Proyek Perubahan Tiar Lan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proyek Perubahan Tiar Lan

Citation preview

OUTLINE KESEPAKATANREFORMER DAN MENTOR

1. Nama Reformer: Ikhtiar Zain, S.TP2. Instansi: Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih Induk Hortikultura (UPTD BBIH) Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat. 3. Atasan Langsung : Ir. H. Muhammad Abduh, MM., MMA4. GagasanArea Perubahan : Pengembangan Benih Durian Unggul Lokal Terpadu

5. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian di Indonesia dari waktu kewaktu terus ditingkatkan produktivitasnya, salah satunya adalah komoditi hortikultura yang meliputi: tanaman yang menghasilkan buah, sayuran, florikultura, jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran bahkan obat nabati dan estetika. Tanaman hortikultura sebagai kekayaan hayati yang merupakan kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang perlu dikelola dan dikembangkan secara efisien dan berkelanjutan. Undang-Undang Republik Indonesia NOMOR: 13 Tahun 2010 tentang hortikultura dan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia NOMOR: 48/Permentan/ SK.120/8/2012 tentang produksi, sertifikasi, pengawasan peredaraan benih hortikultura. Batasan-batasan sebagai berikut:1. Usaha hortikultura adalah semua kegiatan untuk menghasilkan produk dan menyelenggarakan jenis yang berkaitan dengan hortikultura2. Sarana hortikultura adalah; segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat dan bahan yang dibutuhkan dalam usaha hortikultura 3. Benih hortikultura adalah; tanaman hortikultura atau bagian tanaman yang digunakan untuk memproduksi dan mengembangkan tanaman hortikultura 4. Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat menusuk mengganggu kehidupan atau mengakibatkan kematian tumbuhan. 5. Pelaku usaha hortikultura adalah; petani, organisasi petani, orang perorangan lainya atau perusahaan yang melakukan asaha hortikultura baik berbentuk buatan hukum dan berkedudukan diwilayah hukum Republik Indonesia 6. Petani hortikultura adalah; perorangan warga Negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola unit usaha budidaya hortikultura.7. Terpadu adalah; adalah memadukan semua cara baik teknis maupun non teknis. Teknis: Melakukan semua teknik dalam memproduksi benih Non teknis: Semua pelaku usaha hortikultura mengdesiminasikan dan melaksanakan pengembangan bibit unggul durian lokal

Durian adalah salah satu buah yang merupakan komoditas yang dikembangkan karena mempunyai peluang besar yang terbuka lebar ini, harus dimanfaatkan dengan berbagai upaya yang mengarah pada peningkatan produksi dan kualitas.Buah lokal diusahakan menjadi pilihan utama bagi konsumsi dalam negeri maupun mancanegara saat memasuki pasar bebas, untuk itu buah lokal dituntut memiliki kualitas tinggi seperti kesenangan terhadap bentuk, ukuran dan rasanya yang dapat memenuhi selera konsumen. Sementara itu lahan yang cocok dan tersedia untuk mengembangkan tanaman buah durian masih sangat luas. Langka awal dan faktor penting untuk menunjang keberhasilan pengembangan tanaman buah durian adalah; Tersedianya benih unggul dalam jumlah cukup, waktu singkat dan harga terjangkau oleh kebanyakan petani.Pengembangan buah durian sekarang dan masa mendatang harus dilakukan secara profesional dengan menanam benih unggul. Benih unggul adalah tanaman yang sehat, seragam dan memiliki sifat-sifat yang istimewa seperti cepat berbuah, produksi tinggi dengan kualitas yang sesuai dengan selera konsumen, umur yang panjang, tahan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) serta mudah dikembangkan. Kegagalan dalam penyediaan benih unggul dipengaruhi beberapa hal antara lain; sarana dan prasarana, kualitas dan kwantitas sumber daya manusia masih kurang.Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas enam kabupaten yakni; Polewali Mandar, Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan kabupaten Mamasa. Daerah ini sangat berpotensi dalam pengembangan tanaman buah durian olehnya itu pengembangannya diprioritaskan.Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra pengembangan durian karena memiliki banyak durian unggul lokal dengan rasa yang khas dan disenangi masyarakat sekitar maupun daerah lain. Kenyataan dilapangan pengembangan durian lokal ini masih sangat kurang bahkan terhenti. Hal ini disebabkan karena; pengaruh para pedagang luar, belum adanya pohon induk lokal yang tersertifikasi (birokrasi perbenihan yang berbelit), terbatasnya sumber daya manusia meliputi minat, kemauan, keterampilan yang belum memadai serta belum sinerginya yang diantara pelaku usaha hortikultura. Akibatnya petani berupaya mendapatkan benih durian dari pedagang luar yang menjual bibit tidak jelas identitasnya.Dengan melihat permasalahan di atas, maka perlu dilakukan Rancangan Proyek Perubahan Melalui Pengembangan Benih Durian Unggul Lokal Terpadu dengan langkah-langkah perubahan, yakni; (1) Meningkatkan kualitas dan kwantitas Sumber Daya Manusia, (2) Merubah pola pikir (mind set) pelaku usaha hortikultura, (3) Menumbuhkan kebersamaan partisipasi para pelaku usaha hortikultura, (4) Memanfaatkan sarana lokal hortikultura yang ada.

