PRPOSAL IRMA

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala dan fenomena-fenomena alam yang seing terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Fisika juga berusaha mengungkapkan konsep yang sederhana. Fisika dianggap penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri karena selain memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peserta didik, mata pelajaran fisika juga dimaksutkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah didalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas dan penalaran yang cukup tinggi untuk menyelesaikan suatu persoalan dituntut dalam mempelajari fisika. Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dengan menggunakan berbagai peristiwa alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. Hasil belajar adalah salah satu indikator yang menentukan kualitas pendidikan kimia. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, siswa seharusnya dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya dan tidak hanya sekedar menghafal pelajaran, tetapi dalam pembelajaran siswa harus mampu membangun

pengetahuannya, aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mampu memahami

2

konsep - konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat memecahkan dan mencari solusi dari persoalan. Pada kenyataannya banyak siswa sekolah menengah pertama yang beranggapan bahwa fisika tergolong pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan. Dari hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Sayurmatinggi. dengan memberikan angket kepada 34 siswa, sebanyak 26 siswa menganggap fisika itu adalah pelajaran yang sulit dan sebanyak 19 siswa menggap kegiatan belajar mengajar fisika di kelas kurang menarik dan membosankan. Padahal sebenarnya fisika merupakan ilmu yang menarik, karena semua gajala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika dan dapat diterangkan dengan konsep yang sederhana. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang membosankan, yang ada adalah guru yang membosankan karena tidak mengerti cara menyajikan meteri dengan benar, baik, menyenangkan dan menarik minat serta perhatian siswa. Anggapan sebagian besar siswa yang mengakatakan fisika sebagai palajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan turut mempengaruhi rendahnya pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri. Dari hasil wawancara dengan guru fisika di SMP Negeri 2 Sayurmatinggi diketahui nilai rata-rata ujian formatif untuk mata pelajaran fisika masih jauh dari yang diharapkan. Dari153 siswa yan terbagi menjadi 5 kelas, nilai rata-ratanya hanya mencapai 64,65. Secara umum guru besar

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengungkapkan bahwa : Rata-rata nilai ujian dalam enam mata pelajaran di SLTP Negeri dan Swasta selama lima tahun terakhir secara nasional hampir tidak pernah mencapai angka rata-

3

rata 6,00 dan untuk mata pelajaran IPA selama lima tahun terakhir menduduki angka yang paling rendah dengan nilai di bawah angka lima. Dari hasil observasi peneliti juga diperoleh bahwa metode pembelajaran fisika yang diterapkan oleh guru seringkali adalah metode ceramah, metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga siswa menjadi pasif. Guru dijadikan sebagai satu-satunya sumber informasi sehingga kegiatan

pembelajaran hanya mengutamakan aspek kognitif tanpa memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik. Materi usaha merupakan salah satu materi pelajaran yang sulit dipahami siswa, seperti yang diungkapkan oleh M. Luhut Siregar, S.Pd. selaku guru bidang studi IPA Terpadu di SMP Negeri 2 Sayurmatinggi (dalam wawancara 5 Juni 2011) mengatakan bahwa "siswa mengalami kesulitan memahami konsep usaha dan energi sehingga siswa kesulitan didalam menyelesaikan soal usaha dan energi ". Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diterapkan strategi belajar yang lain yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa menjadikan belajar bukan merupakan paksaan dan dianggap sebagai bejana kosong, dimana guru mengisinya dengan informasi-informasi baru. Model pembelajaran siklus belajar dapat dijadikan sebagai staraegi mengajar alternatif, dengan strategi ini pembelajaran disekolah akan lebih memiliki manfaat daripada hanya sekedar konsep abstrak. Selain itu untuk memperkaya strategi mengajar dimana pada strategi ini siswa membangun pengetahuannya sendiri, mereka tidak hanya menangkap dan memantulkan kembali apa yang diceritakan pada mereka atau apa yang mereka baca. Siswa dituntut menemukan arti dan akan mencari keteraturan dan kecenderungan dari

4

gejala-gejala alam pada saat informasi lengkap atau penuh belum tersedia, dimana Cycle Learning memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan metode konvensional. Menurut Mellizar (2006) menyatakan Cycle Learning dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan dan minat siswa dalam proses belajar mengajar. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA FISIKA DI SMP NEGERI 2 SAYURMATINGGI.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dikemukakan beberapa identifikasi masalah yaitu : 1. Hasil belajar fisika masih rendah. 2. Metode dan strategi belajar mengajar yang dibuat guru belum sesuai sehingga siswa belum termotivasi untuk belajar. 3. Guru belum maksimal dalam melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan belajar mengajar.

5

1.3 Batasan Masalah Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Peneliti melakukan penelitian di kelas VIII semester II di SMP Negeri 2 Sayurmatinggi tahun ajaran 2010/2011 dengan menggunakan strategi mengajar siklus belajar. 2. Materi yang dijadikan sebagai bahan penelitian adalah mengenai usaha dan energi.

1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengajaran dengan siklus belajar lebih baik didalam meningkatkan kreativitas belajar fisika siswa dibandingkan dengan penagajaran secara konvensional ( metode ceramah ) pada materi pokok Usaha dan Energi? 2. Berapa besar efektivitas pembelajaran menggunakan siklus belajar terhadap kreativitas belajar fisika pada materi pokok Usaha dan Energi ?

6

1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah pengajaran dengan siklus belajar lebih baik didalam meningkatkan kreativitas belajar fisika dibandingkan dengan pengajaran sacara konvensional ( metode ceramah ) pada materi pokok Usaha dan Energi? 2. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan siklus belajar terhadap kreativitas belajar fisika pada materi pokok Usaha dan Energi.

1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yan berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama : 1. Bagi siswa diharapkan dapat membantu siswa dalam pembelajaran fisika dan untuk meningkatkan hasil belajar fisika khususnya usaha dan energi. 2. Bagi guru sekolah dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai strategi mengajar yang ingin diterapkan dalam menyajikan suatu pelajaran. 3. Bagi sekolah akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran fisika.

7

4. Bagi peneliti dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru untuk menerapkan strategi siklus belajar dalam pembelajaran fisika, khususnya pada pokok bahasan usaha dan energi.

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Hakekat Belajar Banyak definisi yang diberikan tentang belajar. Menurut Gage, dalam Dahar (2003) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sehingga jelas manusia dikatakan belajar apabila telah melalui proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perilaku disini yaitu perilaku verbal dari manusia. Komponen lain dalam definisi belajar ialah sebagai suatu hasil pengalaman. Dan menurut teori Gestalt Field, belajar merupakan suatu proses perolehan atau perubahan insait-insait (insight), pandangan-pandangan (out looks), harapan-harapan, atau pola-pola berfikir. Belajar lebih dari sekedar mengingat. Ada pepatah mengatakan bahwa saya dengan saya lupa, saya lihat saya tahu, saya kerjakan saya mengerti. Bagi siswa untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan selalu bergulat dengan ide-ide. Tugas pendidik tidak hanya menuangkan atau menjejalkan sejumlah informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam di dalam benak siswa. (Hasratuddin, 2004: 47)

9

2.1.2 Hakekat Belajar Mengajar Pada hakekatnya belajar mengajar adalah dua kegiatan yang berbeda dimana interaksi belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. (Aqib, 2007: 24) Dalam praktik mengajar, interaksi belajar mengajar yang melibatkan berbagai unsur digambarkan dalam pola pembelajaran seperti pada Gambar 2.1 sebagai berikut: KURIKULUM MEDIA GURU KELAS (GK) GK MEDIA MEDIA SISWA

Gambar 2.1. Pembelajaran dalam Interaksi Belajar Mengajar Menurut Blomm belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Walaupun belajar mengajar merupakan kegiatan yang berbeda satu sama lainnya kedua jenis kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang searah dan sejalan terutama dalam tujuan pencapaian pembelajaran. (Aqib, 2007: 27)

10

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar, yang merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga terjadi proses belajar mengajar. Sejalan dengan itu seperti diungkapkan oleh Dequely dan Gajali mengatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran adalah suatu kegiatan menolong dan membantu seseorang agar dapat mengembangkan

pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Dengan demikian mengajar bukanlah semata kegiatan penyampaian pelajaran oleh guru kepada siswa, akan tetapi bagaimana menciptakan, mengatur serta menyelaraskan lingkungan agar

memungkinkan terjadi proses belajar secara efektif dan efisien. (Slamet, 2005: 32) 2.1.3 Hakekat Hasil Belajar Melalui proses belajar seseorang akan mengalami perubahan dalam tingkah lakunya yaitu sebagai hasil belajar yang dilakukannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang melalui belajarnya disebut hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap, keterampilan menghargai, perkembangan sikap-sikap sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani. (Sudjana, 2002: 17) Hasil belajar itu sendiri melukiskan tingkah laku (kadar) pencapaian siswa atas tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan. Hasil belajar itu tercermin dalam kepribadian siswa berupa tingkah lakunya setelah mengalami proses belajar

11

mengajar. Ini berarti bahwa hasil belajar itu

menggambarkan kemampuan yang

dimiliki siswa baik dalam aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika pada materi pokok usaha diperoleh melalui tes yang diberikan pada sampel penelitian. 2.1.4 Efektivitas Pelaksanaan Mengajar Menurut LL dan B. Simanjuntak dalam Suryosubroto dalam pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu : 1. Mengajar guru, di mana menyangkut sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang direncanakan terlaksana. 2. Belajar murid, yang menyangkut sejauh mana tujuan pelajaran yang diuraikan tercapai melalui kegiatan belajar mengajar (KBM). Selanjutnya S. Nasution mengemukakan pendapat tentang ciri-ciri pengajaran yang efektif, yaitu bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang sirkuler, yang terdiri atas empat komponen: 1. Mengadakan asesmen, mengdiagnosis: a) Asesmen atau diagnosis diadakan pada beberapa fase, yakni: 1) Tingkat perkembangan koqnitif dan afektif. 2) Kesiapan mempelajari bahan baru 3) Bahan yang telah dipelajari sebelumnya (enty be havior). 4) Pengalaman berhubungan dengan bahan pelajaran.

12

b) Asesmen selama proses instruksional, selama berlangsungnya proses belajar mengajar, siswa harus dipantau dan dinilai terus menerus, untuk mengetahui: 1) Sampai mana bahan telah dikuasai. 2) Bahan mana yang kurang dipahami. 3) Sebab-sebab kegagalan memahami bahan-bahan tertentu. 4) Metode dan alat mana yang dapat bermanfaat. 5) Bahan mana harus diajarkan kembali dan kepada siswa yang mana c) Asesmen pada akhir instruksional, yaitu pada akhir pelajaran untuk mengetahui: 1) Apa yang telah mereka kuasai dari seluruh pelajaran. 2) Apa yang tidak berhasil dikuasai. 3) Apakah masih perlu diberi ulangan, latihan reinformcemen bagi siswa tertentu. 2. Perencanaan Pengajaran, terjadi pada dua tingkat, yakni: a. Tingkat kurikulum umum (tingkat makro) b. Tingkat instruksional yang spesifik untuk pengajaran dalam kelas (tingkat mikro). 3. Mengajar dengan efektif. 4. Latihan dan reinforcemen, yaitu membantu siswa melatih dan memantapkan pelajaran. Dalam hal ini guru bertindak sebagai coach, yaitu membantu, mendorong, memperbaiki, memotivasi, dan memberikan masukan selama proses belajar mengajar.

