4
Proses Pembentukan Sperma

Proses Pembentukan Sperma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proses Pembentukan Sperma

Proses Pembentukan Sperma

Page 2: Proses Pembentukan Sperma

Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) terjadi di dalam testis (tunggal :

testes). Selain itu, testis juga sebagai tempat pembentukan hormon testosteron. Dalam

bahasa sehari-hari, testis disebut buah zakar atau pelir. Pada saat udara dingin, lapisan

pelindung testis atau skrotum akan mengerut, sedangkan pada saat udara hangat,

skrotum akan mengendur.

Bagaimana awal spermatogenesis di dalam testis terdapat banyak sel induk sperma

(spermatogonium; jamak : spermatogonia) yang bersifat diploid (2n) atau

mengandung 46 kromosom. Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi spermatosit

primer ( spermatosit I). Selanjutnya, spermatosit I akan membelah secara meiosis

menghasilkan 2 sel spermatosit sekunder (spermatosit II) yang bersifat haploid (n)

sehingga hanya mengandung 23 kromosom. Setiap spermatosit II akan mengalami

pembelahan sehingga menghasilkan dua spermatid (n). Oleh karena setiap spermatosit

II membelah menjadi spermatid, jumlah total spermatid yang terbentuk adalah 4 buah.

Selanjutnya, spermatid akan mengalami pematangan hingga menjadi spermatozoa atau

yang biasa disebut sperma saja. Proses ini disebut spermiogenesis. Sel-sel sperma

yang telah terbentuk ini membutuhkan nutrisi yang diperolehnya dari sel-sel Sertoli

yang terdapat di dalam tubulus seminiferus, tempat dihasilkannya sperma. Sel-sel

Sertoli juga berperan dalam pengiriman sinyal kimia kepada sel-sel sperma.

Secara morfologis sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Di dalam kepala

terdapat zat akrosom yang tersusun atas enzim hialurodinase dan proteinase. Zat ini

berfungsi meluruhkan lapisan pelindung sel telur sehingga sperma dapat masuk dan

membuahi sel telur tersebut. Pada leher sperma terdapat mitokondria yang berfungsi

menghasilkan energi sehingga sperma dapat bergerak.

Produksi sperma dikendalikan oleh hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan

luteinizing hormone (LH). Pada saat sperma diproduksi, dihasilkan pula hormon

testosteron yang merupakan pengendali FSH dan LH.

Page 3: Proses Pembentukan Sperma

Sperma bergerak dari tubulus seminiferus menuju efididimis, dan tinggal di sini

sekitar tiga minggu sampai sperma matang. Selanjutnya, sperma memasuki saluran vas

deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan tiga macam sekret hasil sekresi

kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Ketiga sekret

tersebut bersifat basa yang berguna agar sperma tetap hidup dan bergerak lincah dalam

uretra dan saluran genitalia wanita yang bersifat asam. Sperma yang telah bercampur

dengan sekret tersebut dinamakan semen. Selanjutnya, semen keluar dari ujung vas

deferens, menuju saluran ejakulatorius dan uretra yang juga merupakan saluran

kencing. Keluarnya semen dari dalam tubuh disebut ejakulasi.

Sebelum ejakulasi, biasanya kondisi penis menegang. Keadaan seperti ini dinamakan

ereksi. Saat ejakulasi, tempat keluar urine tertutup otot disekitarnya sehingga semen

dan urine tidak tercampur.