22
MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MEMAHAMI KONSEP HERE Model Pembelajaran TANDUR Berbasis e-Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Memahami Konsep Hereditas di Kelas XII SMAN Plus Provinsi Riau Abstrak Guru selalu terjebak pada pembelajaran yang kadang membosankan siswa, guru juga tidak begitu menghiraukan/peduli apakah siswanya telah atau belum memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Pada umumnya guru masih berpendapat bahwa mengajar itu suatu kegiatan menjelaskan dan menyampaikan informasi tentang konsep-konsep, Tidak heran di kelas terlihat partisipasi siswa dalam pembelajaran begitu rendah, siswa tidak aktif dan sulit untuk diajak berdiskusi. Sebagai alat untuk mengumpulkan data, digunakan lembar observasi siswa untuk mengukur aktifitas siswa berdasarkan indikator aktifitas yang akan diamati, tes, angket. Tindakan dilakukan dengan menerapkan langkah pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning yaitu, Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasi, Ulangi, Rayakan dengan pemanfaatan internet. Hasil dari tindakan menunjukkan aktifitas siswa pembelajaran sebelumnya, mengamati 62,5% meningkat 87,5%, membaca 46,88%, melihat gambar 81,25% meningkat menjadi 93,75%, bertanya 25% menjadi 46,88%, berdiskusi 84,38% menjadi 93,75%, mendengarkan 62,5% menjadi 96,87% dan menulis 31,25% menjadi 56,25%.

Quantum Learning

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Quantum learning

Citation preview

Page 1: Quantum Learning

MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MEMAHAMI KONSEP HERE

Model Pembelajaran TANDUR Berbasis e-Learning Untuk

Meningkatkan Aktivitas Siswa Memahami Konsep

Hereditas di Kelas XII SMAN Plus Provinsi Riau 

Abstrak

Guru selalu terjebak pada pembelajaran yang kadang membosankan siswa, guru

juga tidak begitu menghiraukan/peduli apakah siswanya telah atau belum

memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Pada umumnya guru masih

berpendapat bahwa mengajar itu suatu kegiatan menjelaskan dan menyampaikan informasi

tentang konsep-konsep, Tidak heran di kelas terlihat partisipasi siswa dalam pembelajaran

begitu rendah, siswa tidak aktif dan sulit untuk diajak berdiskusi.

Sebagai alat untuk mengumpulkan data, digunakan lembar observasi siswa untuk

mengukur aktifitas siswa berdasarkan indikator aktifitas yang akan diamati, tes, angket.

Tindakan dilakukan dengan menerapkan langkah pembelajaran TANDUR berbasis e-

Learning yaitu, Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasi, Ulangi, Rayakan dengan

pemanfaatan internet. Hasil dari tindakan menunjukkan aktifitas siswa pembelajaran

sebelumnya, mengamati 62,5% meningkat 87,5%, membaca 46,88%, melihat gambar 81,25%

meningkat menjadi 93,75%, bertanya 25% menjadi 46,88%, berdiskusi 84,38% menjadi

93,75%, mendengarkan 62,5% menjadi 96,87% dan menulis 31,25% menjadi 56,25%.

Pendekatan Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning menjadikan siswa lebih

bersemangat dalam belajar, lebih berkonsentrasi pada materi, membuat daya pikir siswa lebih

berkembang, suasana belajar lebih nyaman, siswa lebih dapat memahami materi pelajaran,

siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif. Pendekatan

Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning hanya dapat dilaksanakan pada sekolah yang

memiliki fasilitas internet dan jumlah komputer yang cukup.

Kata Kunci : Pembelajaran TANDUR, Aktifitas, e-Learning, Hereditas.

 

Page 2: Quantum Learning

A.     Latar Belakang

Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk

mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.

Dalam kurikulum tingkat satuan juga dijelaskan salah satu tujuan pelajaran biologi

adalah, mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya

dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.