13

Suryosubroto (2009 :8) Adapun karakteristik atau ciri-ciri guru yang efektif menurut Nasution yang dikutip oleh Suryosubroto ada 12 ciri, yaitu: 1. mulai dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya. 2. berada terus di dalam kelas dan menggunakan sebagian besar dari jam pelajaran untuk mengajar dan membimbing pelajaran. 3. Memberi ikhtisar pelajaran lampau pada permulaan pelajaran baru. 4. Mengemukakan tujuan pelajaran lampau pada permulaan pelajaran. 5. Menyajikan pelajaran baru langkah demi langkah dan memberikan latihan pada akhir tiap langkah. 6. Memberikan latihan praktis yang mengaktifkan semua siswa. 7. Memberi bantuan siswa khususnya pada permulaan pelajaran. 8. Mengajukan banyak pertanyaan dan berusaha memperoleh jawaban dari semua atau sebanyak-banyaknya siswa untuk mengetahui pemahaman tiap siswa. 9. Bersedia mengajarkan kembali apa yang belum dipahami oleh siswa. 10. Membantu kemajuan siswa, memberi balikan yang sistematis dan

memperbaiki setiap kesalahan. 11. Mengadakan review atau pengulangan tiap minggu secara teratur. 12. Mengadakan evaluasi berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan. Suryosubroto (2009:10)

14

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian baru dan perubahan sikap. Dengan kata lain perubahan tingkah laku terjadi setelah adanya hasil belajar. Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Keefektivan pembelajarn terdiri dari empat indikator yaitu: kualitas pembelajaran (qulity of instruction), kesesuaian

tingkat pembelajaran (approriate levels of instruction), insentif (insentive) dan waktu (time) Depdiknas (1994). Efektivitas pembelajaran juga berhubungan dengan guru yang efektif. Popham dan Basel (1981) menyatakan bahwa sudah ada usaha yang dilakukan untuk mengenali seorang guru yang baik melalui sifat-sifat tertentu yang dia miliki atau lewat prosedur-prosedur yang dia pergunakan dikelas. Tetapi ternyata, baru-baru ini bahwa suatu totalitas sifat-sifat umum guru tidak ada. Lebih tepat efektivitas pengajaran itu seharusnya ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu. Didalam situasi tertentu dan dalam usahanya mencapai tujuan instruksional tertentu. Didalam situasi tertentu dan dalam usahanya mencapai tujuan instruksional tertentu. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi indikator sebagai berikut:

1. Tingkat Penguasaan Siswa Tingkat penguasaan siswa terlihat pada tinggi rendahnya skor mentah yang dicapai pada pedoman konversi umum yang digunakan dalam konversi lima norma absolut sebagai berikut:

15

Tingkat penguasaan 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% 0% - 54%

Kategori sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

dikatakan memenuhi tingkat penguasaan siswa apabila mencapai kriteria paling sedikit sedang (65% - 79%). 2. Ketuntasan Belajar Berdasarkan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar (depdiknas, 2000) terdapat kriteria ketuntasan belajar perorangan dan klasikal yaitu: a. Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar jika kelas tersebut mencapai skor 65% atau lebih dari 65%. b. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 85% yang mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85%. Jadi dalam penelitian ini dikatakan tuntas apabila siswa mencapai skor 65% atau 65% keatas dan tuntas secara klasikal bila mencapai 85% atau 85% keatas. 3. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Khusus. Dari ketuntasan belajar siswa diatas maka ketercapaian TPK yang diaharapakan adalah 75% dari TPK yang ada. 2.1.5 Pengajaran konvensional Menurut sudjana (2002) menyatakan bahwa pembelajaran konvensional merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan terhadap sejumlah

16

pendengar, kegiatan ini berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi satu arah. Menurut Verawati (2006) ada beberapa keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran konvensional. diantaranya : 1. Dapat menampung siswa dengan jumlah yang besar. 2. Bahan pelajaran atau keterangan dapat diberikan secara sistematis dengan penjelasan yang monoton. 3. Guru dapat memberikan tekanan pada hal-hal tertentu misalnya rumus atau konsep yang dianggap penting. 4. Dapat menutupi kekurangan karena ketidaktersediaan buku pelajaran atau alat bantu sehingga tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran. Pembelajaran konvensional juga terdapat kelemahan-kelemahan yang dapat diperhatikan antara lain : 1. Pelajaran berjalan monoton sehingga membosankan dan membuat siswa pasif. 2. Siswa lebih terfokus membuat catatan dan siswa akan cepat lupa. 3. Pengetahuan dan kemampuan siswa hanya sebatas yang diberikan guru. 2.1.6 Pembelajaran Konstruktivisme Teori kontruktivisme dalam pendidikan terutama berkembang dari hasil pemikiran Vygotsky dalam Hasratuddin (2004) yang menyimpulkan bahwa siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil pemikiran yang berinteraksi dalam konteks pemikiran. Kontruktivisme merupakan teori penciptaan makna. Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Adapun keuntungan pembelajaran konvensional

17

Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Rusdi, 2001: 65). Selanjutnya Piaget yang dikenal sebagai pencetus konstruktivis pertama menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi (Dahar, 2003). Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat. Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. (Hamzah, 2001: 33). Brooks dan Leinhard dalam Hasratuddin (2004) menyatakan bahwa esensi dari teori konstruktivisme adalah siswa harus mampu secara individual menemukan dan mentransfer informasi-informasi kompleks apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Belajar menurut teori ini adalah membangun pengetahuan dari kegiatan, refleksi dan interprestasi, serta pemahaman oleh

seseorang sesuai dengan skema yang dimilikinya. Menurut teori ini mengajar pada dasarnya agar menata lingkungan agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar dalam

18

arti siswa mempunyai kebebasan dalam hal merumuskan masalah yang diajukan oleh siswa. Dengan demikian pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Strategi konstruktivisme ini pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Teaching). Peran guru sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip-prinsip dan bukan memberikan ceramah atau mengendalikan kegiatan seluruh kelas. Motlan (1997) mengungkapkan empat prinsip konstruktivisme yaitu : 1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. 2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid kecuali dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar. 3. Murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci. 4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa menjadi mulus. Teori belajar konstruktivisme sering juga disebut model mengajar perubahan konseptual. Berbeda dengan model mengajar konvensional terdahulu, model ini terdiri dari lima tahapan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2. Tujuan dari tahapan pengingatan ini adalah untuk menarik perhatian siswa terhadap pokok bahasan yang sedang dipelajari, membuat pemahaman mereka secara exsplisit, dan membuat mereka sadar akan variasi pendapat diantara mereka. Untuk memancing pengetahuan awal mereka atau prakonsepsi yang mereka miliki, guru dapat melibatkan siswa untuk berdiskusi. Guru dapat mengajukan pertanyaan terbuka yang memungkinkan

19

siswa mengungkapkan apa yang sudah dipahami, dialami dan ide mereka tanpa takut akan dipersalahkan oleh guru. Pengingatan Tantangan Konfrontasi Reorganisasi Kerangka Kerja Konsep Penerapan Review Gambar 2.2. Tahapan Pembelajaran Model Konstruktivisme (Motlan, 1997). Ada beberapa model pembelajaran yang dilandasi oleh kontruktivisme (Hasnah, 2006) yaitu : 1. Model siklus belajar (Cycle Learning Model). 2. Model pembelajaran generatif (Generative Learning Model). 3. Model CLIS (Children Learning in Science). 4. Model pembelajaran Kooperatif atau CLS (Cooperative Learning Strategis). Dimana masing-masing model memiliki kekhasan sendiri, tetapi semuanya mengembangkan kemampuan kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berfikir rasional. Kekhasannya tampak pada tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Fase-fase pembelajaran pada kelompok model pembelajaran kontruktivisme dapat dilihat pada Tabel 2.1. (Hasnah, 2006) yaitu :

20

Tabel 2.1. Fase-fase pembelajaran model pembelajaran kontruktivisme Model I II III IV V Cycle Engage Exploration Explanation Elaboration Evaluation Learning Pembelajaran Persiapan Fokus Tantangan Aplikasi Generatif Pembelajaran Pertanyaan Persiapan Exploration Refleksi Interaktif siswa CLIS Orientasi Elisitasi Restrukturisasi Aplikasi Refleksi Pembelajaran Orientasi Elisitasi Restrukturisasi Aplikasi Refleksi Kooperatif 2.1.7 Model Pembelajaran Cycle Learning Siklus Belajar (Cycle Learning) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). siklus belajar merupakan rangkaian tahaptahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. siklus belajar adalah daur atau siklus pembelajaran dengan konstruktivisme (Hasratuddin, 2004: 43). Cycle Learning dalam pendekatan pembelajarannya memiliki lima tahap atau fase yang dapat digambarkan dalam Gambar 2.3. Tahap Model Pembelajaran siklus belajar (Mellizar, 2006) sebagai berikut : Tahap 1. Melibatkan (Engagement) Tahap 5. Evaluasi (Evaluation) Tahap 2. Eksplorasi (Exploration) Tahap 3. Explanation (Penjelasan)

Tahap 4. Penerapan konsep (Elaboration) Gambar 2.3. Tahap Model Pembelajaran siklus belajar.

