16
Mekanisme Kerja Ginjal dalam Tubuh Johannes Romandy Novian Wawin 102012064 [email protected] Fakulas !edokeran "niversias !risen !rida Wacana Jalan #rjuna "ara no. 6 $ Jakara %ara 114&0 No. 'el(. )021* +6,42061- No. Fa . )021* +6/1&/1 endahuluan e(eri yan kia keahui- manusia 3erusaha unuk mem(erahankan homeosas 3erari adalah keseim3an an. ak dan or an u3uh lainnya 3ekerjasama suhu u3uh- keasaman darah- keersediaan oksi en dan varia3el lainnya. 5en in a 3 or anisme hidu( harus men am3il nurisi dan air- sau un si homeosais (enin eliminasi- aau kemam(uan unuk men eluarkan 3ahan kimia dan cairan- sehin a da menja a keseim3an an inernal. isem kemih memainkan (eran ekskreoris dan homeosaik (enin . 'rakus u meru(akan sysem yan erdiri dari or an7or an dan srukur7srukur yan menyal dari injal ke luar u3uh. 8injal 3er(eran (enin mem(erahankan homeos men aur konsenrasi 3anyak konsiuen (lasma- eruama elekroli dan ai men eliminasi semua9a sisa mea3olisme. isem urin adalah 3a ian (en manusia yan eruama 3eran un jawa3 unuk menyeim3an kan air dan elekroli se(erikalium dan narium-mem3anu men aur ekanan darah dan mele(askan (roduk lim3ah yan dise3u urea dari darah. rukur 5akrosko(is 8injal 8injal adalahor an yan 3er3enuk se(eri kacan 3erwarnamerah ua. anjan nya sekiar 12-+ cm den an e3al 2-+ cm. %eranya 3erkisar 12+71&+ laki7laki dan 11+71++ ram (ada wania. 8injal manusia ada dua- injal kana injal kiri. 8injal mem(unyai 3e3era(a un si yaiu men aur volum air )cai u3uh- men aur keseim3an an osmoic dan keseim3an an ion- men aur 1

Proses Mekanisme Kerja Ginjal Blok 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mekanisme

Citation preview

Mekanisme Kerja Ginjal dalam Tubuh

Johannes Romandy Novian [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11470No. Telp. (021) 56942061, No. Fax. (021) 5631731

PendahuluanSeperti yang kita ketahui, manusia berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang berarti adalah keseimbangan. Otak dan organtubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaanoksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untukmengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting. Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperanpenting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyakkonstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semuazat sisa metabolisme. Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutamabertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu sepertikalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produklimbah yang disebut urea dari darah.

