Upload
trantuyen
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROSES PEMBERIAN KREDIT PROAKTIF PT. BPR NGUTER
SURAKARTA KEPADA PEDAGANG OTOMOTIF
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan
Perbankan
Oleh :
DESI NURRATNAHATI
F3608003
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Masa lalu adalah pembelajaran untuk kita melangkah di masa depan”
“Yakin, tekun, berusaha dan pantang menyerah adalah sebuah langkah awal menuju kesuksesan”
“Kesalahan bukan untuk disesali tetapi untuk dipelajari agar tidak terulang untuk kesalahan yang sama”
“Hidup akan berarti jika mampu membuat orang disekitar kita tersenyum bangga melihat kita”
“Yakin semuanya akan menjadi indah pada waktunya”
“Tersenyumlah karena sebuah senyuman akan mampu menumbuhkan sebuah harapan baru”
“Hasil akan bukanlah hal yang terpenting, langkah dan usaha kita, itu yang utama”
“Gunakanlah perasaan diatas logika,karena itu lebih manusiawi”
“Sebuah kekurangan bukan berarti hambatan tetapi harus bisa menjadi kelebihan,
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Penulis mersembahkan karya ini
untuk mereka yang telah membantu
dan memberi warna dalam hidupku.
Allah SWT yang telah
menciptakan dan telah
memberikanku kesempatan hidup
di dunia ini.
Ayah dan Ibuku tercinta yang
telah mengorbankan segalanya
untukku dan terima kasih
doanya.
Kakak - kakak dan adik -adikku
yang telah menjadi
penyemangatku dalam meraih
harapan dan cita-cita.
Seluruh keluargaku terima kasih
dukungannya.
Sahabat - sahabatku semua dan
teman - teman perbankan yang
telah membantuku.
Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesikan
Tugas Akhir dengan judul “PROSES PEMBERIAN KREDIT PROAKTIF PT.
BPR NGUTER SURAKARTA KEPADA PEDAGANG OTOMOTIF” dengan
baik.
Penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat
yang harus ditempuh guna meraih gelar derajat Ahli Madya Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki penulis.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik dan lancar tanpa
adanya kerja sama serta bantuan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu dalam kelancaran pembuatan Tugas Akhir ini baik yang secara
langsung maupun tidak langsung. Terima kasih banyak kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga diberikan kemudahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku ketua Program Diploma
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Ibu Nurul Istiqomah, SE, M.Si selaku ketua Program Studi Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret dan
selaku pembimbing akademik, terima kasih atas semua bantuannya.
5. Bapak Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
dengan sabar dan tulus dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu dosen selaku Dosen Penguji di Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
7. Bapak Drs. Sri Dadi Wibowo, MM selaku Komisaris PT. BPR Nguter
Surakarta yang telah berkenan memberikan ijin magang di sana dan yang
selalu sabar mendidik dan mengajari banyak hal yang bermanfaat.
8. Ibu Fransisca Permata Dewi, SE.MM dan Bapak Yusak Adi Nugroho, SE selaku
Direktur Utama dan Direktur PT. BPR Nguter Surakarta.
9. Bapak Bambang Sarjanto selaku Kabag Kredit, terimakasih banyak telah
bersedia membagi ilmunya.
10. Mbak Retno, Mbak Dyna Agus, Mbak Lina, Mbak Widya, Mbak RA Widya,
Mbak Alya, Mbak Sari, Mbak Nursari, Mbak Aning, Mas Khrisna, Mbak
Elga, Mbak Yani, Pak Ruli, Mas Catur, Pak Min, Mas Moko,Mas Havid dan
semua staff PT.BPR Nguter Surakarta yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
11. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah menularkan ilmunya dan setia membantu penulis dalam
perkuliahan.
12. Ayah dan Ibu, terima kasih atas semuanya yang sudah memberikan semangat
dan tidak pernah lelah dalam menasehatiku, terima kasih banyak atas doa dan
pengorbanannya, mohon maaf kalau belum bisa membanggakan kalian.
13. Sodara-sodaraku, Kakak-kakak dan adik-adikku makasih buat semuanya.
14. Sri Endah Setyaningsih, Febria Pramesthi, Heni Susanti, Mayasari Wibowo
dan Andika Pratama makasih buat semua bantuannya di tempat magang.
15. Temen-temen Keuangan Perbankan 2008 makasih buat bantuannya dan
persahabatan kalian.
16. Temen-temen Little Ghost dan Kost Ijo makasih buat persahabatan kalian.
Akhirnya penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mohon saran dan kritik demi perbaikan Tugas Akhir ini yang
selanjutnya. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
juga para pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iv
HALAMAN MOTTO...........................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................6
E. Metode Penelitian..........................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem dan Prosedur/Proses....................................12
1. Prosedur Permohonan Kredit....................................................12
2. Prosedur Penyidikan dan Analisis Kredit.................................12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Keputusan Atas Permohonan Kredit.........................................13
4. Penolakan Permohonan Kredit..................................................13
5. Persetujuan Permohonan Kredit................................................13
6. Realisasi Kredit..........................................................................14
7. Pelunasan Kredit........................................................................14
B. Bank...............................................................................................14
1. Pengertian Bank.........................................................................14
2. Fungsi Bank...............................................................................14
3. Jenis-Jenis Bank.........................................................................16
4. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)..............................17
5. Asas BPR...................................................................................18
6. Tujuan BPR...............................................................................18
7. Sasaran BPR..............................................................................18
8. Kegiatan BPR............................................................................18
C. Kredit.............................................................................................19
1. Pengertian Kredit.......................................................................19
2. Unsur-Unsur Kredit...................................................................21
3. Tujuan dan Fungsi Kredit..........................................................22
4. Jenis-Jenis Kredit.......................................................................25
5. Manfaat Kredit...........................................................................29
6. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit..............................................32
7. Proses Pemberian Kredit............................................................34
8. Penggolongan Kredit.................................................................37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
9. Resiko Kredit.............................................................................42
D. Perjanjian Kredit dan Pengikatan Agunan...............................48
1. Pengertian Perjanjian Kredit......................................................48
2. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian................................................49
3. Penyusunan Dokumen/Akta Perjanjian Kredit..........................51
4. Sifat-Sifat Jaminan dan Perjanjian Kredit.................................54
5. Macam-Macam Pengikatan Jaminan/Agunan...........................56
BAB III. PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan...................................................63
1. Sejarah Berdirinya PT. BPR Nguter Surakarta..........................63
2. Visi dan Misi..............................................................................64
3. Kepemilikan dan Pemegang Saham..........................................66
4. Permodalan................................................................................66
5. Perubahan Susunan Pengurus....................................................67
6. Produk-Produk...........................................................................70
7. Struktur Organisasi....................................................................73
8. Job Discription...........................................................................75
B. PEMBAHASAN...........................................................................80
1. Prosedur Pemberian Kredit Proaktif..........................................80
2. Tujuan Pemberian Kredit Proaktif.............................................83
3. Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan
Kredit Proaktif pada PT. BPR Nguter Surakarta.......................84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................97
B. Saran...............................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2.1 Pengelompokan Kredit Berdasarkan Kelancaran........................................39
3.1 Pemegang Saham.........................................................................................67
3.2 Pemegang Saham Baru................................................................................70
3.3 Tingkat Suku Bunga Deposito Umum.........................................................72
3.4 Penerapan Prinsip 5C di PT. BPR Nguter Surakarta...................................88
3.6 Laporan Realisasi Pinjaman Kredit Proaktif (6 bulan terakhir)...................96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Struktur Organisasi......................................................................................74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Magang Kerja Mahasiswa
Daftar Nilai Praktik Magang
Foto Kegiatan Magang
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Magang
Surat Pernyataan
Brosur PT. BPR Nguter Surakarta
Daftar Angsuran Bunga Flat Per Bulan PT. BPR Nguter Surakarta
Aplikasi Pembukaan Rekening Deposito/Tabungan
Kartu Pinjaman
Blangko Analisis Kredit
Pencarian Informasi Debitur (SID)
Perjanjian Pembukaan Kredit
Spesimen tanda tangan nasabah
Surat Pernyataan Menyetujui Perjanjian Kredit
Surat Kesanggupan Pembayaran Angsuran Kredit
Surat Kuasa Untuk Menjual Barang Jaminan
Disposisi Pencairan Kredit
Surat Pemberitahuan Permohonan Pembiayaan Kendaraan Bermotor
Surat Pemberitahuan Pencairan Kredit
Slip Bukti Setoran
Tanda Terima Uang Pinjaman
Slip Bukti Kas Keluar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Slip Bukti Kas Masuk
Nota Debet
Nota Kredit
Slip Penarikan
Slip Setoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
PROSES PEMBERIAN KREDIT PROAKTIF PT. BPR NGUTER
SURAKARTA KEPADA PEDAGANG OTOMOTIF
DESI NURRATNAHATI
F 3608003
Prosedur dalam proses pemberian kredit adalah hal yang utama dalam
kegiatan kredit karena apabila terjadi kesalahan, maka akan menimbulkan resiko
terhadap kelanjutan perusahaan, yaitu kredit macet. Agar dapat menentukan
besarnya pinjaman yang diberikan, kreditur harus mengetahui kondisi keuangan
debitur melalui prosedur yang telah ditetapkan untuk memperkecil resiko yang
ditimbulkan. Banyak pedagang otomotif yang kurang mempunyai modal dalam
mengembangkan usahanya maka PT. BPR Nguter Surakarta meluncurkan produk
baru yang diberi nama Kredit Proaktif. Kredit Proaktif ini merupakan progam
andalan kemitraan otomotif. Kredit Proaktif PT. BPR Nguter Surakarta diberikan
khusus kepada pedagang otomotif yang berupa Kredit Modal Kerja. Kredit ini
bertujuan untuk membina hubungan kemitraan yang saling menguntungkan
dengan para pedagang mobil atau otomotif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif,
yaitu menggambarkan keadaan obyektif pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak pada PT. BPR Nguter Surakarta. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku bacaan di PT.
BPR Nguter Surakarta. Sedangkan langkah pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi, wawancara dengan salah satu staff karyawan PT. BPR Nguter
Surakarta.
Prosedur pemberian Kredit Proaktif ini diawali dengan nasabah
mengajukan permohonan kredit kepada pihak bank disertai kelengkapan data
debitur dan menyerahkan BPKB sebagai jaminan lalu pihak bank melakukan
analisa kredit dan melakukan survey ke debitur. Setelah pengajuan kredit
disetujui, nasabah memperoleh plafond kredit sebesar tiga kali dari nilai jaminan.
Jangka waktu kredit selama 6 bulan. Selanjutnya penarikan plafond dapat
dilakukan dengan menyerahkan BPKB asli. Besarnya nominal pencairan kredit
adalah sebesar nilai jaminan atau nilai pasar yang diberikan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah prosedur pemberian Kredit
Proaktif PT. BPR Nguter telah sesuai dengan proses pemberian kredit pada
umumnya, yaitu dari permohonan kredit oleh debitur sampai dengan pengawasan
kredit/pembinaan kepada debitur. Begitu pula mengenai prinsip pemberian kredit
5C, telah diterapkan oleh PT. BPR Nguter Surakarta. Untuk itu saran yang
diberikan adalah karena produk ini merupakan produk baru di BPR Nguter
Surakarta maka sosialisasi dan pemasaran produk harus lebih ditingkatkan lagi.
Kata kunci: proses pemberian Kredit Proaktif, PT. BPR Nguter Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yaitu suatu badan usaha
yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang
kelebihan dana dan yang membutuhkan dana (Susilo: 2000). Bank juga
sebagai lembaga intermediasi yang berfungsi mempercepat pertumbuhan
nasional melalui salah satu kegiatan usahanya yaitu penyaluran kredit ke
masyarakat yang membutuhkan. Proporsi penyaluran kredit menentukan
perannya dari besar kecilnya pendapatan operasional yang diterima bank.
Proporsi penggunaan dana simpanan atau aktiva yang tidak sesuai atau
seimbang akan menimbulkan kerugian pada sebuah bank. Maka dari itu
dalam pengelolaan kredit harus dilakukan dengan cara sebaik-baiknya yang
meliputi dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan kredit yang dilakukan secara kontinyu.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan
menyatakan bahwa bank adalah suatu lembaga keuangan yang tugas
utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali.
Bank menghimpun dana dalam bentuk simpanan yaitu tabungan, giro dan
deposito, menyalurkan dalam bentuk kredit. Agar bank dapat beroperasi dan
berkembang dengan sehat, maka tabungan, giro dan deposito berjangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
harus tetap digalakkan terutama deposito sehingga dapat meningkatkan
pembangunan melalui kegiatan kredit.
Kegiatan penyaluran kredit disisi lain mengandung resiko yaitu
tidak kembalinya dana/kredit yang sudah disalurkan tersebut karena tidak
seluruh nasabah yang memperoleh kredit mampu mengembalikan kredit
dengan baik dan tepat pada waktunya. Banyak juga nasabah yang sama
sekali tidak mampu mengembalikan kredit. Hal seperti inilah yang akan
menghambat kelancaran kegiatan operasional sebuah bank. Dampak derajat
resiko kredit yang diterima bank akan mengganggu tingkat likuiditas bank
tersebut.
Dalam menjalankan kegiatan perbankan membutuhkan
kepercayaan. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada pihak perbankan
untuk menjaga sejumlah dana yang telah disimpan di bank. Sementara pihak
bank menempatkan atau menyalurkan dananya kepada debitur dengan
dilandasi unsur kepercayaan.
Di Indonesia ada berbagai macam lembaga keuangan, baik bank
maupun non bank. Maka dari itu, lembaga-lembaga keuangan tersebut saling
bersaing untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya. Mereka berlomba-
lomba untuk saling mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk
perluasan usaha mereka. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan
tersebut adalah dengan menciptakan produk-produk yang sekiranya bisa
mengambil hati masyarakat/nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PT. BPR (Perseroan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat)
merupakan perseroan terbatas yang usahanya bergerak di bidang keuangan
yang dimiliki oleh perseroan. PT. BPR Nguter Surakarta memberikan
pelayanan jasa perbankan dan pemberian pinjaman kredit kepada
masyarakat, terutama pada golongan ekonomi menengah ke bawah. Dengan
adanya pemberian kredit tersebut dapat menguntungkan semua pihak
diantaranya pemerintah yaitu tercapainya salah satu tujuan pembangunan
nasional dalam bentuk kesejahteraan umum. Bagi bank, akan memperbesar
dan memperluas pemberian kredit khususnya kepada pedagang kecil atau
pengusaha kecil-kecilan. Bagi masyarakat, dengan adanya bank tersebut
akan lebih mudah mendapatkan pelayanan kredit dan bisa memenuhi
kebutuhan yang diinginkan secara cepat . Terutama pada PT. BPR Nguter
Surakarta diharapkan dapat membantu pemerintah dalam pembangunan
nasional, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan perkreditan pada PT. BPR Nguter Surakarta ini dapat
dilakukan oleh siapapun baik perseorangan maupun antar badan usaha.
Namun dalam pelaksanaan kegiatan kredit tersebut terutama dalam proses
pemberiannya harus melalui persyaratan-persyaratan tertentu yang menjadi
hal terpenting dalam pencairan dana pinjaman. Adapun prosedur
permohonan kredit di PT. BPR Nguter Surakarta sangat sederhan dan proses
pencairannya cepat, persyaratan-persyaratan yang mudah dan dengan suku
bunga yang relatif ringan dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Adapun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
syarat-syarat penilaian pemberian kredit antara lain Charakter, Capacity,
Capital, Collateral, Condition (5C).