21

Prinsip siklus belajar sesuai Gambar 2.3. adalah sebagai berikut : 1. Tahap melibatkan (Engagement) yaitu mengakses pengetahuan terlebih dahulu yang dimiliki siswa, tujuannya untuk mengetahui apa-apa saja yang diketahui oleh siswa. Mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan (curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. 2. Tahap ekplorasi (exploration) Pada tahap eksplorasi, pebelajar diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum, menganalisis artikel, mendiskusikan fenomena alam, mengamati fenomena alam atau perilaku sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya (cognitive disequilibrium) yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana

22

(Dasna, 2005). Bertujuan untuk mengecek apakah pengetahuan siswa tersebut benar, separuh benar atau salah. 3. Tahap penjelasan (explanation). Pada fase ini guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari. Pada fase ini guru memberikan kesempatan agar para siswa menghubungkan pemahaman baru dengan konsep terdahulu. 4. Tahap penerapan konsep (elaboration), siswa menerapkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving, dalam fase ini guru memberikan kesempatan agar para siswa menghubungkan pemahaman baru pada konteks yang berbeda. 5. Tahap evaluasi (evaluation) adalah fase untuk menilai perubahan-perubahan dalam situasi baru (Mellizar, 2006). Evaluasi dilakukan terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi pebelajar melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong pebelajar melakukan investigasi lebih lanjut. Implementasi siklus belajar dalam pembelajaran menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase-fase tersebut mulai dari perencanaan (terutama pengembangan perangkat pembelajaran), pelaksanaan (terutama pemberian pertanyaan-pertanyaan arahan dan proses pembimbingan) sampai evaluasi. Efektifitas

23

implementasi siklus belajar biasanya diukur melalui observasi proses dan pemberian tes (Dasna, 2005) 2.1.8 Desain siklus belajar pada materi pokok usaha dan energi Desain siklus belajar pada materi pokok usaha dan energi dapat digambarkan dalam Gambar 2.4. sebagai berikut: Tahap 1. Melibatkan (Engagement) Guru memberi pertanyaan yaitu : Pernahkah kalian memperhatikan usaha yang dilakukan oleh orang yang mendorong mobil ?dan berapakah usaha yang dilakukan supaya mobil bergerak? Tahap 2. Ekplorasi (Exploration) Guru membawa siswa untuk melakukan praktikum dan mencatat hasil praktikum dalam lembar kerja siswa. Tahap 5. Evaluasi (Evaluation) Guru menilai siswa dengan evaluasi berupa tes yang dikerjakan siswa dan lembar observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran.

Tahap 4. Penerapan konsep (Elaboration) Guru memberikan kesempatan agar para siswa menerapkan pemahaman mengenai usaha dan energi.

Tahap 3. Explanation (Penjelasan) Siswa mempresentasikan hasil praktikum kemudian membandingkan hasil penjelasan guru dari hasil jawaban siswa pada tahap 1. Gambar 2.4. Desain siklus belajar pada Materi Pokok Usaha dan Energi 2.1.9 Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikolagi penjelasan masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Conny Seniawan dkk. Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk membentuk gagasan baru dan penerapan dalam pemecahan masalah. Conny Seniawan dkk (2000: 74)

24

Sedangkan Muhammad Amien menyatakan bahwa: Kreativitas diartikan sebagai pola berfikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil yang artistik, penemuan ilmiah, dan menciptakan secara mekanik. Muhammad Amien (2002 :33) Seperti yang dikemukakan oleh Utami Munandar bahwa kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data-data informasi yang tersedia menentukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah, dimana penekanannya pada kualitas, ketetapgunaan dan keragaman jawaban. semakin banyak jawaban diberikan terhadap suatu masalah, maka kreatif lah siswa tersebut dan kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan mengolaborasi suatu program. (Utami Munandar, 2009:25) Sedangkan menurut Jordan E.A ,ada 10 cara untuk dapat meningkatkan kreativitas, yaitu melalui: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) Pergaulan Lingkungan Perjalanan Permainan Membaca Seni Teknologi Berfikir Alam bawah sadar Jiwa kreatif. (Jordan E.A (2002:73)

25

2.2 Materi Usaha dan Energi 2.2.1. Pengertian Usaha Usaha terjadi dengan melibatkan penerapan gaya dan pergeseran kedudukan misalnya adalah ketika sebuah benda diberikan gaya sehingga benda tersebut bergeser kedudukannya, ini berarti gaya dan perpindahan di dalamnya. Dengan kata lain usaha terjadi jika gaya yang dikerjakan pada suatu benda mampu menyebabkab benda tersebut berpindah. Posisi I posisi II

Benda F

Benda

S Gambar 2.5 benda diberikan gaya sehingga benda tersebut bergeser kedudukannya Usaha (W) yang telah dihasilkan oleh gaya F pada suatu benda hingga benda bergerak sepanjang garis lurus dalam arah gaya dan menempuh suatu perpindahan jarak (s), dinyatakan dengan persamaan :

W ! F . s .(1)Dengan: W = usaha yang dilakukan oleh suatu gaya (jaule). F = besar komponen gaya F yang searah perpindahannya (Newton) S = jarak perpindahan (meter)

26

Karena satuan gaya F adalah Newton, lalu perpindahan atau jarak (s) dalam meter, maka usaha (W), dinyatakan dalam satuan Newton meter (Nm) atau disebut juga jaule (J). Selain joule, satuan lain untuk usaha adalah erg : 1 joule = 1 newton x 1 meter kgxm 2 1000 gx10000cm 2 =1 2 ! s s2 = 10 7 g cm Jadi 1 joule = 10 7 erg2

s2

! 10 7 erg

Dengan kata lain usaha yang besarnya satu joule adalah setara dengan gaya yang dikerjakan satu Newton terhadap suatu benda sedemikian sehinggabenda tersebut berpindah sejauh meter pada arah yang sama denga arah gaya tersebut. Karena besar usaha berbanding lurus dengan gaya dan jarak benda berpibdah, maka : Semakin jauh benda berpindah, semakin besar usaha yang dilakukan Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar usaha yang dilakukan 2.2.2. Energi dan Perubahannya Energi panas atau kalor Panas disebut juga kalor. Energi kalor merupakan bentuk energi yang berkaitan dengan suhu sehingga untuk menyatakan besar tingkatan energi panas digunakan besar suhu. Energi Listrik Energi Cahaya

27

2.2.3 Energi Kinetik dan Energi Potensial Perhatikan sebuah mobil yang bergerak dijalan raya, lalu bandingkanlah dengan gerak sebuah meja yang kamu jatuhkan dari atas meja. Adakah perbedaannya? Secara sepintas, kamu akan mendapati bahwa kedua benda tersebut bergerak dengan lintasan yang berbeda. Gerak bola yang kamu jatuhkan dari atas meja memiliki perubahan posisi terhadap permukaan lantai. Dengan kata lain, bola tersebut memiliki ketinggian tertentu terhadap lantai, sedangkan mobil tidak mengalami perubahan ketinggian terhadap tanah. Walaupun mobil dan bola sama-sama bergerak, mobil tidak mengalami perubahan jarak terhadap permukaan tanah sehingga mobil dikatakan memiliki energi gerak saja atau disebut energi kinetik. Akan tetapi bola yang dijatuhkan dari atas meja mengalami dua jenis perubahan, yaitu perubahan kedudukan terhadap lantai dan perubahan kecepatan sehingga bola memiliki energi potensial dan energi kinetik. Energi kinetik ialah energi yang terdapat dalam setiap benda yang sedang bergerak. Besar energi kinetik berbanding lurus dengan massa benda dan kuadrat kecepatan geraknya. Persamaan energi kinetik dinyatakan sebagai berikut.

Ek !

1 m v 2 ................................................................................................(2) 2

Dimana : Ek= rmrtgi kinetik (joule) m = massa benda (kg) dan v = kecepatan benda (m/s).

28

Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda karena posisi atau kedudukannya yang menunjukkan bahwa usaha atau kerja siap dilakukan. Energi potensial yang sering dijumpai adalah energi potensial gravitasi dan energi potensial listrik. Energi potensial yang akan dipelajari kali ini adalah energi potensial gravitasi. Besar energi potensial bergantung pada kedudukan benda dari titik yaitu bumi, massa benda, dan percepatan garvitasi bum. Secara matematis energi potensial gravitasi dirumuskan dengan persamaan berikut.

E p ! m g h ............................................................................................(3)Dimana : Ep= rmrtgi potensial (joule) m = massa benda (kg) dan g = percepatan gravitasi (m/s2) dan h = ketinggian (m) 2.2.4. Hukum Kekekalan Energi Prinsip Kekekalan Energi

Pada saat kamu berlari, lama-kalamaan kamu akan merasa lelah sehingga pada akhirnya tidak memiliki kekuatan lagi untuk berlari. Mengapa demikian? Hal tersebut terjadi karena sebagian energi dalam tubuhmu telah digunakan sehingga kamu kehilangan energi. Ke manakah energi tersebut? Benarkah energi tersebut hilang? Sebenarnya, energi kimia yang tersimpan dalam tubuh diubah menjadi energi gerak ketika kamu melakukan kerja. Dengan demikian, energi kimia didalam tubuh berkurang, tetapi energi gerak bertambah sehingga jumlah total energinya tetap.

29

Begitu pula ketika diam, energi gerak diubah menjadi energi kalor, jumlah total energinya adalah tetap. Jadi, energi kamu miliki sebenarnya tidak hilang, tetapi berubah bentuk menjadi energi lain. Dapat disimpulkan bahwa jumlah energi sebelum dan sesudah berubah adalah tetap. Energi tidak dapat diciptkan dan juga tidak dapat dimusnahkan dan jumlah total energi yang ada di alam adalah tetap.Pernyataan inilah yang disebur dengan hukum kekekalan energi gerak, sedangkan energi potensial disebut juga sebagai energi yang tersimpan dalam jumlah suatu zat/materi. Hukum Kekelan Energi Mekanik

Seperti telah dibahas sebelumnya, energi mekanik terdiri atas energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik disebut juga energi gerak, sedangkan energi potensial disebut juga sebagai energi yang tersimapan dalam suatu zat atau materi. Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa jumlah energi kinetik dan energi potensial gravitasi pada suatu benda selalu tetap. Dengan kata lain, jumlah energi mekanik sebelum dan sesudah perubahan adalah tetap. Secara matematis, persamaan energi mekanik dapat dituliskan sebagai berikut

Em ! EP EK ..(4)Em ! m.g .h 1 m.v 2 .....................................................................(5) 2Dengan : Em = energi mekanik (joule) Ep = energi potensial (joule) Ek= energi kinetik (joule) m = massa benda (kg) dan

30

g = percepatan gravitasi (m/s2) dan h = ketinggian (m) m = massa benda (kg) dan v = kecepatan benda (m/s). 2..2.5 Daya Ilustrasi yang dapat menggambarkan adanya daya adalah misalkan dua mobil A dan B yang massanya sama bergerak dengan jarak tempuh dan percepatan sama sehingga usaha dan waktu tempuh kedua mobil tersebut sama. Jika mobil A bergerak dengan percepatan yang lebih besar daripada mobil B sehingga waktu tempuhnya lebih singkat, mobil A memiliki daya lebih besar dibandingkan dengan mobil B. Dari gambaran tersebut daya dapat didefenisikan sebagai kecepatan melakukan usaha atau usaha tiap satuan waktu, oleh karena itu besarnya dapat ditentukan dari kecepatan yang dimiliki benda. Semakin besar kecepatan benda, semakin besar pula daya yang dimilininya. Daya dilambangkan dengan P (power), maka daya dapat dinyataka dengan :

Daya !

Oleh karena, W ! F .s , maka :

Usaha Waktu W P! .......................................................................................................( 6 ) t

P!