Struktur Makroskopis

GinjalGinjal adalah organ yang berbentuk seperti kacang berwarna merah tua. Panjangnya sekitar 12,5 cm dengan tebal 2,5 cm. Beratnya berkisar 125-175 gram pada laki-laki dan 115-155 gram pada wanita. Ginjal manusia ada dua, ginjal kanan dan ginjal kiri. Ginjal mempunyai beberapa fungsi yaitu mengatur volum air (cairan) dalam tubuh, mengatur keseimbangan osmotic dan keseimbangan ion, mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh, eksresi sisa-sisa hasil metabolisme, fungsi hormonal dan metabolisme, pengaturan tekanan darah, dan pengeluaran zat beracun.Ginjal terletak di bagian dinding posterior abdomen dan berdekatan dengan dua pasang iga terakhir. Ginjal terletak di retro peritonial diantara peritoneum parietale dan fascia transversa abdominis. Ginjal kanan letaknya lebih rendah daripada ginjal kiri, karena terdapat hepar diatsasnya. Untuk ginjal kiri terletak setinggi iga ke 11 atau pada vertebra lumbal 2-3, sedangkan untuk ginjal kanan terletak setinggi iga ke 12 atau pada vertebra 3-4.1 Jarak antara kedua kutub ginjal sebesar tujuh centimeter, sedangkan jarak kedua kutub bawah ginjal sebesar 11 cm. Jarak ginjal kanan terhadap crista illiaca lebih pendek dari pada jarak ginjal kiri dengan krista illiaca. Ginjal kanan berjarak tiga centimeter dengan krista illiaca, sedangkan ginjal kiri berjarak lima centimeter dengan krista illiaca (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Posisi ginjal2Sumber : Buku netterPembungkus ginjal terdiri dari capsula fibrosa, capsula adiposa, dan fascia renalis. Fascia renalis adalah pembungkus ginjal terluar. Fascia ini terdiri dari dua lembar, bagian prerenalis di depan dan retro renalis di belakang ginjal. Kedua lembaran ini bersatu di bagian kranial tetapi terbuka atau tidak menyatu di bagian kaudal sehingga bagian kaudal yang terbuka ini sering memunculkan ascending infection.3 Fascia renalis melabuhkan ginjal dengan organ-organ lainnya. Facies ini sering disebut juga true capsule dan terlihat berkilau. Fascia ini disebut juga fascia Gerota, dimana fascia ini juga dianggap berguna dalam menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal, mencegah ekstravasasi urine pada saat terjadi trauma ginjal, dan mencegah terjadinya metastasis tumor ginjal ke organ lain.1 Fascia ini membungkus capsula-capsula lain dibawahnya. Capsula adiposa, lapisan ini berupa jaringan lemak atau adiposa ini disebut juga jaringan adiposa perirenal yang berada ditengah-tengah antara fascia renalis dan capsula fibrosa. Capsula ini membungkus ginjal dan glandula suprarenalis yang berada di atas ginjal. Bagian depannya lebih tipis dari pada bagian belakangnya. Capsula ini mempertahankan ginjal tetap pada tempatnya, saat capsula ini menipis sehingga jaringan ikat penghubung antara fascia renalis dan capsula fibrosa menipis dapat menyebabkan nephroptosis dimana ginjal turun. Lapisan pembungkus ginjal selanjutnya dan lapisan paling dalam dan langsung bersentuhan dengan ginjal adalah capsula fibrosa. Membran ini transparan dan mudah untuk dilepaskan dan hanya membungkus ginjal saja tidak termasuk anak ginjal.Bentuk ginjal yang seperti kacang dibagi-bagi menjadi dua ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan inferior. Memiliki dua margo, margo lateral yang cembung dan margo medial yang cekung. Terdapat pula dua fascies, anterior yang terlihat lebih cembung dan bagian posterior yang lebih datar. Pada bagian ekstremitas superior terdapat glandula supra renalis di setiap ginjal. Dan bagian margo medial terdapat kesatuan pintu masuk beberapa saluran menuju ginjal yang disebut hilus renalis. Saluran-saluran itu antara lain arteri, vena, lymphe, saraf, dan ureter.Ginjal kanan dibagian fascies antorior berbatasan dengan hepar, di dekat margo medialis dengan pars descendens duodeni, di dekat ekstremitas inferior akan berdekatan dengan flexura coli dextra dan lengkung-lengkung ileum. Bagian posteriornya akan bertemu dengan m. Psoas dan m. Quadratus lumborum. Bagian ini juga akan berbatasan dengan costa ke-12. Ginjal kiri dibagian fascies anteriornya akan berbatasan dengan gaster, di margo lateralnya akan bertemu dengan lien serta bagian cauda dari pankreas. Bagian medialisnya bertemu dengan lengkung jejenum, corpus pankreas, dan v. Lienalis. Bagian ekstremitas inferiornya kana bertemu dengan flexura coli sinistra. Bagian posteriornya berbatasan dengan otot psoas dan quadratus lumborum serta iga ke-11.Struktur internal ginjal bermula dari hilus. Dimana hilus sebagai pintu masuk dari berbagai saluran menuju ke internal ginjal. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus, dimana sinus ini membuat perlekatan untuk jalan ureter, pembuluh darah, limfe, dan saraf. Kemudian terdapat pelvix renalis. Bagian ini merupakan perluasan ujung proksimal ureter. Bagian ini akan bercabang menjadi dua-atau tiga, dimana percabangannya disebut calyx mayor. Setiap calyx ini akan bercabang lagi menjadi 8-18 calyx minor yang akan berhubungan dengan bagian ginjal yang menghasilkan urine.1 Bagian parietal ginjal adalah bagian yang melingkupi sinus ginjal. Jaringan ini dibagi menjadi medula dan korteks. Medula berupa masa berbentuk piramida, dengan bagian yang menyempit disebut papila ginjal yang ketika masuk ke dalam calyx minor sedangkan bagian yang melebar disebut basis. Medula berisi ductus papilares yang membentuk area cribriformis yang akan mengalirkan urine ke calyx.3 Bagian korteks terletak di sekitar medula, yang berisi nefron atau unit fungsional ginjal dan tubulus-tubulus. Bagian nefron yang berada di antara medula akan membentuk kolumna ginjal, berisi duktus koligens. Lobus ginjal terdiri dari satu piramida, kolumna diataranya, dan korteks sekitarnya. Ginjal dipendarahi oleh A. Renalis cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2. A. Renalis kanan lebih panjanh daripada yang kiri karena harus menyilang V. Cava inferior di belakangnya. A. Renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan bercabang ke bagian depan dan belakang ginjal, yang akan bertemu pada bagian lateral ginjal pada garis Broedel. A. Renalis bercabang dan berjalan di antara lobus ginjal yang disebut A. Interlobaris. Pada perbatasan korteks dan medula renis, A. Interlobaris bercabang menjadi A. Arcuata atau A. Arciformis yang mengelilingi korteks dan medula renis. A. Arcuata mempercabangkan A. Interlobularis yang berjalan samapai tepi ginjal (korteks renis). Pembuluh balik ginjal mengikuti jalannya arteri. Darah di alirkan dari V. Interlobularis atau Vv. Stellatae (Verheyeni) menuju V. Arcuata, lalu menuju V. Interlobaris, V. Renalis, dan bermuara ke dalam V. Cava inferior (Gambar 1.2).

