35

PROSIDING - aditkilus.files.wordpress.com fileMenteriKoordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 2. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 3. Sekretaris Kabinet

Embed Size (px)

Citation preview

PROSIDING

KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI UNTUK KEJAYAAN BANGSA

DAN NEGARA

JAKARTA, 25 – 27 Juli 2016

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

ii

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

INOVASI TEKNOLOGI UNTUK KEJAYAAN BANGSA DAN NEGARA Penyunting : Prof. Dr-Eng, Eniya Listiani Dewi, B.Eng. Desain Layout : Zulaicha Dwi Hastuti, MT., Amrullah Kamaruddin, ST., MTI Desain Sampul : Sakina Rahmania, S.Pd Penerbit : BPPT Press Cetakan Pertama, September 2016 Buku ini diterbitkan pada September 2016 sebagai Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, tanggal 25

– 27 Juli 2016 ISBN : 978-602-410-048-3

Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Hak Cipta © 2016 dilindungi oleh Undang-Undang

All right reserved

Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT)

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

iii

SUSUNAN KEPANITIAAN KTN 2016

1. PENGARAH

1. MenteriKoordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 2. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 3. Sekretaris Kabinet RI 4. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 5. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 6. Menteri Pertanian 7. Menteri Kelautan dan Perikanan 8. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

2. KOMISI BIDANG TEKNOLOGI A. KOMISI ENERGI

Ketua : Deputi Kepala BPPT Bidang TIEM Wakil : 1. Direktur PTSEIK – TIEM

2. Kepala B2TKE – TIEM 3. Kepala BTBRD – TIEM

Sekretaris Umum : 1. Dr. Sri Djangkung Sumbogo Murti

2. Ir. Arie Rahmadi, M.Eng. 1. REVIEWER/TIM PERUMUS

Ketua : Dr. As Natio Lasman Sekretaris : Dr. Edi Hilmawan Anggota :

Kelistrikan : 1. Dr. Andhika Prastawa, MSEE. 2. Dr. M.A.M. Oktaufik 3. Dr. Agus R. Hoetman 4. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng. 5. Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc. 6. Prof. Dr. Hamzah Hilal 7. Prof. Dr. Herliyani Suharta 8. Hariyanto 9. Dr. Oo Abdul Rosyid

Bahan Bakar : 1. Dr. Adiarso

2. Dr. Dr. Edi Hilmawan 3. Dr. Semuel Pati Senda 4. Dr. Hens Saputra 5. Dr. Herman Hidayat 6. Dr. Joni Prasetyo

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

iv

2. MATERI : 1. Ir. Maharani Dewi Solikhah, M.Eng.

2. Bina Restituta Barus, ST. 3. Dian Khairiani, Amd. 4. Esti Mega Maulidayanti

3. NOTULENSI/ PIC SESI SIDANG

1. Dr. Edi Hilmawan 2. Dr. Oo Abdul Rosyid 3. Dr. Sri Djangkung Sumbogo Murti 4. Dr. Hens Saputra 5. Dr. Hariyanto 6. Ir. Sudirman Palaloi, MT. 7. Ir. Arie Rahmadi, M.Eng. 8. Ir. Maharani Dewi Solikhah, M.Eng.

B. KOMISI PANGAN

Ketua : Deputi Kepala BPPT Bidang TAB Wakil :1. Direktur PTPP

2. Direktur PTA 3. Kepala Balai B2TP 4. Kepala Balai Bioteknologi

Sekretaris Umum : Favilia Franziska, S.Psi.

REVIEWER/SELEKSI PAPER Ketua : Prof. Dr. drh. Herdis, M.Si. Wakil Ketua : Prof. Netty Widyastuti Anggota :

1. Prof. Dr. Suyanto Pawiroharsono 2. Prof. Bambang Haryanto, MS. 3. Dr. Ratu Siti Aliah, M.Sc. 4. Dr. Is Helianti, M.Eng. 5. Dr. R.D. Esti Widjayanti 6. Dr. Rofiq Sunaryanto, M.Si. 7. Drs. Agus Tri Putranto, MM.

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

v

SEKRETARIAT :

1. Dr. Farida Rosana Mira 2. Favilia Franziska, S.Psi. 3. Irni Furnawanthi, M.Si. 4. Linda Novita, M.Si. 5. Siti Zulaeha, S.Si. 6. Eka Nurhangga , S.Si. 7. Delvi Maretta, M.Si. 8. Tati Hertati, SE

TIM PERUMUS Ketua : Dr. Hardaning Pranamuda, M.Eng. Sekretaris : Dr. Yenni Bakhtiar, M.AgSc. Anggota :

• Ir. Arief Arianto, MSc. • Ir. Nenie Yustiningsih, M.Sc. • Dr. Aton Yulianto, M.Eng. • Ir. Harianto, M.Si. • Imam Paryanto, M.Eng. • Ir. Sabirin, M.Sc. • Prof. Dr. Suyanto Pawiharsono • Ir. Henky Henanto, M.Sc. • Prof. Dr. Bambang Haryanto, MS. • Drs. Agus Triputranto, MM. • Prof. Dr. Herdis, M.Si. • Dr. rer.nat Anis H Mahsunah, M.Sc. • Dr. R.D. Esti Widjayanti • Abdul Latif, S.Si., M. Eng. • Dr. Is Helianti, M.Eng.

TIM NOTULIS : • Dr. Rofiq Sunaryanto, S.Si., M.Si. • Delvi Maretta, SP., M.Si. • Dr. Niknik Nurhayati, S.Si. • Ir. Banon Rustiati • Ir. Wahju Eko Widodo, M.Sc. • Ir. Retno Windya K., BSc. M. Si. • Ir. Heri Sadmono, M.Sc. • Alit Pangestu, STP. • Siti Zulaeha S.Si. • Linda Novita M.Si. • Eka Nurhangga S.Si. • Syofi Rosmalawati, M.AgrSc. • Irni Furnawathi M.Si. • Tantry Eko Putri, STP.

TIM BUSINESS GATHERING :

1. Ir. Edi Wahjono, M.Si. 2. Dr. Niknik Nurhayati, S.Si. 3. Dra. Diana Nurani, M.Si.

TIM PROSIDING :

1. Dr. Rofiq Sunaryanto, M.Si 2. Siti Zulaeha, S.Si 3. Delvi Maretta, MSi 4. Irni Furnawanthi, M.Si 5. Eka Nurhangga, S.Si.

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

vi

6. Linda Novita, M.Si 7. Dr. Farida Rosana Mira 8 Dr. rer. nat. Catur Sriherwanto, M.Sc

PIC SESI :

1. Favilia Franziska, S.Psi 2. Delvi Maretta, MSi 3. Linda Novita, M.Si 4. Irni Furnawanthi, M.Si 5. Siti Zulaeha, S.Si

ASISTEN SOROT : 1. Eka Nurhangga, S.Si. 2. Alit Pangestu, STP 3. Wahyu Tri Anggoro, AMd

C. KOMISI MARITIM

Ketua : Deputi TIRBR

Wakil Ketua : Deputi Bidang TPSA

Anggota : 1. Direktur PTRIM 2. Direktur PTPSW 3. Kepala BTH 4. Kepala BTIPDP 5. Kepala BTeksurla

Sekretaris Umum : Dr.-Ing. Ir. Widjo Kongko, M.Eng. Anggota Sekretaris 1/Notulis 1 : Buddin Al Hakim, S. Kel., M.Si. Sekretaris 2/Notulis 2 : Cahyo Sasmito, ST. Sekretaris 3/Notulis 3 : Andi Cahyo, ST. Sekretaris 4/Notulis 4 : Sasmita Liestyasari, ST. TIM PERUMUS Ketua : Deputi Bidang TPSA Anggota : Sub-Topik 1 : 1. Dr. Hariyanto

2. Prof. Dr. Ir. Buana Ma’ruf, M.Sc. MM.

Sub-Topik 2 : 1. Dr. Ir. Dinar Catur Isyanto, M.Eng. 2. Ir. A. Bagyo Widagdo,MT., Ph.D.

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

vii

Sub-Topik 3 : 1. Dr. Imam Mudita

2. Dr. Agus Sudaryanto

PIC Sesi Sidang : 1. Kepala BTH 2. Kepala BTIPDP 3. Kepala BTeksurla 4. Adi Slamet Riyadi, M.Sc. 5. Mega Suci Lestari ST. 6. Rizki Adi Nugroho, ST.

