Upload
purakasastra
View
234
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Majalah Purakasastra Edisi 3
Citation preview
1
Sastra kabarkan Segala
2
Kata Pengantar
CATATAN ANOMALI
LENTERASASTRA
KAJIANSASTRA
KOMUNITASSASTRA
PARASASTRA
KAJIANSASTRA
PUISI
INFOSASTRA
CERITA RAKYAT
PUISI
3
INFOSASTRA
LENTERASASTRA
CERPEN
PUISI
KAJIANSASTRA
KOMUNITASASTRA
LIPUTAN KHUSUS
PUISI
CERPEN
PUISI
PUISI
KAJIAN SASTRA
Sahabat Sastra,
Edisi Ketiga Majalah Pusakasastra telah hadir di hadapan Anda. Tema
yang diusung kali ini adalah Sastra Cyber. Kehadiran dunia cyber
telah memberikan rangsangan imajinatif dalam bingkai kesusastraan.
Kian hari, urusan sastra, semakin mengalami reinterpretasi. Dunia
cyber seolah-olah menjadi pemicu dan pemacu, atas lahirnya penulis-
penulis sastra dengan wajah baru. Lantas, dunia cyber menjadi ruang
terbuka, bagi setiap jiwa untuk berekspresi, realisasi bakat,
mengkristalkan imajinasinya dalam bentuk tulisan sastra.
Kajian sastra, puisi, cerpen, informasi sastra, artikel, yang kami
tampilkan dalam edisi ini, begitu menakjubkan. Ulasan demi ulasan
menyuguhkan makna mendalam soal pergumulan identitas manusia
dan segala dimensi keberadaannya. Pertanyaan-pertanyaan soal
gairah sastra, barangkali telah termaktub dalam setiap tulisan yang
ada. Penasaran anda akan segera terjawab.
Salam Sastra,
Redaksi
KATA PENGANTAR
4
Redaksi
Pemimpin Umum : Manaek Sinaga
Pemred : Rizal
Wapemred : Ricky Richard Sehajun
Redaktur Pelaksana : Irfan Purnama
Waredpel : Muhammad Ridwan Kholis
Dewan Redaksi:
Adi septa suganda
Ade junita
Dian rusdi
Yessy oktaviani
Nurul latifa
Dianie apnialis M
Elfridus silman
Alfian nawawi
Israwati samad
Kisnawati
Itur yualistik
Enung karwati
Syaihun nafahad
Bonifasius asvian
Riska hermawati
Ellyas rawamaju
Nilam
EDITOR :
Sindi Violinda
Heti Nuraisah
Ricky Richard Sehajun
Elfridus Silman
Desain & Artistik
Irfan Purnama
Martono Loekito
HUBUNGI KAMI :
redaksipurakasastra@ gmail.com / 0897 925 8669
5
Manusia kian berubah. Seperti alunan air menembus batas cadas. Menari
lenggok, menyertakan riak. Memberi percik. Begitulah. Eksistensinya dinamis.
Tetapi ada yang tidak berubah. Itu adalah esensi kemanusiaan manusia. Seiring
kedinamisan eksistensi manusia, peta sastra ikut bergerak. Pola pergerakan
beranjak dari beranda totalitas akal budi yang gegap berziarah menuju hal-hal
baru. Untuk sebuah kebaruan, manusia di hadapkan pada lingkup penafsiran
berbeda. Perbedaan menghadirkan dialog dalam ruang rasionalitas yang
diperkuat retorika bahasa dengan sentuhan logika sistematis. Karena itu,
mentalitas kemarahan irasional sangat menciderai sistem dialog rasionalitas.
Pejabat pernah menunjukan pencideraan tersebut, sehingga menyembulkan
keputusan rancu. Ambigu. Benar-benar menggelisahkan. Bahasa sebagai celoteh
kebenaran kian buram.
Adalah esensi beserta eksistensi bahasa dipertaruhkan dalam tata ruang
rasionalitas. Ia menjelma menjadi medium mutlak. Menghubungkan pikiran satu
dengan yang lainnya. Dibuat lekat-merapat. Intim. Dari dialog antar pikiran, harus
memproduksi keputusan yang mengindahkan nilai kemanusiaan. Penataan
skenario rasional wajib mengedepankan perlindungan sekaligus penghargaan
atas hak asasi manusia. Membangun pola pengertian yang rasional. Merancang
keharmonisan yang dilandasi perasaan senasib, sepenanggungan. Demikianlah
bahasa tampil memecahkan kebuntuan tak saling mengerti. Ini juga berlaku untuk
Bahasa Indonesia.
CATATAN ANOMALI
Oleh : Ricky Richard Sehajun
6
Bahasa Indonesia tampil mendobrak. Ia mengarak manusia Indonesia dalam
panggung saling mengerti. Tengoklah. Indonesia memiliki banyak bahasa daerah.
Beratus-ratus macam. Dianggap sebagai kekayaan budaya bangsa. Manusia
Indonesia berkontemplasi, “Tatkala orang menggunakan bahasa daerah masing-
masing, akan terjadi festival kebingungan mengerikan.Terkecuali digunakan pada
lingkup daerah dan konteks tertentu.” Penemuan refleksi tersebut melahirkan
idealisme baru. Bahwasanya, harus ada bahasa yang mempersatukan seluruh
bahasa. Itulah bahasa Indonesia. Suatu bahasa yang sangat dibanggakan.
Bangga, sebab lahir dari pergelutan nurani bangsa di bawah tekanan penjajah
asing. Karena itu, bahasa Indonesia menjadi cetusan semangat kemerdekaan. Ia
muncul dari kungkungan belukar bahasa asing. Menghirup udara kebebasan.
Manusia Indonesia lantas bebas bicara dengan bahasa yang satu. Sejarahnya,
putra-putri Indonesia pernah dijajah oleh bangsa lain. Baik fisik maupun ideologi.
Bahasa Indonesia secara cemerlang menyatukan umat bumi Indonesia dari
perspektif bahasa. Tanggal 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda berikrar. Tanda
goresan saksi sejarah, soal waktu pengukuhan kesatuan bahasa. Putra-putri
Indonesia bergema lantang berucap sumpah. Sebagai bukti, ditaruhkan tinta di
atas kertas. Ikrar sumpah adalah kristalisasi perjuangan bangsa untuk
menegaskan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Putra-putri Indonesia
menjadi pemenang festival atas bahasanya sendiri. Ia tidak lagi dikelabui bahasa
asing. Identitas, beserta harga diri bangsa dipertaruhkan dalam bahasa Indonesia.
Manusia Indonesia tidak lagi ingin dikorupsi ideologi bahasanya. Apalagi diberi
struktur politik “Adu Domba”. Indonesia menolak. Tegas menyatakan TIDAK atas
perendahan martabat Bangsa dan nilai bahasa Indonesia. Bukan bermaksud,
tidak boleh belajar bahasa asing. Tetapi memberi ruang pengertian soal konteks
penggunaan, sejarah dan pergulatan bahasa.
Siapa menyangka, penggunaaan bahasa asing dinilai sebagai ruang perenggutan
mentalitas kemerdekaan Indonesia dari lingkup bahasa? Barangkali ada persepsi
keliru dalam ranah bahasa. Bahwasannya, menggunakan bahasa asing di negeri
sendiri adalah cemerlang. Dan karenanya, patut digembirakan. Kita amnesia
mengenai sejarah bangsa. Bukankah penggunaan bahasa asing disinyalir sebagai
bentuk imperialism terhadap bahasa Indonesia? Bahasa asing telah menjajah
logika berpikir manusia Indonesia. Tetapi banyak orang yang tidak disentuh oleh
kesadaran soal sejarah bangsa. Yang pada gilirannya menentang cara berpikir
seperti ini. Bangga menggunakan bahasa asing berarti bangga menjadi manusia
yang dijajah.
RED/ Ricky Richard Sehajun
CATATAN ANOMALI
7
LENTERA SASTRA
Menulis karya sastra yang berpengaruh bagi pembaca di internet merupakan
kesulitan terbesar bagi siapa pun penggiat sastra cyber. Melalui karya-karya
yang berpengaruh itulah, pembaca seperti terbius dan memberi persetujuan
atas apa yang dituliskan. Sebuah karya sastra yang berpengaruh bagi pembaca
internet, memiliki makna tulisan itu “rajin dikunjungi,” dibaca dan akhirnya
disukai banyak orang. Jika seorang penggiat sastra cyber di blog, website,
jurnal, sosial media dan apa pun bentuknya, sudah memiliki karya berpengaruh,
pembaca akan selalu kembali datang kepadanya untuk mendapatkan segala
karya terbaru dari situs tempatnya berkarya. Lebih jauh lagi kepercayaan
pembaca terhadapnya akan semakin meningkat.
Seorang pegiat sastra yang berkutat di media
cetak (buku, koran, majalah dan sebagainya)
sangat membutuhkan pengakuan dari
penikmatnya. Bagaimana dengan pegiat
sastra cyber? Internet begitu kompleks dan
komplit. Sebuah karya yang bagus akan
dibaca dan disukai, manakala karya itu sama
sekali “tidak ditemukan” oleh para pengguna
internet. Karena sastra cyber berada di
internet, maka pesastra cyber pun harus
mengetahui banyak hal tentang karakter
pengguna internet. Berbeda dengan
pembaca buku atau novel, yang biasanya
menempatkan waktu khusus puluhan jam
untuk menikmati sebuah sajian karya. Jika
konten blog anda berupa tulisan, maka anda
akan membutuhkan pembaca bukan? Jika
blog anda masih dalam tahap berkembang,
tentu artikel yang bisa mempengaruhi
pembaca akan mempercepat perkembangan
blog anda. Pembaca sangat suka dengan
sebuah tulisan yang memberi nilai lebih.8
LENTERA SASTRA
Belajar SEO
SEO (Search Engine Optimization) adalah suatu cara atau teknik untuk
membuat situs atau blog kita, berada pada halaman/posisi satu di mesin
pencarian (search engine) seperti :
•Google < http://www.google.com >,
•Bing< http://www.bing.com >,
•dan Yahoo< http://www.yahoo.com >.
Pengertian dari SEO, sesunguhnya sangat luas. Tetapi semuanya mencakup
hal yang sama yaitu mengoptimisasi suatu halaman website/ blog, agar berada
pada halaman/posisi satu di search engine dengan kata kunci yang ditarget.
Agar semakin banyak pembaca karya sastra di situs anda, maka satu-satunya
cara adalah anda harus belajar SEO.
Tentu saja setelah SEO, anda perlu meyakinkan pembaca mengenai tulisan
yang anda buat. Keunggulan internet adalah anda tidak perlu menjadi ahli untukbisa menjadi “berpengaruh” di dunia online. Anda hanya memerlukan untuk
kesan masuk akal tentang karya anda. Lantaran, situs anda berada di halaman
utama pencarian. Sebagai contoh, anda mempunyai sebuah puisi berjudul“Puisi Satu”. Kemudian, anda optimasi halaman artikel tersebut dengan teknik
SEO yang digunakan, dengan menargetkan kata kunci “puisi satu”. Setelah
dioptimasi dengan baik, halaman tersebut dapat ranking satu dengan kata kunci
yang anda target. Bisa jadi, hasilnya adalah bukan hanya penggemar puisi
yang menemukan anda, namun juga yang bukan penikmat sastra sekalipun.Setiap kali jari jemari para user mengetik sesuatu di mesin pencari “Google”dan “Yahoo”, pastikan ada saja user yang akan segera menuju situs anda. Mau
tidak mau, situs yang memuat karya anda, harus selalu berada di halaman
pertama mesin pencari.
Di sinilah bedanya seorang pesastra cyber murni, yang belum punya nama
besar sekelas Acep Zamzam Noor. Seorang Acep tidak perlu belajar SEO,
karena memang nama dan karyanya selalu dicari orang-orang setiap saat. Di
dunia maya maupun dunia nyata. Alhasil, blog milik seorang Acep senantiasa
berada di halaman pertama karena keuntungan tersendiri itu.9
LENTERA SASTRA
Riset, Interaksi dan Tampilan Situs
Pembaca kebanyakan menyukai konten yang memberi manfaat. Mereka tidak
suka membuang waktu percuma, untuk membaca cerpen atau menonton video
pembacaan puisi, yang bagi mereka biasa-biasa saja. Jika bertemu dengan
pembaca semacam itu, tidak ada jalan lain. Anda harus bisa membuka ruang
interaksi yang luwes dengan siapa pun. Selain membuat tulisan yang menarik,
juga harus membuat tampilan situs yang menarik. Alasanya, ketika pengunjung
datang mereka merasa nyaman untuk membacanya. Di internet banyak tutorial
blog dan website, yang bisa memandu dalam menemukan dan memasang
template dengan desain cantik dan menarik. Tujuannya adalah agar situs anda
tidak menjemukan dipandang mata. Seorang pesastra cyber, yang mengelola
sendiri situsnya, seperti blog pribadi, harus menggunakan ukuran font dan jenis
font yang indah. Misalnya, anda dan penikmat tulisan, merasa nyaman jika
menggunakan ukuran font 16px dan jenis tulisan helvetica pada blog. Jadi
pembaca blog anda akan merasa lebih nyaman menikmati sajian karya anda.
Untuk menambah kenyamanan lagi, atur jarak perbaris tulisan. Misalnya, line
heightnya 24px untuk font 16px (ini tergantung jenis font). Bagaimana mengetahui
selera pembaca anda? Tentu saja melalui riset. Riset mengenai kecenderungan
pembaca, bisa diketahui melalui riset kecil-kecilan dalam interaksi virtual. Anda
harus rajin membalas komentar mereka. Baik di blog, website, maupun di sosial
media. Pembaca karya anda adalah penggemar anda. Mereka harus direspon
dengan baik dan santun.
Konsistensi Menulis di Internet
Seperti halnya menulis dalam kehidupan nyata, konsistensi merupakan bumbu
utama dalam meraih kesuksesan menulis. Apalagi dalam dunia maya, frekuensi
anda memuat tulisan juga dapat berakibat kepada banyak atau tidaknya
pengunjung blog, situs, atau media sosial anda. Pastikan anda selalu memiliki
gairah dan semangat yang selalu terjaga utuk menulis, terlepas dari segala
macam kesibukan di dunia nyata. Mengatur tema dan subyek tulisan dapat
membantu anda untuk menghindari kejenuhan yang dapat menurunkan semangat
menulis anda. Pastikan anda tidak juga terlalu terburu-buru untuk memasukkan
ide tulisan kedalam blog, situs atau medsos anda.
10
LENTERA SASTRA
Lakukanlah kunjungan balik kepada para penulis lain dan pembaca anda yang
juga memiliki blog, situs atau media sosial tempat mereka memajang karyanya.
Siapa tahu anda juga bisa mendapatkan inspirasi segar saat membacanya.
Istilahnya adalah Blogwalking, selain untuk meningkatkan trafik blog masing-
masing, hal ini juga dapat menjalin silaturahmi sesama blogger.