Untuk menghadapi persaingan di dunia perbankan dan untuk
membantu pedagang-pedagang otomotif yang mengalami masalah dalam
pendanaaan, maka PT. BPR Nguter Surakarta meluncurkan suatu produk
baru yang diberi nama Kredit Proaktif, ini adalah bagian dari Kredit Modal
Kerja. Kegiatan pemberian Kredit Proaktif diarahkan kepada para pedagang
otomotif yang kurang mempunyai modal serta mengalami masalah dalam
pendanaan. Produk ini dikhususkan untuk pedagang otomotif rumahan atau
yang belum mempunyai showroom, yang kesulitan untuk mengulak barang
dagangannya. Menuntut kebutuhan dari para pedagang otomotif tersebut
khususnya di wilayah Karesidenan Surakarta untuk memenuhi permintaan
dari masyarakat akan kebutuhannya membeli mobil untuk kepentingan
pribadi maupun untuk memperlancar usahanya. Ini dibuktikan dengan
adanya permintaan mobil yang semakin meningkat dari hari ke hari menurut
survey terhadap masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tetarik untuk melakukan
penelitian di PT. BPR Nguter Surakarta dengan judul penelitian “PROSES
PEMBERIAN KREDIT PROAKTIF PT. BPR NGUTER
SURAKARTA KEPADA PEDAGANG OTOMOTIF”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang dibuat oleh penulis,
maka dapat dirumuskan tentang pembahasan masalah-masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses/prosedur pemberian Kredit Proaktif kepada pedagang
otomotif yang dilakukan pada PT. BPR Nguter Surakarta ?
2. Apakah tujuan PT. BPR Nguter Surakarta dalam memberikan Kredit
Proaktif kepada pedagang otomotif ?
3. Apakah proses pemberian Kredit Proaktif kepada pedagang otomotif
yang dilakukan oleh PT. BPR Nguter Surakarta sudah sesuai dengan
prinsip pemberian kredit 5C ?
C. TUJUAN
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan agar penelitian yang telah
dilakukan dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pemberian Kredit Proaktif kepada pedagang
otomotif yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta.
2. Untuk mengetahui tujuan PT. BPR Nguter Surakarta dalam memberikan
Kredit Proaktif kepada pedagang otomotif.
3. Untuk mengetahui apakah proses pemberian Kredit Proaktif kepada
pedagang otomotif yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta dilakukan
dengan benar sesuai prinsip pemberian kredit 5C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. MANFAAT
Setiap penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjang
pengembangan ilmu pengetahuan, serta memberi manfaat dan kegunaan
kepada berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT. BPR Nguter Surakarta untuk dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan, sehingga PT. BPR
Nguter Surakarta dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam hal
pengelolaan bank.
2. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah, menerapkan dan
membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah kedalam dunia
kerja nyata serta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan tambahan referensi yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Pihak Lain
Bagi pembaca atau peneliti lain diharapkan ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang dunia perbankan dan juga bisa dijadikan referensi
dengan penelitian atau permasalahan yang serupa.
D. METODE PENELITIAN
Metode adalah cara kerja untuk memahami obyek sasaran yang
diteliti. Metode dipilih untuk digunakan dalam rangka memperoleh suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
data yang akurat dan relevan, untuk dapat dianalisa serta disusun secara
sistematis sesuai dengan tujuan diadakan penelitian tersebut. Dalam
memperoleh data yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian pada PT.
BPR Nguter Surakarta, penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang sedang diteliti dengan
cara menggambarkan dan melukiskan keadaan obyektif pada saat
sekarang berdasarkan fakta-faktayang tampak dan sebagaimana adanya.
Penggunaan penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara
lengkap bagaimana prosedur pemberian Kredit Proaktif PT. BPR Nguter
Surakarta kepada pedagang otomotif.
Adapun pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan
yuridis sosiologis yaitu berusaha untuk menjelaskan permasalahan yang
diteliti dalam praktek di lapangan dengan membandingkannya dengan
peraturan yang berlaku.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan obyek yang menjadi sasaran
penelitian. Penelitian Tugas Akhir ini mengambil obyek pada PT. BPR
Nguter Surakarta, dan obyek yang menjadi pokok pembicaraan
penelitian adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
a. Prosedur pemberian Kredit Proaktif PT. BPR Nguter Surakarta.
b. Tujuan pemberian Kredit Proaktif PT. BPR Nguter Surakarta.
c. Proses pemberian Kredit Proaktif kepada pedagang mobil yang
dilakukan oleh PT. BPR Nguter Surakarta sudah sesuai dengan
prinsip pemberian kredit 5C.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi pada PT. BPR Nguter Surakarta. Jl.
Honggowongso No. 69 Surakarta.
4. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
utama yaitu pada PT. BPR Nguter Surakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan,
studi dokumenter dan perundang-undangan yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti.
5. Sumber Data
a. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di
lapangan dalam hal ini meliputi pimpinan, direksi dan karyawan PT.
BPR Nguter Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang mendukung data primer dan
dibedakan menjadi :
1) Bahan hukum primer meliputi peraturan-peraturan dan dokumen
resmi dari PT. BPR Nguter Surakarta.
2) Bahan hukum sekunder meliputi hasil karya ilmiah dan hasil-
hasil penelitian sebelumnya.
Data yang diperoleh untuk mendukung penelitian ini diantaranya sebagai
berikut :
a. Sejarah PT. BPR Nguter Surakarta
b. Struktur organisasi PT. BPR Nguter Surakarta
c. Data nasabah Kredit Proaktif
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi lapangan
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh
data primer dengan melakukan penelitian langsung pada lokasi
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi
yang diperlukan, dengan cara sebagai berikut:
1) Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek atau lokasi
penelitian yang berhubungan dengan topik pembahasan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya
jawab dengan karyawan PT. BPR Nguter Surakarta tentang hal-
hal yang berhubungan bidang yang diteliti dalam tugas akhir ini.
b. Studi Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara
membaca buku, dokumen-dokumen serta referensi lainya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
7. Teknik analisis dan model analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif, karena data yang diperoleh bukan berupa angka
namun merupakan informasi yang tidak mementingkan banyak data
tetapi detail dan rincinya data.
Analisis data kualitatif adalah suatu cara analisis yang
menghasilkan data deskripsi analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh
responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, yang
diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
Adapun model analisis yang digunakan adalah model analisis
data interaktif. Model analisis ini merupakan proses siklus dan interaktif.
Peneliti memulai penelitian dari pengumpulan data, selanjutnya reduksi
data (pemilihan/penyederhanaan data), penyajian data (penyusunan
informasi) dan penarikan kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
8. Teknik Pembahasan
Model pembahasan penelitian ini penulis menggunakan tehnik
pembahasan deskriptif. Tehnik pembahasan ini untuk membuat
gambaran atau deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
suatu objek yang diteliti yaitu menggambarkan tentang prosedur
pemberian Kredit Proaktif PT. BPR Nguter Surakarta kepada pedagang
otomotif.
Berdasarkan ini penulis ingin menguraikan bagaimanakah
prosedur pemberian Kredit Proaktif PT. BPR Nguter Surakarta kepada
pedagang otomotif, sehingga penelitian akan lebih akurat dan sistematis
dalam memberikan informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem dan Prosedur/Proses
Menurut Thomas Suyatno, dkk dalam bukunya “Dasar-Dasar
Perkreditan”, prosedur kredit adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Permohonan Kredit
a. Permohonan baru untuk mendapatkan jenis fasilitas kredit.
b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
c. Permohonan perpanjangan atau pembaharuan masa berlaku kredit
yang telah berakhir jangka waktunya.
d. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit
yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahan atau
pengunduran jadwal dan sebagainya.
2. Prosedur Penyidikan dan Analisis Kredit
Prosedur Penyidikan dan Analisis Kredit sebagai berikut:
a. Wawancara dengan pemohon kredit.
b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang
diajukan nasabah baik intern maupun ekstern.
c. Pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai
hal-hal yang dikemukakan oleh nasabah dan informasi lain yang
diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan.
Prosedur Analisis Kredit sebagai berikut:
a. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan, penguraiaan dari segala aspek
baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan
dapat atau tidaknya suatu permohonan kredit dipertimbangkan.
b. Menyusun laporan analisis yang diperlukan yang berisi penguraiaan
dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dan
permohonan kredit nasabah.
3. Keputusan Atas Permohonan Kredit
Setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil
keputusan menolak, menyetujui dan atau mengusulkan fasilitas kredit
kepada pejabat yang lebih tinggi.
4. Penolakan Permohonan Kredit
Penolakan ini ditujukan untuk permohonan kredit yang secara teknis oleh bank
dianggap tidak memenuhi persyaratan kredit.
5. Persetujuan Permohonan Kredit
Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan untuk mengabulkan sebagian
atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
6. Realisasi Kredit
Setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh pihak
bank yang berupa pembayaran dan atau pemindahbukuan atas beban
rekening pinjaman.
7. Pelunasan Kredit
Dipenuhinya semua kewajiban hutang nasabah kepada bank yang
mengakibatkan terhapusnya ikatan perjanjian kredit.
B. Bank
1. Pengertian Bank
Pengertian bank berasal dari kata Italia “banco” yang artinya
bangku. Banku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani
kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secra resmi
dan popular menjadi Bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena
produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Definisi bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
pokok-pokok perbankan:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Fungsi Bank
Bank mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perekonomian
suatu negara. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
tentang Perbankan bahwa fungsi utama bank sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat. Untuk lebih jelasnya dibawah ini penulis
menguraikan lebih lanjut tentang fungsi-fungsi bank secara spesifik yaitu:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust),
baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi
adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak
akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik,
bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan
simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri
akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau
masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
b. Agent of Development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di
sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat
berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan
baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan
kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang
dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran
kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah
kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan
yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat
kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan
barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesain tagihan.
3. Jenis - Jenis Bank
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, jenis-jenis bank dapat dibedakan berdasarkan jenisnya,
kepemilikannya, bentuk hukumnya, kegiatan usahanya dan sistem
pembayaran jasanya, sedangkan dilihat dari segi jenisnya, jenis-jenis bank
adalah:
a. Bank Umum
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Bank Perkreditan Rakyat
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
4. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
a. BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
b. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Perkreditan Desa,
Bank Pegawai, Lumbung Pilih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan
Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan
(BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (BKPD), dan/atau lembaga-
lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan UU
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan
tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
c. Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-
lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakat
Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan
lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7
Tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud.
Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan
pengawasan, maka persyaratan dan tatacara pemberian status lembaga-
lembaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
5. Asas BPR
Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi
adalah sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33
UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri
negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, etatisme, dan
monopoli).
6. Tujuan BPR
Tujuan utama dari BPR adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
7. Sasaran BPR
Melayani kebutuhan petani, peternakan, nelayan, pedagang,
pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat
terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan
kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak
jatuh ke tangan para pelepas uang (renternir dan pengijon).
8. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank
Umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang
dilakukan BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh berbagai
persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi pendiri BPR itu
sendiri.
Menurut Kasmir (2005) dalam praktiknya kegiatan BPR adalah
sebagai berikut:
a. Menghimpun dana hanya dalam bentuk:
1) Simpanan Tabungan
2) Simpanan Deposito
b. Menyalurkan dana dalam bentuk:
1) Kredit Investasi
2) Kredit Modal Kerja
3) Kredit Perdagangan
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada
beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan BPR. Larangan ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Menerima Simpanan Giro
b. Mengikuti Kliring
c. Melakukan Kegiatan Valuta Asing
d. Melakukan Kegiatan Perasuransian
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” yang
mempunyai arti kepercayaan atau bahasa lainnya “creditium” yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
mempunyai arti kepercayaan akan kebenaran. Dasar dari kredit adalah
kepercayaan. Pengertian kredit ini kemudian berkembang dalam
kehidupan sehari-hari dengan definisi yang lebih luas dan agak lain dari
kata asalnya.
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan: ”Kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan
atau pembagian hasil keuntungan.”
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain, pihak dalam hal mana pihak peminjam
berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga yang telah ditentukan (Teguh Pudjo Mulyono: 1987).
Dari perumusan di atas ada beberapa kesimpulan yang dapat
ditarik tentang pengertian kredit, yaitu:
a. Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau dapat juga barang yang
menimbulkan tagihan tersebut kepada pihak lain, dengan harapan
memberi pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai
dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan
bagi bank yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang
saling mempercayai kedua belah pihak akan mematuhi kewajibannya
masing-masing.
c. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan hutang
dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati bersama.
2. Unsur - Unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan
pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan
memberikan kredit kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit
akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka
waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak
(Thomas Suyatno dkk, 1995). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
unsur yang terdapat dalam kredit adalah:
a. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa
prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa
akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di
masa yang akan datang.
b. Waktu
Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio
dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang
yang akan diterima pada masa yang akan dating.
c. Degree of Risk
Yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat
dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin
lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya, karena
sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka
masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat
diperhitungkan.
d. Prestasi
Prestasi adalah objek kredit itu tidak saja diberikan dalam
bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang atau jasa. Namun karena
kehidupan modern sekarang ini lebih banyak kita jumpai dengan uang.
3. Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Kasmir (2000) pemberian suatu fasilitas kredit
mempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut
tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama
pemberian suatu kredit antara lain:
a. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah.
b. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja untuk dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan, maka semakin baik, semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangun diberbagai sektor. Kemudian
disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit mengandung suatu fungsi
secara luas. Fungsi kredit secara luas antara lain:
1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang.
Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
2. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu lintas Uang.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari
suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur
untuk megolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
4. Meningkatkan Peredaran Barang.
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar
dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau dapat pula
meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi.
Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
yang diperlukan oleh masyarakat. Dapat pula kredit membantu
dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri
sehingga meningkatkan devisa negara.
6. Untuk Meningkatkan Gairah Usaha
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, apalagi bagi nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
7. Untuk Meningkatkan Pemerataan.
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik,
terutama dalam meningkatkan pendapatan.
8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional.
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan hubungan
yang saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si
pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
meningkatkan kerjasama dibidang lainnya, sehingga dapat pula
tercipta perdamaian dunia.
4. Jenis - Jenis Kredit
Jenis kredit dibedakan menurut kegunaan, tujuan, jangka waktu, jaminan, dan
sektor usaha (Kasmir: 2002) adalah sebagai berikut:
a. Sudut Kegunaan, kredit dibedakan atas :
1) Kredit Investasi
Merupakan kredit jangka panjang yang digunakan untuk keperluan
perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik atau untuk
keperluan rehabilitas (misalnya: membeli mesin, membangun
gedung, dsb).
2) Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya (misalnya: membeli bahan baku
atau bahan pembantu, membayar gaji, dsb).
3) Kredit Rekening Koran (KRK).
Merupakan kredit modal kerja yang bersifat revolving jangka pendek
dimana penarikan dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada pihak bank menggunakan Cek/Bilyet Giro.
a) Spesifikasi:
i. Bersifat revolving.
ii. Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan setiap saat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
iii. Penarikan kredit dilakukan dengan warkat (Cek/BG, warkat
pemindahbukuan lainnya).
iv. Perhitungan bunga secara efektif yang dihitung dari saldo
debet harian.
v. Bunga kredit dapat berubah setiap saat (floating).
vi. Dapat diberikan dalam mata uang rupiah dan valuta asing.
vii. Berjangka waktu pendek (maksimum 1 tahun), namun
dapat diperpanjang setelah jatuh tempo.
b) Manfaat
i. Untuk menambah modal kerja usaha.
ii. Dana yang sudah disetor ke rekening dapat ditarik kembali
selama jangka waktu kredit belum jatuh tempo.
iii. Dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.
iv. Angsuran pokok tidak dibayar tiap bulan melainkan pada
saat jatuh tempo kredit.
c) Syarat dan Tata Cara Penggunaan Produk
i. Pemohon mempunyai usaha produktif dan mempunyai
kinerja usaha yang baik.
ii. Pemohon kredit wajib menyediakan jaminan kredit.
iii. Mempunyai rekening giro di bank.
iv. Wajib menyerahkan laporan keuangan.
v. Mempunyai ijin usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
vi. Mengajukan permohonan kredit modal kerja dan
melengkapi persyaratan kredit.
vii. Penarikan dengan menggunakan cek dan atau bilyet giro.
d) Biaya-Biaya
i. Biaya propisi, biaya administrasi, dan biaya materai.
ii. Biaya notaris dan pengikatan jaminan.
iii. Biaya asuransi kebakaran untuk agunan berupa bangunan.
iv. Asuransi jaminan kendaraan.
e) Perhitungan Bunga
i. Angsuran pokok sekaligus pada saat jatuh tempo.
ii. Bunga dibayar sesuai penggunaan kredit atau saldo yang
digunakan.
iii. Suku bunga mengambang.
iv. Informasi Tambahan
Jangka waktu produk maksimal 36 bulan atau 3 tahun.
b. Sudut Tujuannya, kredit dibedakan atas:
1) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk kepentingan usaha atau produksi dan
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2) Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Untuk
memenuhi kebutuhan akan barang-barang yang habis dipakai, baik
yang tidak tahan lama maupun yang tahan lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Sudut Jangka Waktu, kredit dibedakan atas:
1) Kredit Jangka Pendek
Kredit yang jangka waktunya kurang dari satu tahun atau paling lama
satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit Jangka Menengah
Kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai tiga
tahun, biasanya digunakan sebagai investasi.
