Rambu, Penyusunan, Dan Penilaian PPKHB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

  • DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGIDIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

    MODEL PENILAIAN PORTOFOLIOPENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR (PPKHB)

    DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

  • DOKUMEN PENYELENGGARAAN S-1 KEP. MELALUI PPKHBRambu-Rambu Penyelenggaraan Prog Sarjana S-1 Kep bagi Guru Dalam JabPedoman Calon Peserta Program S-1 Kependidikan bagi Guru Dalam JabatanNaskah Akademik PPKHBRambu-Rambu PPKHBPedoman PPKHB bagi PesertaModel Penilaian Portofolio PPKHB dan Suplemen

  • Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal S-1/D-IV dan memiliki sertifikat pendidik. Guru yang belum S-1/D-IV (sekitar 1.456.491orang atau 63% dari jumlah guru yang ada di Indonesia).Dalam rangka percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru, telah terbit Permendiknas Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, dan Kepmendiknas Nomor 015/P/2009 tentang Penetapan PT Penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan.PT penyelenggara dapat memberikan Pengakuan terhadap Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) yang pernah diperoleh sebelumnya sebagai pengurang beban studi yang harus ditempuh (Pasal 5 ayat 7).

  • Latar Belakang (Lanjutan)Hasil evaluasi awal yang dilakukan oleh Ditjen Dikti dan Ditjen PMPTK mengindikasikan kekurangsiapan PT penyelenggara dalam melaksanakan program PPKHB sekalipun rambu-rambunya telah dikembangkan dan disosialisasikan. sebagian besar PT penyelenggara belum menyusun Juknis PPKHBada PT penyelenggara yang menyusun juknis, tetapi masih terjadi mispersepsi terhadap rambu-rambu PPKHBada PT penyelenggara yang melaksanakan penilaian PPKHB, tetapi tidak menggunakan juknis yang jelas sesuai dengan rambu-rambu.Hasil telaah terhadap Juknis PPKHB yang telah dikembangkan oleh beberapa PT penyelenggara menunjukkan adanya variasi juknis. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan ketidakharmonisan dan distorsi dalam pelaksanaan PPKHB, serta persaingan yang kurang sehat antara PT penyelenggara, khususnya di dalam satu wilayah.

  • OLEH KARENA ITU, DIHARAPKAN:Guru, paham dan dapat menyusun pertofolio PPKHBLPMP, Dinas, BKD Prov/Kab/Kota, Bappeprov, Bappekab/Bappeko, Kepsek, dan Pengawas, dapat memfasilitasi guru peserta S-1 Kep dengan PPKHBLPTK, dapat menyusun Juknis PPKHB dan dapat melaksanakannya.

  • Terdaftar sebagai peserta Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan pada suatu program studi/jurusan.Sudah berstatus sebagai guru, baik PNS atau bukan PNS dan belum memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV.Memiliki masa kerja minimal dua tahun secara terus menerus dan tercatat sebagai GURU TETAP pada satuan administrasi pangkal yang memiliki izin dari pemerintah, pemerintah daerah, atau penyelenggara pendidikan yang telah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerjasama.Memiliki NUPTK atau dalam proses pengajuan NUPTK.Guru bisa mengajukan Portofolio PPKHB apabila

  • Sistem penghargaan terhadap wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang mencerminkan pengalaman kerja dan hasil belajar yang dimiliki guru *) sebagai pengurang beban studi yang harus ditempuh.

    *) Peserta Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam JabatanPengalaman Kerja =masa bakti, kemampuan dalam menyusun RPP, dan prestasi tertentu yang diperoleh dalam bentuk penghargaan Hasil Belajar =kualifikasi akademik yang telah diperoleh, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan prestasi akademik yang dicapai

  • Pengembangan ModelModel Penilaian Portofolio PPKHB dikembangkan dengan tetap memperhatikan otonomi PT penyelenggara untuk memperkecil terjadinya perbedaan pemahaman terhadap rambu-rambu PPKHB (PT penyelenggara program harus mempunyai Juknis PPKHB)Bertujuan untuk memberikan gambaran umum dan rujukan bagi PT penyelenggara dalam menyusun JUKNIS Penilaian Portofolio PPKHB dalam penyelenggaran Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.Model Penilaian Portofolio PPKHB ini telah dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan pihak Asosiasi LPTK Indonesia, Asosiasi LPTK Swasta Indonesia, dan Forum Komunikasi Dekan FKIP Negeri Seluruh Indonesia.

  • Prinsip Penilaian PPKHBKE SLIDE 11

  • Pengembangan model penilaian portofolio PPKHB ke dalam Juknis harus konsisten dan sesuai rambu-rambu PPKHB.

