Upload
phamdieu
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROSIDING PESAT 2015
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Volume 6 – Oktober 2015
PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA
MELALUI REVITALISASI PERADABAN
ISSN : 1858 – 2559
PENERBIT
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina
Depok, Jawa Barat 16424
Telp: +62-21-78881112 ext. 455
Fax: +62-21-7872829
Email: [email protected]
Laman: http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat
ii
PESAT
Seminar Ilmiah Nasional Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil
Volume 6 – Oktober 2015
956 hal + xv
Editor:
Tri Wahyu Retno Ningsih, Vega Valentine, Indah Mulyani, Risnawati
Desain sampul: Tim Prosiding
Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
©2015. Hak cipta Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma. Dilarang
memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi prosiding ini dalam
bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotocopy,
memindai atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin dari penerbit.
ISSN : 1858 – 2559
iii
DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab:
Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.
Prof. Dr. Didin Mukodim MM.
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.
Ketua Dewan Redaksi:
Dr. Bertalya, SKom., DEA
Komite Ilmiah:
Prof. Dr. Didin Mukodim (Universitas Gunadarma)
Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras SE. Ak. MBA. (Universitas Gunadarma)
Prof. Sahat Sahala Pandjaitan (Universitas Lampung)
Prof. Dr. Waridin, MS. (Universitas Diponegoro)
Prof. Dr. Indah Susilowati, MSc. (Universitas Diponegoro)
Prof. Jamaluddin Ancok (Universitas Gunadarma)
Dr. M.M. Nilam Widyarini, MPsi., Psikolog (Universitas Gunadarma)
Dr. Raziq Hasan, Ir. MTArs. (Universitas Gunadarma)
Dr. Heri Suprapto (Universitas Gunadarma)
Dr. Totok Suhardiyanto, MHum. (Universitas Indonesia)
Dr. Ir. Budi Hermana, M.M. (Universitas Gunadarma)
Prof. Antariksa Sudikno, MEng., PhD. (Universitas Brawijaya)
Editor Pelaksana:
Tri Wahyu Retno Ningsih, SS, MM
Dr. Jacobus Belida Blikololong
Indah Mulyani, SPsi., MSi
Vega Valentine, ST, MMSI, MSc.
Nurlalila, SS, MHum.
Risnawati, SP, MSi.
Sandhi Prajaka, SKom., MMSI
Sampul:
Tim Prosiding
Penerbit:
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
iv
PANITIA PELAKSANA SEMINAR
Penasehat:
Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM.
Prof. Suryadi Harmanto, SSi., MMSI.
Agus Sumin, SSi., MM
Penanggung Jawab:
Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.
Prof. Dr. Didin Mukodim MM.
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.
Ketua Panitia:
Dr. Sri Hermawati, SE., MM.
Sekretaris:
Dr. Bertalya, SKom., DEA
Bendahara:
M.S. Harlina, S.Kom., MMSI
Sekretariat:
Ida Ayu Ari Angreni, ST, MMT
Lilis Setyowati, ST
Riyanto Wibowo, ST
Sarana dan Prasarana:
Dr. Harjanto Sutedjo, MM
Remi Senjaya, SKom. MMSI
Edy Prihantoro, SS, MMSI
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-365
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL PADA
SAHAM KOMPAS-100 DENGAN METODE INDEKS TUNGGAL
Jaya Saputra Tuankotta
Sugiharti Binastuti
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Portofolio optimal adalah sekumpulan kesempatan investasi yang bertujuan untuk memilih
kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimilikinya, yaitu berupa keuntungan yang
optimal yang berarti bahwa mendapat keuntungan yang tertinggi pada risiko tertentu atau
mendapat keuntungan tertentu pada risiko terendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis
pembentukan dan pergerakan portofolio optimal investasi saham pada indeks kompas 100 dalam
tiga periode tahunan selama Januari 2013 - Mei 2015 dengan menggunakan model indeks
tunggal. Dari hasil penelitian diketahui tingkat keuntungan portofolio dalam periode 3 tahunan
secara berturut-turut adalah 10,6%, 5.91%, dan 13.5% dengan risiko portofolio adalah masing-
masing periode sebagai berikut 12.5%, 10.1%, dan 17.1%. Dari perhitungan ke tiga periode
tersebut diketahui pada periode I terdapat 4 saham, periode II terdapat 4 saham, periode III
terdapat 8 saham yang merupakan saham pembentuk portofolio dan dari hasil tersebut telah
menunjukkan adanya pergerakan saham pembentuk portofolio optimal.