F. s t ...................................................................................................(7 )

v!

s t

31

Maka:

P ! F . v ......................................................................................................(8)Dimana : P = daya (waktu atau joule/sekonz) W = usaha (joule) F = gaya (Newton) T = waktu (secon) S = perpindahan (meter) 2.3 Kerangka Berfikir dan Hipotesis Dalam kegiatan belajar mengajar fisika guru harus mampu menghubungkan konsep materi pelajaran yang diajarkan dengan pengalaman sehari-hari. Salah satu keberhasilan belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah guru harus menggunakan suatu model yang signifikan. Untuk mengetahui model yang signifikan guru harus membandingkan hasil belajar siswa dengan menerapkan kedua model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran siklus belajar dan model pembelajaran konvensional. Dalam model pembelajaran siklus belajar siswa belajar sendiri dengan melakukan kegiatan-kegiatan dalam situasi baru serta menemukan bahan-bahan dan ide-ide baru dengan bimbingan minimal. kemudian guru memberi penjelasan tambahan yang dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang muncul dari gagasan siswa. Setelah itu siswa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah dalam situasi berbeda. Dengan model pembelajaran siklus belajar diharapkan siswa dapat

memahami konsep-konsep fisika secara lebih baik dan mendalam sehingga dapat

32

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok usaha dan energi di Kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Sayurmatinggi. 2.4 Hipotesis Penelitian Menurut Arikunto, S menyatakan hipotesis merupakan kebenaran yang masih berada di bawah kebenaran ( belum tentu benar) dan baru dapat di angkat menjadi suatu kebenaran jika disertai dengan bukti- bukti. Arikunto, S (2003: 57) Ho : Kreativitas belajar fisika siswa dengan pembelajaran siklus belajar sama dengan kreativitas belajar fisika siswa dengan pembelajaran secara konvensional ( metode ceramah ) pada materi pokok Usaha dan Energi Kelas VIII Semester II di SMP Negeri 2 Sayurmatinggi Tahun Ajaran 2010/2011. Hipotesis Statistik Ho : Ha : Dimana :1= 1 2

>

2

Q1 = sampel rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran siklus belajar. Q 2 = sampel rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional.(Sudjana, 2002:204)

33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIII Semester II di SMP Negeri 2 Sayurmatinggi Tahun Ajaran 2010/2011. Waktu penelitian pada bulan Juni 2010. 3.2 Pendekatan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (library research) Dengan mengumpulkan data tertulis yang bersumber dari buku-buku literatur atau perpustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya yang erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penyusunan penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan (field research) Penelitian lapangan ini adalah data yang diperoleh bersifat nyata atau fakta sebagai hasil penelitian di lapangan dengan memakai teknis analisa data. 3.3 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen yaitu merupakan penelitian yang tidak boleh membedakan antara yang satu dengan yang lain pada subjek didik yaitu siswa. 3.4 Populasi Dan Sampel 1. Populasi Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh seorang penelitian sebelum mengumpulkan data adalah menentukan objek penelitan. Darimana data akan

34

dikumpulkan dan pendapat ini tergambar bahwa kelompok subjek yang akan dijadikan dalam penelitian inilah yang dinamakan populasi. Populasi adalah seluruh subjek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 130) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Sayurmatinggi Tahun Ajaran 2010/2011 sebanyak 5 kelas dengan jumlah 153 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:131) Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua kelas yang dipilih secara Cluster Random Sampling. 3.5 Desain Penelitian Desain penelitian Two Group (Pre-test dan Post-test) dapat dilihat pada Tabel 3.1. sebagai berikut : Tabel 3.1. Desain Penelitian Two Group (Pre-test dan Post-test) Kelas Pre-test Eksperimen T1 Kontrol T1 Dimana : T1 = Pre-test. T2 = Pos-test. X1 = Perlakuan dengan pembelajaran Siklus Belajar Perlakuan X1 X2 Pos-test T2 T2

35

X2 = Perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Skema Rancangan Penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. sebagai berikut : Populasi Sampel Kelas Eksperimen Pre Test Pengajaran Siklus Belajar Tahap 1. Melibatkan (Engage) Tahap 2. Menyelidiki (Exploration) Tahap 3. Penjelasan (Explanation) Tahap 4. Penerapan konsep (Elaboration) Tahap 5. evaluasi (Evaluation) Pengajaran Konvensional 1. Kegiatan Pendahuluan - Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. 2. Kegiatan Inti - Menyajikan informasi melalui metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab. 3. Kegiatan Akhir - Evaluasi. Post Test Data Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 3.6 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data 3.6.1. Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa berjumlah dua puluh soal dalam bentuk pilihan berganda dengan empat pilihan (option) dan diberikan sebanyak 2 kali yaitu pretes dan postes. Kelas Kontrol

36

Sebelum dilakukan penelitian, tes yang telah disusun terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran tes,dan daya beda sebagai berikut: 1. Validitas Tes

Untuk mengetahui validitas tes ini digunakan rumus korelasi product moment : r xy = Keterangan : N X Y = Jumlah sampel = Skor butir soal = Skor total butir soal N XY ( X )( Y ) {N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y 2 )}

rxy = Koefisien validitas tes

Untuk menafsirkan keberartian harga validitas tiap soal maka harga tersebut dikonsultasikan ke tabel harga kritik product moment dengan kriteria rhitung> rtabel untuk taraf nyata = 0,05 korelasi tersebut dinyatakan valid. (Arikunto, 2006 : 170)

37

2.

Reliabilitas tes Reabilitas soal berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu soal dapat

dinyatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika soal tersebut dapat memberi hasil yang tetap. Reabilitas soal dapat dicari dengan rumus yang ditemukan oleh Kuder & Richardson yaitu K-R 20. r11 ! (r11

Vt pq k )( ) k 1 Vt

= Reliabilitas tes secara keseluruhan = Banyaknya butir pertanyaan = Varians total = = Untuk menafsirkan harga reabilitas dari soal maka harga perhitungan = 0,05 jika r

k Vt p q

dikonfirmasikan ke tabel harga kritik r tabel product moment dengan hitung > r tabel maka soal reliabel.

(Arikunto, 2006 : 188). 3. Taraf Kesukaran Tes Untuk menghitung taraf kesukaran tes pada tiap butir soal dapat dihitung dengan rumus : P= Keterangan: P B JS B JS = Taraf kesukaran = Banyaknya siswa menjawab yang benar = Jumlah siswa peserta tes

Taraf kesukaran dapat dikonsultasikan dengan : Soal dengan P = 0,00 - 0,30 adalah sukar.

38

Soal dengan P = 0,31 - 0,70 adalah sedang. Soal dengan P = 0.70 1,00 adalah mudah. (Arikunto, 2006 : 208). 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Untuk menghitung daya pembeda soal dilakukan analisis sistem dengan cara : 1) Data diurutkan dengan nilai tertinggi sampai nilai terendah. 2) Diambil 27% dari kelompok nilai tinggi (kelompok atas) dan 27% dari kelompok nilai rendah (kelompok bawah). 3) Melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus : D= BA BB ! PA PB JA JB

D = Indeks diskriminasi JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2006 : 213) Daya Pembeda untuk butir No. 1 adalah D= BA BB ! PA PB JA JB

Dari hasil perhitungan, dapat diklasifikasikan sebagai berikut : D : 0,00 sampai 0,20 dikategorikan jelek D : 0,20 sampai 0,40 dikategorikan cukup

39

D : 0,40 sampai 0,70 dikategorikan baik D : 0,70 sampai 1,00 dikategorikan baik sekali

3.6.2 Observasi Observasi atau pengamatan atau suatu taknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan menggunakan lembar observasi siswa. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 156) 3.7 Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : 3.7.1 Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus: X ! 7Xi n

Untuk menghitung simpangan baku (s) digunakan rumus : n7xi 2 (7xi ) 2 S= n( n 1) 3.7.2Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mencari skor baku dengan rumus : Zi = Xi X S (Sudjana, 2005: 466) (Sudjana, 2005:95)

40

Dimana : X = Nilai rata-rata simpangan baku S = Simpangan baku sampel. b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z Zi ). c. Menghitung proporsi Zi, Z2,Z3.Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi d. jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi), maka : S(Zi) = banyaknyaZi, Z 2 , Z 3 ..... yang Zi n

d. Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi), kemudian menghitung harga mutlaknya. e. Mengambil harga yang paling besar dari selisih harga mutlak F(Zi)-S(Zi) sebagai Lo. Untuk menerima atau menolak distribusi normal data penelitian dapatlah dibandingkan LO dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar table uji Lilifors dengan taraf nyata = 0,05.

Jika L0 < L maka sampel berdistribusi normal. Jika L0 > L maka sampel tidak berdistribusi normal.

3.6.1 Uji Homogenitas Data Untuk menguji homogenitas varians sampel, uji homogenitas varians menggunakan uji F dengan rumus : F! S12 2 S2 (Sudjana, 2005:204).

Dimana : S12 = Varians dari kelompok lebih besar

41

2 S 2 = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis HO jika : F < F dimana F (1/2 E) (n1-1,n2-1)

(1/2 E ) (n1-1,n2-1)

diperoleh dari daftar distribusi F dengan dk pembilang = n1= 0,05.

1 dan dk penyebut = n2-1 pada taraf nyata

3.6.2 Pengujian hipotesis Hipotesis yang diuji berbentuk : HO : Q1 ! Q 2 HO : Q1 " Q 2 Keterangan :

Q1 = sampel rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran Siklus Belajar. Q 2 = sampel rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensionalBila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis menggunakan uji beda dengan rumus: t= x1 x 2 1 1 S n1 n2 (Sudjana, 2005:243).

Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus : (n1 1) S1 2 (n2 1)S 2 2 S = n1 n2 22

(Sudjana, 2005:239).

Dengan : t

= distribusi t

x1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen

42

x 2 = nilai rata-rata kelompok kontrol

n1 = ukuran kelompok eksperimen n2 = ukuran kelompok kontrolS1 = varians kelompok eksperimen2

Kriteria pengujian adalah : terima HO jika t mempunyai harga-harga lain, dan

t1E dan tolak H0 jika t

didapat dari daftar distribusi t dengan dk =

n1 n2 2 dan E = 0,05. Untuk harga t lainnya HO ditolak.

DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. (2007). Membangun Propesional Guru dan Pengawas Sekolah. Penerbit Yrama Widya: Bandung. Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta. Dahar, R, W. (2003). Teori-Teori Belajar. Penerbit Erlangga: Jakarta. Foster, B. (2006). 1001 Plus Soal dan Pembahasan Fisika Siap Sukses SPMB. Penerbit Erlangga: Jakarta.

