12
158 SENASBASA (4) (2020) (E-ISSN 2599-0519) PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA) http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA Analisis penamaan tempat usaha di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang (Kajian semantik) Putri Ambarwati Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel Diterima 20/9/2020 Direvisi 25/10/2020 Dipublikasikan: 27/10/2020 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk, jenis-jenis, serta latar belakang dari penamaan tempat usaha berdasarkan pemberikan nama sebutan dari para mahasiswa di lingkungan sekitar Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu dokumentasi nama tempat usaha di lingkungan UMM serta informan penelitian yaitu para mahasiswa UMM yang bertempat tinggal di daerah tersebut. Selain itu, data yang digunakan adalah data tulis yaitu frasa yang mengandung unsur-unsur penamaan yang terdapat dalam nama-nama warung, tempat usaha, toko, dan lain-lain serta data lisan yang didapat dari pendeskripsian hasil wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa-mahasiswi UMM. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik interview atau wawacara dan observasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis data model interaktif. Pertama, pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kedua, mentraskip data yang di telah diperoleh dari informan, kemudian melakukan observasi dan dokumentasi. Ketiga, mengolah dan mengelompokkan data yang diperoleh serta menganalisis data berdasarkan bentuk, jenis, dan serta latar belakang munculnya nama julukan tersebut. Terakhir, menyimpulkan hasil analisis data sehingga dapat menjawab masalah penelitian. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk penamaan terdiri dari du macam, berdasarkan kata dan frasa yang menunjukkan terdapat 2 data berdasarkan kata dan 18 kata lainnya berentuk frasa. Kemudian, jenis-jenis penamaan serta latar belakang julukannya yaitu terdapat 20 data berupa 14 data penamaan berdasarkan sifat khas, 1 data berdasarkan penyebutan bagian, 1 data penamaan berdasarkan nama pemilik, 3 data penamaan berdasarkan tempat asal, serta 1 data penamaan berdasarkan pemendekan

PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

158

SENASBASA (4) (2020) (E-ISSN 2599-0519)

PROSIDING SEMINAR

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA

Analisis penamaan tempat usaha di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang (Kajian semantik) Putri Ambarwati Universitas Muhammadiyah Malang [email protected]

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel Diterima 20/9/2020 Direvisi 25/10/2020 Dipublikasikan: 27/10/2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk, jenis-jenis, serta latar belakang dari penamaan tempat usaha berdasarkan pemberikan nama sebutan dari para mahasiswa di lingkungan sekitar Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu dokumentasi nama tempat usaha di lingkungan UMM serta informan penelitian yaitu para mahasiswa UMM yang bertempat tinggal di daerah tersebut. Selain itu, data yang digunakan adalah data tulis yaitu frasa yang mengandung unsur-unsur penamaan yang terdapat dalam nama-nama warung, tempat usaha, toko, dan lain-lain serta data lisan yang didapat dari pendeskripsian hasil wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa-mahasiswi UMM. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik interview atau wawacara dan observasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis data model interaktif. Pertama, pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kedua, mentraskip data yang di telah diperoleh dari informan, kemudian melakukan observasi dan dokumentasi. Ketiga, mengolah dan mengelompokkan data yang diperoleh serta menganalisis data berdasarkan bentuk, jenis, dan serta latar belakang munculnya nama julukan tersebut. Terakhir, menyimpulkan hasil analisis data sehingga dapat menjawab masalah penelitian. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk penamaan terdiri dari du macam, berdasarkan kata dan frasa yang menunjukkan terdapat 2 data berdasarkan kata dan 18 kata lainnya berentuk frasa. Kemudian, jenis-jenis penamaan serta latar belakang julukannya yaitu terdapat 20 data berupa 14 data penamaan berdasarkan sifat khas, 1 data berdasarkan penyebutan bagian, 1 data penamaan berdasarkan nama pemilik, 3 data penamaan berdasarkan tempat asal, serta 1 data penamaan berdasarkan pemendekan

Page 2: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

159

Kata kunci: Mahasiswa penamaan, semantik, tempat usaha

This study aims to describe the forms, types, and the background of the naming of business premises based on the names given by students that live around University of Muhammadiyah Malang. This research is a qualitative research. The data sources used were the documentation of the business name around UMM and the research informants are UMM students who resided in the area. The data used were written data, namely phrases that contains naming elements, including the names of stalls, places of business, shops, etc; and oral data obtained from describing the results of interview. Data was collected using interview and observation techniques. Data was analyzed using interactive model data analysis. First, data collected through interviews, observation and documentation. Second, transcribed the data that has been obtained from informants, then make observations and documentation. Third, processed and classified the data obtained and analyzed the data based on the nature, type, and background of the appearance of the nickname. Finally, concluded the results of data analysis. Based on the data analysis, it can be concluded that the forms of naming consist of two types, based on words and phrases. There are 2 data based on words and 18 data in the form of phrases. The result showed 20 data types of naming and the background of the nicknames. Fourteen naming data based on distinctive characteristics, 1 data based on parts, 1 naming data based on owner's name, 3 naming data based on place of origin, and 1 naming data based on shortening.