Pada kenyataan guru selalu terjebak pada pembelajaran yang kadang membosankan

siswa, guru tidak begitu menghiraukan/peduli apakah siswanya telah atau

belum memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Sejauh mana

siswa telah mengerti (understanding) dan tidak hanya sekedar tahu

(knowing), tentang konsep IPA yang sudah disampaikan dalam proses

pembelajaran? Pada umumnya guru masih berpendapat bahwa mengajar itu suatu

kegiatan menjelaskan dan menyampaikan informasi tentang konsep-konsep. Jika

penyampaian informasi telah dilakukan berarti kegiatan mengajar telah selesai. Tidak heran

dikelas terlihat partisipasi siswa dalam pembelajaran begitu rendah, siswa tidak aktif dan sulit

untuk diajak berdiskusi, sebagian siswa kadang mendapat nilai dibawah Kriteria Kompetensi

Minimal, apalagi jam pelajaran biologi pada akhir pelajaran.

Standar Kompetensi Hereditas materinya banyak mengunakan konsep kimia, media

belajar agak terbatas, dan materi ini hanya dipelajari dikelas XII. Media untuk mengajar

materi Hereditas (DNA, RNA) hanya menggunakan gambar, penggunaan media ini kurang

melibatkan siswa untuk ikut terlibat lebih banyak dalam pembelajaran, siswa tidak dalam

situasi untuk menemukan. Padahal, yang kita ketahui pembelajaran IPA sebaiknya lebih

banyak melibat siswa, lebih banyak melibatkan siswa maka akan membantu siswa

mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan lainnya, seperti mengajukan

pertanyaan dan menemukan (mencari) yang berawal dari keingintahuan mereka.

Page 3: Quantum Learning

Untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran, maka penulis mencari solusinya dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning untuk meningkat

kompetensi siswa. Pendekatan pembelajaran TANDUR merupakan salah satu model

Quantum Learning yang dikenalkan Bobbi Deporter seorang guru AS yang menggambarkan

suasana belajar yang menyenangkan, penuh dengan kegembiraan, kegairahan, antusiasme

siswa. Sebagai media untuk aktualisasi materi genetik, penulis menerapkan e-learning,

dengan harapan materi ini lebih kontekstual dan nyata.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis

merumuskan masalah yang akan dilakukan penelitian tindakan kelas, apakah dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran TANDUR yang berbasis e-learning dapat

meningkatkan aktifitas siswa pada standar kompetensi Memahami konsep dasar dan prinsip-

prinsip hereditas dikelas XII SMA Negeri Plus Provinsi Riau.

C.     Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

2. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengajaran di dalam kelas.

3. Untuk meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di

kelas secara berkesinambungan.

 

D.    Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini antara lain :

1. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

2. Dapat mendorong siswa untuk memahami konsep dengan benar.

3. Dapat menstimulasikan fenomena yang tidak dapat diamati secara langsung karena

keterbatasan dalam mempelajari konsep Hereditas.

Page 4: Quantum Learning

4. Dapat menumbuhkan budaya meneliti agar lebih proaktif mencari solusi terhadap

permasalahan pembelajaran.

 

Kajian Teoritis

A.     Aktifitas Belajar Siswa

Pengertian prinsip aktifitas di atas menjelaskan kepada kita bahwa, belajar melibatkan

aktivitas sistem saraf seperti melihat, mendengar, perasaan senang dan sistem fisik atau

aktivitas motorik. Artinya aktifitas-aktifitas itu adalah bagian dari proses belajar.

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi

pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktifan (Dave

Meier,2002)

Prinsip Learning by doing dari John Dewey (1858-1952), yaitu bahwa siswa perlu terlibat

dan partisipasi secara spontan. Keinginan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya

mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses pembelajaran. Guru berperan

untuk menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar, dengan peran serta siswa dan guru

dalam pembelajaran aktif akan meneciptakan suatu pengalaman yang bermakna, sehingga

dapat membentuk “siswa sebagai manusia seutuhnya”. (Martinis Yamin,2007:82).

