Upload
rajipsidik
View
251
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ekonomi sumber daya alam
Citation preview
POTENSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM KABUPATEN
SUKABUMI
Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya dengan
dosen pengempu mata kuliah Dr. Hj. Sumartini. M.P
Oleh:
RAJIP SIDIK
1305833
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah dengan judul “Potensi dan
Pengembangan Sumber Daya Alam Kabupaten Sukabumi” merupakan makalah yang
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kulaih Ekonomi Sumber Daya.
Penulisan makalah di harapkan bisa memberikan pengetahuan mengenai potensi dan
pengembangan sumber daya alam kabupaten Sukabumi. Penulis dalam menyelesaikan
makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada ibu Dosen dan seluruh pihak
yang telah membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah Ilmu Pengetahuan bagi kita semua.
Bandung, 21 Maret 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................................4
2.1. Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Sukabumi...............................................................4
2.2. Tata Ruang Kabupaten Sukabumi......................................................................................5
2.3. Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Sukabumi...........................................................12
2.4. Kontribusi dan Pemanfaatan Sumber Daya Terhadap Pendapatan Daerah.......................21
2.5. Pengembangan Sumber Daya Alam di kabupaten Sukabumi...........................................24
BAB III............................................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................................26
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................26
3.2. Saran.................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................29
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Penentuan Hirarki………………………………………………………..8
Tabel 2. Penentuan Hirarki Wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi……………………......9
Tabel 3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Dirinci Menurut Luas…………………………11
Tabel 4. Perusahaan PMA Dan PMDN Menurut Sektor Di Kabupaten Sukabumi Tahun
2014………………………………………………………………………………………..15
Tabel 5. Jumlah Produksi Pertambangan Bahan Galian Per Bulan Di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2014 (Ton)………………………………………………………………………….16
Tabel 6. Penjualan KWH dan Pendapatan Per Bulan Pada PLN Cabang Sukabumi Tahun
2014 ……………………………………………………………………………………….19
Tabel 7. Jumlah Distribusi Air Minum Menurut Jenis Konsumen Dan Pendapatan di
Kabupaten Sukabumi Tahun 2014………………………………………………………...20
Tabel 8. Data Pemakaian Sumber Air PDAM Kab. Sukabumi 2014……………………...21
Tabel 9. PDRB Kabupaten Sukabumi Tahun 2010-2014 (Triliyun Rp)…………………..22
Tabel 10. PDRB Kabupaten Sukabumi Atas Dasar Harga Berlakun dan Konstan Tahun
2010 dan 2014 (Juta Rupiah)………………………………………………………………23
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Produksi Padi Sawah, Jagung, Ubi Kayu dan Ubi Jalar di Kabupaten
Sukabumi Tahun 2011-2014 (Ton)………………………………………………………..12
Gambar 2. Grafik Banyaknya Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2012-2014………………………………………………………………………….14
Gambar 3. Sebaran bahan galian di kabupaten Sukabumi………………………………...17
Gambar. 4 Peta Sebaran Potensi Panas Bumi Kabupaten Sukabumi……………………..18
Gambar. 5 Peranan Kelompok Sektor Ekonomi Kabupaten Sukabumi Tahun 2014……..24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang terletak di wilayah propinsi Jawa
Barat. Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6o 57’ – 7o 25’
Lintang Selatan dan 106o 49’ – 107o 00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.162 km2
atau 11,21 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa.
Kabupaten Sukabumi memiliki bentuk tipografi meliputi permukaan yang
bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah bagian utara dan tengah. Bila
diamati kabupaten Sukabumi memiliki potensi sumber daya alam yang cukup kaya, potensi
sumber daya pertanian terutama tersebar di bagian Utara aliran Sungai Cimandiri. Kondisi
ini tidak bisa terlepas dari keberadaan Gunung Gede-Pangrango di sebelah Utara dan
Gunung Salak di sebelah Barat. Selain karena didukung kondisi lembah dan lereng di kedua
gunung tersebut yang melandai ke arah Selatan juga karena kondisi hutannya yang
memberi daya dukung iklim dan tata air yang baik sehingga daerah pertanian relatif lebih
subur dibandingkan daerah pertanian bagian selatan aliran sungai Cimandiri.
Dalam sejarahnya, sejak dulu daerah Utara terkenal sebagai penghasil komoditi
perkebunan berupa karet dan teh yang sempat memegang peranan penting dalam
perekonomian negara di masa lampau. Sementara adanya dukungan tata air yang sangat
baik, menyebabkan daerah utara berkembang menjadi daerah persawahan, usaha tani sayur
mayur, peternakan dan budidaya ikan air tawar yang cukup potensial. Potensi sumber daya
pertanian lain yang juga terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah kehutanan.
Sebaran kawasan hutan di Kabupaten Sukabumi terdapat di beberapa kecamatan,
dengan pengelompokan besar terdapat di Sukabumi-Sukaraja bagian Utara, Cicurug,
Parungkuda, Parakansalak, Kalapanunggal, Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Surade,
Jampangkulon, Kalibunder, Lengkong, Tegalbuleud, Cidolog, Sagaranten dan Nyalindung
(http://bappeda-kabsmi.blogspot.co.id/)
1
Adapun Potensi geologi pertambangan Kabupaten Sukabumi antar lain sumber panas
bumi di daerah Gunung Salak dan Cisolok, bahan tambang dan bahan galian emas, perak,
batu-bara, pasir kwarsa, marmer, pasir besi, bentonit, teras, batu gamping, tanah liat dan
lain-lain. Potensi sebagian sumber daya tambang tersebut tersebar di bagian selatan aliran
sungai Cimandiri (sukabumikab.bs.go.id).
Beberapa wilayah yang memiliki potensi sumber daya tambang tersebut diantaranya
adalah Wilayah Cibadak (meliputi batu bara, kaolin, marmer, batu apung, tras, batu hijau
dan batu sirap), Wilayah Palabuhanratu (batu gips, marmer, batu sela, dan batu sirap),
wilayah Jampangtengah (fosfat, mangan, lilin, batu merah dan batu sirap), dan wilayah
Jampangkulon (besi, titan, mas, batu gips, tembaga dan asbes).