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tidak terlepas dari adanya komunikasi dan interaksi antara satu sama lain. Masyarakat yang berperan sebagai makhluk sosial membutuhkan media yang dinamakan Bahasa yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi (Mujianto, 2020: 1). Adanya Bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami antar komunikan akan memperlancar proses komunikasi antar individu.

Komunikasi merupakan hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan wujud komunikasi yang dominan sering digunakan adalah komunikasi verbal (Pangesti, 2018: 1). Untuk memudahkan interaksi dari setiap individu memiliki nama yang digunakan sebagai pembeda atau yang dijadikan sebagai ciri khas suatu benda atau tempat yang satu dengan yang lainnya. Pada umumnya ciri khas nama tersebut disebut sebagai proses pembentukan penamaan.

Menurut Chaer (2013:43) penamaan merupakan suatu proses suatu konsep yang mengacu pada suatu referen atau acuan yang terdapat di luar bahasa. Maka dari itu suatu pemberian nama berfungsi sebagai pembeda baik antara satu makhluk dengan makhluk yang lain, tempat, peristiwa, serta suatu kejadian, dan mengacu pada suatu hal yang berada di kehidupan nyata atau di lingkungan sekitar masyarakat.

Penamaan yang berkaitan dengan nama suatu tempat usaha banyak ditemui di daerah lingkungan UMM atau Universitas Muhammadiyah Malang. Penamaan julukan tersebut tidak hanya terfokus pada nama satu jenis tempat saja seperti penamaan pada suatu kafe-kafe. Namun, penamaan tersebut memiliki banyak fokus tempat yang diberikan suatu nama untuk membedakan antara tempat yang satu dengan yang lainnya khususnya pada suatu tempat usaha, misalnya nama julukan pada warung, tempat foto

Page 3: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

160

kopi, toko, dan lainnya. Nama julukan tersebut banyak diberikan oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang bertempat tinggal di daerah lingkungan sekitar UMM.

Hal yang melatarbelakangi para mahasiswa memberikan nama sebutan lain pada berbagai tempat usaha tersebut dikarenakan ketidaktahuan mereka terhadap nama asli dari tempat usaha dan untuk mempermudah dalam penyebutan nama tempat usaha tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting diteliti untuk mengetahui bentuk-bentuk keunikan dari penamaan, jenis-jenis penamaannya sekaligus latar belakang dari mahasiswa memberi nama sebutan lain tersebut sehingga dengan mengetahui hal itu pembaca dapat mengetahui beragam jenis penamaan yang diklasifikan berdasarkan jenis-jenis penamaan dalam semantik.

Semantik merupakan salah satu bidang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna sebuah kata pada suatu bahasa, baik mencari asal muasal kata beserta perkembangannya baik dari segi bentuk ataupun maknanya (Murtiani, 2017:95). Dalam ilmu semantik banyak hal yang dipelajari yang berkaitan dengan makna pada sebuah kata. Dalam tataran semantik masih dibagi lagi menjadi bidang bidang keilmuan lainnya yang memilik hubungan satu sama lain yang dinaungi oleh keilmuan semantik yaitu terdiri dari penamaan, pendefinisian, relasi makna, perubahan dan pergeseran makna, serta analisis komponensial makna. Penamaan merupakan salah satu bagian dari tataran semantik yang berkaitan dengan dilakukannya penelitian ini. Menurut Chaer (2013:43) penamaan adalah proses perlambangan suatu konsep yang mengacu kepada suatu referen atau acuan yang berda di luar bahasa. Pada dasarnya penamaan merupakan suatu proses pemberian nama terhadap suatu hal baik itu pada seseorang, benda, makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), kejadian atau peristiwa, tempat dan lain-lain. Penamaan tersebut dilakukan untuk menandai atau membedakan suatu hal tersebut dengan yang lainnya serta memudahkan seseorang dalam suatu pengucapan.

Penamaan terdiri dari 9 macam atau jenis, (Chaer, 2013:44) yaitu 1)penamaan berdasarkan bunyi/peniruan bunyi, 2)penamaan berdasarkan penyebutan bagian, 3)penamaan berdasarkan penyebutan sifat khas, 4)penamaan berdasarkna penemu dan pembuat, 5)penamaan berdasarkan tempat asal, 6)penamaan berdasarkan bahan, 7)penamaan berdasarkan unsur keserupaan, 8)penamaan berdasarkan pemendekan, 9)penamaan baru atau penggantian.

Penelitian yang berkaitan dengan penamaan, sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya yaitu oleh Emalisa dkk (2016) pada penelitiannya yang berjudul “Penamaan Desa dan Dusun Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso (Kajian Etimologi dan Semantik). Dalam penelitiannya Emalisa mendeskripsikan tentang latar belakang nama desa, asal-muasal nama desa, serta makna nama desa di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Dari data-data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nama-nama Desa dan Dusun tersebut terdapat yang berbentuk kata dasar, imbuhan, ulang, dan frasa. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang etimologi asal-muasal nama tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan unsur alam, benda, proses berdirinya, doa dan harapan, serta keadaan.