Menurut Gagne dan Briggs (1979) seperti yang dijelaskan Martinis Yamin,2007:84, ada 9

aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran :

1.      Memberikan motivasi atau menarik minat siswa, sehingga mereka berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

2.      Menjelaskan tujuan pelajaran kepada siswa.

3.      Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4.      Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep) yang akan dipelajari.

5.      Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya

Page 5: Quantum Learning

6.      Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

7.      Memberikan umpan balik.

8.      Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa

selalu terpantau dan terukur.

9.      menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Menurut Paul D.Dierich seperti Martinis Yamin(2007:83), aktifitas siswa dapat

dikelompokkan :

1.      Kegiatan Visual: membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demontrasi,

pameran dan mengamati orang lain bekerja.

2.      Kegiatan Lisan (oral): mengemukakan fakta, menghubungkan suatu tujuan,

mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,

diskusi dan instrupsi.

3.      Kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan,

diskusi.

4.      Kegiatan menulis: menulis cerita, menulis, laporan, membuat rangkuman,

mengerjakan tes.

5.      Kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola.

6.      Kegiatan metrik, melakukan percobaan, memilih alat-alat

7.      Kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis

faktor, melihat hubungan dan membuat keputusan.

8.      Kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan

bakat yang dimilikinya, berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari (Martinis Yamin.2007:77) 

Page 6: Quantum Learning

B.     Konsep TANDUR Sebagai Model Pembelajaran

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang

memperlihatkan pola pembelajaran tertentu yang dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan

guru-siswa, sumber belajar yang digunakan dalam mewujudkan kondisi atau sistem

lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa (PPPG IPA, 1992).

Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau langkah-langkah yang akan diterapkan

dalam pembelajaran. Sintaks. Langkah pelaksanan model pembelajaran TANDUR sebagai

berikut,

T : Tumbuhkan, menumbuhkan minat belajar siswa yaitu menjalin interaksi dengan siswa

dan menyakinkan mereka mengapa harus mempelajari materi ini. menumbuhkan minat

belajar siswa yaitu dengan menjalin interaksi dengan siswa dan menyakinkan mereka

mengapa harus mempelajari materi ini. menumbuhkan minat belajar siswa yaitu dengan

menjalin interaksi dengan siswa dan menyakinkan mereka mengapa harus mempelajari

materi ini. Menurut Uzer Usman (1995) untuk menumbuhkan minat dan perhatian siswa

dapat dilakukan,

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Menyampaikan aplikasi dan kegunaan dari bahan yang akan dipelajari, siswa

memahami manfaat materi.

c. Mengaitkan materi yang akan diajarkaan dengan apa yang telah diketahui siswa.

d. Mengadakan kompetisi antar siswa, misal dengan membagi kelompok, tiap kelompok

diberi tugas, kemudian mempresentasikannya.

e. Menggunakan media yang relevan

f. Menciptakan lingkungan fisik, emosional dan sosial yang kondusif, misalnya cara

penyusunan kursi, menciptakan kondisi yang harmonis antara siswa.

A = Alami

Konsep-konsep yang abstrak disajikan menjadi nyata, maka guru perlu membuat siswa

mengalami langsung hal-hal yang dipelajari. Untuk melaksanakan langkah ini guru

memanfaatkan internet.

Page 7: Quantum Learning

N = Namai, ketika minat dan perhatian telah tumbuh dan berbagai pertanyaan muncul dalam

pikiran siswa, maka pada saat itu guru memberi informasi atau konsep yang diinginkan, di

sini disebut dengan langkah penamaan. Dengan langkah penamaan ini diharapkan akan

menjawab tuntas keraguan dan berbagai pertanyaan ketika masih pada tahap mengalami.

D = Demontrasikan, saat siswa belajar sesuatu yang baru dan mereka diberi pengalaman dan

ditunjukkan konsep yang benar (Penamaan) dan diberi kesempatan untuk berbuat

(Demontrasi).