3) Kredit Jangka Panjang
Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang karena jangka
panjang waktu pengembaliannya di atas tiga tahun atau lima tahun.
d. Sudut Jaminan, kredit dibedakan atas:
a) Kredit dengan jaminan
Yaitu kredit yang menggunakan jaminan harta tetap (tanah, rumah,
gedung, dll), ataupun yang tidak tetap (sepeda motor, mobil, emas,
mesin, barang dagangan, surat-surat berharga).
b) Kredit tanpa jaminan atau agunan yang disebut kredit kelayakan
usaha. Penyerahan persediaan barang sebagai agunan dilakukan
dengan asas kepercayaan, sehingga barang itu sendiri tetap berada
dalam perusahan.
e. Sudut Sektor Usaha, kredit dibedakan atas:
a) Kredit pertanian, perkebunan, industri, perdagangan, pariwisata,
pedidikan (pembangunan prasarana gedung, kamar mandi).
b) Kredit profesi (guru, dosen, pengacara, dokter).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c) Kredit perumahan, dll
5. Manfaat Perkreditan
Ada berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung dan
secara tidak langsung terhadap fasilitas perkreditan yang dipasarkan oleh
bank-bank komersil. Berikut beberapa pihak yang mendapatkan manfaat
dari fasilitas perkreditan menurut Muljono (1990):
a. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Sudut Kepentingan Debitur
1) Relatif mudah diperoleh.
2) Telah ada lembaga yang kuat di masyarakat perbankan yang
menawarkan jasanya di bidang penyediaan dana (kredit).
3) Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, administrasi expense)
dapat diperkirakan dengan tepat hingga memudahkan para
pengusaha dalam menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa
yang akan datang.
4) Terdapat berbagai jenis kredit, berbagai bentuk penawaran modal
(dana) hingga dapat dipilih dana yang paling cocok untuk
kebutuhan modal perusahaan yang bersangkutan.
5) Dengan memperoleh kredit dari bank, debitur sekaligus juga akan
memperoleh berbagai manfaat yang lain yaitu:
a) Fasilitas perbankan yang lebih murah dalam transfer, kliring,
pembukaan L/C impor, bank garansi dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b) Bank juga menyediakan fasilitas-fasilitas konsultasi pasar,
manajemen, keuangan, teknis, yuridis (dengan gratis) kepada
para debiturnya.
c) Rahasia terlindungi karena adanya ketentuan mengenai rahasia
bank dalam Undang-Undang Pokok Perbankan.
d) Dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk
memperluas dan mengembangkan usahanya dengan lebih
leluasa.
e) Lembaga perkreditan yang dimiliki perbankan telah
mempunyai ketentuan-ketentuan yuridis yang jelas sehingga
memperkecil kemungkinan-kemungkinan suatu risiko sengketa
dikemudian hari antara nasabah dengan bank sebagai penyedia
dana.
f) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana
bagi perusahaan debitur, untuk kredit investasi dapat
disesuaikan dengan rencana pelunasan yang sesuai dengan
kapasitas perusahaan yang bersangkutan, untuk kredit modal
kerja dapat diperpanjang berulang-berulang dan lain-lain.
b. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Sudut Kepentingan Perbankan
1) Memperolah pendapatan bunga kredit.
2) Untuk menjaga solvabilitas usahanya.
3) Dengan memberikan kredit akan membantu memasarkan jasa-jasa
perbankan yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4) Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan
usahanya.
5) Pemberian kredit untuk merebut pasar (market share) dalam
industri perbankan.
6) Dengan pemberian kredit akan memungkinkan perbankan untuk
mendidik stafnya untuk mengenal kegiatan-kegiatan industri lain
secara mendetail.
c. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Sudut Kepentingan Pemerintah.
1) Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu
pertumbuhan ekonomi, baik secara umum maupun untuk
pertumbuhan sektor- sektor ekonomi tertentu.
2) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter.
3) Sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha/kegiatan.
4) Sebagai alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat.
5) Sumber pendapatan negara.
6) Penciptaan pasar.
d. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Kepentingan Masyarakat Luas
1) Dengan kelancaran dari proses perkreditan, diharapakan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka
lapangan usaha baru, sehingga dapat meningkatakan pendapatan di
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2) Pemberian kredit juga dapat bermanfaat bagi golongan
professional, seperti konsultan, akuntan dan lainnya, karena
mereka terlibat di dalamnya.
3) Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar uangnya
dapat kembali diterima dengan utuh beserta bunganya, sehingga
kelancaran perkreditan menjadi jaminan dalam pengembalian dana
yang disimpan.
4) Bagi masyarakat pengusaha akan sangat membutuhkan factor-
faktor produksi dengan cara yang mudah, cepat, dan biaya yang
relatif murah.
5) Bagi para pelaku pasar modal, maka kebijakan suku bunga sangat
bermanfaat dalam menyusun kegiatannya.
6) Bagi para supplier bahan-bahan baku atau barang jadi para relasi
akan merasa terjamin pembayarannya, karena bank menyediakan
non cash loan yang berupa Bank Garansi atau Letter of Credit.
7) Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka
karena memperoleh fasilitas kredit maka sudah tentu akan
menyerap tenaga kerja baru.
6. Prinsip - Prinsip Pemberian Kredit
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara benar dan
sehat bank menyelidikinya melalui analisa kredit pada calon debitur
dengan mengemukakan persyaratan-persyaratan yang dikenal dengan
prinsip 5 C yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
a. Character
Yaitu sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.
Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada bank, sifat atau watak
dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat
dipercaya.
b. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar
kredit dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
c. Capital
Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan
yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha
100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit
harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah
kredit yang diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank
dari resiko kerugian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
e. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-
masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya
pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu
dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya dengan melihat prospek usaha
tersebut dimasa yang akan datang.
Berdasarkan penjelasan di atas, maksud dari prinsip dalam
penilaian permohonan kredit adalah untuk meletakakan kepercayaan
dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
seperti kegagalan usaha debitur dan kemacetan total kreditnya,
sehingga baik pihak bank maupun para nasabah dalam melaksanakan
kegiatan usahanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak
merugikan kepada salah satu pihak.
7. Proses Pemberian Kredit
Proses pemberian kredit merupakan suatu cara untuk mengatur
tahapan atau langkah-langkah dalam mandapatkan data-data dari calon
debitur yang diperlukan dalam pemberian fasilitas kredit. Sebelum
menerima pengajuan kredit dari debitur, para kreditur harus berusaha
mengumpulkan data debitur, baik melalui data langsung dari debitur
sendiri maupun yang diperoleh melalui wawancara dengan berbagai
pihak, dan investigasi terhadap aspek-aspek penunjang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan analisis kredit menurut Muljono (1990) adalah:
a. Pemilihan pendekatan (approach) yang akan dipakai dalam
melakukan analisa kredit itu sendiri.
1) Pendekatan yang pertama yaitu pendekatan jaminan (collateral
approach). Pendekatan ini akan dilakukan sebagai dasar dalam
menganalisa kredit yaitu kredit akan diberikan apabila calon
debitur mempunyai jaminan memadai baik ditinjau dari nilai
ekonomi ataupun dari uang (kredit) yang akan dilepaskan oleh
pihak bank kepada calon debiturnya.
2) Pendekatan yang kedua adalah pendekatan karakter (character
approach). Pendekatan ini merupakan proses pemberian kredit
berdasarkan atas kepercayaan terhadap reputasi karakter bisnis
dari calon debiturnya. Pendekatan ini akan sangat tepat dilakukan
oleh pihak bank apabila bank yang bersangkutan telah mengenal
dengan baik reputasi karakter dari calon debiturnya.
3) Bentuk pendekatan yang ketiga yaitu, mendasarkan diri dari
kemampuan pelunasan atas kredit yang diberikan (repayment
approach). Pada pendekatan ini penilaian kemampuan pelunasan
tersebut tidak terbatas pada sumber-sumber dana yang diciptakan
oleh kegiatan usaha nasabahnya untuk melunasi kreditnya. Tetapi
dapat juga sumber dana untuk pelunasan kredit diambil dari
sumber dana dari pihak ketiga lainnya atau dari likuiditas barang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
barang jaminan yang disahkan oleh pihak nasabah. Pendekatan
ini dapat menekan adanya kredit tidak tertagih, karena pihak
bank telah benar-benar memperhitungkan kemampuan pelunasan
para calon debiturnya.
4) Pendekatan yang keempat, yaitu atas dasar tingkat
keterlaksanaan proyek usaha calon debitur (feasibility approach).
Pada pendekatan ini pemberian kedit didasarkan pada sejauh
mana proyek usaha calon debitur tersebut dapat melunasi semua
kewajiban-kewajibannya dengan sumber-sumber dana yang
dapat dihimpun oleh suatu usaha yang akan dilaksanakannya.
5) Pendekatan selanjutnya yaitu pemberian kredit sebagai bank
pembangunan (development approach). Pemberian kredit yang
mendasarkan diri sebagai bank pembangunan telah meletakkan
fungsi bank sebagai “agen of Development” dari suatu sistem
perekonomian. Dalam pendekatan ini para analis mempunyai
tugas yang berat karena tidak hanya bertugas untuk menilai
fisibilitas suatu proyek saja tapi juga harus memperhitungkan
fungsinya dalam pembangunan sistem perekonomian yang telah
digariskan oleh penguasa moneter.
b. Tahapan kedua dari proses analisa kredit yaitu dalam pengumpulan
informasi yang diperlukan, yaitu setelah pendekatan yang akan
digunakan dalam analisa itu dapat dirumuskan, maka analis segera
harus mendapatkan teknik-teknik analisa yang akan dipakai maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
sarana-sarana lain yang diperlukan serta action program yang lainnya.
Penetapan titik krisis dari proyek yang akan dibiayai dengan kredit.
Proses analisa harus dimulai dari titik kritis dari proyek yang
akan dibiayai dengan kredit. Titik kritis (critical point) akan dapat
diketahui dari faktor produksi yang paling menentukan terhadap
keberhasilan proyek yang bersangkutan. Setelah titik kritis ini dapat
diketahui maka baru dilanjutkan dengan analisa-analisa lainnya yang
paling relevan dengan faktor produksi yang dianggap sebagai titik
kritis tersebut. Sudah tentu dalam menentukan critical point dari
proyek rencana usaha, seorang analisa kredit harus mempunyai
wawasan bisnis yang luas, serta mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang seluk-beluk usaha yang dianalisisnya.
8. Penggolongan Kredit
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/12/BPP/1991
Tahun 1991 tentang penggolongan kolektibitas aktiva produktif, dan
pembentukan cadangan atas aktiva. Dari sudut kolektibitas yaitu keadaan
pembayaran pokok dan pembayaran bunga kredit oleh nasabah, maka
kredit yang diberikan oleh bank dapat digolongkan ke beberapa keadaan
yaitu:
a. Lancar berarti tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga
atau nasabah membayar tepat waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Kurang lancar berarti ada kelambatan sebentar dalam pembayaran
angsuran pokok dan bunga, tetapi debitur masih membayar dan dapat
ditolerir.
c. Diragukan berarti selalu terlambat cukup lama dalam pembayaran
angsuran pokok dan bunga, tetapi debitur masih membayar dan sulit
ditolerir.
d. Macet berarti menunggak dan tidak lagi membayar angsuran dan
bunga.
Kolektibilitas adalah ketertiban pembayaran bunga oleh nasabah.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (1993) pengelompokan kredit
berdasarkan keadaan dan kelancarannya sangat perlu untuk dilakukan
demi kelancaran tugas-tugas pengamanan fasilitas-fasilitas yang telah
diberikan kepada para nasabah. Bentuk tabel dibawah ini adalah kriteria
pengelompokan kredit berdasarkan kelancaran atau keadaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 2.1
Tabel Pengelompokan Kredit Berdasarkan Kelancaran
No.
Kole
k
t
i
b
i
l
i
t
a
s
Jangka
Wa
ktu
Kelancaran
Pengembalian
1
.
Lanc
a
r
1 bulan <1 bulan
1-3 bulan <3 bulan
4 bulan /
lebih
<6 bulan
Tanpa
angs
uran
Sebelum jatuh tempo
2
.
Kura
n
g
l
a
n
c
a
r
<1 bulan >1 bulan<3 bulan
4 bulan/
lebih
>3 bulan<6 bulan
<3 bulan Tanpa angsuran pokok
3
.
Dira
g
u
k
a
n
Tidak termasuk lancar
dan kurang lancar
75%
(sald
o
kred
it
+bu
nga)
Masih dapat
diselamatkan
Agunan
mini
mal
100
%
Kredit tidak dapat
diselamatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(Sumber: PT. BPR Nguter Surakarta, 2011)
Prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat menurut (Agus Basuki: 2007)
a. Keputusan kredit hendaknya didasarkan pada pertimbangan dan
analisis yang matang (tidak dibuat tergesa-gesa).
b. Bank tidak boleh memberikan kredit kepada calon debitur yang tidak
diketahui/dipahami secara benar.
c. Risiko pemberian kredit harus dapat diukur secara tepat, berdasarkan
informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya.
d. Pemberian kredit yang berisiko tinggi hanya diberikan pada
perusahaan yang memiliki prestasi yang baik.
dari
kew
ajiba
n
debit
ur
4
.
Mac
e
t
Tidak termasuk kriteria
lancar, kurang
lancar, diragukan.
>21
bula
n
seja
k
kred
it
dibe
rika
n
Belum ada pelunasan/
penyelamatan
Penyelesaian kredit
diserahkan ke
pengadilan negeri,
Badan Urusan
Negara, dan
perusahaan asuransi
kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
e. Setiap kredit sebaiknya mempunyai dua sumber pembayaran yang
terpisah yaitu dari hasil operasional/usaha debitur dan dari sumber
lainnya.
f. Kredit yang dijamin dengan jaminan (agunan) cukup tinggi, tidak
selalu berarti baik.
g. Apabila kredit dijamin dengan garansi (personal garante) maka orang
yang memberikan garansi harus diperlakukan sama dengan calon
debitur.
h. Pejabat tidak boleh merasa sangsi terhadap karakter calon nasabahnya
(selektif).
i. Pejabat kredit harus lebih waspada terhadap nasabah yang pindah dari
bank lain.
j. Persyaratan kredit harus lebih realistis.
k. Jumlah kredit yang diberikan pada suatu nasabah, tidak boleh melebihi
kebutuhannya.
Sinungan (2000) berpendapat bahwa faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan kebijakan kredit yaitu:
a. Bagaimana keadaan keuangan bank saat ini, dapat dilihat dari keadaan
bank antara lain jumlah deposito, tabungan, giro dan jumlah kredit.
b. Pengalaman bank beberapa tahun tertentu yang berhubungan dengan
dana dan kredit antara lain jumlah dan kelancaran kredit.
c. Keadaan perekonomian dimasa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
d. Keadaan perekoomian dan pengalaman organisasi perkreditan bank
serta hubungannya dengan bank-bank lain yang sejenis.