Selain itu penelitian yang berkaitan dengan penamaan juga pernah dilakukan oleh Michele Miozzo, dkk (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Early Parallel Activation Of Semantics and Phonology In Picture Naming: Evidence From a Multiple Linear Regressiom MEG Study” atau dalam terjemahannya dapat disebut juga dengan “Aktivasi Paralel Semantik dan Fonologi dalam Penamaan Gambar: Bukti dari Penelitian Multiple Linear Regression MEG”. Pada penelitian tersebut memaparkan tentang analisis penamaan gambar untuk menyelidiki efek awal dari variable yang secara khusus terkait

Page 4: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

161

dengan pemrosesan visual semantik dan fonologis dari suatu adanya aktivasi otak saat munculnya kompleksitas gambar visual.

Dari kedua penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Emalisa dan Michele, penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Hal ini dikarenakan penelitian ini memfokuskan penelitiannya terhadap analisis penamaan semantik yang berupa nama julukan yang diberikan oleh kalangan para mahasiswa terhadap tempat-tempat usaha di daerah lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Maka dari itu, dengan adanya latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan tersebut, masalah yang menjadi fokus penelitian ini terdiri dari beberapa hal yaitu, 1) bagaimana bentuk-bentuk nama julukan yang diberikan oleh para mahasiswa di daerah lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang? 2) bagaimana jenis-jenis nama julukan yang diberikan oleh para mahasiswa di daerah lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang?

Tujuan dari adanya penelitian ini yaitu mendeskripsikan bentuk-bentuk, dan jenis-jenis serta makna dari penamaan tempat usaha berdasarkan pemberikan nama julukan dari para mahasiswa di lingkungan sekitar Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu terdapat manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan serta wawasan yang berkenaan dengan kajian semantik serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penamaan dalam semantik. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini yaitu dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat khususnya para generasi muda di kalangan mahasiswa mengenai penamaan atau nama julukan apabila akan memberikan nama julukan terhadap hal-hal lainnya. Dengan demikian penelitian ini diberi judul “Analisis Julukan Tempat Usaha di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang (Kajian Semantik)”. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2017:3) penelitian kualitatif berkaitan dengan data yang bukan angka, mengumpulkan dan menganalisis data yang bersifat naratif yang digunakan untuk memperoleh banyak data serta informasi yang menyeluruh tentang isu atau permasalahan yang akan dipecahkan. Dengan demikian penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dikarenakan data nama julukan tempat usaha yang dihasilkan akan dipaparkan dalam bentuk kata-kata dan dijabarkan menjadi sebuah kalimat dan bukan dalam bentuk angka.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat ini dan memusatkan perhatian pada suatu permasalahan aktual sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung (Noor, 2011:34). Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bersifat deksriptif dikarenakan mendeskripsikan gambaran mengenai bentuk, jenis dan makna dari nama julukan tempat usaha. Data-data yang diperoleh dikumpulkan melalui pengamatan di lingkungan sekitar dan proses terjadinya penamaan julukan tersebut berdasarkan data-data yang aktual atau berdasarkan fakta dalam lingkungan kehidupan masyarakat.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu informan penelitian yaitu mahasiswa-mahasiswi yang bertempat tinggal di lingkungan sekitar UMM dan memberikan nama julukan pada suatu tempat serta dokumentasi nama tempat usaha di Daerah Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan data yang digunakan berupa data tulis yaitu kata dan frasa yang mengandung unsur-unsur penamaan yang terdapat

Page 5: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

162

dalam nama-nama warung, tempat usaha, toko, dan lain-lain. Selain itu juga menggunakan data lisan yang didapat dari pendeskripsian hasil wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa-mahasiswi UMM.

Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik interview atau wawacara, observasi serta dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan jenis teknik wawancara tak tersetruktur. Teknik wawancara ini merupakan teknik wawancara yang membebaskan partisipan bebas untuk berbicara tentang apa yang dianggap penting dengan sedikit arahan dari peneliti (Dawson, 2010:30). Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak terstuktur untuk membebaskan atau membuka ruang bebas kepada partisipan untuk dapat berbicara santai dan tidak merasa jenuh atau kaku dalam proses dilakukannya wawancara. Kemudian penelitian ini juga menggunakan teknik observasi dengan mengamati langsung tempat-tempat usaha yang didapatkan dari informasi seorang informan untuk memastikan penamaan dan adanya tempat tersebut yang kemudian akan didokumentasikan.

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010: 164) yang terdiri dari empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Langkah-langkah teknik analisis data tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai informan penelitian kemudian mendokumentasikan nama-nama tempat usaha tersebut melalui observasi ke lapangan langsung yang didapat melalui proses wawancara dari informan serta melakukan dokumentasi. Kedua, mentraskip data yang di telah diperoleh dari informan serta hasil dokumentasi. Ketiga, mengolah data dengan mengelompokkan data yang diperoleh dari informan berdasarkan teori penamaan serta menganalisis satu persatu data yang telah dikelompokkan berdasarkan bentuk, jenis penamaan, serta latar belakang atau asal muasal munculnya nama julukan tersebut. Terakhir, keempat yaitu menyimpulkan hasil analisis data sehingga dapat menjawab masalah penelitian.