PIC Pameran/Exhibition :

1. Ir. Muryadin, MSc, (BTH) 2. Ir. Abdul Kadir, M. Eng., (PTRIM) 3. Buddin Al Hakim, S. Kel., M.Si., (BTIPDP) 4. Trevi Jayanti P., S.Si., (BTSK) 5. Taufan Wiguna S.Si., (BTSK)

D. Tim Perumus Kongres

Ketua : Deputi PKT Anggota : 1. Deputi TIEM

2. Deputi TAB 3. Deputi TIRBR 4. Deputi TPSA 5. Ketua Tim Perumus Komisi

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga prosiding Kongres Teknologi Nasional, Inovasi Telnologi Untuk Kejayaan Bangsa dan Negara 2016 yang telah diselenggarakan pada 25 – 27 Juli 2016 dapat terselesaikan. KTN ini merupakan kegiatan pertama dan rencananya akan diadakan secara rutin oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Tujuan dari diselenggarakannya KTN 2016 ini adalah untuk memberikan Rekomendasi Teknologi yang diperlukan untuk memperkuat peran dan eksistensi teknologi dalam mendukung pengembangan industri nasional, peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, sesuai dengan program pemerintah yang tertuang dalam Program Nawacita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahap III 2015-2019.

Topik KTN 2016 ini difokuskan pada Bidang Teknologi Energi, Pangan dan Maritim. Topik energi membahas ketahanan energi nasional, arah kebijakan nasional pemanfaatan bahan bakar, EBT sebagai sumber bahan bakar : tantangan dam inovasi teknologinya, technology session EBT untuk kelistrikan, technology session advanced power plant, peran teknologi sebagai terobosan pemenuhan kelistrikan nasional dan peran teknologi sebagai terobosan pemenuhan bahan bakar nasional. Topik pangan membahas tentang dukungan kebijakan dan teknologi untuk kemandirian pangan, ketersediaan pangan untuk ketahanan pangan, teknologi pemuliaan untuk peningkatan produktivitas pertanian, teknologi pasca panen, teknologi pangan fungsional dan industri pertanian. Sedangkan topik maritim membahas tentang teknologi pemanfaatan sumber daya dan industri kelautan, teknologi kepelabuhan untuk konektivitas dan logistik program tol laut, rekayasa industri perkapalan sebagai pilar ekonomi berbasis maritim dan peran teknologi dalam merubah potensi maritim menjadi industri. Pada acara KTN ini juga dilakukan launching buku Outlook Energy dan buku Outlook Teknologi Pangan. KTN ini dihadiri oleh narasumber dari dalam dan luar negeri seperti para menteri terkait, anggota DPR komisi IV, VI dan VII, pejabat pemerintah, industriawan, para pakar dan praktisi serta stake holder lainnya.

Sebanyak 134 abstrak telah dipresentasikan dan dikategorikan pada bidang energi, pangan dan maritim, 99 makalah lengkap disajikan dalam prosiding ini. Prosiding ini menyajikan laporan lengkap dari apa yang dipresentasikan pada KTN 2016. Semua makalah yang dimuat dalam prosiding ini telah melalui peer review.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi pada kegiatan Kongres Teknologi Nasional dan penyusunan prosiding ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pengembangan Teknologi Nasional.

Jakarta, September 2016

Kepala BPPT

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

ix

LATAR BELAKANG

Pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional Indonesia dihadapkan pada

tiga permasalahan pokok, yakni (1) merosotnya kewibawaan negara, (2) melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan (3) merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Pada permasalahan melemahnya sendi-sendi perekonomian bangsa terindikasi dari belum terselesaikannya persoalan pengentasan kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, serta ketergantungan dalam hal impor pangan, utang luar negeri (keuangan) dan tidak tanggap karena teknologi nasional kurang mampu menghadapi persoalan krisis energi akibat dominasi alat produksi serta berkurangnya cadangan minyak nasional.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan arahan kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang dilaksanakan dalam empat tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), dimana pada tahapan RPJMN III (2015-2019) rumusan arahan prioritas kebijakan pemerintah diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

Penekanan arah kebijakan dan strategi pada pencapaian daya saing kompetitif perkenoniman dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional dimana pada tahapan RPJMN III (2015-2019) pembangunan pertumbuhan ekonomi nasional diarahkan untuk mewujudkan perekonomian yang lebih mandiri melalui penggiatan sektor-sektor strategis ekonomi domestik yang didukung oleh pembangunan kedaulatan pangan dan energi, serta peningkatan akselerasi industri untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan kebutuhan dalam negeri. Arah kebijakan pertumbuhan ekonomi RPJMN III (2015-2019) yang berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 1.

Pertumbuhan perekonomian nasional yang ditunjukkan indikator statistik merupakan acuan dalam upaya perbaikan kebijakan dan strategi agar tingkat pertumbuhan perekonomian nasional sesuai dengan target yang ditetapkan setiap tahunnya. Disamping itu indikator statistik pertumbuhan perekonomian nasional juga menjadi instrumen global yang digunakan oleh organisasi internasional untuk menilai peringkat masing-masing negara dalam hal pertumbuhan ekonominya secara periodik setiap tahun.

Bila mencermati berbagai publikasi indikator ekonomi global yang diterbitkan oleh organisasi internasional, maka posisi Indonesia berada pada lapis bawah negara-negara berpenghasilan menengah dimana pada tahun 2013 nilai pendapatan perkapita Indonesia telah mencapai USD 3.500, sedangkan untuk mencapai negara berpenghasilan tinggi padatahun 2030 maka pertumbuhan perekonomian nasional dituntut tumbuh rata-rata antara 6-8 persen per tahun.

Pertumbuhan perekonomian nasional yang cukup tinggi tersebut merupakan tantangan utama pembangunan ekonomi nasional.

Salah satu ukuran kinerja perekonomian suatu negara adalah peringkat daya saing secara global yang secara rutin dilaporkan setiap tahun oleh World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report. Penilaian peringkat daya saing global tersebut didasarkan pada 12 pilar daya saing, yaitu pengelolaan institusi yang baik, infrastruktur, kondisi dan situasi ekonomi makro, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tingkat atas dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi tenaga kerja,

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

x

pengembangan pasar finansial, kesiapan teknologi, inovasi, ukuran pasar dan lingkungan bisnis, yang digambarkan pada Gambar 2.

Kinerja perekonomian Indonesia berdasarkan peringkat indeks daya saing global menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yakni menduduki posisi 34 dari 144 negara, sebagaimana dilansir World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 2014-2015 . Posisi peringkat Indonesia ini berada di atas negara-negara seperti Spanyol yang berada di peringkat ke-35, Portugal di 36, Kuwait di peringkat 40, Turki di 45, Italia di 49, Afrika Selatan di peringkat 56, Brazil di peringkat 57, Meksiko di peringkat 61, serta India yang berada di peringkat 71.

Pada level ASEAN sendiri, peringkat Indonesia ini masih dibawah tiga negara tetangga lainnya, yakni Singapura berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 20, dan Thailand berada di peringkat ke-31. Posisi Indonesia ini masih mengungguli Filipina yang berada di peringkat 52, Vietnam di peringkat 68, Laos di peringkat 93, Kamboja di peringkat 95, dan Myanmar di peringkat 134.

Bila mencermati indeks daya saing global ini secara serial, sebagaimana dilaporkan oleh World Economic Forum, maka indeks daya saing global Indonesia sempat berada di peringkat 54 pada tahun 2009, lalu naik ke peringkat 44 pada tahun 2010, kemudian kembali turun ke peringkat 46 pada tahun 2011 dan peringkat 50 pada tahun 2012, untuk selanjutnya kembali naik ke peringkat 38 pada tahun 2013, lalu naik lagi ke peringkat 34 pada tahun 2014.

Gambar 1: Arah Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi RPJMN III Yang Berkelanjutan (Sumber: Buku I RPJMN 2015-2019)

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

xi

Dari kedua belas pilar penilaian indeks daya saing global tersebut (Gambar 2), pilar

inovasi dan kesiapan teknologi memberikan kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan pilar-pilar lainnya. Kondisi ini tentunya sangat dilematis karena inovasi dan kesiapan teknologi merupakan kata kunci bagi peningkatan daya saing industri nasional dalam persaingan global. Bila mencermati data peringkat inovasi secara global sebagaimana dilaporkan dalam The Global Innovation Index 2015: Effective Innovation Policies for Development (Cornell University, INSEAD, and WIPO), maka peringkat inovasi Indonesia dalam Global Innovation Index (GII) untuk tahun 2015 berada pada posisi 97, jauh di bawah dari posisi tahun sebelumnya di peringkat 87 (2014) dan 85 (2013). Penurunan ini menjadi sinyal bahwa pelaku bisnis di Indonesia semakin tidak inovatif, bahkan tertinggal jauh dari negara-negara Asia pada umumnya. Kondisi lemahnya inovasi dalam konteks global ini juga menjadi perhatian dari pemerintah, terutama Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, untuk mengadvokasi kebijakan guna mendorong peningkatan inovasi secara nasional.