U = Ulangi, memperoleh pengetahuan hanya dengan jalan mengalami satu kali saja atau

diingat setengah-setengah jelas akan mudah sekali terlupakan dan bahkan tidak akan menetap

dalam ingatan siswa, sebaliknya pengetahuan dan pengalaman yang sering diulang-ulang

akan menjadi pengetahuan yang tetap dan dapat digunakan kapan saja. (Tim Didaktik

Metodik IKIP Surabaya, 1976).

R = Rayakan, ekspresi kelompok yang telah berhasil, misalnya dengan bertepuk tangan atau

bernyanyi.

Langkah-langkah model pembelajaran

Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

T =Tumbuhkan 1.Menyampaikan tujuan

pembelajaran

2. Memberitahu manfaat materi

untuk siswa

3. Mengaitkan dengan dunia nyata

4. Mengadakan kompetisi

5. Menggunakan media ICT

6. Mengajukan berbagai pertanyaan

dan masalah

7. menciptakan lingkungan fisik dan

emosional

 

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Mengerjakan tugas

3.Saling berkompetisi secara sehat.

Page 8: Quantum Learning

A = Alami 1. mengajak siswa terlibat dalam

pembelajaran

2. Menciptakan keterlibatan pikiran

dan fisik dan mental siswa.

1.Mengerjakan tugas

2 Mengamati media ICT

3. Menjawab pertanyaan

4. Membuat kesimpulan

5. Berdiskusi kelompok

N = Namai Menyajikan materi dengan

menggunakan perangkat ICT

Memperhatikan, bertanya,

menjawab pertanyaan guru dan

mencatat

D = Demontrasikan 1. memperlihatkan model DNA

dengan ICT

2. memperlihatkan struktur DNA

dan RNA.

1. berlatih menyelesaikan

pertanyaan, menyelesaikan tugas

2. Menampilkan hasil kerja

kelompok

3. mengungkapkan berbagai saran

dan pendapat.

U = Ulangi 1. mengulang kembali konsep dan

umpat balik

1. mengungkapkan pendapat

berdasarkan hasil pengamatan dan

pengalaman belajar.

2. membuat kesimpulan dengan

kata-kata sendiri

R = rayakan 1. Memberi dukungan dan

pengakuan untuk setiap usaha siswa

2. Memberikan reward kepada

kelompok

1. Memberikan ekspresi atas

keberhasilan kelompok

C.     Pembelajaran Dengan e-Learning

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi

informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa

yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera terwujud.

Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning. Beragam istilah dan

batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar pendidikan. Secara

sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan

teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi

Page 9: Quantum Learning

(internet, intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama

dalam penyampaian materi bagi interaksi guru dan siswa.

Kemudahan melaksanakan pembelajaran berbasis e-learning :

1. Materi pelajaran akan lebih mudah disampaikan kepada siswa.

2. Alat-alat / bahan pratikum yang tidak ada di Laboratorium dapat diatasi dengan

pembelajaran TIK dengan memanfaatkan internet. Keterbatasan virtual Laboratorium

akan dapat diminimalisasikan.

3. Dapat membuat media pelajaran jadi lebih menarik, sehingga materi yang sulit untuk

dijelaskan dapat dibuat lebih konkrit. Contoh: pelajaran fisika mempelajari

momentum, biologi menjelaskan mekanisme gerak otot, dan banyak contoh lainnya.

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Oleh karena itu, penulis berhipotesis dengan menerapkan pendekatan pembelajaran

TANDUR yang berbasis e-Learning Standar Kompetensi, Memahami konsep dasar dan

prinsip-prinsip hereditas dapat meningkat aktifitas siswa di kelas XII SMA Negeri Plus

Provinsi Riau.

 HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus 1

Pelaksanaan pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning pada siklus pertama,

pertemuan pertama tidak lancar, karena internet sulit untuk dikoneksi. Setelah dipelajari

ternyata hal ini disebabkan karena kemampuan internet disekolah terbatas, jumlah komputer

yang on-line tidak sesuai dengan kemampuan Internet di sekolah.