Bagaimana cara agar penggemar konten sastra mengetahui keberadaan anda
dan karya anda? Tidak ada pilihan lain. Anda harus menemukan mereka di
media sosial, komunitas blogger, dan tempat-tempat lainnya. Dibutuhkan sedikit
kreatifitas agar anda berkenalan dengan mereka. Pada akhirnya, mereka sudi
datang ke situs anda dan bercengkerama dengan karya-karya anda.
Sebagaimana penggiat pemberi informasi lainnya di internet, maka seorang
pesastra cyber, harus mempelajari dan mengetahui juga pengetahuan, seperti
tips dan tutorial blog, tutorial website, SEO, dan semacamnya. Memilih sastra
cyber berarti memilih menguasai pengetahuan teknis seputar internet.
RED/Alfian Nawawi
JANGAN BIARKAN BEBEK INI
MENJADI LEBIH TERKENAL
DARI PRODUK ANDA…
PEMASANGAN IKLAN : 0897 925 8669 (RIZAL)11
KAJIAN SASTRA
Sastra telah merambah dunia teknologi komunikasi dengan berbagai situs-situs
yang kian canggih. Misalkan; blog, Facebook, Twitter, dll. Jejaring sosial tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai wadah publikasi dan belajar bagi para penggiat
beserta penikmat sastra. Lihat saja, Fecebook memiliki banyak grup yang
bergelut dalam bidang sastra. Grup “Ruang imajinasi, pengungkapan RASA dan
kreatif bermain kata-kata” merupakan salah satu grup yang bergerak dalam
bidang sastra yang memperkenalkan beberapa Puisi Pasca Kontemporer. Salah
satu puisi yang diangkat pada tulisan ini adalah Puisi Rischjun. Puisi Rischjun
adalah salah satu bentuk puisi pasca kontemporer yang terbilang sangat baru.
Berikut kami sajikan, penjelasan mengenai Puisi Puisi Rischjun.
Puisi Rischjun termasuk puisi pasca Kontemporer. Pasca, secara harafiah
disamakan dengan kata setelah. Kontemporer dimengerti sebagai masa kekinian
atau sekarang. Maka, menyebut pasca Kontemporer, logika pikiran kita
diarahkan pada definisi masa setelah kekinian atau setelah sekarang. Dalam
lingkup puisi, Pasca Kontemporer tidak dimengerti demikian. Ia bukan dimengerti
secara future time ( waktu / masa mendatang). Tidak dimengerti sebagai masa
setelah sekarang. Ia juga bukan sebuah masa orientasi yang berada di depan.
Puisi pasca Kontemporer dimengerti sebagai antithesis dari puisi Kontemporer.
Semacam auto-kritik sekaligus memberi catatan baru atas dimensi kebebasan
puisi kontemporer. Sejatinya, Puisi Pasca Kontemporer lahir dari sebuah cara
berpikir kritis mengenai kekurangan-nyamanan atas struktur puisi kontemporer.
Puisi pasca Kontemporer hadir untuk mengingatkan kembali berkenaan dengan
tekanan pola puisi yang menyertakan rima teratur, ketat dan terstruktur. Puisi
Rischjun ini, hanya salah satu dari puisi aliran Pasca Kontemporer. Puisi Rishjun
memiliki dua macam yakni Rischjun sempurna dan tidak sempurna.
12
KAJIAN SASTRA
Puisi Rischjun memiliki dua kata sebagai judul. Judul puisi punya rima akhir a-a.
Setiap larik empat kata. Setiap kata dalam satu larik memiliki rima yang sama
yakni a-a-a-a. Lain kata, setiap kata dalam satu larik memiliki akhiran (huruf)
yang sama. Setiap bait terdiri dari empat baris. Rima akhir setiap bait
menggunakan rima silang (a-b-a-b). Setiap kata depan (awalan) yang ditulis
bersambung masih dianggap sebagai satu kata dengan yang mengikutinya.
Contoh :
Baju Berdebu
Baju baruku berdebu kelabu (1)
Silang menyilang ditimang gamang (2)
Keringatku membeku berlaku batu (3)Terpasung arang lantang bergarang (4)
Debu berpacu menjangkau tubuhku (5)
Tulang berlalang diguncang kencang (6)
Aku berlaju menuju surau (7)
Menggulung arang yang terpampang (8)
Oleh : Ricky Richard sehajun
Puisi di atas, memiliki judul “baju berdebu”. Rima setiap kata yakni a-a (rima
akhiran : u, u). Pada puisi “baju berdebu” Setiap larik memiliki rima a-a-a-a.
Misalkan, larik pertama (1): Baju baruku berdebu kelabu (akhiran setiap
katannya adalah u-u-u-u). Begitupun larik 2-8. memiliki huruf akhir yang sama.Puisi Rischjun, bisa dibuat lebih dari 2 bait. Puisi “baju berdebu” memiliki dua
bait dan 8 larik, serta memiliki rima silang pada setiap bait dan rima a-a-a-a
untuk setiap larik. Lebih rincinya, Bait pertama dinamai baris 1234 dan bait ke
dua dinamai baris 5678.
Perhatikan!
Akhiran huruf pada larik 1 dan 3 sama dengan akhiran pada lirik 5 dan 7. Akhiran
larik 2 dan 4 sama dengan akhiran larik 6 dan 8. Begitu selanjutnya, bila dibuat
lebih dari 2 bait.
13
KAJIAN SASTRA
Pada Rischjun sempurna dan tak sempurna, rima setiap larik dan setiap bait
sama. Puisi Rischjun tak sempurna memiliki dua kata sebagai judul. Judul puisi
punya rima akhir a-a. Setiap larik empat kata. Setiap kata dalam satu larik
memiliki rima yang sama yakni a-a-a-a. Lain kata, setiap kata dalam satu larik
memiliki akhiran (huruf) yang sama. Setiap bait terdiri dari empat baris. Rima
akhir setiap bait menggunakan rima silang (a-b-a-b). Letak perbedaan puisi
Rischjun yang tidak sempurna dengan yang sempurna yakni Pertama :Setiap
kata depan (awalan) yang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya
dihitung sebagai bagian dari kata (nama) yang mengikutinya. Misalnya, merujuk
pada tempat ( di bawah, di Jakarta). Kedua : Kalaupun menggunakan rima silang
a-b-a-b untuk setiap bait tetapi dengan akhiran(huruf) yang berbeda.
Contoh ;
Janji Suci
Berani lari mendapati hati (1)
Terus menerus lintas batas (2)
Hari ini berjanji suci (3)
Menggagas tulus spiritualitas kudus (4)
Ketika asa diterpa nestapa (5)
Diriku termangu galau malu (6)
Sucinya cinta kita di dada (7)
Bersatu padu meramu janjimu (8)
Oleh : Ricky Richard Sehajun
Puisi “janji Suci” memiliki dua bait dan 8 larik, serta memiliki rima silang pada
setiap bait dan rima a-a-a-a untuk setiap larik. Lebih rincinya, Bait pertama
dinamai baris 1234 dan bait ke dua dinamai baris 5678.
Perhatikan!
Akhiran huruf pada larik 1 dan 3 TIDAK SAMA dengan akhiran pada lirik 5 dan 7.
Akhiran larik 2 dan 4 TIDAK SAMA sama dengan akhiran larik 6 dan 8. Begitu
selanjutnya, bila dibuat lebih dari 2 bait. Dan kata depan DI dalam kata (DI
DADA) pada baris ke tujuh ditulis terpisah, tetapi masih dihitung satu dengan
kata DADA. Pada Puisi Rischjun yang sempurna tidak memuat kata
depan yang ditulis terpisah.
RED/ Adi. SS, Kisna, Ade J.14
KAJIAN SASTRA
15
Generasi saat ini, siapa yang tidak kenal internet, bahkan anak batita pun sudah
sangat dekat dengan kecanggihan teknologi tersebut. Disadari atau tidak, semua
melakukan aktifitas menulis, entah itu sekedar menginformasikan sesuatu atau
yang lebih serius lagi, seperti menyelesaikan tugas. Penyimpanan berkas,
penyebaran tulisan, promosi, informasi, diskusi, juga kerap menggunakan
sarana tersebut.
Bagi yang mempunyai keaktifan dalam menulis, mereka akan membuat suatu
ruang yang bisa menampung segala hasil tulisannya. Tidak hanya sampai di situ,
untuk menambah ilmu, wawasan dan pendewasaan tulisan mereka akan
mencari komunitas. Sebuah komunitas akan membuat seorang penulis semakin
giat dan belajar, karena di sanalah ada kegiatan bertukar pikiran, berbagi
pengalaman, informasi dan tentu saja ilmu. Dalam konteks pembelajaran, bisa
membaca bahan pustaka, baik dalam media cetak maupun lisan. Dalam dunia
maya kita dapat membuat atau bergabung dengan komunitas dan grup diskusi.
Sebuah komunitas diskusi dapat menambah pengetahuan seseorang. Di situ
akan ada ruang pertukaran ide, dialog, memberi banyak informasi. Bagi pemula,
tentunya belajar untuk bisa menulis. Bagi para penulis, ia belajar untuk semakin
baik dalam menulis.
Blog merupakan satu ruang yang semakin menjadi tren, apalagi di kalangan
muda. Para blogger selain berinteraksi di dunia cyber, pada suatu waktu mereka
juga melakukan pertemuan nyata atau kopdar. Seru pastinya. Terkadang mereka
juga mengadakan kompetisi blog dengan tema-tema unik dan menantang.
Kualitas tulisan dan kekayaan wawasan menjadi hal yang lebih diprioritaskan
bagi para blogger ketika mereka beradu dalam kompetisi.
Pada masing-masing daerah pasti memiliki cara khas dalam berkomunikasi
terhadap sesama blogger di komunitasnya. Kawan sastra bisa bergabung dan
memperkenalkan karya sastranya. Dengan aktif menulis dan berbagi dalam
komunitas maka akan melahirkan karya-karya serta akan turut berpartisipasi
memajukan literasi dan sastra Indonesia.
Komunitas SASTRA
16
Berikut adalah alamat blog komunitas para blogger yang tersebar di kota-kota di
Indonesia: : .
1. Komunitas Blogger Aceh : http://.acehblogger.or.id2. Komunitas Blogger Medan : http://bloggermedan.org3. Komunitas Blogger Sumatera Barat : http://palanta.org4. Komunitas Blogger Pekanbaru (Riau) : http://bertuah.org5. Komunitas Blogger Batam : http://batamblogger.com6. Komunitas Blogger Jambi : http://komunitasbloggerjambi.info7. Komunitas Blogger Sumatera Selatan : http://wongkito.net8. Komunitas Blogger Lampung : http://blog-lampung.blogspot.com9. Komunitas Blogger Jakarta : http://komunitasbloggerjakarta.blogspot.com10. Komunitas Blogger Bogor : http://blogor.org11. Komunitas Blogger Jawa Barat : http://bloggerjabar.org12. Komunitas Blogger Bandung : http://batagor.net13. Komunitas Blogger Indramayu : http://bloggermangga.com14. Komunitas Blogger Solo : http://bengawan.web.id15. Blogger Banyumas : http://bloggerbanyumas.net16. Komunitas Blogger Semarang : http://loenpia.net17. Komunitas Blogger Kudus : http://bloggerkudus.com18. Komunitas Blogger Jogja : http://bloggerjogja.net atau http://bloggerjogja.org19. Komunitas Blogger Surabaya : http://tugupahlawan.com20. Komunitas Blogger Malang : http://malangselatan.com21. Blogger Kediri : http://bloggerkediri.org22. Komunitas Blogger Madura : http://plat-m.com23. Komunitas Blogger Bali : http://.baliblogger.org24. Komunitas Blogger Lombok : http://komunitasbloggerlombok.blogspot.com25. Komunitas Blogger NTT : http://bloggerntt.info26. Komunitas Blogger Pontianak (KalBar) : http://borneoblogger.org27. Komunitas Blogger Banjarmasin (KalSel) : http://bloggerbanua.com28. Komunitas Blogger Palangkaraya (KalTeng) : http://komunitasbloggerpky.blogspot.com29. Perkumpulan Blogger Samarinda (KalTim) : http://dtepian.blogdetik.com30. Komunitas Blogger Tarakan (KalUt) : http://.baisblogger.org31. Komunitas Blogger Sulawesi Utara : http://kawanuablogger.com32. Komunitas Blogger Makassar (SulSel) : http://angingmammiri.org33. Komunitas Blogger Maluku http://arumbai.org atauhttps://twitter.com/bloggermaluku34. Komunitas Blogger Manado : http://kawanuablogger.com35. Komunitas Blogger Papua http://bloggerpapua.org
RED/ LATIFA
Komunitas SASTRA
17
PARASASTRA
Kehadiran Sastra Cyber, memunculkan berbagai pergumulan tentang
perkembangan sastra. Ada berbagai macam perspektif yang dilontarkan. Ada
yang menaruh minat padanya, tetapi ada juga yang tidak. Ada apresiasi, ada
juga kritikan. Ada satu yang pasti dari kemunculan sastra cyber yakni orang bisa
berekspresi dan mempublikasikan karyanya dengan nada kebebasan.
“Pesastra di sastra cetak, ketika mati hanya akanterkubur di pusara sastra cetak dan pesastra
seperti Acep akan memiliki dua pusara sekaligus, di pusara cetak dan pusara cyber.”
(Acep Zamzam Noor)
2 PUSARAACEP ZAMZAM NOOR
18
PARASASTRAPolemik Sastra Cyber
Ada berbagai pandangan dan komentar mengenai kehadiran sastra cyber, di
Indonesia. Hal itu diperkirakan terjadi pada awal-awal tahun 2001. Ketika orang
berkomentar, Acep Zamzam Noor justru diam-diam jatuh cinta kepada sastra
cyber. Sastra cyber menjadikan Acep, seperti memiliki sebuah sayap baru, yang
menggairahkan dalam http://acepzamzamnoor.blogspot.com.