    Kembali

  • Sistem konversi hasil penilaian portofolio PPKHB ke dalam beban studi (sks) yang harus ditempuh dilakukan setelah ditetapkan skor kumulatif dari seluruh komponen dan sub-komponen PPKHB.

    Kembali

  • Penetapan transkrip nilai/hasil studi akhir peserta program dibuat secara utuh sesuai dengan mata kuliah yang harus ditempuh (berdasarkan SK Dekan/PT Penyelenggara).

    Kembali

  • Penetapan ragam mata kuliah yang diakui dan/atau harus ditempuh peserta program dilakukan dengan memperhatikan keunikan dan kekhasan setiap PT penyelenggara.

    Kembali

  • Penilaian portofolio PPKHB harus dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan moral yang tinggi dari para penilai

    Kembali

  • KOMPONEN PENILAIAN

  • Pengalaman MengajarPenilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek dan diberi skor 0-10 (jumlah skor tertinggi =10). Pengalaman mengajar yang diakui harus: relevan dengan program studi yang dipilihkonsisten dengan program studi yang dipilih, dan memperoleh legalitas yang berwenanglama mengajarnya jelas. Pengalaman mengajar yang tidak memenuhi ketiga aspek di atas tidak diakui dan tidak dihitung dalam menetapkan aspek Lama Mengajar.

    Aspek, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap aspek dari sub-komponen Pengalaman Mengajar yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 1. Lihat Tabel 1

  • PENILAIAN PENGALAMAN MENGAJAR

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehRelevansi antara mata pelajaran yang diampu saat ini dengan program studi yang dipilih (bukti fisik surat keterangan mengajar dan/atau pembagian tugas mengajar)Relevan diberi skor 2, Serumpun diberi skor 1,Tidak relevan diberi skor 0.2Lama mengajar pada mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang dipilih [menggunakan kategori tahun, jika lebih dari satu semester (6 bulan) dibulatkan menjadi 1 tahun]Lama mengajar pada mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang dipilih:Jika 21 th, diberi skor 5Jika 16 th20, th diberi skor 4Jika 11 th15 th, diberi skor 3Jika 5 th 10 th, diberi skor 2Jika < 5 th, diberi skor 15Konsistensi antara mata pelajaran yang diampu dalam kurun waktu tertentu dengan program studi yang dipilih (bukti fisik berupa surat keterangan mengajar atau pembagian tugas mengajar)Konsisten diberi skor 2,Tidak konsisten diberi skor 0.2Legalitas dari sisi surat keputusan dan legalitas dari sekolah yang berijin (bukti fisik berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang).Legal diberi skor 1,Tidak legal diberi skor 0.1Jumlah Skor Sub-komponen10

  • PENILAIAN PENGALAMAN MENGAJAR

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehRelevansi antara mata pelajaran yang diampu saat ini dengan program studi yang dipilih (bukti fisik surat keterangan mengajar dan/atau pembagian tugas mengajar)Relevan diberi skor 2, Serumpun diberi skor 1,Tidak relevan diberi skor 0.21Lama mengajar pada mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang dipilih [menggunakan kategori tahun, jika lebih dari satu semester (6 bulan) dibulatkan menjadi 1 tahun]Lama mengajar pada mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang dipilih:Jika 21 th, diberi skor 5Jika 16 th20, th diberi skor 4Jika 11 th15 th, diberi skor 3Jika 5 th 10 th, diberi skor 2Jika < 5 th, diberi skor 155Konsistensi antara mata pelajaran yang diampu dalam kurun waktu tertentu dengan program studi yang dipilih (bukti fisik berupa surat keterangan mengajar atau pembagian tugas mengajar)Konsisten diberi skor 2,Tidak konsisten diberi skor 0.20Legalitas dari sisi surat keputusan dan legalitas dari sekolah yang berijin (bukti fisik berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang).Legal diberi skor 1,Tidak legal diberi skor 0.11Jumlah Skor Sub-komponen107

  • Penilaian RPPPenilaian RPP dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek dan diberi skor 0-10 (jumlah skor tertinggi = 10). Jumlah RPP yang harus dijadikan sebagai bukti fisik sebanyak lima RPP dan jika tidak menyerahkan lima RPP maka tidak dinilai.Aspek sub-komponen RPP diberi skor tertinggi yang lebih besar daripada dua aspek lainnya karena memuat sub-sub aspek yang dipersyaratkan harus ada dalam RPP.Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap aspek sub-komponen RPP dapat dilihat pada Tabel 2.