Menurut Susilo (2000) sebelum kredit disalurkan bank perlu
mengetahui tentang kemampuan dan kemauan nasabah untuk
mengembalikan dana meliputi:
a. Perijinan dan legalitas yaitu izin mendirikan bangunan, sertifikat
tanah, tanda daftar perusahaan.
b. Karakter yaitu mencakup profesi, penampilan, lingkungan sosial,
pengalaman dan perilaku.
c. Pengalaman dan manajemen yaitu menyangkut faktor-faktor yang
mendukung kelancaran usaha nasabah.
d. Pemasaran, jika nasabah tidak berhasil menjual produk, nasabah akan
kesulitan unuk memenuhi kewajibannya.
e. Sosial, bank harus berhati-hati jika dampak yang dihasilkan oleh
kegiatan nasabah tidak disukai masyarakat.
f. Keuangan, apakah mempunyai kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya kepada bank.
g. Agunan, jaminan kredit.
9. Resiko Kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dengan dilaksanakannya pemberian kredit, tidak terlepas dari
terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada nasabah sehingga perlu
melakukan seleksi kepada nasabah. Dalam pemberian kredit, pihak
kreditur memberikan prestasi berupa uang, barang dan jasa kepada debitur
sesuai persetujuan yang telah disepakati. Maka sebelum memberikan
kredit, bank perlu melakukan hal-hal:
a. Penilaian pendahuluan atas diri pemohon.
b. Mengadakan wawancara dengan pemohon.
c. Pemeriksaan ke tempat usaha pemohon.
d. Meminta informasi tentang pemohon dari bank lain.
e. Penilaian atas permohonan nasabah
Sedangkan penilaian kredit dengan THE FIVE C’S OF CREDIT
ANALYSIS (penjelasan pasal 8 (1) UU No. 7/1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10/1998) adalah sebagai
berikut:
a. Character adalah kepribadian dan moral calon debitur yang selalu
harus diteliti secara seksama, terutama dalam menghadapi calon
debitur yang baru.
b. Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam mengendalikan dan
mengembangkan usahanya, serta kesanggupannya dalam
menggunakan kredit yang akan diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Capital adalah modal yang dimiliki debitur pada waktu permohonan
kredit yang diajukan.
d. Collateral adalah agunan atau jaminan tambahan berupa benda atau
orang (personal guarrante) yang dapat diberikan oleh calon debitur.
e. Condition adalah keadaan ekonomi pada umumnya (nasional dan
internasional) dan keadaan ekonomi dari calon debitur yang
kedudukan usahanya sehubungan dengan pemasaran hasil produksi di
dalam maupun diluar negeri.
Perjanjian kredit menurut hukum perdata Indonesia adalah salah
satu bentuk perjanjian pinjam-meminjam yang diatur dalam KUH perdata
pasal 1754 s.d 1769. Dalam praktek bentuk dan materi perjanjian kredit
antar satu bank dengan bank lainnya tidak sama sesuai dengan kebutuhan
masing-masing. Perjanjian kredit mempunyai beberapa fungsi diantaranya
sebagai perjanjian pokok yang menentukan batal atau tidaknya perjanjian,
sebagai alat bukti mengenai batasan hak dan kewajiban kreditur dan
debitur dan sebagai alat monitoring kredit. Selain dari itu bank juga
memerlukan penilaian jaminan.
Tujuan penilaian jaminan yaitu:
a. Untuk mengetahui secara pasti bahwa barang yang dijaminkan ada dan
layak dijadikan jaminan.
b. Untuk mengetahui secara pasti letak dan kondisi barang yang akan
diterima sebagai jaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c. Untuk mengetahui nilai barang sehubungan dengan syarat-syarat
pinjaman.
d. Untuk mengetahui apakah barang tersebut mudah dijual dengan harga
yang tidak merugikan bank pada saat likuidasi jaminan.
Proses penilaian (penelitian dokumen dan persyaratan jaminan/kondisi barang)
adalah:
a. Tanah (memiliki sertifikat tanah, advice planning sesuai ketentuan,
sertifikat tanah belum jatuh tempo, memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi penilaian, perhatikan usia pemilik).
b. Bangunan (memiliki IMB, perhatikan usia bangunan).
c. Mesin-mesin (dapat dibuktikan milik debitur/penjamin, terletak diatas
tanah milik yang dijaminkan, teliti dokumen mesin yang ada,
digunakan untuk kepentingan usaha debitur).
d. Kendaraan bermotor (memiliki BPKB, milik debitur/penjamin, dalam
kondisi baik, usia kendaraan).
e. Inventory (dapat dibuktikan milik debitur, highly marketable, not
perishable, insurable).
f. Deposito (bilyet atau sertifikat deposito, jatuh tempo pinjaman,
sertrifikat deposito ditahan bank).
Pencairan kredit hanya dapat dilakukan apabila seluruh syarat-
syarat yang ditetapkan dalam persetujuan dan pencairan kredit telah
dipenuhi oleh pemohon kredit. Oleh karena itu sebelumnya bank harus
memastikan bahwa seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
telah diselesaikan dan telah memberikan perlindungan yang memadai bagi
bank.
Prinsip-prinsip pengawasan kredit yaitu:
a. Harus diawali dengan upaya-upaya yang bersifat pencegahan sedini
mungkin dan terjadinya hal-hal yang merugikan bank.
b. Meliputi pengawasan sehari-hari oleh manajemen bank/pengawasan
melekat.
c. Meliputi audit intern terhadap semua aspek perkreditan.
Dalam setiap pemberian kredit bank perlu melakukan
pengawasan kredit terlebih dahulu sebelum dana kredit dicairkan dan
diberikan kepada debitur. Fungsi pengawasan kredit yaitu:
a. Apakah pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur
pemberian kredit dan ketentuan intern yang berlaku.
b. Apakah pemberian kredit telah memenuhi ketentuan perbankan yang
berlaku.
c. Memantau perkembangan kegiatan debitur, termasuk pemantauan
melalui kegiatan kunjungan kepada debitur.
d. Apakah penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan Bank Indonesia.
e. Mengawasi secara khusus kebenaran pemberian kredit kepada pihak
yang terkait dengan bank dan debitur besar tertentu.
f. Memantau apakah pengadministrasian kredit telah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
g. Memantau kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.
Setelah kredit diberikan, pihak bank perlu melakukan
pengawasan kredit, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kredit
bermasalah yang akan merugikan bank itu sendiri. Adapun sistem
pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank ada tiga yaitu:
a. Sistem pengawasan kredit
1) Internal control of credit adalah sistem pengawasan kredit yang
dilakukan oleh karyawan bank bersangkutan. Cakupannya meliputi
pencegahan dan penyelesaian kredit macet.
2) Audit control of credit adalah sistem pengendalian atau penilaian
masalah yang berkaitan dengan pembukuan kredit. Jadi
pengendalian atas masalah khusus (kebenaran pembukuan kredit
bank).
3) External control of credit adalah sistem pengendalian kredit yang
dilakukan pihak luar, baik oleh bank Indonesia maupun akuntan
publik.
b. Tujuan Pengawasan Kredit
1) Preventif control merupakan pengawasan kredit yang dilakukan
sebelum pencairan kredit dengan bertujuan mencegah terjadinya
kemungkinan penyimpangan kredit.
2) Represif control merupakan pengawasan kredit yang dilakukan
setelah pencairan kredit dengan tujuan mengatasi penyimpangan
yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Setiap bank pasti mengalami masalah kredit macet walaupun telah
melakukan pengawasan yang ketat dalam prosedur pemberian kredit
kepada debitur. Oleh karena itu untuk menekan seminimal mungkin maka
diperlukan penanganan kredit macet yang tepat. Secara operasional
penanganan penyelamatan kredit macet dapat ditempuh melalui beberapa
cara yaitu:
a. Penjadwalan kembali (rechedulling) yaitu perubahan syarat kredit
yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk
masa tenggang baik meliputi perubahan besarnya angsuran atau tidak.
b. Persyaratan kembali (reconditioning) yaitu perubahan sebagian atau
keseluruhan syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan
jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya
sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan
konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi equity
perusahaan.
c. Penataan kembali (restructuring) yaitu perubahan syarat-syarat kredit
menyangkut: penanaman atau penambahan dana bank, konversi
seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru atau
konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam
perusahaan.
d. Liquidation
Likuidasi adalah penjualan barang-barang yang dijadikan agunan dalam
rangka pelunasan utang. Pelaksanaaan likuidasi dilakukan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kategori kredit yang menurut bank benar-benar sudah tidak dapat
dibantu untuk disehatkan kembali, atau usaha nasabah sudah tidak
memiliki prospek untuk dikembangkan.
Proses likuidasi meliputi:
1) Menyerahkan penjualan agunan kepada debitur bersangkutan,
harga minimumnya ditetapkan bank dan pembayarannya tetap
dikuasai bank.
2) Penjualan agunan dilakukan melalui lelang dan hasil penjualannya
diterima oleh bank untuk membayar pinjaman.
3) Bagi bank negara diselesaikan BUPN dengan melelang agunan
untuk membayar pinjaman nasabah.
4) Agunan disita pengadilan negeri lalu dilelang untuk membayar
utang debitur.
5) Agunan dibeli bank untuk dijadikan aset bank.
D. Perjanjian Kredit dan Pengikatan Agunan
1. Pengertian Perjanjian Kredit
Salah satu dasar bagi bank mengenai keharusan adanya suatu
perjanjian dalam pemberian kredit diatur dalam pasal 1 ayat (12)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana
disebutkan bahwa kredit diberikan berdasarkan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dan pihak lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan tersebut timbulah
suatu hubungan hukum yang dinamakan perjanjian, dan dari perjanjian
itu melahirkan perikatan. Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara
dua orang (pihak) atau lebih berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban
untuk memenu`hi tuntutan tersebut. Pihak yang berhak menuntut sesuatu
dinamakan kreditur atau si berpiutang, sedang pihak yang berkewajiban
memenuhi tuntutan itu dinamakan debitur atau si berhutang. Apa yang
menjadi hak kreditur adalah kewajiban debitur, sedangkan kewajiban
kreditur adalah hak debitur (Subekti: 1979). Fungsi perjanjian kredit
adalah sebagai berikut:
a. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian-perjanjian pokok,
artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yang menentukan batal
atau tidaknya perjanjian lain yang mengikutinya.
b. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-
batasan hak dan kewajiban antara kreditur dan debitur.
c. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring
kredit.
2. Syarat- Syarat Sahnya Perjanjian
Menurut Eret Hartanto selaku Notaris/PPAT kota Surakarta
syarat sahnya suatu perjanjian harus memenuhi 4 (empat) unsur seperti
yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu:
a. Sepakat mereka yang mengikat dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
c. Suatu hal tertentu.
d. Suatu sebab yang halal.
Syarat pertama dan kedua adalah mengenai subyeknya atau
pihak-pihak dalam perjanjian sehingga disebut syarat subyektif, sedangkan
syarat ketiga dan keempat disebut syarat obyektif karena mengenai obyek
suatu perjanjian. Jika syarat obyektif tidak terpenuhi, perjanjian itu batal
demi hukum. Artinya tidak pernah dilahirkan suatu perikatan hukum
(gagal). Dengan demikian tidak ada dasar untuk saling menuntut di depan
hakim. Sedangkan dalam hal syarat subyektif tidak terpenuhi, perjanjian
bukan batal demi hukum melainkan salah satu pihak mempunyai hak
untuk meminta pembatalan perjanjian itu.
Syarat sahnya perjanjian berkaitan erat dengan asas-asas
perjanjian antara lain sebagai berikut:
a. Asas Konsensualitas
Asas konsessualitas diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu suatu
perjanjian akan berlaku sebagai Undang-Undang para pihak yang
membuatnya.
b. Asas Kebebasan Berkontak
Yang dimaksud dengan kebebasan berkontrak adalah adanya kebebasan
seluas-luasnya yang oleh Undang-Undang diberikan pada masyarakat
untuk mengadakan perjanjian tentang apa saja asalkan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
ketertiban umum. Penegasan asas ini terdapat pada pasal 1338 KUH
Perdata.
3. Penyusunan Dokumen/Akta Perjanjian Kredit
Persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dalam perjanjian
kredit pada hakekatnya ditentukan dengan dituangkan dalam perjanjian
tertulis yaitu dalam suatu akta. Untuk dapat dikatakan suatu akta,
perjanjian kredit tersebut harus ditandatangani oleh para pihak, memuat
peristiwa yang menjadi dasar sesuatu hak dan kewajiban atas peringatan,
diperuntukkan untuk alat bukti (Eret Hartanto selaku Notaris/PPAT Kota
Surakarta).
a. Bentuk-Bentuk Perjanjian Kredit yaitu sebagai berikut:
1) Perjanjian Kredit di Bawah Tangan
Adalah perjanjian pemberian kredit yang hanya dibuat
antara debitur dan kreditur tanpa Notaris. Mengenai akta perjanjian
kredit di bawah tangan ada beberapa kelemahan yang perlu
diketahui oleh aparat perkreditan bank, yaitu:
a) Bila ternyata dikemudian hari terjadi masalah sampai melalui
proses pengadilan, maka debitur dapat menyangkal tanda
tangan atau isinya. Sehingga akan berakibat mentahnya
kekuatan hukum perjanjian kredit.
b) Bahwa oleh karena perjanjian ini dibuat hanya oleh para pihak,
dimana formulirnya telah disediakan oleh bank, maka bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tidak mungkin terdapat kekurangan data-data yang seharusnya
dilengkapi untuk pengikatan kredit.
c) Bahwa apabila akta perjanjian kredit tersebut hilang, bank tidak
memiliki arsip mengenai perjanjian tersebut sebagai alat bukti.
2) Perjanjian Kredit Notariil (Akta Otentik)
Adalah perjanjian kredit antara debitur dan kreditur yang
dibuat oleh atau di hadapan Notaris, mengenai definisi akta notariil
(akta otentik) dapat dilihat pada pasal 1338 KUH Perdata.
Mengenai akta perjanjian kredit notariil ini ada beberapa hal yang
perlu diketahui oleh aparat perkreditan bank yaitu kekuatan
pembuktian suatu akta otentik ada 3 (tiga) yaitu:
a) Membuktikan antara para pihak bahwa mereka sudah
menerangkan apa yang ditulis dalam akta tadi.
b) Membuktikan antara para pihak yang bersangkutan bahwa
sunguh-sungguh peristiwa yang disebutkan telah terjadi.
c) Membuktikan tidak saja antara para pihak yang bersangkutan
tetapi juga terhadap pihak ketiga.
b. Cara Menyusun Perjanjian Kredit yaitu:
Dalam membuat suatu perjanjian kredit harus memuat 4
(empat) bagian pokok sebagai berikut:
1) Judul Perjanjian
Disebut juga kepala akta yaitu mengenai nama suatu
perjanjian tersebut yang mencerminkan akan isi dan maksud dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
perjanjian tersebut. Dengan membaca judul suatu perjanjian
diharap pembaca telah mengetahui gambaran atau tujuan dari
perjanjian tersebut.
2) Komparisi
Adalah bagian kedua setelah judul perjanjian yaitu
menjelaskan para pihak dalam perjanjian tersebut. Komparisi harus
menjelaskan identitas para pihak dan kedudukan masing-masing
pihak tersebut bertindak dalam suatu perjanjian.
3) Isi Perjanjian
Pada saat ini isi perjanjian kredit masih berbeda-beda
antara satu bank dengan bank lainya, namun pada dasarnya suatu
perjanjian harus memuat 6 (enam) syarat minimal yaitu:
a) Jumlah hutang
b) Besarnya bunga
c) Waktu pelunasan
d) Cara-cara pembayaran
e) Klausula opeisbaarheid (misalnya: debitur pailit)
f) Barang jaminan
4) Penutup
Merupakan bagian akhir akta yang biasanya memuat hal-hal sebagai
berikut:
a) Pilihan domisili hukum para pihak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b) Tempat dan tanggal perjanjian ditandatangani jika itu akta di
bawah tangan.
c) Tanggal mulai berlakunya perjanjian.