Kritikan pedas dari Ahmadun Yosi Herfanda (Redaktur Koran Republika) dalamsalah satu artikel yang dimuat dalam Republika, berjudul, “Puisi Cyber, Genre
atau Tong Sampah”. salah satunya menyebutkan bahwa sastra yang dituangkan
melalui media cyber, cenderung hanyalah sebagai ”tong sampah”. Menurut
Herfanda, sastra cyber merupakan karya-karya yang tidak tertampung atau
ditolak oleh media sastra cetak (2001). Lebih lanjut dikatakan, media cyber
membuka ruang yang luas bagi tumbuhnya sastra alternatif yang memberontakterhadap kemapanan – terhadap estetika yang lazim—dan bukan hanya menjadi
media duplikasi dari tradisi sastra cetak. Di sanalah tempat kebebasan kreatif,
yang liar sekalipun, yang selama ini tidak mendapat tempat selayaknya di media
sastra cetak. Seperti di rubrik sastra koran, majalah sastra, maupun antologi
sastra. Selanjutnya, Sutarji Calzoum Bachri (dalam Efendi, 2004:90) yangdikenal sebagai presiden Penyair Indonesia, mengatakan (maaf) “tai yang
dikemas secaramenarik akan lebih laku, dibandingkan dengan puisi yangdikemas secara asal- asalan.” Pernyataan ini dilontarkan berkaitan dengan
cover yang tampak pada buku antologi sastra cyber yaitu “Graffiti Gratitude”,
yang dipandang kurang baik sehingga buku itu tidak layak untuk dijual.19
PARASASTRA
Masih berkaitan dengan sastra cyber, Maman S. Mahayana (dalam Situmorang,
2004:62) menyatakan bahwa kualitas penyair-penyair cyber masih
dipertanyakan. Ada yang masih dalam kategori penulis yang baik. Belum
sebagai penyair. Kemudian Juniarso Ridwan, seorang penyair dari Bandung,
(dalam Situmorang, 2004:255) menanggapi pernik-pernik yang tampak pada
sastra cyber seperti background, backsound, dan variasi yang terdapat pada
kata-kata. Ia mengatakan bahwa apa artinya loncatan-loncatan huruf, selain
memperlihatkan kecanggihan teknologi digital. Apa pengaruhnya suara-suara
musik yang secara esensial tidak terkait dengan teks yang muncul, selain hanya
untuk konsumsi telinga yang secara historis-biologis sulit untuk melakukan
korespondensi makna.
Berkaitan dengan pernyataan Ahmadun, Sutarji Coulsoum Bachri, Maman S.
Mahayana, dan Juniarso Ridwan di atas timbul reaksi dari berbagai pihak. Antaralain dari Sutan Iwan Soekri Munaf (2004:95). Ia mengatakan bahwa penilaian
yang dilakukan Ahmadun adalah penilaian yang terburu-buru. Ahmadun hanya
memberikan sampel yang terbatas dan rentang waktu yang pendek sehingga
perlu dipertanyakan kesahihan penilaiannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa
sebagai sarana, dunia cyber pada akhirnya, sebagaimana alam nyata, akan
memberikan ujian tersendiri bagi penyair maupun sastrawan. Hanya penyair dansastrawan teruji di dunia cyber yang akan menghasilkan karya ”berbunyi”. Tentu
saja ”berbunyi” di sini mempunyai batasan sendiri yang disepakati masyarakat
dunia cyber. Sekali waktu Acep Zamzam Noor mengaku tidak pernah
menceburkan diri dalam polemik di masa itu. Menurut Acep, sastra cetak atau
sastra cyber atau apapun itu, tidak akan ada yang pernah masuk kategori
sampah. Dan prinsip itu membuat Acep, hingga kini, tetap bergelimang di sastra
cetak dan sastra cyber sekaligus. Salah satu seloroh Acep, pesastra di sastra
cetak ketika mati hanya akan terkubur di pusara sastra cetak dan pesastra
seperti Acep akan memiliki dua pusara sekaligus. Di pusara cetak dan pusara
cyber.
RED/ Alfian Nawawi
Referensi: http://
acepzamzamnoor.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Acep_Zamzam_Noor
20
True MurdersDimas Pettigrew
Impian Esok PagiMaeva
The Beetles Without WingsArif Jmsh
Tanah Ilalang Di Kaki LangitRini Intama
21
KAJIAN SASTRA
Dalam perkembangan zaman dewasa ini, dunia internet telah
merambah segala macam sendi kehidupan. Berbagai pengaruh pun
telah terjadi dan perubahan kebiasaan semakin nampak seiring
fasilitas yang ditawarkan oleh internet. Di samping memperlancar
komunikasi, interaksi kecepatan pengiriman data, penghematan
waktu, efisiensi, efektivitas informasi dan tentunya berbiaya relatif
lebih murah. Hal ini berimbas kepada mudahnya pelbagai hal dalam
segala aspek kehidupan,dan perkembangan literasi, dunia sastra,
hingga akhirnya kita mengenalnya dengan istilah “cybersastra” atau
Sastra Cyber.
Sekitar tahun 2001. Sastra cyber muncul ditengarai dengan terbitnya buku
Graffiti Gratitude yang merupakan buku antologi puisi cyber pada tanggal 9 Mei
2001. Penerbitan antologi tersebut dimotori oleh Sutan Iwan Soekri Munaf,
Nanang Suryadi, Nunuk Suraja, Tulus Widjarnako, Cunong, dan Medy Loekito
yang tergabung dalam satu komunitas yaitu Yayasan Multimedia Sastra (YMS).
Dalam waktu singkat kehadiran sastra cyber telah mampu memberikan ruang
segar bagi penulis pemula yang selama ini terbelenggu dengan ruang
ekskulsivisme dunia sastra.
Oleh : Ahun Sumbang
22
Para pemula telah mendapatkan
ruang khusus untuk mampu
menunjukkan eksistensi diri mereka di
tengah jejaring komunikasi global
tanpa batas yang telah
menghilangkan jarak dan sekat antara
sastrawan mula dan sastrawan senior.
Penulis pemula seolah mampu
menjebol dinding pemisah yang telah
menjadi kendala mental dan
merupakan indikasi positif yang paling
digadang-gadang para kalangan
muda. Meski kehadiran cyber sastra
justru memunculkan kontra dari
beberapa kalangan. Salah satunya
adalah karya yang diorbitkan tidak
dibarengi dengan penekanan kualitas
para penulis pemula di dunia maya.
Bukan hanya itu, dunia industri
penerbitan pun terancam mengalami
kerugian finansial yang tak sedikit.
Banyak orang lebih memilih
menikmati sebuah puisi melalui layar
telepon genggam dan laptop
dibandingkan dengan harus membelisebuah buku puisi.
Berbagai wacana pun bermunculan
menanggapi hadirnya sastra cyber
dengan memberi perbandingan
bahwa sastra koran atau sastra
majalah dan buku mutunya lebih baik
daripada sastra cyber. Dikatakan oleh
Rahman bahwa menisbahkan sastra
pada media, tempat karya sastra
disiarkan dapat dipastikan bertolak
dari asumsi bahwa setiap media
menentukan corak dan
kecenderungan karya sastra itu
sendiri.
Rahman (2002:4). Istilah sastra
majalah, koran, dan cyber bagiRahman lebih sebagai ”politik
identitas” dalam percaturan wacana
sastra. Istilah-istilah tersebut tidak
pernah dirumuskan secara jelas,
kecuali sebagai pembeda belaka,
dengan asumsi-asumsi yang
dibangun di atas karakter atau sifatsetiap media. Oleh karena itu, istilah-
istilah tersebut cenderung beroperasi
dengan kesan, bahkan klaim subjektif,
positif dan negatif, tergantung pada
posisi si pemberi klaim. Dengan
demikian, Rahman mengatakan
bahwa karya sastra yang baik adalah
klaim yang subjektif bukan kesimpulan
yang ditarik dari pemeriksaan yang
cermat, teliti, dan saksama dalam
sebuah bagan perbandingan.
Suryadi (dalam Situmorang, 2004:9)
bahwa jika selama ini para sastrawan
hanya menampilkan karyanya pada
buku, majalah, koran—yang berwujud
kertas—maka saat ini ditemukan
karya-karya mereka yang tersebar di
media internet. Sebuah media maya
yang menghubungkan satu komputer
dengan berjuta-juta komputer lainnya.
KAJIAN SASTRA
23
KAJIAN SASTRA
Suryadi (dalam Situmorang, 2004:9)
bahwa jika selama ini para
sastrawan hanya menampilkan
karyanya pada buku, majalah,
koran—yang berwujud kertas—
maka saat ini ditemukan karya-
karya mereka yang tersebar di
media internet. Sebuah media maya
yang menghubungkan satu
komputer dengan berjuta-juta
komputer lainnya.
Sementara itu Saut melihat bahwa
kehadiran Sastra Cyber bukan
untuk membunuh sastra cetak,
tetapi memberikan ruang yang lebih
luas dan bebas untuk berekspresi.
"Dunia cyber menciptakan wadah
dan bentuk baru. Belum lagi
hambatan senioritas, di mana
penulis yang sudah terkenal akan
memiliki kesempatan lebih besar
untuk dimuat dibandingkan penulis
baru. Bisa saja lantaran saking
banyaknya karya yang masuk para
redaktur tidak lagi menyeleksi karya
berdasarkan kualitas, tetapi
berdasarkan nama besar," ujar Saut
Situmorang
Di tengah perbedaan yang
meregang dunia nyata dan dunia
maya Sastra Cyber terus
berkembang. Semakin banyak
penulis yang mempublikasikan
karyanya di dunia maya. Tidak ada
kasta, semuanya berada dalam satu
ruang dan setara, tanpa
mengharuskan penulis ternama
atau penulis pemula. "Seseorang
dengan mudah dapat mengakses
penulis favoritnya dan bukan tidak
mungkin penulis itu juga akan
mampir ke blog dia," ungkap Eka
Kurniawan kepada Jurnal Nasional.
Pemahaman keberadaan sastra
cyber memunculkan fungsi menarik
tersendiri. Dengan adanya Sastra
Cyber memberikan kemudahan
untuk mengembalikan hasil
kontemplasi dan analisis
pemikirannya dari masyarakat untuk
masyarakat dan menjadi peran
komunikasi dengan para
konsumennya di dunia maya.
Bukan hanya itu, dalam tulisan yang
dibuat oleh Rulli Nasrullah berjudul
„‟Cyber Culture‟‟ yang dimuat di
Harian Padang Ekspres pada 6 Mei
2007 yang lalu, menurut Rulli.
Keberadaan internet telah mampu
membentuk sebuah kultur baru
dimana batas-batas geografis,
demografis, etnisitas, ras, dan
agama, hingga budaya menjadi
tersamarkan. Kultur baru tersebut
merupakan perwujudan dari
keinginan para netter untuk hidup
secara demokratis. Tanpa ada
intervensi, sikap egois, ingin
menyamakan kehidupan dunia
maya seperti dunia nyata.
24
Di satu sisi, kehadiran cyber sastra
justru memunculkan kegelisahan
pada banyak kalangan. Salah
satunya adalah produktivitas yang
tidak dibarengi dengan penekanan
kualitas terhadap karya-karya yang
dilahirkan para penulis mula di dunia
maya. Bukan hanya itu, dunia
industri penerbitan pun terancam
mengalami kerugian finansial yang
tak sedikit. Banyak orang lebih
memilih menikmati sebuah puisi
melalui layar handphone dan laptop
dibandingkan dengan harus membeli
sebuah buku puisi. Namun Sastra
cyber dengan usianya yang masih
muda meski belum mempunyai etos
yang mapan, seperti sastra yang
ditulis dengan media lain (sastra
koran atau buku). Sastra cyber tetap
dapat dikaji dan dinilai.
Dikatakan olehEndraswara (2008:184) bahwa
untuk mengkaji sastra cyber ini
sama dengan sastra yang bermedia
koran atau buku. Kita dapat
menerapkan kode-kode seperti yang
disampaikan oleh Teeuw yaitu kode
sastra, kode budaya, dan kode
bahasa. Ketiga kode itu ternyata
semua ada dalam sastra cyber
sehingga mau tidak mau sastra
tersebut harus mendapat perlakuan
yang sama dengan sastra lainnya.
Dalam sastra cyber memberi ruang
kebebasan siapa pun dari kalangan
mana pun dapat menuangkan
perasaan maupun pikirannya melalui
media internet. Walaupun
keberadaan cyber sastra tidak bisa
lagi ditolak dalam kancah
kesusastraan modern dan masih
banyak kalangan yang
memperdebatkannya. Diakui atau
tidak, masyarakat telah mengakui
bahwa secara faktual telah muncul
media alternatif yang dianggap baru
untuk menyalurkan karya sastra.
(Anggoro, 2004)
Sebenarnya yang menjadi peranan
strategis sastra cyber menurut
Theora Aghata adalah bahwa sastra
cyber merupakan wahana berkreasi
yang mampu mengupdate karya
secara singkat sehingga menunjang
produktivitas dan mendorong
perkembangan sastra selain juga
mengembangkan wacana kritis dan
mengasah kemampuan maupun
pemikiran. Peran awal hanyalah
sebatas penunjang produktivitas,
selebihnya kualitas diri akan
terpulang kepada bagaimana cara
seorang pemula tersebut menyikapi
dirinya
Sumber :
Anggoro, Donny. 2004. Sastra yang Malas, Obrolan Sepintas Lalu.
Solo: TigaSerangkai.Rahman, Jamal D. 2002. ”Sastra, Majalah,Koran, Cyber”.
Dalam Horison Situmorang,Saut (Ed.). 2004. Cyber Graffiti: Polemik Sastra Cyberpunk. Bandung:
Angkasa.Endraswara,Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: MedPress.
http://sriwidayati58.blogspot.com/2012/08/sastra-cyber-dan-sejarah-sastra.html
http://www.jendelasastra.com/wawasan/
artikel/sastra-cyber
http://cabiklunik.blogspot.com/2013/08/
quo-vadis-sastrawan-digital.html
Jurnal Nasional, Minggu, 8 Februari 2009
KAJIAN SASTRA
25
Keretaku Tak Jua TibaDi sela-sela jemarimu kutemu keresahan yang tertahan
dari obrolan dan geremang tersisa gumam di meja makanDi belantara rambutmu kulihat detik meloncat pucat
sepasang mata alirkan sungai kering tanpa muara
Keretaku sedang dalam perjalanan menujuku, puanbersama kopor, buku-buku, seteguk pengetahuan dan kecemasan
Maaf saja jika aku tak membuai bulanmuMaaf saja jika aku malah membuai isak tangismu
Sebab waktu akan menggaris jarak antara mataku-matamumenutup palang pintu, saat kutuntaskan kalimat keramatkalimat seperti peluru, meninggalkan lubang di tubuhmu
Di kota ini, puandi persimpangan nasib kita sendiri
kita simpulkan ketegaran dengan bahasa yang lain
dan bilatak jadi kuangkat koperku
masihkah kau teruskan sedu-sedanmu itu?
Jombang, 05 September 2014 Oleh : Aditya Ardi N
PUISI
26
INFOSASTRA
SASTRA BULAN PURNAMA
Sastra Bulan Purnama edisi ke-39 lalu yang diselenggarakan Tembi Rumah Budaya,berlokasi di Sewon Bantul, Yogyakarta, pada Senin 8 Desember 2014 pukul 19.30 diisioleh pertunjukan puisi dari 18 penyair Magelang, Jawa Tengah. Para penyair mengolahpuisi menjadi jalinan kisah pertunjukan. Diberi tajuk “Kilometer Nol : Pertunjukan PuisiDalam Jalinan Kisah". Pertunjukan puisi ini diadakan sekaligus untuk me-launchingantologi puisi Kilometer Nol, yang menyajikan puisi karya 18 penyair dari berbagai usiayang tinggal di Magelang.