    Lihat Tabel 2

  • Penilaian RPP

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehRelevansi mata pelajaran yang diampu dan program studi yang diikuti relevan diberi skor 2, serumpun diberi skor 1, dan tidak relevan diberi skor 0.2Konsistensi RPP dengan mata pelajaran yang diampu pada kurun waktu tertentua. konsisten diberi skor 2,b. tidak konsisten skor 0.2Aspek RPP:Indikator/perumusan tujuan pembelajaranPemilihan dan pengorganisasian materi ajarPemilihan sumber /media pembelajaranSkenario atau kegiatan pembelajaranPenilaian hasil belajarLegalitas RPPAspek RPP lengkap dan benar = 6 Aspek RPP tidak lengkap dan benar = 4 Aspek RPP lengkap dan tidak benar = 2 Aspek RPP tidak lengkap dan tidak benar = 0 6Jumlah Skor Sub-komponen10

  • Penilaian Penghargaan yang RelevanPenilaian dilakukan secara parsial untuk setiap penghargaan yang diterima, setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi = 10). Jumlah penghargaan yang diajukan tidak dibatasi, tetapi skor maksimum untuk sub-komponen ini adalah 100.Aspek tingkat penyelenggaraan diberi skor tertinggi yang lebih besar daripada dua aspek lainnya karena tingkat penyelenggaraan ini menunjukkan gradasi mutu dan kredibilitas pemberi penghargaan.Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap aspek sub-komponen dapat dilihat pada Tabel 3.

    Lihat Tabel 3

  • Penilaian Penghargaan yang Relevan

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehRelevansi bidang studi yang diampua. Relevan diberi skor 2,b. Tidak relevan diberi skor 0.2Penyelenggara a. Legal/jelas diberi skor 2,b. Tidak jelas diberi skor 0.2Tingkat (internasional/ nasional/provinsi/ kabupaten/ kota/lokal)a. Internasional, legal, relevan = 6b. Nasional, legal, relevan = 4c. Provinsi, legal, relevan = 3d. Kabupaten, legal, relevan = 2e. Di bawah Kab/Kota legal, relevan = 16Jumlah Skor Sub-komponen10

  • Penilaian Kualifikasi AkademikJumlah sks yang harus ditempuh sesuai latar belakang kualifikasi akademik sebelumnya berdasarkan Kepmendiknas Nomor 232/U/2000Peserta program yang memiliki latar belakang kualifikasi akademik sesuai dengan program studi yang akan ditempuh pada program ini, pengakuannya dilakukan secara utuh sesuai dengan sks yang telah ditempuh dan memiliki kewajiban menempuh sejumlah sks yang telah ditetapkan, sebelum diperhitungkan dengan hasil PPKHB

    Latar Belakang PendidikanBeban Studi tanpa PPKHBa. SLTA sederajat144-160b. D-I 110-120c. D-II 80-90d. D-III/Sarmud 40-50

  • Beberapa ketetapan yang harus diperhatikan dalam menilai sub-komponen Kualifikasi AkademikLulusan D-I, D-II, dan D-III/Sarmud wajib berasal dari LPTK dan/atau PT yang Prodinya terakreditasi dan/atau memiliki izin penyelenggaraan dari Ditjen Dikti. Jika tidak ada izin atau legalitasnya tidak jelas, maka tidak dapat diakui (disetarakan dengan lulusan SLTA).Penetapan mata kuliah (MK) yang diakui disesuaikan dengan daftar MK yang ada pada ijazah/transkrip nilai dengan daftar MK yang ada di dalam Kurikulum Prodi. Untuk mata kuliah yang berbeda namanya tetapi karakteristik dan isinya sama/ekuivalen dapat dilakukan konversi sesuai pertimbangan (judgement) Prodi.Peserta yang berasal dari program D-II di lingkungan Depag yang akan melanjutkan studi ke Program S-1 PGSD wajib mengambil MK aanvullen. Jika Program D-II tersebut tidak memiliki izin atau legalitas tidak jelas, maka tidak dapat diakui (disetarakan dengan lulusan SLTA).

  • Peserta program berkualifikasi akademik yang berbeda dengan Prodi yang akan ditempuh pada Program Sarjana (S-1), maka yang diakui adalah MK yang relevan dengan Prodi yang akan ditempuh tersebut. Contoh:

    Guru yang telah mengampu Mata Pelajaran Matematika minimum selama lima tahun, tetapi tidak berkualifikasi akademik Prodi Pendidikan Matematika. Apabila guru yang bersangkutan akan mengambil Prodi Pendidikan Matematika, maka yang diakui adalah MK yang relevan dengan Kurikulum Prodi yang akan ditempuh.Lulusan Diploma Nonkependidikan yang akan melanjutkan ke Prodi Kependidikan, penentuan konversi beban belajar dan mata kuliah yang wajib ditempuh disesuaikan dan ditetapkan oleh setiap Prodi pada PT penyelenggara.

