27
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI ALFRED ADLER Disusun Oleh : Kartika Dela Rosa 125120300111063 Intan Triajeng Oktavia 125120300111059 Arifathia Khairunnisa 125120300111061 Aqil Zaenulmillah 125120300111064 Emiliyanto Ivan Z. 125120300111052 Rizka Desmasanti 125120300111046 Irsalina Febri 12512030 Melita Gusti V. 12512030 Firmansyah G. P 12512030

Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI ALFRED ADLER

Disusun Oleh :

Kartika Dela Rosa 125120300111063

Intan Triajeng Oktavia 125120300111059

Arifathia Khairunnisa 125120300111061

Aqil Zaenulmillah 125120300111064

Emiliyanto Ivan Z. 125120300111052

Rizka Desmasanti 125120300111046

Irsalina Febri 12512030

Melita Gusti V. 12512030

Firmansyah G. P 12512030

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori-teori psikoanalitik merupakan teori kepribadian yang dilandaskan atas dasar biologis

manusia. Selain atas dasar biologis, teori kepribadian juga dilandaskan oleh pengaruh sosial.

Menurut ilmu-ilmu sosial, individu merupakan produk dari masyarakat dimana ia hidup.

Kepribadian orang lebih dibentuk oleh lingkungan sosial dan budaya (Hall & Lindzey

1993:238). Salah satu tokoh yang memandang kepribadian merupakan bentukan sosial

adalah Alfred Adler, sehingga Alfred Adler dianggap sebagai bapak psikologi sosial baru

(Hall & Lindzey 1993:238).

Boeree (2005:147) menuliskan sejarah singkatnya, bahwa Alfred Adler  lahir di Wina pada

tanggal tujuh Februari, tahun  1870 sebagai anak ketiga dari seorang pengusaha Yahudi.

Alfred menerima ijazah dokter dari Universitas of Vienna pada tahun 1895. Selama kuliah,

dia sering bergabung dengan mahasiswa sosialis. Memulai karir sebagai seorang

opthamologis, tapi kemudian beralih praktik umum dan membuka praktik di daerah kelas

bawah di Wina dekat Prader, sebah tempat percampuran antara taman bermain dan sirkus.

Saat berpraktek dokter umum, klien-kliennya termasuk anggota kelompok sirkus. Kekuatan

dan kelemahan para pemain sirkus inilah salah satu yang membuatnya mencetus konsep

kepribadian inferoritas dan kompensasi, dan kemudian menjadikannya seorang  psikiater.

Adler sendiri merupakan salah satu tokoh psikoanalisis, yang mengembangkan metodenya

sendiri. Ketika Freud mengemukakan manusia sebagai seorang individu, atau Jung kemudian

menambahkan bahwa manusia merupakan makhluk bertuhan, Adler melengkapi pembahasan

manusia sebagai makhluk sosial. Dengan penjelasan itu maka pada makalah ini akan dibahas

konsep kepribadian menurut Alfred Adler.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah biografi singkat Alfred Adler?

2. Bagaimana definisi kepribadian dan struktur kepribadian menurut Adler?

3. Bagaimana prinsip teori Adler?

4. Bagaimana perkembangan kepribadian menurut Adler?

Page 3: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

5. Apa saja penelitian yang terdapat di teori Adler?

6. Apa isu penting dalam kepribadian menurut Adler?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan biografi singkat Alfred Adler.

2. Mengetahui defini kepribadian dan struktur kepribadian menurut Adler.

3. Mengetahui prinsip teori Adler.

4. Mengetahui perkembangan kepribadian menurut Adler.

5. Mengetahui penelitian yang terdapat di teori Adler.

6. Mengetahui isu penting dalam kepribadian menurut Adler.

Page 4: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Singkat Alfred Adler

Alfred Adler dilahirkan pada 7 Februari 1870 di pinggiran kota Wina dan wafat pada 28

Mei 1937 di Skotlandia. Adler tumbuh dan berkembang dalam keadaan menderita rakhitis dan

pneumonia. Penyakit tersebut membuatnya lemah, tidak bisa berjalan bahkan hampir meninggal.

Keadaan inilah yang menjadi motivasi utama Adler untuk menjadi seorang dokter. Pada tahun

1895, Adler menerima gelar dokter dari Universitas Wina dan beberapa tahun kemudian beralih

ke dunia psikiatri.