Gambar 1.2 Peredaran arteri pada ginjal2

Aliran getah bening yang berasal dari jaringan ginjal dan subcapsularis mengikuti V. Renalis menuju Nnll. Aorticus, sedangkan getah bening dalam jaringan lemak perirenalis akan langsung bermuara ke Nnll. Aorticus. Pembuluh-pembuluh darah ginjal sampai nefron dipersarafi oleh saraf simpatis yang derabut aferensnya memasuki korda spinalis pada vertebra thoracalis 10-12.Glandula suprarenalis atau glandula adrenal atau anak ginjal merupakan kelenjar endokrin yang terletak superomedial terhadap ginjal. Gl. Suprarenalis kanan berbentuk piramid, sedangkan Gl. Suprarenalis kiri lebih pipih dan berbentuk semiulnar (bulan sabit). Gl. Suprarenalis terdiri atas korteks dan medula. Glandula suprarenalis mendapat vaskularisasi dari A. Suprarenalis superior cabang A. Phrenica inferior, A. Suprarenalis cabang aorta abdominalis, dan A. Suprarenalis inferior cabang A. Renalis. Pembuluh baliknya melalui V. Suprarenalis dextra yang selanjtnya bermuara pada V. Cava inferior, dan V. Suprarenalis sinistra yang bermuara pada V. Renalis sinistra yang biasanya membentuk suatu saluran bersama dengan V. Phrenica inferior.Getah bening korteks Gl. Suprarenalis lebih sedikit daripada medulanya. Aliran getah bening pada Gl. Suprarenalis mengikuti aliran limfe menuju ke Nnll. Lumbales atau Nnll. Aortica. Glandula suprarenalis mendapat persarafan dari plexus coeliacus dan plexus hypogastricus.