43

Hasratuddin. (2004). Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Kontruktifis Pada Pengajaran. FMIPA UNIMED: Medan. Kanginan, M., (2006), IPA Fisika, Penerbit Erlangga, Jakarta Slameto. (1995). Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bina Aksara: Jakarta. Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Penerbit Tarsito: Bandung Taufik, M. (2006). Prakawah Candradimuka Cetak SDM Berkualitas.

http://www.freelists.org/archives/ppi/06-2006/msg00002.html. Zaelani, Ahmad. (2006). 1700 BANK SOAL Bimbingan Pemantapan Fisika Untuk SMA/MA. Yrama Widya: Bandung. Dasna, I, W. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Cycle Learning). http://lubis grafura.wordpress.com/2007/09/20/ pembelajaran-denganmodel-siklus-belajar-learning-cycle/. Hamzah. (2001). Pembelajaran Matematika Menurut Teori Kontruktivisme. http://www.depdiknas.co.id/jurnal/pembelajaran/mat/menurut/teori/belajar/k ontruktivisme.htm. Rusdi, (2001), Cara Seseorang Memperoleh Pengetahuan dan Implikasinya pada Pembelajaran Matematika, http://www.depdiknas.co.id/jurnal/43/rusdy-asiroj.htm.

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP-1) Kelas EksperimenSatuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Sayur Matinggi : Fisika : VIII / II : Usaha : Pengertian Usaha : 2 x 40 menit

I. Standar Kompetensi Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. II. Kompetensi Dasar

44

Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. III. Indikator Pembelajaran 1. menunjukkan bahwa usaha sebagai hasil kali gaya dengan perpindahan. 2. menunjukkan hubungan gaya, perpindahan dan usaha. 3. menyelesaikan masalah-masalah secara kuantitatif sederhana pada permasalahan usaha dengan memperhatikan gambar. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. menjelaskan pengertian usaha dalam fisika. 2. menghitung besarnya usaha yang dikenakan pada suatu benda. 3. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya usaha 4. mengetahui hubungan usaha, gaya dan perpindahan V. Materi Usaha dan Energi VI. Metode Pembelajaran 1. Cycle Learning 2. Tanya Jawab. 3. Diskusi kelompok VII. Media / Alat / Bahan. Alat-alat praktikum

IX. Kegiatan Pembelajaran No 1 Kegiatan Guru Pra Pembelajaran Menyusun dan menyiapkan alatalat/ media yang digunkan dalam kegiatan belajar mengajar Kegiata Awal Membuka pelajaran dan memberikan salam. Mengabsen siswa Melakukan pretes Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan Siswa Persiapan untuk belajar 30 menit Memberi salam Mendengarkan absent Mengerjakan soal Mendengarkan dan mencatat . Alokasi Waktu 5 menit Sumber Belajar

2

45

Guru mengajukan pertanyaan yaitu : 1. Anak-anak, apakah kalian berusaha keras untuk menghadapi ulangan? Apakah kalian pernah melihat orang yang mendorong mobil? 2. Apakah pengertian usaha itu? 3. Apabila dapat menyebutkan coba bedakan manakah yang termasuk pengertian usaha dalam sehari-hari dan pengertian usaha dalam fisika? 4. sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi besarnya usaha. 5. apakah hubungan usaha, gaya dan perpindahan Guru memberi pertanyaan yaitu : Pernahkah kalian memperhatikan usaha yang dilakukan oleh orang yang mendorong mobil ?dan berapakah usaha yang dilakukan supaya mobil bergerak? Guru membawa siswa untuk melakukan praktikum dan mencatat hasil praktikum dalam lembar kerja siswa. Siswa mempresentasikan hasil praktikum kemudian membandingkan hasil penjelasan guru dari hasil jawaban siswa

Siswa menjawab pertanyaan 10 menit guru. .

Siswa praktikum

melakukan 20 menit

Mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas

10 menit

Guru memberikan kesempatan Siswa mendengarkan 5 menit keterangan guru agar para siswa menerapkan pemahaman mengenai usaha dan energi.

46

3

Guru mengajukan pertanyaan. Penutup Memberikan pekerjaan rumah Salam penutup X. Penilaian 1. Jenis Penilaian 2. Prosedur Penilaian

Siswa menjawab pertanyaan Siswa mencatat tugas

5 menit

a) Penilaian Proses : Keantusiasan dan keaktivan siswa. b) Penialian Hasil : lembar tugas. 3. Instrumen 1. Sebutkan defenisi dari usaha menurut fisika?. Jawaban : Suatu gaya dikatakan melakukan usaha terhadap suatu benda jika gaya tersebut dapat menyebabkan perpindahan benda. XI Sumber Belajar Bob Foster (2004), Eksplorasi Sains Fisika untuk SMP kelas VII, Erlangga, Jakarta

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP-2) Kelas Eksperimen Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP-2) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : VIII / II Materi Pokok : Usaha Sub Materi Pokok : Perubahan Bentuk Energi Alokasi Waktu : 2 x 40 menit I. Standar Kompetensi Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

47

II. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. III. Indikator Pembelajaran 1. mendefenisikan pengertian energi 2. menyebutkan hukum kekekalan energi 3. menyebutkan perubahan-perubahn bentuk energi 4. menyelesaikan masalah-masalah secara kuantitatif sederhana pada permasalahan perubahan bentuk energi. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menuliskan pengertian energi. 2. Menyebutkan hukum kekekalan energi 3. Menyebutkan perubahan-perubahan bentuk energi 4. menyelesaikan masalah-masalah secara kuantitatif sederhana pada permasalahan perubahan bentuk energi. V. Materi Perubahan bentuk energi VI. Metode Pembelajaran 1. Cycle Learning 2. Tanya Jawab. 3. Diskusi. VII. Media / Alat / Bahan. Alat-alat praktimum

IX. Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Guru 1 Pra Pembelajaran Menyusun dan menyiapkan alatalat/ media yang digunkan dalam kegiatan belajar mengajar Kegiata Awal Membuka pelajaran dan memberikan salam. Kegiatan Siswa Persiapan untuk belajar 25 menit Memberi salam Alokasi Waktu 5 menit Sumber Belajar

48

2

Mengabsen siswa Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Kegiatan Inti Guru mengajukan pertanyaan yairu : 1. apakah yang dimaksut dengan energi? 2. Sebutkan bunyi hukum kekekalan energi 3. sebutkan contoh-contoh energi yang kamu ketahui 4. sebutkan contoh-contoh perubahan bentuk energi? Melakukan praktikum(terlampir) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar kerja siswa (terlampir) Melakukan diskusi hasil praktikum. Guru memberi keterangan tambahan untuk menyatukan persepsi siswa. Guru mengjukan pertanyaan. Penutup Memberikan pekerjaan rumah Salam penutup

Mendengarkan absent Mendengarkan dan mencatat . Siswa menjawab pertanyaan guru. . 10 menit

Siswa melakukan praktikum Mengerjakan tugas Siswa berdiskusi. Siswa mendengarkan keterangan guru Siswa menjawab pertanyaan Siswa mencatat tugas

20 menit

10 menit 5 menit 5 menit

49

X. Penilaian 1. Jenis Penilaian 2. Prosedur Penilaian b) Penilaian Proses : Keantusiasan dan keaktivan siswa. c) Penilaian Hasil : lembar tugas. 3. Instrumen 1. Apakah defenisi dari energi? Jawaban : Kemampuan untuk melakukan kerja disebut energi. 2. Dalam suatu kegiatan besarnya usaha tidak dikatakan sia-sia atau tidak sama dengan nol jika? Jawaban : Besarnya usaha tidak dikatakan sia-sia atau tidak sama dengan nol jika ada gaya dan ada perpindahan. XI. Sumber Belajar Bob Foster (2004), Eksplorasi Sains Fisika untuk SMP kelas VII, Erlangga, Jakarta.

50

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP-1) Kelas Eksperimen Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP-3) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : VIII / II Materi Pokok : Usaha Sub Materi Pokok : Energi Mekanik Alokasi Waktu : 2 x 40 menit I. Standar Kompetensi Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. II. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan bentuk enrgi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. III. Indikator Pembelajaran 1. Mendefenisikan pengertian energi mekanik 2. mendefenisikan pengertian energi kinetik 3. Mendefenisikan pengertian energi potensial 4. menjelaskan hubungan energi mekanik dengan energi kinetik dan energi potensial 5. menyelesaikan masalah-masalah secara kuantitatif pada permasalahan energi mekanik, energi kinetik dan energi potensial IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. menjelaskan pengertian energi mekanik 2. menjelaskan pengertian energi kinetik. 3. menjelaskan pengertian energi potensial 4. menjelaskan hubungan energi mekanik dengan energi kinetik dan energi potensial 5. menyelesaikan masalah-masalah secara kuantitatif pada permasalahan energi mekanik, energi kinetik dan energi potensial V. Materi Energi Kinetik dan Energi Potensial VI. Metode Pembelajaran 1. Cycle learning 2. Tanya Jawab. 3. Diskusi kelompok. VII. Media / Alat / Bahan. Alat-alat praktikum

51

IX. Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Guru 1 Pra Pembelajaran Menyusun dan menyiapkan alatalat/ media yang digunkan dalam kegiatan belajar mengajar Kegiata Awal Membuka pelajaran dan memberikan salam. Mengabsen siswa Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Kegiatan Inti Guru mengajukan pertanyaan yairu : 1. apakah yang dimaksut dengan energi mekanik? 2. apakah yang mempengaruhi nesarnya energi kinetic? 3. Pada saat kapan energi potensial bernilai maksimum? Membaca artikel (terlampir) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar kerja siswa (terlampir) Melakukan diskusi hasil praktikum. Guru memberi keterangan tambahan untuk menyatukan persepsi siswa. Guru mengjukan pertanyaan. Penutup Memberikan pekerjaan rumah Salam penutup Kegiatan Siswa Persiapan untuk belajar 25 menit Memberi salam Mendengarkan absent Mendengarkan dan mencatat . Siswa menjawab pertanyaan guru. . 10 menit Alokasi Waktu 5 menit Sumber Belajar

2

Siswa membaca artikel Mengerjakan tugas Siswa berdiskusi. Siswa mendengarkan keterangan guru Siswa menjawab pertanyaan Siswa mencatat tugas

20 menit

10 menit 5 menit 5 menit

X.

Penilaian 1.Jenis Penilaian 2.Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses : Keantusiasan dan keaktivan siswa. b) Penialian Hassil : lembar tugas. XI. Sumber Belajar Bob Foster (2004), Eksplorasi Sains Fisika untuk SMP kelas VII, Erlangga, Jakarta.