Kata kunci: single indeks model, kompas 100, portofolio optimal
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia investasi
mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Hal ini bisa dilihat banyaknya
instrument-instrumen investasi yang
tersedia dipasaran baik yang disediakan
oleh lembaga keuangan maupun
nonkeuangan. Salah satu sarana investasi
jangka panjang dalam instrument
keuangan yang sering digunakan oleh
institusi-institusi pemerintah, swasta,
maupun BUMN dalam mencari
pendanaan jangka panjang atau
menginvestasikan uang yang dimiliki
untuk memperoleh manfaat dimasa yang
akan datang yang kita kenal adalah saham.
Jumlah emiten yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 mencapai 507 perusahaan. Hal ini tentu
akan memberikan banyak pilihan kepada
para investor individual atau institusi,
bahwa saham apa yang seharusnya layak
untuk di investasikan agar memperoleh
manfaat keuntungan di masa yang akan
datang. Dalam berinvestasi ada 2 hal yang
harus benar-benar diperhatikan ketika
hendak berinvestasi, diantaranya berapa
tingkat keuntungan yang akan diperoleh
dan berapa besar tingkat risiko yang akan
dihadapi. Tingkat keuntungan setiap
saham berbeda-beda antara saham satu
dengan lainnya, begitupun dengan risiko
yang ditawarkan oleh setiap investasi
berbeda-beda.
Umumnya investor bersikap
menghindari risiko (risk avoiding), maka
investor hanya akan memilih investasi
yang lebih kecil risikonya bila dihadapkan
pada pilihan return yang sama, meskipun
untuk memperoleh profit yang tinggi
seringkali terbatas oleh adanya risiko
tertentu. Untuk dapat meminimalisir
tingkat risiko yang akan dihadapi, maka seorang investor harus dapat melakukan
diversifikasi dalam bentuk portofolio.
Analisis yang digunakan yang
berhubungan dengan risiko dan tingkat
return portofolio adalah model indeks
tunggal. Model indeks tunggal didasarkan
pada pengamatan bahwa harga dari suatu
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-366 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham…
saham akan berfluktuasi searah dengan
pergerakan indeks harga pasar.
Portofolio optimal pada metode
indeks tunggal didasarkan pada proksi
yang biasa disebut Excess Return to Beta
Ratio (ERB), yaitu rasio antar excess-
return dengan beta. Portofolio optimal
akan berisi aktiva-aktiva dengan nilai
rasio ERB yang tinggi, sedangkan nilai
rasio ERB lebih kecil tidak dimasukkan ke
dalam portofolio optimal. Oleh karena itu,
diperlukan proksi pembatas yaitu Cut off
point yang merupakan titik pembatas yang
memisahkan saham-saham mana saja
yang akan dimasukkan dalam portofolio
optimal.
Penelitian ini dilakukan untuk
implementasi dan analisis portofolio
saham yang memaksimalkan return dan
meminimalkan risiko dengan membentuk
portofolio optimal.