Salah satu permasalahan dalam penguatan sistem inovasi nasional tersebut adalah rendahnya efisiensi dan produktivitas dalam kinerja perekonomian yang terkait dengan teknologi. Beberapa tantangan ke depan yang perlu diperhatikan terkait dengan permasalahan tersebut adalah:

a. Relatif lemahnya eksistensi teknologi nasional dalam mendukung ketersediaan infrastruktur bagi peningkatan kemajuan ekonomi. Keterbatasan ketersediaan infrastruktur selama ini merupakan hambatan utama untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam peningkatan investasi serta menyebabkan mahalnya biaya logistik;

b. Relatif lemahnya peran teknologi pada sektor industri pengolahan, sehingga kemajuan sektor industri pengolahan masih berjalan lambat. Padahal industri pengolahan harus menjadi motor penggerak laju pertumbuhan perekonomian nasional;

Sumber : http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/economies/#economy=IDN

Gambar 2. Dua Belas (12) Pilar Daya Saing

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

xii

c. Relatif terbatasnya penerapan dan penguasaan teknologi dalam mendukung pengembangan industri barang modal nasional. Hal ini telah mengakibatkan ketergantungan terhadap teknologi impor yang berpengaruh secara langsung tingginya biaya porduksi. Pada sisi lain, kondisi ini juga berpengaruh terhadap rendahnya inovasi produk yang dihasilkan sehingga daya saing industri nasional tidak seperti yang diharapkan.

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi memiliki tanggung jawab

untuk meningkatkan sinergi antara hasil riset menjadi sebuah inovasi baru yang mampu diaplikasikan dengan kebutuhan industri. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan ekosistem inovasi dalam sistem inovasi nasional yang mampu mendukung penguatan jejaring kerja antara pemerintah, perguruan tinggi, lembaga litbang, dan industri nasional dalam pembangunan iptek nasional secara berkesinambungan.

Kebijakan penguatan sistem inovasi nasional merupakan salah satu prasyarat bagi peningkatan kemandirian dan daya saing nasional. Hal ini telah terbukti dimana negara-negara yang berdaya saing tinggi dapat dipastikan memiliki sistem inovasi yang kuat. Sebagai contoh Korea Selatan, yang telah menunjukkan kemampuannya dalam membangun kembali perekonomian nasionalnya secara kompetitif sejak keterpurukan yang dialami negara tersebut akibat perang 1950-an. Korea Selatan meletakkan landasan pembangunan ekonomi berdasarkan inovasi (innovation-driven economy), yaitu ekonomi yang dibangun atas industri-industri yang bernilai-tambah tinggi, berteknologi tinggi, serta berbasis penelitian dan pengembangan yang intensif.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merupakan institusi pemerintah (LPNK) di bawah koordinasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi degan 5 (lima) peran yang dimiliki yakni sebagai pengkaji teknologi, intermediasi teknologi, technology clearing house (TCH), audit teknologi dan solusi teknologi sudah selayaknya membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan pertumbuhan ekonomi nasional. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menilai peran teknologi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rendah, karena hanya mencapai 26,3 persen, padahal standar negara maju sebesar 49 persen dan untuk melompat menjadi seperti negara maju diperlukan pertumbuhan peran teknologi sampai separuh dari pertumbuhan ekonomi, yakni 3,5 persen, dari angka selama ini hanya 1,76 persen, dimana peran teknologi dalam pertumbuhan ekonomi, diukur melalui Total Factor Productivity (TFP) yang biasa digunakan oleh berbagai negara di dunia dengan variabel selain modal dan tenaga kerja, juga teknologi yang dipakai (Sumber: www.republika.co.id; Rabu, 17 Desember 2014, 18:55 WIB).

Diharapkan Rekomendasi Teknologi yang dihasilkan melalui penyelenggaraan Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016 dengan fokus bidang teknologi Energi, Pangan dan Maritim dapat memberikan solusi teknologi kepada pemerintah, sehingga pemerintah berkenan menerapkan kebijakan dan regulasi terkait optimalisasi peran teknologi dalam pembangunan sektor industri, guna mempercapat pertumbuhan ekonomi nasional dalam rangka mensukseskan Program Nawacita Pemerintah. TEMA Tema KTN 2016 “Inovasi Teknologi untuk Kejayaan Bangsa dan Negara”. Pemilihan tema ini merupakan kristalisasi pemikiran teknologi diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional, serta untuk mensukseskan program Nawa Cita Pemerintah. Diharapkan dengan KTN 2016 memberikan bahan masukan kepada pemerintah melalui suatu rekomendasi, agar pemerintah berkenan menerapkan kebijakan

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

xiii

dan regulasi terkait optimalisasi peran teknologi dalam pembangunan sektor industri, guna mempercapat pertumbuhan ekonomi nasional.

WAKTU DAN TEMPAT

KTN 2016 akan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 25 -27 Juli 2016 bertempat di Auditorium Gedung II BPPT Lt. 3, JL. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340.

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

xiv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i Susunan Kepanitiaan ....................................................................................................... iii Kata Pengantar ................................................................................................................ viii Latar Belakang ................................................................................................................ ix Daftar Isi ......................................................................................................................... xiv Agenda ............................................................................................................................ 1 Sambutan dan Arahan ..................................................................................................... 8 Materi Komisi Energi ..................................................................................................... 10 Materi Komisi Pangan .................................................................................................... 257 Materi Komisi Maritim ................................................................................................... 900

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

PROSIDING KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL 2016

KOMISI PANGAN

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

262

Reviewer :

Prof. Dr. drh. Herdis, M.Si., Prof. Netty Widyastuti, Prof. Dr. Suyanto Pawiroharsono, Prof. Bambang Haryanto, MS., Dr. Ratu Siti Aliah, M.Sc., Dr. Is Helianti, M.Eng., Dr. R.D. Esti Widjayanti, Drs. Agus Tri Putranto, MM., Dr. Rofiq Sunaryanto, S.Si, M.Si, Dr. Farida Rosana Mira, S.P., Dr. rar. nat. Anis Herliyanti Mahsunah, M.Sc, Siti Zulaeha, S.Si., Linda Novita, S.Si., M.Si., Irni F. Hindaningrum, S.P., M.Si., Delvi Maretta, S.P., M.Si., Eka Nurhangga, S.Si.

Penyunting :

Prof. Dr-Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng, Favilia Franziska, S.Psi, Zulaicha Dwi Hastuti.

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

263

DAFTAR MAKALAH BDANG PANGAN

KODE JUDUL HALAMAN KS-01 Suryamin 269 KS-02 Imam Subowo 269 KS-03 Eniya Listiani Dewi 269 KS-04 Mat Syukur 269 IS-01 Eniya Listiani Dewi 269 IS-02 KEBIJAKAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN BANGSA Muhammad Syakir

269

IS-03 STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN BUDIDAYA UNTUK KETERSEDIAAN PANGAN PROTEIN Slamet Soebjakto

269

IS-04 UPAYA PENCAPAIAN KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN MENUJU KEDAULATAN PANGAN ATAU TEKNOLOGI UNTUK KETAHANAN PANGAN Hasil Sembiring

269

IS-05 KESIAPAN DAERAH DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS POTENSI LOKAL Nurdin Abdullah

270

IS-06 PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK DENGAN PENDAYAGUNAAN SUMBERDAYA LOKAL Muladno

270

IS-07 GENE TECHNOLOGY FOR IMPROVEMENT OF CROP PRODUCTIVITY Kaoru Suzuki

270

IS-08 PELUANG DAN TANTANGAN PERTANIAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI PASAR PASAR BEBAS MEA Gardjita Budi

270

IS-09 INOVASI IPB DALAM MENDUKUNG KETERSEDIAAN PANGAN Ibnul Qoyim

270

IS-10 PREDIKSI PRODUKSI DAN KEBUTUHAN BERAS NASIONAL Bustanul Arifin

271

IS-11 PENDEKATAN KERANGKA SAMPEL AREA UNTUK PERAMALAN PRODUKSI PADI Mubekti

271

IS-12 TEKNOLOGI IRADIASI UNTUK PEMULIAAN MUTASI TANAMAN PADI DAN SORGUM Soeranto Human

272

IS-13 INDUSTRI PERBIBITAN SAPI LOKAL INDONESIA BERBASIS IPTEK Syahrudin Said

273

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

264

IS-14 TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH IKAN UNGGUL Ratu Siti Aliah

