PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

    1/6

    PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

    Author : Isvika Vicha

    I. PENDAHULUANCara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan salah satu faktor penting untuk dapat

    menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi standar mutu dan keamanan. Mengingat pentingnya penerapan

    CPKB maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri kosmetik baik skala besar maupun kecil

    untuk dapat menerapkan CPKB melalui langkah-langkah dan pentahapan yang terprogram. Penerapan CPKB

    merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui

    dunia Internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka penerapan CPKB

    merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain

    baik di pasar dalam negeri maupun internasioanal.[1]Agar proses produksi kosmetik berjalan dengan baik, yang

    perlu diperhatikan bukan hanya pada proses kerja saja, akan tetapi juga harus memperhatikan dari pemilihan

    formula yang tepat hingga kontrol kualias.

    II. RUMUSAN MAKALAHA. Bagaimana pemilihan formula yang tepat?B. Bagaimana memilih metode untuk pembuatan kosmetik?C. Bagaimana proses pembesaran batch?D. Bagaimana proses produksi pembuatan kosmetik?E. Apa yang dimaksud kontrol kualitas?

    III. PEMBAHASANA. Pemilihan Formula

    Mengingat keterbatasan bahan baku, peralatan, serta waktu, sementara kosmetik harus segera

    diproduksi untuk mengejar musim, tren, fashion dan lain-lain, kita harus pandai memilih formulasi agar kosmetik

    itu dapat segera diproduksi dan dapat memenuhi tujuan tertentu.

    Sebelum pemilihan terakhir atas suatu formulasi (setelah melewati percobaan-percobaan klinis kecil-

    kecilan atas keamanan formulasi beserta bahan-bahan baku di dalamnya), kita harus secara realistis yakin

    bahwa formulasi kita memang akan dapat di produksi secara besar-besaran dengan menggunakan alat-alat

    pabrik yang telah ada. Bahkan pada saat itupun, bahan-bahan baku yang terkandung dalam formulasi itu masih

    harus secara kritis diteliti kembali sebelum betul-betul dipilih untuk digunakan.[2]B. Pemilihan Metode Pembuatan

    Tujuan dari proses kosmetik adalah untuk menghasilkan suatu produk yang seragam serta memiliki

    keawetan yang panjang, maka pemilihan metode pembuatan yang tepat dengan menggunakan peralatan yangtersedia itu esensial.

    Produksi besar-besaran umumnya didasarkan pada hasil pengamatan produksi percobaan ( clinical

    batch). Selama pembuatan cilnical batches, perlu dilakukan pengamatan parameter-parameter kritis yang

    mempengaruhi kinerja produk, antara lain:

    a. Langkah-langkah kritis dalam metode pembuatan.b. Sifat-sifat produk yang kritis, seperti viskositas, dll.c. Bahan-bahan baku inti, seperti surfaktan, lubrikan, bahan pensuspensi, bahan pembuat gel, atau bahan-bahan

    alam atau sintetik yang menentukan.

    Setelah mengidentifikasi, parameter-parameter kritis tersebut, perlu memilih cara pembuatan yang

    paling tepat dan peralatan yang paling cocok agar menghasilkan produk yang ideal. Karena pembesaran

    produksi dari clinical batchkepilot size batches dan akhirnya ke produksi besar-besaran mungkin harusmengkompromikan hal-hal tertentu dalam produksi, diharuskan untuk memilih metode khusus atau peralatan

    https://plus.google.com/116386517689296269576http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn1http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn1http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn1http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn2http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn2http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn2http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn2http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn1https://plus.google.com/116386517689296269576
  • 7/30/2019 PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

    2/6

    yang paling memenuhi standar selama pembuatanclinical batch agar kompromi tersebut tidak terlalu

    menyimpang.[3]C. Rencana Pembesaran Batch

    Pembesaran produk dari laboratory size bathces (clinical bathces), yang umumnya sampai 25 kg,

    kepilot plant bathces (25-200 kg) disebut scale-upformulasi atau produksi. Untuk produksi kosmetik yang masih

    baru, scale-up dapat diselesaikan dalam 2 fase:Pembuatan Clinical Batch

    Pengalaman pertama dengan batch ukuran agak besar umumnya ditemui disini. Karena itu, formulator

    produk itu sebaiknya hadir menyaksikan pembuatan clinical batch tersebut untuk menghindari masalah yang

    mungkin timbul akibat tidak tersedianya metode pembuatan yang kurang terperinci.