Pengecekan keabsahan data mengguanak triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan data yang berasal dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu (Sugiyono, 2017:189). Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini yaitu dilakukan melalui bimbingan atau konsultasi dengan dosen, diskusi dengan teman sejawat, serta menggunakan berbagai teori dan konsepan yang berkaitan dengan penamaan yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Penamaan diri tidak hanya terbatas pada benda-benda seperti hewan, tumbuhan, nama orang, benda, ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari organisasi, komunitas, kota, negara dan lain-lain (Munazar, 2016:27). Namun, penamaan juga dapat ditemukan pada nama suatu tempat usaha yang biasa dikenal dengan nama julukan. Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti, yaitu terdapat 20 data yang ditemukan pada nama tempat usaha di lingkungan sekitar UMM terkait dengan penamaan atau julukan tempat usaha yang terdapat di lingkungan UMM tersebut. Maka dari itu berdasarkan data yang diperoleh, peneliti mengklasifikasikan data-data tersebut berdasarkan bentuk, jenis, dan makna penamaan atau nama julukan tempat usaha di lingkungan sekitar UMM. Berikut hasil dan pembahasan mengenai penamaan atau nama julukan yang berhubungan dengan bidang keilmuan semantik:

Page 6: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

163

Bentuk-Bentuk Nama Julukan Tempat Usaha Berdasarkan Struktur di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang

Bahasa adalah suatu sistem yang dibentuk dari unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah leksikon dan kata (dalam Istiana, 2012:8). Di dalam suatu penamaan juga dibentuk oleh berbagai variasi kata yang terdiri dari beberapa struktur. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan bentuk-bentuk nama jukukan dapat dikategorikan berdasarkan pada struktur yaitu kata dan frasa yang akan dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut: a. Kata

Menurut Kridalaksana (dalam Istiana, 2012:10) kata merupakan satuan terkecil yang dapat diujarkan secara bebas serta dapat berdiri sendiri. Di dalam nama julukan tempat usaha yang telah dianalisis terdapat beragam variasi kata pembentuknya. Di dalam analisis data yang telah diperoleh terdapat beberapa data nama julukan yang terdiri dari 1 kata.

Nama julukan yang diperoleh dari data yang telah diklasifikasikan terdapat 2 data yang di dalamnya dibentuk oleh 1 kata, yaitu nama julukan “Setan” yang berasal dari nama asli “Lalapan Sambel Setan” dan nama julukan “Anyung” yang berasal dari nama asli “Ayam Nyungsep”. Nama tempat usaha tersebut diberikan nama julukan yang terdiri dari satu kata dikarenakan untuk mempersingkat dan mempermudah dalam hal pengucapan secara lisan serta juga telah mengalami kesepakatan bersama antar kelompok. b. Frasa

Menurut Ramlan (dalam Supriyadi, 2014:4) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa yaitu ada S, P, O, Pel, dan K. Di dalam nama julukan yang telah dianalisis oleh peneliti terdapat berbagai macam klausa yang dibentuk dari 2 kata atau lebih yang terdiri dari berbagai macam klasifikasi yaitu berdasarkan nama jenis+sifat khas, nama jenis+kata sapaan+nama orang, nama makanan+nama tempat, serta nama benda+nama tempat.

Setelah kata, satuan kebahasaan yang lebih besar adalah frasa, yakni gabungan kata yang terdiri atas inti frasa dan penjelasnya serta terdiri lebih dari dua kata (Sugiarti, 2018: 174). Nama julukan yang dibentuk oleh frasa yang terdiri dari 2 kata yaitu nama julukan Jus Mehong (nama asli “De Juice” The Real Juice and Café), Salon Pink (nama asli “Edelweist Salon” Beauty and Spa Khusus Wanita), Jus Murah (nama asli Aneka Jus Buah dan Pop Ice “Mbak Sri”), Warung Hijau (Nasi Lalapan Bugenvil), Warung Coklat (nama asli Warung Bu Tin), Mas Ceking (Kau adalah Kawan), Swalayan Muhammadiyah(Mentari Swalayan), dan Geprek BCT (Geperek Amanah). Dari berbagai data yang telah dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 8 data nama julukan yang dibentuk atau disusun oleh frasa yang terdiri dari 2 kata.

Dilihat dari unsur jenis kata pembentuknya yaitu terdapat data julukan yang disusun berdasarkan nama jenis+sifat khas, dan nama jenis+nama tempat. “Jus Mehong” merupakan frasa yang disusun oleh kata “Jus” yang merupakan nama jenis dan “Mehong” merupakan nama sifat khas. Kemudian julukan “Geprek BCT” merupakan frasa yang disusun oleh kata “Geprek” merupakan nama makanan dan “BCT” merupakan nama tempat. Penamaan tersebut didasarkan pada ciri khas atau hal yang menjadi acuan dari adanya tempat usaha dan untuk memudahkan dalam membedakan antara tempat usaha yang satu dengan yang lainnya. Adapun data yang lainnya juga disusun oleh hal yang serupa dengan sampel yang dijelaskan tersebut.