Melihat potensi sumber daya alam yang begitu melimpah di kabupaten sukabumi,
penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai berbagai macam potensi sumber
daya alam yang ada di kabupaten Sukabumi beserta pengaruhnya terhadap perekonomian
dan pendapatan daerah kabupaten Sukabumi. Untuk itu penulis akan memaparkan kajian
tersebut dalam makalah ini dengan judul “Potensi dan Pengembangan Sumber Daya Alam
di Kabupaten Sukabumi”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari pemaparan di atas, maka dapat diidentifikasi rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1.2.1. Bagaimana gambaran secara umum wilayah kabupaten Sukabumi?
1.2.2. Bagaimana tata ruang dan pemanfaatan ruang kabupaten Sukabumi?
1.2.3. Bagaimana potensi Sumber Daya Alam di kabupaten Sukabumi?
1.2.4. Bagaimana kontribusi dan pemanfaatan Sumber Daya Alam di kabupaten
Sukabumi?
1.2.5. Bagaimana pengembangan Sumber Daya Alam di kabupaten Sukabumi?
2
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tulisan ini bertujuan untuk:
1.3.1. Untuk mengetahui gambaran secara umum wilayah kabupaten Sukabumi.
1.3.2. Untuk mengetahui tata ruang dan pemanfaatan ruang kabupaten Sukabumi.
1.3.3. Untuk mengetahui potensi Sumber Daya Alam di kabupaten Sukabumi.
1.3.4. Untuk mengetahui kontribusi dan pemanfaatan Sumber Daya Alam di
kabupaten Sukabumi.
1.3.5. Untuk mengetahui pengembangan Sumber Daya Alam di kabupaten
Sukabumi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 95
km dari Ibukota Propinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 km dari Ibukota Negara (Jakarta).
Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6o57’ - 7o25’ Lintang
Selatan dan 106o49’ - 107o00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.162 km2 atau
11,21 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa. Bentuk topografi
wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di
daerah selatan dan bergunung di daerah bagian utara dan tengah.
Dengan ketinggian berkisar antara 0 - 2.960 m. Dengan adanya daerah pantai dan
gunung-gunung antara lain Gunung Salak dan Gunung Gede yang masing-masing
mempunyai puncak ketinggian 2.211 m dan 2.958 m menyebabkan keadaan lereng sangat
miring (lebih besar dari 35o) meliputi 29 persen dari luas Kabupaten Sukabumi. Adapun
potensi geologis Kabupaten Sukabumi yang sudah dimanfaatkan antara lain sumber panas
bumi di daerah Gunung Salak dan Cisolok bahan tambang dan bahan galian emas perak,
batu-bara, pasir kwarsa, marmer pasir besi, bentonit, teras, batu gamping tanah liat dan lain-
lain.
Wilayah Kabupaten Sukabumi sampai akhir dengan pertengahan tahun 2013 meliputi
47 kecamatan, 5 kelurahan dan 381 desa. Saat ini ibukota Kabupaten Sukabumi berada di
Kecamatan Palabuhanratu, meskipun beberapa kantor pemerintahan masih ada yang
berdomisili di Kecamatan Cisaat, Kecamatan Cibadak bahkan di wilayah Kota Sukabumi.
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi menurut data hasil proyeksi penduduk pada tahun
2014 mencapai 2.422.133 jiwa yang terdiri dari 1.229.168 laki-laki dan 1.192.945
perempuan dengan Rasio jenis kelamin sebesar 103,04 yang berarti bahwa dalam 100
penduduk perempuan terdapat sekitar 103 laki-laki. Kepadatan penduduk Kabupaten
Sukabumi adalah sebesar 582 orang per Km2.
4
Dalam struktur perekonomian Kabupaten Sukabumi, sector pertanian masih
merupakan sektor yang paling dominan. Selain itu sektor ini masih menyerap jumlah
tenaga kerja yang besar pula. Sub sektor perkebunan di Kabupaten Sukabumi memiliki
potensi yang cukup besar, terutama perkebunan kelapa, teh, karet, cengkeh dan pala. Secara
umum areal tanaman perkebunan di Kabupaten Sukabumi masih didominasi oleh
perkebunan rakyat.
Pada tahun 2014 populasi hampir semua ternak besar mengalami peningkatan
dibanding tahun sebelumnya, walaupun tidak terlalu signifikan. Demikian juga jumlah
ternak kecil seperti kelinci dan kambing mengalami peningkatan dibanding tahun
sebelumnya. Semua jenis Unggas seperti ayam pedaging dan ayam kampung (Buras)
mengalami kenaikan populasi dibanding tahun lalu kecuali itik.
Luas kawasan hutan negara yang dikelola Perum Perhutani Unit III KPH Sukabumi
adalah sebesar 58.495,53 ha yang terdiri dari hutan produksi 57.828,10 ha dan hutan
lindung sebesar 667,43 ha. Hutan produksi terluas berada di BKPH Lengkong. Jumlah
nelayan yang menjadikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu sebagai fishing
base ada sekitar 4.072 orang dan kapal/perahu yang digunakan berjumlah 814 buah.
Meskipun gibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah nelayan dan jumlah
perahu/kapal mengalami penurunan, akan tetapi hasil ikan laut yang ditangkap mengalami
peningkatan.
