar
cabang olahraga, dan festival Keolahragaan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pusat pelatihan dan
kebugaran” adalah Sarana dan Prasana yang
khusus bagi kegiatan pelatihan Olahragawan tanpa
biaya, pembinaan dan pengembangan, dan
pendidikan Olahraga.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “sentra pemassalan
Keolahrgaan” adalah Sarana dan Prasarana yang
dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk
kegiatan berolahraga seperti taman bugar dan taman
bermain lainnya milik Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 51
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “kemudahan akses Masyarakat”
antara lain lokasi yang dekat dengan fasilitas pendidikan
dan pemukiman, biaya tiket masuk yang terjangkau, dan
kemudahan lainnya untuk menunjang kegiatan
Keolahragaan.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “meniadakan Prasarana
Olahraga” adalah tindakan/perbuatan menghilangkan
prasarana olahraga, misalnya, melalui penjualan
kepemilikan, penggusuran, dan/atau perbuatan lain yang
menyebabkan hilangnya Prasarana Olahraga.
Yang dimaksud dengan “mengalihfungsikan Prasarana
Olahraga” adalah beralihnya fungsi prasarana olahraga
menjadi fungsi kegiatan lain di luar Olahraga.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Koordinasi penyelenggaraan kejuaraan Olahraga
dimaksudkan terutama untuk mengatur jadwal secara
lebih sistematis.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan eksibisi dalam ketentuan ini
adalah bentuk kegiatan Olahraga yang bersifat
tontonan, pameran, dan peragaan.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Yang dimaksud dengan festival dalam ketentuan ini
adalah bentuk kegiatan Olahraga yang bersifat
perlombaan dan hiburan.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan memperhatikan kesejahteraan
Pelaku Olahraga dalam ketentuan ini antara lain
memperhatikan kewajaran pembiayaan dan perlengkapan
yang diperlukan bagi pelaku olahraga sesuai dengan
kategorinya.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Ayat (1)
Cukup jelas. .
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “standar teknis Sarana Olahraga”
adalah persyaratan khusus yang ditetapkan oleh Induk
Organisasi Cabang Olahraga dan/atau federasi
internasional cabang Olahraga bersangkutan, antara
lain, tentang ukuran, jenis, dan bentuk peralatan.
Ayat (3)
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Yang dimaksud dengan “standar kesehatan” adalah
standar minimal tentang kesehatan yang dipersyaratkan
untuk sarana olahraga.
Yang dimaksud dengan “standar keselamatan” adalah
standar minimal tentang keselamatan yang
dipersyaratkan untuk Sarana Olahraga.
Ayat (4)
Pencantuman informasi tertulis dimaksudkan agar setiap
pengguna Sarana Olahraga dapat mengerti, memahami,
dan mengetahui cara penggunaan dan manfaatnya
sehingga dapat didayagunakan secara optimal serta
menghindari terjadinya kecelakaan/cidera olahraga.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 71
Ayat (1)
Huruf a
Standar kompetensi tenaga keolahragaan
mencakup persyaratan, antara lain, pendidikan
dan kelayakan, baik fisik maupun mental serta
penataran/pelatihan yang telah diikuti.
Huruf b
Standar isi program penataran/pelatihan
mencakup persyaratan, antara lain, ruang lingkup
materi, bahan, dan silabus penataran/pelatihan
yang harus dikuasai oleh peserta, dan tingkat
kompetensi yang dicapai oleh peserta setelah
menyelesaikan penataran/pelatihan.
Huruf c
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Standar prasarana dan sarana olahraga mencakup,
antara lain, ruang dan tempat berolahraga serta
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan olahraga.
Huruf d
Standar pengelolaan organisasi keolahragaan
mencakup persyaratan, antara lain, tentang
struktur dan personalia, rencana dan program
kerja, jadwal pelatihan dan kompetisi kejuaraan
yang diselenggarakan/diikuti, serta administrasi
dan manajemen organisasi keolahragaan.
Huruf e
Standar penyelenggaraan keolahragaan mencakup,
antara lain, struktur organisasi penyelenggaraan,
rencana dan program kerja, satuan pembiayaan,
jadwal kejuaraan, administrasi dan manajemen
penyelenggaraan, serta keamanan dan
perlindungan keselamatan dalam penyelenggaraan
keolahragaan.
Huruf f
Standar pelayanan minimal keolahragaan
mencakup persyaratan antara lain ruang
berolahraga, tempat dan fasilitas olahraga, tenaga
keolahragaan yang mendukung kegiatan olahraga,
dan tingkat kebugaran jasmani masyarakat.
Ayat (2)
Peningkatan secara berencana dan berkala dimaksudkan
untuk meningkatkan keunggulan lokal dan kepentingan
nasional dalam kompetisi antarbangsa pada tingkat
global.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Ayat (1)
Doping dilarang digunakan dengan maksud untuk
menjaga kesehatan dan keselamatan Olahragawan,
menjamin sportivitas, dan menjaga keluhuran nilai-nilai
Olahraga.
Ayat (2)
Sanksi merujuk pada The Code dari World Anti Doping
Agency (WADA) dan ketentuan yang berlaku dalam
organisasi olahraga internasional serta induk organisasi
cabang olahraga.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 76
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Kerja sama yang dimaksud antara lain:
a. pertukaran pelaku olahraga;
b. pertukaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. kerja sama dalam penyelenggaraan kejuaraan atau
kegiatan olahraga lainnya; dan
d. kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian,
dan bantuan teknis.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “pencapaian prestasi” adalah jenis
prestasi dan tingkat kejuaraan yang diikuti.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Dana lain yang sah dan tidak mengikat antara lain
dana tanggung jawab sosial perusahaan dan
sumbangan.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup jelas.
Konsep Pusat PUU BKD
Draft RUU SKN 10 Juli 2020
Pasal 85
Cukup jelas.
Pasal 86
Cukup jelas.
Pasal 87
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
Cukup jelas.
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.
Pasal 94
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...