4. Sifat-Sifat Jaminan dan Perjanjian Jaminan
Pengertian jaminan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tidak disebutkan secara tegas mengenai kewajiban
atau keharusan tersedianya jaminan atas kredit yang dimohonkan oleh 40
calon debitur. Seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan
sebelumnya masalah jaminan tersebut yaitu diatur dalam:
a. Bunyi pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967:
“Bank Umum tidak memberi kredit tanpa jaminan kepada siapa pun
juga”.
b. Bunyi pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998: “ Dalam
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, Bank
Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang
mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah
debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan
dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan “.
Jenis-jenis jaminan pada dasarnya terdiri dari jaminan
perorangan dan jaminan kebendaan. Pengertian jaminan tersebut adalah:
a. Jaminan perorangan adalah timbul dari perjanjian antara kreditur
(bank) dan pihak ketiga. Pihak ketiga dalam hal ini bertindak sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
penjamin dalam pemenuhan kewajiban debitur untuk memenuhi
kewajiban debitur. Perjanjian perorangan merupakan hak relatif, yaitu
hak yang hanya dapat dipertahankan terhadap orang tertentu yang
terkait dalam perjanjian.
b. Jaminan kebendaan adalah merupakan hak mutlak (absolut) atas suatu
benda tertentu yang menjadi obyek jaminan suatu hutang, yang suatu
waktu dapat diuangkan bagi pelunasan hutang debitur apabila ingkar
janji.
Menurut sifatnya, jaminan kebendaan terbagi dua, yaitu jaminan
benda tidak bergerak (tanah) dan jaminan benda bergerak, baik berwujud
seperti mobil, sepeda motor dan lain-lain serta tidak berwujud seperti
deposito, tabungan, obligasi dan lain-lain. Pembagian barang bergerak dan
tidak bergerak tersebut di atas dalam ketentuan pasal 506 sampai dengan
pasal 518 KUH Perdata. Oleh Undang-Undang pada pokoknya terdapat 2
(dua) asas pemberian jaminan jika ditinjau dari sifatnya, yaitu:
a. Jaminan yang bersifat umum, yaitu jaminan yang tidak mempunyai
hak yang mendahului pelunasannya (sama) antar kreditur yang satu
dengan kreditur yang lainnya.
b. Jaminan yang bersifat khusus, yaitu jaminan yang mempunyai hak
mendahului sehingga berkedudukan sebagai kreditur privilege (hak
preverent).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
5. Macam - Macam Pengikatan Jaminan/Agunan
a. Hak Tanggungan
Hak tanggungan adalah jaminan atas tanah untuk pelunasan
hutang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. Dalam arti bahwa jika
debitur cidera janji, kreditur pemegang hak tanggungan berhak
menjual melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan
menurut peraturan perundang-undangan yang bersangkutan, dengan
hak mendahului dari pada kreditur-kreditur lain.
1) Subyek Hak Tanggungan adalah sebagai berikut:
a) Pemilik tanah (bisa perorangan atau badan hukum) adalah
pemberi hak tanggunagan untuk kepentingan pelunasan hutang
debitur kepada bank (kreditur).
b) Kreditur adalah pihak yang dijamin pelunasanya oleh
pemberian hak tanggungan atas kredit yang diberikannya
kepada debitur.
2) Obyek Hak Tanggungan adalah sebagai berikut:
Syarat untuk dapat dibebani suatu hak atas tanah dengan
Hak Tanggungan adalah hak itu menurut sifatnya harus
dipindahtangankan, dan harus di daftar dalam daftar umum. Dalam
Undang-Undang Pokok Agraria hak-hak yang sudah jelas
memenuhi kedua syarat pertama di atas adalah hak milik, hak guna
bangunan dan hak guna usaha, demikian disebutkan pada pasal 25,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pasal 33 dan pasal 39 serta pasal 51 Undang-Undang Pokok
Agraria.
3) Ciri-ciri Hak Tanggungan adalah sebagai berikut:
a) Memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahului
kepada pemegangnya.
b) Selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam tangan
siapapun obyek itu berada.
c) Memenuhi jasa spesialis dan publisitas sehingga dapat
mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
d) Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.
4) Syarat Sahnya Hak Tanggungan adalah:
a) Pemberian hak tanggungan didahului dengan janji untuk
memberikan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang
tertentu, yang dituangkan di dalam merupakan bagian tak
terpisahkan dari perjanjian hutang piutang yang bersangkutan
(pasal 10 ayat (1) UU Hak Tanggungan).
b) Pembukaan Akta Pembebanan Hak Tanggungan oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT).
c) Pendaftaran oleh kantor pertahanan, yang merupakan saat
lahirnya hak tanggungan (Pasal 13 ayat (1) UU Hak
Tanggungan).
5) Hapusnya Hak Tanggungan (diatur dalam Pasal 18 UUHT):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
a) Hapusnya hutang yang dijamin dengan hak tanggungan.
b) Dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak
tanggungan.
c) Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat
oleh ketua pengadilan negeri.
d) Hapusnya hak atas tanah yang diberikan oleh hak tanggungan.
Dalam memberikan hak tanggungan, pemberi hak tanggungan
harus hadir dihadapan pejabat pembuat akta tanah. Jika karena
sebab tertentu dan tidak dapat hadir sendiri oleh bank untuk
menjamin pemberian hak tanggungan maka pemberi hak
tanggungan wajib menunjuk pihak lain sebagai kuasanya
dengan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
(SKMHT) yang berbentuk otentik (dihadapan Notaris/PPAT
kecamatan setempat).
Dasar pembuatan SKMHT oleh bank adalah untuk
menjamin pelaksanaan pemberian hak tanggungan, karena
adanya janji untuk memberikan hak tanggungan sebagai
jaminan pelunasan hutang tertentu, yang dituangkan di dalam
dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian hutang
piutang yang bersangkutan atau perjanjian yang menimbulkan
hutang tersebut. (pasal 10 ayat (1) UU Hak Tanggungan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b. Fidusia
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikinya diadakan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik
benda itu. Sedangkan yang dimaksud dengan jaminan Fidusia adalah
jaminan atas benda bergerak yang berwujud maupun tidak berwujud
dan benda-benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani dengan hak
tanggungan yang diatur dalam UUHT.
1) Menurut UU tentang fidusia, obyek fidusia adalah:
a) Benda bergerak yang berwujud maupun tidak berwujud.
b) Benda-benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak
dapat dibebani dengan hak tanggungan yang diatur dalam
UUHT yang berkaitan dengan pembebanan jaminan rumah
susun.
2) Ciri-Ciri/Kelebihan Jaminan Fidusia, yaitu:
a) Pemberi fidusia dilarang melakukan fidusia ulang terhadap
benda yang menjadi obyek jaminan fidusia yang telah didaftar.
b) Pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan fidusia
mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan
kewajiban penerima fidusia kepada kreditur baru. Beralihnya
jaminan tersebut harus didaftarkan oleh kreditur baru kepada
kantor pendaftaran fidusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c) Jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi obyek
jaminan fidusia dalam tangan siapapun benda tersebut berada.
d) Apabila telah terjadi cidera janji oleh debitur dan atau pemberi
fidusia (pihak ketiga), pemberi fidusia tidak dapat mengalihkan
benda persediaan yang menjadi obyek jaminan fidusia (pasal
21 ayat 1 dan 2).
e) Pemberi fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan atau
menyewakan kepada pihak lain atas benda yang menjadi obyek
jaminan fidusia yang tidak merupakan benda persediaan
kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
penerima fidusia (pasal 23 ayat 2).
3) Terjadinya Jaminan Fidusia
Menurut pasal 4 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
fidusia dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Keharusan adanya perjanjian kredit sebagai perjanjian
pokoknya.
b) Akta perjanjian fidusia harus dibuat dalam bentuk akta notaris,
hal ini ditegaskan oleh pasal 5 ayat (1) Undang-Undang
Fidusia.
c) Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan
di kantor pendaftaran fidusia, kemudian kantor pendaftaran
fidusia menerbitkan dan menyerahkan sertifikat kepada
penerima fidusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4) Hapusnya Jaminan Fidusia
Berdasarkan pasal 25 dan pasal 26, jaminan fidusia hapus karena hal-
hal sebagai berikut:
a) Hapusnya hutang yang dijamin dengan fidusia.
b) Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia.
c) Musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.
d) Kelemahan jaminan fidusia
Hapusnya jaminan fidusia adalah tidak dicatatkanya
pada bukti kepemilikan atas benda yang dijaminkan. Sebagai
contoh mobil yang dibebani fidusia, dalam BPKBnya tidak dicatat
bahwa mobil tersebut telah dibebani fidusia. Sehingga jika debitur
nakal dapat saja melaporkan kehilangan BPKB untuk diterbitkan
yang baru dan mengalihkan kepada orang lain.
c. Gadai
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu
barang bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain
atas namanya untuk menjaminkan suatu barang tersebut lebih dahulu
daripada kreditur-kreditur lainya, kecuali biaya-biaya untuk
pemeliharaan dan lelang harus didahulukan. Obyek gadai adalah
benda-benda bergerak baik bertubuh maupun tak bertubuh. Benda
bergerak bertubuh antara lain mobil, perhiasan, perlengkapan
elektronik, sedangkan yang tidak bertubuh antara lain tagiahan-tagihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
atau piutang, surat-surat atas unjuk. Sedangkan ciri-ciri (kelebihan)
gadai adalah:
1) Selalu mengikuti bendanya.
2) Pemegang gadai didahulukan pelunasanya daripada kreditur lainya.
3) Dapat dipindahtangankan.
4) Hak menguasai barang tidak meliputi hak untuk menikmati atau
memungut hasilnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. BPR Nguter Surakarta
1. Sejarah Berdirinya PT. BPR Nguter Surakarta.
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama
kali didirikan di Desa Nguter, Sukoharjo dengan anggaran dasar awal
yang dibuat oleh Notaris Nur Fariah Latif, SH di Karanganyar, tanggal 2
Maret 1994 dengan akta No: 12 dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana terdapat dalam
Surat Keputusan nomor C2-16.782.HT.01.01.Th 1994 tertanggal 8
November 1994.
Dengan berbagai pertimbangan antara lain sarana yang lebih
memadai, dan lokasi yang lebih strategis dan mudah dijangkau oleh
nasabah, maka sejak tanggal 15 April 2001 lokasi PT. BPR Nguter
dipindahkan ke Jl. Sutami 118 A Surakarta. Kemudian pada tanggal 20
Desember 2005, lokasi PT. BPR Nguter dipindahkan lagi ke Jl.
Honggowongso No. 69 Surakarta, hal ini dimaksudkan agar lokasinya
lebih strategis dan lebih dekat dengan nasabah potensial.
Meskipun PT. BPR Nguter berlokasi di pusat kota Surakarta,
namun BPR Nguter Surakarta tidak hanya mengandalkan wilayah kerja
di sekitarnya saja tetapi juga meliputi daerah se-eks karesidenan Surakarta,
yaitu: Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sragen.
Untuk mendukung operasional pada wilayah tersebut, Bank
telah mempersiapkan petugas lapangan, baik dalam penghimpunan dana
masyarakat maupun penyaluran kredit dan penagihan kredit (sistem
jemput bola). Sehingga dalam penghimpunan dana dan penyaluran kredit
dapat merata dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai
daerah karesidenan Surakarta. Perijinan dan legalitas dalam menjalankan
usaha adalah sebagai berikut:
a. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan
nomor TDP 11.16.165.00824 tertanggal 13 Juni 2001 yang berlaku
sampai dengan tanggal 13 Juni 2006 diperbaharui dengan nomor
TDP 11.16.1.65.00824 berlaku s/d tanggal 13-06-2011.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dikeluarkan oleh kantor
pelayanan pajak Klaten dengan nomor NPWP 1.545.687.4-525.000
dan nomor register 007703-5253.
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor
Kep.100/KM.17/1996 tentang pemberian izin usaha PT. Bank
Perkreditan Rakyat Nguter Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 4 Maret 1996.
2. Visi dan Misi
a. PT. BPR Nguter Surakarta mempunyai Visi yaitu:
“Menjadi BPR berkelas nasional (National Class Finance Company).”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Misi BPR Nguter Surakarta adalah:
“Membantu mewujudkan sesuatu yang sangat didambakan dan
diperlukan masyarakat agar kehidupannya menjadi lebih baik dan
lebih sejahtera.”
Bertolak pada visi dan misi di atas yang merupakan pandangan
strategis dalam menggapai jangka panjang dan global, maka strategi
manajemen yang dapat dilakukan dalam merealisasikan rencana kerja
tahun 2011 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaing.
b. Memperbaiki dan mereview persyaratan kredit dan prosedur
pemberian kredit yang dapat pemperlambat pelayanan.
c. Memperluas penghimpunan dan pengumpulan dana baik melalui
tabungan maupun deposito serta meningkatkan pangsa pasar kredit.
d. Mengembangkan organisasi pemasaran yang berkaitan dengan
pencapaian target funding maupun lending.
e. Mengadakan penyempurnaan kebijakan-kebijakan sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah (Bank Indonesia)
yang tertuang dalan API (Arsitektur Perbankan Indonesia).
f. Menyesuaikan tingkat bunga deposito maupun kredit dengan
pesaing.
g. Memberikan peluang kepada setiap karyawan untuk mengikuti
pelatihan ketrampilan yang mendukung produktifitas kerja.
h. Memperingan persyaratan kredit dan mempercepat proses pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
kredit namun tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian.
3. Kepemilikan/Pemegang Saham.
Pada tanggal 22 Juni 2000 terjadi perubahan kepemilikan (akuisisi) kepada
pemilik baru yaitu:
a. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%.
b. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35%.
c. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5%.
4. Permodalan.
Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal
8%, PT. BPR Nguter telah melakukan perubahan modal dasar sebanyak 2
(dua) kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari Rp 1.600.000.000,-
menjadi Rp 6.400.000.000,-. Dan kemudian modal yang disetor juga
mengalami perubahan dari Rp 1.600.000.000,- menjadi sebesar Rp
2.820.000.000,-.
b. Pada bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar
menjadi Rp 10.000.000.000,- yang terbagi atas 20.000 lembar saham
masing-masing saham bernilai sebesar Rp 500.000,-. Modal dasar
tersebut ditempatkan dan disetor sejumlah 41 % atau sejumlah 8.200
lembar saham dengan nominal seluruhnya sebesar Rp 4.100.000.000,.
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang
saham yaitu:
Tabel 3.1 Pemegang Saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Prosentase
Tn Joko Pong Sugoto 4.920 lembar Rp 2.460.000.000 60 %
Ny Augustine Ester 2.870 lembar Rp 1.435.000.000 35 %
Ny Dwi Esti Nastiti 410 lembar Rp 205.000.000 5 %
Jumlah 8.200 lembar Rp 4.100.000.000 100 %
(Sumber: PT. BPR Nguter Surakarta, 2011)
Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk selalu
memperkuat permodalan bank.
5. Perubahan Susunan Pengurus.
Setelah terjadi akuisisi, maka PT. BPR Nguter juga melakukan
perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang-Undang
Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus 2 (dua) orang, maka
RUPS memutuskan mengangkat 1 (satu) orang direktur yang telah
mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei 2004.
Sehingga susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 adalah
sebagai berikut:
a. Komisaris Utama : Anta Winarta
b. Komisaris : Djoko Pong Sugoto SE, MBA
c. Direksi Utama : Dwi Esti Nastiti, SE
d. Direktur : Hendrardi, SE
Pada bulan Mei 2005, Hendrardi, SE mengundurkan diri atas
permintaan sendiri dengan demikian jabatan Direktur untuk sementara
kosong. Namun pada bulan Oktober 2005, setelah melalui fit and proper
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
test di Bank Indonesia dan telah dinyatakan lulus, maka dilakukan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk mengangkat Lusiawati Oeyeng
sebagai Direktur di PT. BPR Nguter Surakarta. Hal tersebut dilakukan
untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Perseroan Terbatas.