Adler adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ia tumbuh di lingkungan yang memiliki

latar belakang kehidupan yang berdeda-beda. Adler menghabiskan sebagian besar masa kecilnya

dengan teman-temannya yang termasuk anak-anak Yahudi dan non-Yahudi dari kelas menengah

dan bawah. Pengalaman inilah yang mungkin mempengaruhi kepeduliannya terhadap aspek

sosial dari kepribadian.

Pada tahun 1902 Adler bertemu dengan Freud dan menjadi anggota dari Wina

Psychoanalytic Society selama sembilan tahun ke depannya lalu menjabat sebagai Presiden pada

tahun 1910. Adler menulis tentang Organ Inferiority, karangan yang menyebabkan putus

hubungannya dengan Freud, teori tentang adanya inferiority karena sifat manusia yang ingin

mengatasi kekurangan fisiknya, bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki kelemahan

organis dan inferioritas hadir dalam diri setiap manusia. Dengan kelemahan inilah manusia

melakukan kompensasi yaitu menutupi kelemahannya.

Teori Adler semakin hari semakin berbeda dengan Freud dan anggota lainnya. Menurut

Freud, segalanya yang terjadi di masa lalu mempengaruhi siapa manusia itu sekarang.

Sebaliknya, Adler berpendapat bahwa dorongan seseorang untuk mencapai kesempurnaan

(striving for perfection) yang menentukan siapa manusia itu sekarang, dan masa lalu tidak

sepenuhnya menciptakan style of life.

Akhirnya pada tahun 1911 ia meninggalkan Wina Psychoanalytic Society. Adler kemudian

membentuk kelompok yang bernama “The Society for Individual Psychology” dan segera

menarik perhatian seluruh dunia. Saat ini kelompok Adlerian sudah terdapat di banyak negara, di

Amerika Serikat dan Perhimpunan Amerika Utara.

Page 5: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Pada tahun 1935, setelah mengunjungi  banyak  negara, Adler menetap di New York City, di

mana ia menjadi Profesor Psikologi Medis yang sekarang dikenal dengan Medical Downstate

Center, Universitas Negeri dari New York.

2.2 Definisi Kepribadian dan Struktur Kepribadian Menurut Adler

2.2.1 Definisi Kepribadian Menurut Adler

Alfred Adler menggambarkan manusia bukan sebagai korban dari insting dan konflik yang

dikontrol oleh sifat-sifat biologis dan pengalaman masa kecil. Teori ini Ia sebut sebagai psikologi

individual (Individual Psychology) karena ia memfokuskan pada keunikan dari setiap orang dan

menyangkal motif-motif biologis dan tujuan yang universal seperti yang dikatakan Sigmund

Freud.

Menurut Adler, manusia adalah makhluk sosial. Kepribadian kita terbentuk dari

lingkungan sosial dan interaksi yang unik, bukan oleh usaha-usaha mencapai kepuasan biologis.

Karena itu Adler meminimalisir peran seks dalam teorinya. Bagi Adler, yang menjadi inti dari

kepribadian adalah alam sadar kita dan manusia memiliki kebebasan untuk mengatur  diri dan

mengarahkan diri pada tujuan kita,bukan diatur oleh faktor-faktor dari luar yang tidak dapat kita

kontrol.

2.2.2 Struktur Kepribadian Menurut Adler

Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan

menjadi superior. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk

menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri

terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan

kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Misalnya

manusia yang lebih lemah akan berjuang untuk menjadi lebih kuat.

Sedangkan superioritas bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain,

melainkan mencoba untuk menjadi lebih baik, semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.

Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten,

berprestasi dan kreatif.

Page 6: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

2.3 Prinsip Teori Adler

Berikut ini adalah adaptasi dari daftar yang menggambarkan pernyataan akhir dari psikologi

individual (Adler, 1964)

1. Kekuataan dinamis di balik perilaku manusia adalah berjuang untuk meraih keberhasilan

atau superioritas (striving for success or superiority)

2. Persepsi subjektif (subjective perception) manusia membentuk perilaku dan

kepribadiannya.

3. Kepribadian itu menyatu (unified) dan konsistensi diri.

4. Nilai dari semua aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang minat sosial (social

interest)

5. Struktur kepribadian yang self consistent berkembang menjadi gaya hidup (style of life)

seseorang.

