9
Proses Terjadinya Kehamilan dan Perkembangan Janin Dola Lonita 10.2013.342/BP16 Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 No. Telp (021) 5694-2061 [email protected] Pendahuluan Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi dengan tujuan untuk mempertahankan keturunannya, demikan juga pada manusia. Proses reproduksi yang terjadi pada manusia diatur oleh sistem reproduksi dimana pada laki-laki dan perempuan sehingga untuk memperoleh keturunan harus terjadi suatu proses yang disebut sebagai proses kehamilan. Proses kehamilan, jelas sekali diawali dengan adanya hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan. Proses hubungan kelamin (coitus) tadi berawal dari sel sperma yang akan masuk menuju rahim wanita yang kemudian akan bertemu dengan ovum di daerah ampula tuba falopii. Proses pertemuan antara sel sperma dan ovum ini disebut sebagai fertilisasi. Setelah proses fertilisasi akan diikuti dengan proses implantasi yaitu melekatnya blastocist pada endometrium dan dilanjutkan dengan proses gastrulasi dan proses pembentukan organ- organ tubuh yang disebut sebagai organogenesis. Dalam makalah ini penulis membahas tentang proses terjadinya kehamilan pada manusia yang diawali dengan proses fertilisasi, implantasi, gastrulisasi, dan organogenesis yang terdiri dari ektoderm, mesoderm dan endoderm. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam memberikan pengetahuan,

Proses Terjadinya Kehamilan Dan Pembentukan Serta Perkembangan Janin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Proses Terjadinya Kehamilan Dan Pembentukan Serta Perkembangan Janin

Proses Terjadinya Kehamilan dan Perkembangan Janin

Dola Lonita10.2013.342/BP16

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) [email protected]

Pendahuluan

Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi dengan tujuan untuk mempertahankan keturunannya, demikan

juga pada manusia. Proses reproduksi yang terjadi pada manusia diatur oleh sistem reproduksi dimana

pada laki-laki dan perempuan sehingga untuk memperoleh keturunan harus terjadi suatu proses yang

disebut sebagai proses kehamilan. Proses kehamilan, jelas sekali diawali dengan adanya hubungan

kelamin antara laki-laki dan perempuan. Proses hubungan kelamin (coitus) tadi berawal dari sel sperma

yang akan masuk menuju rahim wanita yang kemudian akan bertemu dengan ovum di daerah ampula tuba

falopii. Proses pertemuan antara sel sperma dan ovum ini disebut sebagai fertilisasi. Setelah proses

fertilisasi akan diikuti dengan proses implantasi yaitu melekatnya blastocist pada endometrium dan

dilanjutkan dengan proses gastrulasi dan proses pembentukan organ-organ tubuh yang disebut sebagai

organogenesis. Dalam makalah ini penulis membahas tentang proses terjadinya kehamilan pada manusia

yang diawali dengan proses fertilisasi, implantasi, gastrulisasi, dan organogenesis yang terdiri dari

ektoderm, mesoderm dan endoderm. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam memberikan

pengetahuan, dengan demikian kita dapat mengetahui proses terjadinya kehamilan pada manusia.

Pembahasan

Fertilisasi

Fertisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di tuba falopii.

Fertilisasi tejadi coitus atau hubungan kelamin dalam sekitar masa ovulasi (masa subur wanita) sehingga

sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan

pada saat ovulasi. Dari 60-100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi,

beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai rongga uterus,

beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba falopii dan beberapa diantaranya dapat bertahan

Page 2: Proses Terjadinya Kehamilan Dan Pembentukan Serta Perkembangan Janin

hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba falopii.Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan

sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Untuk menentukan masa subur atau

ovulasi dipakai 3 patokan yaitu ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang, sperma dapat

hidup dan membuahi dalam 2-3 hari setelah ejakulasi, dan ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.1

Gambar 1: Proses Fertilisasi

Terdapat 3 fase dalam fertilisasi yaitu:

1. Fase Penembusan Korona Radiata

Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500

yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan

diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus

sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas

menembus sel korona.2

2. Penembusan Zona Pelusida

Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan

mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim

akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan

membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh

permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul

korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan

perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak

Page 3: Proses Terjadinya Kehamilan Dan Pembentukan Serta Perkembangan Janin

aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies.

Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.3

3. Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma

Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut

menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi

akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi

bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki

sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.4

Dalam keadaan yang normal, pembuahan terjadi di daerah ampula tuba falopi dari 600-100 juta

sperma yang diejakulasi ke dalam vagina pada saat ovulasi yang akan menembus permukaan mucus

serviks dan mencapai rongga uterus hanya beberapa juta dan beberapa ratus sperma dapat melewati pintu

masuk tuba falopi yang sempit dan beberapa diantaranya dapat mencapai ovum di ujung fimbre tuba

falopi. Sebelum bertemu dengan ovum sperma akan mengalami beberapa proses berikut.

1. Proses Kapasitasi

Kapasitasi adalah proses penyesuaian spermatozoa di dalam saluran reproduksi wanita untuk

memberikan kapasitas/kemampuan bagi spermatozoa. Hanya spermatozoa yang mengalami

kapasitasi yang dapat melewati lapisan luar sel telur.Selanjutnya spermatozoa menembus lapisan luar

sel telur yang dinamakan corona radiata, dan menempel dengan lapisan yang lebih dalam lagi, yaitu

zona pellucida.Penempelan ini memulai reaksi selanjutnya yaitu reaksi akrosom. Proses kapasitasi

ini berlangsung kira-kira selama 7 jam. Protein plasma dan glikoprotein diluruhkan dari plasma

membrane yang melapisi regio akrosom spermatozoa.5

2. Reaksi Akrosom

Setelah reaksi kapasitasi sperma mengalami rekasi akrosom, terjadi setelah sperma dekat dengan

oosit. Adanya ikatan antara membran plasma sel spermatozoa dengan zona pelusida menyebabkan

picuan terhadap gelembung akrosom yang terdapat pada ujung kepala sel spermatozoa. Ketika

spermatozoa mencapai zona pelusida, spermatozoa menyentuh zona pelusida akan terjadi pelekatan

yang kuat dan menghasilkan akrosin, trypsine, dan lysine yang dapat melarutkan dan membantu

sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki

kemampuan untuk membuahi karena sperma tersebut memilki konsentrasi DNA yang tinggi. Dengan

demikian sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.6

Page 4: Proses Terjadinya Kehamilan Dan Pembentukan Serta Perkembangan Janin

Implantasi

Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan

menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium.Implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari

setelah telur dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadi fertilisasi dimana ditandai dengan

menempelnya blastosis pada epitel uterus. Proses penempelan blastula ini bertujuan untuk pembentukan

plasenta. Implantasi sendiri merupakan tahapan yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan

proses reproduksi manusia yang terjadi di bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada

blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata sehinga bagian blastula dengan inner

cell mass akan tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai terjadi

pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang

tertanam di dalam endometrium terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh

darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi

bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.7

Gastrulasi

Gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel blastula sehingga blastula akan mengalami

transformasi menjadi embrio berlapis tiga atau gastrula. Gastrulasi diawali dengan terbentuknya primitive

streak di permukaan epiblast. Proses gastrulasi akan menghasilkan 3 lapisan embrio yaitu endoderm,

mesoderm, dan ektoderm yang secara kolektif disebut juga jaringan germinal embrio. Ektoderm

membentuk lapisan luar gastrula, endoderm melapisi saluran-saluran pencernaan embrio dan mesoderm

mengisi sebagai ruangan diantara ektoderm dan endoderm. Pada akhirnya, ketiga lapisan tersebut

berkembang menjadi bagian tubuh individu dewasa.7

Proses gastrulasi ini dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Gerakan-

gerakan morfogenik tersebut antara lain invaginasi, ingressi, involusi, epiboly, interkalasi, convergent

extension. Invaginasi adalah gerakan melekuk dan melipatnya lapisan keluar ke arah dalam, ingressi

adalah sel-sel bagian permukaan secara individual berimigrasi ke bagian dalam dari embrio, involusi

adalah lapisan sel membelok ke dalam dan kemudian membentang jauh ke bagian permukaan internal,

epiboly adalah lapisan sel membentang dengan menipiskan bentuk sel-selnya menyeberangi permukaan

luar sebagai suatu unit, interkalasi adalah dua atau lebih deretan sel menyusun diri sehingga terbentuk

deretan sel yang lebih panjang dan lapisannya lebih tipis, dan yang terakhir convergent extension atau