Dengan demikian susunan pengurus PT. BPR Nguter Surakarta
yang baru sejak bulan November 2005 adalah sebagai berikut:
a. Komisaris Utama : Tn. Anta Winarta
b. Komisaris : Tn. Djoko Pong Sugoto SE, MBA
c. Direksi Utama : Ny. Dwi Esti Nastiti, SE
d. Direktur : Ny. Dra Lusiawati Oeyeng
Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007 melalui Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa disetujui pengunduran diri Direktur
Utama Dwi Esti Nastiti dan Komisaris Djoko Pong Sugoto
sehingga susunan pengurus yang baru adalah sebagai berikut:
a. Komisaris : Tn. Anta Winarta
b. Direktur : Ny. Dra Lusiawati Oeyeng
Dengan Akta Notaris Drajad Urino SH. No. 42 tertanggal 29
Juni 2007. Selanjutnya untuk memenuhi Undang-Undang Perseroan
Terbatas dan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia, bahwa
pengurus BPR harus terdiri dari 2 orang komisaris dan 2 orang
direktur, maka RUPS memutuskan mengangkat 1 orang komisaris dan
1 orang direktur yang telah mengikuti fit dan proper test di Bank
Indonesia pada tanggal 22 September 2008 dan sudah dinyatakan lulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
oleh harus terdiri dari 2 orang komisaris dan 2 orang direktur, maka
RUPS memutuskan mengangkat 1 orang komisaris dan 1 orang
direktur yang telah mengikuti fit dan proper test di Bank Indonesia
pada tanggal 22 September 2008 dan sudah dinyatakan lulus oleh Bank
Indonesia. Maka susunan pengurus PT. BPR Nguter berubah menjadi
sebagai berikut:
a. Direktur utama : Ny. Fransisca Permata Dewi, SE. MM
b. Direktur : Ny. Dra Lusiawati Oeyeng
c. Komisaris Utama : Tn. Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
d. Komisaris : Tn. Anta Winarta
Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH. No. 03 tanggal 11
November 2008. Kemudian pada tanggal 04 Maret 2009 melalui Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa, susunan pengurus terakhir adalah
sebagai berikut:
a. Direktur Utama : Ny. Fransisca Permata Dewi, SE. MM
b. Direktur : Tn. Yusak Adi Nugroho, SE
c. Komisaris Utama : Tn. Bambang Subartono, SE
d. Komisaris : Tn. Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH No. 01 tanggal 04
Maret 2009. Pada awal Tahun 2010 terjadi perubahan daftar pemegang
saham, setelah Dwi Esti Nastiti melepas kepemilikan sahamnya sebesar
5%. Maka daftar pemegang saham PT. BPR Nguter Surakarta yang
baru adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 3.2 Pemegang Saham Baru
Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah P r o s e n t a s e
Tn Joko Pong Sugoto 4.920 lembar Rp 2.460.000.000 60 %
Ny Augustine Ester 3.280 lembar Rp 1.640.000.000 40 %
Jumlah 8.200 lembar Rp 4.100.000.000 100 %
(Sumber: PT. BPR Nguter Surakarta, 2011)
6. Produk-Produk PT. BPR Nguter Surakarta.
a. Produk Penyaluran Dana.
Penyaluran dana pada PT. BPR Nguter Surakarta melalui
berbagai kredit yang diberikan kepada para debitur. Kredit yang
diambil oleh para debitur berbeda-beda tergantung dari kebutuhan
masing-masing. Macam-macam kredit tersebut adalah:
1) Kredit Modal Usaha
Kredit modal usaha adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
menambah modal usaha nasabah.
2) Kredit Multiguna
Kredit multiguna adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan nasabah lainya, seperti pernikahan,
pendidikan, renovasi rumah, dll.
3) Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif misalnya,
untuk membeli kendaraan, rumah dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
4) Pembiayaan pembeliaan sepeda motor (th. ’96 - ke atas)
5) Pembiayaan pembelian mobil (th. ’90 - ke atas)
6) Pembiayaan motor besar (MOGE)
Suku bunga kredit di PT. BPR Nguter Surakarta yaitu:
a. Menurun 1,75% per bulan atau 21% setahun
Perhitungan [(saldo x bunga) : 30] x hari berjalan
b. Flat/tetap 2,75% per bulan atau 33% setahun
Perhitungan pinjaman pokok x bunga
b. Produk Penghimpunan Dana.
a. Tabungan
Pada PT. BPR Nguter Surakarta terdapat 1 (satu) jenis
tabungan yaitu Tabungan Mulia. Tabungan Mulia ini
diperuntukkan bagi penabung perseorangan, perusahaan atau
lembaga. Setoran awal tabungan minimal Rp. 25.000,- dan setoran
selanjutnya sekurang-kurangnya Rp. 10.000,-. Serta saldo minimal
yang harus mengendap di tabungan Rp. 10.000,- .
Bunga untuk Tabungan Mulia diperhitungkan setiap
akhir bulan yang bersangkutan dan dihitung atas saldo harian.
Besar tingkat bunga ditentukan bank dan dapat berubah sewaktu-
waktu. Penutupan rekening tabungan akan dikenakan biaya
administrasi sebesar Rp. 10.000,- serta apabila tabungan pasif/aktif
yang bersaldo dibawah Rp. 10.000,- bank berhak menutup
rekening tersebut secara otomatis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Kelebihan dari Tabungan Mulia ini adalah tabungan
ini dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh
PT. BPR Nguter Surakarta dan juga dananya dijamin oleh LPS.
b. Deposito Berjangka
Deposito berjangka pada BPR Nguter Surakarta
bermacam-macam jangka waktunya tergantung dari kebutuhan
nasabah yang ingin menginvestasikan dananya. Jangka waktunya
antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Suku bunga
deposito berjangka berbeda-beda serta berubah-ubah tergantung
dari kebijakan bank tetapi tidak menyalahi aturan yang telah
dibuat oleh Bank Indonesia.
Kelebihan Deposito Berjangka ini adalah tabungan ini
dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT.
BPR Nguter Surakarta dan dana para deposan dijamin oleh LPS.
Deposito yang ditawarkan untuk masyarakat umum,
ketentuan tingkat suku bunga deposito umum sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tingkat Suku Bunga Deposito Umum
N
o
Nominal S
u
k
u
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
u
n
g
a
1 Rp. 1.000.000,- sampai Rp.
7.500.000,-
8,
7
5
%
2 Rp. 7.500.000,- sampai Rp.
49.999.999,-
9,
2
5
%
3 Rp. 50.000.000,- sampai Rp.
9.750.000,-
9,
7
5
%
4 Di atas Rp. 100.000.000,- 10
,
2
5
%
(Sumber: PT. BPR Nguter Surakarta, 2011)
7. Struktur Organisasi PT. BPR Nguter Surakarta
Berdasarkan ketentuan pada buku pedoman PT. BPR Nguter Surakarta telah
dinyatakan stuktur organisasinya sebagai berikut:
a. RUPS
b. Dewan Komisaris
c. Direksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
d. Kepala Bagian Kredit
1) Administrasi Kredit
2) Account Officer
3) Collector/Penagihan Kredit
e. Kepala Bagian Operasional
1) Kasir
2) Tabungan/Deposito
3) Pembukuan
4) Umum
f. Marketing dan Satuan Pengawas Intern (SPI)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
RUPS Djok
o Pong Sugoto
Augustime Esther
Dewan Komisaris
Bambang Subarthomo
Sri Dadi Wibowo
Direksi Francisca
Permata
Dewi Yusak Adi
Nugroho
Administrasi Kredit
Account
Officer
Collection
Filter
M
a
r
k
e
t
i
n
g
K
a
s
i
r
Tabun
g
a
n
/
D
e
p
o
s
i
t
o
P
e
m
b
u
k
u
a
n
U
m
u
m
S
P
I
K
a
b
a
g
K
r
e
d
i
t
K
a
b
a
g
O
p
e
r
a
s
i
o
n
a
l
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 77
8. Job Discription
a. Kepala Bagian Kredit
1) Mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Admin Kredit,
Account Officer dan Collection di lapangan.
2) Bertanggung jawab atas pencapaian target kredit yang diberikan
pada masyarakat.
3) Bertanggung jawab atas kinerja Admin Kredit dan kelancaran
pencairan.
4) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pengajuan kredit
dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai dengan (SOP)
perusahaan.
5) Melaporkan, memberitahukan dan mengkonsultasikan kepada
Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja Admin
Kredit, Account Officer dan Collection dll.
b. Admin Kredit
1) Menerima pengajuan kredit dari dealer/umum baik melalui telepon
maupun nasabah datang sendiri ke kantor BPR Nguter, serta
memberikan informasi mengenai proses kredit calon debitur.
2) Melakukan SID (Sistem Informasi Debitur)/BI cheking.
3) Mengetik Perjanjian Kredit (PK).
4) Membuat kompensasi lembur hari sabtu disetiap bulanya.
5) Pengecekan kelengkapan berkas pengajuan kredit dan report survey
yang telah di ACC pimpinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 78
6) Membuat MOU dengan pihak lain.
c. Account Officer
1) Menerima order untuk disurvey dari admin survey.
2) Pengecekan kebenaran dan kelengkapan data calon debitur.
3) Melakukan survey ke tempat calon debitur (meliputi survey rumah
tinggal, jaminan, pekerjaan/usaha, lingkungan sekitar).
4) Menganalisa hasil survey dan dilaporkan kepada komite kredit.
5) Membuat laporan analisa survey report mengenai calon debitur.
6) Menyampaikan kepada admin kredit apakah pengajuan kredit
calon debitur tersebut disetujui/ditolak.
d. Kasie Account Officer/AO
1) Mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Account Officer di
lapangan.
2) Melakukan koordinasi dengan kasie collection jika terdapat
permasalahan dalam hal penanganan kredit bermasalah dan
membutuhkan informasi tambahan dari Account Officer mengenai
kondisi debitur.
3) Melaporkan, memberitahukan dan mengkonsultasikan kepada
Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja Account
Officer.
e. Bagian Collection Filter
1) Melakukan penagihan ke debitur yang terlambat membayar
angsuran (T2-T4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 79
2) Pembinaan kepada debitur tentang aturan-aturan pembayaran yang
telah disepakati bersama untuk meminimalkan keterlambatan.
3) Mencari informasi/lacak pada debitur yang pindah alamat tanpa
sepengetahuan pihak bank.
4) Pengaman jaminan bila diperlukan dan melacak keberadaan
jaminan yang sudah dialihkan ke pihak lain.
5) Melakukan pengambilan angsuran/collect ke dealer yang
bekerjasama dengan pihak bank.
6) Membuat laporan kronologis dll.
f. Kasie Collection
1) Mendistribusikan job/surat tagihan kepada kolektor.
2) Bertanggung jawab dalam rangka upaya menurunkan NPL/kredit
macet sesuai dengan rencana kerja perusahaan.
3) Mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas kolektor di
lapangan.
4) Melakukan koordinasi dengan kasie Account Officer terkait
permasalahan penanganan kredit bermasalah.
5) Melaporkan, memberitahukan dan mengkonsultasikan kepada
Direksi, tentang permasalahan penanganan kredit bermasalah.
6) Bertanggung jawab atas kinerja kolektor dan hasil tagihan yang di
bawa kolektor dll.
g. Marketing Kredit
1) Mencapai target pencairan kredit sesuai dengan ketentuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 80
sudah ditetapkan perusahaan.
2) Menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit antara
lain konsumtif, modal kerja, investasi dll.
3) Melakukan follow up terhadap nasabah yang mengajukan kredit.
4) Mengumpulkan file data calon nasabah baik pengajuan langsung
dari nasabah maupun dari dealer/show room atau rekanan lain di
PT. BPR Nguter Surakarta.
5) Melakukan survey awal guna memberikan keterangan pada
surveyor tentang kondisi calon nasabah.
6) Memberikan kabar/informasi kepada nasabah mengenai hasil
survey dalam hal ini di ACC atau ditolak dll.
h. Teller/Kasir
1) Menerima setoran dan pengambilan tunai (angsuran, tabungan,
pengambilan tunai dari bank-pick up service).
2) Pengeluaran biaya-biaya yang disertai nota ataupun kwitansi.
3) Pencatatan semua kuitansi dan nota pemasukan dan pengeluaran
dibuku kasir kemudian diulang di buku pemasukan kas dan
pengeluaran kas.
4) Meng-input ke program MMS.
5) Pencetakan buku tabungan.
6) Akhir hari membuat laporan mutasi kas (jumlah uang).
i. Bagian Staff Tabungan/Deposito Tabungan meliputi:
1) Melayani pembukuan dan penutupan rekening tabungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 81
2) Melayani transaksi nasabah baik penyetoran, penarikan, atau
pemindahbukuan.
3) Up date bunga tabungan per nasabah setiap akhir bulan.
4) Menyimpan (file) aplikasi rekening, bukti setor, voucher jurnal
transaksi.
Deposito meliputi:
1) Aplikasi penempatan deposito dan pencairan deposito.
2) Pembayaran bunga deposito nasabah.
3) Membuat konfirmasi perpanjangan deposito jatuh tempo.
4) Input transaksi deposito.
5) Membuat laporan bulanan untuk Lembaga Penjamin Simpanan.
j. Staff Pembukuan
1) Melakukan pengecekan hitungan bunga deosito dari bagian
deposito.
2) Membuat laporan untuk BI (Laporan bulanan, laporan pengaduan
nasabah, laporan publikasi 3 bulan sekali, laporan mingguan).
3) Mengirim laporan keuangan untuk kantor pajak.
4) Membuat voucher pembukuan.
5) Membuat laporan keuangan dan input transaksi.
6) Bertanggung jawab atas setiap pengeluaran dari kas kecil.
7) Melakukan transaksi yang berhubungan dengan antar bank aktiva
termasuk monitoring deposito serta mutasi rekening.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 82
k. Satuan Pengawas Intern (SPI)
1) Memeriksa mutasi kas pada akhir hari secara berkala.
2) Memeriksa bukti- bukti transaksi harian secara periodik dan
membandingkan dengan peraturan-peraturan yang ada.
3) Membuat dan melaporkan laporan mingguan kepada Bank
Indonesia.
4) Melakukan on the spot ke debitur secara berkala.
5) Melakukan pemeriksaan jaminan setiap bulan Juni dan Desember.
6) Melakukan Laporan Tingkat Kesehatan setiap akhir bulan dll.
B. Pembahasan
1. Prosedur Pemberian Kredit Proaktif
Prosedur kredit adalah tahapan yang harus dilalui sebelum kredit
diberikan untuk menilai kelayakan calon debitur. Semua syarat-syarat
pemberian kredit harus dipenuhi.
Salah satu produk kredit pada PT. BPR Nguter Surakarta adalah
Kredit Proaktif, yaitu suatu kredit yang ditawarkan kepada pedagang
otomotif khususnya yang mengalami masalah dalam pendanaan, berjangka
waktu 6 bulan (kontraknya) dapat diperpanjang lagi sesuai kesepakatan
pihak BPR dan debitur. Ini merupakan bagian dari Kredit Modal Usaha.
Untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit tersebut calon nasabah
mengajukan permohonan kredit ke kantor PT. BPR Nguter Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 83
dengan menyerahkan persyaratan-persyaratan atas kredit yang akan
diajukan. Adapun syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Syarat Administrasi
1) Fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) suami-istri,
2) Fotokopi KK (Kartu Keluarga),
3) Fotokopi Surat Nikah,
4) Fotokopi Rekening Listrik,
5) Fotokopi Jaminan (BPKB/Sertifikat),
6) Rekening Tabungan,
7) Fotokopi slip rekening listrik, air dan telepon,
8) Fotokopi STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan).