Guru pada awalnya membagi kelas atas 16 kelompok tiap kelompok terdiri dari 2

orang, artinya ada tersedia 16 komputer yang akan on-line, Disamping itu ternyata ada juga

kelas lain yang juga menggunakan Internet, keadaan seperti ini menyebabkan masalah untuk

koneksi Internet.

Page 10: Quantum Learning

Untuk mengatasi hal tersebut guru melebur beberapa kelompok, sehingga jumlah

kelompok menjadi lebih sedikit , menjadi 8 kelompok tiap kelompok terdiri dari 3 orang dan

ada 4 orang.

Kegiatan awal dari pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning dimulai dengan

terlebih dahulu guru mengkondisikan kelas, melihat kelengkapan siswa (laptop), kesiapan

Internet . Setelah semuanya tersedia, guru melaksanakan langkah pertama model

pembelajaran TANDUR, yaitu Tumbuhkan dengan cara menyuruh siswa mengidentifikasi

ciri yang mereka miliki yang mirip dengan orang tua mereka. Guru menyediakan waktu 5

menit, setelah itu guru memberikan kesempatan kepada beberapa orang siswa untuk

menyebutkan hasil identifikasi mereka, setelah itu guru kembali menanyakan “Apa yang

bertanggungjawab mewariskan sifat tersebut?

Langkah berikutnya Alami, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian

dilanjutkan pembelajaran e-learning, dimana siswa terlibat untuk menyelesaikan kompetensi

yang dituntut dalam tujuan pembelajaran. Langkah kedua ini memerlukan waktu lebih lama

(25 menit – 40 menit). Langkah berikutnya Namai , guru bersama siswa mendiskusikan hasil

temuan mereka.

Selama kegiatan ini berlangsung dilakukan pengamatan aktifitas siswa yang dapat

diamati seperti, Visual (membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demontrasi,

pameran dan mengamati orang lain bekerja), Lisan (oral): ( mengajukan suatu pertanyaan,

memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi), mendengarkan, menulis.

Pertemuan berikutnya tiap kelompok menyiapkan hasil temuan mereka dan

menampilkannya dalam suatu laporan sesuai dengan TP (tujuan pembelajaran) yang telah

ditetapkan. Langkah berikutnya Demontrasikan yaitu dengan cara siswa menjelaskan hasil

temuan mereka secara klasikal, setelah itu untuk lebih mempertegas konsep guru dan siswa

kembali menjelaskannya lalu bersama siswa pula mengambil kesimpulan dari pelajaran,

langkah ini dinamakan Ulangi. Sebagai kegiatan penutup dari pelaksanaan model

pembelajaran ini adalah Rayakan yaitu dengan cara memberi penghargaan kepada kelompok

yang telah menyelesaikan tugas dan tampil dengan baik, Penghargaan tersebut dapat berupa

tepuk tangan dan guru menyediakan makanan ringan (permen) sebagai bentuk penghargaan

terhadap kelompok yang telah bekerja dengan baik.

Page 11: Quantum Learning

Refleksi

Pelaksanaan siklus pertama perlu adanya perbaikan-perbaikan diantaranya:

1. Pengelompokkan siswa, yang semula satu kelompok terdiri dari 2 orang, diganti menjadi

3-4 orang agar penggunaan internet jadi lebih efektif. 2. Penggunaan

waktu pembelajaran yang dalam melaksanakan model pembelajaran TANDUR harus

diperhatikan guru, sebab pembelajaran ini menggunakan internet, siswa perlu diawasi,

mereka terlalu asyik menyelesaikan tugas dan cenderung untuk mencari/ menemukan

gambar, konsep lebih dari yang telah ditetapkan.

3.Kegiatan pengamatan/observasi Dalam siklus pertama ini tampak beberapa perubahan

yang dialami siswa, mereka menunjukkan antusias yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran

ini.