Struktur Mikroskopis

GinjalPada struktur parenkim ginjal, terdapat bagian korteks dan medula ginjal. Pada bagian korteks terdapat unit fungsional ginjal yang disebut tubulus urineferus. Bagian ini dibagi menjadi nefron yang memfiltrasi kapiler darah, mereabsorbsi dan menambahkan zat-zat untuk pembentukan urin dan tubulus koligens yang menyerap air dan zat lain serta menyalurkan urin hipertonis ke pelvis renalis.5Dalam sebuah ginjal diperkirakan terdapat satu hingga empat juta unit nefron. Dimana nefron ini memiliki komponen vaskular dan komponen tubular. Komponen vaskular berasal dari arteriol aferen yang kemudian bercabang dan melekuk-lekuk menjadi kapiler fenestrata atau kapiler berjumbai yang akan berfungsi sebagai ultrafiltrasi. Bagian kapiler yang melekuk-lekuk seperti gumpalan bola ini disebut glomerolus. Setiap glomerolus akan masuk ke dalam sebuah mangkuk yang disebut kapsula Bowman. Diantara glomerolus dan kapsula Bowmann ini terdapat ruang yang disebut ruang Bowmann. Kesatuan Glomerolus dan kapsula Bowmann ini disebut korpus malphigi atau korpus ginjal dan terletak di korteks ginjal. Lapisan viseral kapsula Bowmann memiliki sel-sel yang bermodifikasi, dimana berbentuk seperti sel yang berkaki-kaki yang melekat di sepanjang glomerolus membentuk seperti jala yang juga berguna mengatur zat-zat yang terfiltrasi atau zat-zat yang boleh keluar dan tidak dari glomerolus (filtration slit).5 Sehingga dalam filtrasi plasma kapiler terdapat barier yaitu endotel kapiler, membrana basalis dan filtration slit. Sedangkan lapisan parietal kapsula bowmaan terletak dibagian luarnya yang memiliki kutub vaskular dimana terdapat arteriola afferen dan arteriola efferen. Pada bagian ini ada beberapa sel yang bermodifikasi menjadi aparatus juxtaglomerular, yang terdiri dari sel-sel juxtaglomerolus sebagai penghasil renin, sel-sel mesangial (diluar glomerolus) sebagai penghasil eritropoetin, dan sel-sel makula densa sebagai sensor osmolaritas di tubuli kontortus distalis.1 Bagian lain dari lapisan parietal ini terdapat kutub urinarius sebagai awal mula dari tubulus kontortus proksimal. Kapsula Bowmann memiliki epitel selapis gepeng dan berubah menjadi epitel kubus ketika mulai masuk ke tubulus kontortus proksimal.5Bagian nefron lain setelah corpus malpighi adalah unit tubuler. Unit ini bermula dari tubulus kontortus proksimal yang terdapat di kutub urinarius kapsula Bowmann. Tubulus kontortus proksimal seperti saluran berliku-liku dengan epitel kubis yang memiliki brush border sehingga memperluas permukaan lumen. Inti setiap sel kuboid berjauhan karena jumlah selnya sedikit, lumen tubuli tampak tidak rata akibat adanya brush border, dan epitel kuboid ini bersifat asidofil. Tubuli proksimal terletak di korteks ginjal. Setelah tubulus kontortus proksimal di lanjutkan menjadi tubulus rektus proksimal dengan bentuk saluran lurus dan ada beberapa nefron yang bagian ini mencapai ke medula. Tubulus ini memiliki ciri histologi sama dengan tubulus kontortus proksimal. Kemudian dilanjutkan menjadi angsa Henle, dimulai dari bagian descenden, lengkung, dan kemudian menjadi pars ascenden. Angsa henle ini memiliki ciri seperti kapiler darah. Dan kebanyakan terletak di bagian medula ginjal. Setelah pars ascenden angsa henle akan berlanjut ke tubulus rektus distal dengan ciri sel basofil, dengan jarak antar ini dekat karena jumlah selnya cukup banyak, serta lumen terlihat rata karena tidak memiliki brush border. Tubuli ini berbentuk seperti saluran lurus dan berlanjut menjadi tubulus kontortus distalis yang berbentuk melengkung-lengkung dengan ciri yang sama seperti bagian rektus distalis, tetapi tubuli ini terletak di bagian korteks ginjal. Sedangkan tubuli rektus distal kebanyakan terletak di bagian medula ginjal. Tubuli distal akan bersentuhan dengan arteriol di bagian kutub vaskular kapsula bowmann sehingga di bagian yang bersingungan inilah terletak sel-sel makula densa.5Bagian selanjutnya adalah tubulus koligens dimana bagian ini seperti saluran lurus dengan sel-sel yang rapi, berdekatan, dan memiliki batas yang jelas tanpa memiliki brush border sehingga lumen tampak rata.6 Sedangkan di tubulus-tubulus lainnya sel-selnya seperti tidak memiliki batas-batas yang jelas. Tubulus ini akan membesar menjadi duktus koligens atau duktus papilaris yang mengalirkan urine menuju ke calyx minor. Bagian ini terletak di medula ginjal.

Mekanisme Kerja Ginjal dan Faktor yang Mempengaruhi

Dalam menjalankan fungsi homeostasis dan ekskresi ginjal memprosesnya dengan melakukan pembentukan urin, dimana urine yang dihasilakan dan akan dikeluarkan dalam tubuh berisi zat-zat yang berlebih dan tidak berguna bagi tubuh lagi. Mekanisme ini dilakukan dengan proses filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.

