Upload
tendi-ependi
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ptk problem solving
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya kualitas pendidikan saat ini
berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa. Untuk memecahkan masalah
pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya yang antara lain berupa
pengembangan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi belajar
siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dalam
belajar.
Metode Pembelajaran Problem Solving merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun
prestasi siswa dalam belajar. Berdasarkan kenyataan diatas maka kami melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode Problem Solving pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X
SMA Negeri 2 Kendari”
Pada penelitian ini akan dikembangkan tindakan-tindakan yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh metode problem solving (pemecahan masalah)
terhadap peningkatan semangat belajar siswa kelas X SMA Negeri 2
Kendari?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode problem solving (pemecahan
masalah) dalam kegiatan belajar mengajar ?
1.3 Tujuan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan
1. Untuk mengetahui dampak metode problem solving (pemecahan masalah)
terhadap peningkatan semangat belajar siswa kelas X SMA Negeri 2
Kendari
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode problem solving
(pemecahan masalah).
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi lembaga
Sebagai penambah sumber keilmuan yang baru bagi lembaga, sehingga
lembaga tersebut lebih sering menggunakan metode problem solving
sebagai upaya menuju terhadap demokratisasi pendidikan
b. Bagi guru
Sebagai alat tolak ukur bagi metode yang telah disampaikan oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, sehingga guru dapat
menggunakan metode yang lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar
guna mencapai terhadap berbagai tujuan yang diinginkan.
c. Bagi siswa
Sebagai tambahan ilmu mengenai metode dalam pendidikan, sehingga
mereka mengetahui bahwa dalam pendidikan mereka bukan hanya
dijadikan sebagai obyek, melainkan perlu juga dijadikan sebagai subyek.
d.. Bagi peneliti
- Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan salah satu acuan untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya.
- Untuk menambah wawasan keilmuan tentang metode problem solving.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Metode Problem Solving
Metode ini berasal dari John Dewey, maksud utama metode ini adalah
memberikan latihan kepada siswa dalam berpikir. Metode ini dapat
menghindarkan dalam pembuatan kesimpulan yang tergesa-gesa. Proses
menimbang-nimbang berbagai kemungkinan pemecahan dan menangguhkan
pengambilan keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup akan menjadi dasar
dalam penerapan metode ini.
Metode problem solving (pemecahan masalah) atau suatu metode dalam
pendidikan dan pengajaran dengan sejalan melatih anak-anak (siswa) untuk
menghadapi masalah-masalah dari yang paling sederhana sampai kepada masalah
yang paling rumit (Zuhairini, 1997 : 110). Metode ini biasanya dikombinasikan
dengan metode proyek, dimana anak dihadapkan pada masalah-masalah,
kemudian disuruh memecahkan sendiri sampai mendapatkan pemecahannya
atau kesimpulannya (Roestiyah, 1986 : 82).
Suatu masalah yang akan dipecahkan selalu mempunyai ciri yaitu adanya
suatu kesulitan baik yang bersifat psikis maupun fisik. Maksudnya dalam
percakapan sehari-hari dikatakan bahwa ada persoalan yang memerlukan otak dan
ada yang memerlukan otot untuk dapat memecahkannya. Oleh sebab itulah maka
sebaiknya suatu masalah yang akan dipecahkan oleh murid harus selalu
merupakan masalah yang kepentingan pemecahannya benar-benar dihayati
sebagai kebutuhan bagi hidupnya.
Suatu masalah dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Jelas, dalam arti bersih dari kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi
pengertian yang berbeda.
2. Kesulitan dapat diatasi, maksudnya adalah bahwa pokok persoalan yang akan
dipecahkan tidak merupakan pokok berganda
3. Bernilai bagi murid, hasil ataupun proses yang dialami murid harus
bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya
pengalaman murid.
4. Sesuai dengan perkembangan psikis murid, masalah yang dipecahkan tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
5. Praktis, dalam artian mungkin dijumpai delam kehidupan sehari-hari
Adapun tujuan utama dari penggunaan metode problem solving
dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. mengembangkan kemampuan berpikir, terutama dalam mencari sebab
akibat dan tujuan dari suatu permasalahan.
2. memberikan kepada siswa pengetahuan dan kecakapan praktis yang
bernilai atau bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.
3. belajar bagaimana dalam bertindak dalam suatu situasi baru.
4. belajar bekerja secara sistematis diwaktu memecahkan suatu
permasalahan.
Metode problem solving (pemecahan masalah) tepat digunakan:
1. apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa untuk berpikir kritis dan
analitis.
2. apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa memiliki
keberanian dan rasa tanggung jawab dalam mengahadapi masalah-
masalah kehidupan kelak dimasyarakat.
2.2 Rencana Tindakan
a. Kegiatan Peneliti:
1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan.
Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok
permasalahan
2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak
serempak berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing
3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh
kelas dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan
4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari
pokok permasalahan.
b. Kegiatan siswa
1. Menelaah topik atau pokok permasalahan yang diajukan guru,
atau mengusulkan suatu problema
2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencari sumber atau data dari
buku-buku sumber pengetahuan lain agar dapat menemukan jawaban
pemecahan masalah yang diajukan
3. Menghormati pendapat teman-temannya walaupun tidak setuju
dengan pendapat yang dikemukakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kendari Kota Kendari.
Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini di khususkan pada kelas X semester
pertama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2014/2015
3.2 Persiapan Penelitian
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari
data sampai kepada menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini memerlukan
persiapan-persiapan sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuanya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku,
meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain sebagainya.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada
langkah kedua diatas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini
siswa harus berusaha betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-
betul cocok, apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali
tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja
diperlukan metode-metode lainnya, seperti demontrasi, tugas, diskusi
dan lain sebagainya.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sama kepada kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Disamping langkah tersebut juga terdapat langkah-langkah lain
yaitu sebagai berikut:
- pengenalan kesulitan masalah
- pendefinisian masalah
- saran-saran mengenai berbagai kemungkinan pemecahan
- pengujian hipotesis
- memferifikasi kesimpulan (Muhaimin dkk, 1996 : 88)
3.3 Siklus Penelitian
Siklus dalam penelitian ini adalah merupakan hal yang paling inti dari
Penelitian tindakan kelas karena dengan siklus itulah sebuah metode dapat diuji
secara akurat dan lebih mempunyai kredibilitas yang tinggi serta kita akan dapat
mengetahui secara seksama pengaruh penggunaan metode yang kita aplikasikan
dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam Penelitin ini dilaksanakan dengan tiga kali
siklus yang berlangsung antara bulan Agustus sampai bulan September 2014.
Adapun tema yang diambil adalah masalah terjadinya kenakalan remaja dan
terjadinya disintegrasi bangsa
3.4 Instrumen
Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran (kegiatan belajar
mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa kelas X SMA serta
buku pedoman bahasa indonesia kurikulum 2013 dan Lembar Kerja Siswa serta
sarana dan prasarana pembelajaran lainnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Siklus Pertama
a. Perencanaan
1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan.
Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok
permasalahan
2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak
berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing
3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas
dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan
4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan
b. Pelaksanaan
1. Tahap awal:
- membuka pelajaran
- perkenalan antara peneliti dan siswa
2. Tahap inti:
- memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian di
SMA Negeri 2 Kendari
- membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam
penelitian ilmiah
- peneliti memberikan rangsangan berfikir pada siswa bagaimana cara
berpartisipasi dalam penelitian ini
- memberikan Topik Permasalahan
- memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai
dengan tema
3. Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan dan motivasi kepada siswa untuk
membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
- peneliti menutup pelajaran
c. Pengamatan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X ini menerapkan metode
problem solving (pemecahan masalah) dalam kegiatan belajar mengajar dan didapat
hasil yang cukup memuaskan.
Dari pengamatan dapat diketahui secara langsung bahwa dengan metode
tersebut suasana kelas menjadi hidup. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa
yang ikut aktif dalam mengajukan permasalahan dan memecahkan suatu
permasalahan. Dalam memecahkan berbagai permasalahan, siswa seringkali
menggunakan buku rujukan yang ada kaitannya dengan permasalahan dan juga
disertai dengan alasan-alasan yang rasional. Disamping itu pula banyak siswa yang
terlihat antusias dalam mendengarkan permasalahan dan pemecahannya, sehingga
terlihat tidak ada siswa yang mengantuk, main-main, bergurau dan bahkan tertidur.
d. Refleksi
Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem
solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X melalui perencanaan tindakan
yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode
tersebut telah memberikan hasil yang maksimal. ini terbukti dengan semangat
siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas
menjadi hidup. Walaupun demikian perlu adanya suatu pembenahan guna mencapai
hasil yang maksimal dalam penerapan metode ini. Langkah berikutnya kami akan
merencanakan dan menguji kembali penerapan metode ini dalam siklus ke dua.
4.2 Siklus kedua:
a. Perencanaan
1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan
dipecahkan. Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu
pokok permasalahan
2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak
berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing
3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas
dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan
4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan
b. Pelaksanaan
1. Tahap awal:
- membuka pelajaran
- pemberian motivasi dan review
2. Tahap inti:
- membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam
penelitian ilmiah
- peneliti memberikan rangsangan berfikir
- peneliti mempersilahkan siswa untuk melanjutkan diskusi kemarin
- memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai
dengan tema peneliti
- peneliti memberi pertanyaan kepada siswa
3. Tahap akhir
- peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan
- peneliti memberikan himbauan dan motivasi kepada siswa untuk
membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
- peneliti menutup pelajaran
c. Pengamatan.
Dari pengamatan juga dapat diketahui secara langsung bahwa dengan metode
tersebut suasana kelas menjadi hidup. Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya
siswa yang ikut aktif dalam mengajukan permasalahan dan memecahkan suatu
permasalahan. Dalam memecahkan berbagai permasalahan, siswa juga seringkali
menggunakan buku rujukan yang ada kaitannya dengan permasalahan dan juga
disertai dengan alasan-alasan yang rasional.
d. Refleksi
Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem
solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X pada siklus kedua ini, maka dapat
pula diambil suatu kesimpulan bahwa metode tersebut telah memberikan hasil
yang maksimal. ini terbukti dengan bersemangatya siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas menjadi hidup. Penelitian kedua ini
juga didasarkan melalui perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk
lebih memantapkan keefektifan penggunaan metode ini dalam proses belajar
mengajar, kami akan menguji kembali pada siklus ketiga dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini.
4.3 Siklus Ketiga:
a. Perencanaan
a. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan.
Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok
permasalahan
b. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak
berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing
c. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas
dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan
d. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan
b. Pelaksanaan
a. Tahap awal:
- membuka pelajaran
- pemberian motivasi dan review
b. Tahap inti:
- membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam
penelitian ilmiah (pemutaran CD)
- mengawasi siswa melakukan penyelidikan ilmiah
- mempersilahkan siswa memecahkan masalah dengan tema yang ada
- memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai
dengan tema
c. Tahap akhir
- memberikan pemantapan, meluruskan hal-hal yang kurang tepat dan
menyimpulkan
- evaluasi akhir
- Peneliti menutup pelajaran
c. Pengamatan.
Pelaksanaan metode problem solving (pemecahan masalah) di kelas X SMA
Negeri 2 Kendari terlihat memperoleh basil yang sangat memuaskan. Para siswa bila
dilihat sebelum diterapkan metode problem solving (pemecahan masalah) ini terlihat
begitu kurang bersemangat, tidak siap dalam menerima materi pelajaran, ada yang
main-main, tidur-tiduran, mengantuk, dan lain sebagainya. Begitu materi pelajaran
disampaikan melalui metode problem solving (pemecahan masalah), maka siswa
banyak yang antusias, bersemangat dan aktif dalam memberikan kontribusi keilmuan
(memecahkan suatu permasalahan), sehingga suasana dalam kelas terlihat lebih hidup
.Hal lain yang menjadi indikator keberhasilan metode problem solving
(pemecahan masalah) ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari lebih sering
membaca buku-buku bacaan yang dapat menunjang terhadap materi pelajaran
biologi di sekolah, buku-buku ilmiah dan lain sebagainya. Untuk data hasil dari
penelitian dapat dilihat pada lampiran.
d. Refleksi
Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem
solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X melalui perencanaan tindakan
yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode
tersebut telah memberikan hasil yang maksimal. ini terbukti dengan
bersemangatnya siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga
suasana kelas menjadi hidup.