  • Penilaian PelatihanPenilaian dilakukan secara parsial untuk setiap pelatihan yang diikuti. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi = 10).Jumlah pelatihan yang diajukan tidak dibatasi, tetapi total skor maksimun untuk sub komponen Pelatihan adalah 200.Aspek Tingkat Penyelenggaraan dan Lama Pelatihan diberi skor lebih besar daripada dua aspek lainnya, karena kedua aspek itu menunjukkan gradasi mutu dan kredibilitas pelaksanaan pelatihan.Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap aspek sub-komponen Pelatihan sebagaimana tercantum pada Tabel 7.

    Lihat Tabel 7

  • Penilaian Pelatihan

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehLama pelatihanJika lama pelatihan:a. lebih dari 480 jam diberi skor 5b. 181-480 jam diberi skor 4c. 80-180 jam diberi skor 3d. 30- 80 jam diberi skor 2 e. 8-30 jam diberi skor 1 f. di bawah 8 jam diberi skor 05Relevansi antara materi pelatihan dan program studia. Relevan diberi skor 1b. Tidak relevan diberi skor 01Penyelenggara pelatihana. Legal/jelas diberi skor 1b. Tidak legal diberi skor 01Tingkat pelatihan (internasional/ nasional/provinsi/ kabupaten/ kota/lokal)a. Internasional, legal, relevan = 3b. Nasional, legal, relevan = 2.5c. Provinsi, legal, relevan = 2d. Kabupaten, legal, relevan = 1.5e. Di bawah Kab/Kota legal, relevan = 13Jumlah Skor Sub-komponen10

  • Penilaian Prestasi Akademik

  • Penilaian Karya AkademikPenilaian dilakukan secara parsial untuk setiap jenis karya akademik yang dibuat. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi = 10). Jumlah karya akademik tidak dibatasi, tetapi skor tertinggi untuk sub-komponen ini adalah 200.Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi setiap aspek sub-komponen Karya Akademik dapat dilihat pada Tabel 8 (a-g).

    Lihat Tabel 8

  • 1. Buku/Modul/DiktatRelevansi dengan mata pelajaran yang diampuKategori :Buku/modul ber ISBNBuku/modul tak ber-ISBNDiktat yang dipublikasikan di lingkungan sekolahTingkat (internasional/nasional/provinsi/ kabupaten/kota/lokal)

    2. Tulisan/ArtikelRelevansi dengan mata pelajaran yang diampuKategori :Dimuat dalam jurnal terakreditasiDimuat dalam jurnal belum terakreditasi tetapi ber-ISSNDimuat dalam jurnal biasa/tidak ber-ISSNTingkat (internasional/nasional/provinsi/ kabupaten/kota/lokal)

  • 3. Media/Alat PembelajaranRelevansi dengan mata pelajaran yang diampuKategori :MultimediaMedia/alat peraga tiga dimensiMedia/alat peraga dua dimensiStatus pembuat media/alat pembelajaranKarya madiriKetua kelompokAnggota kelompok4. Karya Penelitian (Termasuk PTK)Relevansi dengan mata pelajaran yang diampuKategori :Peneliti mandiriKetua dalam penelitian kelompokAnggota dalam penelitian kelompok

    5. Karya Teknologi dan Karya SeniRelevansi dengan mata pelajaran yang diampuKategori :Karya mandiriKetua dalam pembuatan karya kelompokAnggota dalam pembuatan karya kelompok

  • 6. Model Pembelajaran InovatifRelevansi dengan mata pelajaran yang diampuKategori :Karya mandiriKetua dalam pembuatan modelAnggota dalam pembuatan model

    7. Penelaah/Penyunting Buku dan Penulis Soal (Ebtanas/UN/UASDA)Relevansi dengan mata pelajaran yang diampuKategori :Sebagai ketua/penanggungjawabSebagai anggotaTingkat (Nasional, Provinsi, Kabupaten/kota, Lokal

  • Penilaian Juara LombaPenilaian untuk setiap jenis lomba yang diikuti dilakukan secara parsial. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi = 10). Jumlah kejuaraan lomba yang diperoleh maksimum 10 jenis lomba terbaik dan skor tertinggi untuk sub-komponen Juara Lomba adalah 100Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi untuk sub-komponen Juara Lomba dapat dilihat pada Tabel 9.

    Lihat Tabel 9

  • Relevansi dengan mata pelajaran yang diampuLegalitas penyelenggara lombaKategori juara:Juara IJuara IIJuara IIIJuara harapan

    Tingkat penyelenggaraanInternasionalNasionalProvinsiKabupaten/KotaLokal (di bawah Kab/Kota)

  • Penilaian Juara Lomba

    Catatan:Kejuaraan yang tidak relevan dan tidak jelas tidak diakui.