6. Gaya hidup dibentuk oleh daya kreatif manusia.

Striving for Success or Superiority

Striving for success or superiority adalah suatu usaha terus menerus untuk menjadi lebih

baik, untuk menjadi lebih dekat dengan tujuan yang ingin dia capai. Adler menggambarkan

striving for success or superiority sebagai dasar fundamental dari kehidupan dan bukan usaha

untuk menjadi lebih baik dari orang lain, atau untuk menguasai. Adler mengatakan bahwa kita

berjuang menjadi superior sebagai usaha melengkapi diri kita atau membuat kita merasa utuh.

Menurut Freud, perilaku manusia ditentukan berdasarkan masa lalunya (seperti insting dan

pengalaman masa kanak-kanak), sementara Adler melihat bahwa motivasi manusia adalah suatu

hal yang menentukan masa depannya. Dia mengatakan bahwa hanya perjuangan menjadi

superior yang dapat menjelaskan kepribadian dan tingkah laku seseorang.

Ada 2 poin tambahan tentang striving for success or superiority ini. Pertama, hal ini lebih

banyak meningkatkan daripada menurunkan tegangan. striving for success or superiority

memerlukan energi dan usaha besar, maka Adler mengatakan manusia berusaha melawan

stabilitas dan keadaan tenang.

Kedua, bahwa striving for success or superiority itu dimiliki oleh individu dan masyarakat.

Kita melakukan striving for success or superiority tidak hanya sebagai individu namun juga

Page 7: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

sebagai anggota kelompok. Menurut Adler, individu dan masyarakat saling berhubungan dan

bergantung satu sama lain.

Fictional Final Goals

Salah satu teori yang dikemukakan Adler dalam membentuk perilaku kita adalah fictional

final goals (finalisme fiktif). Hal  ini dikatakan “fiksi” karna tidak mungkin dapat dilakukan di

dunia nyata.

Kita hidup dalam dunia dimana ada anggapan bahwa semua orang itu sama, atau pada

dasarnya semua orang itu baik. Kepercayaan ini mempengaruhi cara kita bertingkah laku kepada

orang lain. Misalnya, jika kita percaya bawa dengan melakukan hal-hal baik akan membawa kita

ke surga maka kita akan melakukannya. Banyak hal-hal fiksi yang terjadi dalam kehidupan kita,

menurut Adler, suatu formulasi besar yang diciptakan manusia adalah konsep tentang Tuhan.

Contohnya, seorang mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi bukanlah didukung oleh

prestasinya ketika di Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah, melainkan tujuannya mencapai

gelar tersebut. Usaha mengikuti setiap tingkat pendidikan adalah bentuk tujuan semunya, sebab

kedua hal tidak menunjukkan sesuatu yang nyata, melainkan hanya perangkat semu yang

menyajikan tujuan yang lebih besar dari tujuan-tujuan yang lebih jauh pada masa datang.

Dengan kata lain, tujuan yang dirumuskan individu adalah semua karena dibuat amat ideal

untuk diperjuangkan sehingga mungkin saja tidak dapat direalisasikan. Tujuan fiksional atau

semu ini tak dapat dipisahkan dari gaya hidup dan diri kreatif. Manusia bergerak ke arah

superioritas melalui gaya hidup dan diri kreatifnya yang berawal dari perasaan rendah diri dan

selalu ditarik oleh tujuan semu tadi. Tujuan semu yang dimaksud oleh Adler ialah pelaksanaan

kekuatan-kekuatan tingkah laku manusia. Melalui diri keratifnya manusia dapat membuat tujuan

semu dari kemampuan yang nyata ada dan pengalaman pribadinya. Kepribadian manusia

sepenuhnya sadar akan tujuan semu dan selanjutnya menafsirkan apa yang terjadi sehari-hari

dalam hidupnya dalam kaitannya dengan tujuan semu tersebut.

Inferioritas dan kompensasi

Adler meyakini bahwa manusia dilahirkan disertai dengan perasaan rendah diri. Seketika

individu menyadari eksistensinya, ia merasa rendah diri akan perannya dalam lingkungan.