6. A. Tujuan Jangka Pendek:1. Meningkatkan keterampilan pelaku usaha hortikultura maka dirasa perlu, untuk melakukan berbagai cara; generatif yakni menanam dengan biji dan vegetatif yakni sistem okulasi

2. Merubah pola fikir (mindset) pelaku usaha hortikultura

B. Tujuan Jangka Menengah:1. Meningkatan kualitas dan kwantitas Sumber Daya Manusia2. Menumbuhkan sinergitas pelaku usaha hortikultura3. Mendapatkan calon pohon induk yang dapat dikembangkan oleh petani di daerahya sendiri. C. Tujuan Jangka Panjang1. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang handal2. Tersertifikasinya pohon induk durian unggul lokal3. Tersedianya benih durian unggul lokal di tingkat petani4. Tersedianya lapangan kerja

7. Manfaat :1. Meningkatkan pedapatan pelaku usaha hortikultura sekaligus mengsejahterakan masyarakat

8. Struktur Tim Proyek Perubahan

PEJABAT PEMBINA PROYEKIr. H. Muhammad Abduh, MM., MMAPROYEK LEADERIkhtiar Zain, S. TPSPONSOR/MENTORIr. H. Muhammad Abduh, MM.MMACOACHDR. Grace V. Dumalang, M.KesPOKJA PENDUKUNGKEGIATAN INTERNALUPTD BPTPHUPTD BPSBKABID HORTIKULTUTRASTAF UPTD BBIHPOKJA PENDUKUNG KEGIATAN EKSTERNALDISTANAK KAB POLMANBADAN PENYELENGGARA PENYULUH PERTANIANCAMAT TERKAITSMK PERTANIANDESA TERKAITLSM INSAN MULIAPRODUSEN BENHPENANGKAR BENIHKELOMPOK TANITOKOH MASYARAKAT

DESKRIPSI MENTOR : SEBAGAI ATASAN LANGSUNG YANG MENGARAHKAN PROYEK PERUBAHAN COACH : SEBAGAI PEMBERI BIMBINGAN PROGRAM PROYEK PERUBAHAN REFORMER: PENANGGUNG JAWAB DARI PROYEK PERUBAHAN POKJA INTERNAL: SEBAGAI PELAKSANA KEGIATAN PROYEK PERUBAHAN POKJA EXTERNAL: SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PROYEK PERUBAHAN9. Stakeholder

1. INTERNAL:- KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROV. SULBAR - SEKRETARIS DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROV. SULBAR - KA. UPTD BPSB PROV. SULBAR - KA. UPTD BPTPH PROV. SULBAR - KA. BIDANG HORTIKULTURA PROV. SULBAR - KA. BIDANG SARANA DAN PRASARANA PROV. SULBAR - PENANGKAR BENIH - PRODUSEN BENIH

2. EXTERNAL: - KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. POLMAN - KEPALA BADAN PENYELENGGARA PENYULUH PERTANIAN KAB. POLMAN - KEPALA KECAMATAN BINUANG - KEPALA SMK PERTANIAN - LEMBAGA SOSIAL MASYARAKAT INSAN MULYA - KEPALA DESA TERKAIT

10. Potensi PenghambatBeberapa potensi penghambat antara lain;1. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Prov. Sulbar 2. Cuaca, yang tidak menentu3. Produsen benih4. Tidak tersedianya dana ,sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan.11. Langkah AntisipasiDengan memperhatikan potensi penghambat yang memungkinkan dapat menganggu keberhasilan tujuan proyek perubahan, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:1. Diskusi dan koordinasi melalui pendekatan persuasif Penerapan Undang-Undang No. 13 tahun 2010 tentang Hortikultura dan Peraturan Menteri No. 48/Permentan/SK.120/8/2012 tentang Produksi, sertifikasi, pengawasan peredaraan benih hortikultura.2. Merekayasa cuaca3. Diskusi dan koordinasi melalui pendekatan persuasif 4. Pendekatan secara persuasip terhadap Stakeholder internal dan eksternal serta pelaku usaha holtikultura untuk bersuadaya dalam pelaksanaan kegiatan.

DisetujuiMakassar, Agustus 2014

MENTORCOACH

Ir. H. MUHAMMAD ABDUH, MM.MMA Dr. GRACE V. DUMULANG, M. Kes