2.2. Tata Ruang Kabupaten Sukabumi
4
5
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan laut Kabupaten Sukabumi tidak terlepas
dari kebijakan tata ruang di atasnya, yaitu mengacu pada kebijakan pembangunan yang
tertuang pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi. Berikut ini diuraikan
kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi yang terkait dengan pengembangan
5
wilayah pesisirnya. Rencana pengelolaan kawasan adalah rencana alokasi penggunaan
ruang yang disusun berdasarkan berbagai kondisi eksisting. Di Kabupaten Sukabumi,
rencana pengelolaan kawasan difokuskan pada 2 kawasan, yaitu kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
a) Kawasan Lindung
Kategori kawasan lindung yang terkait dengan perencanaan wilayah laut dan
pesisir di Kabupaten Sukabumi diantaranya adalah :
1) Kawasan Perlindungan Setempat
Dalam lingkup perencanaan wilayah pesisir dan laut di Kabupaten
Sukabumi, kawasan perlindungan setempat digolongkan ke dalam kawasan
sempadan pantai dan kawasan sempadan sungai.
a. Kawasan sempadan pantai. Lokasi yang termasuk dalam kawasan sempadan
pantai ini adalah di sepanjang pantai utara wilayah Kabupaten Sukabumi
yang meliputi Kecamatan Kecamatan Cisolok, Cikakak, Plabuhan Ratu,
Simpenan, Ciemas, Ciracap, Cibitung, Surade dan Kecamatan Tegalbuled.
b. Kawasan sempadan sungai. Lokasi daerah yang tercakup sebagai kawasan
sempadan sungai ini adalah daerah di sepanjang Sungai Cilatuh, Cimandiri,
dan sungai cidadap.
2) Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam dan cagar budaya dikategorikan ke dalam kriteria
kawasan pantai hutan bakau dan kawasan ruang terbuka hijau.
a. Kawasan pantai berhutan bakau. Lokasi yang termasuk kawasan pantai
berhutan bakau adalah Kecamatan Ciemas dan Ciracap.
b. Kawasan ruang terbuka. Dalam lingkup perencanaan pesisir dan laut,
wilayah yang dikategorikan sebagai kawasan ruang terbuka hijau ini
meliputi seluruh kawasan perlindungan pantai di sepanjang pesisir, terutama
di Kecamatan Ciemas.
3) Kawasan Rawan Bencana
6
Sebagai wilayah perencanaan berkarakter pesisir dan laut, maka kategori
kawasan rawan bencana digolongkan pada daerah rawan abrasi dan akresi
dapat dilakukan langkah-langkah dengan penanaman tanaman bakau
(mangrove). Kecamatan yang berpotensi terkena bahaya tsunami adalah
Kecamatan Ciracap, Tegal Buleud dan Kecamatan Plabuhan ratu.
b) Kawasan Budidaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi, penetapan kawasan ini
dititikberatkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan berbagai
kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada dengan
memperhatikan optimasi pemanfaatannya.
1) Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah. Lokasi yang sesuai
diperuntukkan sebagai kawasan ini di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi
adalah di Kecamatan Ciracap, Ciemas,Cikakak, dan Kecamatan Cisolok.
2) Kawasan Budidaya Non Pertanian
a. Kawasan Perikanan . Lokasi yang sesuai adalah di sepanjang pantai yang
terdapat di Wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi, terutama di kecamatan
Cisolok, Cikakak, Pelabuhan Ratu dan Simpenan, Kecamatan Surade,
Cibitung, dan Kecamatan Tegal Buleud
b. Kawasan Perindustrian. Lokasi bagi peruntukan kawasan ini diarahkan pada
Kecamatan simpenan
c. Kawasan Pariwisata. Lokasi bagi peruntukan kawasan ini diarahkan pada
Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kecamatan Cibitung,Ciracap, dan Kecamatan
Cisolok.
d. Kawasan Permukiman
Lokasi bagi peruntukan kawasan permukiman ini dibedakan atas:
Permukiman Kota
7
Kawasan permukiman kota mencakup wilayah pengembangan kota (untuk
ibukota Kabupaten dan IKK baik yang telah mempunyai RUTRK-RDTRK
maupun yang belum).
Permukiman Pedesaan
Kawasan ini mencakup perkampungan yang ada dan arahan bagi
perluasannya Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada tujuan
untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan
budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat
pertumbuhan.
Klasifikasi fungsi hirarki wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi sesuai dengan kriteria
penentuan hirarki diatas adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Penentuan Hirarki
Hirarki I
Kota dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan pertama dan
sebagai pusat pelayanan dengan skala pelayanan seluruh
kecamatan di wilayah pesisir kabupaten sukabumi
Hirarki II
Kota dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan kedua dan
sebagai pusat pelayanan perdesaan dengan skala palayanan di
beberapa perdesaan
Hirarki III
Kota dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan ke tiga dengan
skala pelayanan lokal serta menunjang kota dengan hirarki di
atasnya
Dilihat dari ketersediaan sarana prasarana, aksesibilitas dan mobilitas serta
sumberdaya yang ada di wilayah pesisir kabupaten sukabumi maka dapat disimpulkan
bahwa Wilayah pesisir kabupaten sukabumi terbagi menjadi 3 hirarki yang memiliki fungsi
yaitu dapat diliahat dari tabel dibawah ini:
8
Tabel 2
Penentuan Hirarki Wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi
Hirarki I
Daerah
Pelayanan
Hirarki II
Daerah
Pelayanan
Hirarki III
Fungsi
Kecamatan
Pelabuhan Ratu
dengan fungsi
pengembangan:
pariwisata,
transportasi laut
(pelabuhan), pusat
pelabuhan
perikanan
samudera dan
pusat penelitian.
Kecamatan
Cikakak
Kecamatan
Cisolok
pengembangan: sebagai pusat
pelayanan pemerintahan,
pariwisata, pusat perikanan
(moluska dan teripang).
Kecamatan
Simpenan
Kecamatan
Ciemas
pengembangan: sebagai pusat
industri pengolahan perikanan.
Kecamatan
Ciracap
Kecamatan
Surade,
Cibitung, dan
Tegal Buled
pengembangan: sebagai
kawasan lindung (hutang
mangrove), pusat pelelangan
ikan, pusat pertambangan
(mineral, bahan galian dll),
suaka alam dan cagar budaya.
