14
PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PLUS PADA GAPOKTAN SUBUR ASRI DAN P4S SAUNG BAMBU DESA REJO ASRI KECAMATAN SEPUTIH RAMAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Lestari Wibowo, Dwi Dian Novita, dan Sri Yusnaini Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No 1 Bandar Lampung, [email protected] ABSTRAK Kegiatan yang didanai oleh Kemenristek Dikti melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2017 dengan mitra Gapoktan Subur Asri dan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Saung Bambu bertujuan untuk memperbaiki kualitas pupuk organik mitra. Usaha produksi pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran sapi telah dilakukan oleh Gapoktan Subur Asri (Mitra I) di Desa Rejo Asri sejak tahun 2013. Permasalahan yang dihadapi Mitra I adalah volume produksi pupuk organik masih rendah, tingkat kejerihan kerja yang tinggi, dan proses pengomposan masih memerlukan waktu yang lama. Selain itu pupuk organik yang dihasilkan belum memiliki keunggulan dibandingkan produk sejenis sehingga perlu dilakukan pengkayaan dengan agensia hayati. Melalui kegiatan PKM ini, solusi yang telah diberikan pada Mitra I yaitu aplikasi mesin chopper untuk mencacah serasah dan jerami, alih teknologi pengomposan dan pengkayaan pupuk organik dengan agensia hayati (jamur Trichoderma sp. dan M. anisopliae), perbaikan kemasan dan kerjasama pemasaran dengan Mitra 2 P4S, serta promosi melalui leaflet dan pameran. Transfer pengetahuan dan alih teknologi kepada kedua mitra telah dilakukan melalui metode penyuluhan, pelatihan, dan praktek langsung. Melalui kombinasi ketiga metode tersebut kedua mitra dapat menguasai semua teknologi yang disampaikan. Setelah pelatihan peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memperbanyak agensia hayati jamur Trichoderma sp. dan Metarhizium anisopliae. Agensia hayati jamur Trichoderma sp. yang telah diperbanyak dapat berkembang dan bertahan pada pupuk organik sehingga

repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PLUS PADA GAPOKTAN SUBUR ASRI DAN P4S SAUNG BAMBU DESA REJO ASRI

KECAMATAN SEPUTIH RAMAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Lestari Wibowo, Dwi Dian Novita, dan Sri YusnainiFakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl. Sumantri Brojonegoro No 1 Bandar Lampung, [email protected]

ABSTRAK

Kegiatan yang didanai oleh Kemenristek Dikti melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2017 dengan mitra Gapoktan Subur Asri dan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan  Swadaya (P4S) Saung Bambu bertujuan untuk memperbaiki kualitas pupuk organik mitra. Usaha produksi pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran sapi telah dilakukan oleh Gapoktan Subur Asri (Mitra I) di Desa Rejo Asri sejak tahun 2013. Permasalahan yang dihadapi Mitra I adalah volume produksi pupuk organik masih rendah, tingkat kejerihan kerja yang tinggi, dan proses pengomposan masih memerlukan waktu yang lama. Selain itu pupuk organik yang dihasilkan belum memiliki keunggulan dibandingkan produk sejenis sehingga perlu dilakukan pengkayaan dengan agensia hayati. Melalui kegiatan PKM ini, solusi yang telah diberikan pada Mitra I yaitu aplikasi mesin chopper untuk mencacah serasah dan jerami, alih teknologi pengomposan dan pengkayaan pupuk organik dengan agensia hayati (jamur Trichoderma sp. dan M. anisopliae), perbaikan kemasan dan kerjasama pemasaran dengan Mitra 2 P4S, serta promosi melalui leaflet dan pameran. Transfer pengetahuan dan alih teknologi kepada kedua mitra telah dilakukan melalui metode penyuluhan, pelatihan, dan praktek langsung. Melalui kombinasi ketiga metode tersebut kedua mitra dapat menguasai semua teknologi yang disampaikan. Setelah pelatihan peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memperbanyak agensia hayati jamur Trichoderma sp. dan Metarhizium anisopliae. Agensia hayati jamur Trichoderma sp. yang telah diperbanyak dapat berkembang dan bertahan pada pupuk organik sehingga dapat memperkaya pupuk organik yang dihasilkan. Sedangkan Metarhizium anisopliae formulasi kering yang dicampurkan pada pupuk organik sebelum pengemasan dapat berperan sebagai agensia hayati yang dapat membunuh hama dan menekan pertumbuhan penyakit tanaman. Implementasi mesin chopper untuk mencacah jerami dan serasah tanaman memberikan keuntungan yaitu proses pembuatan pupuk menjadi lebih efisien, pemanfaatan bahan baku alami meningkat, dan proses produksi lebih cepat. Hal ini tercermin dari produksi pupuk organik meningkat dari 2,6 ton menjadi 10 ton per siklus produksi. Pupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul karena diperkaya dengan agensia hayati jamur Trichoderma sp. dan Metarhizium anisopliae.