Foto : Siluet Tarian Dramatisasi Puisi
27
Pertunjukan puisi ini menggabungkanantara sastra, musik dan teater. GepengNugroho, yang bertindak sebagaisutradara dalam pertunjukan puisi inimenjelaskan bahwa puisi-puisi dari 18penyair tersebut dipilih lalu dirangkaimenjadi semacam jalinan peristiwazaman dan waktu, dan dikolaborasikandengan tatanan musik dan bebunyianoleh Kelompok Jodo Kemil danKomunitas Hongwilaheng. “Ruangpertunjukan digambarkan sebagaisebuah tempat, sebut saja sebagaiKilometer Nol. Di sana terpadu antarapembaca puisi dan para pemain musik.Ada dua pemeran yang berkarakterkontras yang menjadi mediapenghubung sebuah pertunjukan”.Tentrem Lestari, salah satu penyair yangpuisinya tergabung dalam antologi puisiKilometer Nol mengatakan bahwa puisisebaiknya tidak selalu dibacakan secarapublik. Ketika disajikan dalam bentuksemacam reportoar atau puisi dramatik,maka puisi telah naik ke jenjang yanglebih impresif. “Selama ini puisidibacakan di sebuah podiumsebenarnya karena penyairnya jugaingin lebih eksis sebagai penampil. Olehkarenanya, dalam pertunjukan ini,sesekali penyair perlu rendah hati untukmerelakan puisinya tampil sendiri keranah publik sebagai sebuahpertunjukan,” jelas Tentrem Lestari.
Ke-18 penyair dari Magelang yangpuisinya tergabung dalan antologi puisi‘Kilometer Nol’ ialah, Agus Munaji, AtikaSekar, Cholifatul Ridwan, DamtozAndreas, Dedet Setiadi, GepengNugroho, Hari Atmoko, HernadiSasmoyo Aji, Joko Supriyono, M. Dani,A. Aronds, Melur Seruni, Munir Syalala,Nindito Nugroho, Purnawan Andra,Rekki Zakia, Tentrem Lestari, TrimanLaksana dan Wicahyanti Rejeki.
“Kilometer Nol merepresentasikanwajah sastra hari ini, setidaknya diMagelang. Puisi mereka ditulis tanpapamrih ingin populer, ingin eksis, daningin bombas. Mereka tidak disebutpenyair juga tidak masalah. KilometerNol adalah terminal tempat berangkatdan pulang, titik perjalanan yang takada ujungnya. Perjalanan kreatif tidakakan pernah selesai dan penyair tidakakan pernah berhenti untuk berkarya.”Begitu kata Darmanto Andreas, salahsatu editor dan penggagas antologi puisi‘Kilometer Nol’ yang seringmenggunakan nama Damtoz Andreasdalam puisi-puisinya.RED/ Latifa
Foto
: Wic
ahya
tiR
ejek
i
Foto : Adegan Dramatisasi Puisi
28
INFOSASTRA
CERITA RAKYAT
Alkisah. Sawerigading, putra Mahkota kerajaan Luwu dipesisir Sulawesi Selatan baru saja pulang. Sang Pangeranyang gagah perkasa ini baru pulang melanglang buana. Dikampung halaman sendiri, ia justru jatuh hati padasaudara kembarnya, Watentri Abeng yang jelita. Tentu sajaSang Puteri menolak cinta terlarang ini. Raja danPermaisuri pun murka. Itu tak boleh terjadi. NiatSawerigading hanya akan mendatangkan petaka bagi bumiLuwu. Oleh karena itu, Sawerigading harus dilaknat.Tetapi, meski menolak cinta terlarang Sawerigading,Watentri Abeng ikut berduka. Walau bagaimana pun,Sawerigading adalah tetap saudara kembarnya.
29
CERITA RAKYAT
Untuk menghibur Sawerigading,Watenri menyuruh saudara kembarnyaitu pergi ke negeri Tiongkok. Watentriberkata, “Di negeri Tiongkok adaseorang puteri yang wajahnya sangatmirip dengan wajahku. Puteri We Cudainamanya.” Sawerigading menerimausulan adiknya itu. Celakanya,Sawerigading tidak dapat berlayarkarena kapalnya sudah tua dan rapuh.Untuk membuat sebuah kapal yangbaru dan tangguh, ditunjukkanlahkepadanya pohon welengrenge,sebatang pohon milik Dewata diMangkutu. Pohon bertuah itu cobaditebang. Tetapi, sekuat dayadiupayakan, pohon itu tidak bisatumbang.
Atas saran Wetenri Abeng,diadakanlah upacara besar-besaraan,yang dipimpin Iangsung olehnenek Sawerigading, seorang saktimandraguna. Namun, tatkala pohonbertuah itu rubuh, Pohon welengrengelangsung masuk ke perut bumimembawa serta nenek Sawerigading.Aneh memang, bersamaan dengan itusesat kemudian muncul sebuah perahu,bagai muncul dari perut bumi, megahdan indah menakjubkan. SawerigadingTerkesima memutuskan untukmenggunakan kapal itu Makaberlayarlah Sawerigading denganperahu ajaib itu menuju negeri Tiongkokyang sangat jauh disana. SebelumSawerigading berlayar, sempat diamengucapkan sumpah bahwa dia tidakakan pulang ke tanah Luwu, kecuali bilatulangnya dibawa tikus.
Singkat cerita, Sawerigading punberhasil mempersunting Puteri WeCudai dari Tiongkok . Namun setelahsekian lamanya dia tinggal di negeriTiongkok timbul juga rasa rindu ketanah kelahirannya. Suatu ketikaakhirnya ia memutuskan berlayarkembali ke tanah Luwu. Rupanya dialupa akan sumpahnya, dan dia kembaliberlayar pulang dengan perahuWalengrenge dulu. Dewata menjadimurka, menjelang perahu mendekat kepantai Luwu, tiba-tiba perahunya pecahmenjadi beberapa bagian. Pecahanperahunya terdampar di tiga tempat diBulukumba, yaitu seluruh papanlambung perahu terdampar di Ara. Talitemali dan layarnya terdampar di Bira,Sedangkan lunas yang ada pada haluansampai buritan terhempas di Lemo-lemo. Oleh masyarakat setempatbagian-bagian perahu itu dirakit kembalimenjadi sebuah perahu yang megahdan kelak perahu itu dinamakan perahuPinisi atau Penes.
Dari cerita rakyat inilah kononmuncul ungkapan "Panre patangan’naBira, Paingkolo tu Arayya, Pabingkung tuLemo-lemoa" yang artinya,”Ahli melihatdari Bira, ahli memakai singkolo (alatuntuk merapatkan papan) dari Ara, danahli menghaluskan dari Lemo-lemo.Ungkapan ini berkaitan dengankemampuan membuat perahu yangakhirnya diwariskan turun-temurun.Para pengguna perahu pinisi yakin, bilapara ahli dari ketiga daerah ini terlibatdalam pembuatan perahu, dapatdipastikan hasilnya akan sangat prima.
30
CERITA RAKYAT
Walau kemudian perahu pinisi sangatpopuler sebagai armada pelayaranrakyat, menjadi alat pengangkut danmenjembatani kebutuhan masyarakatdari pulau ke pulau di Indonesia, namunada juga yang mengatakan bahwa namapinisi yang dilekatkan pada perahupelaut-pelaut Bugis dari SulawesiSelatan itu, sebenarnya berasal darisebuah bandar di Laut Tengah (Italia)bernama Venice. Bandar itu termasukbandar yang ramai disinggahi olehkapal-kapal dari berbagai penjuru dunia,termasuk Indonesia. Khususnya ketikarempah-rempah dari bumi nusantara inimengalir ke Eropa.
Suku Bugis Makassar memangbiasa mengabadikan nama-namatempat yang penuh kenangan atau yangmempunyai kesan istimewa padaperahunya. Suku Bugis Makasar jugamengidentikkan perahunya dengansejenis ikan yang berenang sangat cepatdi laut lepas. Berharap perahunya dapatlari seperti ikan itu, pemilik perahupinisi banyak pula yang menamakanperahunya dengan ‘Pinisi Palari’.
Dari proses perkembangan Pinisidapat kita jumpai dari macamprototypenya yang dinamakan "Adarak",yaitu papan yang bersusun tanpa paku,lalu berkembang menjadi "Nisikkok",diikat, kemudian menjadi "Salompong"yaitu memiliki undakan pada haluannya.
Zaman menuntut Pinisibermetamorphosa menjadi"Jonggolang", dengan haluan tertutup.Sampai pinisi ini harus menyesuaikan
dengan teknologi modern, sehinggasulit akhirnya kita mengidentifikasikanyang mana pinisi yang asli.
Tapi pada dasarnya Pinisi yang asliadalah yang bertiang dua. Pinisi banyakterlihat di pelabuhan Sunda Kelapa(Pasar Ikan), masih digunakan untukangkutan tradisionil intersuler.
Tana Beru adalah salah satu buktidimana kemegahan pinisi dilahirkan.Dari Ibukota Kecamatan Bontobahari,Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan- 176 KM dari Makassar atau 23 KM danBulukumba inilah sekarang perahu pinisibanyak diproduksi. Para pembuatperahu tradisional ini, yakni: orang-orang Ara dan Bira, yang secara turuntemurun mewarisi tradisi kelautannenek moyangnya. Upacara ritual jugamasih mewarnai proses pembuatanperahu ini. Hari baik untuk mencari kayubiasanya jatuh pada hari kelima danketujuh pada bulan yang berjalan.
Angka 5 (naparilimai dalle’na)yang artinya rezeki sudah di tangan.Sedangkan angka 7 (natujuangngidalle’na) berarti selalu dapat rezeki.Setelah dapat hari baik, lalu kepalatukang yang disebut "punggawa"memimpin pencarian.
31
Sebelum pohon ditebang, dilakukanupacara untuk mengusir roh penghunikayu tersebut. Seekor ayam dijadikansebagai korban untuk dipersembahkankepada roh. Jenis pohon yang ditebangitu disesuaikan dengan fungsi kayutersebut. Pemotongan kayu untukpapan selalu disesuaikan dengan arahurat kayu agar kekuatannya terjamin.Setelah semua bahan kayu mencukupi,barulah dikumpulkan untuk dikeringkan.
Peletakan lunas juga memakai upacarakhusus. Waktu pemotongan, lunasdiletakkan menghadap Timur Laut.Balok lunas bagian depan merupakansimbol lelaki. Sedang balok lunas bagianbelakang diartikan sebagai simbolwanita. Setelah dimantrai, bagian yangakan dipotong ditandai dengan pahat.Pemotongan yang dilakukan dengangergaji harus dilakukan sekaligus tanpaboleh berhenti. Karena itu, pemo-tongan harus dilakukan oleh orang yang
ber-tenaga kuat. Ujung lunas yangsudah terpotong tidak boleh menyentuhtanah. Bila balok bagian depan sudahputus, potongan itu harus dilarikanuntuk dibuang ke laut. Potongan itumenjadi benda penolak bala dandijadikan kiasan sebagai suami yang siapmelaut untuk mencarinafkah.Sedangkan potongan balok lunasbagian belakang disimpan di rumah,dikiaskan sebagai istri pelaut yangdengan setia menunggu suami pulangdan membawa rezeki.
Pemasangan papan pengapitlunas, disertai dengan upacara"Kalebiseang". Upacara "Anjerreki" yaituuntuk penguatan lunas, disusul denganpenyusunan papan dari bawah denganukuran lebar yang terkecil sampaikeatas dengan ukuran yang terlebar.Jumlah seluruh papan dasar untukperahu pinisi adalah 126 lembar.Setelah papan teras tersusun,diteruskan dengan pemasangan buritantempat meletakkan kemudi bagianbawah.
Apabila badan perahu sudahselesai dikerjakan, dilanjutkan denganpekerjaan "a’panisi", yaitu memasukkanmajun pada sela papan. Untuk merekatsambungan papan supaya kuat,digunakan sejenis kulit pohon barruk.
CERITA RAKYAT
32
CERITA RAKYAT
Selanjutnya, dilakukan allepa, yaitu mendempul. Bahan dempul terbuat dari campurankapur dan minyak kelapa. Campuran tersebut diaduk Selama 12 jam, dikerjakansedikitnya 6 orang. Untuk kapal 100 ton, diperlukan 20 kg dempul badan kapal.Sentuhan terakhir adalah menggosok dempul dengan kulit pepaya. Proses terakhirkelahiran pinisi adalan peluncurannya. Upacara selamatan diadakan lagi. Untuk perahudengan bobot kurang dan 100 ton, biasanya dipotong seekor kambing. Sedangkan untukkapal 100 ton keatas, dipotong seekor sapi. Ketika pinisi sudah mengapung di laut,barulah dipasang layar dan dua tiang. Layarnya kadang-kadang berjumlah tujuh. Kapalyang diluncurkan biasanya sudah siap dengan awaknya.
Peluncuran kapal dilaksanakan pada waktu air pasang dan matahari sedang naik.Punggawa alias kepala tukang, sebagai pelaksana utama upacara tersebut, duduk disebelah kiri lunas. Setelah itu doa atau tepatnya mantra pun diucapkan: BismillahirRahmanir Rahim Bulu-bulunnako buttaya, patimbonako bosiya, kayunnakomukmamulhakim, laku sareang Nabi Haidir (Artinya: Dengan nama Allah Yang MahaPengasih lagi Penyayang. Kau adalah bulu-bulunya tanah, tumbuh karena hujan, kayudari kekayuan dari Mukmanul Hakim saya percayakan kepada Nabi Haidir untukmenjagamu). RED/ Israwaty Samad
33
MENUA MAYA
Sewarna magenta menyapa senjaJiwamu ayu membelenggu rasaku
Segara arta menjeda ragaEngkau hulu rinduku menuju
Menyapa bunda senyata mayaWaktu sewindu memburu lalu
Nelangsa sukma mendamba suaSyahdu doaku merayu temu
Oleh:Ema
PUISI
34
Diselenggarakan di Ubud, pusat senidan budaya Bali, Ubud Writers&Readers Festival (UWRF) telah menjadiacara budaya dan sastra tersohor danpaling inovatif se-Asia Tenggara.Pertama kali diadakan tahun 2004 olehJanet DeNeefe sebagai proyekpemulihan pasca tragedi bom Balipertama. Ubud Writers & ReadersFestival merupakan festival sastraberkelas internasional yang bertujuanmengangkat dan menyampaikan cerita-cerita luar biasa dan suara-suara berani,baik berkenaan dengan permasalahanglobal maupun gagasan-gagasan besar.
Sejak 2008, berkolaborasi denganlembaga non-profit asal Belanda, mitrafestival, Hivos, setiap tahunnya UWRFmengadakan pemilihan penulis
emerging Indonesia. Triny Tresnawulan,sebagai Communication CoordinatorUWRF menjelaskan bahwa penulisemerging adalah penulis yang sedang‘bersinar’. Mereka yang berbakat tetapibelum diakui sebagai penulis besar(ternama/established). Istilah emergingwriter dipakai di dunia sastra Baratuntuk para penulis ‘muda’ (muda dalamsegi berkarya, bukan umur), atau calonpenulis besar (established writer). Halini seperti pernah diungkapkan JanetDeNeefe (Pemrakarsa/Direktur Festival)bahwa salah satu misi utamapengadaan UWRF adalahmemperkenalkan cerita-cerita memikatdari bakat-bakat muda yang tersebar diseluruh Indonesia pada komunitassastra dan budaya internasional.