Individu melihat bahwa banyak mahluk lain yang memiliki kemampuan meraih sesuatu yang

Page 8: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

tidak dapat dilakukannya. Perasaan rendah diri ini mencul ketika individu ingin menyaingi

kekuatan dan kemampuan orang lain. Misalnya, anak merasa diri kurang jika dibandingkan

dengan orang dewasa. Karena itu ia terdorong untuk mencapai taraf perkembangan yang lebih

tinggi. Jika telah mencapai taraf perkembangan tertentu, maka timbul lagi rasa kurang untuk

mencapai taraf berikutnya. Demikian seterusnya, sehingga individu dengan rasa rendah dirinya

ini tampak dinamis mencapai kesempurnaan dirinya. Teori Adler mengenai perasaan rendah diri

ini berawal dari pengamatannya atas penderitaan pasien-pasiennya yang seringkali mengeluh

sakit pada daerah tertentu pada tubuhnya, mengenai psikosomatis, Adler mengatakan bahwa rasa

sakit yang diderita individu sebenarnya adalah usaha untuk memecahkan masalah-masalah

nonfisik.

Keadaan tersebut, menurut Adler disebabkan adanya kekurang sempurnaan pada daerah-

daerah tubuh tersebut, yang dikatakannya sebagai organ penyebab rendah diri (organ inferiority).

Jadi manusia lahir memang tidak sempurna, atau secara potensial memiliki kelemahan dalam

organ tubuhnya. Adanya stress menyebabkan organ lemah ini terganggu. Karenanya, setiap

orang selalu berusaha mengkompensasikan kelemahannya dengan segala daya. Dalam hal ini

usaha kompensasi ini ditentukan oleh gaya hidup dan usaha mencapai kesempurnaan (superior).

Berkenaan dengan perasaan rendah diri dalam kondisi organik, Adler menciptakan istilah

masculine protest, yakni istilah yang dimaksud untuk menerangkan perasaan rendah diri atau

inferior ini dihubungkan dengan kelemahan (weakness) dan kewanita-wanitaan (femininity).

Istilah ini merupakan suatu dinamika kepribadian manusia yang utama, karena hal ini merupakan

usaha individu dalam mencapai kondisi yang kuat dalam mengkompensasikan perasaan rendah

dirinya

The Style of Life

Tujuan utama kita adalah superiority atau perfection (kesempurnaan), tapi cara kita untuk

menuju hal tersebut berbeda-beda. Kita mengembangkan sebuah pola unik dari karakter, tingkah

laku, kebiasaan, yang mana disebut Adler sebagai style of life atau gaya hidup. Bayi memiliki

inferiority feelings yang memotivasi mereka untuk mengkompensasi rasa putus asa dan

kebergantungan. Dalam upaya untuk melakukan kompensasi, anak-anak memperoleh berbagai

macam tingkah laku. Tingkah laku ini menjadi bagian dari gaya hidup (the style of life).

Page 9: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Semua yang kita lakukan terbentuk dengan keunikan gaya hidup kita. Hal ini menentukan

aspek kehidupan mana yang cenderung kita sukai atau tidak sukai, dan sikap mana yang kita

pegang.  Gaya hidup dipelajari dari interaksi sosial yang terjadi pada tahun-tahun awal

kehidupan. Adler mengatakan bahwa gaya hidup terbentuk sejak umur 4 atau 5 tahun, dan

setelah itu sangat sulit untuk dirubah. Gaya hidup menjadi salah satu penentu dari sikap-sikap

kita ke depannya.

Contohnya, anak yang diabaikan merasa tidak mampu mengatasi tuntutan hidup, karena itu

dia tumbuh dengan rasa ketidakpercayaan dan sering berseteru. Hasilnya, gaya hidupnya sering

melibatkan rasa dendam, membenci kesuksesan orang lain, dan mengambil apapun yang dia rasa

adalah haknya.

Adler menggambarkan beberapa masalah yang umum dan membaginya dalam 3 kelompok:

1.      Masalah yang melibatkan perilaku kita terhadap orang lain

2.      Masalah dalam pekerjaan

3.      Masalah tentang percintaan

Kemudian, Ia mengemukakan 4 gaya hidup yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

itu:

1.      Dominant type

2.      Getting type

3.      Avoiding type

4.       Socially useful type

Tipe pertama adalah sikap memerintah dengan kesadaran sosial yang rendah. Orang seperti

ini berperilaku tanpa memikirkan orang lain. Orang yang paling ekstrim dari jenis ini akan

menyerang orang lain secara langsung dan menjadi sadis dan ganas. Sementara orang yang tidak

terlalu ekstrim  akan menjadi alkoholik, kecanduan obat, dan bunuh diri.