274

IS-15 PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SEREALIA Amin Nur

275

IS-16 PEMULIAAN KEDELAI HITAM MALLIKA UNTUK APLIKASI INDUSTRI DAN MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN Setyastuti Purwanti

276

IS-17 POSTHARVEST TECHNOLOGY TO IMPROVE COMPETITIVENESS OF TROPICAL FRUITS Sayan Tanpanich

277

IS-18 SKENARIO PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN Purwiyatno Hariyadi

278

IS-19 AGROINDUSTRI MOCAF: INTEGRATED FARMING BERBASIS SINGKONG DI LAHAN SUB-OPTIMAL UNTUK MENINGKAT KESEJAHTERAAN DAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Ahmad Subagyo

278

IS-20 TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAGU SEBAGAI PANGAN GLOBAL Bambang Hariyanto

279

IS-21 NUTRIGENOMICS OF TRADITIONAL HEALTHFUL FERMENTED FOODS IN ASIA Yoshikatsu Murooka

280

IS-22 PERANAN PANGAN FUNGSIONAL DALAM MENGATASI MASALAH GIZI GANDA DI INDONESIA Purwantyastuti Ascobat

282

IS-23 PANGAN FERMENTASI UNTUK PEMENUHAN GIZI DAN PANGAN FUNGSIONAL Suyanto Pawiroharsono

283

IS-24 MIKROBIOM DAN KEBUGARAN MANUSIA: MODULASI IMUNITAS MELALUI PRODUK PANGAN FERMENTASI Antonius Suwanto

283

IS-25 DUKUNGAN LITBANG DALAM INDUSTRI TERNAK Dayu Ariasintawati

284

IS-26 PROSPEK INDUSTRI PANGAN FUNGSIONAL DI INDONESIA Yunawati Gandasasmita

284

IS-27 PROYEKSI KEBUTUHAN INGREDIENT FUNGSIONAL DI INDONESIA Alisjahbana Haliman

284

PP-01 KAJIAN KARAKTERISTIK NASI SORGUM INSTAN KULTIVAR LOKAL BANDUNG Endah Wulandari, Een Sukarminah, Indira Lanti, Mariana Eunike

285

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

265

PP-02 INTENSIFIKASI BUDIDAYA UBI CILEMBU PADA MUSIM KERING MELALUI TEKNOLOGIPEMANENAN AIR LIMPASAN PERMUKAAN Sophia Dwiratna NP, Nurpilihan Bafdal

296

PP-03 UJI ORGANOLEPTIK FORMULASI MINUMAN KESEHATAN UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN TROMBOSIT DARI EKSTRAK PATIKAN KEBO (EUPHORBIA HIRTA) DAN CABE JAWA (PIPER RETROFRACTUM) Ai Hertati, Djadjat Tisnadjaja, Nurlaili Ekawati, Herman Irawan, Ela Novianti

306

PP-04 FORMULASI CHEWABLE LOZENGES EKSTRAK KAYU MANIS SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI DM TIPE 2 Ela Novianti, Herman Irawan, Nurlaili Ekawati, Ai Hertati, Djadjat Tisnadjaja

314

PP-05 AKTIVITAS ALELOPATI EKSTRAK DAUN DAN SERASAH TUMBUHAN INVASIF TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI TUMBUHAN PENGGANGGUDAN TANAMAN BUDIDAYA Intani Quarta Lailaty

322

PP-06 PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN INOVASI MESIN PEMOTONG TULANG Didik Aribowo

333

PP-07 PENINGKATAN NILAI GIZI MIE INSTAN DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG HIDROLISAT KEDELAI SEBAGAI MAKANAN PADAT GIZI Nila Kusumawaty, Noer Laily, Muhamaludin, Iim Sukarti, Sri Istini

334

PP-08 PENGARUH PEMBERIAN MIE BERBAHAN BAKU HIDROLISAT KEDELAI EZIMATIS TERHADAP PENYERAPAN KALSIUM DALAM USUS HALUS TIKUS Sri Peni Wijayanti, Nila Kusumawaty, Muhammaludin, Noer Laily, Sri Istini

343

PP-09 SISTEM KETELUSURAN UDANG VANAME UNTUK MENINGKATKAN EKSPOR PRODUK AKUAKULTUR INDONESIA Irvan Faizal, Aditia Ginantaka

350

PP-10 PENERAPAN PUPUK ORGANIK UNTUK UBIKAYU SUPER M.C. Tri Atmodjo

357

PP-11 KARAKTERISTIK ASAM LEMAK DAN SENSORI KEJU LUNAK HASIL FERMENTASI BAKTERI ASAM LAKTAT INDIGENUS Fifi Afiati, Yopi

363

PP-12 PENGARUH PENAMBAHAN VARIASI RENNET TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KEJU MOZZARELLA Gunawan P, Fitri Setiyoningrum, Fufu Afiati, Syahrudin Said

373

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

266

PP-13 OPTIMASI KONSENTRASI RENNET DAN SUHU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN MOZZARELLA Gunawan Priadi, Fifi Afiati, Fitri Setiyoningrum, Syahruddin Said

381

PP-14 STUDI PEMBUATAN MIESUBSTITUSI TEPUNG TERIGU OLEH TEPUNG MOCAF DITINJAU DARI TINGKAT KESUKAAN PANELIS DAN ANALISIS USAHATANI Sri Lestari

389

PP-15 PENINGKATAN MUTU BERAS MERAH ARTIFICIAL MELALUI PENAMBAHAN PEWARNA ANTOSIANIN Husniati, Slamet Budijanto

398

PP-16 PEMANFAATAN PUPUK HAYATI AGRIMETH UNTUK MENGHEMAT PENGGUNAAN PUPUK DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI Irawan, Etty Pratiwi

406

PP-17 PENGARUH PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TERUNG (Solanum melongena L.) Yuliana Galih Dyan Anggraheni, Enung Sri Mulyaningsih

414

PP-18 BISKUIT SUKUN (BIKU): INOVASI OLAHAN BUAH LOKAL INDONSIA UNTUK MENINGKATKAN DIVERSIFIKASI PRODUK DALAM MENDUKUNG PROGRAM KETAHANAN PANGAN INDONESIA Zesma Aulia, Dwi Rosiyana, Instansi Puspita Sari

422

PP-19 SONOGRAM DINAMIKA OVARIUM SAPI LIMPO (LIMOUSIN-PO) YANG DISINKRONISASI DENGAN LASERPUNKTUR Santoso, Nur Adianto, Rahma Isartina Anwar, Herdis

423

PP-20 PENGARUH PELAPISAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS BERAS ANALOG JAGUNG Purwa Tri Cahyana, Ade Saepudin

431

PP-21 PENGUKURAN PEMADATAN TANAH DI KEBUN KELAPA SAWIT YANG DIGUNAKAN SEBAGAI LOKASI PENGGEMBALAAN SAPI DI PT. CIPTATANI KUMAI SEJAHTERA KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH Setiawan Martono, Ruslan A Gopar, Maman Surachman, I. Wayan A Darmawan, M. Nasir

438

PP-22 PEMANFAATAN BIOFUNGISIDA BERBAHAN AKTIF TRICHODERMA SPP. UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO Winda Nawfetrias, Eka Nurhangga, Sutardjo

445

PP-23 ANALISIS KERAGAMANMORFOLOGIS TANAMAN GARUT (Maranta arundinacea L.) TANPA NAUNGAN KOLEKSI KEBUNP LASMA NUTFAH CIBINONG SCIENCE CENTER Puspita Deswina, Sri Indrayani, Heru Wibowo, Enung Sri Mulyaningsih

446

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

267

PP-24 APLIKASI TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN NASIONAL Budi Harsoyo, Tri HandokoSeto, M. Bayu Rizky Prayoga

454

PP-25 THE MECHANIZATION IN LAND PREPARATION FOR CASSAVA M.C. Tri Atmodjo

463

PP-26 PEMULIHAN TANAH TERCEMAR LUMPUR SIDOARJO SECARA BIOREMEDIASI MENGGUNAKAN BAKTERI Pseudomonas sp Hendi Setiawan, Rudy Laksmono, Firra Rosariawari

464

PP-27 PENGARUH JENIS KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN MIKROBIOLOGI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) Rahayu ST, ET Krestini, Luthfy

472

PP-28 ANALISIS STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN VARIETAS KENTANG OLAHAN DI KABUPATEN GARUT Adhitya Marendra Kiloes, Puspitasari

479

PP-29 PENYEDIAAN BENIH SUMBER KENTANG BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN Tri Handayani, Nurmalita Waluyo, Asih K. Karjadi

487

PP-30 TEKNIK PENANAMAN BENIH TSS (TRUE SHALLOT SEED) YANG RAMAH LINGKUNGAN Gina Aliya Sopha, Suwandi

494

PP-31 KEBERLANJUTAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL (Studi Kasus di Kayen Pacitan Pacitan Jawa Timur) Khaririyatun N.