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehRelevansi bidang studi yang diampuRelevan: diberi skor 2Tidak relevan: diberi skor 02Penyelenggara lombaa. Legal : diberi skor 1b. Tidak legal: diberi skor 01Kategori (juara I, juara II, juara III, juara harapan)a. Juara 1: diberi skor 4b. uara 2: diberi skor 3c. Juara 3: diberi skor 2d. Juara harapan: diberi skor 14Tingkat (internasional/ nasional/provinsi/kabupaten/ kota/lokal)a. Internasional: diberi skor 3 b. Nasional: diberi skor 2.5c. Provinsi: diberi skor 2d. Kabupaten/Kota: diberi skor 1.5e. Di bawah Kab/Kota : diberi skor 13Jumlah Skor Sub-komponen10

  • Penilaian Pembimbingan kepada Teman Sejawat/SiswaPenilaian dilakukan secara parsial untuk setiap pembimbingan. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi setiap pembimbingan = 10). Jumlah pembimbingan tidak dibatasi, tetapi skor tertinggi untuk sub-komponen ini adalah 100.Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi untuk sub-komponen Pembimbingan sebagaimana tercantum pada Tabel 10.

    Lihat Tabel 10

  • Relevansi dengan mata pelajaran yang diampuLama pembimbingan :Pembimbingan untuk kejuaraan (per bulan)Pembimbingan untuk pelatihan (per hari)

    Prestasi yang dibimbingJuara IJuara IIJuara IIIJuara harapan

    Tingkat penyelenggaraanInternasional, Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Lokal

  • Penilaian Pembimbingan kepada Teman Sejawat/Siswa

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehRelevansi bidang studi yang diampuRelevan: diberi skor 1Tidak relevan: diberi skor 01Lama pembimbinganPembimbingan kejuaraan:Lebih dari satu bulan: diberi skor 2Kurang dari satu bulan: diberi skor 1Pembimbingan pelatihan/ pemberdayaan guru:Lebih dari sehari: diberi skor 2Kurang dari sehari: diberi skor 12Prestasi yang dibimbingJika (bentuk kejuaraan):a. Juara 1: diberi skor 4b. Juara 2: diberi skor 3c. Juara 3: diberi skor 2d. Juara harapan: diberi skor 14Tingkat (internasional/ nasional/provinsi/ kabupaten/kota/lokal)a. Internasional : diberi skor 3b. Nasional: diberi skor 2.5c. Provinsi: diberi skor 2d. Kabupaten/Kota: diberi skor 1.5e. Di bawah Kab/Kota : diberi skor 13Jumlah Skor Sub-komponen10

  • Penilaian Peranserta dalam Forum IlmiahPenilaian dilakukan secara parsial terhadap setiap peranserta dalam forum Ilmiah yang diikuti. Setiap aspek diberi skor 0-10 (skor tertinggi setiap peranserta = 10). Jumlah peranserta dalam kegiatan forum ilmiah tidak dibatasi, tetapi skor tertinggi untuk sub-komponen ini adalah 100.Aspek yang dinilai, kriteria penetapan skor, dan skor tertinggi untuk sub-komponen peranserta dalam forum ilmiah dijelaskan pada Tabel 11.

    Lihat Tabel 11

  • Relevansi dengan mata pelajaran yang diampuPeran dalam forum ilmiah:Penyaji makalahPesertaLegalita lembaga penyelenggaraTingkat penyelenggaraanInternasional, Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Lokal

  • Penilaian Peranserta dalam Forum Ilmiah

    Aspek yang DinilaiKriteria Penetapan SkorSkor TertinggiSkor yang DiperolehRelevansi bidang studi yang diampua. Relevan diberi skor 2,b. Serumpun diberi skor 1, c. Tidak relevan diberi skor 0.2Peran (pemakalah, peserta)a. Pemakalah: diberi skor 3b. Peserta: diber1 skor 13Penyelenggara a. Legal: diberi skor 2,b. Tidak legal: diberi skor 02Tingkat (internasional/ nasional/provinsi/ kabupaten/kota/ local)a. Internasional : diberi skor 3 b. Nasional: diberi skor 2,5c. Provinsi: diberi skor 2 d. Kabupaten/Kota: diberi skor 1,5e. Di bawah Kab/Kota : diberi skor 13Jumlah Skor sub-komponen10

  • Rekapitulasi dan Penghitungan Hasil PenilaianSetiap komponen portofolio yang telah diberi skor direkap dan dihitung sesuai dengan tatacara penghitungan yang ditetapkan oleh PT penyelenggara untuk memperoleh Jumlah Skor PPKHB yang kemudian dikonversikan ke dalam sks. Contoh: Sub-komponen Pengalaman Kerja dan RPP masing-masing diberi bobot 10, karena skor pada kedua sub-komponen tersebut merupakan fixed value yang skor maksimumnya hanya 10. Sub-komponen lainnya, kecuali kualifikasi akademik, masing-masing diberi bobot satu karena bukan merupakan fixed value. Skor-skor subkomponen ini bisa mencapai maksimum sebesar 100 atau 200. Rekapitulasi hasil penilaian dan penghitungan portofolio PPKHB dapat menggunakan format pada Tabel 12.

