3
48 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2008 Boks IV Proyeksi Inflasi Jakarta 2009 1 Tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia Tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia Tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia Tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia Tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia mengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaian mengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaian mengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaian mengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaian mengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. inflasi yang rendah dan stabil. inflasi yang rendah dan stabil. inflasi yang rendah dan stabil. inflasi yang rendah dan stabil. Seiring amanat undang-undang tersebut, BI mengimplementasikan inflation targeting framework. Inflation Targeting Framework (ITF) merupakan kerangka kerja kebijakan moneter yang secara transparan dan konsisten diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi beberapa tahun ke depan yang secara eksplisit ditetapkan dan diumumkan. Mulai Juli 2005 konsisten dengan penerapan ITF, Bank Indonesia menggunakan suku bunga sebagai reference rate dalam pengendalian moneter. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang OPT (suku bunga instrumen liquidity adjustment) berada di sekitar BI Rate. BI Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi ke depan agar tetap berada pada sasaran yang telah ditetapkan. Inflasi yang rendah dan stabil menjadi prasyarat mendasar dalam mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan masyarakat secara berkelanjutan Secara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang Secara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang Secara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang Secara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang Secara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus. dan jasa secara terus menerus. dan jasa secara terus menerus. dan jasa secara terus menerus. dan jasa secara terus menerus. Untuk menghitung angka inflasi, BPS 1 Catatan Analisis. Proyeksi menggunakan model struktural sederhana dengan asumsi ekspektasi inflasi, nilai tukar dan output gap akan yang membaik pada tahun 2009. Tabel 1 Perbandingan SBH 2007 dengan SBH 2002 1 Cakupan Kota 45 66 a. Ibukota Provinsi 30 33 b. Kabupaten/Kota 15 33 2 Paket Komoditas a. Jumlah komoditas 744 774 b. Komoditas per kota 283 - 397 290-450 3 Pasar a. Tradisional 120 153 b. Modern 97 98 No. Perbedaan SBH 2002 SBH 2007 Sumber : BPS

Proyeksi Inflasi Jakarta 20091 - bi.go.id file49 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2008 melakukan Survei Biaya Hidup (SBH) di kota-kota terpilih yang dapat merefleksikan

  • Upload
    vandat

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

48

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2008

Boks IV

Proyeksi Inflasi Jakarta 20091

Tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank IndonesiaTugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank IndonesiaTugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank IndonesiaTugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank IndonesiaTugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia

mengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaianmengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaianmengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaianmengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaianmengamanatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, melalui pencapaian

inflasi yang rendah dan stabil.inflasi yang rendah dan stabil.inflasi yang rendah dan stabil.inflasi yang rendah dan stabil.inflasi yang rendah dan stabil. Seiring amanat undang-undang tersebut, BI

mengimplementasikan inflation targeting framework. Inflation Targeting

Framework (ITF) merupakan kerangka kerja kebijakan moneter yang secaratransparan dan konsisten diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi beberapa

tahun ke depan yang secara eksplisit ditetapkan dan diumumkan. Mulai

Juli 2005 konsisten dengan penerapan ITF, Bank Indonesia menggunakansuku bunga sebagai reference rate dalam pengendalian moneter. BI Rate

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter

untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI 1 bulan hasillelang OPT (suku bunga instrumen liquidity adjustment) berada di sekitar BI

Rate. BI Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi ke

depan agar tetap berada pada sasaran yang telah ditetapkan. Inflasi yangrendah dan stabil menjadi prasyarat mendasar dalam mencapai pertumbuhan

ekonomi dan meningkatkan masyarakat secara berkelanjutan

Secara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barangSecara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barangSecara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barangSecara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barangSecara umum, inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang

dan jasa secara terus menerus.dan jasa secara terus menerus.dan jasa secara terus menerus.dan jasa secara terus menerus.dan jasa secara terus menerus. Untuk menghitung angka inflasi, BPS

1 Catatan Analisis. Proyeksi menggunakan model struktural sederhana dengan asumsi ekspektasi inflasi, nilai tukardan output gap akan yang membaik pada tahun 2009.