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa - 1 Ringkasan Materi Kamu berusaha keras untuk menghadapi ulangan. Kamu berusaha keras berlatih olahraga agar dapat merenut prestasi sebagai sang juara. Saya berusaha keras menuliskan buku sains Fisika ini agar dapat membuat siswa SMP pemakai buku ini menyenangi Fisika. Seorang petinju yang berusaha menjatuhkan lawannya akan berlatih keras. Semakin keras berlatih, petinju akan mempunyai stamina dan energi yang semakin kuat. Keempat contoh penggunaan kata usaha di atas mencerminkan pengertian usaha dalam keseharian. Dengan demikian dalam keseharian usaha di defenisikan sebagai segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia dengan mengerahkan tenaga atau pikiran. Apakah defenisi diatas disetujui oleh fisikawan? Disini semuanya akan dipelajari. Dalam Fisika, usaha memiliki arti yang khas. Usaha berkaitan erat dengan gaya dan perpindahan. Gaya dapat didefenisikan sebagai suatu tarikan atau dorongam yang mengakibatkan benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi diam, perubahan bentuk dan ukuran benda serta perubahan arah gerak benda. Sedangkan pepindahan dapat didefenisikan sebagai perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap titik acuan tertentu.

Gaya ototmu pada bangku tidak melakukan usaha pada meja, walaupun kamu terlihat lelah. Adakah yang aneh disini? Pengetahuan apa yang dapat diambil disini?

Dari gambar terlihat seorang anak yang mendorong tembok dengan mengerahkan segenap tenaga, namun gaya otot anak tersebut intik mendorong tembok belum dikatakan melakukan usaha. Mengapa demikian? Pendalaman Materi Apa beda usaha dalam fisika dan dalam kedeharian? Mari kita Bantu menyelesaikan masalah antara kadir dan tukang delman! Kadir dan keluarganya sedang bertamasya keciater. Ia dan keluarganya naik delman dari satu tempat dan dibawa berkeliling hingga turun ditempat yang sama. Kadir berkata pada tukang delman bahwa ia tidak akan membayar sewa delman sebab gaya otot delman tidak melakukan usaha pada delman. Tentu saja tukang delman marah karena kudanya yang tampak letih dikatakan tidak melakukan usaha. Dapatkah kamu menolong menyelesaikan masalah antara kadir dan tukang delman?

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa - 2 Hubungan Usaha, Gaya dan Perpindahan Berdasarkan pengertian usaha menurut fisika yang telah dijelaskan, maka dalam fisika, usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya yang didefenisikan sebagai hasil gaya dengan perpindahan benda yang searah dengan gaya. F

s posisi awal posisi akhir

Pada gambar diatas, gaya F yang bekerja pada benda menyebabkan benda berpindah posisi sejauh s dalam arah gaya F dan usaha (diberi lambang W) dirumuskan oleh : Pendalaman Materi Syarat penting apa saja yang harus ada agar dikatakan melakukan usaha? 1. Andi mengangkat tas belanjaan Andi dengan berat 540 N mengangkat tas belanjaan seberat 100 N. Ia mengangkat tas belanjaannya 50 cm diatas tanah dan berjalan sejauh 21 m. Hitung berapa besar usaha yang telah dilakukan gaya otot Andi dalam mengangkat tasnya! Dalam pengertian fisika, gaya otot tangan Andi melakukan usaha ketika Andi mengangkat tasnya (gambar a). Oleh karena itu, untuk mengangkat tas belanjaannya setinggi 50 cm. Andi harus mengerjakan gaya vertikal keatas untuk melawan berat tas belanjaan yang berarah ke bawah. Besar gaya tersebut sama dengan berat tas, yaitu F = W = 100 N sehingga usaha yang dilakukan gaya otot Andi adalah : W = F. s = (100 N).(0,5 m) = 50 J W = F. s

Sedangkan ketika andi berjalan membawa tas belanjaan, maka gaya otot lengan Andi tidak dikatakan melakukan usaha. Mengapa demikian? 2. Andi menarik meja Bagaimana pula jika menarik meja yang beratnya 200 N sejauh 21cm?

Arah gay yang dikerjakan

Arah gerak

s= 21cm F = 100 N Dalam hal ini, usaha yang dilakukan gaya otot lengan Andi adalah W = F. s = (200 N)(21cm) = 42 J

Pelajarilah kedua kejadian di atas. Mengapa demikian?

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 3 Perubahan Bentuk Energi (Konversi Energi) Pendalaman Materi Energi disebut tenaga adalah kemampuan melakukan usaha. Ketika kamu berlari, gaya ototmu melakukan usaha untuk menggerakkan dirimu pada kecevatan tertentu. Setelah berlari selama beberapa menit, apa yang kamu rasakan? Kamu merasa lelah. Mengapa? Apakah karena energi didalam tubuhmu hilang? Dapatkah kamu terus berlari tampa memerlukan energi kimia dalam ototmu? Sesuatu yang menyimpan energi disebut sumber energi. Di alam banyak terdapat banyak sumber energi. Karena banyak terdapat sumber energi, bentuk energi yang dihasilkanpun bermacam - macam, misalnya : 1. Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam makanan dan bahan bakar. 2. Energi lisrik adalah energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak melalui kabel. 3. Energi kinetic adalah energi yang dimiliki benda saat bergerak. 4. Energi potensial 5. Energi cahaya dan energi kalor

Pendalaman Materi A. Kegiatan 1 Alat dan bahan Kawat penghubung : secukupnya Lampu pijar Baterai Cara kerja : 1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan 2. Setelah itu susunlah alat seperti pada gambar. : 1 buah : 2 buah

3. Apakah lampu menyala? Apa yang menyebabkan lampu menyala? Energi apa yang tersimpann dalam beterai? Perubahan energi apa saja yang terjadi pada kegiatan diatas. B. Kegiatan -2 Jatuhkan sebuah batu bata dari ujung meja. Raba segera tempat batu jatuh dilantai. Apa yang terjadi sesaat setelahbatumenumbuklantai?

Batu bata pada meja lantai (a)

batu bata sedang jatuh (b)

batu bata pada (c)

Lampiran 7 LEMBAR KERJA SISWA 4 ENERGI MEKANIK Pendalaman materi Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak. Ada 2 macam energi mekanik yaitu energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda kaena geraknya atau kelajuammya. Ek ! 1 2 mv 2 Dimana: Ek = energi kinetic (J)

m = massabenda (kg) v = kelajuan (m/s) Manakah yang lebih berbahaya tabrakan antara mobil dengan kelajuan tinggi atau antara mobil yang dengan kelajuan rendah? Mengapa? Untuk kelajuan yang sama, manakah yang lebih berbahaya bagi kamu, tertabrak sepeda atau bus? Mengapa? Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena ketinggiannya terhadap bidang acuan tertentu (misalnya lantai atau tanah).E p ! m.g .h

Dimana:

Ep = energi potensial (J) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s2) h = ketinggian benda (m)

manakah yang lebih lebih menekan paku lebih dalam, batu bata yang jatuh dari tempat rendah atau tempat tinggi? Dua batu jatuh dari ketinggian yang sama diatas tanah. Ditanah tepat vertikal dibawah masing-masing batu tertancap sebuah paku dengan kedalaman yang sama. Batu pertama lebih berat dari pada batu kedua. Manakah yang akan

menancapkan paku ketanah lebih dalam jika kedua batu ini jatuh menimpa kepala paku? Mengapa?

Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Energi Kinetik dan Energi Potensial Suatu Benda? Jika kita melepaskan (menjatuhkan) benda dari ketinggian tertentu, kecepatan benda saat jatuh adalah nol. Selanjutnya kecepatan benda itu makin besar sampai akhirnya mencapai maksimum pada saat menyentuh tanah. Hal ini berarti pada benda jatuh bebas, energi potensialnya tersebut makin kecil sampai pada akhirnya sama dengan nol saat menyentuh tanah. Akan tetapi, berlaku sebaliknya untuk energi kinetik. Energi kinetik makin besar dan mencapai maksimum saat menyentuh tanah. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa benda yang bergerak memiliki energi potensial dan energi kinetik. Jadi, jika ada gaya lain yang diberikan pada benda, besarnya energi poensial maksimum benda tentu sama dengan energi kinetik maksimumnya. Hal itu berarti jumlah energi kinetik dan energi potensial benda adalah tetap. Energi yang tetap inilah yang disebut energi mekanik benda. 1. Faktor yang mempengaruhi energi kinetik benda Seorang anak berlari dengan kecepatan v1 sehingga energi kinetiknya Ek1. Berapa energi kinetic anak itu jika kecevatan larinya 2v1 ? Pembahasan:Ek1 ! 1 2 m.v1 2

Maka : Ek 2 !

1 1 1 2 2 2 m.2v1 ! m. 4v1 ! 4 m.v1 ! 4 Ek1 2 2 2

Jadi, jika kecevatan dilipatkan 2 kali energi kinetiknya menjadi 4 kali. Dua orang anak memiliki massa masing-masing 20 kg dan 30 kg. berlari dengan kecepatan yang sama yaitu 5 m s . Tentukan enegi kinetiknya! Pembahasannya :Ek1 ! 1 1 2 2 m.v1 ! 20kg 5 m s ! 250 joule 2 2

Ek 2 !

1 1 2 2 m2 .v2 ! 30kg 5 m s ! 375 joule 2 2

Manakah energi kinetik yang lebih besar? Dari kedua persoalan diatas, apa factor yang mempengaruhi besar energi kinetik benda? 2. Faktor yang Mempengaruhi Energi Potensial Benda Sebuah batu memiliki energi potensial 120 J. berapakah energi potensial batu jika ketinggiannya setengah tinggi semula? Pembahasan : Energi Potensial mula-mula Energi Potensial batu jika:

Ep1 ! m.g .h1 ! 120 Jouleh2 = 2h1

1 1 1 120 Ep 2 ! m.g .h2 ! m.g . h1 ! m.g.h1 ! J ! 60 Joule 2 2 2 Dua buah balok masing-masing bermassa 1 kg dan 2 kg, beada pada ketinggian 10 m. jika percepatan gravitasi 10 m s 2 . Tentikan energi potensial kedua balok tersebu terhadap tanah! Pembahasannya :

1 10 Ep1 ! m1 .g .h ! kg m s 2 10m ! 100 JouleEp 2 ! m2 .g .h ! 2kg 10 m s 2 m ! 200 Joule 10 Dari kedua persoalan di atas, apa yang mempengaruhi besarnya energi kinetick benda?