    Lihat Tabel 12

  • KomponenSub-komponenSkor Sub KomponenBobot Sub KomponenSkor TerbobotSkor TertinggiA. Pengalaman Kerja1 Pengalaman/lama Mengajar101002 Rencana Pembelajaran (RPP)101003 Penghargaan yang Relevan 1100B. Hasil Belajar1 Kualifikasi Akademik *)2 Pelatihan12003 Prestasi AkademikKarya Akademik 1200Juara Lomba 1100Pembimbingan Teman Sejawat dan/atau Siswa1100Peranserta dalam Forum Ilmiah1100Jumlah Skor PPKHB 1.000

  • Prosedur Penghitungan Beban StudiJumlah skor dari setiap sub-komponen merupakan jumlah skor PPKHB yang akan dikonversikan ke sks (perhatikan Tabel 12).Skor dari setiap sub-komponen dikalikan dengan bobot tertentu sehingga menjadi skor terbobot (weighted score), kemudian skor-skor terbobot untuk setiap sub-komponen dijumlahkan menjadi Jumlah Skor PPKHB.Mengkonversi Skor PPKHB ke dalam sks lihat rumus !Menghitung sks Pengurang Beban Studi lihat rumus !Menentukan Jumlah Beban Studi yang Harus Ditempuh lihat rumus !Jumlah sks yang diakui kemudian dikonversikan ke dalam sks dari mata-mata kuliah yang diakui (dibebaskan), sehingga diperoleh jumlah sks dan mata-mata kuliah yang harus ditempuh peserta program.Penetapan mata kuliah yang diakui (dibebaskan) dilakukan oleh program studi dan ditetapkan dengan SK Dekan pada PT penyelenggara.

    Lihat Tabel 12

  • Mengkonversi Skor PPKHB ke dalam sksKonversi jumlah skor PPKHB ke dalam sks merupakan jumlah skor PPKHB dibagi 1000 dikalikan dengan pengakuan maksimum beban studi D-II yang rumusnya sebagai berikut.

    A =Jumlah Skor PPKHB1000Pengakuan Maksimum Beban Studi D-IIxPada rumus di atas pengali dipilih Pengakuan Maksimum Beban Studi D-II, dengan pertimbangan bahwa guru yang belum S-1 sebagian besar adalah guru SD yang berkualifikasi akademik D-IIKeterangan: A = Jumlah sks hasil konversi skor PPKHBKembali

  • Menghitung sks Pengurang Beban StudiPenghitungan sks pengurang beban studi dilakukan dengan cara menjumlahkan sks hasil konversi skor PPKHB dengan pengakuan sks berdasarkan kualifikasi akademik dengan rumus sebagai berikut.

    B = A + CKeterangan:A = Jumlah sks hasil konversi skor PPKHBB = sks pengurang beban studiC = Pengakuan sks berdasarkan kualifikasi akademik (berdasarkan Tabel 6)Lihat Tabel 6Kembali

  • Menentukan Jumlah Beban Studi yang Harus DitempuhPenentuan jumlah sks yang harus ditempuh peserta program dilakukan dengan cara mengurangkan jumlah sks (beban studi yang harus ditempuh) berdasarkan kurikulum program studi PT penyelenggara dengan jumlah sks pengurang beban studi dengan rumus sebagai berikut.

    E = D BKeterangan:B = Jumlah sks pengurang beban studiD = Jumlah sks yang harus ditempuh berdasarkan kurikulum PTE = Jumlah sks yang harus ditempuh peserta program

    Pengakuan beban studi (sks) maksimum yang dapat diakui ditetapkan berdasarkan Tabel 13.Lihat Tabel 13Kembali

  • Penilaian Kualifikasi Akademik

    Latar Belakang PendidikanBeban Studi tanpa PPKHBPPKHB yang dapat diakui maksimum 65% dari jumlah sks yang wajib ditempuhJumlah sks minimum 35% yang wajib ditempuha. SLTA sederajat144--16093--10451--56b. D-I 110--12071--7839--42c. D-II 80--9052--5828--32d. D-III/Sarjana Muda 40--5026--3214--18

  • Catatan:Apabila hasil perhitungan beban studi yang harus ditempuh lebih kecil dari beban studi yang seharusnya (35%), maka berdasarkan PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, peserta program harus menempuh perkuliahan tidak kurang dari 35% atau pengakuannya tidak lebih dari 65%, seperti pada Tabel 13. Jika PT penyelenggara menetapkan beban studi yang harus ditempuh berdasarkan batas bawah interval, misalnya untuk D-II adalah 80 sks, maka penentuan maksimum hasil PPKHB yang dapat diakui dihitung berdasarkan batas bawah interval beban studi tersebut, yaitu: 65% x 80 sks = 52 sks. Jadi, sks minimum yang harus ditempuh oleh peserta program adalah: 80 sks - 52 sks = 28 sks.