Berdasarkan uraian latar belakang yang
telah di jelaskan diatas, studi ini bertujuan
untuk menganalisis pembentukan
portofolio saham optimal pada Saham
Kompas 100 menggunakan metode indeks
tunggal periode 2010-2015.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk memberi gambaran yang
lebih detail mengenai suatu gejala atau
fenomena (Prasetyo, 2007:42). Adapun
hal-hal yang akan dideskripsikan, dicatat,
dianalisis dan diinterpretasikan dalam
peneliltian ini adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan pembentukan portofolio
saham-saham Kompas 100 di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013-2015
dengan menggunakan Model Indeks
Tunggal.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Tingkat keuntungan (return) dan
risiko saham Tingkat keuntungan (return) saham
adalah selisih antara harga
pembukaan dengan harga penutupan
saham.(Ross et.al, 2002:238):
(1)
Dimana :
Ri = Tingkat Keuntungan Realisasi
Pt = Harga Saham Periode t
Sedangkan tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return) (Zubir,
2011:5):
(2)
Dimana :
E(Ri) =tingkat keuntungan yang
diharapkan saham i
Rit = tingkat keuntungan saham i pada
hari ke t
N = periode waktu atau periode jumlah
hari observasi
2. Risiko saham: perbedaan antara
tingkat keuntungan yang diinginkan
(expected return) dan realisasi tingkat
keuntungan yang terjadi (realized
return). Standar deviasi adalah
pengukuran yang digunakan untuk
menghitung risiko (Zubir, 2011:23):
(3)
Dimana :
Rit = tingkat keuntungan saham i
pada hari ke t
E(Ri) = jumlah keuntungan yang
diharapkan saham i
n = jumlah hari observasi
3. Tingkat keuntungan dan risiko
pasar a. Tingkat keuntungan pasar
(Jogiyanto, 2003:232):
(4)
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-367
Rmt = tingkat keuntungan pasar
periode t
IHSGt = IHSG periode t
= IHSG periode
sebelumnya
a. Risiko Pasar adalah selisih antara
tingkat keuntungan yang
diharapkan dengan tingkat
keuntungan pasar yang
terealisasi.
(5)
Dimana :
= varian tingkat keuntungan
pasar
Rmt = tingkat keuntungan pasar
pada hari ke t
E(Rm) = tingkat keuntungan
pasar yang diharapkan
n = jumlah hari observasi
4. Kovarians, Beta dan Alpha a. Kovarians antara return pasar dan
return pasar dapat dihitung
dengan rumus (Jones, 2010:176):
(6)
Dimana:
= covarians antara saham dan pasar
Ri = tingkat keuntungan pada
saham i
E(Ri) = tingkat keuntungan yang
diharapkan dari saham
m = kemungkinan hasil sejumlah
dari periode pengamatan suatu
saham
b. Beta dapat dihitung dengan rumus
(Bodie et.al, 2002:302):
(7)
Dimana :
βi= beta saham
im = kovarian tingkat keuntungan
antara saham i dengan tingkat
keuntungan pasar
= varian tingkat keuntungan
pasar
c. Alpha merupakan variabel yang
tidak dipengaruhi oleh tingkat
keuntungan pasar. (Bodie et.al,
2002:295):
Dimana :
= Alpha saham E(Ri) = tingkat keuntungan yang
diharapkan dari saham i
5. Varians dari Kesalahan Residu
Varians dari kesalahan residu
merupakan variabel yang
menunjukkan besarnya risiko tidak
sistematis.(Bodie et.al, 2002:295):
(8)
Dimana :
= varians dari kesalahan residu
= varians residu
= beta saham
= varians tingkat keuntungan
pasar
a. Tingkat Excess Return to Beta (ERB)
(Jogiyanto, 2003:253):
(9)
Dimana :
ERBi = Excesss Return to Beta saham
ke-i
E(Ri) = tingkat keuntungan saham
yang diharapkan
Rbr = tingkat keuntungan aktiva
bebas risiko
βi= beta saham ke-i
b. Cut off Rate (Ci ) merupakan titik
pembatas yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu saham
dapat dimasukkan ke dalam
portofolio atau tidak.(Fakhruddin dan
Hadianto, 2001:194):
(10)
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-368 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham…
Dimana :
E(Ri) = tingkat keuntungan yang
diharapkan untuk saham ke-i
Rbr = tingkat keuntungan aktiva
bebas risiko
βi= beta saham ke-i
= varian dari kesalahan residu
(11)
Dimana :
= beta saham i
= varians dari kesalahan residu
Setelah mendapat nilai Ai dan Bi,
selanjutnya nilai Ci dapat dihitung
dengan rumus (Jogiyanto, 2003:255):
(12)
Menentukan Besarnya Proporsi Dana
(Xi )
(13)
Dengan Xi adalah sebesar :
(14)
Dimana :
Wi = proporsi saham ke-i
k = jumlah saham di portofolio optimal
βi= beta saham ke-i
= varians dari kesalahan residu saham
ke-i
ERBi = Excess Return to Beta saham ke-i
C* = nilai cut-off point yang merupakan
nilai terbesar
a. Tingkat keuntungan portofolio
(Jogiyanto, 2003:247):
E(Rp) = αp + βp . E(Rm) (15)
Dimana :
E(Rp) = tingkat keuntungan yang
diharapkan dari portofolio
αp= rata-rata tertimbang dari alpha
tiap saham
βp= rata-rata tertimbang dari beta
tiap sekuritas
E(Rm) = tingkat keuntungan yang
diharapkan dari pasar
b. Risiko portofolio (Fakhruddin dan
Hadianto, 2001:248):
(16)
Dimana :
= varian portofolio
= risiko yang
berhubungan dengan pasar
= rata-rata tertimbang
dari resiko masing-masing
perusahaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 merupakan perbandingan
tingkat keuntungan yang dihasilkan atas
saham dengan sertifikat bank Indonesia,
apabila kita memutuskan ingin
berinvestasi pada salah satu instrument
saham atau sertifikat bank Indonesia.