9) Slip perhitungan kredit dari kasir,
10) Daftar riwayat pinjaman (SID).
b. Aplikasi Permohonan Kredit Proaktif
1) Surat kesanggupan pembayaran
2) Slip setor
3) Tanda terima uang pinjaman
4) Slip penarikan
5) Spesimen tanda tangan nasabah (perorangan)
6) Aplikasi pembayaran rekening deposito tabungan
c. Proses Pemberian Kredit Proaktif PT. BPR Nguter Surakarta
1) Nasabah mengajukan permohonan kredit kepada pihak bank
disertai dengan kelengkapan data calon debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 84
2) Nasabah menyerahkan BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan
Bermotor) mobil sebagai jaminan utama, jaminan dapat juga
berupa sertifikat rumah atau tanah, tetapi diutamakan jaminan
berupa mobil agar mudah dalam penghitungannya.
3) Pihak bank (BPR) akan melakukan analisa kredit dan melakukan
survey ke calon debitur, jaminan yang diberikan akan ditafsir oleh
pihak bank.
4) Apabila pengajuan kredit disetujui maka nasabah akan memperoleh
plafond kredit sebesar 3 kali dari nilai jaminan. Untuk pembukaan
plafond debitur harus membayar 350 ribu, untuk
administrasi/profisi 0,5 dari plafon yang diberikan dan meterai 18
ribu. Biaya-biaya ini hanya dibayarkan pada waktu pembukaan
pertama. Jangka waktu kredit selama 6 bulan.
5) Penarikan plafond dapat dilakukan dengan menyerahkan BPKB
asli.
6) Besarnya nominal pencairan kredit adalah sebesar nilai jaminan
atau nilai pasar yang diberikan.
7) Maksimum penarikan/pencairan kredit adalah sebesar plafond yang
diberikan dan pencairan kedua dan seterusnya boleh dicairkan asal
plafond yang disisakan 3% dari plafond inti atau yang boleh
dicairkan 97% dari plafond inti.
8) Suku bunga pinjaman untuk kredit proaktif ini adalah 1,5 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 85
d. Perhitungan Bunga dan Pelunasan Kredit Proaktif
1) Pelunasan dapat dilakukan kapanpun setiap hari kerja.
2) Perhitungan bunga berdasarkan perhitungan bunga harian.
3) Pembayaran bunga berjalan setiap tanggal 30 akhir bulan.
4) Suku bunga untuk kredit proaktif ini adalah 1,5 %.
2. Tujuan Pemberian Kredit Proaktif
BPR Nguter Surakarta mempunyai misi untuk Kredit Proaktif
yaitu membina hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dengan
para pedagang otomotif dengan memberikan kredit modal kerja.
BPR Nguter Surakarta dalam memberikan Kredit Proaktif kepada
pedagang otomotif mempunyai tujuan sendiri yaitu BPR ingin membantu
para pedagang-pedagang kecil atau rumahan khususnya yang belum
mempunyai showroom (kurang bermodal) atau mengalami masalah dalam
pendanaan. Biasanya pedagang-pedagang tersebut kurang mempunyai
modal untuk mengulak barang dagangannya. Dengan munculnya produk
ini, maka pedagang-pedagang tersebut tidak perlu khawatir lagi dengan
urusan pendanaan. Meskipun masih merupakan produk baru, dengan
persyaratan dan proses pencairan kredit yang cepat, produk ini menjadi
produk unggulan di BPR Nguter Surakarta. Dalam waktu 6 bulan sejak
diluncurkannya produk ini, sudah banyak pedagang otomotif yang
bergabung dan mengajukan pengajuan Kredit Proaktif ini. BPR Nguter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 86
juga ingin meningkatkan status debiturnya yang semula hanya seorang
makelar menjadi seorang pedagang.
3. Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit
Proaktif pada PT. BPR Nguter Surakarta
Dalam pengambilan keputusan Kredit Proaktif, PT. BPR Nguter
Surakarta akan terlebih dahulu menganalisis calon nasabahnya (debitur).
Untuk menganalisa calon nasabah apakah layak atau tidak untuk diberikan
kredit, PT. BPR Nguter Surakarta menggunakan prinsip 5C, yaitu:
Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy.
a. Character atau Watak
Dasar dari pemberian kredit adalah kepercayaan, jadi yang
mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank
bahwa si peminjam memilki moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi
yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab
baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, masyarakat, atau
dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Manfaat dari penilaian character ini, adalah untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad
yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari calon
debitur, character ini sangat penting, sebab walaupun debitur tersebut
mampu membayar hutang-hutangnya namun tidak ada etiket baik
tentu akan membawa berbagai masalah bagi bank di kemudian hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 87
Dalam menilai character seseorang bukanlah hal yang
mudah, karena kita memerlukan ketrampilan psikologis untuk dapat
menilai character seseorang. Di sini pihak bank menilai character
calon debitur dengan cara:
1) Meneliti daftar riwayat hidup debitur dengan cara wawancara
langsung dengan nasabah ataupun bertanya kepada masyarakat di
lingkungan calon debitur tinggal.
2) Meneliti reputasi calon debitur di lingkungan tempat kerja.
3) Meneliti apakah calon debitur terlibat pada suatu masalah,
penjudian, perampokan, pemabuk dan lain-lain.
4) Meminta informasi dari bank lain, di sini yang dimaksud
mengecek SID (Sistem Informasi Debitur) calon debitur, apakah
masih mempunyai tanggungan pada pihak lain ataupun tidak.
b. Capacity
Yang dimaksud capacity di sini, adalah kemampuan debitur
dalam melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang
dilakukan atau yang akan dilakukan yang dibiayai oleh bank. Jadi,
jelasnya adalah sampai sejauh mana usaha yang akan diperolehnya,
akan mampu melunasi tepat waktu sesuai perjanjian yang telah
disepakati.
Pengukuran capacity ini, dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan historis, yaitu menilai past performance dari nasabah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 88
yang bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan
atau selalu menunjukkan ke arah yang maju.
2) Pendekatan finansial, yaitu dengan menilai posisi neraca dan
laporan perhitungan rugi/laba untuk beberapa periode terakhir,
yaitu untuk mengetahui berapa besarnya solvabilitas, likuiditas,
dan rentabilitas tingkat usahanya.
3) Pendekatan edukasional, yaitu menilai latar belakang pendidikan
para pengurus perusahaan calon beditur.
4) Pendekatan yuridis, yaitu menilai apakah calon debitur tersebut
secara yuridis mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya atau
badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan ikatan
perjanjian kredit dengan bank.
5) Pendekatan managerial, yaitu untuk menilai sejauh mana
kemampuan nasabah dalam melaksanakan fungsi menagemen
dalam memimpin perusahaannya.
6) Pendekatan teknis, yaitu menilai sejauh mana kemampuan calon
debitur dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja, bahan baku, peralatan-peralatan kerja/mesin, administrasi
dan keuangan bahkan sampai pada kemampuan merebut pangsa
pasar.
Apabila dana yang dicairkan untuk pembiayaan barang
konsumsi, maka penilaian capacity nasabah didasarkan pada pekerjaan
yang sedang dikerjakan oleh nasabah saat ini dan seterusnya. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 89
situlah pihak bank menyimpulkan apakah nasabah tersebut mampu
melunasi kewajiban-kewajibannya atau tidak.
c. Capital
Pihak bank menilai dari jumlah dana atau modal sendiri
yang dimiliki oleh calon debitur. Sebagai contoh apabila calon
nasabah meminta pihak bank untuk mengajukan kredit proaktif, maka
jaminan yang diberikan debitur minimal harus sebuah mobil, lalu
pihak bank akan memberikan plafond sebesar 3 kali dari nilai jaminan
dan plafond boleh dicairkan tetapi tidak boleh lebih dari nilai jaminan.
d. Collateral
Yaitu barang-barang jaminan yang diberikan oleh peminjam
sebagai jaminan atas kredit yang diterima. Manfaat collateral adalah
sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit
tersebut gagal atau sebab lain di mana debitur tidak mampu melunasi
hutangnya. Jaminan juga sebagai alat pengaman dalam menghadapi
kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan
datang pada saatnya kredit tersebut harus dilunasi. Jaminan ini sifatnya
sebagai pelengkap dari kelayakan/keterlaksanaan dari proyek nasabah.
Penilaian terhadap collateral ini harus ditinjau dari 2 sudut
yaitu sudut ekonomisnya yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang
akan dijaminkan, serta nilai yuridisnya yaitu apakah barang-barang
jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai
sebagai barang jaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 90
e. Condition of Economy
Yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan
kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang
mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk
suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat
mempengaruhi kelancaran usaha dari debitur yang memperoleh kredit.
Penerapan Prinsip 5C pada Kredit Proaktif di PT. BPR Nguter Surakarta dapat
digambarkan dengan cara di bawah ini (Tabel 3.4):
Tabel 3.4
Penerapan Prinsip 5C di PT. BPR Nguter Surakarta
No Prinsip Secara umum Pada PT. BPR Nguter Surakarta
1 Character Penilaian tentang kebiasaan, sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarga calon debitur.
- Secara administrasi menggunakan SID (Sistem Informasi Debitur) dari Bank Indonesia.
- Melakukan survey pada tetangga, saudara dekat, Kepala Desa, dan mitra kerja calon debitur.
2 Capacity Mengetahui kemampuan calon debitur untuk mengembalikan pinjaman dan memperoleh laba atas usahanya.
- Melakukan wawancara pada calon debitur tentang pendapatan melalui laporan keuangan, jurnal, kas harian dan mengawasi cara pengelolaan usahanya.
3 Capital Prinsip ini menilai kondisi modal calon debitur yang akan digunakan dalam operasi usahanya.
Pihak BPR menanyakan besar modal yang diperlukan dan modal yang telah dimiliki calon debitur. Disini BPR hanya memberikan modal pada pedagang-pedagang otomotif yang kurang bermodal.
4 Collateral Prinsip digunakan untuk menilai jaminan yang digunakan sebagai agunan kredit.
- Dalam menentukan nilai agunan dilakukan dengan cara melihat harga pasar. Dalam hal ini BPR Nguter bekerja sama dengan dealer untuk mengkirkan nilai jaminan.
5 Condition Merupakan penilaian terhadap faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi maupun iklim usaha yang sedang berlangsung.
- Melihat kondisi usaha (usaha calon debitur berkembang atau tidak).
- Melihat kondisi masyarakat sekitar (respon masyarakat sekitar terhadap adanya usaha calon debitur, mengganggu atau tidak).
(Sumber: PT. BPR Nguter Surakarta, dari interview diolah, 2011)
Dari tabel 3.4 diatas dapat digambarkan bahwa pelaksanaan
prinsip 5C dalam proses pemberian Kredit Proaktif pada PT. BPR Nguter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 91
Surakarta telah dilaksanakan dan telah sesuai dengan prinsip 5C pada
umumnya yang digunakan dalam proses pemberian kredit. Untuk
character, dengan cara melakukan survey pada lingkungan tempat tinggal
calon debitur serta menggunakan SID (Sistem Informasi Debitur). Untuk
capacity, dengan cara melakukan wawancara pada calon debitur tentang
pendapatan dan cara pengelolaan usahanya, dari segi capital pihak BPR
menanyakan besar modal yang diperlukan dan modal yang telah dimiliki
calon debitur. Disini BPR hanya memberikan modal pada pedagang-
pedagang otomotif yang kurang bermodal. Sedangkan untuk prinsip
collateral, penentuan nilai agunan dilakukan dengan cara melihat harga
pasar. Untuk prinsip condition, penilaian dari pihak BPR dilakukan dengan
cara melihat kondisi usaha (usaha calon debitur berkembang atau tidak),
melihat kondisi masyarakat sekitar (respon masyarakat sekitar terhadap
adanya usaha calon debitur, mengganggu atau tidak).
Dari kelima prinsip tersebut, pada PT. BPR Nguter Surakarta
yang mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dengan prinsip-prinsip
yang lainnya adalah character. Hal tersebut dikarenakan penilaian
character dari seorang debitur sangatlah sulit, selain itu pihak PT. BPR
Nguter Surakarta tidak ingin kejadian dimasa lalu terulang kembali yaitu
terjadinya kredit-kredit bermasalah (macet) yang diakibatkan kurang
telitinya dan kurang profesionalnya pihak PT. BPR Nguter Surakarta
dalam menganalisa calon debitur terutama dari segi prinsip character.
Untuk analisa keempat prinsip yang lainnya yaitu capacity, capital,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 92
collateral dan condition of economy sudah dilakukan oleh PT. BPR Nguter
Surakarta dengan teliti dan baik.
Berikut ini adalah contoh prosedur pemberian Kredit Proaktif
sekaligus penerapannya dalam prinsip 5C:
Studi Kasus:
Pak Tono adalah seorang pedagang otomotif rumahan dan tidak
mempunyai showroom. Pak Tono mengalami masalah dalam pendanaan,
dia tidak bisa mengulak barang dagangannya. Pak Tono mempunyai satu
buah mobil A bernilai 100 juta. Pak Tono memutuskan untuk mengajukan
Kredit proaktif di BPR Nguter Surakarta. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan Blangko dan Pengisiannya.
Pak Tono datang ke kantor PT. BPR Nguter Surakarta
kemudian bertemu dengan Customer Service untuk mengambil
blangko permohonan Kredit Proaktif, kemudian mengisi data-data
yang diperlukan dan ditanda tangani oleh Pak Tono dan istrinya atau
penjaminnya. Dalam pengisian blangko tersebut harus ada persetujuan
kedua belah pihak, yaitu BPR Nguter Surakarta dan Pak Tono.
2. Penyerahan Blangko
Blangko yang sudah diisi diserahkan kembali ke kantor PT.
BPR Nguter Surakarta dan petugas bank akan meneliti berkas-berkas
permohonan nasabah meliputi fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 93
suami-istri, fotokopi KK (Kartu Keluarga), fotokopi surat nikah,
fotokopi rekening listrik, rekening tabungan, fotokopi slip rekening
listrik, air, telepon, Fotokopi STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
dan BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaran Bermotor) mobil A tersebut
sebagai jaminan utama atas kredit yang akan diberikan. Permohonan
dinyatakan lengkap apabila telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan untuk pengajuan permohonan Kredit Proaktif.
3. Cek/Survey.
Dari pihak BPR akan mensurvey ke lapangan ke tempat Pak
Tono tersebut supaya dapat mengetahui karakter Pak Tono, lalu
dilakukan wawancara mengenai pendapatan dan usaha Pak Tono serta
menanyakan besar modal yang diperlukan dan modal yang telah
dimiliki. Survey tersebut dilaksanakan secara profesional sehingga
dapat berperan sebagai saringan untuk menjaga agar tidak terjerumus
ke dalam kredit bermasalah atau kredit macet. Disini tim surveyor juga
melihat kondisi usaha Pak Tono berkembang atau tidak dan melihat
kondisi masyarakat sekitar terhadap usaha Pak Tono, apakah
mengganggu atau tidak. Ini sudah sesuai dengan prinsip 5C dalam
pemberian kredit yaitu character, capacital, capital dan condition of
economi.
Setelah itu, pihak BPR akan menafsir nilai jaminan tersebut.
Setelah ditafsir, jaminan bernilai 300 juta. Prinsip 5C yaitu collateral
sudah diterapkan dalam penilaian jaminan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 94
4. Persetujuan/Penolakan Permohonan Kredit.
Setelah dianalisis berkas pemohon kredit Pak Tono
dimintakan persetujuan atau penolakan kepada bagian kredit.