  • Contoh Kasus 1: Menentukan Jumlah sks yang Harus Ditempuh Lulusan D-III Peserta program lulusan D-III, misalkan memperoleh Jumlah Skor PPKHB 600 dan memperoleh pengakuan sks dari sub-komponen Kualifikasi Akademik sebanyak 106 sks (ditentukan berdasarkan penetapan PT penyelenggara pada Tabel 6). Beban studi (sks) yang harus ditempuh berdasarkan kurikulum Prodi di PT penyelenggara tersebut adalah 144 sks. Penghitungan beban studi yang harus ditempuh peserta program tersebut dilakukan penghitungan sebagai berikut.

    A = 600/1000 x 58 = 34,8 dibulatkan 35B = 35 + 106 = 141 E = 144 141 = 3Berdasarkan perhitungan di atas, peserta program seharusnya menempuh beban studi 3 sks, tetapi berdasarkan PP Nomor 74/2008, beban studi minimum adalah 14 sks (Tabel 13). Dengan demikian yang bersangkutan tetap harus menempuh beban studi sebanyak 14 sks ( 35% x 40 sks = 14 sks). LIHAT TABEL 13

  • KomponenSub-komponenSkor Sub KomponenBobot Sub KomponenSkor TerbobotSkor TertinggiA. Pengalaman Kerja1 Pengalaman/lama Mengajar10101001002 Rencana Pembelajaran (RPP)10101001003 Penghargaan yang Relevan 50150100B. Hasil Belajar1 Kualifikasi Akademik *)2 Pelatihan10011002003 Prestasi AkademikKarya Akademik 1001100200Juara Lomba 50150100Pembimbingan Teman Sejawat dan/atau Siswa50150100Peranserta dalam Forum Ilmiah50150100Jumlah Skor PPKHB 6001.000

  • Contoh Kasus 2 : Menentukan Jumlah sks yang Harus Ditempuh Lulusan D-IIPeserta program yang berlatar belakang kualifikasi akademik D-II dari PT yang berijin, misalkan memperoleh Jumlah Skor PPKHB 1000 dan memperoleh pengakuan sks dari sub-komponen Kualifikasi Akademik sebanyak 80 sks (ditentukan berdasarkan penetapan PT penyelenggara pada Tabel 6). Beban studi (sks) yang harus ditempuh berdasarkan kurikulum di PT penyelenggara tersebut adalah 144 sks. Maka penghitungan beban studi yang harus ditempuh peserta program tersebut dilakukan dengan penghitungan sebagai berikut.

    A = 1000/1000 x 58 = 58 B = 58 + 80 = 138E = 144 138 = 6Berdasarkan perhitungan di atas, peserta program seharusnya menempuh beban studi 6 sks, tetapi berdasarkan PP nomor 74/2008, beban studi minimum adalah 28 sks (Tabel 13). Dengan demikian yang bersangkutan tetap harus menempuh beban studi sebanyak 28 sks ( 35% x 80 sks = 28 sks). LIHAT TABEL 13

  • Beban Studi Mahasiswa yang Studi LanjutJumlah sks yang harus ditempuh sesuai latar belakang kualifikasi akademik sebelumnya berdasarkan Kepmendiknas Nomor 232/U/2000Peserta program yang memiliki latar belakang kualifikasi akademik sesuai dengan program studi yang akan ditempuh pada program ini, pengakuannya dilakukan secara utuh sesuai dengan sks yang telah ditempuh dan memiliki kewajiban menempuh sejumlah sks yang telah ditetapkan, sebelum diperhitungkan dengan hasil PPKHB

    Latar Belakang PendidikanBeban Studi tanpa PPKHBa. SLTA sederajat144-160b. D-I 110-120c. D-II 80-90d. D-III/Sarmud 40-50

  • Penetapan Hasil Studi ke dalam Transkrip Nilai/Hasil Studi AkhirHasil studi peserta program yang telah ditempuh selama mengikuti Program ini dinyatakan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir, sebagai bukti penguasaan kompetensi keguruan pada masing-masing Prodi. Transkrip nilai/hasil studi akhir tersebut menggambarkan: (1) identitas PT penyelenggara, (2) program studi yang ditempuh, (3) nama dan NIM peserta program, (4) nomor, kode dan nama mata kuliah, (5) jumlah sks dan nilai masing-masing mata kuliah, (6) jumlah sks keseluruhan yang ditempuh, (7) indeks prestasi kumulatif (IPK) dan nilai yudisiumnya, (8) keterangan mengenai sejumlah mata kuliah yang ditempuh melalui penilaian portofolio PPKHB. Transkrip nilai/hasil studi akhir ini ditandatangani oleh pejabat yang berwenang pada PT penyelenggara.