Hirarki I
Kecamatan Pelabuhan Ratu memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat
pariwisata, Pusat pelabuhan perikanan samudera, pusat taransportasi laut
(pelabuhan),dan pusat penelitian dengan skala pelayanan skala regional yaitu seluruh
Kabupaten Sukabumi.
9
Hirarki II
Kecamatan Cikakak memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan pariwisata, pusat
perikanan (moluska dan teripang) wilayah pelayanan pada hirarki III yaitu
Kecamatan Cisolok.
Kecamatan Simpenan dengan fungsi sebagai pusat industri pengolahan perikanan,
dengan wilayah pelayanan pada hirarki III yaitu Kecamatan Ciemas.
Kecamatan Ciracap dengan fungsi sebagai kawasan lindung (hutang mangrove),
pusat pelelangan ikan, pusat pertambangan (mineral, bahan galian dll), suaka alam
dan cagar budaya dengan wilayah pelayanan pada hirarki III yaitu Kecamatan Surade,
Cibitung, dan Tegal Buled.
c. Sistem Transportasi
Sistem transportasi di Kabupaten Sukabumi adalah sistem angkutan jalan raya. Kelas
yang ada saat ini meliputi jalan Provinsi dan Kabupaten. Kebijakan pengembangan telah
ditetapkan untuk masa yang akan datang adalah :
1) Peningkatan jalan sebagai jalur wisata menuju lokasi pariwisata andalan
2) Peningkatan jalan sebagai jalur lintasan yang menghubungkan ke tiap-tiap
ibukota kecamatan di Kabupaten Sukabumi
3) Peningkatan jalan menuju kawasan strategis sebagai faktor pendukung
kecamatan di kawasan prioritas strategis.
4) Pengembangan jalur angkutan umum yang menghubungkan kota-kota
kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
5) Pengembangan pelabuhan Ratu sebagai pusat pelayanan dengan skala regional.
d. Sistem Jaringan Listrik dan Telekomunikasl
Untuk sarana kebutuhan listrik di Kabupaten Sukabumi didasarkan pada Standar
Pedoman Teknik Perencanaan Tata Ruang Wilayah yaitu 90 watt/jiwa/hari. Dengan
berdasarkan pada standar tersebut dan perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2012
kebutuhan listrik di Kabupaten Sukabumi mencapai 377.084.117 watt/jiwa/hari.
e. Sistem Jaringan Persampahan
10
Rencana penyediaan TPA di Kabupaten Sukabumi untuk 10 tahun
mendatang perlu mendapatkan perhatian. Pertu tidaknya pembangunan TPA baru, hal ini
akan dipertimbangkan berdasarkan jumlah timbunan sampah. Namun ada 3 hal yang
perlu diperhatikan dalam pembangunan TPA, yaitu: Sanitary Landfill, Mesin pembakaran
dengan unit kecil di tiap keturahan, dan Bio Fertilizer.
f. Sistem Drainase
Program yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan jaringan drainase adalah:
1) Peningkatan pemanfaatan jaringan drainase yang sudah ada.
2) Perbaikan untuk jaringan drainase yang mengalami kerusakan dengan
pembersihan gorong-gorong dan fasilitas pintu air, pengerukan sungai.
3) Pembangunan jaringan drainase baru untuk menampung aliran air dari air hujan
dan permukiman penduduk yang semakin meningkat.
Untuk lebih jelasnya berikut ditampilkan tabel rencana pola ruang kabupaten Sukabumi.
Tabel 3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Dirinci Menurut Luas
Sumber: www.pu.go.id
11
Keterangan :
PLB : Pertanian Lahan Basah
PLK : Pertanian LAhan Kering
Tata ruang wilayah Kabupaten Sukabumi dalam jangka panjang diproyeksikan sebagai
kawasan “paru-paru” Jawa Barat. Mengingat, 40 persen dari luas wilayah Kabupaten
Sukabumi yang mencapai 412.799,54 hektar,masih berupa lahan hutan lindung. Lahan
hutan lindung tersebut, di antaranya meliputi kawasan hutan lindung Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak (TNGHS) serta kawasan cagar alam Balai Konservasi Sumber
Daya Alam (BKSDA) yang berada di sejumlah titik. “Penataan paru-paru Jabar sudah
diamanatkan dalam tata ruang Provinsi Jabar dan pemerintah pusat (http://bappeda-
kabsmi.blogspot.co.id).
2.3. Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Sukabumi
a. Pertanian
1. Tanaman Pangan
Luas panen padi sawah mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
2013, sedangkan produksinya mengalami sedikit penurunan, hal ini kemungkinan
disebabkan karena adanya musim kemarau yang relatif lebih panjang.
Gambar 1. Grafik Produksi Padi Sawah, Jagung, Ubi Kayu dan Ubi Jalar di
Kabupaten Sukabumi Tahun 2011-2014 (Ton)
12
Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2015
Dari gambar grafik di atas, kita bisa lihat pertanian di kabupaten Sukabumi
hasil produksinya sangat tinggi sekali terutama untuk hasil pertanian padi sawah.
Posisi kedua yang memiliki produksi terbesar yaitu ubi kayu, disusul ubi jalar dan
padi lading, terkahir ditutup oleh hasil produksi jagung yang memiliki hasil
produkstivitas yang rendah. Dalam struktur perekonomian Kabupaten Sukabumi,
sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling dominan. Selain itu sektor ini
masih menyerap jumlah tenaga kerja yang besar pula. Sistem pengairan yang
dipakai di Kabupaten Sukabumi masih menggunakan sistem irigasi tadah hujan.
Sekitar 20.554 ha sistem pengairan melalui irigasi tadah hujan dan 19.019 ha
melalui sistem irigasi non PU, sisanya adalah sistem irigasi lainnya. Lahan tanah
kering di Kabupaten Sukabumi, sebagian besar digunakan untuk hutan negara yaitu
sekitar 73.728 ha, disusul tegal/kebun sekitar 70.958 ha dan perkebunan
68.460ha.Tanaman PanganLuas panen dan produksi padi sawah dan gogo
mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Untuk tanaman palawija yang
mengalami peningkatan drastis adalah tanaman ubi jalar pada luas panen dan
produksi yang dihasilkannya.Sedangkan jagung, ubi kayu, dan berbagai macam
tanaman kacang tidak mengalami perubahan yang berarti dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya.