    Setelah beberapa clinical batch sukses dibuat, suatu pembuatan umumnya sudah bisa dituliskan dalam

    format tertulis yang dapat dengan mudah dilanjutkan ke produksi pilot plant batches.

    Pembuatan Pilot Plant Batch

    Umumnya pembuatan batch dalam fase pilot plant batches disarankan untuk dilanjutkan sebelum tes

    keamanan klinis fase III mulai dilakukan untuk produk hasil metode pembuatan pilihan terakhir. Kebutuhan

    produksi untuk tes klinis demikian umumnya membutuhkan batches ukuran agak besar (200 kg).

    Penelitian terhadap produksi pilot plant juga disebut penelitian perkembangan proses yang diadakanuntuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok berikut dan untuk mengidentifikasi langkah-langkah inti dalam

    proses pembuatan yang perlu disahkan atau ditolak:

    a. Formulasi itu bisa diproduksi lebih banyak atau tidakb. Apakah metode produksi itu sesuai dengan kemempuan produk yang diharapkan dan dengan peralatan yang

    ada

    c. Apakah diperlukan peralatan baru atau pabrik ke tigad. Apakah langkah-langkah pokok proses pembutan telah teridentifikasie. Apakah studi untuk validitas telah didesain dengan baik

    Penelitian terhadap produksi pilot plant perlu diarahkan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

    tersebut secara memuaskan. Jika timbul pertanyaan apakah produk itu fleksible untuk diproduksi, maka

    sebaiknya produk itu diproduksi dengan menggunakan peralatan dan ukuran batch yang akan dipakai secararutin.

    Puncak kegiatan scale-up biasanya berupa produksi yang memuaskan dalam bentukproduction

    demonstration batch yang kemudian digunakan untuk mengisi kebutuhan packaging demonstration run yang

    menghasilkan produk akhir yang telah dikemas. Study validasi biasanya dijalankan selama pembuatan

    production demonstration batch dan packaging demonstration run.[4]D. Proses Produksi

    Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan pengaturan Pemerintah, yaitu Cara

    Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) di A.S.. Peralatan yang

    digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: mixing, dispersing, homogenizers, filling equipment.

    1. Proses dan tujuana. Pencampuran (mixing)

    Tujuan dari pencampuran antara lain:

    1) Mencampur cairan yang sulit tercampur2) Mempercepat pemanasan bahan-bahan3) Melarutkan lemak-lemak dan bahan-bahan lainnya4) Untuk emulsifikasi atau dispersi5) Untuk pendahuluan pendinginan[5]b. Pemompaan

    Ada dua jenis pompa yang digunakan di dalam produksi kosmetik, yaitu:

    1) Positive displacement pumpBekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu rongga, kemudian mendesaknya keluar pada sisi yang lain.

    2) Centrifugal pumpsPada pompa ini, cairan dimasukkan di titik pusat propeler yang berputar cepat.

    http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn3http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn3http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn3http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn4http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn4http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn4http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn5http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn5http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn5http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn5http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn4http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn3
  • 7/30/2019 PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

    3/6

    c. Pemindahan panasDalam banyak proses pembuatan kosmetik, bahan baku sering harus dipanaskan samapai suhu 70-80

    OC,

    dicampur, dan kemudian didinginkan sampai sekitar 30-40OC sebelum produk akhir dapat dipompa dan

    disimpan.[6]

    d. FiltrasiUmumnya, filtrasi hanya diperlukan dalam memurnikan air dan untuk penjernihan losion, dimana bahan-

    bahan baku produk-produk ini sering berisi sejumlah kecil kontaminan yang akan mengganggu penampilan

    produk akhir jika tidak dihilangkan.

    e. Pengisian (filling)Pengisian untuk kosmetik yang berbentuk cair dapat menggunakan sistem vakum pada botol-botol yang

    berderet-deret. Pengisian cream dapat memakaifilteram type, dimana cream dimasukkan ke dalam tube silindris

    dengan bantuan suatuplunger.