Seleksi Penulis Emerging Indonesia
INFOSASTRA
Narasumber: Triny Tresnawulan, Koordinator Komunikasi UWRFREP : Latifa
35
Pada bulan Oktober 2014 lalu, selama 5hari, Ubud Writers & Readers Festivalke-11 telah sukses digelar. Dihadiri olehlebih dari 150 penulis, ahli dan senimanyang berasal lebih dari 25 negara, sertadikunjungi lebih dari 26,000 pengunjungpada penyelenggaraannya. Dua tokohbesar Indonesia yang hadir meramaikanFestival saat itu adalah GoenawanMohamad dan Azyumardi Azra.Sementara yang hadir dari luar negeridiantaranya adalah penulis besar peraihpenghargaan sastra: HassanBlasim (Independent Foreign FictionPrize), Eimear McBride (BaileysWomen’s Prize) dan Cyrus Mistry (2014DSC Prize). Ratunya penulis novelkriminal Val McDermid terbang keFestival dari Skotlandia. Mewakili Asia,tampil penulis avant-garde ternamaCina Can Xue, novelis Jepang MinaeMizumura serta penulis Malaysia TashAw yang menambah kehangatan diFestival.
Hadir pula tokoh-tokoh yangbersentuhan dengan isu kemanusiaanyaitu perwakilan PBB di Sudan MukeshKapila, jurnalis terdepan PallaviAiyar, penulis Indonesia etc. ElizabethPisani hingga editor surat kabar nasionalPolandia Adam Michnik. Tak ketinggalanpula hadir pemerhati isu lingkungan,Keibo Oiwa, NadyaHutagalung dan Willie Smits.
Dengan berakhirnya UWRF ke-11 padatahun 2014, panitia UWRF telah kembalimembuka kesempatan bagi para penulisberbakat Indonesia untuk mendaftarkandirinya sebagaipenulis emerging Indonesia 2015.Berikut adalah pengumuman SELEKSIPENULIS EMERGING INDONESIA UWRF2015 sebagaimana terkutip dari webresminya :www.ubudwritersfestival.com
FOTO : Pembukaan UWRF 2014
Narasumber: Triny Tresnawulan, Communication Coordinator UWRF
REP : Latifa
36
INFOSASTRA
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan :1. Matt Oldfield, mengenai Lingkungan
Hidup2. Salah satu kegiatan Diskusi3. Salah satu kegiatan Diskusi4. Makan Malam bersama penulis – media5. Presentasi salah satu acara6. “rasa nusantara” Bondan Winarno7. Konferensi pers, tampak hadir
cendikiawan Azyumardi Azra
37
Sumber : http://www.ubudwritersfestival.com/seleksi-penulis-uwrf-2015/38
INFOSASTRA
LENTERA SASTRA
MENULIS di MEDsos,
kemudahan aktualisasi
Oleh: El Fietry Jamilatul Insan
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara untukmengasah kemampuan menulis. Menulis adalahkemampuan yang bukan berasal dari bakat,melainkan dari latihan yang dilakukan secara terusmenerus. Menulis bisa diibaratkan dengan sebilahbesi tumpul. Semakin sering mengasahnya,semakin cepat bilah besi itu tajam. Dari berbagaicara mengasah kemampuan menulis, salah satunyaadalah memanfaatkan dunia maya/internet yangmodern, karena kemudahaanya untuk diakses.
Hadirnya fitur-fitur media sosial di internet,memungkinkan orang untuk membuat tulisan yangbisa dibaca banyak orang. Memungkinkan parapenulis pemula, yang awalnya menyimpan malu-malu tulisannya di buku hariannya, kini beranimembuka tulisannya untuk dipajang di internet,terutama Facebook. Dari media ini dapat dilihat,sejauh mana tulisan kita berkembang. Lebih dariitu, bisa mempelajari banyak hal-hal lain,mengenai tulis-menulis dari internet.
Fakta itu lebih semarak lagi, karena didukungdengan menjamurnya grup-grup yang memangkhusus dibuat untuk setiap orang yang gemarmembuat tulisan (dibaca penulis). Selama limatahun terakhir, kehadiran grup-grup menulis dimedia sosial Facebook, menjadi angin segar bagimereka yang memiliki minat dalam menulis. Adasebuah ambisi untuk menjadi penulis terkenal.Tentunya, dari titik inilah orang bisa memanfaatkandunia maya (terutama Facebook) untuk mengasahkemampuan menulisnya. Mengapa?
39
Ada beberapa alasan yang akan dikemukakan:
• Mudah.Kemudahan mengakses informasi melalui sosial media. Artinya, siapa pun di belahanbumi manapun kita berada, kita bisa mereguk ilmu menulis tanpa harus repot-repotmenyediakan waktu dan biaya untuk datang ke tempat kursus menulis. Tinggal dudukmanis di depan gadget, melihat, membaca dan mengetik.
• Gratis.Beberapa penulis kenamaan, ada yang menyediakan kursus menulis secara daringdengan biaya tertentu. Namun, dengan watak yang melekat di diri orang Indonesia.Banyak orang lebih menyukai sesuatu yang gratis. Melalui media sosial, orang bisamendapatkan ilmu menulis secara gratis. Misalkan, lewat grup-grup menulis yangbertebaran di sana. Asal rajin meluangkan waktu untuk menelusuri setiap jadwal digrup yang ada. Bahkan jika beruntung, bisa dibimbing oleh penulis profesional yangsuka wara wiri di Facebook dan tak pelit berbagi ilmu.
• Membangkitkan semangat.Bergabung dengan grup kepenulisan selain bisa menimba ilmu secara gratis, juga akanmembangkitkan semangat untuk terus menulis. Grup-grup menulis, biasanya selalumengadakan lomba atau event yang berhadiah.
• Merangsang ide untuk terus menulis.Ilmu tidak akan berguna tanpa praktik. Adanya lomba atau event yang diadakansebuah grup menulis secara tidak langsung merangsang orang untuk terus berlatihmenulis. Memunculkan ide-ide baru dengan tema yang disyaratkan oleh lombatersebut. Hal tersebut, membantu orang untuk semakin mengasah kemampuanmenulisnya.
• Menjalin silaturahmi sesama penulisMelalui fasilitas seperti grup memungkinkan kita mempunyai banyak teman untukberbagi ilmu mengenai dunia kepenulisan.
LENTERA SASTRA
40
LENTERA SASTRA
Selanjutnya adalah bagaimana kitamemanfaatkan kesempatan tersebutdengan cara :
• Pintar mencuri.Pintar mencuri, dalam pengertian yangpositif, yaitu sebisa mungkin kita harusbisa mengambil setiap pelajaran sekecilapapun dalam diskusi-diskusi yangsering diadakan di sosmed. Dariseringnya mencuri inspirasi darikomunitas maya tersebut sedikit ataubanyak pasti akan mendapat ilmukepenulisan untuk kemudian diterapkandalam metode penulisan kita.
• Sering-sering ikut dalam acara-acarasastra.Menulis adalah keterampilan. Tidakakan cukup setumpuk teori tanpaberlatih. Setelah mencuri ilmukepenulisan dari diskusi-diskusi karya,saatnya menerapkan ilmu itu denganmenuliskan ide, dalam berbagai acarayang bertebaran di media sosial.
• Adu nyali.Lambat laun ilmu yang didapat daridunia maya pun semakin banyak.Namun seperti ungkapan di atas, bahwatidak akan cukup setumpuk teori tanpaberlatih. Karenanya, ketikapengetahuan mengenai tulisan sudahcukup memadai dan sudahmenerapkannya pada tulisan sendiri,saatnya menyimpan tulisan kita untukkemudian dikirim ke media yang lebihluas. Seperti, koran atau majalahberskala nasional. Kenapa disebutmenyimpan dan bukan langsung
memuat karya untuk mendapatkanmasukan dari penulis lainnya? Karenamedia seperti koran atau majalahberskala nasional tidak akan menerimatulisan yang pernah dimuat sebelumnyabahkan di media sosial. Namun bukanberarti tidak bisa memantapkan naskah,sebelum dikirim ke koran atau majalah.Kita masih bisa mendapat masukanuntuk karya kita sebelum kita kirim.Caranya dengan melalui pesan pribadikepada orang-orang yang telah kitapercaya untuk memberi masukandarinya.
• Tetap semangat.Terkadang, orang puas hanya denganmemenangkan sebuah lomba di sebuahpenerbit indie. Namun, barangkalimasih diingat dengan kiat mengikutilomba pada Purakasastra edisi 2kemarin. Bahwasanya, kemenanganbukanlah akhir dari totalitas karya.Karenanya, tidak perlu uncang-uncangkaki bersantai, setelah memenangkansebuah lomba. Tetapi harus lebih rajinlagi untuk berinteraksi dengan teman-teman penulis. Perluas pertemanandengan penulis lainnya sangat penting.Semakin banyak teman penulis di duniamaya dan semakin rajin kita bergabungdalam berbagai acara di grup-grup atauacara lainnya maka akan semakinmatang pula tulisan kita.
Sebagai penutup, mari mulai giatmencari ilmu kepenulisan. Ilmu tidakakan datang jika kita hanya berdiam dirisaja. Salam Sastra!
41
"Untuk Pam, Linggo, Aszy, Reggi, Gembel,Harold dan mereka yang pernah datang disatu alam, mengingatkan saya untukmenjaga kewarasan. Di manapun kaliansekarang," Menuju subuh di Bandung yangmulai dingin menggigit. Hari merayapmenuju akhir penanggalan. Tak lama lagitahun berujung dan almanak-almanakbaru dibuat.
Pemujaan terhadap Desember dimulai,kenangan-kenangan tercecerdikumpulkan, doa-doa dipanjangkan,harapan-harapan dibungkus, botol-botolberdenting, dan kesibukan ritual di altaringatan dimulai dan berakhir.
CERPEN
DI UJUNGINGATAN
Oleh : Herry Sutresna
42
CERPEN
Media- media dengan kleidoskop tahunan, para pecundang dengan resensi albumterbaik, saya dan kamar redup, kopi mendingin dan monitor menyala. Saya tak punyamemori khusus perihal menutup tahun. Saya berusaha keras membuatnya terkesanmerayap, ketika saya paham betul bagaimana semuanya bergegas ditahun ini. Entahuntuk apa. Mungkin beberapa memori belum selesai saya buat totem. Beberapa lainbelum tuntas dilupakan. Oleh karena itu, nampaknya, saya kembali berhutang banyakpada penghujan di penghujung tahun.
Hujan sore di bulan ini membuat saya bisa menerima kesenduan sebagai sesuatu yangjauh lebih baik dibanding mengutuk kehilangan dan ketertinggalan di hadapan waktu.Ditahun yang membuat saya harus memaklumi banyak hal, membiarkan kebanalanrutinitas tanpa perlawanan berarti dan mengikhlaskan beberapa kawan pergi danbeberapa mimpi memudar. Kekalahan dan kehilangan memang harus lebih pentinguntuk dicatat ketika kemenangan lebih layak dirayakan. Ada yang penting sekaligusmubazir dalam hal mengenang waktu. Meski agak buram, saya masih mengingatmengucapkannya ketika menenangkan seorang sahabat mabuk dan mengamuk di suatumalam. Menangis dan marah. Ingatan tak akan mengembalikan waktu yang hilang.Namun mungkin salah satu cara untuk menjaga kewarasan adalah mengingat waktu-waktu waras.
Ketika memori tentang segala hal yang diinginkan sebagaimana dimimpikan menemuikenyataan di perempatan jalan. Konon di situ harapan disembunyikan. Saya ingat saattak lama tahun ini dimulai, beberapa malam sebelumnya, kami berbicara di angkringanMagelang di Tugu Pahlawan yang sebenarnya tak pernah cocok untuk dipakai ngalor-ngidul berlama-lama. Ia hanya membeli tiga tusuk sate telur puyuh, saya membelisemua lauk dan 2 kepal nasi. Kelaparan. Saya berpikir, mungkin dengan sedikit kenyang,saya bisa dengan lancar mengutarakan kejujuran saya perihal kekecewaan terhadapdirinya yang saya simpan rapi berbulan-bulan, hingga akhirnya kehilangan ruang,berdesakan dengan kepingan-kepingan strategi politik, manajemen konflik,pengorganisiran komunitas, utopia basi dan omong kosong sejenis.
Saya tak menyangka jika malam itu menjadi titik balik dari apa yang hampir setengahdekade kami jalani. Dengan sedikit terbata, saya mencoba jujur dan sedikit kurang ajar.Mempertanyakan banyak hal, keanehan, gosip-gosip jalanan dan mendungnya langitBandung. Ada raut yang tak biasanya datang, kombinasi dari kekecewaan dan kelelahandi wajahnya. Kami pulang dengan obrolan menggantung. Meski tak tuntas, saya takpernah mempersoalkannya lagi. Namun sejak itu, malam-malam di tangkringan takpernah lagi sama. Malam yang mengajari kami untuk tetap menyediakan ruang untukmengikhlaskan banyak hal, sebelum menjadi duri dan gejah yang membuat kepenasaranmenjadi luka. Saya dan kawan-kawan lain memeluknya ketika malam mabuk itu.
43
CERPEN
Tak bisa disembunyikan lagi kekecewaan besar darinya yang merasa ditinggalkan saudaradan sahabat. Kami membisik dan berteriak meyakinkannya bahwa bagaimanapun kamitetap ada. Kami tak mungkin melupakan kehadirannya selama ini ditengah- tengah kami,sebagai saudara, mengorbankan banyak hal berdiri di samping kami selama bertahunmempetisi jalanan Bandung. Tak pernah akan ada yang merubah dan menggantinya.Malam kadung terluka namun ia tahu, meski mabuk, di pojokan bumi manapun kamiakan selalu datang ketika ia meminta meski langit mulai terbelah poros memisahkan apayang dahulu kami kerjakan bersama. Dan tiba-tiba saya teringat Bani, pada suatu malamyang berakhir dengan berjalan kaki menyusuri Terusan Pasteur. Dahulu sekali saya seringmelakukannya, ketika saya dan Ibu Bapak masih tinggal di Gunung Batu.