Kata kunci : agensia hayati, Metarhizium anisopliae, mesin chopper, pupuk organik, dan Trichoderma sp.

Page 2: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

PENDAHULUAN

Rejo Asri adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Seputih Raman,

Kabupaten Lampung Tengah yang berjarak sekitar 30 km dari Gunung Sugih sebagai ibu

kota Kabupaten dan 70 km dari Kota Bandar Lampung. Mayoritas masyarakat Desa Rejo

Asri adalah petani sawah. Hal tersebut didukung dengan potensi lahan sawah seluas 630 ha

dan jaringan irigasi dari Way Sekampung yang mengairi sawah mereka sehingga petani dapat

menanam padi minimal 2 kali dalam setahun. Selain itu, masyarakat kampung Rejo Asri juga

beternak sapi. Tidak kurang dari 400 ekor sapi dipelihara oleh petani (Anonim, 2013).

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Subur Asri” terdiri dari 15 Poktan dari 8

dusun yang ada di Desa Rejo Asri yang telah terbentuk sejak tahun 2010. Gapoktan ini juga

telah memiliki unit usaha sejak tahun 2013 yang dikelola oleh Bapak Sukarlin (Mitra I).

Salah satu usaha mereka adalah memproduksi pupuk organik sebagai solusi untuk memenuhi

kebutuhan pupuk melalui pemanfaatan limbah peternakan terutama saat petani sulit

mendapatkan pupuk kimia bersubsidi.

Volume pupuk organik yang diproduksi oleh Mitra I masih rendah yaitu rata-rata 2,6

ton per siklus produksi. Rendahnya volume produksi karena mitra hanya menggunakan

kotoran sapi sebagai bahan utama. Mitra belum memanfaatkan biomassa seperti jerami

sebagai salah satu bahan baku pupuk padahal ketersediaan biomassa ini melimpah. Saat ini,

jerami hanya dianggap limbah pertanian yang tidak bermanfaat. Umumnya jerami hanya

dibakar di lahan persawahan.

Teknologi produksi pupuk organik juga masih sederhana. Mitra menggunakan mikro

organisme lokal (MOL) sebagai dekomposer. Penggunaan MOL nampaknya masih belum

efektif. Hal ini terlihat dari proses produksi pupuk yang memerlukan waktu lama yaitu

sekitar satu bulan per siklus produksi. Keterbatasan jenis bahan baku dan teknologi

pengomposan menyebabkan pupuk organik yang dihasilkan belum memiliki keunggulan

dibanding produk sejenis. Hal ini menyebabkan pangsa pasar pupuk masih terbatas pada

anggota Gapoktan. Berbagai kendala yang dihadapi oleh Mitra I dalam memproduksi pupuk

organik dapat diatasi dengan cara menerapkan teknologi pengomposan yang baik dan aplikasi

mesin peralatan.

Lembaga petani yang juga ada di Desa Rejo Asri adalah Pusat Pelatihan Pertanian

Pedesaan Swadaya (P4S) “Saung Bambu” (Mitra II). Pada mulanya P4S dibentuk sebagai

pusat berbagi ilmu pengetahuan namun pada perkembangannya lingkup kerja P4S juga

membantu memasarkan hasil pertanian. Pengurus dan anggota P4S adalah para petani di

Page 3: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

wilayah Kecamatan Seputih Raman. Sebagai sebuah pusat pelatihan, sumber daya manusia

(SDM) P4S perlu mendapat pembinaan Ipteks agar dapat menjalankan perannya secara lebih

optimal. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh P4S bersifat swadaya dan swadana.

Berdasarkan hasil diskusi Tim IbM dengan Bapak Sukarlin dan Bapak Supardi selaku

perwakilan Unit Usaha Gapoktan Subur Asri (Mitra I) serta Bapak Suyitno dan Bapak Rosadi

selaku perwakilan pengurus P4S Saung Bambu (Mitra II) dirumuskan enam masalah utama

yang dihadapi oleh kedua mitra. Masalah usaha Mitra I adalah 1) Volume produksi pupuk

oganik masih rendah karena belum dioptimalkannya pemanfaatan biomassa jerami sebagi

salah satu bahan baku. Kendala yang dihadapi adalah tingkat kejerihan kerja yang tinggi

dalam proses pencacahan karena masih dilakukan secara manual dengan menggunakan

golok/parang. 2) Proses pengomposan masih memerlukan waktu yang lama. Untuk itu

teknologi pengomposan dan dekomposer perlu diperbaiki. 3) Pupuk organik belum memiliki

keunggulan dibandingkan produk sejenis sehingga perlu dilakukan pengkayaan dengan

agensia hayati. 4) Pangsa pasar produk masih terbatas.