Untuk tanaman sayuran tahun 2011produksi yang terbesar dihasilkan oleh
adalah cabe besar, buncis, ketimun, kacang panjang, tomat dantanaman
Petsai/Sawi.PerkebunanSub sektor perkebunan di Kabupaten Sukabumi memiliki
potensi yang cukup besar, terutama perkebunan kelapa, teh, pala dan cengkeh.
13
Pada tahun 2010 ini produksi tanaman perkebunan pada umumnya tetap stabil di
banding tahun lalu. Secara umum areal tanaman perkebunan di Kabupaten
Sukabumi masih didominasi oleh perkebunan rakyat.
2. Peternakan
Pada tahun 2014 populasi peningkatan dibanding tahun sebelumnya, walaupun
tidak terlalu signifikan. Demikian juga jumlah ternak kecil seperti kelinci dan
kambing mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Semua jenis
Unggas seperti ayam pedaging dan ayam kampung (Buras) mengalami kenaikan
populasi dibanding tahun lalu kecuali itik.
Gambar 2. Grafik Banyaknya Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau di
Kabupaten Sukabumi Tahun 2012-2014
Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2015
14
Berdasarkan gambar grafik diatas, ternak besar dari tahun 2012 ke tahun
2013 mengalami penurunan, terlihat dari kuantitas sapi potong, sapi perah, dan
kerbau dari tahun 2012-2013 yang turun secara signifikan. Namun dari tahun 2013-
2014 kuantitas ternak besar tidak terlihat perubahan, bahkan terlihat stagnan
perkembangannya.
b. Industri, Penggalian, dan Energi
Sektor industri pengolahan merupakan kontribusi terbesar setelah sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan, dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor, di Kabupaten Sukabumi. Pembangunan sektor industri di Kabupaten Sukabumi
diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh. Yang
pada saatnya nanti akan menjadi landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang dengan
kekuatan sendiri. Perusahaan Industri formal menurut jenis industri di Kabupaten
Sukabumi pada tahun 2014 berhasil menyerap investasi sebesar 102,39 milyar rupiah dan
menyerap sejumlah 5.695 orang tenaga kerja.
Sedangkan Industri Non formal pada tahun 2014 berhasil menyerap investasi sebesar
619,21 milyar dengan penyerapan tenagakerja sebanyak n43.661 orang tenaga kerja.
Jumlah perusahaan PMA dan PMDN sebanyak 496 perusahaan yang terdiri dari 16 PMA
dan 480 PMDN. Sektor industri merupakan area yang banyak perusahaan PMA nya
dibandingkan denga sektor lain, yaitu sejumlah 9 perusahaan PMA. Berikut adalah tabel
Jumlah Perusahaan PMA Dan PMDN Menurut Sektor Di Kabupaten Sukabumi Tahun
2014.
Tabel 4. Perusahaan PMA Dan PMDN Menurut Sektor Di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2014
15
Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2015
Dari tabel di atas, kita bisa lihat bahwa PMDN kontribusinya maish unggul disbanding
PMA. Untuk itu pemerintah mesti memeperlebar PMDN dibanding PMA itu sendiri.
Adapun untuk Hasil Penggalian, Pada tahun 2014 di Kabupaten Sukabumi adalah
antara lain : Pasir Beton, Batu Kapur, Batu Split, Batu Bronjol, Kuarsa, Tanah Liat
Merah, Zeolite, Bentolite, Pasir Besi, Pasir Pasang, dan Pasir Batu. Produksi bahan
galian terbanyak adalah pasir kuarsa sebanyak 170.125,81 ton, disusul kemudian oleh
pasir beton sebanyak 118.621 ton. Berikut adalah tabel Jumlah Produksi Pertambangan
Bahan Galian Per Bulan Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2014 (Ton).
Tabel 5. Jumlah Produksi Pertambangan Bahan Galian Per Bulan Di Kabupaten
Sukabumi Tahun 2014 (Ton).
16
Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2015
Berikut adalah gambar sebaran bahan galian di kabupaten Sukabumi
Gambar 3. sebaran bahan galian di kabupaten Sukabumi
Sumber: Bappeda.Sukabumikab.go.Id
Potensi geologi pertambangan Kabupaten Sukabumi yang teridentifikasi Hasil Kajian
Bahan Galian Gol. C dan Logam Kerjasama Distamben dengan LPM UNPAD (Tahun
2001) meliputi Mineral Logam (Besi, Timbal, Emas, Mangan, Perak, Tembaga, dan Seng),
Mineral Bukan Logam (Batugamping, Lempung, Zeolit, Fospat, Bentonit, Feldspar,
Kaolin, Batu Apung, Batu sela (Damar), Batubara Muda, Serpentin, Perlit, Dolomit,
Kalsit), serta batuan (Tras, Pasir, Sirtu, Marmer, Diabas, Gabro,Toseki, Andesit, Pasir
17
kuarsa, Obsidian, Granit, dan Rijang). Peta sebaran bahan galian unggulan non logam, dan
estimasi cadangan dapat dilihat gambar di atas.
Potensi energi yang dimiliki di Kabupaten Sukabumi meliputi Energi Panas Bumi
yang berlokasi di Gn. Halimun Salak dengan potensi 600 MW dan telah termanfaatkan
sebesar 377 MW, Cisolok dengan potensi 45 MW, Cikundul, Cibuni Cidadap, dan
Simpenan. Energi Angin, lokasi potensi sebelah Baratdaya Kabupaten Sukabumi, meliputi
wilayah Simpenan, Ciemas, Ciracap, Waluran, Jampangkulon, Surade, Kalibunder,
Cibitung, Tegalbuleud dengan kecepatan 4 – 8 m/det, secara teknis kecepatan minimal
memutar turbin sekitar 2 m/det, secara ekonomis, kapasitas daya terbangkitkan minimal
sekitar 1 MW. Energi Air, dengan potensi Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) yang
tersebar di Ubrug Warungkiara, Kabandungan, Simpenan, Lengkong, Pabuaran,
Curugkembar, Purabaya, Ciemas Cibitung, dan Cidolog. Berikut adalah gambar
pemetaannya.