Selama periode penelitian terlihat bahwa
tingkat keuntungan yang diberikan oleh
SBI jauh lebih tinggi jika dibandingkan
tingkat keuntungan pasar saham, namun
bukan berarti bahwa SBI tidak memiliki
tingkat risiko sama sekali. SBI memiliki
risiko, namun risiko yang diberikan itu
sangat kecil, karena SBI mendapat
jaminan dari pemerintah langsung. Oleh
karenanya SBI disebut sebagai investasi
bebas risiko.
Tabel 1. Perkembangan Return dan Risiko Pasar serta Risk-free
INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Market Return 3.18% 0.65% 0.83% -0.30% 1.56% 0.08%
Market Risk 4.20% 3.76% 2.82% 4.23% 2.14% 2.57%
Δ Risk-Free 2010-2015 6.70% 6.54% 4.41% 5.79% 7.04% 6.71%
Sumber: Hasil Olah Data
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-369
Saham Agresif dan Pasif
Saham terhadap kondisi pasar
secara umum ditunjukkan oleh koefisien
beta (β). Koefisien beta dapat bernilai
positif ataupun negative. Jika beta positif,
maka kenaikan tingkat keuntungan pasar
akan menyebabkan kenaikan tingkat
keuntungan saham. Sedangkan jika beta
negative, maka kenaikan tingkat
keuntungan pasar akan menyebabkan
penurunan tingkat keuntungan saham.
Besarnya koefisien beta (β) yang normal
adalah β=1. Bila β<1 disebut sebagai
saham yang lemah (defensive stock), yang
berarti jika ada kenaikan tingkat
keuntungan pasar sebesar X% maka
tingkat keuntungan saham akan naik
kurang dari X% dan begitu pula
sebaliknya. β>1 disebut saham agresif
(aggressive stock), yang berarti jika
tingkat keuntungan pasar naik sebesar X%
maka tingkat keuntungan saham akan
mengalami kenaikan lebih dari X% dan
begitu pula sebaliknya.
Pada tabel diatas saham yang
memiliki nilai β<1 dimiliki oleh MPPA,
BUMI, JSMR, INTP, ADMG, BHIT,
AISA, BBRI, INCO, PTBA, MEDC,
ANTM, BNII, ASII, GGRM, ITMG,
ISAT, TINS, UNTR, AALI, SGRO, ISIP.
Sedangkan yang memiliki nilai β>1 ialah
PLNF, SMRA, ASRI, BBKP, CTRA,
ADHI, BBNI, CPIN, PNBN, KIJA,
ENRG, RALS, BSDE, SMCB, PGAS,
TLKM, BKSL, BMRI, AKRA, KLBF,
BDMN, ADRO, GJTL, INDY, SMGR,
LPKR, BBCA, MNCN.
Besarnya koefisien beta (β) yang
normal adalah β=1. Bila β<1 disebut
sebagai saham yang lemah (defensive
stock), yang berarti jika ada kenaikan
tingkat keuntungan pasar sebesar X%
maka tingkat keuntungan saham akan naik
kurang dari X% dan begitu pula
sebaliknya. β>1 disebut saham agresif
(aggressive stock), yang berarti jika
tingkat keuntungan pasar naik sebesar X%
maka tingkat keuntungan saham akan
mengalami kenaikan lebih dari X% dan
begitu pula sebaliknya.