Sementara masalah yang dihadapi Mitra II adalah 1) kualitas SDM masih terbatas

terkait peran P4S sebagai sebuah pusat pelatihan. 2) Kegiatan P4S masih terbatas, bersifat

swadana karena belum memiliki sumber pemasukan untuk menyokong aktifitasnya.

Mempertimbangan peluang usaha pupuk organik yang dilakukan oleh Unit Usaha Gapoktan

dan potensi yang dimiliki oleh P4S sebagai pusat pelatihan maka kedua mitra dapat

bekerjasama untuk menyelesaikan keenam permasalahan tersebut melalui kegiatan IbM ini.

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

Untuk mengatasi permasalahan kedua mitra maka dilakukan alih teknologi pada

aspek produksi meliputi aplikasi mesin pencacah, perbaikan teknologi pengomposan, alih

teknologi pengayaan pupuk organik dengan agensia hayati. Sedangkan usaha perluasan pasar

dilakukan bersama Mitra II dengan memperbaiki kemasan produk dan melakukan promosi.

Secara lengkap, solusi yang ditawarkan bagi kedua mitra ada dalam skema pada Gambar 1.

Peningkatan mutu produk dilakukan melalui pengkayaan pupuk organik dengan jamur

Trichoderma sp. dan M. anisopliae menggunakan isolat lokal yang lebih unggul untuk

diaplikasikan di wilayah Provinsi Lampung. Isolat M. anisopliae yang akan diaplikasikan

berasal dari Kec. Gading Rejo Kab.Pringsewu-Lampung sementara isolat Trichoderma sp.

diisolasi dari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan.

Page 4: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

Kedua jamur tersebut merupakan agensia hayati yang telah terbukti dapat

mengendalikan hama dan patogen penyakit tanaman. Isolat T. harzianum mampu menekan

pertumbuhan patogen penyakit busuk buah kakao (Wijaya dkk., 2013) dan patogen penyakit

busuk pangkal batang tanaman kedelai (Dewi dkk., 2015). Sementara Isolat M. anisopliae

mampu meningkatkan mortalitas kepik penghisap buah kakao (Erdiyanto dkk., 2013).

Perumusan Masalah Solusi yang Ditawarkan Hasil yang Diharapkan

1. Volume produksi pupuk masih rendah karena bahan baku terbatas pada kotoran sapi.

Aplikasi mesin Chopper untuk mencacah jerami.

Peningkatan volume produksi pupuk organik. Semula 2,6 ton menjadi 8 ton per proses produksi.

2. Proses pengomposan masih lama.

Alih teknologi PengomposanPenggunaan dekomposer yang tepat (EM-4, Orgadec, dan Promi).

Proses pengomposan menjadi lebih cepat. Semula 4 minggu menjadi 3 minggu.

3. Pupuk organik belum memiliki keunggulan dibanding produk sejenis.

Alih teknologi Pengkayaan pupuk organik dengan agensia hayati (jamur Trichoderma sp. dan M. anisopliae).

Terciptanya pupuk organik dengan keunggulan mengandung agensia hayati

4. Pangsa pasar produk masih terbatas

1. Perbaikan kemasan.2. Kerjasama pemasaran dengan

P4S.3. Promosi melalui leaflet &

pameran.

Perluasan pasar dan peningkatan penjualan.

5. SDM P4S masih terbatas

Mengikut sertakan SDM pada kegiatan penyuluhan dan pelatihan dalam rangka alih teknologi produksi pupuk organik plus.

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM P4S terkait teknologi produksi pupuk organik plus.

6.

P4S belum memiliki sumber dana usaha

Menjadikan P4S sebagai mitra pemasaran pupuk organik.

Bagi hasil laba penjualan pupuk organik sebagai sumber dana

Evaluasi Awal Evaluasi Proses Evaluasi Akhir

Gambar 1. Kerangka penyelesaian masalah kedua mitra

Page 5: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Desa Rejo Asri Kecamatan Seputih Raman

Kabupaten Lampung Tengah pada Bulan April hingga November 2017.

Kegiatan IbM ini akan melibatkan dua mitra. Mitra pertama adalah Unit Usaha

Gapoktan “Subur Asri” yang berperan sebagai produsen pupuk organik. Mitra kedua adalah

Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) “Saung Bambu” yang berperan sebagai

mitra pemasaran dan promosi pupuk organik.