4. Pelajaran biologi pada jam terakhir tidak membuat siswa mengantuk, mereka dengan

penuh semangat berusaha menemukan dan mencari materi yang sudah ditugaskan guru pada

tiap kelompok.

Tabel 1 : Hasil Observasi Aktifitas Siswa

Aktifitas Siswa Persentase Ket

 

Visual

Mengamati /seaching 20 orang (62,5%)  

Membaca 15 orang (46,88%)  

Melihat gambar 26 orang ( 81,25%)  

Lisan (oral) Bertanya 8 orang ( 25 %)  

Berdiskusi 27 orang ( 84,38%)  

Mendengarkan   20 orang ( 62,5%)  

Menulis   10 orang ( 31,25%)  

 

Selama pembelajaran ini berlangsung hanya 2 orang siswa yang kelihatannya

mengantuk, artinya ada 6, 25% siswa yang tidak menunjukkan aktifitas. Secara keseluruhan

30 orang siswa atau 93,8% dari seluruh siswa di kelas melakukan aktifitas. Motivasi belajar

Page 12: Quantum Learning

siswa menjadi lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya, partisipasi siswa juga

menunjukkan peningkatan.

Hasil temuan siswa diinternet menunjukkan tingkat variasi yang tinggi, mereka

berusaha menemukan materi yang lebih baik. Tiap kelompok bukan saja menemukan

gambar-gambar dan konsep yang berhubungan dengan Hereditas, malah mereka menemukan

animation yang dapat menjelaskan konsep substansi hereditas menjadi lebih nyata.

Pada siklus 1 pertemuan ke 2, dimana tiap kelompok melakukan presentasi di depan

kelas (Demontrasikan) sesuai dengan hasil temuan mereka. Ada beberapa kelemahan dalam

menerapkan ini antara lain yaitu, tiap kelompok memang menemukan gambar dan konsep,

tapi mereka kadang kurang menguasai beberapa konsep. Begitu juga pada penampilan

kelompok, diantaranya beberapa siswa tidak memperhatikan, kemudian siswa terlalu asyik

menggunakan Laptop sehingga aktivitas mendengarkankan menjadi kurang.

Kelemahan pelaksanaan siklus 1 akan diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu pada

langkah Demontrasi tidak lagi kelompok yang menjelaskan, tapi guru dan siswa yang

melakukan langkah Demontrasi dengan memanfaatkan salah satu hasil kerja kelompok.

Siklus II

Kelemahan pada siklus I diperbaiki pada siklus ke 2 ini yaitu jumlah kelompok yang

terlalu banyak, ternyata berpengaruh pada kecepatan mengkoneksikan internet. Untuk itu

dalam melaksanakan pembelajaran ini perlu dipertimbangkan kemampuan internet di

sekolah.

Pelaksanaan tindakan pada siklus ke 2 ini tidak banyak mengalami perbaikan. Langkah-

langkah pembelajaran TANDUR yang diterapkan sesuai dengan rencana yang ada di RPP

(Rancana Pelaksanaan Pembelajaran).

Langkah Demontrasikan yang pada siklus 1 dilakukan siswa, pada siklus 2 ini

dilakukan guru, karena ada beberapa konsep yang perlu mendapat penjelasan guru.

Refleksi

Page 13: Quantum Learning

Hasil tindakan siklus ke 2 menunjukkan perbaikan aktivitas yang cukup meningkat,

secara keseluruhan aktifitas siswa sangat meningkat dari 32 orang siswa tidak ada yang

mengantuk atau tidak aktif, artinya secara keseluruhan siswa menunjukkan partisipasi yang

tinggi selama pembelajaran berlangsung.