    2. Pembuatan produk-produk khusus[7]a. Kosmetik cair

    Pembuatan produk kosmetik cair mencakup pelarutan atau dispersi yang baik, serta penjernihan. Untuk

    sejumlah produk kosmetik cair, parfum atau bahan yang berminyak mungkin perlu dilarutkan terlebih dahulu. Ini

    umumnya dilakukan dalam pembuatan shampo. Karena kejernihan suatu losion sangat penting, makakemasannya juga harus jernih. Untuk itu perlu pencucian dengan udara bertekanan atau air panas yang di ikuti

    dengan pembilasan dan pengeringan.

    b. GelProduk kosmetik dalam bentuk gel berkisar dari losion yang kental, misalnya roll-ball antiperspirant sampai

    gel thixotropik yang sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan sebagai kosmetik hairdressing

    dan hair setting.

    Losion kental lebih mudah dibuat yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit gellant padat ke dalam

    fase cair yang diaduk terus-menerus dengan cepat memakai propeler yang di gerakkkan turbin.

    Cara pembuatan gel kental yang tidak bisa mengalir lebih sulit karena pada produk akhirnya udara tidak

    bisa keluar dari dalamnya seperti halnya pada losion kental. Gel kental harus di buat dalam ruang hmapa udara

    atau di lakukan melalui proses pembuangan udara yang rumit.c. Mikroemulsi

    Mikroemulsi terbentuk melalui sistem yang spontan, pembuatannya cukup dengan alat pencampur yang

    sederhana, jadi tidak memerlukan alat pencampur rumit berkecepatan tinggi. Pada umumnya dalam pembuatan

    mikroemulsi fase minyak dengan suhu sekitar 800C ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase air dalam

    suhu yang sama, sambil di aduk secara pelan. Untuk sementara produk dipertahankan pada suhu di atas setting

    point-nya agar udara naik dan keluar. Ini berarti bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan air

    panas atau uap bercampur air.

    d. EmulsiProses pembuatan emulsi mencakup tiga hal, diantaranya:

    1. Emulsifikasi awalEmulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk menjamin bahwa kedua fase

    serta hasil emulsi cukup mobil geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan tergantung efisiensi

    dispersi emulsifator.

    Cara pembuatan emulsi yang baik adalah dengan menuangkan serentak proporsi kedua fase yang sama

    pada setiap waktu ke dalammixeryang terus berputar sehingga emulsi terus-menerus terbentuk, tetapi ini hanya

    dapat di lakukan dalam pabrik besar.

    2. PendinginanMendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama dalam produk yang berisi bahan-

    bahan mirip lilin yang berharga. Selama pendinginan biasanya emulsi terus di aduk untuk mengurangi lamanya

    proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen.

    3. homogenisasiPada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama pendinginan dalam batch terbentuk

    butiran-butiran emulsi atau pada produk yang memiliki fase minyak dengan titik leleh tinggi, pada proses

    http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn6http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn6http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn6http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn7http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn7http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn7http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn7http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftn6
  • 7/30/2019 PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

    4/6

    pendinginan terjadi pengerasan produk. Karena itu, diperlukan pencampuran tambahan untuk memperoleh

    produk seperti yang diinginkan.