Selanjutnya, nama julukan yang dibentuk oleh frasa yang terdiri dari 3 kata yaitu Warung Ibu Cantik (nama asli Ayam Laos Yootha), Toko Pak Galak (nama asli Toko

Page 7: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

164

“Subur”), Toko Ibu Rumpi (nama asli Toko Deni), Sate Mbak Madura (nama asli Warung Sate Ayam dan Kambing Maju Jaya), Warung Pak Edi (nama asli Warung 59), Nasi goreng Margo (nama asli Nasi Goreng “STAR”), dan Prinan belakang GKB 4 (Prima 2). Data tersebut terdapat 7 data yang telah diklasifikasikan berdasarkan frasa yang terdiri 3 kata oleh peneliti. Dilihat dari jenis kata pembentuknya pada nama julukan tersebut terdapat nama julukan yang dikelompokkan berdasarkan nama jenis+sifat khas, nama jenis+ kata sapaan+nama orang, dan nama makanan+nama tempat.

Julukan yang dibentuk berdasarkan nama jenis+sifat khas yaitu “Warung Ibu Cantik”. “Warung” merupakan nama jenis sedangkan “Ibu Cantik” merupakan sifat khas. Julukan yang dibentuk berdasarkan nama jenis+ kata sapaan+nama orang yaitu “Warung Pak Edi”. “Warung” merupakan nama jenis, “Pak” merupakan kata sapaan, dan “Edi” merupakan nama orang atau pemilik warung. Terakhir julukan yang dibentuk berdasarkan nama makanan+nama tempat yaitu “Geprek BCT” yaitu “Geprek” merupakan nama makanan dan “BCT” merupakan nama tempat yaitu perumahan Bukit Cemara Tujuh (BCT). Adapun data yang lainnya juga disusun oleh hal yang serupa dengan sampel yang dijelaskan tersebut.

Kemudian nama julukan yang dibentuk oleh frasa yang terdiri dari 4 kata yaitu Foto Kopi Pak Print (nama asli, Annisa 2 Print dan Photo Copy), dan Warung Mbak-Mbak Menggoda (nama asli Lalapan Ramba’an). Jadi, dapat disimpulkan bahwa frasa yang terdiri dari 4 kata terdapat 2 data yang telah diperoleh. Data tersebut dibentuk oleh nama jenis+sifat khas, dan nama jenis+nama tempat. Julukan yang dibentuk oleh nama jenis+sifat khas yaitu “Foto Kopi Pak Print” dibentuk oleh frasa “Foto kopi” yang merupakan nama jenis dan “Pak Print” yang merupakan sifat khas. Selanjutnya yaitu julukan yang dibentuk oleh nama jenis+nama tempat yaitu “Warung Mbak-Mbak Menggoda” yang dibentuk oleh kata “Warung” yang merupakan nama jenis dan “Mbak-mbak menggoda” merupakan sifat khas.

Terakhir nama julukan yang terdiri dari 5 kata hanya terdapat 1 data yaitu Foto Kopian Mas-Mas Ganteng (nama asli Champions Copy Centre and Prints Shop). Data tersebut dibentuk oleh kata berdasarkan nama jenis+sifat khas. “Foto Kopian” merupakan nama jenis sedangkan “Mas-mas Ganteng” merupakan sifat khas. Jenis-Jenis Nama Julukan Tempat Usaha Berdasarkan Ciri Khas di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang Penamaaan adalah salah satu bidang keilmuan semantik. Adanya suatu penamaan digunakan sebagai identitas yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri khas yang dimilikinya. Nama julukan merupakan persamaan dengan penamaan. Terdapat berbagai macam nama julukan di lingkungan sekitar UMM berdasarkan ciri khasnya masing-masing yang dijuluki oleh para mahasiswa UMM. Menurut Abdul Chaer (2013:44) penamaan terdiri dari 9 macam atau jenis yaitu 1)penamaan berdasarkan bunyi/peniruan bunyi, 2)penamaan berdasarkan penyebutan bagian, 3)penamaan berdasarkan penyebutan sifat khas, 4)penamaan berdasarkna penemu dan pembuat, 5)penamaan berdasarkan tempat asal, 6)penamaan berdasarkan bahan, 7) penamaan berdasarkan unsur keserupaan, 8)penamaan berdasarkan pemendekan, 9)penamaan baru atau penggantian. Berikut jenis-jenis penamaan atau julukan yang terdapat pada nama tempat usaha di lingkungan sekitar UMM: a. Penamaan berdasarkan sifat khas

Data jenis penamaan atau julukan berdasarkan sifat khas dapat dilihat dalam data di bawah ini:

Page 8: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

165

No Data

Julukan Nama Asli 1. Jus Mehong “De Juice” The Real Juice and Cafe 2. Foto Kopian Mas-Mas