Gambar. 4 Peta Sebaran Potensi Panas Bumi
Kabupaten Sukabumi
Sumber: Bappeda.Sukabumikab.go.Id
Keterangan:
18
a. Cianten - Gn.Endut
b. Kiara Beres – Gn. Salak
c. Kw Ratu – Gn. Salak
d. Awi Bengkok – Gn. Salak
e. Cisukarame
f. Cisolok
g. Jampang
Kemudian untuk jumlah pelanggan listrik dari tahun ke tahun selalu mengalami
kenaikan, begitu juga untuk tahun 2013 ini, sementara itu Kwh yang terjual tahun 2014
naik dibanding tahun 2013, sehingga berpengaruh langsung pada meningkatnya
pendapatan PLN.
Tabel 6. Penjualan KWH dan Pendapatan Per Bulan Pada PLN Cabang Sukabumi
Tahun 2014.
19
Sumber : BPS Kab. Sukabumi 2015
Berdasarkan data di atas, pendapatan terbesar untuk penjualan KWH terjadi pada bulan
desember (77.866.823.780), November (76.419.388.005), dan terakhir oktober
(73.309.883.243).
Pelanggan Air minum yang terbesar pada tahun 2014 adalah pelanggan rumah tempat
tinggal sebesar 17.825 disusul kemudian dengan niaga kecil (831) dan sosial (258). Berikut
Adalah Penjualan Kwh dan Pendapatan Per Bulan Pada PLN Cabang Sukabumi Tahun
2014.
Tabel 7. Jumlah Distribusi Air Minum Menurut Jenis Konsumen Dan Pendapatan Di
Kabupaten Sukabumi Tahun 2014
Sumber : BPS Kab. Sukabumi 2015
Tabel 8. Data Pemakaian Sumber Air PDAM Kab. Sukabumi 2014
20
Sumber : BPS Kab. Sukabumi 2015
Berdasarkan data di atas, sumber pengairan di kabupaten sukabumi yang digunakan
terbanyak yaitu dari sungai yaitu 11.073.024 M3. Disusul dengan sumber mata air
(6.065.280 M3).
2.4. Kontribusi dan Pemanfaatan Sumber Daya Terhadap Pendapatan Daerah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sukabumi pada tahun 2014 atas
dasar harga berlaku mencapai Rp 40,96 trilyun sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
tercatat sebesar Rp 35,25 trilyun. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDRB atas
dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 3 trilliun atau meningkat sebesar 8,04
persen dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan PDRB atas dasar harga konstan yang
mengalami kenaikan sebesar Rp 2 trilyun atau meningkat sebesar 5,48 persen dari tahun
sebelumnya.
Tabel 9. PDRB Kabupaten Sukabumi
Tahun 2010-2014 (Triliyun Rp.)
Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2015
21
Tingkat perkembangan perekonomian Kabupaten Sukabumi sejak tahun 2010 hingga
tahun 2014 terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun
2010 tercatat sebesar Rp 28,60 trilyun dan meningkat hingga Rp 12,37 trilyun di tahun
2014. Begitu pula dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami
peningkatan hingga sebesar Rp 35,25 trilyun di tahun 2014, pertumbuhan ini meskipun
tidak terlalu tinggi namun relatif cukup baik.
Total nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok primer pada
tahun 2014 mencapai Rp 10,71 trilyun atau meningkat sebesar 6,82 persen dibanding tahun
2010. Adapun kelompok sektor sekunder dan kelompok tersier masingmasing
menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 9,08 trilyun dan Rp 15,45 trilyun, atau
mengalami kenaikan masing-masing sebesar 22,14 persen dan 25,28 persen dibanding
tahun 2010 . Sama halnya dengan kelompok primer, pada kelompok sekunder kenaikan
nilai tambah bruto masih lebih rendah dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya,
namun sebaliknya pada kelompok tersier yang mampu tumbuh pesat pada tahun ini hingga
ini jauh lebih tinggi disbanding kenaikan tahun sebelumnya, dimana kedua kelompok
sektor ini hanya mampu tumbuh tinggi.
Tabel 10. PDRB Kabupaten Sukabumi
Atas Dasar Harga Berlakun dan Konstan
Tahun 2010 dan 2014 (Juta Rupiah)
22
Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2015
Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan, dimana faktor inflasi harga sudah
ditiadakan, nilai tambah bruto kelompok primer pada tahun 2010 sama dengan NTB harga
berlaku. Hal ini dikarenakan tahun 2010 dijadikan tahun dasar. Pada tahun 2014 NTB
kelompok primer yaitu sebesar Rp. 12,88 trilyun merupakan kedua diantara 3 kelompok.
Adapun tertinggi terdapat pada kelompok Tersier yaitu sebesar Rp. 17,84 trilyun.
Sedangkan kelompok Sekunder sebesar Rp. 10,25 trilyun.
Selama periode 2010-2014, struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kabupaten
Sukabumi telah bergeser dari kelompok lapangan usaha sekunder ke kelompok lapangan
usaha tersier yang terlihat dari besarnya kenaikan/penurunan peranan masing-masing
kelompok lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sukabumi. Pada
tahun 2014, kelompok lapangan usaha tersier memberikan sumbangan paling besar 43,54
persen yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 40,37 persen.
Kelompok lapangan usaha primer dan sekunder memberikan sumbangan masingmasing
sebesar 31,40 persen dan 25,03 persen. Kelompok lapangan usaha primer mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2010 yang menyumbang sebesar 34,89 persen
sedangkan kelompok sekunder sebesar 24,74 persen.