Getting type (tipe paling umum menurut Adler) adalah yang mana manusia mengharapkan

apa saja dari orang lain dan sangat bergantung dengan mereka.

Avoiding type membuat tidak ada upaya dalam menghadapi masalah kehidupan. Dengan

menghindari semua kesulitan, menghindari setiap kemungkinan terjadinya kegagalan.

Social useful type dimana kita berdampingan dengan orang lain dan berperilaku sesuai

dengan kebutuhan mereka. Orang-orang tersebut mengatasi permasalahan hidup dengan

mengembangkan kerangka sosial dengan baik.

Page 10: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Social Interest

Adler percaya bahwa bergaul dengan orang lain merupakan tugas pertama kita dalam

menghadapi hidup. Adler mengkonsepkan minat sosial (social interest) sebagai potensial

individu yang dibawa sejak lahir untuk bekerja sama dengan orang lain  mencapai tujuan pribadi

maupun sosial.

Menurut Adler, meskipun kita lebih kuat dipengaruhi oleh sosial daripada biologis, potensi

dari minat sosial ini merupakan pembawaan dari lahir. Namun, tingkat untuk potensi minat sosial

bergantung pada awal pengalaman sosial kita. Adler menyatakan bahwa peran ibu sangat penting

sebagai orang pertama dalam berhubungan dengan bayi. Melalui perilaku ibu kepada si anak, ibu

dapat membantu perkembangan minat sosial anak.

Individu diarahkan untuk memelihara dan memperkuat perasaan minat sosialnya ini dan

meningkatkan kepedulian pada orang lain. Melalui empati, individu dapat belajar apa yang

dirasakan orang lain sebagai kelemahannya dan mencoba memberi bantuan kepadanya. Individu

juga belajar untuk melatih munculnya perasaan superior sehingga jika saatnya tiba, ia dapat

mengendalikannya. Proses-proses ini akan dapat memperkaya perasaan superior dan

memperkuat minat sosial yang mulai dikembangkannya.

Dikarenakan manusia tidak sepenuhnya dapat mencapai superioritas, individu tetap

memiliki perasaan ketidakmampuan. Namun individupun yakin bahwa masyarakat yang kuat

dan sempurna akan dapat membantunya mencapai pemenuhan perasaan superior. Gaya hidup

dan diri kreatif melebur dalam prinsip minat sosial yang pada akhirnya terwujud tingkah laku

yang ditampilkan secara keseluruhan

Creative Self

Adler berpendapat bahwa setiap orang memiliki kontrol terhadap hidupnya sendiri dan

bahwa mereka menciptakan style of life mereka sendiri. Kekuatan kreativitas itulah yang

membuat setiap individu menciptakan diri, karakter, serta kepribadian mereka.

Diri yang kreatif adalah faktor yang sangat penting dalam kepribadian individu, Sebab hal

ini dipandang sebagai penggerak utama, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Dengan prinsip

Page 11: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

ini Adler ingin menjelaskan bahwa manusia adalah seniman bagi dirinya. Ia lebih dari sekedar

produk lingkungan atau mahluk yang memiliki pembawaan khusus. Ia adalah yang menafsirkan

kehidupannya. Individu menciptakan struktur pembawaan, menafsirkan kesan yang diterima dari

lingkungan kehidupannya, mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi keinginan untuk

superior, dan meramu semua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang lain, yang

mempunyai gaya hidup sendiri. namun diri kreatif ini adalah tahapan di luar gaya hidup. Gaya

hidup adalah bersifat mekanis dan kreatif, sedangkan diri kreatif lebih dari itu. Ia asli, membuat

sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, yakni kepribadian yang baru. Individu

mencipta dirinya.

2.4 Perkembangan Kepribadian Menurut Adler

Inferiority Feelings

Adler percaya bahwa inferiority feelings selalu ada dalam diri manusia sebagai motivasi.

Karena kondisi ini umum adanya pada diri kita, bukan sebagai suatu kelemahan atau tidak

normal. Ia mengatakan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai kelemahan organis.

Menurut Adler, kelemahan inilah yang mendorong manusia untuk mengadakan kompensasi,

yaitu suatu usaha manusia untuk menutupi kelemahannya. Mekanisme kompensasi inilah yang

mendasari  tingkah laku manusia.