Ganteng Champions Copy Centre and Prints Shop

3. Salon Pink “Edelweist Salon” Beauty and Spa Khusus Wanita

4. Foto Kopi Pak Print Annisa 2 Print dan Photo Copy 5. Toko Pak Galak Toko “Subur” 6. Warung Mbak-Mbak

Menggoda Lalapan Ramba’an

7. Warung Ibu Cantik Ayam Laos Yootha 8. Jus Murah Aneka Jus Buah dan Pop Ice “Mbak Sri” 9. Toko Ibu Rumpi Toko Deni 10. Sate Mbak Madura Warung Sate Ayam dan Kambing Maju Jaya 11. Warung hijau Nasi Lalapan Bugenvil 12. Warung coklat Warung Bu Tin 13. Mas ceking Kau adalah Kawan 14. Swalayan Muhammadiyah Mentari Swalayan

Penamaan berdasarkan sifat khas merupakan suatu pemberian nama pada sesuatu yang mencadi acuan atau referen berdasarkan sifat khas yang menonjol yang ada pada referen tersebut (Chaer, 2013:46). Di lingkungan sekitar UMM terdapat banyak sekali penamaan atau nama julukan pada suatu tempat usaha yang biasanya dijadikan sebagai sebutan atau julukan oleh para mahasiswa dengan tujuan untuk mempermudah dan membedakan antara tempat usaha yang satu dengan yang lainnya. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa penamaan berdasarkan sifat khas berjumlah 14 data. Data-data tersebut yaitu berupa nama julukan jus mehong, foto kopian mas-mas ganteng, warung Ibu Cantik, foto kopi Pak Print, toko Pak Galak, warung mbak-mbak menggoda, salon pink, jus murah, toko Ibu Rumpi, sate Mbak Madura, warung hijau, warung coklat, mas ceking, dan swalayan Muhammadiyah. Dalam data 1 dapat dilihat bahwa Jus mehong, merupakan julukan yang diberikan oleh mahasiswa terhadap suatu tempat usaha yang memiliki nama asli “De Juice” The Real Juice and Cafe. Jus mehong yaitu bahasa gaul anak jaman sekarang yang merupakan kata lain dari “Jus Mahal”. Tempat tersebut dijuluki dengan nama “Jus Mahal” dikarenakan harga-harga jus yang dijual oleh tempat tersebut terkenal mahal dibandingkan dengan tempat yang berjualan jus lainnya, sehingga dikarenakan mahalnya jus yang dijual akhirnya para mahasiswa yang sering membeli jus ke tempat tersebut memberikan nama julukan dengan kata “Jus mahal” untuk membedakan antara tempat jus tersebut dengan tempat jualan jus yang lainnya. Selain itu dalam data 2 dapat dilihat bahwa kata Foto Kopian Mas-Mas Ganteng adalah julukan pada tempat usaha foto kopi dan percetakan yang memiliki nama asli “Champions Copy Centre and Prints Shop”. Latar belakang dari adanya julukan nama tersebut terhadap tempat foto kopian yang bernama asli Champions Copy Centre and Prints Shop dikarenakan terdapat salah satu pelayan laki-laki yang bekerja di tempat itu memiliki wajah yang tampan atau ganteng. Maka dari itu, nama julukan tersebut digunakan dengan tujuan untuk mempermudah penyebutan nama tempat usaha dan membedakan tempat tersebut dengan yang lainnya sehingga dengan adanya mas-mas ganteng tersebut dijadikan sebagai ciri khas dari tempat foto kopian tersebut.

Page 9: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

166

Kemudian dalam data 3 terdapat julukan Salon Pink memiliki nama asli “Edelweist Salon” Beauty and Spa Khusus Wanita. Salon ini diberi julukan salon pink dikarenakan warna cat tembok dari salon tersebut dominan warna pink sehingga untuk mempermudah penyebutan nama salon yang terlalu panjang akhirnya para mahasiswa memberikan julukan yaitu berupa salon pink. Dengan demikian salon pink tersebut dibuat berdasarkan ciri khas dari warna cat tembok bangunan tempat usaha tersebut. Berdasarkan julukan-julukan nama tempat usaha yang telah dipaparkan tersebut. Julukan tersebut termasuk dalam penamaan berdasarkan sifat khas. Menurut Chaer (2013:46) penamaan berdasarkan sifat khas terbentuk dari suatu ciri makna yang disebut dengan kata sifat itu mendesak kata bendanya karena sifatnya yang amat menonjol sehingga kata sifatnya itulah yang menjadi nama bendanya. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa penamaan berdasarkan sifat khas merupakan suatu julukan terhadap sesuatu berdasarkan ciri khas yang mencolok dan menjadi salah satu pembeda antara suatu hal yang satu dengan yang lainnya. Adapun data ke 4-14 menggunakan terminologi dan alasan yang serupa dengan data 1-3.

b. Penamaan berdasarkan penyebutan bagian

No Data

Julukan Nama Asli 1. Setan Lalapan Sambel Setan

Tempat usaha Lalapan Sambel Setan memiliki nama julukan “Setan”. Julukan tersebut termasuk dalam jenis penamaan berdasarkan penyebutan bagian. Menurut Mukhlis (2016:41) penamaan berdasarkan penyebutan bagian yaitu penyebutan terhadap keseluruhan atau sebagaian dari suatu benda. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Mukhlis maka tempat usaha Lalapan Sambel Setan merupakan penamaan penyebutan bagian dikarenakan para mahasiswa UMM memberikan nama julukan “Setan” terhadap tempat tersebut yang mengartikan keseluruhan atau yang dimaksud dari kata “Setan” adalah keseluruhan dari tempat “Lalapan Sambel Setan”. Kata setan tersebut diambil dari bagian nama asli warung tersebut untuk mempersingkat penyebutan.