502

PP-32 PENGELOLAAN TERPADU UBI KAYU LOKAL MALUKU TENGGARA MELALUI APLIKASI PUPUK ORGANIK HAYATI, PENGOLAHAN MOCAF ENBAL DAN INISIASI PRODUKSI BIBIT KULTUR JARINGAN Siti Kurniawati, Hartati, N Sri Hartati

510

PP-33 INDUKSI KALUS SOMATIK EMBRIOGENIK DARI EKSPLAN DAUN CABAI DENGAN VARIASI KONSENTRASI DUA ZAT PENGATUR TUMBUH DALAM RANGKA MENDAPATKAN BIBIT UNGGUL MELALUI VARIASI SOMAKLONAL Supatmi, N. Sri Hartati, Enny Sudarmonowati, Wahyuni

520

PP-34 KERAGAMAN GENETIK GARUT (Marantaarundinacea) DI KEBUN PLASMA NUTFAH CIBINONG SCIENCE

CENTER DENGAN ANALISIS MARKA RANDOM

AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA Yashanti Berlinda Paradisa, Puspita Deswina, Enung Sri Mulyaningsih

528

User
Highlight

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

268

PP-35 OPTIMASI PENEPUNGAN TALAS BENENG (Xantoshoma undipes) DALAM RANGKA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAHAN PANGAN LOKAL BANTEN Anggita Pradhepti Welasih, Rosi Nurdianti, Tb. Bachtiar Rusbana

537

PP-36 EVALUASI KULTIVARPADI GOGOLOKAL TERHADAP CEKAMAN ALUMUNIUM DAN KEKERINGAN Ambar Yuswi Perdani, Heru Wibowo, Enung Sri Mulyaningsih

543

PP-37 FIRJAUKAT (KEFIR KACANG HIJAU DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI ALPUKAT) : PENGEMBANGAN MINUMAN FUNGSIONAL UNTUK TERAPI PENGIDAP DIABETES Iis Sa’diah, Agus Indro Priono

551

PP-38 PRODUKSI SKALA LABORATORIUM SERBUK BETAGLUKAN DARI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) UNTUK INGREDIEN PANGAN FUNGSIONAL Ida Susanti, Hardaning Pranamuda, Reni Giarni, Adhy Pradana

558

PP-39 PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK BIJI LABU KUNING DAN JENIS GULA PADA PEMBUATAN MELLORINE SUSU KACANG MERAH Ratna Handayani, Debora

565

PP-40 KARAKTERISASI DAN PENGEMBANGAN EDIBLE FILM/COATING DIBUAT DARIFORMULASI DASAR DAN ANTIMIKROBA UNTUK PENGAWETAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK BUAHSTROBERI W. Donald R. Pokatong, Katherine K. Gani

574

PP-41 POTENSI JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM) SEBAGAI BAHAN MAKANAN DAN KESEHATAN Donowati Tjokrokusumo

584

PP-42 STUDI PENGOLAHAN NATA DE CASSAVA DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA Nur Rohmah Lufti A’yuni Hadi Santoso

593

PP-43 PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA HIDROLISIS ENZIMATIS BIOMASSA LIGNOSELULOSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI GLUKOSA Irni Fitria Anggraini, Joko Waluyo, Hendris Hendarsyah Kurniawan, Yanni Sudiyani

598

PP-44 AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL SECARA INVITRO DARI SEDUHAN “TEH HITAM” DAUN SIRSAK (Annona muricata) Hardoko, Laurentius Steven Oei, Tagor M. Siregar

605

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

269

PP-45 PENENTUAN PELARUT ORGANIK OPTIMUM UNTUK PEMISAHAN AMILOGLUKOSIDASE DARI HASIL FERMENTASI MENGGUNAKAN Aspergillus niger Rofiq Sunaryanto

615

PP-46 DIVERSIFIKASI OLAHAN PRODUK OPAK KETAN PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN Yati Astuti, Sri Lestari

625

PP-47 KAJIAN INISIASI TUNAS DURIAN (Durio zibethinus Murr) SECARA IN VITRO Juwartina Ida Royani

632

PP-48 DETEKSI GENETICALLY MODIFIED ORGANISM PADA KEDELAI (GLYCINE MAX) DAN PRODUK OLAHAN KEDELAI BERDASARKAN ISO 21570 : 2005 Indra Rachmawati, Anna Safarrida, Siti Zulaeha, Agus Suyono, Nida Ulfah Sa’diyyah

641

PP-49 APLIKASI TEKNOLOGI INDERAJA UNTUK SISTEM INFORMASI PERTANIAN TERPADU (EYE IN THE SKY INNOVATION) Sidik Mulyono

649

PP-50 DAMPAK LAMPU PENERANGAN JALAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI DAN KEDELAI Suharno

659

PP-51 KAJIAN MEDIA KULTUR MURNI DAN BIBIT INDUK (f1) DALAM BUDIDAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) Iwan Saskiawan, Nur Hasanah, Rachmat

667

PP-52 INDUKSI MUTASI JAMBU PAPUA (Syzygium sp) DENGAN PERENDAMAN KOLKISIN DAN IRADIASI SINAR GAMMA Suluh Normasiwi, Muhammad Imam Surya

679

PP-53 HUBUNGAN ALOMETRIK TANAMAN PENAUNG DI LAHAN AGROFORESTRY DI NAGRAK, SUKABUMI, JAWA BARAT Indriani Ekasari, Juanda, Dadang Suherman, Agus Supratman

687

PP-54 STUDI KARAKTERISTIK DAN PERBANYAKAN Macadamiaspp. SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PANGAN Masfiro Lailati

693

PP-55 PENCITRAAN ULTRASONOGRAFI AMBING DAN PUTING PADA SAPI PERAH Tulus Maulana, Edy Sophian, Nova Dillayanthi

701

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

270

PP-56 VISUALISASI ULTRASONOGRAFI SIKLUS OVARIUM DAN KEBUNTINGAN SETELAH SINKRONISASI PADA KERBAU BELANG Edy Sophian, Tulus Maulana

708

PP-57 PERTUMBUHAN M1 RUBUS FRAXINIFOLIUS POIR HASIL IRADIASI SINAR GAMMA SECARA IN VITRO Lily Ismaini, Suluh Normasiwi, Muhammad Imam Surya dan Destri

715

PP-58 APLIKASI TEKNOLOGI SEXING SPERMA SAPI BALI DI TECHNO PARK BANYUMULEK NUSA TENGGARA BARAT Muhammad Gunawan, Ekayanti M. Kaiin

716

PP-59 TUMBUHAN KOLEKSI KEBUN RAYA CIBODAS YANG BERPOTENSI SEBAGAI PESTISIDA NABATI Yati Nurlaeni

723

PP-60 PENGARUH PERLAKUAN BLANCHING DAN LEVEL DAYA PENGERINGAN MICROWAVE TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KACANG BOGOR (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) Asri Widyasanti, Silvianur, Sudaryanto Zain

733

PP-61 POTENSI PEJANTAN SAPI BALI DI BIBD BANYUMULEK NTB UNTUK PRODUKSI SPERMA SEXING Ekayanti Mulyawati Kaiin, Muhammad Gunawan

745

PP-62 MULTIPLIKASI TUNAS DAN INDUKSI UMBI MIKRO SATOIMO(COLOCASIA ESCULENTA (L) SCOTT VAR ANTIQUORUM) PADA BEBERAPA KONSENTRASI SUKROSA DAN BENZYAMINOPURIN (BAP) UNTUK MENDUKUNG PANGAN ALTERNATIF Delvi Maretta, Dwi Pangesti Handayani, Henti Rosdayanti, Armelia Tanjung

752

PP-63 KOMPOSISI ASAM ORGANIK DAN ETANOL BIJI KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN STARTER MIKROBA Kun Tanti Dewandari, S. Joni Munarso

753

PP-64 ENSILASE HIJAUAN ALTERNATIF SAMPAH SAYURAN DALAM MEMBANGUN PETERNAKAN SEHAT DAN RENDAH EMISI KARBON Diah Asri Erowati AS

761

PP-66 PRODUKSI PUPUK HAYATI BIO-SRF DAN PENGUJIAN EFEKTIVITASNYA PADA TANAMAN BAWANG MERAH R. Bambang Sukmadi

770

PP-67 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN PETERNAKAN MELALUI UNIT GAS BIO Mochammad Junus