Prosesnya bermulai sejak masa bayi. Bayi sangat kecil dan sangat bergantung dengan

orang dewasa disekitarnya. Mereka menyadari akan kekuatan dari orang tua mereka sehingga

mereka mengembangkan inferiority feelings mereka kepada orang-orang dewasa disekitarnya.

Inferiority feelings ini mutlak adanya dan diperlukan karena ini menuntut bayi bertahan hidup

dan bertumbuh.

Birth Order

Adler menyatakan bahwa urutan kelahiran adalah pengaruh sosial yang utama ketika masa

kanak-kanak. Meskipun memiliki hubungan saudara, berasal dari orang tua yang sama dan

tinggal di rumah yang sama, mereka tidak memiliki lingkungan sosial yang sama. Adler

menuliskan empat situasi yaitu anak pertama (the first-born child), anak kedua (the  second-born

child), anak paling muda (the youngest child) dan anak tunggal (the only child).

Page 12: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Anak Pertama ( The First-Born Child )

Anak pertama biasanya mendapat perhatian yang penuh dari orang tua mereka. Hasilnya,

anak pertama memiliki kebahagiaan, dan hidup yang tentram- hingga anak kedua lahir. Adler

yakin bahwa semua anak pertama merasa terkejut akan pergeseran status mereka dalam keluarga,

tetapi bagi mereka yang manja berlebihan akan merasakan kehilangan yang lebih besar. Karena

telah terbiasa memiliki kekuasaan, anak pertama cenderung membawa sifat itu sepanjang

hidupnya.

Ada keuntungan-keuntungan menjadi anak pertama. Pada usia muda, anak pertama sering

diharapkan oleh orang tua untuk membantu menjaga saudara kandungnya lebih muda.

Pengalaman ini sering membuat anak pertama lebih dewasa secara intelektual dibandingkan

saudara lainnya.

Adler yakin bahwa anak pertama memiliki ketertarikan pada pemeliharaan urutan dan

kekuasaan. Adler menemukan bahwa mereka menjadi organisator yang sangat bagus, teliti dan

cermat terhadap detail dan penguasa serta bersikap konservatif. Anak pertama dapat tumbuh

dengan perasaan tidak aman dan bermusuhan terhadap yang lain. Adler menemukan bahwa

penjahat, kriminal dan neurotik lebih sering adalah anak pertama.

Anak Kedua ( The   Second-Born Child )

Anak kedua, yang membuat pergolakan pada hidup anak pertama, tidak pernah memiliki

pengalaman posisi kekuasaan yang dialami oleh anak pertama sehingga mereka tidak mengalami

shock yang berat seperti anak pertama bila ada bayi lainnya. Bayi kedua tidak membawa sesuatu

yang baru seperti anak pertama dan orang tua mungkin lebih rileks dalam menghadapi anak

kedua.

Pada awalnya, anak kedua yang menentukan model pada saudara kandung yang lebih tua.

Anak kedua selalu mencontoh perilaku dari anak yang lebih tua sebagai model. Persaingan

dengan anak pertama dapat memotivasi anak kedua, yang berusaha untuk mengejar dan

mengungguli saudara kandungnya yang lebih tua. Mereka optimis tentang masa depan dan suka

untuk bersaing dan ambisius, seperti Adler. Namun, keterampilan yang baik dari anak pertama

dapat menenggelamkan sifat kompetitif anak kedua sebab ia merasa tidak akan pernah bisa

menang dari saudaranya yang lebih tua.

Page 13: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Anak Paling Muda ( The Youngest Child )

Anak paling muda atau anak terakhir tidak pernah mengalami shock dethronement dari

anak lain dan sering dijadikan kesayangan di dalam keluarga, terutama jika hubungan dengan

saudara kandung yang lainnya lebih tua dari beberapa tahun. Didorong melalui kebutuhan yang

melebihi dari saudara kandung yang lebih tua, anak terakhir sering berkembang sungguh cepat.

Anak terakhir sering berprestasi tinggi di dalam pekerjaan apapun yang mereka kerjakan seperti

orang dewasa.