Tabel 2 Saham Agresif dan Pasif Tahun 2014
Aggressive Stocks Defensive Stocks
SAHAM βi>1 SHM βi>1 SAHAM βi<1
ADHI 4.9 TINS 1.8 PGAS 0.86
BKSL 4.1 SMGR 1.73 CPIN 0.84
SMRA 3.29 INDY 1.51 RALS 0.71
SGRO 2.85 BBRI 1.49 BNII 0.69
CTRA 2.59 ADMG 1.47 BBKP 0.63
ASRI 2.43 PNLF 1.42 LPKR 0.6
INCO 2.41 BMRI 1.4 GGRM 0.6
AALI 2.37 BSDE 1.29 MEDC 0.37
ANTM 2.33 KIJA 1.29 SMCB 0.24
AISA 2.28 AKRA 1.29 MNCN 0.24
UNTR 2.27 BBNI 1.25 BBCA 0.21
JSMR 2.2 KLBF 1.24 BDMN -0.15
PNBN 2.04 BHIT 1.16 ITMG -0.29
BUMI 1.99 ENRG 1.15 ISAT -0.33
GJTL 1.98 ISIP 1.14 ADRO -1.97
ASII 1.96 TLKM 1.11
MPPA 1.82 PTBA 1.03
INTP 1.81
Sumber: Hasil Olah Data
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-370 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham…
Tabel 3
Saham Agresif dan Pasif Tahun 2015
Aggressive Stocks Defensive Stocks
SAHAM βi>1 SAHAM βi<1 SAHAM βi<1
MPPA 3.29 PGAS 0.89 INTP
-
0.14
BKSL 3.27 PNLF 0.78 BNII
-
0.18
MNCN 2.93 SGRO 0.58 CTRA
-
0.25
BHIT 2.46 ENRG 0.57 INDY
-
0.27
ITMG 2.4 ANTM 0.5 AALI
-
0.38
KIJA 2.26 AKRA 0.49 TINS
-
0.53
GJTL 1.94 ADHI 0.48 MEDC
-
0.69
PNBN 1.9 BBKP 0.45 INCO
-
0.98
BDMN 1.82 ISAT 0.43 SMCB
-
1.55
BMRI 1.63 SMRA 0.33 BUMI
-
1.69
BBNI 1.59 TLKM 0.3
BBRI 1.55 GGRM 0.27
BSDE 1.47 ADRO 0.13
ASII 1.43 ASRI 0.04
BBCA 1.4 KLBF
-
0.02
UNTR 1.4 ISIP
-
0.09
AISA 1.21 SMGR
-
0.09
CPIN 1.13 RALS -0.1
JSMR 1.12 PTBA
-
0.12
LPKR 1.06 ADMG
-
0.14
Sumber: Hasil Olah Data
Pada tabel 2, saham yang memiliki
nilai β<1 dimiliki oleh PGAS, PNLF,
SGRO, ENRG, ANTM, AKRA, ADHI,
BBKP, ISAT, SMRA, TLKM, GGRM,
ADRO, ASRI, KLBF, ISIP, SMGR,
RALS, PTBA, ADMG, INTP, BNII,
CTRA, INDY, AALI, TINS, MEDC,
INCO, SMCB, BUMI.
Sedangkan yang memiliki nilai
β>1 ialah MPPA, BKSL, MNCN, BHIT,
ITMG, KIJA, GJTL, PNBN, BDMN,
BMRI, BBNI, BBRI, BSDE, ASII,
BBCA, UNTR, AISA, CPIN, JSMR,
LPKR.
Penentuan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal
Perhitungan untuk menentukan
portofolio optimal akan sangat di
mudahkan jika hanya didasarkan pada
sebuah angka yang dapat menentukan
apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan
kedalam portofolio optimal tersebut.
Angka tersebut adalah rasio antar excess
return dengan beta (excess return to beta).
Excess return didefinisikan sebagai selisih
tingkat keuntungan yang diharapkan
dengan tingkat keuntungan aktiva bebas
risiko. Excess return to beta berarti
mengukur kelebihan tingkat keuntungan
relative terhadap satu unit resiko yang
tidak dapat di deversifikasikan yang di
ukur dengan beta. Rasio ini juga
menunjukkan hubungan antara dua factor
penentu investasi, yaitu tingkat
keuntungan dan risiko suatu saham.
Metode yang digunakan dalam
pembentukan portofolio optimal dari 50
saham ini adalah model indeks tunggal
(single index model). Dalam penelitian ini
saham-saham yang akan di masukkan
dalam suatu portofolio, perlu adanya suatu
kriteria tertentu.