771

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

271

PP-68 PEMASYARAKATAN TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN NILA SALINA DI KOTA PEKALONGAN ; Peluang Dan Tantangannya Wisnu Sujatmiko, Ratu Siti Aliah, Novi Megawati

772

PP-69 BERAS JANUR (JAGUNG, UBI UNGU DAN GARUT) SEBAGAI INOVASI BERAS ANALOG KAYA GIZI UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dina Mutiara Magida

780

PP-70 KARAKTERISASI PLANTARICIN REKOMBINAN SEBAGAI BIOPRESERVATIF PANGAN Apon Zaenal Mustopa, Fatimah, Hasim

781

PP-71 ANALISA SEKUEN GEN OSWRKY47 TERKAIT DENGAN SIFAT UMUR GENJAH PADI Fatimah, Joko Prasetiyono, Tri Joko Santoso

787

PP-73 EFISIENSI GRAFTING ENAM GENOTIP UBI KAYU HASIL SELEKSI UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Hartati, N. Sri Hartati

796

PP-75 KARAKTERISTIK BERAS ANALOG SAGU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS MERAH Ade Saepudin, Purwa Tri Cahyana, Bambang Hariyanto

804

PP-76 KARAKTERITIK SENYAWA FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARIMINUMAN BROKOLI (Brassica oleracea L. ssp.)TERFERMENTASI OLEH BAKTERI ASAM LAKTAT Yati Maryati, Agustine Susilowati, Hakiki Melanie, Puspa D. Lotulung

811

PP-77 PENGARUH PROSES BLANSING TERHADAP KARAKTERISTIK SENYAWA ASAM FOLAT DALAM SAYURAN HIJAU Hakiki Melanie, Agustine Susilowati, Yati Maryati, dan Puspa Dewi Lotulung

822

PP-78 ISOLASI FRAGMEN GEN PHYTOENE SYNTHASES (PSY), BETA CAROTENE HYDROXYLASE (BCH) DANGRANULE BOUND STARCH SYNTHASE (GBSS) TALAS MENTEGA DAN BENTUL N. Sri Hartati, Pramesti Dwi Aryaningrum, Enny Sudarmonowati

833

PP-79 PERBEDAAN KARATERISTIK BUBUK KEDELE (Glycine soja L) TERFERMENTASI OLEH Rhizopus oligosporus C1 DENGAN DAN TANPA PROSES MIKROFILTRASI SEBAGAI SUMBER ASAM FOLAT UNTUK FORMULA PANGAN PINTAR Agustine Susilowati, Aspiyanto, Yeti M Iskandar, Hakiki Melanie, Yati Maryati

839

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

272

PP-80 PENGELOLAAN TERPADU UBI KAYU LOKAL KABUPATEN MALUKU TENGGARA MELALUI APLIKASI PUPUK ORGANIK HAYATI, PENGOLAHAN MOCAF ENBAL DAN INISIASI PRODUKSI BIBIT KULTUR JARINGAN Siti Kurniawati, Hartati, N Sri Hartati

848

PP-81 PENILAIAN ORGANOLEPTIK DAN PERANAN MINUMAN FERMENTASI DAUN SIRSAK SEBAGAI ANTI ASAM URAT PADA TIKUS WISTAR Adolf JN Parhusip, Evelyn Nathalia

849

PP-82 TEKNOLOGI SINGKONG TEROLAH MINIMAL Diki Danar Tri Winanti

860

PP-83 STUDI POTENSI SUMBERDAYA IKAN SIDAT DI PROVINSI BENGKULU: DALAM RANGKA PEMILIHAN LOKASI PUSAT PEMBESARAN BENIH IKAN SIDAT (Anguilla sp.) DI BENGKULU SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT WILAYAH PESISIR Odilia Rovara, Yulfiperius, Ahmad Pratama Putra, Dedy Yaniharto, Helmi Sukantiyo, Bambang Marwanta

868

PP-84 STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN UNTUK DIVERSIFIKASI PANGAN S. Joni Munarso

883

PP-85 PENDEKATAN KERANGKA AREA UNTUK ESTIMASI DAN PERAMALAN PRODUKSI PADI Mubekti, H. Sadmono, L. Sumargana, Kadarmanto, Iswadi

890

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

483

PP-28 ANALISIS STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN VARIETAS

KENTANG OLAHAN DI KABUPATEN GARUT

Adhitya Marendra Kiloes dan Puspitasari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Jl. Tentara Pelajar No. 3C, Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor 16111 e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Badan Litbang Pertanian melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dan Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah merakit beberapa varietas kentang khusus untuk olahan guna menggantikan varietas kentang olahan yang selama ini harus diimpor dari luar negeri. Beberapa dari varietas olahan tersebut sudah dilisensikan secara eksklusif oleh penangkar di beberapa sentra produksi. Kabupaten Garut adalah salah satu sentra produksi kentang dimana banyak petani yang menanam kentang olahan. Pengembangan beberapa varietas olahan di Kabupaten Garut perlu dilakukan untuk meminimalisir ketergantungan terhadap benih kentang olahan impor. Salah satu lisensor varietas kentang olahan Badan Litbang Pertanian adalah PT. Papandayan dan Cikuray Farm yang melisensi secara eksklusif varietas kentang Medians. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis peranan para stakeholders yang terkait dengan rantai nilai kentang olahan di Kabupaten Garut dan merumuskan upaya peningkatan peranan dari masing-masing stakeholders agar varietas kentang olahan lokal dapat berkembang. Stakeholders terkait yang dianalisis diantaranya Pemerintah Daerah, penangkar, petani, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, pedagang, UKM kentang olahan, dan industri kentang olahan. Katakunci: Kentang olahan, Kabupaten Garut, Analisis Stakeholders

ABSTRACT.

Indonesian Agricultural Research and Development Agency (IAARD) through Indonesian Center for Horticulture Research and Dvelopment dan and Indonesian Vegetable Research Institute has been assembling some special varieties of potatoes for processing in order to replace the processed potato varieties which have to be imported from abroad. Some of the varieties of these preparations has been licensed exclusively by breeders in several production centers. Garut is one of the centers of potato production in which many farmers who grow potatoes processed. Development of several varieties processed in Garut needs to be done to minimize the dependence on imported processedpotatoes seed. One licensor of IAARD’s processed potato varieties is PT. Papandayan and Cikuray Farm that licensed exclusively Medians potato varieties. The aim of this paper is to analyze the role of the stakeholders associated with the value chain of processed potatoes in Garut and formulate efforts to improve the role of each stakeholder in order of local processed potato varieties can be grown. The relevant stakeholders analyzed including local governments, breeders, farmers, Vegetable Crops Research Institute, traders, SMEs processed potatoes, and processed potato industry Keywords: processed potato, Garut, Stakeholders analysis

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

484

PENDAHULUAN

Kentang adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan rata-rata produksi cukup besar jika dibandingkan dengan komoditas sayuran lainnya. FAO melaporkan bahwa pada tahun 2010 produksi kentang dunia sebesar 324 juta ton (Deb et al., 2013). Sejalan dengan hal tersebut konsumsi kentang meningkat 46,6% selama kurun waktu lima tahun terakhir (Adiyoga, 2011).

Kentang merupakan tanaman sayuran yang juga dapat digunakan sebagai alternatif sumber karbohidrat sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan makanan pokok, sehingga dapat mendukung program diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah(Haris, 2010; Utamiet al., 2012; Kurniawanet al., 2014). Selain itu produk olahan komoditas kentang juga telah banyak dikenal. Di Indonesia sendiri olahan kentang dapat ditemui dalam bentuk kentang goreng dan kripik kentang(Asgar et al,. 2011). Pertumbuhan penduduk dan berubahnya gaya hidup masyarakat yang menyukai makanan cepat saji membuat permintaan kentang terutama kentang olahan meningkat (Santoso B. 2008).

Selain diproduksi sendiri, kebutuhan kentang di Indonesia juga diperoleh melalui impor dari negara lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi impor kentang adalah konsumsi, produksi, kurs dollar dan PDB (Lastinaet al., 2014). Impor kentang tersebut terutama untuk jenis-jenis kentang olahan. Industri pengolahan kentang dalam negeri membutuhkan vareitas kentang yang memiliki kadar karbohidrat tinggi namun kadar gula totalnya rendah. Contoh varietas kentang yang memiliki ciri-ciri seperti ini adalah verietas kentang atlantik(Sofiariet al,2015).Selama ini kentang varietas atlantik adalah varietas yang paling banyak digunakan dalam memproduksi olahan kentang. Oleh karena impor bibit kentang diperlukan untuk meningkatkan produksi produk-produk olahan kentang yang akan dipasarkan baik di dalam negeri ataupun diekspor ke luar negeri (Saptana et al., 2000). Data Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian 2013 menyebutkan, Indonesia mengimpor benih kentang Atlantik sebanyak 6.791 ton senilai lebih dari US$10 juta atau sekitar Rp127 miliar. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 4.735 ton senilai US$7 juta. Tak hanya benih, kita juga mengimpor kentang konsumsi, khususnya dalam bentuk french fries beku (Anonim, 2014).