Lampiran 8 ANGKET A. Petunjuk - Berikan jawaban yang tepat menurut anda pada pilihan dengan cara memberikan tanda cek () pada kolom yang tersedia. Dengan kriteria sebagai berikut ini: Sangat Tidak Setuju = 0 % - 25 % Tidak Setuju = 26% - 50% Setuju = 51% - 75 % Sangat Setuju =76% - 100% B. Pertanyaan No 1 2 3 4 5 Pertanyaan Belajar fisika di sekolah sangant menyenangkan bagi saya. Materi fisika merupakan pelajaran yang sangat mudah dipahami. Saya lebih aktif dan termotivasi pelajaran materi fisika yang diajarkan guru di sekolah dibanding pelajaran yang lain. Saya sangat berminat dalam mempelajar fisika di sekolah karena memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelajaran fisika saya sering bekerja sama dan bertukar fikiran dengan teman dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang saya favoritkan di sekolah. Saya lebih mudah memahami pelajaran fisika karena saya dituntut untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Saya lebih percaya diri dalam belajar fisika dengan metode belajar yang digunakan oleh guru Saya lebih tertarik belajar fisika karena metode yang diberikan guru di kelas lebih bervariasi. Saya sangat tertarik dalam pelajaran fisika di sekolah karena sangat erat hubungannya dalam kehidupan seharihari. 4 SS 3 S 2 TS 1 STS

6 7

8 9 10

Analisa Penghitungan Angket

Diketahui:

P= X 100 % Skor maksimal = jumlah responden x nilai maksimal Skor maksimal = 46 x 4 = 184 f. P Indikator 6 x 100% P= P = 29,3 g. P Indikator 7 x 100% P= P =28,2 h. P Indikator 8 x 100% P= P = 27,7 i. P Indikator 9 x 100% P= P = 34,2 j. P Indikator 10 x 100% P= P = 29,8 x x x x x

a. P Indikator 1 P= 100% P = 37,5 b. P Indikator 2 P= 100% P = 30,4 c. P Indikator 3 P= 100% P = 29,3 d. P Indikator 4 P= 100% P = 32,6 e. P Indikator 5 P= 100% P = 30,4 Persepsi =

Persepsi =

= 30,94 %

Sehingga dapat disimpulkan persepsi siswa kurang terhadap pelajaran fisika

Lampiran 9 PANDUAN WAWANCARA 1. Bagaimana cara dan metode yang bapak terapkan di kelas? 2. Apakah kesulitan yang bapak hadapi dalam menyampaikan materi ajar fisika di kelas? 3. Apakah usaha-usaha yang telah bapak lakukan dalam menghadapi masalah mengajar fisika? 4. Apakah siswa dalam belajar fisika di kelas pernah mengalami kesulitan? 5. Apakah yang menghambat siswa sehingga kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar JAWABAN WAWANCARA 1. cara dan metode yang saya terapkan dikelas adalah guru menjelaskan materi pelajaran, siswa mendengarkan kemudian siswa bertanya tentang materi yang kurang dipahami dan mendiskusikannya. 2. kesulitan yang saya hadapi dalam menyampaikan materi ajar fisika adalah siswa berpendapat pelajaran fisika itu sulit, tidak menarik, membosankan dan rumit, serta pasifnya siswa dalam proses belajar mengajar dimana siswa sangat sedikit bertanya pada saat belajar. 3. Usaha - usaha yang telah saya lakukan dalam menghadapi masalah mengajar fisika adalah dengan memvariasikan model pembelajarannya, contohnya dengan melakukan percobaan di laboratorium. 4. kesulitan yang sering dihadapi siswa di kelas adalah dalam melaksanakan soal latihan. 5. yang menghambat siswa sehingga kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah karena menurut siswa pelajaran fisika itu sulit, tidak menarik, membosankan dan rumit sehingga minat belajar tidak ada.

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester A. Aspek Penilaian NO INDIKATOR ADA TIDAK SKOR ADA PENILAIAN 1 2 3 : SMA NEGERI 6 Padangsidimpuan : Laju Reaksi : IX / I (Satu)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mendengarkan aktif Siswa antusias dalam belajar Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan meteri yang sedang dipelajari Sisiwa menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru Menulis jawaban yang dibahas dipapan tulis Tanggung jawab dalam mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan Memiliki buku yang menjadi sumber selain buku pelajaran yang sudah ditentukan Menyelesaikan soal dengan baik, tanpa mencontek hasil orang lain. Bertanya pada guru Menanggapi pertanyaan guru

B. Penilaian I. Penilaian kemampuan aktivitas belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan tanda cek (v) pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta yang diamati. II. Skor penilaian diisi sesuai dengan tabel berikut ini: Skor 1 Taraf Kemampuan 0 25 Kualitas Nilai Kurang

2 3 4 Lampiran 11

26 50 51 75 76 100

Cukup Baik Amat Baik

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU NO Aspek Yang Diamati Dilaksanakan Ya Tidak Skala Penilaian 3 2 1

1 2 1 2

3 4 5

6

7

1 2 1 2 3 4

Pengamatan KBM A. Pendahuluan Tegur sapa dengan peserta didik Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti Menjelaskan materi yang akan dipelajari Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok belajar dan membagi LKS. Membimbing kelompok belajar Salah satu dari kelompok belajar mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Masing-masing peserta didik diminta untuk menuliskan pertanyaan pada satu lembar kertas. Mengumpulkan kertas pertanyaan dan mengidentifikasikan pertanyaan pertanyaan yang mengarah pada hal yang sama. Memberi respon pada pertanyaan pertanyaan dengan menjawab pertanyaan tersebut secara singkat. C. Penutup Peserta didik membuat rangkuman materi Mengakhiri proses belajar mengajar D. Suasana belajr mengajar Siswa antusias Guru antusias Waktu sesuai alokasi waktu KBM sesuai dengan RPP Keterangan Skor Penilaian: 1) Terlaksana tapi tidak sesuai 2) Terlaksana tapi kurang tepat dan sistematis 3) Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 4) Terlakksana dengan tepat dan sistematis

Lampiran 12 INSTRUMEN PENELITIAN Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas : IPA TERPADU : Usaha dan Energi : VIII

No 1

Indikator Siswa dapat menyebutkan pengertian usaha sesuai pengertian fisika.

Butir Soal Yang menlakukan usaha sesuai pengertian fisika adalah: A. Gaya otot tuti ketika mengitari lapanganbola satu kali. B. Gaya otot andi ketika mendorong tembok kamarnya. C. Gaya otot husen ketika ia gagal mengangkat barbel D. Gaya otot nuri yang melempar bola basket Ada dua papan yang menempel pada sebuah dinding, yang satu terletak 1m dan yang lain 2m diatas tanah. Herman mengangkat benda yang massanya 1kg dari tanah kepapan pertama (papan yang lebih rendah). Ia beristirahat sejenak, kemudian meneruskan mengangkat kepapan yana kedua. Budi mengangkat benda lain yang massanya 1kg dari tanah langsung kepapan yang kedua. Maka usaha yang dilakukan: A. Akan sama. B. Akan lebih besar yang dilakukan budi dari pada herman C. Akan lebih kecil yang dilakukan herman dari pada

Kumci Jawaban Suatu gaya dikatakanmelkukan usaha terhadap suatu benda jika gaya tersebut dapat menyebabkan perpindahan benda. Kunci : D

2

Siswa dapat menjelaskanbesar usaha yang dilakukan jika diberikan pernyataan dengan tepat

Besarnya usaha dapat dinyatakan dengan rumus : W = F.s = m.g.s Usaha yang dilakukan herman adalah W1 = F1.s1=m.g.s1 = (1kg)(10 m 2 )(1m) s = 10 J W2 = F2.s2=m.g.s2 = (1kg)(10 m 2 )(1m) s = 10 J Jadi total usaha yang dilakukan herman

budi adalah: D. Akan lebih besar yang dilakukan herman dari pada Wtot = W1 + W2 budi. = 10 J + 10 J = 20 J Sedangkan usaha yang dilakukan budi adalah: W = F.s=m.g.s = (1kg)(10 m 2 )(2m) s = 20 J Maka usaha yang dilakukan herman sama besarnya dengan usaha yang dilakukan budi. Kunci : A 3 Siswa dapat menjelaskan besar usaha yang dilakukan gaya otot kaki kedua orang siswa dengan berat badan berbeda jika keduanya mencapai ketinggian loncatan yang sama. Dua siswa beratnya masing-masing 400N dan 500N. Dengan menggunakan gaya otot kakinya kedua siswa ini meloncat vertikal keatas. Jika keduanya mencapai ketinggian loncatan yang sama. Maka usaha yang dilakukan : A. Akan sama. B. Akan lebih besar untuk siswa dengan berat yang lebih besar. C. Akan lebih besar untuk siswa denganberat yang lebih kecil D. Akan lebih kecil untuk siswa dengan berat yang lebih besar. Untuk dapat meloncat keatas, gaya otot kaki harus sama dengan berat benda. Karena besatnya usaha sebanding dengan gaya maka siswa yang beratnya lebuh besar akan melakukan usaha yang lebih besar. Kunci : B

Kunci : C

4

Siswa dapat menjelaskan hubungan antara usaha, gaya dan

Sepeda, becak dan bis sedang melaju dengan kelajuan Sepeda, becak dan bis sedang melaju dengan kelajuan yang sama. Energi yang sama. Energi kinetik paling besar dimiliki oleh?

perpindahan

A, Sepeda C, Becak

B. Bis D. ketiganya memiki energi kinetik sama.

kinetik paling besar dimiliki oleh bis Kunci : B

5

Siswa dapat menjelaskan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan

Dua buah gaya yang bekerja pada sebuah benda, dikatakan memiliki usaha = 0 atau usahanya dikatakan sia-sia jika : A. Besar gaya sama dan arah kedua gaya sama B. besar kedua gaya sama dan arahnya berlawanan C. besar gaya tidak sama dan arahnya sama D. besar gay tidaksama dan arah kedua gaya ridak sama. Dalam suatu kegiatan besarnya usaha tidak dikatakan sia-sia atau tidak sama dengan nol jika: A. Ada gaya dan ada perpindahan B. Ada gaya, tidak ada perpindahan C. Tidak ada gaya, ada perpindahan D. Tudak ada gaya, dan tidak ada perpindahan. Kemampuan untuk melakukan kerja disebut A.Gaya B. Tekanan C. Energi D.Daya

Dua buah gaya yang bekerja pada suatu benda, dikatakan memiliki usaha = 0 atau usahanya dikatakan sia-sia jika besar kedua gaya sama dan arahnya berlawanan. Kunci : B

6

Siswa dapat menyebutkan pengertian energi dengan tepat

Besarnya usaha tidak dikatakan sia-sia atau tidak sama dengan nol jika ada gaya dan ada perpindahan. Kunci : A

7

8

Siswa dapat menjelaskan perubahan bentuk energi pada lampu senter dengan tepat. Siswa dapat menyebutkan alat listrik yang dapat mengubah energi liostrik menjadi kalor dengan tepat

Kemampuan untuk melakukan kerja disebut energi. Kunci : C Urutan perubahan energi pada lampu senter adalah Urutan perubahan energi pada lampu energi: senter adalah energi kimia listrik A. Kimia - cahaya - listrik cahaya. B. Kimia - listtrik - cahaya Kunci : B C. Lisrtik - kimia - cahaya D. Listrik -cahaya kimia

9

Siswa dapat menjelaskan perubahan bentuk energi pada orang yeng berlari

Alat listrik yang mengubah energi listrik menkadi kalor adalah: A. Lampu neon dan solder listrik B. Kipas angin dan TV C. Setrika dan solder listrik D. Bor listrik dan kipas angina

Alat listrik yang dapat merubah energi listrik menjadi kalor adalah setrika dan solder listrik. Kunci : C

10

Siswa dapat menyebutkan converter energi yang mengubah energilistrik menjadi energi bunyi.