Tabel 1Perbandingan SBH 2007 dengan SBH 2002

1 Cakupan Kota 45 66a. Ibukota Provinsi 30 33b. Kabupaten/Kota 15 33

2 Paket Komoditasa. Jumlah komoditas 744 774b. Komoditas per kota 283 - 397 290-450

3 Pasara. Tradisional 120 153b. Modern 97 98

No. Perbedaan SBH 2002 SBH 2007

Sumber : BPS

49

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2008

melakukan Survei Biaya Hidup (SBH) di kota-kota terpilih yang dapatmerefleksikan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Pada SBH 2007,

cakupan komoditas maupun daerah yang disurvei menjadi lebih besar. Bobot

inflasi di daerah (di luar DKI) menjadi semakin besar, yaitu dari sebelumnya73% menjadi 78%. Porsi kota Jakarta dalam membentuk inflasi nasional

menurun menjadi 22% dari semula 27%.

Walaupun porsi inflasi di Jakarta dalam pembentukan inflasi nasional turun,Walaupun porsi inflasi di Jakarta dalam pembentukan inflasi nasional turun,Walaupun porsi inflasi di Jakarta dalam pembentukan inflasi nasional turun,Walaupun porsi inflasi di Jakarta dalam pembentukan inflasi nasional turun,Walaupun porsi inflasi di Jakarta dalam pembentukan inflasi nasional turun,

namun tetap perlu mendapatkan perhatian. namun tetap perlu mendapatkan perhatian. namun tetap perlu mendapatkan perhatian. namun tetap perlu mendapatkan perhatian. namun tetap perlu mendapatkan perhatian. Terdapat beberapa alasan yang

melatarbelakanginya, antara lain :

1. Bobot Jakarta masih yang terbesar diantara 66 kota.

2. Kota Jakarta menjadi referensi bagi perkembangan inflasi di beberapadaerah mengingat Jakarta merupakan salah satu sentra distribusi barang

kebutuhan pokok.

3. Karakteristik inflasi daerah yang berbeda-beda perlu dilakukan pendekatan

yang berbeda dalam pengendaliannya.

4. Pergerakan inflasi Jakarta apabila diplot dengan inflasi nasional memiliki

pergerakan yang relatif sama (Grafik 1).

Berdasarkan pertimbangan di atas, dipandang penting untuk melakukananalisis dan proyeksi inflasi di daerah sehingga dapat mendukung target

inflasi Nasional yang rendah dan stabil.

Grafik 1Perbandingan Inflasi Jakarta

%, y-o-y

INFLASI NASIONALINFLASI JAKARTA

1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 20081991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

50

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2008

Proyeksi Inflasi Jakarta 2009Pada tahun 2009, laju inflasi di Jakarta diperkirakan akan cenderung menurun.

Berdasarkan hasil model proyeksi, inflasi Jakarta pada akhir tahun 2009diperkirakan mencapai 5,9 + 1 %. Adapun beberapa asumsi yang

dipergunakan di dalam model adalah sbb:

1. Ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh inflasi sebelumnya2.

2. Nilai tukar rupiah diperkirakan memiliki trend terapresiasi terhadap dollar.

3. Pertumbuhan ekonomi Jakarta 2009 masih di bawah output potensial.

2 Chapter 3, Is Inflation Back? Commodity Prices and Inflation, World Economic Outlook, October 2008.

Grafik 2Grafik 2Grafik 2Grafik 2Grafik 2Perkembangan Inflasi Terkini

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20,0

Sura

karta

Bata

mSa

mpi

tTe

gal

Peka

nbar

uSu

raba

yaBa

nda

Aceh

Gor

onta

loM

anad

oDe

npas

arPe

mat

ang

Sian

tar

Kupa

ngSu

men

epYo

gyak

arta

Med

anPa

luKe

diri

Mam

uju

Mal

ang

Sem

aran

gPo

ntia

nak

Sibo

lga

Prob

olin

ggo

Band

ung

Pale

mba

ngTa

nger

ang

Jaka

rtaBe

kasi

Jem

ber

Suka

bum

uTe

rnat

eM

akas

sar

Ambo

nPa

dang

Banj

arm

asin

Jam

biTa

sikm

alay

aBa

likpa

pan

Jaya

pura

Purw

oker

toSi

ngka

wan

gTa

njun

g Pi

nang

Lhok

seum

awe

Depo

kM

atar

amPa

lang

kara

yaPa

dang

Sam

arin

daPa

repa

reCi

lego

nSe

rang

Beng

kulu

Dum

aiBi

ma

Mad

iun

Cile

gon

Bogo

rW

atam

pone

Kend

ari

Band

ar L

ampu

ngPa

lopo

Pang

kal P

inan

gTa

raka

nM

aum

ere

Man

okw

ari

Soro

ng