Seiring dengan semangat swasembada yang digalakkan pemerintah saat ini, kebutuhan benih kentang dari impor diharapkan dapat ditekan semaksimal mungkin.Untuk itu pemenuhan benih kentang terutama kentang olahan menggunakan sumberdaya lokal sangat perlu untuk diprioritaskan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dan Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah menghasilkan beberapa Varietas Unggul Baru kentang yang dapat digunakan untuk menggantikan varietas kentang impor. Beberapa varietas tersebut diharapkan mampu berkembang baik itu di masyarakat tani yang menggunkan varietas-varietas tersebut untuk menghasilkan kentang bahan baku industri ataupun bagi para pelaku industri yang membutuhkan bahan baku.

Salah satu varietas unggul kentang yang telah dihasilkan adalah varietas Medians yang telah dilisensikan oleh PT. Papandayan dan Cikuray Farm di Kabupaten Garut.Semenjak dilisensi tahun 2013 varietas medians telah digunakan oleh beberapa industri kecil dan menengah yang memproduksi olahan kentang di Kabupaten Garut(Sofiariet al,2015).Varietas ini diharapkan dapat menggantikan penggunaan varietas atlantik yang selama ini diperoleh dari impor.Kentang yang diimpor oleh industri besar untuk pembuatan kripik kentang selama ini berasal dari Kanada, Australia, Skotlandia dan Amerika Serikat.Volume impor benih mencapai 2.500 ton/tahun dan varietas yang

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

485

digunakan ialah varietas Atlantik. Meskipun varietas ini sangat baik dijadikan sebagai bahan baku kripik namun varietas tersebut tidak disukai petani karena produktivitas rendah, tidak tahan serangan OPT, busuk daun, layu bakteri dan virus yang dapat menyebabkan gagal panen. Sehingga untuk mengendalikan OPT tersebut diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk membelanjakan pestisida.

Selain perusahaan yang telah melisensikan varietas medians sebagai kentang olahan, terdapat kontribusi beberapa pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengembangan varietas tersebut.Dalam suatu sistem agribisnis terdapat banyak pemangku kepentingan stakeholdersyang terlibat baik itu yang secara langsung terlibat dalam kegiatan on-farm ataupun yang terlibat di kegiatan-kegiatan pendukung. Banyaknya pemangku kepentingan yang dimaksud akan berkaitan dengan kegiatan eknomis, budaya, dan faktor-faktor sosial lainnya. Hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang tidak pasti sehingga akan pengaruh baik itu dari segi biaya, waktu, dan manfaat yang akan diperoleh. Untuk itu diiperlukan koordinasi antar stakeholders yang terlibat untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Keterkaitan beberapa stakeholdersdapat mendukung pemecahan suatu masalah12termasuk pengembangan varietas kentang olahan tersebut. Diperlukan pemetaan mengenai peranan dari stakeholders tersebut sehingga dapat dirumuskan strategi mengenai peranan mereka dalam mengembangkan varietas medians. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis peranan stakeholders, serta upaya untuk peningkatan perannyadalam pengembangan varietas kentang olahan di Kabupaten Garut.

BAHAN DAN CARA KERJA

Penulisan makalah ini merupakan tindak lanjut dari penelitian analisis kebijakan

yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura untuk menganalisis daya saing kawasan produksi kentang di Kabupaten Garut. Fokus masalah pada makalah ini adalah untuk menganalisis peranan dari masing-masing stakeholders yang terlibat dalam pengembangan kentang olahan medians sehingga dapat diperoleh rumusan untuk peningkatan peranannya dalam mengembangkan kentang olahan varietas medians. Sebuah Focussed Group Discussion(FGD) dilakukan di sentra produksi kentang Kabupaten Garut dan dihadiri oleh perwakilan dari petani, penangkar yang dalam hal ini adalah lisensor dari kentang varietas medians yaitu PT. Papandayan dan Cikuray Farm, perwakilan dinas pertanian, dan perwakilan pedagang.

FGD yang dilakukan akan menganalisis keterlibatan para stakeholders yang ada dalam pengembangan varietas medians di sentra produksi Kabupaten Garut. Hasil FGD kemudian diterjemahkan dalam matriks analisis partisipasi stakeholders untuk mengetahui peranan masing-masing stakeholders dan matriks kepentingan dan keterlibatan stakeholders untuk mengidentifikasi stakeholders mana yang peranannya harus ditingkatkan(Kiloes, 2016).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tentang Varietas Kentang Medians Kentang vareitas median merupakan kentang hasil pemuliaan Balai Penelitian

Tanaman Sayuran, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Vareitas ini merupakan vareitas unggul yang dapat menyaingi varietas atlantik yang selama ini benihnya diperoleh

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

486

melalui impor.Medians merupakan vareitas kentang hasil persilangan antara vareitas atlantik dengan klon introduksi dari CIP-Peru.

Keunggulan dari varietas kentang ini adalah produktivitasnya yang tinggi sekitar 32ton/ha, tahan terhadap penyakit, dan rendeman yang tinggi. Dibandingkan dengan varietas atlantik, varietas medians lebih tahan terhadap penyakit. Rata-rata hasil dari kentang atlantik sebesar 20 ton/ha, sedangkan varietas medians dapat menghasilkan hingga 32 ton/ha karena umbinya yang bisa mencapai 10-14 buah dibandingkan dengan atlantik yang rata-rata umbinya hanya enam buah.

Umur mulai panen vareitas medians sekitar 100-110 hari dengan bentuk umbi oval dan warna kulit umbi berwarna putih. Kadar gula yang 0,034 brix menyebabkan kentang ini cocok untuk dijadikan kentang olahan. Wilayah adaptasi dari kentang vareitas ini ada di dataran tinggi diatas 1200 mdpl.

Gambar 1. Kentang varietas medians

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2014

Analisis Stakeholders pengembangan kentang varietas medians Multi-stakeholder process adalah kerjasama antara bermacam-macam aktor yang

terikat dalam satu proses dialog dan aksi untuk menyelesaikan masalah tertentu. Karakteristik dari pendekatan multi-stakeholder adalah (1) melibatkan para aktor yang bekerjasama untuk satu tujuan, (2) fokus kepada tujuan untuk perubahan, (3) strategi bottom-up dan top-down yang teritegrasi, (4) melibatkan pengambilan persetujuan melalui peraturan bersama dan proses, (5) bekerja intas sektor dan skala usaha, (6) terikat dalam sistem perubahan yang terstruktur, dan (7) para aktor terlibat dalam proses pembelajaran(Stelet al., 2012).

Dalam hal pengembangan vareitas unggul baru kentang olahan yang dalam hal ini adalah vareitas kentang medians pendekatan multi stakeholders perlu dilakukan. Menurut hasil diskusi, beberapa aktor yang mungkin dapat berperan dalam pengembangan vareitas kentang olahan medians ini adalah Pemerintah Daerah, penangkar yang dalam hal ini adalah lisensor PT. Cikuray dan Papandayan Farm, petani kentang, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, pedagang, UKM kentang olahan, dan industri kentang olahan. Tujuan yang akan dicapai adalah peningkatan penggunaan varietas medians untuk menggantikan varietas atlantik yang selama ini digunakan baik di tingkat petani maupun di tingkat industri pengolahan kentang. Strategi terintegrasi antara program pemerintah untuk swasembada benih kentang dan juga para stakeholders ditingkat bawah juga berperan dalam pengembangan varietas kentang ini. Selain itu sinergi dengan industri kentang olahan juga diperlukan agar pasar kentang olahan medians ini dapat dipastikan. Dengan kepastian pasar yang ada maka pengembangan kentang olahan medians ini akan lebih mudah dilaksanakan.