    Pencampuran tambahan ini bervariasi, mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir berputar

    dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig atau penghancuran agregat-agregat kristal lilin, atau

    pelewatan katub homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig.

    e. PastaPasta, terutama pasta gigi, umunya dapat dibuat dengan menambahkan komponen-komponen padat yang

    mungkin sudah dicampur sebelumnya ke dalam komponen-komponen cair yang mungkin mencakup bahan-

    bahan yang larut dalam air. Pencampuran dapat dilakukan dalam mixerterbuka atau mixervakum. Mixingdalam

    keadaan panas, di ikuti dengan pendinginan memakai alat Votator atau metode serupa lainnya juga dapat

    dilakukan.

    Metode alternatif penyiapan pasta yang terbuat dari bubuk padat di dalam suatu cairan adalah melalui

    pencampuran awal yang kasar dan campuran ini di masukkan ke dalam triple roller millyang diberi berbagai

    tekanan dan pemutaran sampai pasta yang di inginkan terbentuk.

    f. SticksPada umumnya pembautan lipstickmeliputi 3 tahap, yaitu:

    1. Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-minyak, campuran zat-zat warna, dan campuran wax.2. Pencampuran semua itu membentuk massa lipstick.3. Pencetakan massa lipstickmenjadi batangan-batangan lipstick.

    Deodorant stick, pembuatanya mirip dengan pembautan emulsi, yaitu suatu fase minyak ( fatty acid)

    diadukkan dalam suatu fase larutan dalam air pada suhu sekitar 700C. gel panas yang terbentuk diisikan ke

    dalam cetakan pada suhu sekitar 60-650C dan dibiarkan memadat.

    g. PowderPencampuranpowderbiasanya dijalankan di dalam satu wadah semi bundar yang dilengkapi pengaduk

    spiral yang memiliki dua pita sehingga campuran itu bergerak dalam dua arah yang berbeda. Mixertipe ini

    sangat baik untuk bath salts dan bahan-bahan kristal lainnya dan sering digunakan untuk pembuatan face

    powder.

    E. Kontrol KualitasFungsi utama kontrol kualitas atau quality assurance adalah menjamin agar perusahaan memenuhi

    standar tertinggi dalam setiap fase produksinya. Faktorfaktor yang tercakup dalam kontrol kualitas adalah:

    1. Personalia2. Fasilitas3. Spesifikasi Produk

    Fungsi kontrol kualitas, antara lain:

    1. Kontrol dalam proses (in- process control)2. Pengujian spesifikasi bahan baku (raw material specification testing)3. Pengujian spesifikasi produk(product specification testing)4. Pengawasan fasilitas penyimpanan dan distribusi (storage and distribution facilities control)5. Pengawasan tempat yang mungkin sebagai produsen pihak ketiga (site inspection of potential third party

    manufacture)

    6. Pengawasan terhadap kontaminasi mikrobiologis (mikrobiological surveillance)7. Kemungkinan memperpanjang tanggal kadaluwarsa produk (product exspiration dating extension)

    Cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB) yang ditetapkan oleh pemerintah adalah:

    1. Ketentuan umuma) Pada pembuatan kosmetik, pengawasan menyeluruh sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen

    menerima kosmetik yang bermutu tinggi dan aman digunakan.

    b) Tidaklah cukup jika produk jadi kosmetik hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang sangatpenting adalah bahwa mutu harus dibentuk dalam produk tersebut.

    2. Personalia

  • 7/30/2019 PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

    5/6

    Jumlah karyawan di semua tingkatan hendaklah memadai serta memiliki pengetahuan, keterampilan

    dan kemampuan sesuai tugasnya. Mereka hendaklah juga memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik,

    sehingga mampu melaksanakan tugas secara profesional dan sebagaimana mestinya.

    3. BangunanBangunan untuk pembuatan kosmetik hendaklah memiliki ukuran, rancangan, konstruksi, serta letak

    yang memadai untuk memudahkan pelaksanaan kerja, pembersihan, dan pemeliharaan yang baik. Tiap saranakerja hendaklah memadai, sehingga setiap resiko kekeliruan, pencemaran silang, dan pelbagai kesalahan lain

    yang dapat menurunkan mutu kosmetik dapat dihindarkan.