perluasan secara konvergen adalah dua atau lebih deretan sel interkalasi, tetapi interkalasinya teratur dan

terarah pada suatu tujuan.1

Page 5: Proses Terjadinya Kehamilan Dan Pembentukan Serta Perkembangan Janin

Organogenesis

Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk

primitif (embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan

berakhir pada akhir minggu ke 8.Dengan berakhirnya organogenesis maka ciri-ciri eksternal dan system

organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus. Organogenesis juga diartikan

sebagai proses pembentukan organ-organ tubuh eksternal dan internal embrio, yang berasal dari lapisan-

lapisan lembaga ektoderm, mesoderm dan endoderm. Organogenesis merupakan tahapan perkembangan

embrio yang paling sensitif dan memerlukan waktu paling lama. Suatu organ dikatakan turunan/ derivat

dari suatu lapisan lembaga, bukan berarti seluruh bagian organ itu terbentuk dari lapisan lembaga

tersebut, tetapi karena bagian yang terbentuk pertama kali dari organ itu dibentuk pada lapisan lembaga

tersebut.2

Derivat Ektoderm (Lapisan Luar)

Ektoderm dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ektoderm permukaan dan neuroektoderm.

Ektoderm permukaan sendiri akan membentuk epidermis, rambut, kuku, dan kelenjar payudara, hipofisis

anterior, email gigi, telinga dalam dan lensa. Neuroektoderm membentuk tabung neural yang disebut

sebagai neural tube yang kemudian membentuk sistem saraf pusat, retina, epifisis, dan hipofisis posterior

serta krista neural, ganglion dan saraf kranial serta sensoris. Pada hari ke-28 Neural tube membentuk 3

gelembung otak yaitu forebrain/proencephalon, midbrain/mesencephalon, dan

hindbrain/rhombencephalon.3

Derivat Mesoderm (Lapisan diantara Endoderm dan Ektoderm)

Mesoderm sebagai salah satu dari 3 lapisan germinal kemudian berkembang menjadi beberapa

organ diantaranya somit, sistem urinarius, sistem genitalia, sistem kardiovaskuler, sistem rangka, dan

sistem otot. Lapisan mesoderm terletak diantara lapisan ektoderm dan endoderm.4

Derivat Endoderm (Lapisan Dalam)

Endoderm meupakan jaringan utama yang menyusun saluran pencernaan.Lapisan endoderm ini

melapisi permukaan ventral dari embrio dan yolk sac.Dalam perkembangannya embrio maka akan terjadi

lipatan kearah ventral yang akan meluas kearah kaudal dan kranial. Perlekukan badan embrio diikuti

Page 6: Proses Terjadinya Kehamilan Dan Pembentukan Serta Perkembangan Janin

dengan perlekukan lapisan endoderm di sebelah bawahnya sehingga terbentuklah gut tube yang dibagi

menjadi tiga yaitu fore gut (usus depan), mid gut (usus tengah), dan hind gut (usus belakang).5

Kesimpulan

Proses kehamilan merupakan suatu proses panjang untuk memiliki keturunan. Pada proses

kehamilan diawali dengan fertilisasi atau penyatuan antara sel gamet jantan yaitu sel sperma dan sel

gamet betina yaitu ovum di daerah ampula tuba falopii, dilanjutkan dengan implantasi dan gastrulasi

hingga sampai dengan proses organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh calon manusia

baru melalui lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm yang akan dikeluarkan dari rahim perempuan

melalui proses persalinan.

Daftar Pustaka

1. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi sel & molekular. Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2014.h.210-16,236-38,272-74,299

2. Heffner L, Schurt D. Sistem reproduksi. Jakarta: Erlangga; 2012.h.42-33. Manuaba IBG. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB. Jakarta: EGC;

2012.h.127-314. Manuaba IGB, Manuaba C, Manuaba F. Pengatar kuliah Bstetri. Jakarta: EGC; 2013.h.127-295. Yulaihlah L. Sari asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta: EGC; 2014.h.31-26. Lestari R, Adil EIM, Anita N. Biologi. Diterjemahkan dari Campbel NA, Reece JB, Mitchell LG.

Biology: fifth edition. Jakarta: Erlangga; 2011.h.193-947. Wolpert L. Rahasia kehidupan & kecerdikan sel. Bandung: Mizan Pustaka; 2011.h.101-09