Metode Pelaksanaan

Transfer pengetahuan dan alih teknologi kepada kedua mitra dilakukan dengan

metode penyuluhan, pelatihan, dan praktek langsung. Melalui kombinasi ketiga metode

tersebut diharapkan kedua mitra dapat menguasai semua teknologi yang disampaikan.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanaan dalam rangka menyelesaikan permasalahan yaitu:

aplikasi mesin chopper untuk meningkatkan produktivitas, perbaikan teknologi

pengomposan, pengkayaan pupuk organik dengan agensi hayati Trichoderma sp.

dan M. anisopliae,uji Laboratorium mutu produk , perbaikan kemasan dan label produk, dan

pendampingan usaha promosi dan pemasaran.

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung sejak bulan April sampai

Otober 2017. Kegiatan dimulai dari persiapan, sosialisasi dan koordinasi program,

pembuatan mesin Chopper, pembuatan 6 buah SOP alih teknologi, pelatihan pengomposan

terstandar, pelatihan perbanyakan jamur Trichoderma sp. dan M. anisopliae, dan pelatihan

pengkayaan Trichoderma sp. dan M. anisopliae pada pupuk organik.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

Proses yang pertama kali dilakukan yaitu sosialisasi dan koordinasi program. Pada kegiatan

ini tim pengabdian bersama mitra bersama-sama merumuskan masalah dan menyusun

program kegiatan.

Iptek yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas produksi kompos yang dihasilkan oleh Gapoktan Subur Asri. Oleh

karena itu maka dilakukan alih teknologi meliputi aplikasi mesin pencacah, perbaikan

teknologi pengomposan, alih teknologi pengayaan pupuk organik dengan agensia hayati.

Page 6: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

Peningkatan mutu produk pupuk organik dilakukan melalui pengkayaan pupuk organik

dengan jamur Trichoderma sp. dan M. anisopliae menggunakan isolat lokal yang lebih

unggul.

Proses penyiapan mesin pencacah telah dilakukan sejak bulan pertama kegiatan ini.

Desain dan kapasitas mesin mengalami perubahan karena disesuaikan dengan kebutuhan

mitra. Implementasi mesin pencacah serasah tanaman dalam pembuatan pupuk organik

sangat meningkatkan efesiensi dalam proses pencacahan serasah tanaman sebagai bahan baku

pupuk organik. Pemanfaatan sumberdaya alam berupa serasah tanaman (sisa hasil panen)

menjadi lebih optimal dengan menggunakan mesin pencacah serasah pada proses pembuatan

pupuk organik.

Pelatihan perbanyakan agensia hayati Trichoderma sp. dan M. anisopliae telah

dilakukan dan dilanjutkan pendampingan hingga masyarakat sasaran trampil dalam

pembuatan agensia hayati. Selain perbanyakan agensia hayati, pelatihan dan pendampingan

juga mencakup penyimpanan Trichoderma sp. dan M. anisopliae yang telah dibuat,

pembuatan starter, dan penyiapan Trichoderma sp. dan M. anisopliae untuk aplikasi

(Gambar 2).

Setelah mesin pencacah selesai dirakit, maka pelatihan pembuatan kompos sesuai

standar dimulai. Pelatihan pembuatan kompos masih berlangsung hingga saat ini.

Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti latihan. Pelatihan pembuatan kompos sesuai

standar dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan kompos yang diperkaya dengan agensia

hayati.

Pembuatan kompos yang diperkaya dengan agensia hayati Trichoderma sp. dilakukan

setelah proses pembuatan kompos sesuai standar selesai. Kompos tersebut kemudian dideder

(dihamparkan dengan ketebalan 60 cm), lalu ditaburi dedak di atas permukaan kompos.

Selanjutnya dilakukan aplikasi suspensi Trichoderma sp. dengan cara menyemprotkan

suspensi secara merata pada dedak. Agar Trichoderma sp. tumbuh dan berkembang pada

dedak dan kompos, dilakukan inkubasi selama 3-4 hari. Selama inkubasi kompos ditutup

dengan terpal. Setalah masa inkubasi selesai kompos dibuka, maka pada permukaan terlihat

adanya lapisan hifa dari Trichoderma sp. yang telah tumbuh. Kemudian kompos diaduk

secara merata. Kompos yang dihasilkan merupakan kompos (pupuk organik) plus

Trichoderma sp. Kompos (pupuk organik) plus yang mengandung agensia hayati

Trichoderma sp. sangat bermanfaat dalam menekan perkembangan jamur yang bersifat

patogen terhadap tanaman (Gambar 3).