Tabel 2 : Hasil Observasi Aktifitas Siswa

Aktifitas Siswa Persentase Ket

 

Visual

Mengamati /seaching 28 orang (87,5%)  

Membaca 15 orang (46,88%)  

Melihat gambar 30 orang ( 93,75%)  

Lisan (oral) Bertanya 15 orang ( 46,88%)  

Berdiskusi 30 orang ( 93,75%)  

Mendengarkan   31 orang ( 96,87%)  

Menulis   18 orang ( 56,25%)  

Pada akhir pertemuan siklus ke 2 dilakukan ujian blok untuk mengukur ketuntasan

belajar siswa pada Kompetensi Dasar (KD) Hereditas. Hasil belajar yang didapat siswa dapat

dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 : Hasil Ujian Blok

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Jumlah siswa yang mendapat nilai > 70

Jumlah siswa yang mendapat nilai < 70

70

 

29 orang ( 90,63%)

 

3 orang ( 9, 37%)

Berdasarkan hasil ujian blok di atas lebih dari 90 % siswa mendapat nilai di atas

KKM (kriteria ketuntasan minimal) dan hanya 9 % siswa yang tidak mencapai KKM.

Setelah melaksanakan pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning, guru

menyebarkan angket untuk mengetahui bagaimana sikap/ pendapat siswa tentang

pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning.

Page 14: Quantum Learning

Angket dimaksud sebagai bagian dari refleksi yaitu timbal balik siswa terhadap

penerapan pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning.

Tabel : 4 Sikap siswa Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning

NO Sikap Siswa Persentase

1. Pembelajaran menarik 93,8%

2. Dapat mengetahui lebih banyak 96,9%

3. Dapat bertukar pendapat dengan teman 96,9%

4. Motivasi dan minat meningkat 96,9%

5. Mudah menemukan konsep 93,8%

6. Belajar lebih bermakna 96,9%

 

Hasil umpan balik siswa tentang penerapan pembelajaran TANDUR berbasis e-

Learning menunjukkan 93,8 % siswa menjawab pembelajaran tersebut menarik, 96,9%

berpendapat pembelajaran tersebut memberi peluang siswa untuk mengetahui lebih banyak,

96,9% memberi kesempatan untuk bertukar pendapat dengan teman, 96.9% motivasi dan

minat belajar mereka meningkat, 93.8% mengatakan belajar mereka lebih mudah dan mereka

dapat menemukan konsep, 96.9% mengatakana pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning

menjadikan belajar lebih bermakna.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penerapan Pendekatan Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning berhasil

meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas XII IPA pada Kompetensi Dasar Substansi

Hereditas. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan dalam 2 sikius, antara lain:

a.    Pendekatan Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning menjadikan siswa lebih

bersemangat dalam belajar, lebih berkonsentrasi pada materi, membuat daya pikir siswa

lebih berkembang, suasana belajar lebih nyaman, siswa lebih dapat memahami materi

pelajaran, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif.

b.   Pendekatan Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning lebih efisien dan etektif jika

Page 15: Quantum Learning

diterapkan pada kelompok yang tidak terlalu banyak (3-4 orang).

c.    Pendekatan Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning dapat digunakan untuk

menjelaskan materi yang sulit untuk dibuatkan medianya. Dengan menerapkan pendekatan

ini konsep substansi hereditas dapat divisualisasikan, sehingga menjadi lebih nyata.

Dengan demikian siswa menjadi lebih aktif dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

menjadi lebih meningkat.

 

SARAN

 

1.       Pendekatan Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning hanya dapat dilaksanakan

pada sekolah yang memiliki fasilitas internet dan jumlah komputer yang cukup.

2.       Dalam menerapkan Pendekatan Pembelajaran TANDUR berbasis e-Learning, guru

sebaiknya mempertimbangkan kemampuan internet dan computer, agar selama

pelaksanaan pendekatan ini tidak banyak waktu yang terbuang.

 

Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan.2006.Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar Dan

Menengah.Jakarta

 Martinis Yamin, 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press dan Center

for Learning Innovation (CLI).

 Tim Didaktik Metodik IKIP Surabaya (1976), Pengantar Dikdaktik Metodik Kurikulum

PBM, Jakarta:CV Rajawali.