Upload
rozaliana
View
269
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Proses Pembentukan Sperma
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) terjadi di dalam testis (tunggal :
testes). Selain itu, testis juga sebagai tempat pembentukan hormon testosteron. Dalam
bahasa sehari-hari, testis disebut buah zakar atau pelir. Pada saat udara dingin, lapisan
pelindung testis atau skrotum akan mengerut, sedangkan pada saat udara hangat,
skrotum akan mengendur.
Bagaimana awal spermatogenesis di dalam testis terdapat banyak sel induk sperma
(spermatogonium; jamak : spermatogonia) yang bersifat diploid (2n) atau
mengandung 46 kromosom. Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi spermatosit
primer ( spermatosit I). Selanjutnya, spermatosit I akan membelah secara meiosis
menghasilkan 2 sel spermatosit sekunder (spermatosit II) yang bersifat haploid (n)
sehingga hanya mengandung 23 kromosom. Setiap spermatosit II akan mengalami
pembelahan sehingga menghasilkan dua spermatid (n). Oleh karena setiap spermatosit
II membelah menjadi spermatid, jumlah total spermatid yang terbentuk adalah 4 buah.
Selanjutnya, spermatid akan mengalami pematangan hingga menjadi spermatozoa atau
yang biasa disebut sperma saja. Proses ini disebut spermiogenesis. Sel-sel sperma
yang telah terbentuk ini membutuhkan nutrisi yang diperolehnya dari sel-sel Sertoli
yang terdapat di dalam tubulus seminiferus, tempat dihasilkannya sperma. Sel-sel
Sertoli juga berperan dalam pengiriman sinyal kimia kepada sel-sel sperma.
Secara morfologis sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Di dalam kepala
terdapat zat akrosom yang tersusun atas enzim hialurodinase dan proteinase. Zat ini
berfungsi meluruhkan lapisan pelindung sel telur sehingga sperma dapat masuk dan
membuahi sel telur tersebut. Pada leher sperma terdapat mitokondria yang berfungsi
menghasilkan energi sehingga sperma dapat bergerak.
Produksi sperma dikendalikan oleh hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). Pada saat sperma diproduksi, dihasilkan pula hormon
testosteron yang merupakan pengendali FSH dan LH.
Sperma bergerak dari tubulus seminiferus menuju efididimis, dan tinggal di sini
sekitar tiga minggu sampai sperma matang. Selanjutnya, sperma memasuki saluran vas
deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan tiga macam sekret hasil sekresi
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Ketiga sekret
tersebut bersifat basa yang berguna agar sperma tetap hidup dan bergerak lincah dalam
uretra dan saluran genitalia wanita yang bersifat asam. Sperma yang telah bercampur
dengan sekret tersebut dinamakan semen. Selanjutnya, semen keluar dari ujung vas
deferens, menuju saluran ejakulatorius dan uretra yang juga merupakan saluran
kencing. Keluarnya semen dari dalam tubuh disebut ejakulasi.
Sebelum ejakulasi, biasanya kondisi penis menegang. Keadaan seperti ini dinamakan
ereksi. Saat ejakulasi, tempat keluar urine tertutup otot disekitarnya sehingga semen
dan urine tidak tercampur.