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

487

Masing-masing stakeholders memiliki karakteristik, kepentingan, sumberdaya, permasalahan, dan tindakan masing-masing. Semua itu harus disinergikan untuk dapat mencapai tujuan bersama yaitu untuk mengembangkan varietas kentang olahan medians.Karakteristik, kepentingan, sumberdaya, permasalahan, dan tindakan dari masing-masing stakeholders dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik, kepentingan, sumberdaya, permasalahan, dan tindakan untuk mengembangkan varietas kentang olahan medians

Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Garut memiliki program untuk peningkatan produksi kentang di daerahnya. Selama ini jenis kentang yang diusahakan di Kabupaten Garut adalah kentang sayur dan kentang olahan. Mayoritas petani kentang masih membudidayakan kentang sayur untuk memenuhi permintaan kota-kota besar di sekita Kabupaten Garut seperti Bandung dan DKI Jakarta. Belum ada program khusus untuk meningkatkan produksi kentang olahan di Kabupaten Garut sehingga diperlukan adanya satu program khsusus untuk pengembangan jenis kentang olahan. Selain itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut juga membantu dalam hal pemasaran produk olahan benbahan baku kentang. Hal ini dapat mendukung pengembangan kentang olahan medians di Kabupaten Garut.

PT. Papandayan dan Cikuray Farm merupakan perusahaan yang melisensi kentang olahan vareitas medians. Perusahaan ini mendapatkan delegasi legalitas untuk dapat memproduksi benih kentang kelas G0 sendiri dari yang biasanya benih kentang kelas G0 hanya dapat diproduksi oleh pemilik varietas yang dalam hal ini adalah Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Permasalahan yang dihadapi adalah masih sedikitnya petani mitra yang dapat memproduksi kentang medians. Kebanyakan petani masih menanam kentang atlantik atau kentang sayur varietas granola.

Petani kentang dan industri kecil pengolahan kentang memiliki permasalahan yang sama yaitu permodalan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menghubungkan antara petani dan pedagang dengan lembaga keuangan yang dapat memberikan akses pemodalan baik itu lembaga keungan mikro maupun perbankan. Kepastian pasar dari

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

488

stakeholders pendukung yang lain dapat dijadikan jaminan bagi petani dan pedagang pengumpul untuk mendapatkan akses pemodalan.

Industri pengolahan kentang yang biasa terjun langsung hingga ke petani untuk mencari bahan baku adalah PT. Indofood. Permasalahan yang ditemui dalam pengembangan varietas kentang medians adalah bahwa PT. Indofood masih belum memiliki kepercayaan terhadap kentang medians. PT. Indofood masih mempercayai kentang varietas atlantik sebagai bahan baku produk kentang olahannya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan tindakan pemberian contoh produk olahan yang dihasilkan dari kentang vairietas medians sehingga PT. Indofoof dapat melihat hasil yang ditawarkan oleh varietas kentang medians yang dapat menggantikan varietas kentang atlantik dari segi kualitas produk. Selain PT. Indofood ada beberapa perusahaan pesaing lain yang ikut masuk ke dalam industri keripik tertarik untuk menggunakan medians. Sebut saja Wingsfood yang sudah melakukan inisiasi kerjasama untuk menggunakan medians sebagai bahan baku keripik kentang yang akan diproduksinya. Wingsfood sudah melihat dan mencoba kentang medians dan tertarik untuk menggunakan kentang ini sebagai bahan baku produknya.

Beberapa stakeholders yang telah teridentifikasi tersebut memiliki tingkat kepentingan dan kekuatan yang berbeda-beda dalam rantai nilai. Beberapa stakeholders memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sementara kekuatan yang dimilikinya rendah, atau memiliki tingkat kepentingan tinggi dan kekuatan yang tinggi, tingkat kepentingan yang rendah dan kekuatan yang tinggi serta tingkat kepentingan yang rendah dan kekuatan yang juga rendah. Dalam posisi stakeholders ada dalam tingkat kepentingan yang tinggi sementara kekuatannya rendah, maka harus diupayakan suatu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatannya sehingga dapat melakukan perubahan.

Gambar 2. Posisi para stakeholders pada matriks kekuatan dan kepentingan

Dari hasil diskusi dapat dilihat bahwa stakeholders yang harus ditingkatkan

kekuatannya adalah petani kentang, penangkar dan UKM kentang olahan. Hal ini karena mereka memiliki kepentingan yang tinggi dalam mengembangkan varietas kentang olahan medians. Selama ini petani tidak memiliki kekuatan yang lebih terutama pada hal tawar menawar harga jual dan juga akses terhadap modal dan beberapa input produksi. Sehingga produksi yang dihasilkan oleh petani tidak maksimal. Selain petani kentang penangkar juga harus ditingkatkan kekuatannya agar dapat mengembangkan varietas medians. Selama ini PT. Papandayan dan Cikuray Farm memang telah memperoleh delegasi legalitas dari pemilik varietas sehingga dapat memproduksi benih G0 sendiri. Namun karena kapasitas produksi yang masih terbatas sehingga kadang masih kurang

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

489

dapat memenuhi permintaan petani mitra. UKM kentang olahan juga dihadapkan pada beberapa permasalahan diantaranya adalah kepastian bahan baku dan permodalan.

Pemerintah daerah dalam hal ini memiliki kekuatan yang besar namun kepentingan yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah harus ikut terjun kedalam pengembangan kentang varietas olahan ini dengan membuat program-program khusus untuk pengembangan kentang vareitas olahan.

Satu hal yang menarik disini adalah pedagang pengumpul yang memiliki kekuatan yang tinggi namun kepentingan yang rendah. Di satu sisi pedagang pengumpul dapat menjadi pendukung pengembangan kentang olahan ini dengan menjadi pemasok bagi industri kentang atau UKM kentang olahan. Namun di sisi lain pedagang pengumpul dapat juga menjadi penghambat pengembangan kentang olahan medians ini. Ketika harga kentang sayur di pasaran naik maka kentang-kentang olahan akan dijual sebagai kentang sayur sehingga akan mengancam pasokan bahan baku untuk industri baik itu industri besar maupun UKM.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu peranan stakeholders bermacam-macam sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Selain itu dari hasil matriks kekuatan dan kepentingan maka petani kentang dan penangkar harus ditingkatkan kekuatannya. Selain itu pemerintah daerah harus membuat program-program khusus pengembangan varietas olahan.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoga, W. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku dan Keputusan Konsumen untuk Membeli Kentang, Bawang Merah, dan Cabai Merah. Jurnal Hortikultura. 21(3): 280-294

Anonim. 2014. Pesaing Kentang Atlantik. http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=10&aid=5357

Asgar, A., ST Rahayu, M Kusmana, dan E Sofiari. 2011. Uji Kualitas Umbi Beberapa Klon Kentang untuk Keripik. Jurnal Hortikultura Vol 21 (1): 51-59

Deb, S., Kumar, S., and Chowdhary, AP. 2013. Production Technology of Hybrid True Potato Seed. CIBTech Journal of Biotechnology, Vol 3 (3): 10-19

Haris. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Kentang pada Berbagai Dosis Pemupukan. Jurnal Agrisistem (6) 1: 15-22

Kiloes AM. 2016. Horticulture Sector Development for Emerging Markets. Laporan Kegiatan, tidak dipublikasikan.

Kurniawan, H dan Suganda, T. 2014.Uji Kualitas Beberapa Klon Kentang Hasil Persilangan untuk Bahan Baku Keripik. Jurnal Agro Vol 1 (1): 33-43

Lastina, NLMAD dan Setiawina, ND. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impor Kentang di Indonesia Tahun 2005-2012. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 4 (1): 50-56

Santoso, B. 2008. Pendugaan heritabilitas ketahanan beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum) terhadap lalat pengorok daun (Lyriomiza huidrobensis).Jurnal Agroland, 15 (4): 251-256

Saptana dan Hadi, PU.2008. Perkiraan Dampak Kebijakan Proteksi dan Prmosi terhadap Ekonomi Hortikultura Indonesia.Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 26 (1): 21-46

Prosiding Kongres Teknologi Nasional 2016 BPPT, Jakarta, 25-27 Juli 2016

490

Sofiari, E, Handayani, T, Kurniawan, H, Kusmana, Prababaningrum, L, dan Gunadi, D. 2015. Komoditas Kentang Sumber Karbohidrat Bergizi dan Ramah Lingkungan. Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat. IAARD Press, Jakarta. 78-90

Stel N, de Boer D and Hilhorst D. 2012. Multi Stakeholders Processes, Service, Delivery and State Institutions: Service Provision and the Legitimacy of State Institutionsin Situations of Conflict and Fragility, Experience from Burundi, Dr Congo, Nepal, and Palestinian Teritories.

Utami, U., L. Hariani., dan R. Setyaningrum. 2012. Pengujian Potensi Bakteri Endofit terhadap Pertumbuhan Populasi Nematoda Sista Kuning (Globodera rostochiensis) Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Sainstis Volume 1, Nomor 2: 104-114