Bagaimanapun anak yang paling muda biasanya manja dan mereka tidak membutuhkan

pembelajaran untuk melakukan apapun sendiri. Tidak biasa dengan kondisi untuk berusaha dan

berjuang, mereka akan sulit untuk menyelesaikan masalah pada masa dewasa.

Anak Tunggal ( The Only Child )

Anak tunggal tidak pernah kehilangan posisi keunggulan dan kekuatan yang mereka

dapatkan di dalam keluarga, mereka tetap menjadi fokus dan pusat perhatian. Anak tunggal

sering tumbuh dewasa dengan cepat dan meraih kedewasaan perilaku sebab mereka lebih banyak

menghabiskan waktu mereka dengan orang dewasa daripada saudara kandung mereka.

Anak tunggal akan merasa kesulitan ketika mereka tidak menjadi pusat perhatian. Anak

tunggal telah belajar, untuk selalu menjadi yang pertama. Jika kemampuan anak tidak membawa

cukup pengakuan dan perhatian, dia mungkin merasa sangat kecewa.

Dengan gagasan tentang urutan kelahiran, Adler tidak menaruh aturan tetap untuk

perkembangan pada masa kanak-kanak. Anak tidak akan secara otomatis memperoleh karakter

semata-mata didasarkan pada posisinya di dalam keluarga. Adler memberi kemungkinan dari

perkembangan gaya hidup tertentu yang pasti akan berkembang karena fungsi dari urutan

kelahiran yang digabungkan dengan interaksi sosial seseorang pada awal hidupnya. 

2.5 Penelitian Yang Terdapat di Teori Adler

Assessment and Research in Adler’s Theory

Adler mengobservasi kepribadian pasiennya baik cara mereka berjalan, duduk, bersalaman,

bahkan pemilihan kursi untuk diduduki. Tidak seperti Freud, Adler tidak memperlakukan

pasiennya dengan formal dan sesi terapi Adler lebih seperti percakapan antar teman. Metode

utama Adler dalam assessment yaitu urutan kelahiran,ingatan awal dan analisis mimpi.

Page 14: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Adler melakukan beberapa penelitian terkait mimpi (dreams), ingatan awal(early

recollections), minat bersosialisasi (social interest), urutan kelahiran (birth order) dan diabaikan

pada masa kanak-kanak (neglect in childhood).

1. Mimpi

Adler menginterpretasikannya mimpi secara berbeda dari Freud. Freud berpendapat bahwa

mimpi mengindikasikan konflik terselubung di masa lalu, sedangkan Adler percaya bahwa

mimpi berorientasi pada masalah yang sedang dihadapi dan ingin diselesaikan seseorang. Pada

penelitiannya, Adler menemukan bahwa orang yang dibangunkan saat tahap tidur REM

memimpikan hal  yang paling mengkhawatirkan mereka saat itu.

2. Ingatan Awal

Merupakan teknik pengkajian kepribadian dimana ingatan awal,baik yang nyata atau

fantasi, menyatakan keinginan utama dalam hidup. Menurut Adler, kepribadian seseorang

terbentuk pada usia 4 sampai 5 tahun pertama dan ingatan awal pada masa itu mengindikasikan

gaya hidup serta membentuk karakter seseorang sampai dewasa.

3. Pengukuran Minat Bersosialisasi

Adler tidak setuju menggunakan alat test untuk mengukur kepribadian seseorang. Menurut

Adler, alat test hanya akan merekayasa kepribadian sesungguhnya serta membingungkan dan

bahwa para terapis seharusnya meningkatkan intuisi mereka. Namun, hasil test SIS (Social

Interest Scale) menunjukkan bahwa orang-orang dengan minat sosial tinggi mengalami lebih

sedikit stress, depresi, kecemasan dan kekerasan dibandingkan dengan yang rendah minat

sosialnya.

4. Urutan Kelahiran

Menurut Adler, urutan kelahiran menentukan kepribadian seseorang. Anak pertama

bersifat penguasa yang mana dicapai melalui prestasi kerja mereka. Anak kedua/tengah, menurut

Adler,lebih kompetitif dan ambisius tetapi sebuah riset membuktikan bahwa anak kedua

memiliki kepercayaan diri yang lebih rendah (Kidwell,1982). Anak terakhir diprediksi sebagai

anak yang manja dan berpeluang bermasalah dalam menempatkan diri sebagai orang dewasa.