Gambar. 5 Peranan Kelompok Sektor Ekonomi
Kabupaten Sukabumi Tahun 2014
(Persen)
23
Sumber: BSP Kab. Sukabumi 2015
Pada tahun 2014 kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sukabumi adalah
kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi sebesar 23,35
persen. Kontributor terbesar kedua adalah kategori perdagangan besar & eceran dengan
konstribusi sebesar 20,30 persen. Sedangkan contributor ketiga adalah kategori Industri
Pengolahan yaitu sebesar 14,92 persen.
2.5. Pengembangan Sumber Daya Alam di kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi merupakan pemasok utama hasil pertanian ke kawasan Jakarta
dan sekitarnya. Selain sebagai produsen beras, Sukabumi juga menghasilkan banyak
produk hortikultura, daging, dan juga ikan. Sebagai kabupaten terluas di pulau jawa,
Sukabumi memiliki sumber daya yang lengkap seperti gunung, hutan, laut, sungai, dan
pantai. Adanya kelengkapan sumber daya alam ini membuat Sukabumi memiliki potensi
yang beragam untuk dikembangkan. Salah satu potensi yang ada adalah bidang pertanian,
dan lebih khusus lagi adalah hortikultura.
a. Buah-Buahan
Komoditas buah-buahan unggulan yang berada di Kabupaten Sukabumi adalah
manggis, pisang, durian, sirsak, papaya calina, semangka, buah naga, dan nanas. Sentra
penanaman buah manggis berada di kawasan CIGUCI (Cicantayan, Gunung guruh, CI
kembar). Adanya ekstensifikasi pada tahun 2013 membuat kebun manggis kini seluas 685
Ha. Pasar utama manggis SUkabumi adalah Cina. Tetapi ada juga yang diekspor ke
24
Australia, Selandia Baru, Timur Tengah, Hongkong, dan Eropa. Di dalam negeri, manggis
digunakan sebagai buah meja atau juga digunakan sebagai bahan obat.
Produksi pisang di Sukabumi mencapai 500 ton/hari. Produksi tersebut dapat dicapai
karena dilakukan secara intensif di 47 Kecamatan. Jenis pisang yang banyak diusahakan
adalah ambon, tanduk, raja, dan kepok. Sentra buah durian berada di Kecamatan Cikakak,
Cikidang, dan Ciemis. Di Cikakak, ada beberapa varietas lokal yang berpotensi menjadi
varietas unggul nasional. Durian Gandaria adalah salah satu varietas lokal yang harganya
dua kali lipat harga durian montong.
Sentra Sirsak Ratu di kecamatan Pelabuahanratu. Sirsak Ratu memiliki rasa manis,
daging buah kering, dan pulen. Sentra Semangka adalah wilayah Sukabumi Selatan yaitu
Kecamatan CIracap dan Surade. Pada musim tanam luasnya dapat mencapai 200 Ha.
Musim panen raya terjadi pada bulan Oktober. Sentra penanaman papaya calina adalah
kecamatan Bantargadung dan Ngarak. Luas kebun papaya mencapai 20 Ha.
b. Sayuran
Sayuran unggulan adalah cabai, tomat, sawi putih, caisim, bawang daun, bawang
merah, labu siam, jagung manis, dan jagung semi. Wilayah utara pengembang sayuran
datarn tinggi adalah Kecamatan Kadudampit, Sukaraja, Goalpara, Gegerbitung,
kabandungan, dan Sukalarang. Luas tanaman cabai dan tomat mencapai 1200 Ha.
c. Biofarmaka
Tumbuhan obat yang menjadi unggulan di Sukabumi adalah temulawak, jahe, kunir,
kencur, dengan sentra di Kecamatan Ngarak 40 Ha, Ciemas 30 Ha, dan Cidolog 30 Ha.
Potensi ini mencapai 100 Ha.
d. Tanaman Hias
Kawasan yang banyak dikembangkan adalah Sukabumi utara yang merupakan dataran
tinggi yang berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Salak. Agroklimat yang sesuai
berpotensi untuk pengembangan tanaman hias. Daerah penghasil tanaman hias adalah
Kecamatan SUkabumi, Sukaraja, Cidahu, dan Cicurug. Komoditas unggulan adalah
Draceana 5Ha, krisan 20Ha, sedap malam 5Ha, gladiol, dan garbera. Data dilansir dari
(http://www.anakagronomy.com)
25
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 95
km dari Ibukota Propinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 km dari Ibukota Negara (Jakarta).
Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6o57’ - 7o25’ Lintang
Selatan dan 106o49’ - 107o00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.162 km2 atau
11,21 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa. Wilayah
Kabupaten Sukabumi sampai akhir dengan pertengahan tahun 2013 memiliki 47
kecamatan, 5 kelurahan dan 381 desa.
Dalam struktur perekonomian Kabupaten Sukabumi, sector pertanian masih
merupakan sektor yang paling dominan. Selain itu sektor ini masih menyerap jumlah
tenaga kerja yang besar pula. Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi menurut data hasil
proyeksi penduduk pada tahun 2014 mencapai 2.422.133 jiwa yang terdiri dari 1.229.168
laki-laki dan 1.192.945 perempuan dengan Rasio jenis kelamin sebesar 103,04 yang berarti
bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 103 laki-laki.
Tata ruang wilayah Kabupaten Sukabumi dalam jangka panjang diproyeksikan sebagai
kawasan “paru-paru” Jawa Barat. Mengingat, 40 persen dari luas wilayah Kabupaten
Sukabumi yang mencapai 412.799,54 hektar,masih berupa lahan hutan lindung. Lahan
hutan lindung tersebut, di antaranya meliputi kawasan hutan lindung Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak (TNGHS) serta kawasan cagar alam Balai Konservasi Sumber
Daya Alam (BKSDA) yang berada di sejumlah titik.