Pada model indeks tunggal,
langkah pertama yang dilakukan adalah
menyusun ke-50 saham tersebut kedalam
peringkat berdasarkan rasio kelebihan
tingkat pengembalian terhadap beta
(excess return to beta). Selama periode
2013-2015 dengan jumlah sampel saham
sebanyak 50 emiten, berdasarkan hasil
saringan yang dilakukan, diantaranya :
1. Saham yang selalu masuk listing
selama 3 periode tahun berturut-turut
2. Mimiliki nilai ERB>C*
Dari 2 kriteria diatas maka saham yang
masuk dalam portofolio optimal hanya 4
saham pada tahun 2013, 4 saham pada
tahun 2014, dan 16 saham pada tahun
2015.
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-371
Tabel 4
Saham Pembentuk Portofolio Optimal Periode 2013 dan 2014
JAN 2013-DES 2013 JAN 2014-DES2014
Saham ERB c* Saham ERB c*
AALI 0.169775 0.000968 ADRO 0.035534 0.0002055
ISIP 0.107248 0.000968 BDMN 0.411232 0.0002055
SGRO 0.219434 0.000968 MEDC 0.085835 0.0002055
UNTR 0.485042 0.000968 PNBN 0.053304 0.0002055 Sumber: Hasil Olah Data
Pada periode januari 2013-
desember 2013 hanya terdapat 4 saham
dari 50 sampel saham yang memiliki nilai
ERB positif dan nilai ERB>C*, sehingga
ke-4 saham tersebut masuk dalam dalam
portofolio. Saham tersebut diantaranya
AALI, ISIP, SGRO, UNTR. Pada periode
januari 2014-desember 2014 hanya
terdapat 4 saham dari 50 sampel saham
yang memiliki nilai ERB positif dan nilai
ERB>C*, sehingga ke-4 saham tersebut
masuk dalam portofolio. Saham tersebut
diantaranya ADRO,BDMN, MEDC,
PNBN.
Pada Januari 2015-Mei 2015
terdapat 16 saham dari 50 sampel saham
yang memiliki nilai ERB positif dan nilai
ERB>C*, sehingga ke-16 saham tersebut
masuk dalam portofolio. Saham tersebut
diantaranya : AALI, ADMG, BNII,
BUMI, CTRA, INCO, INDY, INTP,
KLBF, ISIP, MEDC, PTBA, RALS,
SMCB, SMGR, TINS.
Berdasarkan tabel 6, portofolio
yang terbentuk pada tahun 2013 terdiri
dari 4 saham yaitu: AALI, ISIP, SGRO,
UNTR, dimana dari portofolio tersebut
menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan sebesar 10,6% dengan tingkat
risiko sebesar 12,4% pertahun. Sementara
untuk tahun 2014, Saham yang menjadi
pembentuk portofolio adalah ADRO,
BDMN, MEDC, PNBN, dimana dari
portofolio tersebut menghasilkan tingkat
keuntungan yang diharapkan sebesar
5,91% dengan tingkat risiko sebesar
10,16% pertahun.
Pada lima bulan pertama tahun
2015, jumlah saham pembentuk portofolio
terdiri dari 8 saham yaitu ADMG, BNII,
INTP, KLBF, PTBA, RALS, SMGR,
TINS, dimana dari portofolio tersebut
menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan sebesar 13,58% dengan
tingkat risiko sebesar 17,1% pertahun.