Sedangkan anak tunggal dikatakan paling ingin menjadi pusat perhatian serta lebih egois

dibandingkan anak-anak yang memiliki saudara.

5. Diabaikan pada Masa Kanak-kanak

Page 15: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

Adler menyatakan bahwa anak-anak yang diabaikan atau ditolak oleh orang tuanya

cenderung merasa dirinya tidak berharga sehingga mempengaruhi kepribadian mereka. Suatu

penelitian dengan 714 orang dewasa yang depresi mengemukakan bahwa mereka merasa orang

tua mereka pernah melakukan kekerasan dan memberi penolakan terhadap mereka.

2.6 Isu Penting Dalam Kepribadian Menurut Adler

a. Free Will or Determinism

Setiap orang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan

kata lain kita yang mengatur dan mengubah hidup kita sendiri. Sehingga, free will lebih berperan

sebab menurut Adler , manusia tidak didominasi oleh faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol

mereka.

b. Nature or Nurture

Adler berpendapat bahwa kepribadian seseorang saling mempengaruhi baik nature maupun

nurture,dimana kepribadian seseorang itu dapat dibentuk baik dari genetik maupun dari

lingkungan sekitarnya.

c. Past or Present

Keduanya saling mempengaruhi pembentukan kepribadian baik past maupun present,

dimana kepribadian dibentuk melalui  pengalaman masa kanak- kanak sampai dewasa.

d. Uniqueness or Universality

Tidak seperti Freud yang melihat manusia sebagai makhluk yang sama, Adler

berpandangan bahwa setiap manusia memiliki kebebasan untuk membentuk gaya-gaya sosial

yang mempengaruhi kita dan mengkonstruksi gaya hidup yang unik.

e. Equilibrium or Growth

Menurut Adler,manusia harus strive for perfection,sebab ia meyakini bahwa manusia harus

termotivasi agar tumbuh dan berkembang.

f. Optimism or Pessimism

Adler berpandangan optimis akan adanya progress sosial serta melihat sisi positif dari

manusia.

Page 16: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alfred Adler merupakan seorang yang dibesarkan pada kota yang sama, situasi dan

kondisi yang sama, dan lapangan kerja yang sama dengan Sigmund Freud, bahkan ia awalnya

merupakan pengikut setia aliran Freud. Akan tetapi berkat belajar dari pengalamannya dalam

menangani pasien, menjadikan ia seorang yang sama terkenalnya dengan gurunya Freud.

Walaupun dari substansi teorinya memiliki kontradiksi yang cukup tajam, bahkan perbedaan ini

memisahkan hubungan keduannya.

Berefleksi dari pengalaman menangani dan mengamati perilaku pasiennya, ia dengan

sistematis dan berangsur-angsur mematahkan pendapat Freud tentang perilaku manusia. Berbeda

dengan Freud, Adler mempunyai nilai lebih dalam teorinya, yang kami kira mampu menarik

banyak simpati kalangan praktisi psikologi waktu itu. Dimana ia menilai manusia sebagai

mahluk yang memiliki “power” untuk dapat hidup, walaupun hal itu digambarkan sebagai suatu

kompensasi dalam menyembunyikan dan menghilangkan segala kekurangan dalam dirinya.

Pendapat ini sepertinya memberikan “pencerahan baru” bagi dunia psikologi yang pada saat itu

terdominasi dengan “naluri sexual-nya Freud.

Teori psikologi individual Adler ini, memang lebih banyak berupaya menyadarkan

manusia, bahwa ia merupakan mahluk yang berdaya dan memiliki rasa sosial yang dalam,

sehingga itu pulalah ia dapat “survive” dalam menjalani hidup. Teori ini pula, memiliki kekuatan

dalam hal memprediksi perilaku manusia melalui tujuan semu atau akhir dari perilaku yang

diperbuatnya, sebagai tujuan akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia tersebut. hal ini

sangat menarik karena merupakan pandangan yang dianggap sangat positif dan futureristik, dan

hal ini tentunya dapat membangkitkan semangat dan gaya hidup manusia dalam melakukan

aktivitas.

Page 17: Psikologi Kepribadian - Alfred Adler

DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196010151987101-ZULKIFLI_SIDIQ/

PSIKOLOGI_INDIVIDUAL_ALFRED_ADLER.pdf , diakses pada 13 November 2013

http://12070rzg.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false.html , diakses pada 13 November

2013