Seseorang yang telah berlari beberapa lama tentu Seseorang yeng telah berlari beberapa merasa payah dan haus. Pada peristiwa tersebut telah lama tentu merasa payah dan haus. Pada peristiwa tersebut telah terjadi terjadi perubahan: perubahan energi kimia menjdi nergi A. Enegi otot - energi gerak kinetilk. B. Energi gerak energi kimia Kunci : C C. Energi kimia- energi kinetik D. Energi kimia energi mekanis Konverter energi yang mengubah energi listrik menjadi energi bunyi adalah: A. Aki B. Teko listrik C. Dinamo D. Telepon Konverter energi yang mengubah energi listrik menjadi energi bunyi adalah telepon. Kunci : D

11

Siswa dapat menyebutkan perubahan energi yang terjadi ketika bensin dibakar

12

Siswa dapat menyebutkan alat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik dengan tepat

Perubahan energi yang terjadi ketika bensin dibakar Perubahan energi yang terjadi ketika bensin dibakar adalah energi kimia adalah: menjadi kalor. A. Kimia menjadi kalor Kunci : A B. Kalor menjadi kimia C. Kinetik menjadi potensial D. Mekanik menjadi potensial

13

Siswa dapat menjelaskan hukum kekekalan energi jika diberi pernyataan dengan tepat Siswa dapat menjelaskan besar energi kinetic jika kecepatannya 3V1 dengan benar

Alat yang mengubah energi kimia menjadi energi Alat yang merubah energi kimia listrik adalah : menjadi enrgi kinetic adalah baterai. A. lampu pijar C. Telepon Kunci : B B. Baterai D. Kabel Menurut hukum kekekalan energi, pernyataan berikut adalah benar kecuali A. Energi dapat berubah-ubah bentuk. B. Energi tidak dapat dimusnahkan C. Energi tidak pernah hilang D. Energi dapat diciptakan. pernyataan- Menurut hukum kekekalan energi: Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lainnya. Kunci : B

14

15

Siswa dapat menjelaskan besar energi potensial baru jika ketinggiannya dua kali tinggi semula dengan benar

Seorang anak berlari dengan kecevatan V, sehingga energi kinetiknya Ek1, maka besar energi kinetic anak itu jika kecevatn larinya 3V1 adalah A. 3 kali Ek1 C. 6 kali Ek1 3 B. 9 kali Ek1 D kali Ek1 2

1 2 m.v1 2 1 2 Ek 2 ! . 3v1 2 Ek1 !1 2 Ek 2 ! 9 m.v1 2 Ek 2 ! 9 Ek1 Kunci : B

16

Siswa dapat menjelaskan energi potensial dan energi kinetic yang terjadi pada benda yang sedang jatuh bebas

Perharikan gambar berikut: F = 100 N

P= Gambar diatas menunjukkan sebuah balok yang ditarik =

dengan gaya F sehingga berpindah sejauh 75 cm, dan waktu yang diperlukan untuk menarik balok tersebut = adalah 5 secon. Daya yang dibutuhkan sebesar = 15 watt a. 5 watt c. 15 watt Kunci : C b. 10 watt d. 75 watt 17 Siswa dapat menyebutkan energi yang dimiliki benda jika diberikan gambar dengan benar Sebuah benda yang sedang jatuh bebas, maka: A. Energi potensial gravitasinya membesar, kinetiknya mengecil B. Energi potensial gravitasinya mengecil, kinetiknya membesar. C. Energi potensial gravitasinya tatap, kinetiknya tetap. D. Energi potensial gravitasinya tetap, kinetiknya membesar Sebuah benda yang sedang jatuh bebas energi maka, Energi potensialnya membesar sedangkan energi kinetiknya mengecil. energi Kunci : A energi energi

18

19

Sebuah batu memiliki energi potensial 120 joule. Maka Ep = m.g.h = 120 besar energi potensial batu jika ketinggiannya dua kal;I Jika h2 = 2h2 tinggi semula adalah Maka EP2 = 2.m.g.h A. 60 joule C. 240 joule = 2 (120 J) B. 120 joele D 360 joule = 240 J Kunci : C Perhatikan gambar berikut: A 1,5 4,5 m Ep = m . g. h = 65 x 10 x(1,5 +4,5) = 650 x 6 = 3900 joule Kunci : B

Gambar diatas menunjukkan seorang anak yang bermassa 65 kg berlari dari titik A ke titik B, kemudian ke titik C. Berapakah perubahan energi potensial gravitasi ketika berlari dari titik B ke titik C. (g = 10 m/s2) A. 975 Joule C. 2925 Joule B. 3900 Joule 20 Perhatikan gamabar V Energi yang dimiliki oleh benda diatas adalah A. Potensial C. Kinetik B. Kimia D Mekanik Energi yang dimiliki benda diatas adalah energi kinetik. Kunci : C D. 4225 Joule

Lampiran 13 TES HASIL BELAJAR SISWA Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Waktu : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Fisika : VIIi/I : Usaha dan Energi : 25 Menit

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X). 1. Yang melakukan usaha sesuai pengertian fisika adalah: A. Gaya otot Tuti ketika mengitari lapangan bola satu kali. B. Gaya otot Andi ketika mendorong tembok kamarnya. C. Gaya otot Husen ketika ia gagal mengangkat barbell D. Gaya otot Nuri yang melempar bola basket 2. Ada dua papan yang menempel pada sebuah dinding, yang satu terletak 1m dan yang lain 2m diatas tanah. Herman mengangkat benda yang massanya 1kg dari tanah kepapan pertama (papan yang lebih rendah). Ia beristirahat sejenak, kemudian meneruskan mengangkat kepapan yana kedua. Budi mengangkat benda lain yang massanya 1kg dari tanah langsung kepapan yang kedua. Maka usaha yang dilakukan: A. Akan sama. B. Akan lebih besar yang dilakukan Budi dari pada Herman C. Akan lebih kecil yang dilakukan Herman dari pada Budi D. Akan lebih besar yang dilakukan Herman dari pada Budi 3. Dua siswa beratnya masing-masing 400N dan 500N. Dengan menggunakan gaya otot kakinya kedua siswa ini meloncat vertikal keatas. Jika keduanya mencapai ketinggian loncatan yang sama. Maka usaha yang dilakukan : A. Akan sama. B. Akan lebih besar untuk siswa dengan berat yang lebih besar. C. Akan lebih besar untuk siswa denganberat yang lebih kecil D. Akan lebih kecil untuk siswa dengan berat yang lebih besar 4. Sepeda, becak dan bis sedang melaju dengan kelajuan yang sama. Energi kinetik paling besar dimiliki oleh? A, Sepeda B. Bis C, Becak D. ketiganya memiki energi kinetik sama.

5. Dua buah gaya yang bekerja pada sebuah benda, dikatakan memiliki usaha = 0 atau usahanya dikatakan sia-sia jika : A. Besar gaya sama dan arah kedua gaya sama B. besar kedua gaya sama dan arahnya berlawanan C. besar gaya tidak sama dan arahnya sama D. besar gay tidaksama dan arah kedua gaya ridak sama 6. Dalam suatu kegiatan besarnya usaha tidak dikatakan sia-sia atau tidak sama dengan nol jika: A. Ada gaya dan ada perpindahan B. Ada gaya, tidak ada perpindahan C. Tidak ada gaya, ada perpindahan D. Tudak ada gaya, dan tidak ada perpindahan. 7. Kemampuan untuk melakukan kerja disebut A.Gaya B. Tekanan C. Energi D.Daya 8. Urutan perubahan energi pada lampu senter adalah energi: A. Kimia - cahaya listrik B. Kimia - listtrik - cahaya C. Lisrtik - kimia cahaya D. Listrik -cahaya kimia 9. Alat listrik yang mengubah energi listrik menkadi kalor adalah: A. Lampu neon dan solder listrik B. Kipas angin dan TV C. Setrika dan solder listrik D. Bor listrik dan kipas angina 10. Seseorang yang telah berlari beberapa lama tentu merasa payah dan haus. Pada peristiwa tersebut telah terjadi perubahan: A. Enegi otot - energi gerak B. Energi gerak energi kimia C. Energi kimia- energi kinetic D. Energi kimia energi mekanis 11. Konverter energi yang mengubah energi listrik menjadi energi bunyi adalah: A. Aki B. Teko listrik C. Dinamo D. Telepon 12. Perubahan energi yang terjadi ketika bensin dibakar adalah: A. Kimia menjadi kalor B. Kalor menjadi kimia C. Kinetik menjadi potensial D. Mekanik menjadi potensial 13. Alat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik adalah : A. lampu pijar B. Baterai C. Telepon D. Kabel 14. Menurut hukum kekekalan energi, pernyataan-pernyataan berikut adalah benar kecuali A. Energi dapat berubah-ubah bentuk. B. Energi tidak dapat dimusnahkan C. Energi tidak pernah hilang D. Energi dapat diciptakan 15. Seorang anak berlari dengan kecevatan V, sehingga energi kinetiknya Ek1, maka besar energi kinetic anak itu jika kecevatn larinya 3V1 adalah 3 A. 3 kali Ek1 B. 9 kali Ek1 C. 6 kali Ek1 D kali Ek1 2

16. Perharikan gambar berikut: F = 100 N

75 cm Gambar diatas menunjukkan sebuah balok yang ditarik dengan gaya F sehingga berpindah sejauh 75 cm, dan waktu yang diperlukan untuk menarik balok tersebut adalah 5 secon. Daya yang dibutuhkan sebesar a. 5 watt c. 15 watt b. 10 watt d. 75 watt 17. Sebuah benda yang sedang jatuh bebas, maka: A. Energi potensial gravitasinya membesar, energi kinetiknya mengecil B. Energi potensial gravitasinya mengecil, energi kinetiknya membesar. C. Energi potensial gravitasinya tatap, energi kinetiknya tetap. D. Energi potensial gravitasinya tetap, energi kinetiknya membesar 18. Sebuah batu memiliki energi potensial 120 joule. Maka besar energi potensial batu jika ketinggiannya dua kal;I tinggi semula adalah A. 60 joule B. 120 joule C. 240 joule D 360 joule 19. Perhatikan gambar berikut: B 1,5 m A 4,5 m C

Gambar diatas menunjukkan seorang anak yang bermassa 65 kg berlari dari titik A ke titik B, kemudian ke titik C. Berapakah perubahan energi potensial gravitasi ketika berlari dari titik B ke titik C. (g = 10 m/s2) A. 975 Joule C. 2925 Joule B. 3900 Joule D. 4225 Joule 20. Perhatikan gamabar v Energi yang dimiliki oleh benda diatas adalah A. Potensial B. Kimia C. Kinetik

D Mekanik