Tabel 5
Saham Pembentuk Portofolio Optimal Periode 2015
JAN 2015-MAY 2015
Saham ERB c* Saham ERB c*
AALI 0.169316 0.002229 KLBF 3.1862 0.002229
ADMG 0.866982 0.002229 ISIP 1.217793 0.002229
BNII 0.443075 0.002229 MEDC 0.107501 0.002229
BUMI 0.051189 0.002229 PTBA 0.846567 0.002229
CTRA 0.220071 0.002229 RALS 0.783435 0.002229
INCO 0.084014 0.002229 SMCB 0.082551 0.002229
INDY 0.475844 0.002229 SMGR 1.124088 0.002229
INTP 0.564525 0.002229 TINS 0.277163 0.002229
Sumber: Hasil Olah Data
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-372 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham…
Tabel 6
Alpha, Beta, Return, dan Risk Portofolio
Januari 2013-Desember 2013 Januari 2014-Desember 2014
Saham αp βp Saham αp βp
AALI 0.16 0.95
ADRO 1.8 50.7
ISIP 0.18 1.66
BDMN 2.65 6.46
SGRO 3.05 13.9
MEDC 0.21 2.41
UNTR 7.39 15.23
PNBN 0.25 4.72
∑αp dan ∑βp 10.78 31.74 ∑αp dan ∑βp 4.91 64.29
E(Rp) 0.1068
E(Rp) 0.0591
σp2 0.0156
σp2 0.0103
P 0.1248 Σp 0.1016
Sumber: Hasil Olah Data
Tabel 7
Alpha, Beta, Return, dan Risk Portofolio
Periode Jan 2015-May2015
Saham αp βp
ADMG 1.19 1.37
BNII 37.97 85.70
INTP 0.47 0.84
KLBF 39.25 12.32
PTBA 1.12 1.33
RALS 0.05 0.07
SMGR 5.29 4.71
TINS 50.27 181.39
∑αp dan ∑βp 135.63 287.71
E(Rp) 0.1358
σp2 0.0293
σp 0.171
Sumber: Hasil Olah Data
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: a) Setelah
dilakukan perhitungan dengan
menggunakan metode indeks model,
selama 6 periode, dimana pada periode
Januari 2010-Desember 2011 diperoleh 9
saham yang memenuhi kriteria dalam
pembentukan portofolio optimal
diantaranya ADHI, ASRI, BBNI, BHIT,
CPIN, GJTL, KLBF, ISIP, MNCN. Pada
periode Januari 2011-Desember 2011
diperoleh 9 saham yang memenuhi
kriteria dalam pembentukan portofolio
optimal diantaranya ADRO, BDMN,
CPIN, MEDC, MNCN, PTBA, RALS,
SGRO, TINS. Pada periode Januari 2012-
Desember 2012 diperoleh 6 saham yang
memenuhi kriteria dalam pembentukan
portofolio optimal diantaranya adalah
ADHI, AISA, BHIT, KLBF, MNCN,
RALS. Pada periode 2013 diperoleh 4
saham yang memenuhi kriteria dalam
pembentukan portofolio optima
diantaranya adalah AALI, ISIP, SGRO,
UNTR. Pada paeriode 2014 diperoleh 4
saham yang memenuhi Kriteria dalam
pembentukan portofolio optimal
diantaranya adalah ADRO, BDMN,
MEDC, PNBN. Pada periode Januari
2015-May 2015 diperoleh 8 saham yang
memenuhi kriteria dalam pembentukan
portofolio optimal diantaranya adalah
ADMG, BNII, INTP, KLBF, PTBA,
RALS, SMGR, TINS; b) Secara rata-rata
selama periode penelitian return
Portofolio optimal yang terbentuk adalah
10% dengan tingkat risiko sebesar 13,2%.
Bagi pada investor hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan
keputusan investasi dalam bentuk saham
dimasa yang akan datang yaitu dengan
membentuk portofolio optimal, sehingga
dapat menghasilkan return yang optimal
dan dapat meminimalisir risiko yang
ditanggung. Sementara untuk perusahaan
yang sahamnya belum memenuhi syarat
untuk masuk dalam portofolio optimal,
sebaiknya melakukan perbaikan kinerja
perusahaannya, agap performa sahamnya
meningkat. Bagi para peneli dan praktisi
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-373
dunia investasi,disarankan untuk
mengembangkan memperkaya analisis
optimasi portofolio saham dengan metode
lain, seperti menggunakan metode
Markowitz atau metode-metode lainnya
yang lebih akurat dalam mengevaluasi
kandidat saham-saham khususnya yang
berkaitan dengan analisis portofolio
optimal.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, kamarudin. 2004. Dasar-Dasar
Manajemen Investasi dan
Portofolio. Cetakan Kedua. Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Fakhrudin, M Hendy dan Tjiptono
Darmadji. 2011. Pasar Modal di
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi
Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: AMP YKPN
Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Kasiram. 2008. Metodologi Penelitian
Kualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta:
UIN-Maliki Press
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan
Pasar Modal. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Ekonisia