Saya menyaksikan bus khusus rombongan Suharto melewati tol Pasteur saat jalanpemendek jarak itu diresmikan. Jalan itu adalah jalan paling nyaman digunakan berjalankaki dahulu. Sekarang menjadi jalan paling sibuk di Bandung pada akhir pekan danliburan. Saya berhenti tepat di depan Hotel Grand Aquilla, ada bayangan sosok almarhumdi benak saya. Beberapa tahun lalu kami sempat menghabiskan banyak waktu disitu,beberapa bahkan tinggal bersama para buruh hotel itu yang mogok dan mendirikantenda posko protes tepat di bibir Hotel. Pada suatu malam isu sweeping beredar, kamidatang kesana berpuluh. Rombongan SBY akan datang lewat pintu Pasteur dan walikotatak ingin ada keriuhan tak jelas yang mengotori jalanan yang akan dilewati sang Presiden.Kami diminta korlap aksi dan LBH sebagai koordinator solidaritas untuk datang berjagajika keadaan memburuk, bala bantuan bisa siaga. Bani pun datang dengan botol gepeng.Sebagian kawan mengutuknya, sebagian lagi tertawa senang. Isu sweeping tak terbuktimenjadi kenyataan, kami bersyukur, malam itu berubah menjadi salah satu malam kamiyang tak perlu susah payah untuk mengingatnya.Bani pergi empat bulan lalu, beberapa hari sebelumnya kami sempat bercanda gurau diBandung Zine Fest. Tak ada seorangpun yang mengira ia akan pergi dalam waktu dekat,meski wajahnya menguning, petanda penyakitnya tak kunjung bisa disembuhkan.Kehadirannya hari itu mengejutkan, lama ia absen, semengejutkan kepergiannya tak lamakemudian. Saya berhenti tepat di bekas lokasi tenda posko itu. Hujan tak turun malamitu, langit malam memprovokasi beberapa ingatan hadir. Saya nyalakan rokok, membukabotol dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke arah bintang paling terang di langit. Adasemburat kepergian seporsi banyak kegelisahan malam itu. Lagi-lagi, malam mengajarikami untuk tetap menyisakan ruang untuk mengikhlaskan banyak hal.
44
CERPENAda sepertiga malam lain, ada janji yang akhirnya kami realisasikan. Seorang sahabatbersikeras berminggu-minggu menagihnya dengan militan. Ia ingin saya meluangkanwaktu bertemu lagi sahabat lama kami, kali ini tanpa kawan-kawan lain, setelah entahberapa lama ada jarak yang memisahkan untuk bisa seperti dahulu lagi.Ada sengkarutmasalah yang entah berawal dan berakhir di mana yang membuat saya tak bertegursapa dengan salah satu sahabat terdekat saya ini bertahun-tahun lalu. Sedemikian rupahingga kami sampai pada kesimpulan bahwa saling diam dan jalan dengan hidupmasing-masing adalah jalan terbaik kala itu. Kami menghabiskan malam itu dengankekonyolan lama dan minuman baru, satu kawan lain bergabung hingga tiba waktu sayapamit sebelum subuh datang. Kami berbicara banyak hal dan melupakan sedikit perihal.Menghitung kehilangan dan mempetakan perjalanan. Seperti banyak hal lain di mukabumi, ada yang tak lagi sama, banyak yang masih. Tak cukup memang. Namun saya akanmencatatnya sebagai marka waktu ingatan-ingatan yang saya sengaja kubur hadirkembali bukan hanya untuk diikhlaskan namun pula untuk ditertawakan bersama. Sayaakan selalu mengingat jalan pedang yang dahulu kami pilih, tak ada belokan memutar,dan mengingat mereka berdua sebagai sahabat yang tak pernah benar-benar pergi. Inisubuh terakhir di tahun ini. Hujan mengguyur Bandung sejak malam dan belum adatanda-tanda akan berhenti. Saya membiarkan sendunya berkelebatan sebagai sesuatuyang jauh lebih baik dibanding mengutuk kehilangan dan keterpurukan di hadapanwaktu. Ingatan tak akan mengembalikan waktu-waktu yang hilang. Saya hanya manusiadengan kebanalan biasa-biasa dan sama sekali bukan binatang jalang meski kadangterbuang dari kumpulan-kumpulan. Tapi saya ingin hidup seribu tahun lagi.
Kumpulan Puisi :
TUHAN DIMAKAN BELATUNG
Soetan Radjo Pamoentjak
45
PUISI
Dandelion dalam sepiSepasang mata yang teduh…
Namun tajam seperti elang…Seputih kapas menyelimuti tubuhnya…
Karya indah yang Maha Kuasa…Namun, jiwanya dingin sepi..Hamburan tannya pikirku…
Tak ada yang tau…Bertemankan sepi juga tak mengerti…
Entahlah…Seperti seuntai dandelion dalam ribuan ilalang…Tampak indah namun siapapun tak melihatnya..
Hanya tertiup angin sajaa…lalu terbang bersamanya…
ke tempat sepi yang membelenggunya…teriak lalu pantulan gelombang menjawabnya..
akupun tak mengertiterlalu absurd!!!
Namun, hatiku terpanah di titik tengahnya…
Oleh:Noer Azizah
46
CORAK puisi beragam. Ada yang lebihmementingkan unsur formal sepertiterlihat dari penonjolan rima, larik danbait. Namun ada yang lebihmemperhitungkan unsur puitis yangtidak terikat oleh kehadiran unsurformal. Puisi yang bercorak terakhir itulebih mementingkan suasana puitis,melalui imajinasi-imajimasi yangdiciptakan penyairnya. Salah satu bagianyang cukup diakrabi belakangan iniadalah corak kontemporer.Kontemporer (Bahasa Prancis :contemporaire) yang mengandungkonsep historis itu berarti kekinian. DiIndonesia, puisi tersebut bersifatinkonvensional. Artinya, sistempenulisan puisi menyimpang dari tatacara penulisan puisi pada umumnya.Penyimpangan itu terjadi, dari segibentuk dan bahasa sebagai mediaekspresinya.
Dalam perkembangannya, jenis puisikontemporer Indonesia dapat dicatatnama seperti : Sutardji Calzoum Bachri,Darmanto, Yudhistira NugrahaMarendra Marsadi, Jeihan, Darmanto,Ibrahim Sattah, Hamid Jabar. Dankhusus di kawasan Timur Indonesia,tercatat : Elkacen, Aris Swastono, danmasih ada lagi yang tidak sempat dicatatdi sini. Sasaran kajian puisi kontemporeradalah lebih mengungkapkan kehidupansosial masyarakat yang menunjukkansikap-sikap seperti: blakan-blakan,skeptis, individualis, dan anarkis.Penyair-penyairnya kurangmengindahkan simbolik, lambang-lambang imajinatif dan intuitif. Merekamenulis apa adanya. Penikmat silakanmenilainya sendiri.
Untuk tidak sekadar berbincang-bincang, berikut ini akan ditampilkanbeberapa puisi yang tergolongkontemporer dari Sdr.Aris Swastono danSdr. Elkacen.
KAJIAN SASTRA
MENGUNGKAPKAN CITRAAN REALITAS
Oleh : Usman Ganggang
47
KAJIAN SASTRA
Pasar
Jalan pinggir,jalan jalan pinggir pasar pasarOrang lewat lewat pinggir pasarpasar pinggir jalanPasar sayurPasar kirabPasar firmanPasar nabiPasar tuhanPasar bubar bubar, jalan jalan pinggir pasar
Cita-cita
Aku ingin jadi insinyurJadi insinyur jadi pragawatiJadi dokterJadi ibuKalau kamuDan jawabnya“Andaikan dia itu ada, aku tak tahanUntuk tidak menjadi Dia!”
Mencermati dua puisi di atas, terbersit suatu kesimpulan bahwa puisi tersebuttergolong puisi kontemporer, karena coraknya inkonvensional. Kedua puisi itumengandalkan unsur formal seperti : pola-pola rima, larik, dan bait dan terutama lebihpada pembentukan suasana melalui imajinasi-imajinasi yang diciptakan penyairnya.Sdr.Aris, nampaknya, ia buang jauh-jauh nilai estetik dan puitik. Yang penting baginyaadalah berusaha menampilkan citra lihatan dan citra dengaran tentang realitas yang adadi lingkungannya seperti masalah pasar dan cita-cita. Kalau dipenggal mengacu padamakna denotatif (= makna yang sebenarnya atau makna mengacu pada kamus) makauntuk larik pertama dan kedua puisi pasar maka hasilnya demikian : jalan pinggir jalan,jalan pinggir pasar, pasar orang lewat, lewat pinggir pasar, pinggir jalan. Kemudian SdrAris tutup dengan pasar bubar, bubar jalan, jalan pinggir jalan.
Kata pasar dominan sekali dalam puisi tersebut. Rupanya Aris mau mengeritik, apa sajatujuan orang kalau ke pasar, iya kalau hanya jalan di pinggir jalan, mengapa tidak teruske pasar untuk membeli sayur, membeli lain-lainnya seperti kitab atau mendengarfirman dan sabda nabi dan Tuhan kalau memang di pasar ada ceramah agama? Tapiagama apa yang memberi ceramah di pasar? Bukankah pasar tempat bertemunyapenjual dan pembeli?
Begitu pun dengan Puisi Cita-cita, mengapa cita-cita seseorang itu begitu banyak? Ya,pada akhirnya, tentu bakal membingungkan, bukan? Sampai akhirnya, aku –lirik =akuyang diceritakan), mengatakan:/ Andaikan dia itu ada, aku tak tahan untuk tidakmenjadi DIA//.
48
KAJIAN SASTRA
Benar, kata kritikus sastra bahwa puisi merupakan hasil pengamatan dan pencernaanpenyair terhadap suatu objek. Pengungkapan rada unik (tidak ada tandingannya), karenaitu, pilihan katanya pun yang berunik dan berbobot. Selain itu, kata-katanyamengandung ide yang sukar untuk dicarikan sinonimnya dengan satu atau dua kata.Kejelasannya baru diperoleh setelah menalar (=menghubung-hubungkan fakta atau datamenuju pada sebuah kesimpulan atau pendapat) dengan sungguh-sungguh melibatkandunia dalam dan dunia luar puisi sehingga plong rasanya.
Puisi berikut ini salah satu contoh.
Perempuan-perempuan TikopiaOleh : Aris
Perempun-perempuan TikopiaAnyam tikar tikar kuil suciPuja dewa-dewa
Perempuan-perempuan TikopiaPunggung pantai muka danauHormat altar suci uta
Perempuan-permpuan TikopiaHening-hening lengang tenang
Mencermati puisi di atas, maka kita butuh baca sejarah, dengan demikian ditemukannama dewa Uta yang terdapat di Tikopia. Pertanyaannya, apa yang dikerjakan olehperempun-perempuan Tikopia? Ternyata, mereka menganyam tikar kemudian dipasangpada kuil-kuil yang mereka sucikan dengan tidak boleh berbicara juga pantang untukmembelakangi kuil. Punggung mereka harus mengarah ke pantai dan wajah harus ke arah danau tempat kuil itu berada. “Nah,apakah ini merupakan ketaatan yang sejati?”Apakah diberi sanksi kalau dilanggar? Atau apakah semua orang yang ke sana harusmenaati peraturan seperti itu kalau menganyam tikar?
49
Nah, bagaimana lagi dengan puisi Persiapan Upacara 17 Agustus karya Sdr.Elkacenberikut ini? Meski suasana puitis dihadirkan oleh penyairnya, tetapi setelah dicermati,ternyata penyairnya mau mengkritik persiapan perayaan Agustus yang cukupmelelahkan tapi hasilnya tidak memuaskan. Puisi berisi kritik yang blak-blakan inicontoh praktis dari puisi kontemporer. Kritikannya tajam, terserah orang maumenilainya. Yang jelas penyair hanya mendeskripsikan sebuah fakta yang bisa saja faktaobjektif tapi bisa juga fakta imajiner(=fakta yang ada dalam otak penyairnya). Cermatisaja kritikan tajamnya:/ Maju jalan !/ Balik kanan tidur gerak/ Bersama kita memompabadai//
Persiapan Upacara 17 AgustusOleh : Elkacen
Peserta upacara memasuki lapangan upacaraLapangan upacara disirami air mataAku terduduk menungguMimpi yang masih berlabuhDi sanaDi atas trotoarLalu lalang anak sekolahMengunyah pagi yang tak berbugkusMemendam makna yang tak terfahamiLalu lalang mentari di kepalaSeakan berkata:Kupandang matamu sampai kau mati !Lalu lalang polantas di jalanMengatur langkah pramukaMaju jalan !Balik kanan tidur gerakBersama kita memompa badai.
KAJIAN SASTRA
50
51
PEMESANAN IKLAN : 0897 925 8669 (RIZAL)
Komunitas SASTRA
Perkembangan sastra di dunia cyber seakan tak pernah berhenti. Bagai sebuah ekspresijiwa yang telah lama terpendam dan kembali mencuat. Bukan mustahil, dunia cybermenjadi salah satu pengembangan daya intelektualitas, dalam mengasah talenta-talentadiri serta pertumbuhannya. Di situ, mereka bisa mencoba kepiawaiannya, terutamadalam bidang sastra. Mereka menguji karya-karyanya dengan berani. Era digitalmemang sangat memudahkan untuk publikasi. Perkembangan publikasi dalam duniacyber, memungkinkan lahirnya penafsiran baru dalam bidang sastra.
Sastra cyber bisa disebut dengan sastra postmodernisme. Keberadaannya berkembangpesat, seiring dengan berkembangnya dunia cyber atau digital. Di dunia cyber, dijumpaiberbagai event dan perlombaan menulis. Kita mudah mengikutsertakan diri dalamberbagai event. Tentu saja, hal tersebut berbeda dengan konteks event dalam dunianyata. Dalam dunia nyata, sering memerlukan waktu, tenaga dan persyaratan yangbanyak, sehingga tak sedikit orang merasa minder dan tak punya waktu.
Perkembangan sastra cyber, membuktikan dengan cemerlang bahwa dunia sastra telahbangkit dan ramai kembali. Para pegiat sastra, penulis, penyair, bangkit dan berdiri.Sejarahnya, setelah sastra era modernisme melemah, sastra cyber seolah-olahmegumandangkan kebangkitan sastra serta banyak melahirkan jenis tulisan baru. Takdapat dipungkiri sastra era modernisme memang terikat dengan pakem-pakemtertentu, tetapi memberi wawasan baru dalam dunia sastra. Sastra jenis itu,berkembang pesat di dunia nyata, jauh sebelum era digital atau cyber.
RED/ Dian Rusdi
FORUM SASTRA INDONESIA
DAN
SASTRA CYBER
52
Komunitas SASTRA
53
Dunia cyber menjadi saksi lahirnya aliran-aliran puisi baru. Melahirkan tokoh-tokoh barudalam kesusastraan Indonesia. Diskusi aliran sastra, interaksi sesama pegiat sastrasangat ramai dalam dunia cyber. Misalkan, dalam Facebook, Twitter, Fanspage(Facebook), Blog, Wordpress dsb. Untuk membantu kefokusan dalam diskusi daninteraksi, maka dibuatlah situs-situs khusus yang membahas bidang sastra. Salah satucontoh grup sastra, yang membidangi sastra adalah grup Forum Sastra Indonesia(Forsasindo). Grup yang dibentuk Pak Manaek Sinaga beserta pegiat sastra lainnya, padatanggal 22 desember 2012 ini, berhasil memikat puluhan ribu pegiat-pegiat sastra dariberbagai kalangan.