Menurut Manaf (dalam Mukhlis, 2016:46), penamaan berdasarkan penyebutan bagian yaitu penamaan dapat dilakukan dengan menyebutkan bagian dari objek yang dinamai. Julukan berdasarkan penyebutan bagian dibagi kembali menjadi dua macam yaitu pars prototo dan totem proparte. Penyebutan bagian tersebut dapat berupa penyebutan bagian yang mengartikan keseluruhan atau pars prototo dan penyebutan bagian dari keseluruhan tapi yang dimaksud adalah sebagian atau biasa disebut dengan totem proparte. Sebagaimana hal tersebut julukan “Setan” terhadap tempat usaha Lalapan Sambel Setan dapat dikategorikan sebagai jenis penamaan penyebutan bagian di kategori pars prototo yaitu menyebutkan nama bagian dari Lalapan Sambel Setan yaitu berupa kata “Setan” akan tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan bagian tempat usaha tersebut.

c. Penamaan berdasarkan pemilik/pembuat

No Data

Julukan Nama Asli 1. Warung Pak Edi Warung 59

Dari data yang telah diperoleh, sebuah warung yang memiliki nama asli “Warung 59” memiliki julukan sebagai “Warung Pak Edi”. Tempat tersebut dijuluki berdasarkan nama pemilik dari tempat usaha tersebut yaitu Pak Edi sehingga para mahasiswa UMM

Page 10: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

167

yang tinggal di sekitar tersebut menjuluki warung tersebut dengan nama warung Pak Edi bukan dengan nama aslinya yaitu warung 59. Penamaan tersebut merupakan penamaan berdasarkan nama pemilik tempat usaha. Penamaan berdasarkan pembuat atau penemunya merupakan penamaan pada suatu benda yang didasarkan pada nama penemunya, nama pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah sehingga nama orang pemiliknyalah yang kemudian menjadi nama benda hasil produksi itu (Chaer, 2013:47). Maka dari itu julukan Warung Pak Edi termasuk dalam penamaan berdasarkan pembuat atau penemu dikarenakan julukan tersebut dibuat berdasarkan dari nama pemilik warung tersebut. d. Penamaan berdasarkan tempat asal

No Data

Julukan Nama Asli 1. Nasi goreng Margo Nasi Goreng “STAR” 2. Geprek BCT Geprek Amanah 3. Prinan belakang GKB 4 Prima 2

Penamaan berdasarkan tempat asal dilakukan berdasarkan tempat asal objek atau benda tersebut (Mukhlis, 2016:42). Julukan tempat usaha yang terbentuk berdasarkan nama tempat asal atau lokasi dari tempat usaha tersebut dari data yang diperoleh terdiri dari dua macam data yaitu Nasi Goreng Marga dan Geprek BCT. Nasi goreng Margo merupakan nama julukan dari tempat usaha yang memiliki nama asli “Nasi Goreng STAR”. Para mahasiswa UMM menyebut tenpat tersebut dengan nama Nasi Goreng Margo dikarenakan letak dari tempat usaha tersebut terletak di jalan Margo Basuki, Jettis Kota Malang. Latar belakang tempat ataupun lokasi tempat usaha itulah yang menjadi dasar dari mahasiswa memberikan julukan tersebut untuk mudah membedakan tempat berjualan naso goreng tersebut dengan tempat nasi goreng lainnya.

Chaer (2013:48) menjelaskan bahwa nama benda dapat ditelusuri dari nama tempat asal benda tersebut. Hal ini juga berlaku terhadap nama suatu tempat usaha yaitu Geprek BCT merupakan nama julukan tempat usaha yang memiliki nama asli “Geprek Amanah”. Tempat usaha tersebut dijuluki dengan Geprek BCT dikarenakan temapat lokasi usaha tersebut terletak di perumahan Bukit Cemara Tujuh (BCT), Landungsari Kota Malang. Maka dari itu, mahasiswa menjuluki tempat geperek tersebut berdasarkan tempat asal dari tempat usaha tersebut didirikan. Julukan tersebut dibentuk dengan latar belakang untuk memudahkan dan membedakan antara tempat usaha Geprek yang satu dengan yang lainnya.