Page 7: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

Gambar 2: Pelatihan pembuatan agensia hayati Metarhizium

dan Trichoderma.

Gambar 3. Trichoderma yang berhasil dibuat oleh Gapoktan

Subur Asri setelah pelatihan (kiri) dan aplikasi Trichoderma pada pupuk organik (kanan)

Page 8: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

Gambar 4. Alat pencacah serasah untuk pebuatan kompos (kiri), dan label kemasan pupuk organik plus produksi mitra (kanan).

Setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat, mitra dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pupuk organik. Secara kualitas meningkat

karena pupuk organik plus yang diproduksi mengandung agensia hayati yaitu spora

Trichoderma sp. Secara kuantitas pupuk organik yang diproduksi mengalami peningkatan.

Sebelum kegiatan produksi pupuk organik hanya 2,6 ton per siklus produksi, dan setelah

pelatihan produksi naik menjadi 10 ton per siklus produksi. Begitu pula siklus produksi

menjadi lebih cepat, sebelum pelatihan satu siklus produksi memakan waktu berkisar 35 – 40

hari. Setelah menerapkan iptek yang diberikan pada pelatihan, proses produksi pupuk

organik menjadi lebih cepat berkisar + 21 hari.

Pada kegiatan ini dilakukan evaluasi awal, proses, dan evaluasi akhir. Sebelum

kegiatan PKM dilakukan, persepsi petani tentang keunggulan pupuk organik telah tinggi.

Petani telah menyadari bahwa pupuk organik memiliki beberapa keunggulan. Namun

pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik sesuai standar masih rendah. Petani selama

ini membuat pupuk organik dengan teknologi yang terbatas. Setelah pelatihan pengetahuan

dan keterampilan petani peserta meningkat, sehingga mereka mampu membuat pupuk

organik sesuai standar. Implementasi mesin pencacah dan penerapan iptek dalam pembuatan

pupuk organik sangat meningkatkan produksi secara nyata. Peningkatan produksi pupuk

organik yang semula hanya 2,6 ton per siklus produksi menjadi 10 ton per siklus produksi.

Pengetahuan dan keterampilan petani tentang perbanyakan agensia hayati

Metarhizium dan Trichoderma setelah pelatihan mengalami peningkatan. Selanjutnya ke

dua agensia hayati ini digunakan untuk memperkaya pupuk organik yang diproduksi.

Pengayaan dengan agensia hayati Metarhizium dan Trichoderma memberikan nilai tambah

hingga pupuk yang diproduksi menjadi ‘Pupuk Organik Plus’.

KESIMPULAN

Kegiatan PKM yang dilakukan berhasil memberikan solusi bagi permasalahan mitra.

Keberhasilan yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan dalam kegiatan PKM yaitu :

1. Proses pembuatan pupuk organik menjadi lebih cepat. Semula 4 minggu menjadi 3

minggu.

Page 9: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul

2. Terciptanya pupuk organik dengan keunggulan mengandung agensia hayati Trichoderma

sp. dan M. anisopliae.

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra terkait teknologi produksi pupuk

organik plus.

4. Peningkatan produksi pupuk organik yang semula hanya 2,6 ton per siklus produksi

menjadi 10 ton per siklus produksi.

5. Pembuatan label produksi pupuk organik plus diharapkan dapat meningkatkan

pemasaran produk.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Monografi Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Dewi, I.P., T.Maryono, T.N. Aeny, dan S.Ratih. 2015. Kemampuan Trichoderma sp. dan Filtratnya dalam menekan pertumbuhan Sclerotium rolfsii secara invitro. J. Agrotek Tropika. 3(1): 130-133.

Erdiyanto, E., Purnomo, L.Wibowo, dan N.Yasin. 2013. Pengaruh Aplikasi beberapa Taraf Konsentrasi Formulasi Kering Metarhizium anipliae Isolat terhadap Mortalitas Kepik Penghisap Buah Kakao (Helopeltis spp.). J. Agrotek Tropika. 1(3): 298-303.

Wijaya, A.T. dan T.N. Aeny. 2013. Pengujian Efikasi Formulasi Kering Trichoderma sp. Terhadap Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytophhora palmivora). J. Agrotek Tropika. 1(3): 315-319.

Yusnaini, S., Arif, M.A.S., Salam, A.K., Sriyani,N., dan Erwanto. 2010. Pembuatan Pupuk Organik. Buku Saku. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Page 10: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/4738/2/Makalah prosiding... · Web viewPupuk yang diproduksi selain meningkat secara kuantitas, juga secara kualitas lebih unggul