  • Cara mendeskripsikan hasil studi peserta program ke dalam transkrip nilai/hasil studi akhirAlternatif 1Semua nama MK dan bobot sks-nya, baik yang wajib ditempuh peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya, maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB dicantumkan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir. Untuk MK yang wajib ditempuh dicantumkan nilai akhirnya, sedangkan MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB diberi tanda khusus, bobot sks-nya tetap dicantumkan namun tidak diberi nilai MK. Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari sejumlah MK yang ditetapkan harus ditempuh peserta program dan tidak termasuk MK yang diperoleh melalui penilaian portofolio PPKHB.

    Lihat Contoh Transkrip Nilai

  • Alternatif 2Semua nama MK, bobot sks, dan nilai MK, baik yang wajib ditempuh peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya, maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB dicantumkan dalam transkrip nilai/hasil studi akhir. Nilai MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB ditetapkan berdasarkan nilai standar kelulusan MK (passing grade) oleh program studi.Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari seluruh MK, baik yang wajib ditempuh peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya, maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT penyelenggara.

  • Alternatif 3Sama dengan alternatif kedua, namun MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB diberi nilai berdasarkan hasil tes komprehensif secara tertulis yang dilakukan oleh Prodi sesuai dengan MK yang diakui berdasarkan konversi PPKHB ke dalam beban studi (sks).Penetapan indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari seluruh MK, baik baik yang wajib ditempuh peserta program sesuai dengan kualifikasi akademik sebelumnya, maupun MK yang diakui melalui penilaian portofolio PPKHB berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT penyelenggara.

  • Format transkrip nilai/hasil studi akhir untuk alternatif 2 dan 3 diserahkan sepenuhnya kepada PT penyelenggara sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.Contoh SK DekanContoh Lampiran SK Dekan

  • Sampul (Cover)Berisi tentang (a) Judul/tajuk; (b) Identitas peserta yang mengusulkan termasuk NIP untuk yang PNS atau NIK untuk yang pegawai non PNS; dan (c) Nama sekolah tempat peserta bekerja.

    Identitas PesertaIdentitas peserta program yang disusun dengan menggunakan format isian yang telah ditetapkan.

    Format dan Daftar Bukti FisikUntuk memudahkan penilaian portofolio PPKHB oleh PT Penyelenggara, dokumen portofolio yang disusun oleh peserta program sebaiknya dilakukan dengan menggunakan format-format yang disediakan dan dilampiri bukti fisik yang mendukung.

    Surat Pernyataan

  • MEKANISME PENGAJUAN PPKHBGuru mengumpulkan dokumen sebagai bukti fisik PPKHB. Guru menyusun portofolio dengan mengisi borang portofolio PPKHB.Portofolio ditandatangani guru yang bersangkutan, disahkan kepala sekolah atau ketua yayasan dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Provinsi untuk guru SLB atau Dinas Kabupaten/Kota/UPTD Kecamatan untuk guru selain guru SLB. Guru menyampaikan portofolio PPKHB kepada LPTK penyelenggara.LPTK penyelenggara menetapkan tim penilai portofolio PPKHB.Penilaian portofolio PPKHB oleh LPTK penyelenggara.Penilai merekap hasil penilaian portofolio PPKHB.Penilai menghitung sks yang diakui melalui PPKHB Program studi mengkonversikan sks PPKHB ke dalam sks mata kuliah yang diakui (dibebaskan).Program studi menetapkan mata kuliah yang diakui melalui PPKHB dan beban studi (sks) serta mata kuliah yang harus ditempuh peserta program.Dekan Fakultas PT penyelenggara membuat Surat Keputusan (SK) penetapan mata kuliah yang diakui melalui PPKHB dan beban studi (sks) serta mata kuliah yang harus ditempuh peserta program.Penyampaian SK Dekan kepada pihak .

  • Pihak-pihak yang diharapkan turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Program S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan dan pemberlakuan PPKHB adalah:Guru dalam JabatanPem. Provinsi dan Kab/Kota (Dinas Pend, BKD, Bapeprov/Bapekab/Bapeko) LPTK PenyelenggaraDirektorat Jenderal PMPTKDirektorat Jenderal Pendidikan TinggiPIHAK YANG TERLIBAT

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL