ptjj62benny

Embed Size (px)

Citation preview

  • IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN KUALITASDALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI

    UNIVERSITAS TERBUKA------------------------------------------------------------------------

    THE IMPLEMENTATION OF QUALITYASSURANCE SYSTEMS IN THE DEVELOPMENTOF LEARNING MATERIAL AT THE INDONESIA

    OPEN UNIVERSITY

    Benny A. PribadiSusi Puspitasari

    Hanafi

    Learning material has an important role in distance education(DE) systems. It conveys instructional content to be learned bythe students. The quality of learning material produced by DEinstitutions determines students' learning outcome. Therefore, theinstitutions need to focus on intense efforts in conducting acontinuous improvement in order to increase the quality of theirlearning material. This paper discusses the procedures fordeveloping learning material used by the DE institutions. Thestudy is conducted at Indonesia Open University (IOU) - theonly Indonesian higher education institution implementing DEsystems. To deliver its instructional content, IOU applies severaltypes of learning material, both printed and non-printedmaterial. Document review, observation and interview methodswere implemented in this study to analyze the system used byIOU in developing good quality of learning material.

    Key words: instructional content, learning material, learningoutcome

    Bahan ajar mempunyai peran sentral dalam sistem pendidikan jarakjauh (SPJJ). Dalam sistem ini bahan ajar berfungsi sebagai saranapenyampai materi pembelajaran. Banyak ragam bahan ajar yang digunakandalam SPJJ. Setiap bahan ajar mempunyai karakteristik spesifik yang perludipertimbangkan oleh institusi penyelenggara SPJJ. Perannya yang sentraldan dapat menentukan keberhasilan penyelenggaraan SPJJ maka institusiyang penyelenggara SPJJ ini perlu memfokuskan perhatian pada faktorpengembangan dan produksi bahan ajar.

    Benni A. Pribadi, Susi Puspitasari, & Hanafi adalah dosen pada FKIPUniversitas Terbuka92

  • Pribadi, Implementasi Sistem Jaminan Kualitas

    Peran sentral bahan ajar sebagai sarana penyampai materipembelajaran sejalan dengan definisi kerja SPJJ yang dikemukakanoleh Moore dan Kearsley (1986) yaitu :

    "isplanned learning thatnormallyoccurs indifferentplacefromteaching andas a result requires a special techniques of course design, specialinstructional techniques, special method of communication byelectronic and other technology, as well asspecial organizational and administrative arrangements." (hal.2)

    SPJJ mempersyaratkan adanya teknik spesifik yang digunakanuntuk mendesain dan mengembangkan matakuliah, teknik pembelajaranyang juga spesifik, dan pemanfaatan metode komunikasi baik elektronikmaupun non-elektronik. Berdasarkan definisi ini terlihat bahwa sistem danprosedur pengembangan serta produksi merupakan salah faktoryang menentukan dalam menghasilkan bahan ajar yang berkualitas.

    Artikel ini akan mengupas sistem dan prosedur pengembanganbahan ajar dalam SPJJ dengan mengambil kasus pada sistem dan prosedurpengembangan bahan ajar di Universitas Terbuka (UT). UT, yang didirikanpada tahun 1984, saat ini tengah mencanangkan implementasi sistempenjaminan kualitas (Simintas) pada semua sektor, termasuk didalamnyaprosedur pengembangan bahan ajar.

    Tujuan dari implementasi Simintas dalam sistem dan prosedurpengembangan bahan ajar adalah agar UT dapat menghasilkan bahan ajaryang berkualitas yang dapat membantu meningkatkan hasil belajarmahasiswa. Penggunaan bahan ajar yang berkualitas bersamaan dengankomponen SPJJ yang lain diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusanUT secara signifikan.

    APA DAN MENGAPA KUALITAS?

    Tuntutan akan kualitas senantiasa bergulir seiring denganberjalannya waktu. Dalam bidang pendidikan, pemerintah menuntut semuaperguruan tinggi untuk selalu berupaya meningkatkan kualitas. Disampinghal tersebut, masyarakat juga selalu menghendaki adanya kesempatan untukmemperoleh pendidikan tinggi yang berkualitasdengan biaya yang terjangkau. Terkait dengan hal ini, UTmencanangkan dan mengembangkan program Simintas agar dapatmeningkatkan kualitas pada semua aspek, baik dalam bidang akademikmaupun layanan administratif kepada mahasiswa.

    Berbeda dengan lembaga perguruan tinggi yang lain, UT denganSPJJ-nya harus menyelenggarakan program pembelajaran melaluipemanfaatan media dan teknologi komunikasi. Manajemen UTmenyerupai sebuah industri yang melibatkan semua komponen yang salingterkait untuk menghasilkan produk layanan pembelajaran. UT

    93

  • Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, 92 -102

    melakukan implementasi Simintas terhadap semua komponen SPJJ yangmeliputi beberapa aspek SPJJ sebagai berikut.

    Kebijakan dan PerencanaanPenyediaan dan Pengembangan SDMManajemen dan administrasiSiswaDesain dan pengembangan programDesain dan pengembangan matakuliahPenunjang kemahasiswaanPenilaian dan ujianMedia pembelajaran

    Implementasi Simintas harus menyentuh beberapa faktor pokokpenyelenggaraan SPJJ yang mencakup produk, pelayanan, proses, danlulusan. Proses pengembangan produk dan pemberian layanan akademik danadministratif yang baik akan dapat memberi dampak yang positif yaitumeningkatnya kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapatmeningkatkan kualitas lulusan UT. Produk pembelajaran yang dihasilkanoleh UT meliputi: bahan ajar, bahan ujian, bantuan belajar dan bentuk layananyang bersifat administratif. Hubungan ini dapat digambarkan dalamDiagram 1.

    Proses Bahan AjarPengembangan Bahan Ujian

    Produk Tutorial

    SIMINTAS KualitasLulusan

    AdministrasiPemberian danLayanan Akademik

    Diagram 1. Dampak Simintas terhadap Kualitas Lulusan

    Bahan ajar yang memegang peranan sentral dalan penyampaianmateri pembelajaran pada SPJJ harus senantiasa ditingkatkan kualitasnya,baik dari segi isi maupun kemasannya. Peningkatan kualitas bahan ajar perludilakukan secara kontinu oleh unit yang terkait dalam proses pengembangandan produksi bahan ajar.

    Implementasi Simintas di UT diwujudkan melalui penggunaanpedoman kerja terhadap seluruh aspek kegiatan pokok yang mencakup (a)peningkatan kualitas akademik; (b) manajemen internal; (c) partisipasimahasiswa; dan (d) kerjasama.

    94

  • Pribadi, Implementasi Sistem Jaminan Kualitas

    Implementasi Simintas dikoordinasikan oleh sebuah unit yaitu PusatJaminan Kualitas (Pusmintas). Sejauh ini Pusmintas telah memfasilitasipengembangan implementasi sejumlah 197 pedoman kerja dan panduanmahasiswa yang mencakup ke empat kegiatan pokok.

    Implementasi Simintas dalam pengembangan bahan ajar di UTdilakukan dengan cara menerapkan penggunaan pedoman Simintas yangkhusus digunakan dalam pengembangan dan produksi bahan ajar di UT.Pedoman mencakup:1. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Bahan Ajar (JKAK AJ00) 2.Pedoman Pengelolaan Pengembangan Materi Bahan Ajar Cetak

    (JKAK AJ01)3. Pedoman Pengelolan Penyiapan Master Bahan Ajar Cetak (JKAK

    AJ02)4. Pedoman Pengelolaan Pemeriksaan Master bahan Ajar Cetak dan

    Pasca Penggandaan (Quality Control) (JKAK AJ03)5. Pedoman pengelolaan Penyimpanan dan pemeliharaan Master Bahan

    Ajar Cetak (JKAK AJ04)6. Pedonam Pengelolaan Evaluasi Bahan Ajar Cetak (JKAK AJ05)7. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Materi Bahan Ajar Non-Cetak

    Audio / Video (JKAK AJ06)8. Pedoman Pengelolaan Penyiapan Master Bahan Ajar Non Cetak,

    Audio / Video (JKAK AJ07)9. Pedoman Pengelolaan Pemeriksaan Bahan Ajar Non Cetak, Audio

    Video Pra dan Pasca Penggandaan (JKAK AJ08)10. Pedoman Pengelolaan Penyimpanan dan Pemeliharaan Bahan Ajar

    Non Cetak (JKAK AJ09)11. Pedoman Pengelolaan Evaluasi Bahan Ajar Non Cetak (JKAK AJ10)12. Pedoman Pengelolaan Suplemen Bahan Ajar Non Cetak Berbasis

    Jaringan (JKAK AJ11)Pedoman Simintas yang digunakan, dibuat dan dikembangkan oleh

    unit yang terkait dalam proses pengembangan dan produksi bahan ajarseperti Fakultas dan unit-unit dibawah Lembaga Pengembangan BahanAjar, Ujian dan Sistem Informasi seperti Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak(PPBAC), Pusat Pengembangan Bahan Ajar Non - Cetak (PPBANC), danPusat Komputer (Puskom). Pedoman pengembangan bahan ajar tersebutdikembangkan berdasarkan usaha yang telahdilakukan sebelumnya untuk menghasilkan bahan ajar yang berkualitas.

    JENIS DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR DI UT

    Ragam bahan ajar yang digunakan pada SPJJ pada umumnyadisesuaikan dengan karakteristik penting dari SPJJ itu sendiri yaitu

    95

  • Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, 92 -102

    terpisahnya siswa dengan sumber belajar dan kondisi geografis tempatinstitusi SPJJ beroperasi.

    Moore dan Kearsley (1996) mengemukakan ragam media danbahan ajar yang dapat digunakan dalam SPJJ yaitu:

    Bahan cetakRekaman audio/videoRadio/televisiPerangkat komputerKonferensi audioKonferensi videoJaringan computer

    Pendapat lain tentang jenis bahan ajar yang digunakan dalamSPJJ dikemukakan oleh Heinich, Russel, & Molenda (1985) yaitu:

    Printed materials (e.g., text book, supplementary readings, worksheet)Audiovisual materials (e.g., audio-video-cassettes, multimediasystems, CD-ROM)Computer database (e.g., for on-line searches)Kits (e.g., for library experiments or to examine speciments of realobjects)Library materials (e.g., original sources documents)

    Untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada mahasiswa, UTmemanfaatkan bahan ajar cetak sebagai bahan ajar utama. Pemilihan bahanajar cetak sebagai sarana utama dalam menyampaikan materi perkuliahandilakukan dengan pertimbangan bahwa bahan ajar cetakbersifat luwes dan relatif murah biaya pengembangan dan produksinya.

    BAHAN AJAR YANG BERKUALITAS

    Seperti apa profil bahan ajar yang berkualitas? Mager (1995)mengemukakan beberapa karakteristik bahan ajar yang efektif yaitu:

    create learning motivationincrease learning resultmake student retain knowledge longerenable students apply the knowledge

    Bahan ajar yang berkualitas harus dapat mendorong seseorang atauuntuk mempelajari materi atau isi pelajaran yang terdapat di dalamnya. Isibahan ajar dirancang secara lengkap dan sistematis serta dikemas dengankemasan yang baik yang memungkinkan seseorang dapat mempelajarinyasecara efektif.

    Bahan ajar yang efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa yangberupa bertambahnya pengetahuan, munculnya sikap dan apresiasi positipserta meningkatnya keterampilan dalam bidang yang dipelajari. Oleh karenaitu bahan ajar perlu dirancang agar sesuai dengan tujuan

    96

  • Pribadi, Implementasi Sistem Jaminan Kualitas

    belajar yang perlu dicapai oleh siswa. Bahan ajar yang berkualitas harusdapat membuat siswa mengingat dan memahami isi substansinya denganbaik. Disamping itu, mahasiswa juga dapat mengaplikasikan kemampuanyang dipelajari dalam bahan ajar tersebut.

    Bahan ajar cetak digunakan oleh UT untuk menyampaikan materiperkuliahan kepada mahasiswa. Pada dasarnya bahan ajar tersebut dirancanguntuk keperluan belajar mandiri yang memiliki karakteristi sebagai berikut.1. Berisi materi perkuliahan yang lengkap yang disusun dalam sistem

    modular. Sistem seperti ini memberi kemungkinan bagi mahasiswa untukmelakukan proses belajar secara sistematik dan tuntas.

    2. Berisi instruksi-instruksi yang memungkinkan mahasiswa dapatmelakukan proses belajar secara mandiri

    3. Bahan ajar dikemas dalam bentuk paket pembelajaran. Misalnyabahan ajar cetak dilengkapi dengan bahan ajar lain seperti kaset audio, CD-ROM atau VCD.

    Untuk dapat menghasilkan bahan ajar yang berkualitas, adabeberapa kriteria yang harus dipenuhi. Rowntree (1986) dalam Moore danKearsley (1996) merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang dapatdijadikan sebagai kriteria bahan ajar yang berkualitas yaitu:

    What content should be included or left out?What is the best way to sequence and organize the material?What are the best media to use to present the material?What kind of teaching strategies should be employed?How can learning be measured most appropriate?What feedback should students receive about their progress?What methods should be used to create the materials?

    Moore dan Kearsley (1996) juga mengemukakan beberapa kriteriapenting yang harus dimiliki oleh bahan ajar yang digunakandalam system SPJJ yaitu:

    good structure clearobjectivessmall unitsplanned participationcompletenessrepetitionsynthesisstimulationvarietyopen endedfeedbackcontinuous evaluation

    97

  • Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, 92 -102

    PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

    Instructional System Design (ISD) mengemukakan model prosespengembangan bahan ajar yang terdiri dari beberapa komponen seperti yangdapat dilihat pada Diagram 2.

    DESIGN

    ANALYSIS INSTRUCTIONAL DEVELOPMENTSYSTEM DESIGN

    EVALUATION IMPLEMENTATION

    Diagram 2. Model Pengembangan Bahan Ajar ISD

    Pengembangan bahan ajar di UT melibatkan unit terkait sepertiFakultas, Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak (PPBAC), Pusat Produksi BahanAjar Non - Cetak (PPBANC), dan Pusat Komputer (Puskom). Personel yangterlibat dalam kegiatan pengembangan bahan ajar yaitu staf akademik, ahlimedia, dan teknisi produksi.

    Tenaga akademik berperan sebagai ahli materi yang dalam hal inibertanggung jawab terhadap akurasi dan validitas isi materi perkuliahanyang disampaikan melalui bahan ajar. Sedangkan ahli media bertanggungjawab terhadap aspek desain instruksional dan tampilan materi dalam mediapembelajaran yang digunakan. Demikian pula halnya dengan teknisiproduksi yang bertanggung jawab terhadap hal teknis yang berkaitan dengankegiatan produksi bahan ajar.

    Keterlibatan personel dari berbagai unit terkait dengan peran yangspesifik dimaksudkan agar bahan ajar yang dihasilkan dapat terjagakulitasnya baik dari segi isi materi maupun tampilan medianya.Keterlibatan personel dalam pengembangan dan produksi bahan ajar dapatdigambarkan dalam Diagram 3.

    98

  • Pribadi, Implementasi Sistem Jaminan Kualitas

    AHLIMEDIA

    PRODUSER AHLI& MATERI

    TEKNISI

    Diagram 3. Keterlibatan Personal dalam Pengembangan dan ProduksiBahan Ajar

    Prosedur pengembangan bahan ajar di UT pada dasarnyamencakup empat komponen kegiatan (lihat Diagram 4).

    DESAIN

    PRODUKSITELAAH

    DAN

    REVISI

    IMPLEMENTASI

    Diagram 4. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

    99

  • Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, 92 -102

    Secara lebih rinci prosedur pengembangan bahan ajar baik cetakataupun non cetak mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

    Pemilihan materi dan program media yang akan dikembangkanmenjadi bahan ajar .Penentuan penulis yang akan mengembangkan dan menulis bahan ajar.Workshop pengembangan dan penulisan manuskrip bahan ajar.Penelaahan draft manuskrip bahan ajar. Revisi manuskrip bahan ajar.Finalisasi manuskrip bahan ajar.Produksi media dan bahan ajar. Telaahmedia dan bahan ajar.Revisi media dan bahan ajar berdasarkan hasil telaah.Copy media dan bahan ajar.Distribusi media dan bahan ajar.

    Manuskrip bahan ajar yang dimaksud adalah bentuk desain behanajar sebelum diproduksi menjadi bahan ajar yang siap digunakan olehmahasiswa. Bentuk manuskrip bahan ajar berupa program video yaitunaskah program yang siap untuk diproduksi menjadi bahan ajar berbentukprogram video.

    PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UT

    Telaah terhadap sejumlah pedoman yang digunakan dalammengembangkan bahan ajar baik cetak maupun non cetak dilakukan untukmemudahkan analisis. Analisis ini bertujuan untuk menemukan simpul-simpul kegiatan yang digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitasbahan ajar UT.

    Prosedur penegembangan bahan ajar cetak dilaksanakan olehFakultas dan PPBAC. Analisis terhadap seluruh Pedoman SimintasPengembangan Bahan Ajar Cetak (JKAK AJ00-07) menunjukkan sejumlahprosedur yang dilakukan dalam mengembangkan bahan ajar cetak dapatdilihat pada Diagram 5.

    Upaya untuk menjaga kualitas bahan ajar cetak dilakukan denganmelibatkatkan staf akademik sebabagai pengampu matakuliah dan staf teknispada PPBAC. Dalam mengembangkan bahan ajar cetak proses review danrevisi dilakukan secara kontinu. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitasbahan ajar.

    Upaya lain yang dilakukan oleh UT dalam menjaga danmeningkatkan kualitas bahan ajar adalah dengan melakukan implementasiPedoman Pengelolaan Pemeriksaan Bahan Ajar Cetak Pra dan PascaPenggandaan (JKAK AJ03). Pada dasarnya Pedoman ini bertujuan untukdigunakan oleh mereka yang teribat dalam melakukan

    100

  • Pribadi, Implementasi Sistem Jaminan Kualitas

    kontrol kualitas dalam pengembangan dan produksi bahan ajar cetaksebelum digunakan oleh mahasiswa.

    FAKULTAS PPBAC

    1. Identifikasi kebutuhan 1. Menyipkan draft untukbahan ajar cetak diketik

    2. Menentukan Penulis 2. Menentukan dan membuat3. Melaksanakan ilustrasi

    workshop 3. Menyunting bahan ajarpengembangan bahan cetakajar cetak 4. Finalisasi draft menjadi

    4. Finalisasi draft master bahan ajar cetak5. Mengirim draft final ke 5. Mengirim master untuk

    PPBAC digandakan

    Diagram 5. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Cetak

    Pengembangan bahan ajar non-cetak UT dilakukan bersama- samaantara Fakultas dengan PPBNC. Fakultas bertanggung jawab terhadapakurasi materi atau substansi bahan ajar non cetak yang akan dikembangkan,sedangkan PPBNC lebih berfokus pada tampilan program yang meliputisismatika, ilustrasi visual, penggunaan musik, keterbacaan caption danestetika program.

    Pedoman Simintas yang digunakan dalam mengembangkan bahanajar cetak adalah Pedoman Pengembangan Materi Bahan Ajar Non - Cetak,Audio/Video (JKAK AJ06) dan Pedoman Pengelolaan Penyiapan MasterBahan Ajar Non - Cetak, Audio/Video (JKAK AJ07). Pada dasarnyaprosedur kerja yang terdapat di dalam kedua Pedoman tersebut dapat dilihatpada Diagram 6.

    FAKULTAS PPBNC Mengidentifikasi program Produksi naskah menjadi

    yang akan dikembangkan. program Menentukan Penulis Review dan revisi draft Menulis GBPM Program Menulis Naskah Finalisasi Program Bahan Ajar Mereview dan merevisi Noncetak

    Naskah Pengiriman Master untuk Finalisasi naskah Penggandaan

    Pengarsipan Master Program

    Diagram 6. Prosedur Kerja pada Pengembangan Bahan Ajar

    101

  • Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, 92 -102

    KESIMPULAN

    Bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting dalampenyelengaaraan SPJJ. Komponen ini digunakan sebagai sarana penyampaimateri atau substansi yang harus dipelajari oleh mahasiswa. UT yangmelaksanakan proses pembelajarannya dengan menerapkan SPJJ perlumalakukan upaya yang intensif dalam mengembangkan dan memproduksibahan ajar yang digunakan.

    Salah satu bentuk upaya yang perlu dilakukan adalah denganpenggunaan pedoman Simintas dalam proses pengembangan dan produksibahan ajar. Pedoman Simintas yang dikembangkan dengan prinsip "do whatwe write and write what we do" memberi makna bahwa tugas dan pekerjaanpengembangan bahan ajar di UT dilakukan berdasarkan pengalaman yangsignifikan. Hal ini tentu saja akan mampu meningkatkan kualitas bahan ajar.

    REFERENSI

    Heinich, R.M, Russel, J.R., & Molenda, M. (1985) Instructional mediaand technologies for learning. Englewood Cliffs NJ: Prentice HallInc.

    Mager, R. (1995). Measuring instructional quality profile. New York:McGraw Hill.

    Moore, MG & Kearsley, G. (1996) Distance education: A system view.Washington, DC: Wadsworth Publishing Company.

    Rowntree, D. (1986) Teaching through self-instruction; How to developopen learning materials. New York: Kogan Page.

    102