    4. PeralatanPeralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik hendaklah memiliki rancang bangun dan

    konstruksi yang tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk kosmetik terjamin seragam dari batch ke

    batch, serta untuk memudahkan pembersihan dan perawatannya.

    5. Sanitasi dan HigieneTingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap pembuatan kosmetik. Ruang

    lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan, dan perlengkapan,bahan produksi serta

    wadahnya, dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah

    dihilangkan melalui program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.6. Produksi

    Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, yang dapat

    menjamin produksi barang jadi yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan

    7. Pengawasan MutuPengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan kosmetik yang baik agar tiap

    kosmetik yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Rasa keterikatan

    dan tanggung jawab semua unsur dalam semua rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan

    kosmetik yang bermutu mulai dari saat kosmetik dibuat sampai distribusi kosmetik. Untuk keperluan itu, harus

    ada suatu bagian pengawasan mutu yang berdiri sendiri

    8. Inspeksi diriTujuan inspeksi diri adalah untuk melaksanakan penilaian secara teratur tentang keadaan dan

    kelengkapan fasilitas pabrik kosmetik dalam memenuhi persyaratan cara pembuatan kosmetik yang baik

    9. Penanganan terhadap hasil pengamatan,keluhan dan laporan kosmetik yang beredarIV. KESIMPULAN

    Ada fase yang harus dilewati dalam memproduksi kosmetik sebelum kosmetik itu dipasarkan. Fase itu

    dikategorikan ke dalam 5 kelompok, yaitu: pemilihan formula, pemilihan metode pembuatan, rencana

    pembesaran batch, proses produksi, kontrol kualitas. Pada proses produksi kosmetik pada umumnya

    menggunakan alur, yaitu: pencampuran, pemompaan, pemindahan panas, filtrasi, pengisian. Akan tetapi tidak

    semua kosmetik dengan cara sperti itu, ada juga pembuatan produk-produk khusus.

    V. PENUTUPDemikian makalah ini kami sampaikan, namun kami sadar makalah ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan inovatif sangat kami harapkan.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta menambah khasanah keilmuan kita semua. Amin

    [1]Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen Badan Pengawas

    Obat dan Makanan Republik Indonesia, Petunjuk Operasional Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik

    ,http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/ pdf/BUKU%20POM_011210. pdf, 2010

    [2]http://books.google.co.id/books?id=1Pu7FYDfTNoC&pg=PA4&dq=ilmu+kosmetik&h l=id&ei=-

    RrUTsrOFZDJrAfRg-

    yeDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum =1&sqi=2&ved=0CDIQ6AEwAA#v=onepage&q=ilmu%20kosmetik&f=false

    http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref1http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref1http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref2http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref2http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref2http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref1
  • 7/30/2019 PROSES PEMBUATAN KOSMETIK

    6/6

    [3]Dr. Retno Iswari Tranggono, SpKK., dkk., Buku Pegangan Ilmu Kosmetik, (Jakarta: PT. Gramedia

    Pustaka Utama, 2007), hlm. 180

    [4]Ibid., hlm. 181

    [5]BSI, Kwality Engg Corporationhttp://reactorvesselsindia.com/Planetary%20Mixers.htm

    [6]BSI, Kwality Engg Corporationhttp://reactorvesselsindia.com/Heat%20Exchangers.htm

    [7]Dr. Retno Iswari Tranggono, SpKK., Buku Pegangan Ilmu Kosmetik, hlm. 184

    http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref3http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref3http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref4http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref4http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref5http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref5http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref6http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref6http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref7http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref7http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref7http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref6http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref5http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref4http://d/SMZ%20VII/KosmEtik/Makalah%20Kimia%20kosmetik.doc%23_ftnref3