Di grup ini, dapat dilihat para pegiat sastra, penyair, penulis, sastrawan dari berbagaigolongan dan aliran puisi. Dari yang masih belajar sampai pada tahap pengajar.Termasuk juga ada para budayawan, seniman, sejarawan dll. Grup ini seakan tak pernahsepi dari postingan karya dan diskusi. Berbagai debat “panas” kerap dilontarkan,misalnya, masalah postingan, tulisan, kritikan, plagiator, dll.
Forum Sastra Indonesia (Forsasindo), merupakan grup publik. Karena itu, setiap anggotabisa mempublikasikan karya-karyanya. Setiap anggota dengan mudah dan bebasmembaca, menganalisis, mengapresiasi karyanya sendiri maupun orang lain. Tentunya,nilai kebebasan postingan karya, tetap bersentuhan dengan tanggungjawab, nilai etikadan moral. Admin grup mengemban tugas membentengi, menjaga, memelihara, danbertanggung jawab terhadap berjalannya grup agar sesuai dengan etika dan moral.
Akhirnya, kehadiran Grup Forum Sastra Indonesia (Forsasindo) merupakan wadahbelajar-mengajar, interaksi-diskusi yang bertujuan memelihara, menjaga danmeningkatkan kemajuan sastra Indonesia. Salam Jiwa sastra.
RED/ Dian Rusdi
Meski Lelaki, Kumpulan CeritaYoga Frazt
Nadhom CintaDimas Indiyanto S.
AYINRini Intama 54
LIPUTAN KHUSUS
Sekolah Sastra
Bulukumba dan
Ruang Alternatif
“Kota kecil macam apakah ini, sebuahkota tanpa sastra?” Sejak bertahun-tahun entah berapa kapan lampau,pertanyaan itu menggedor-gedor kepalasastrawan dan budayawan muda,Andhika Daeng Mammangka bersamaintelektual muda, Arum Spink. Bukankarena alasan Bulukumba dulu adalahtempat bermain masa kecil KrishnaPabicara, cerpenis nasional. Bukankarena Bulukumba adalah tempatkelahiran penyair dan aktor filmnasional Aspar Paturusi. Bukan pulakarena Bulukumba adalah kampunghalaman Dul Abdul Rahman, novelisyang karya-karyanya tersebar dandibaca di beberapa negara Asia. Sejarahpada akhirnya mencatat Andhika DMdan Arum Spink yang berani melabrak“prosedur” dan pakem sekolah formaldi kampung halaman, Bulukumba.
Andhika DM dan Arum Spinkmendirikan sebuah sekolah yang diberinama Sekolah Sastra Bulukumba (SSB).Sekolah tersebut diresmikan di WarungKopi Ezpresso, Jalan Jenderal Sudirman,Bulukumba, Sulawesi Selatan pada 8November 2012.
Tidak tanggung-tanggung, seorangAkbar Faisal, politisi Senayan anggotaDPR RI periode 2009-2014menyempatkan diri seharian hadir padapembukaan SSB.Menghadirkan seorangpolitisi Senayan tentu tidak semudahmembalikkan telapak tangan, karenameskipun ada jaringan dan sudah adajanji, bisa saja kehadiran seorang politisiSenayan tiba-tiba batal karena berbagaihal yang tidak bisa dihindari.
Arum Spink, Direktur Bulukumba Forumyang saat itu masih menjabat Ketua KPUKabupaten Bulukumba, memfasilitasiSSB yang untuk sementara beralamat diJalan Jenderal Sudirman, sampingPenjara Tua, depan eks Kantor PolresBulukumba. Seiring berjalannya waktu,kelas SSB berpindah-pindah tempat.Ruang kelas SSB bisa di mana saja. Salahsatu kelas mereka adalah pelataranRadio Cempaka Asri FM Bulukumba.
55
Puluhan kegiatan sastra maupunpelbagai genre seni telahdiselenggarakan oleh SSB. Kegiatanpertama mereka yang begitu bersejarahadalah Tadarrus Puisi RamadhanSekolah Sastra Bulukumba & EkspresiRCA. Disiarkan langsung dari pelataranstudio Radio Cempaka Asri 102,5FMBulukumba, 4 Agustus 2013.Kegiatan pertama itu terselenggara ataskerjasama Sekolah Sastra Bulukumba(SSB) dan Program Ekspresi RCA 102,5FM dimana program Ekspresimerupakan program sastra dan senibudaya yang saat itu masih diasuh olehIvan Kavalera.
Banyak kalangan berharap kehadiranSSB bisa menambah wadah berlatih dansarana untuk menghasilkan karya-karyaseni budaya di Bulukumba. Seperti telahdirintis dan dilakukan oleh DarsyafPabottingi dan kawan-kawan yangberhimpun di Teater Kampong, dan atauIcdar Yeneng bersama Sanggar Seni AlFarabi. Wadah-wadah yang adatersebut, selain berlatih dan berkarya,juga dapat menggali seni budaya khasBulukumba, serta mendapat ruang danwaktu untuk melakukan eksplorasi.
Ruang Alternatif
Dalam bincang-bincang khusus bersamaAndhika Daeng Mammangka di sela-selaaktivitasnya mengajar di SSB pada 28Nopember 2014, pesastra muda itumenjelaskan SSB memang telah jauhhari diproyeksikan menjadi ruangalternatif dalam melakukan pendidikanseni dan kebudayaan bagi masyarakatBulukumba. Penulis belasan buku sastradan sejarah, kelahiran Bulukumba tahun1980 itu juga menegaskan bahwa siapapun dapat terlibat untukmengembangkan SSB.
“Siapa pun dapat terlibat untukmengembangkan SSB. Alhamdulillah.Saat ini kami juga telah mewujudkanbeberapa mimpi, di antaranya RumahBaca Malewa, pelatihan menulis karyafiksi dan non-fiksi, penelitian,pemutaran film dan sebagainya, yangdapat mendorong tumbuhnya penggiatseni sastra atau apresiator seni secaraumum. Kami pun menghadirkan pelatihdan guru yang profesional di bidangkajian masing-masing, dari berbagaiwilayah di Indonesia,” jelas sang guruyang juga pegiat sastra cyberdihttp://kelongpajaga.blogspot.com itu.
Keterangan Foto:
1. Aksi baca puisi salah seorang santri SSB dalam Tadarrus Ramadhan SSB & Ekspresi RCA 2012.
2. Sastrawan dan aktor film nasional asal Bulukumba, Aspar Paturusi bersama Andhika DM, pendiri SSB.
1
2
56
LIPUTAN KHUSUS
Sastra Radio dan Sastra Cyber
Para santri dan santriwati (sebutan untuk siswa-siswi SSB) sejak SSB didirikan merekalangsung diajak berkenalan dan terlibat maksimal dalam berbagai seni pertunjukan.Para santri SSB sejak dini terlibat dalam sastra radio. Wadah mereka adalah RadioCempaka Asri FM. Dua program acara sastra dan budaya di radio lokal tersebut menjadiajang berkarya, baik karya tulis maupun pembacaan karya sastra secara live.Bermula dari radio itu pula para santri SSB mulai berkenalan dengan sastra cyber.Beberapa santri SSB saat ini bahkan dikenal sebagai pesastra cyber yang cukup aktif.Salah seorang diantaranya, Ahmad Muthahier dengan situs blognya dihttp://ahmadmuthahier.blogspot.com.
Bulukumba kini selalu punya penjelasan terhadap pertanyaan “Kota kecil macam apakahini, kota tanpa sastra?” Bulukumba memiliki SSB dengan Rumah Baca Malewa-nya,dengan ruang-ruang kelas di mana saja, di tengah alam terbuka pun jadi. Di ruang-ruangalternatif itu juga ada Sanggar Seni Al Farabi, Teater Kampong dan lain-lainnya yanglebih dulu ada. *Bulukumba 28/11/2014.[Liputan: Israwaty Samad/Foto: dokumen SSB]
RED/ Istawaty Samad57
LIPUTAN KHUSUS
MENGAPA?Atas nama kami
Tuan....Kau tahu saku kami tak cukup tebal membeli hidup
Mengapa tetap kau rogoh?dan kau bilang atas nama kami
Tuan....Sejak kemarin perut kami kosong
dan baru bisa terisi pagi nantilalu kau hanya duduk di kursi
dan kau bilang atas nama kami
Tuan....Mungkin kami tak sebesar engkau
namun ketahuilahkarena kamilah kau besar
Ya, kami yg kecil iniyang kau bilang kau adalah kami
Saat kami tak lagi bernama....Kau berdiri untuk siapa?
Saat kami tak lagi kecil, namun berubah sirnaKau duduk untuk siapa?
Tanpa kami apa bisa?
Kami berdiri di gerbang kematian....dan kau mempersiapkan surga untuk para raja di seberang
Jika kau adalah kami, bukankah bersama kami kau pun akan mati?lalu mengapa masih saja kau bilang atas nama kami?
PUISI
Oleh : Lia herliawati
Ciputat, 21 November 2014
58
“Pokoknya hari ini engkau dankelompokmu harus membawa pulangpaling tidak 3 kaloon sari bunganomor satu. Ratu berada dalamtahapan kritis. Dia harus memperolehnutrisi kelas satu. Generasi baru kitaharus lebih hebat kualitasnyadibandingkan dengan generasiterdahulu.” Yang diberi perintahmanggut-manggut dan menggoyangekor tanda mengerti sementarasayap-sayap tetap mengepak teraturmelawan gravitasi.
Itulah perintah yang diberikan olehkomandan pekerja tepat sesaat ketikafajar mulai merekah. Perintah inisebenarnya tidak berbeda denganperintah yang diberikan kemarin.Tetapi memang begitulah kerjakomandan. Perintah yang sama harusdiulang kembali untuk menunjukkanbahwa dia tetap berkuasa danmemegang komando.
REINKARNASI
DI MALAM NATAL
CERPEN
59
Pagi itu ternyata cerah sekali. Sesuaidengan perintah yang diberikan,seluruh kelompok pekerja bekerjabenar-benar keras. Di sana-sini rumah-rumah yang berdekatan dengan taman,mulai dihias dengan pernik-pernikhiasan natal, menambah semaraksuasana pekerjaan. Sari bunga diambildan disimpan di tempat penyimpanan.Ratu harus memperoleh makananterbaik yang dapat diberikan olehtaman bunga ini.
Suasana mungkin akan tetap tenangsampai sore, jika dua pembawa pesan,tidak tiba-tiba saja muncul. Dari jauhkedatangan mereka sudah tampaknyata. Lenggangnya adalah lenggangpembawa pesan. Mereka berdua jugamembunyikan sirene. Sesaat kemudian,setelah seluruh lebah di taman ituberkumpul, pesan yang dibawa segeradisampaikan.
“Malam nanti salah seorang dari kalianakan memperoleh kesempatanistimewa. Reinkarnasi.” Teman yangberuntung ini dijadwalkan akanberreinkarnasi tepat malam Natal.Menjadi apa? Itu yang rahasia. Tetapidesa-desusnya teman ini akan menjadimanusia! Apa? Menjadi manusia? Wah… ini baru berita! Suara riuh segeramemenuhi taman.
Mereka tahu reinkarnasi itu apa.Mereka bahkan berharap reinkarnasidiberikan pada mereka, khususnya jikamereka dijadwalkan terlahir kembalisebagai manusia. Menjadi manusia
adalah impian. Menjadi manusia adalahtujuan. Tak ada yang lebihmembahagiakan kecuali memperolehkabar akan menjadi manusia.Manusia mungkin bukan mahlukterkuat di muka bumi ini. Tetapi tidakbanyak kelompok mahluk hidup lainyang dapat mengungguli ras manusia.Begitulah, mereka berulang kalimendengar dari para guru ketika masihbersekolah dulu. Bahkan pada dasarnyamanusia adalah kelompok mahluk yangdapat melakukan apa saja. Mulai darimerusak hal-hal yang sebenarnyapaling mereka butuhkan, sampaidengan menciptakan hal-hal yangpaling tidak mereka perlukan. Sebuahkemampuan yang amat paradoks.Sebuah kemampuan yang tidakmungkin dapat ditandingi olehkelompok mahluk hidup lainnya.Merusak yang diperlukan tetapi padasaat sama selalu mencipta hal-hal yangtidak diperlukan, hanya bisa danpernah dilakukan oleh manusia. Takada kelompok mahluk hidup lain yangpernah dan mau melakukan hal ini.“Boleh kami mengetahui siapa temanyang beruntung tersebut?” Kalau inibukan saja rahasia tetapi kami benar-benar tidak mengetahuinya. Kalaubegitu beri saja ciri-cirinya. Kami tidaktahu. Lalu, bagaimana dapatmemberitahu ciri-cirinya? Tetapi yangjelas, dan ini yang sangat penting,bukan?, salah satu dari antara kalianyang ada di taman inilah yang akanmemperoleh kesempatan itu. Kalautidak seperti itu, lalu untuk apa kamimengumumkan berita itu di tempat ini?
CERPEN
60
Waktu bekerja memang masih panjangtetapi suasana benar-benar berubah.Berita yang diterima pagi itu benar-benar mampu mengubah banyak hal.Para pekerja bukan saja menjadi lebihbersemangat tetapi juga lebih gembira.Memang hanya satu yang memperolehkesempatan istimewa tetapi yang satuini adalah teman mereka, anggotakelompok mereka. Kalau giliranreinkarnasi untuk mereka, mereka akansangat gembira. Kalau giliranreinkarnasi untuk salah seorang temanmereka, mereka juga akan sangatbergembira untuk sang teman.
“Bagaimana kalau dirimu yangterpilih?” Yang ditanya memangtersenyum tetapi pompa penghisap saribunga terus dioperasiksn. Diatersenyum tetapi tidak menjawab. Kaupasti tidak akan ingat pada kami danhobi utamamu. Merusak banyak halyang diperlukan dan menciptakanbanyak hal yang kurang diperlukan,akan segera kau praktekkan. Bahkanmungkin juga di taman ini. Yang ditanyatetap diam dan terus bekerja giat.
Yang bertanya, ternyata gigih. Diamemutuskan untuk terus bertanyasampai ada jawaban. Sampai adakomentar. “Kau akan reinkarnasi malamNatal nanti? Kau masih ingat cerita dibalik kisah Natal kelahiran sang nabibesar, nabi Isa Almasih? Kau benar-benar sangat beruntung dapatdilahirkan pada malam Natal. Palingtidak ulang tahun yang biasa diperingat
oleh kaummu nanti, akan diperingatibersama-sama, dengan hari kelahiranseorang nabi yang tidak adatandingannya sepanjang masa. Apapendapatmu kawan?”
“Kawan apa? Kawan dengkulmu, ya?Kau ini terlalu banyak bacot! Tidakkahengkau lihat aku sedang sibuk bekerja?Orang tidak bisa berkonsentrasi dansibuk bekerja sambil sibuk ngobrol?”“Lho, ayo kawan! Kau harus memberitanggapan! Pekerjaan ini akan semakinmenyenangkan jika dilakukan sambilberdiskusi. Kau tentu masih ingat kisahkelahiran nabi Isa, bukan? Kalau kaumemperoleh kesempatan sepertibeliau, apakah engkau akan memilihuntuk dilahirkan di kandang? Atauapakah engkau akan memilih untukdilahirkan di rumah sakit kelas satubertaraf internasional? Yang mana?”“Apa tidak sebaiknya aku berpindah kerumpun bunga yang di sana itu? Akubisa bekerja lebih tenang.”“Apa perlu kusegarkan semangatmudengan menceritakan kembali kelahirannabi Isa yang diyakini sebagai sangMesias, sang Penebus, dan sangPenyelamat itu?”“Waduh, tidak bisakah engkaumenutup mulutmu sementara akubekerja?”