Selain itu penamaan berdasarkan tempat asal juga terdapat pada julukan “Prinan belakang GKB 4” yang merupakan julukan dari nama asli tempat usaha yaitu “Prima 2” para mahasiswa menyebut tempat usaha percetakan tersebut sebagai prinan belakang GKB 4 dikarenakan letak didirikannya tempat usaha tersebut yaitu di belakang kampus 3 UMM, lebih tepatnya dibelakang GKB 4 (Gedung Kuliah Bersama) dan tempat percetakan tersebut merupakan tempat percetakan satu-satunya yang dekat dan berada di belakang Gedung GKB 4. e. Penamaan berdasarkan pemendekan

No Data

Julukan Nama Asli 1. Anyung Ayam Nyungsep

Penamaan berdasarkan pemendekan merupakan penamaan yang dibentuk berdasarkan hasil penggabungan unsur-unsur huruf awal atau suku kata dari beberapa

Page 11: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

168

kata yang digabungkan menjadi satu yang biasa disebut dengan akronim atau singkatan (Chaer, 2013:51). Singakatan merupakan salah satu hasil dari proses pemendekan suatu huruf atau gabungan huruf (Sudjalil, 2018: 75). Berdasrkan data yang telah diperoleh hanya terdapat satu data yang terbentuk berdasarkan pemendekan yaitu julukan kata Anyung yang merupakan nama asli dari tempat usaha “Ayam Nyungsep”. Pemendekkan tersebut terjadi melalui proses pemendekan yang dilakukan melalui suatu pengekalan silabel pertama pada unsur/kata pertama yaitu “A” dan pengekalan silabel pertama dari unsur/kata kedua yaitu “Nyung” sehingga terbentuklah kata Anyung. Pemendekan tersebut termasuk dalam pemendekan akronim dikarenakan dari hasil pemendekan tersebut masih dapat terbaca oleh alat pengucapan manusia. Julukan berdasarkan pemendekan pada tempat usaha tersebut digunakan oleh mahasiswa untuk memudahkan dalam pengucapan agar tidak terlalu Panjang sehingga nama tempat usaha tersebut dapat disebutkab dengan cepat dan jelas. SIMPULAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa dalam julukan nama tempat usaha dapat dibedakan kembali berdasarkan bentuk-bentuk dan jenis-jenisnya. Di dalam bidang semantik bentuk-bentuk penamaan dapat dibedakan berdasarkan struktur yaitu baik dari kata dan frasanya. Sedangkan dalam jenis-jenis penelitian terdapat sembilan jenis penamaan akan tetapi yang terdapat dalam data yang diperoleh hanya beberapa jenis saja.

Berdasarkan bentuk-bentuk penamaan terdiri dari dua macam, berdasarkan kata dan frasa yang menunjukkan terdapat 2 data berdasarkan kata dan 18 kata lainnya berentuk frasa. Kemudian, jenis-jenis penamaan serta latar belakang julukannya yaitu terdapat 20 data berupa 14 data penamaan berdasarkan sifat khas, 1 data berdasarkan penyebutan bagian, 1 data penamaan berdasarkan nama pemilik, 3 data penamaan berdasarkan tempat asal, serta 1 data penamaan berdasarkan pemendekan. DAFTAR PUSTAKA Chaer, A. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Dawson, C. (2010). Metode Penelitian Praktis: Sebuah Panduan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar. Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika. Istiana. (2012). Bentuk dan Makna Nama-Nama Kampung di Kecamatan Kotagede.

Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. (Online). http://osf.io diakses 19 Desember 2020

Michele Miozzo, F. P., dkk (2014). Early Parallel Activation of Semantics and Phonology in Picture Naming: Evidence From a Multiple Linear Regression MEG Study. Oxford University Press distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License, 1-13. (Online). http://academic.oup.com diakses 19 Desember 2020

Mujianto, Gigit & Chrysan, Meydita. (2020). Basilek Sebagai Representasi Kekuasaan Dan Keakraban Dalam Tutur Penolakan Pada Interaksi Jual-Beli Pasar Tradisional. Jurnal Skripta, 6(2), 1-15, http://journal.upy.ac.id. (Online). Diakses 25 oktober 2020

Mukhlis, M. (2016). Penamaan Julukan Orang di Kelurahan Sedinginan Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir Suatu Kajian Semantik. Geram (Geram Aktif Menulis), 4(3), 40-48. (Online). http://jurnal2.webuir.com diakses 06 Oktober 2020

Page 12: PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

169

Munazar, A. (2016). Penamaan "Lum" pada Kelompok Masyarakat Dinamisme di Bangka Bagian Utara: Sebuah Tinjauan Semantik Pragmatik. Society, 6(2), 27-37. (Online). http://journal.ubb.ac.id diakses 09 Desember 2020

Murtiani, A. (2017). Tata Bhasa Indonesia. Yogyakarta: Araska. Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta:

Kencana. Pangesti, Fida. (2018). Senyapan dan Kilir Lidah Berdampingan dalam Produksi Ujaran.

Jurnal Hasta Wiyata, 2(1), 1-10. (Online). http://hastawiyata.ub.ac.id diakses 25 oktober 2020

Sudjalil. (2018). Tipologi Abreviasi dala, Surat Kabar Berbahasa Indonesia. Jurnal Kembara, 4(1), 72-85. (Online). http://ejournal.umm.ac.id diakses 25 oktober 2020

Sugiarti., Prihatin Arti., & Pangesti, Fida. (2018). Penggunaan Video Berbasis Teks dan Keranjang Bahasa untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Aspek Kebahasaan Laporan Hasil Observasi. JINOP (Jurnal Inovasi dan Pembelajaran), 4(2), 172-186. (Online). http://ejournal.umm.ac.id diakses 25 oktober 2020

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Supriyadi. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.