Walaupun demikian dalam metode ini terdapat beberapa kelemahan-
kelemahan sehingga perlu adanya suatu pembenahan guna mencapai hasil yang
maksimal dalam penerapan metode ini. Pembenahan (Refleksi) tersebut adalah:
1. Seorang Guru jangan hanya terpaku dengan metode problem
solving ini, guru juga perlu menggunakan metode-metode lainnya yang dapat
menunjang terhadap pencapaian berbagai tujuan, guru juga harus
memberikan rangkuman pelajaran karena siswa mudah lupa apabila materi-materi
tidak dicatat..
2. Guru harus memberikan reward (penghargaan) bagi siswa yang
selialu agresif dalam memecahkan berbagai permasalahan dan memberikan
remedial bagi siswa yang tertinggal.
3. Guru hendaknya jangan terlalu sering memaksakan pendapatnya
terhadap permasalahan yang diajukan siswa, guru hanya memberikan stimulus
agar siswa dapat dengan mudah memecahkan berbagai masalah dan tercipta
pendidikan yang demokratis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
• Dengan penerapan metode problem solving (pemecahan masalah) di kelas X
SMA Negeri 2 Kendari, maka semangat belajar siswa semakin bertambah yang
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang sering berargumen dalam
memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan literature yang telah
dibaca serta aktif .
• Adapun kelebihan penerapan metode problem solving (pemecahan masalah)
siswa dapat ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih berpikir
kritis dari pada sebelumnya, sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup.
• Kelemahan penerapan untuk melaksanakan metode problem yaitu
penyediaan buku-buku bacaan sebagai bahan penunjang.dan waktu yang
dibutuhkan relatif lama karena biasanya siswa menuntut waktu untuk
berfikir agar pendapat mereka benar dan tepat.
5.1 Saran
• Perlu adanya kerjasama antara personalia yang ada dilingkungan sekolah tentang
pentingnya interaksi antara guru dengan murid sebagai upaya pengembangan
potensi daya pikir mereka dan upaya untuk melatih siswa dalam memecahkan
masalahnya secara mandiri
• Siswa sepatutnya belajar dan membaca buku-buku pengetahuan lainnya
yang dapat menunjang terhadap pemahamannya tentang bahasa indonesia,
sehingga setiap permasalahan yang diajukan oleh guru dapat dijawab dengan
benar. Dan siswa juga dapat menemukan berbagai permasalahan guna
dipecahkan sehingga dapat menumbuhkan kekritisan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim. 2006 Panduan Workshop Penelitian Tindakan Kelas,
Surabaya : Tim Perluasan dan Peningkatan Baku Mutu SMU.
Djajadisastra, Jusuf. 1981. Metode-Metode Mengajar. Bandung:Angkasa
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar: Penerapannya Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama. Surabaya: CV. Citra Media,
Roestiyah, dkk. 1986. Didaktik Metodik. Jakarta: PT Bina Aksara.
Zuhairini, dkk, 1997. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya:Usaha Nasional.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROBLEM SOLVING
PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS X
SMA NEGERI 2 KENDARI
NAMA : HARTINI, SPd, MPd
NIP : 19760526 200701 2 012
BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA
SMA NEGERI 2 KENDARI
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul “Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Problem Solving Pada Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas X Sma Negeri 2 Kendari”.
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk dipakai dalam pengurusan kenaikan
pangkat/golongan dari III/c ke III/d Tahun 2014
Dalam penyusunan Penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu Penulis ucapkan terima kasih dengan tulus dan sedalam-
dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini
selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Semoga Penelitian ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................i
Kata Pengantar ...............................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................1
C. Tujuan Penelitian .............................................................2
D. Manfaat Penelitian...........................................................2
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN .........3
A. Kemampuan Membaca ....................................................3
B. Teks Berita pada Surat Kabar ..........................................3
C. Membaca Teks Berita.......................................................4
D. Pengaruh Media Surat Kabar Terhadap Peningkatan Kemampuan
Membacakan Teks Berita ................................................5
E. Hipotesis Tindakan...........................................................5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................6
A. Prosedur Penelitian .........................................................6
B. Tempat Penelitian ..........................................................9
C. Subyek Penelitian ..........................................................9
D. Instrumen Penilaian ........................................................9
E. Data dan Sumber Data ....................................................9
F. Teknik Pengumpulan Data ...........................................10
G. Teknik Analisis Data ....................................................10
H. Indikator Keberhasilan....................................................10
BAB I V PENUTUP .............................................................................11
A. Kesimpulan ....................................................................11
B. Saran ..............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................12