CERPEN
61
“Begini ceritanya. Nabi Isa lahir karenaYang Maha Kuasa beranggapan bahwamoral dan perilaku manusia semakintidak karuan. Semua jenis larangan,yang disampaikan oleh para nabiterdahulu, dilanggar bahkan tidak jarangdijadikan rambu-rambu dan pedomanhidup. Kurang ajar tidak kalau sudahbegini? Maka dari itu, jika ternyatamemang engkau yang nanti dilahirkankembali di malam Natal, meskipunengkau tentu saja tidak akan menjadiNabi Isa ke II, tetapi paling tidak, engkaudapat meneladan kehendakNya danmenyebarluaskan gagasan danajaranNya.”
“Kalau ini baru bicara yang adamaknanya. Aku tidak boleh mengumpatlagi sekarang. Masalah ini terlalu seriusuntuk ditanggapi dengan kekesalan,apalagi umpatan. Tetapi … bukankahbelum pasti aku?”
Menjadi manusia adalah sebuahkesempatan. Kesempatan seperti iniakan berubah menjadi berkah dankarunia jika berguna bagi banyak orang.Begitu aku sering mendengar khotbahpara pendeta ketika dulu aku masihsering mendatangi kebun bunga didekat gereja. “Kau tahu, bukan? Kalauhari minggu banyak manusia pergi kegereja. Kau juga mungkin akan pergi kegereja, kalau hari minggu. Ada banyakjuga khotbah-khotbah yang menarik,bernas dan cerdas. Meskipun ya harusdiakui, ada juga khotbah yang konyol,menjengkelkan, dan tidak bermutu! Kauharus menjadi manusia yang berguna.
Teladani nabi Isa. Jalankan dan amalkansemua ajaranNya. Kau pasti menjadiberkah, kau pasti menjadi karunia!Tetapi itu kalau aku yang terpilih.”
Akhirnya tidak tahan juga dia. Jawabandan komentar yang diharapkan munculjuga meskipun belum seperti yangdiharapkan.
“Ya memang belum tentu engkau tetapisudah pasti salah satu di antara kita,bukan? Pembawa pesan belum pernahberbohong dan tidak akan pernahberbohong. Kita semua tahu ini! Makadari itu aku sekarang permisi, akankulakukan hal yang sama pada teman-teman yang lain. Aku tidak inginreinkarnasi pada malam Natal nantitidak menjadi berkah dan karunia bagiumat manusia. Mereka satu persatuharus kuingatkan bahwa setiap orangyang dilahirkan dimalam Natalmempunyai kesempatan yang luar biasahebatnya. Mereka harus siap mengubahkesempatan baik ini menjadi berkah dankarunia bagi sesama manusia.”
“Ya, engkau boleh melakukannya!”Kemudian si pengingat pesan dan ajaranterbang ke kuntum bunga yang lain. Disana ada banyak teman sedang sibukbekerja. “Selamat bertugas kawan!Ternyata di balik cerewetmu ada misimulia yang sedang engkau emban.Selamat, kawan!”
Lagu natal pun mulai sayup-sayup sampai ke taman itu. Holy night …Silent night …!
CERPEN
Oleh : Dr. Tri Budhi SastrioSeorang Doktor dalam bidang pendidikan bahasa dan budaya.
62
PUISI
SURAT CINTA DARI JAUH
Kutitipkan sepucuk kata pada helai daun
Yang angin terbangkannya lintasi pohon kerinduan
Kupatahkan sepenggal pena dalam kalimat kiasan
Yang tinta mewarnanya pada lembar kosong tulisan
Belai aroma dalam kembang taman bahasa rasa
Yang penuh bunga bunga beraneka aksara
Surat ini kulampirkan di sepinya malam yang gulita
Sampaikan rindu yang sekian lama ku rasa di dada
Kau berselimut cinta
Wajah kekasih yang ku puja bermata jelita
Senyum mu mengembang rasa ingin mendekap mesra
Dalam bayangan ketika masa itu masih tak kendala
Kini, jurang waku memisahkan jarak pada kita
Yang jejak tak bisa lagi mengikuti keinginan rasa
Hanya lewati kertas saja ku sampaikan cerita
Tentang asmara yang merindukan di kejauhan kilometer menyita
Oleh : Hany Nuraeni Zulkarnaen
Pelabuhan Ratu 291114 SKB/WRK
63
Sekumpulan Puisi, Sajak Tentang Sebuah BukuTrisnatun, M.Pd.
Secangkir Cincin, Kumpulan CeritaFenti Enawati
Rumah Yang Kita Sebut PelangiChaery Ma
64
VIA DOLOROSA
Bagian dari cinta mana yang tak melukaiku
Batang-batang rindu yang kau tanam dulu
mengering bersama cambium cintaku disapu waktu
dahan-dahan rindu yang dulu menjelma panel surya
kini ia cuma bisa gugurkan daun-daun sendu
Bagian dari cinta mana yang tak melukaiku
angin agustus mengabar kekeringan
menggusah burung-burung di atas pohonan
terus-terusan merontokkan daunan
di taman batinku menjelma pekuburan
dan seperti kau tau, puan
menunggu membuatku seperti pepohonan
yang mengubur diri ke dasar bumi
tapi tak juga kuputuskan masuk ke jantung angin
justru sibuk menyiapkan kematian yang flamboyan.
Jombang, 21 September 2014
Oleh : Aditya Ardi N
PUISI
65
Belajar Bisnis Ala RasullullahSelagi Mahasiswa, Why Not?
Wildan Fuady
Gagalnya CSR AgribisnisMulia Jaya. S.IP, M.SiNazia Ibrahim. S.IP
JAKARTA ARTSThe Complete 1st Season
Dimas Pettigrew
TAN MALAKA, GURU REVOLUSIONERPenggagas Pendidikan Kritis
Fridiyanto
66
67
KAJIANSASTRA
BEDAH PUISIINVESTOR KOTOR
Investor KotorOleh : Wiwi Ardhanareswari
Beradu tinju memburu perdu
Tamu terjamu seribu candu
Mari sini mengisi kursi
Bersatu padu berburu madu
Mentri berdasi ingkari janji
Serdadu babu berbaju abu
Instansi kuasai isi konstitusi.
Inflasi kuasai negeri pertiwi
68
KAJIANSASTRA
MARI KITA BEDAH PUISI INI !
Puisi sebagai karya sastra yang sarat akan makna, membius perhatian pembaca
dan penikmat sastra. Bagi para penikmat sastra khususnya puisi, tak cukup
hanya membaca sekilas sekadar menikmati dilidah saja. Sebagai salah satu
penikmat puisi, saya berusaha menelan dan mengolah pergulatan penulis puisi
menjadi bagian dari saya. Puisi berjudul, “Investor Kotor” ini memiliki daya tarik
tersendiri bagi saya. Kata per kata dari puisi ini menyimpan makna mendalam.
Namun, tak dapat berdiri sendiri tanpa rangkulan kata-kata lain yang
membentuknya menjadi kalimat mematikan. Mematikan di sini dalam arti begitu
telaknya menyentuh obyek yang dituju. Beralaskan semua ini, saya berkeinginan
membangun sebuah tulisan yang merupakan hasil pergumulan saya terhadap
puisi berjudul INVESTOR KOTOR karya Wiwi Ardhanareswari ini.
JUDUL
Judul puisi, “Investor Kotor”. Termasuk aliran puisi pasca Kontemporer. Nama
spesifikasinnya adalah Puisi rischjun, aliran sempurna. Puisi ini memiliki
identifikasi negatif terhadap perilaku para pelakon investasi. Terlihat dari kata
"Investor Kotor". Dengan akhiran-OR yang sama pada dua kata ini, perhatian
pembaca dicuri untuk menghirup luapan emosi dari penulis. Luapan emosi yang
membonceng identifikasi negatif ini, begitu terasa dengan penggunaan kata
"Kotor".Tajam, berani, lugas, dan tegas menyuguhkan ajakan yang menyentak
berbagai persepsi hingga menularkan tanda tanya di kepala pembaca.
69
Inflasi kuasai negeri pertiwi
Jelas diketahui bahwa kata "inflasi" adalah kata serapan yang mengungkapkan
tentang keadaan. Nilai mata uang rupiah menurun akibat lajunya peredaran
uang (KBBI). Namun penulis di sini, ingin memberi nyawa pada kata inflasi.
Dengan kata lain, penulis menggunakan majas personifikasi. Penulis melihat,
bagaimana inflasi sebagai suatu keadaan, dapat mempengaruhi bahkan
menggerakkan para petinggi negara yang bertanggung jawab terhadap keadaan
ini. Kata "menggerakkan" ini, menunjukkan bahwa inflasi memiliki sifat layaknya
manusia, yaitu menguasai. Begitu jelas dan secara langsung digambarkan,
bagaimana kocar-kacirnya negeri pertiwi di bawah kekuasaan inflasi sebagai
penguasa.
KAJIANSASTRA
Tamu terjamu seribu candu
Pada baris kedua ini, penulis ingin mengibaratkan para investor yang dinilai
negatif di atas tadi sebagai tamu undangan. Undangan di sini berasal dari
ketertarikan para investor melihat peluang besar memperoleh keuntungan di
tengah situasi kacau negeri pertiwi. Inflasi menjadi jamuan istimewa yang
memberi candu untuk berpacu menyantap peluang investasi sebelum situasi
berganti.
Mari sini mengisi kursi
Kekesalanlah yang sesungguhnya ingin di tampakkan penulis sebagai salah
satu dari orang-orang yang prihatin akan keadaan negeri pertiwi. Ajakan di atas,
menegaskan kembali makna dari baris kedua. Penulis menggambarkan, betapa
menggiurkannya candu keadaan inflasi ini, sehingga banyak pihak yang
merasa diuntungkan. Namun, sedikit tempat yang ada akibat persaingan. Itulah
gemaan kata "Mari".
Bersatu padu berburu madu
Manis semanis madu keadaan ini. Perlu diingat, bahwa kemanisan hanya milik
para investor yang berhasil mendapat kursi. Namun, bagi penulis yang berpihak
pada kebenaran dan masyarakat pada umumnya, serta tahu akan permainan
yang dimainkan oleh pihak tertentu, madu ini bukan madu, melainkan buah yang
pahit. Inflasi sebagai penguasa, diincar eksistensinya oleh para investor kotor.
Mangsa buruan ini bukan untuk dijatuhkan, melainkan untuk memelihara
eksistensinya di atas negeri pertiwi. Tidak ada maksud lain selain menabung
hasil kerja kotor para investor, sebab mereka menganggap lebih lama, lebih baik.
70
KAJIANSASTRA
Menteri berdasi ingkari janji
Sungguh dalam makna yang tersirat pada kata "Mentri berdasi". Dasi yang
disematkan sebagai busana khas para mentri ini melambangkan harapan serta
kepercayaan penuh masyarakat negeri pertiwi. Ikrar janji menyematkan
pandangan bahkan nilai positif bagi harga diri para mentri guna mendapat rasa
percaya masyarakat yang mahal. Tepat, jika janji berarti berdasi. Namun bila
ingkar janji berarti dasi menjadi tali untuk modal gantung diri. Fakta berbicara
lain. Janji tak lagi berharga sebagai amanah yang menuntun cara kerja para
mentri menghapus kesenjangan sosial. Situasi membutakan mata dan
merendahkan harga diri. Janji yang di dalamnya terdapat kepercayaan
masyarakat. Janji tak lagi cukup mengangkat harkat dan martabat yang
menjamin kesejahteraan hidup. Namun, ikut ambil kursi bersama para investor
kotor. Menambah keuntungan diri. Maka, para mentri berdasi ingkari janji.
Serdadu babu berbaju abu
Tak mau ketinggalan aksi para penegak hukum. Julukan abdi negara bagi para
serdadu, mengibaratkan mereka adalah babu bagi negeri pertiwi apa pun dan
siapa pun lawannya. Namun fakta malu berbicara lagi. Keadaan yang
menggiurkan mengakibatkan komitmen terhadap kebenaran menjadi abu
(warna). Tidak hitam, tidak putih. Tidak menolak negosiasi para investor dan
mentri. Namun, di mata masyarakat pun hukum serta kebenaran tetap terlihat
dijunjung tinggi. Abu tidak hitam, tidak juga putih. Dalam peribahasa,"sambil
menyelam, minum air”.
Instansi kuasai isi konstitusi.
Penulis lugas menembak dengan kata, semua pihak yang kehilangan
konsistensinya. Benar adanya instansi kepemerintahan yang dalam konteks ini,
kepemerintahan negeri pertiwi, menguasai isi konstitusi. Apa gunanya bagi
sebagian besar masyarakat mengetahui konstitusi negara ini. Anggapan lumrah
masyarakat ini, memberi ruang gerak bagi para instansi pemerintahan untuk
sesuka hati menggelindingkan ke sana-kemari konstitusi negara. Perilaku ini
berguna, agar keterlibatan mereka dalam kerja kotor para investor, tak
tertangkap kepolosan masyarakat luas.
71
KAJIANSASTRA
Beradu tinju memburu perdu
Seperti tumbuhan perdu yang bercabang cabang, tumbuh rendah
dekat permukaan tanah (KBBI). Semua pihak beradu. Cabangnya
yang banyak menjadi kursi lowong bagi beribu investor kotor. Untuk
yang sudah memegang cabang, bukan berarti aman. Hidung singa
pemangsa lain, selalu mencium kelengahan mangsa yang telah
memegang cabang perdu. Terus dan terus diadu inflasi sebagai
pemegang kekuasaan. Entah siapa yang akan menang, selama
kepicikan masih membumi, terlihat di permukaan tanah, matahari
tetap memberi cahaya pada mata polos masyarakat, walau malam
dengan gelapnya terkadang membebaskan.
Kesimpulan
Ketertarikan akan karya sastra puisi memberi rangsangan
pada setiap pembaca agar tak merasa cukup dengan
mengecap keindahannya saja. Kecaplah, kunyahlah makna
setiap kata, dan telanlah agar dapat diproses sebagai
pergumulan ulang yang terjadi dalam diri kita sendiri.
72
Purakasastra adalah media independen yang bertujuan untuk ikutmembangun dan memajukan dunia kesusastraan nasional.
Kami menerima semua bentuk sumbangan naskah untuk dapatdipublikasikan secara nasional melalui media ini. Sumbangantersebut dapat berupa kajian-kajian kesusasteraan, liputankegiatan sastra , tips-tips menulis, karya sastra, buku-buku sastra,dan lain-lain.