Dinyatakan setuju akan dibuat surat perjanjian. Karena perjanjian
kredit merupakan perjanjian standar yaitu perjanjian yang isi
ditentukan terlebih dahulu oleh BPR. Untuk Pak Tono hanya
dimintakan pendapatnya apakah dapat menerima syarat-syarat yang
ada di dalam formulir tersebut atau tidak. Apabila pengajuan kredit
disetujui maka Pak Tono akan memperoleh plafond kredit sebesar tiga
kali dari nilai jaminan. Jika Pak Tono mempunyai nilai jaminan 100
juta, maka BPR akan memberikan plafond sebesar 300 juta. Ini hanya
berupa plafond (batas pengucuran dana), tidak berupa uang. Untuk
pembukaan plafond Pak Tono harus membayar 350 ribu, untuk
administrasi/profisi 0,5 dari plafond yang diberikan dan materai tiga
kali yaitu 18 ribu. Jadi total biaya-biaya tersebut adalah 350 ribu +
(0,5% x 300 juta) + 18 ribu sama dengan 1,868 juta. Biaya-biaya ini
hanya dibayarkan pada waktu pembukaan pertama. Jangka waktu
pemberian Kredit Proaktif selama 6 bulan. Setelah 6 bulan jika akan
diperpanjang harus membayar biaya-biaya tersebut lagi.
5. Penarikan Plafond/Pencairan Kredit
Penarikan plafond dapat dilakukan dengan menyerahkan
BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaran Bermotor) yang asli. Besarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 95
nominal pencairan kredit adalah sebesar nilai jaminan atau nilai pasar
yang diberikan.
Pak Tono mencari barang dagangan ke pihak lain, kemudian
Pak Tono mendapatkan mobil B dari pihak lain tersebut. Misal pihak
lain adalah Pak Dono. Pak Dono menjual mobilnya seharga 110 juta.
Atas kesepakatan kedua belah pihak, mobil B dibawa ke PT. Sarwo
Santoso untuk ditafsir harga pasarannya untuk dapat menentukan
untung ruginya. Disini PT. Sarwo Santoso adalah dealer yang ditunjuk
PT. BPR Nguter Surakarta untuk menafsir harga barang kendaraan.
Setelah ditafsir oleh PT. Sarwo Santoso, harga mobil di pasaran 120
juta. Hal yang ditafsir meliputi keadaan fisik, kelayakan, surat-surat
dan harga pasaran. Biaya untuk menafsir harga mobil sebesar 250 ribu,
dibayar oleh Pak Tono. Jadi kalau menurut perhitungan Pak Tono akan
mendapatkan untung kurang lebih 10 juta jika mobil terjual.
Setelah itu, PT. Sarwo Santoso Motor memberikan surat
pernyataan mengenai empat hal tersebut kepada BPR. Jika pihak BPR
setuju, maka uang bisa cair hari itu juga dan BPKB mobil B
diserahkan ke BPR sebagai jaminan tambahan. Besarnya nilai
pencairan adalah sebesar harga BPKB mobil B yaitu 110 juta, lalu Pak
Tono membayar 110 juta kepada Pak Dono untuk mengulak mobil B
tersebut. Jadi antara Pak Tono dan Pak Dono sudah tidak ada urusan
lagi. Plafond Pak Tono di BPR menjadi 190 juta karena sudah diambil
110 juta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 96
Pak Tono menjual mobil B tersebut ke pembeli yang
berminat. Setelah tiga hari dari tanggal pencairan, Pak Tono berhasil
menjual mobil B tersebut kepada Pak Amat. Pak Tono menjual mobil
B tersebut seharga 120 juta dan Pak Amat menyetujuinya. Terjadilah
kesepakatan antara kedua belah pihak. Pak Amat membayar kepada
Pak Tono 120 juta. Jadi Pak Tono mengantongi untung 10 juta.
Perhitungan bunga untuk pihak BPR dihitung dari hari
pencairan sampai dengan hari barang tersebut laku/terjual. Suku bunga
untuk Kredit Proaktif sebesar 1,5% per bulan (bunga harian). Misalnya
mobil tersebut terjual setelah satu bulan. Jadi perhitungannya adalah
1,5% x harga jaminan tambahan (110 juta) = 1,65 juta. Jadi BPR
memperoleh keuntungan 1,65 juta dibayarkan oleh Pak Tono. Laba
bersih yang diterima Pak Tono yaitu sebesar 20 juta – (1,65 juta +
biaya tafsir 250 ribu) sama dengan 18,1 juta.
Setelah itu Pak Tono membayar hutangnya ke BPR untuk
menebus jaminan tambahan (mengambil BPKB mobil B) yang akan
diserahkan pada Pak Amat. Jadi sekarang plafond Pak Tono masih
tetap 300 juta.
Pencairan kedua dan seterusnya boleh dicairkan asal plafond
yang disisakan 3% dari plafond inti atau yang boleh dicairkan 97%
dari plafond inti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 97
Kelebihan dan Kekurangan Kredit Proaktif
a. Untuk Debitur
Kelebihan dari Kredit Proaktif ini dapat dirasakan oleh para
pedagang otomotif. Debitur sudah tidak lagi kesulitan mencari modal
untuk mengembangkan usahanya atau mengulak barang dagangannya.
Kredit Proaktif ini persyaratannya sederhana, tidak terlalu rumit,
jangka waktu bisa ditentukan oleh kesepakatan antara debitur dan
pihak bank, proses pencairan kredit cepat sehingga debitur tidak terlalu
lama dan bunga kredit yang diberikan juga cukup ringan dibandingkan
dengan kredit umum serta meningkatkan status dari makelar menjadi
pedagang karena bisa menjalankan usaha sendiri, bukan hanya menjadi
perantara/makelar saja.
b. Untuk BPR
Dengan adanya Kredit Proaktif ini BPR dapat meningkatkan
laba perusahaan dan produk ini lebih aman dibandingkan dengan
produk lain. Kredit Proaktif karena resiko yang relatif kecil bahkan
tidak ada sama sekali dan keuntungan yang didapat BPR lumayan
besar. Kekurangannya adalah kurangnya pemasaran produk sehingga
banyak masyarakat yang belum mengenal produk ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 98
Tabel 3.6
Laporan Realisasi Pinjaman Kredit Proaktif
(6 bulan terakhir)
No Nama Plafond Pembukaan
Plafond Materai Administrasi
(0,5% x
plafond)
Jangka
Waktu Tgl Cair
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Doni Prasetyo
Agus Kusnadi
Sutamto
Ony Syahroni
Muryadi
Sutrisno
Totok Suwarto
Tri Danar N
Suyatmo
Ahmad M
Heru Purnomo
Titis Wahyu N
Sam Sumanto
Agus A
Bambang S
Winanto
Yohanes B K
Mulyadi
Antony
Taufik H
Ir. Taryono
Joko Santoso
Suyanto
Sugiono P
Isdaryanto
Andi S
Abdul Khalil
Dodit
690.000.000
200.000.000
120.000.000
500.000.000
300.000.000
450.000.000
80.000.000
190.000.000
150.000.000
250.000.000
140.000.000
115.000.000
200.000.000
200.000.000
135.000.000
75.000.000
180.000.000
350.000.000
180.000.000
220.000.000
180.000.000
200.000.000
200.000.000
150.000.000
75.000.000
350.000.000
350.000.000
700.000.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
18.000
3.450.000
1.000.000
600.000
2.500.000
1.500.000
2.250.000
400.000
950.000
750.000
1.250.000
700.000
575.000
1.000.000
1.000.000
575.000
375.000
900.000
1.750.000
900.000
1.100.000
900.000
1.000.000
1.000.000
750.000
375.000
1.750.000
1.750.000
3.000.000
12 bln
12 bln
12 bln
6 bln
6 bln
12 bln
6 bln
6 bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
6bln
3 Nov 2010
25 Okt 2010
14 Okt 2010
29 Okt 2010
3 Nov 2010
5 Nov 2010
5 Nov 2010
11 Nov 2010
12 Nov 2010
12 Nov 2010
16 Nov 2010
15 Nov 2010
12 Nov 2010
22 Nov 2010
11 Nov 2010
23 Nov 2010
25 Nov 2010
26 Nov 2010
1 Des 2010
1 Des 2010
1 Des 2010
14 Des 2010
15 Des 2010
15 Des 2010
15 Des 2010
15 Des 2010
15 Des 2010
15 Des 2010
Jumlah 6.930.000.000 9.800.000 840.000 34.050.000
(Sumber: PT. BPR Nguter Surakarta, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 99
BAB IV
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Proses pemberian Kredit Proaktif yang dilakukan oleh PT. BPR Nguter
Surakarta dimulai dengan permohonan kredit oleh debitur kepada pihak
bank, debitur menyerahkan BPKB sebagai jaminan, pihak bank melakukan
analisa kredit dan melakukan survey ke debitur, bila disetujui maka akan
dilakukan perjanjian kredit atau pengikatan agunan kemudian nasabah
akan memperoleh plafond kredit sebesar tiga kali dari nilai jaminan,
penarikan plafond dengan menyerahkan BPKB asli, besarnya nominal
pencairan adalah sebesar nilai jaminan atau nilai pasar yang diberikan,
maksimum penarikan kredit adalah sebesar plafond yang diberikan.
Setelah itu dilakukan pengawasan kredit/pembinaan oleh direktur.
2. Tujuan dari pemberian Kredit Proaktif adalah BPR ingin membantu para
pedagang-pedagang kecil/rumahan khususnya yang belum mempunyai
showroom atau yang mengalami masalah dalam pendanaan. Biasanya
pedagang-pedagang tersebut kurang mempunyai modal untuk mengulak
barang dagangannya. Dengan munculnya produk ini, maka pedagang-
pedagang tersebut tidak perlu khawatir lagi dengan urusan pendanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 100
Bisa juga dengan adanya Kredit Proaktif ini dapat meningkatkan status
debitur yang semula hanya seorang makelar penjadi seorang pedagang.
3. Pelaksanaan prinsip 5C dalam proses pemberian Kredit Proaktif pada PT.
BPR Nguter Surakarta telah dilaksanakan sesuai pada umumnya. Hal
tesebut ditunjukkan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta dengan tidak
langsung menyetujui permohonan kredit dari debitur melainkan dengan
menganalisis terlebih dahulu character, dengan cara melakukan survey
pada lingkungan tempat tinggal calon debitur serta menggunakan SID.
Untuk capacity, dengan cara melakukan wawancara pada calon debitur
tentang pendapatan dan cara pengelolaan usahanya, dari segi capital pihak
BPR menanyakan besar modal yang diperlukan dan modal yang telah
dimiliki calon debitur. Disini BPR hanya memberikan modal pada
pedagang-pedagang otomotif yang kurang bermodal. Sedangkan untuk
prinsip collateral, penentuan nilai agunan dilakukan dengan cara melihat
harga pasar. Untuk prinsip condition, penilaian dari pihak BPR dilakukan
dengan cara melihat kondisi usaha (berkembang atau tidak). Dalam
penerapan prinsip 5C tersebut terdapat salah satu prinsip yang dianggap
sulit dalam melaksanakannya yaitu prinsip character dimana dalam
melaksanakan penilaian pada calon debitur sangat dibutuhkan ketelitian
oleh tim surveyor.
4. Kelebihan dari Kredit Proaktif ini adalah persyaratannya sederhana, tidak
terlalu rumit, jangka waktu bisa ditentukan oleh kesepakatan antara debitur
dan pihak bank serta proses pencairan kredit lebih cepat dibanding bank-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 101
bank lain. Bunga kredit yang diberikan juga cukup ringan dibandingkan
dengan kredit umum. Pedagang otomotif kecil sangat diuntungkan dengan
adanya Kredit Proaktif ini. Debitur sudah tidak lagi kesulitan mencari
modal untuk mengembangkan usahanya. Selanjutnya kekurangan dari
Kredit Proaktif ini adalah kurangnya pemasaran produk sehingga banyak
masyarakat yang belum mengenal produk ini.
C. SARAN
1. Karena produk Kredit Proaktif ini merupakan produk baru di BPR Nguter
Surakarta maka sosialisasi dan pemasaran produk harus lebih ditingkatkan
lagi agar permintaan akan Kredit Proaktif ini semakin meningkat.
2. PT. BPR Nguter Surakarta sebaiknya mempunyai tim untuk menafsir
harga pasaran kendaraan, jadi pihak BPR bisa langsung menafsir harga
pasaran kendaraan jaminan yang diberikan oleh debitur. Tidak perlu
melalui dealer lagi.
3. Sebaiknya PT. BPR Nguter Surakarta mengoptimalkan kinerja divisi
kredit yang meliputi marketing kredit, survey (account officer), collector
untuk pengawasan kredit yang diberikan selama kredit tersebut berjalan,
agar kredit yang bermasalah dapat ditekan.
4. Sebaiknya profesionalisme terhadap calon debitur lebih ditingkatkan lagi,
karena biasanya tidak jarang pihak bank lebih mengutamakan kerabat
atau orang terdekatnya dalam berbagai pelayanan yang diberikan oleh
bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 102
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Agus. 2007. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit.
http://digilib.unnes.ac.id/gsgl/collect/skripsi/index/assoc/HASH9330/
1206f088.dir/doc/diakses 19 April 2011
Hartanto, Eret. 2009. Makalah Tentang Perjanjian Kredit dan Pengikatan Agunan. Surakarta.
Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir, S.E. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kohler Eric L. 1964. Pengertian Kredit. http://kreditukm.com/pengertian-
kredit/diakses 19 April 2011.
Muljono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil. Edisi
ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Muchdarsyah Sinungan. 1993. Dasar-Dasar Management Kredit. Jakarta:
Bumi Aksara
PT. BPR Nguter Surakarta. Buku Pedoman Standar Operating Procedure.
Sinungan. 2000. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara
Sri Susilo, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
Suyatno, Thomas dkk. 1997. Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi Keempat. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Teguh, Pudjo, Muljono. (1990). Manajemen perkreditan bagi bank komersil
(edisi. 2). Yogyakarta : BPFE
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan
Dengan Tanah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan
Fidusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 104
Lampiran 1
LAPORAN MAGANG KERJA MAHASISWA
Nama : Desi Nurratnahati
NIM : F 3608003
Instansi Magang Kerja : PT. BPR Nguter Surakarta
Alamat Instansi Magang Kerja : Jl. Honggowongso No.69
Surakarta
Waktu Magang Kerja : 10 Januari s/d 4 Februari
2011
Dosen Pembimbing : Drs. Kresno
Saroso Pribadi
Tabel Mingguan Aktivitas Magang Kerja :
No. Waktu
Kegiatan
Tempat Divisi
Magang
Kegiatan Magang
1 Minggu
Pertama
(10 Jan-14
Jan)
Divisi Kredit
Macet (NPL
dan
Tunggakan)
Menghitung angsuran yang belum
terbayar, denda, pinalti dan waktu
keterlambatan.
Membuat surat tagihan yang ditujukan
kepada debitur yang terlambat mengangsur
pinjaman.
Membuat surat pemberitahuan untuk
jaminan yang akan diambil.
2 Minggu
Kedua
(17 Jan-21
Jan)
Divisi
Angsuran
Membuat kartu pinjaman.
Menghitung jumlah pokok angsuran yang
harus dibayar oleh debitur,menghitung
bunga kredit per harinya berdasarkan
ketentuan bunga flat atau bunga menurun
dan menghitung sisa angsuran
3 Minggu
Ketiga
Divisi Staff
Tabungan /
Menginput data untuk pendaftaran
rekening tabungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 105
(24 Jan-28
jan)
Deposito Mengisi slip formulir tanda terima buku
tabungan sesuai dengan data nasabah
4 Minggu
Keempat
(31 Jan-4
Jan)
Divisi
Pencairan
Kredit
Mengetik data debitur pada Surat
Perjanjian Kredit.
Mengecek dan menyusun berkas-berkas
dalam perjanjian kredit sesuai urutan yang
diminta Direktur Utama, agar mudah
dalam pengecekan
Surakarta, 1 April 2011
Penyusun,
Mengetahui,
Desi Nurratnahati
NIM. F3608003
Pembimbing Instansi Dosen
Pembimbing,
Yusak Adi Nugroho Drs. Kresno Saroso
Pribadi
NIP. 195601181 986011 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 106
Daftar Nilai Praktek Magang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 107
Foto Kegiatan Magang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 112
Lampiran 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 152