26
Sumber daya alam yang meliputi luas panen padi sawah mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2013, sedangkan produksinya mengalami sedikit penurunan,
hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya musim kemarau yang relatif lebih panjang.
Demikian juga jumlah ternak kecil seperti kelinci dan kambing mengalami peningkatan
dibanding tahun sebelumnya. Sektor industri pengolahan merupakan kontribusi terbesar
setelah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, dan perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor di Kabupaten Sukabumi. Pembangunan sektor industri di
Kabupaten Sukabumi diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang
seimbang dan kokoh. Yang pada saatnya nanti akan menjadi landasan yang kuat untuk
tumbuh dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
Perusahaan Industri formal menurut jenis industri di Kabupaten Sukabumi pada tahun
2014 berhasil menyerap investasi sebesar 102,39 milyar rupiah dan menyerap sejumlah
5.695 orang tenaga kerja. Sedangkan Industri Non formal pada tahun 2014 berhasil
menyerap investasi sebesar 619,21 milyar dengan penyerapan tenagakerja sebanyak
n43.661 orang tenaga kerja. Jumlah perusahaan PMA dan PMDN sebanyak 496 perusahaan
yang terdiri dari 16 PMA dan 480 PMDN. Sektor industri merupakan area yang banyak
perusahaan PMA nya dibandingkan denga sektor lain, yaitu sejumlah 9 perusahaan PMA.
Adapun untuk Hasil Penggalian, Pada tahun 2014 di Kabupaten Sukabumi adalah
antara lain : Pasir Beton, Batu Kapur, Batu Split, Batu Bronjol, Kuarsa, Tanah Liat Merah,
Zeolite, Bentolite, Pasir Besi, Pasir Pasang, dan Pasir Batu. Produksi bahan galian
terbanyak adalah pasir kuarsa sebanyak 170.125,81 ton, disusul kemudian oleh pasir beton
sebanyak 118.621 ton. Kemudian untuk jumlah pelanggan listrik dari tahun ke tahun selalu
mengalami kenaikan, begitu juga untuk tahun 2013 ini, sementara itu Kwh yang terjual
tahun 2014 naik dibanding tahun 2013, sehingga berpengaruh langsung pada meningkatnya
pendapatan PLN. Pelanggan Air minum yang terbesar pada tahun 2014 adalah pelanggan
rumah tempat tinggal sebesar 17.825 disusul kemudian dengan niaga kecil (831) dan sosial
(258).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sukabumi pada tahun 2014 atas
dasar harga berlaku mencapai Rp 40,96 trilyun sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
27
tercatat sebesar Rp 35,25 trilyun. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDRB atas
dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 3 trilliun atau meningkat sebesar 8,04
persen dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan PDRB atas dasar harga konstan yang
mengalami kenaikan sebesar Rp 2 trilyun atau meningkat sebesar 5,48 persen dari tahun
sebelumnya.
Selama periode 2010-2014, struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kabupaten
Sukabumi telah bergeser dari kelompok lapangan usaha sekunder ke kelompok lapangan
usaha tersier yang terlihat dari besarnya kenaikan/penurunan peranan masing-masing
kelompok lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sukabumi. Pada
tahun 2014, kelompok lapangan usaha tersier memberikan sumbangan paling besar 43,54
persen yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 40,37 persen.
Kelompok lapangan usaha primer dan sekunder memberikan sumbangan masing-masing
sebesar 31,40 persen dan 25,03 persen. Kelompok lapangan usaha primer mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2010 yang menyumbang sebesar 34,89 persen
sedangkan kelompok sekunder sebesar 24,74 persen.
Dalam pengembangan sumber daya alam, kabupaten Sukabumi merupakan pemasok
utama hasil pertanian ke kawasan Jakarta dan sekitarnya. Selain sebagai produsen beras,
Sukabumi juga menghasilkan banyak produk hortikultura, daging, dan juga ikan. Sebagai
kabupaten terluas di pulau jawa, Sukabumi memiliki sumber daya yang lengkap seperti
gunung, hutan, laut, sungai, dan pantai. Adanya kelengkapan sumber daya alam ini
membuat Sukabumi memiliki potensi yang beragam untuk dikembangkan. Salah satu
potensi yang ada adalah bidang pertanian, dan lebih khusus lagi adalah hortikultura.
3.2. Saran
Melihat begitu banyaknya potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh kabupaten
sukabumi, baik dari segi pertanian, perikanan, perkebunan, pertambangan, dsb, maka
pemerintah kabupaten sukabumi harus terus meningkatkan pengoptimalan sumber daya
alam yang ada. Hal ini guna meningkatkan pendapatan daerah regional bruto kabupaten
28
sukabumi itu sendiri. Untuk itu mulai dari peningkatan sarana dan prasaran yang
menunjang harus diperhatikan, guna pengoptimalan sumber daa yang ada dapat
dimanfaatkan sepenuhnya. Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia pun perlu
dilakukan, sebab dengan sumber daya manusa yang berkualitas maka dalam penggalian
sumber daya alam yang belum terekspos akan mudah ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. (2013). Hasil Sensus Pertanian Tahun 2013.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. (2015). Kabupaten Sukabumi dalam Angka
2015 . Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. (2015). Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Aceh Tahun 2015. Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi. (2015). Produk Unggulan Peternakan Kabupaten
Sukabumi. Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Aceh. (2013). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sukabumi 2012-2032. Pemerintah Provinsi kabupaten sukabumi.Badan
Pembangunan Daeah Kabupaten Sukabumi. (2015). Gambaran Umum Dan
Pencapaian Daerah. Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Hidayat, Meftah Arief. (2013). Potensi Dan Pengembangan Horticultural. [Online].
Diakses pada http://www.anakagronomy.com /2013/10/potensi-dan-pengembangan-
hortikultura.html
Situs Resmi Kabupaten Sukabumi. (2014). Potensi Pertanian Kabupaten Sukabumi.
Pemerintah kabupaten sukabumi
29