A. FiltrasiFiltrasi terjadi pada saat darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnya menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus. Cairan filtrasi dari glomerulus akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk kedalam ansa henle, tubulusdistal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya keluar berupa urine.Filtrasi adalah proses perpindahan cairan dari glomerulus menuju kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan yaitu:1 Endotel kapiler glomerulus, yang kira-kira 50 kali lebih permeable dari pada sebagian besar jaringan lain karena memiliki pori-pori (fenestra) berukuran kecil (70nm) Membran basal kapiler terspesialisasi yang mengandung glikoprotein bermuatan negatif yang diperkirakan sebagai tempat utama ultrafiltrasi Sel epitel termodifikasi (podosit) dengan penonjolan panjang (prosesus primer) yang meliputi kapiler dan memiliki banyak tonjolan/ prosesus seperti kaki (pedikel) yang berhubungan langsung dengan membran basal.3,6Permiabilitas membarana glomerulus 100-1000 kali lebih permiabel dibandingkan dengan permiabilitas kapiler pada jaringan lain. Laju filtrasi glomerulus (GFR= Glomerulus Filtration Rate) dapat diukur dengan menggunakan zat-zat yang dapat difiltrasi glomerulus, akan tetapi tidak disekresi maupun direabsorpsi oleh tubulus. Kemudian jumlah zat yang terdapat dalam urin diukur persatuan waktu dan dibandingkan dengan jumlah zat yang terdapat dalam cairan plasma. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi filtrasi.1. Pengaturan GFR (Glomerulus Filtration Rate)Rata-rata GFR normal pada laki-laki sekitar 125 ml/menit. GFR pada wanita lebih rendah dibandingkan pada pria. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya GFR antara lain ukuran anyaman kapiler, permiabilitas kapiler,tekanan hidrostatik, dan tekanan osmotik yang terdapat di dalam atau diluarlumen kapiler. Proses terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan sebagai berikut:a. Tekanan kapiler pada glomerulus 50 mm HGb. Tekanan pada capsula bowman 10 mmHGc. Tekanan osmotic koloid plasma 25 mmHGKetiga factor diatas berperan penting dalam laju peningkatan filtrasi. Semakin tinggi tekanan kapiler pada glomerulus semakin meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada capsula bowman serta tekanan osmotic koloid plasma akan menyebabkan semakin rendahnya filtrasi yang terjadi pada glomerulus.8

2. Komposisi Filtrat GlomerulusDi dalam glomerulus sel-sel darah, trombosit dan sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan ke dalam kapsula bowman. Hasil penyaring tersebut merukan urin primer (filtrat glomerulus). Dalam keadaan normal urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi mengandung protein yang sangat kecil, dengan jumlah kurang dari 0,03%. Urin primer mengandung glukosa, garam-garam natrium, kalium dan asam amino.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus.1,8a. Tekanan glomerulus: semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotic koloid plasmasemakin menurun laju filtrasi, dan semakin tinggi tekanan capsula bowman semakin menurun laju filtrasi.b. Aliran darah ginjal: semakin cepat aliran daran ke glomerulus semakin meningkat laju filtrasi.c. Perubahan arteriol aferen: apabial terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabakan aliran darah ke glomerulus menurun.Keadaan ini akan menyebabakan laju filtrasi glomerulus menurun begitu pun sebaliknya.d. Perubahan arteriol efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferenakan terjadi peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupunsebaliknyae. Pengaruh perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan dan sedang akan menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus.f. Perubahan tekanan arteri, peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehinnga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus.

B. ReabsorbsiProses reabsorbsi berfungsi untuk menyerap kembali zat-zat yang masih diperlukan tubuh yang telah difiltrasi. Filtrasi ini terjadi di tubulus proksimal, angsa henle, tubulus distal, dan duktus koligens. Reabsorbsi dilakukan secara selektif baik dengan transport pasif, aktif, atau difusi terfasilitasi. Pada bagian tubulus proksimal terjadi reabsorbsi obligatif. Dimana setiap zat kira-kira direabsorbsi sebanyak 65% dari total jumlahnya di filtrat, kecuali glukosa dan asam amino sebesar 100% dan urea sebesar 50%. Penyerapan glukosa dan natrium dianggap sebagai simport karena masuk ke dalam sel tubuli secara bersamaan dengan melokul pengangakut dan secara transport aktif. Penyerapan kembali natrium juga mengakibatkan penyerapan Cl- dan ion bikarbonat. Air diserap sebesar 65%. K+ juga direabsorbsi. Sedangakan untuk PO4- dan sejumlah elektrolit tidak di reabsorbsi secara obligat di bagian ini tetapi dikendalikan oleh kalsitriol atau vitamin D.1,9Pada bagian ansa henle, pars descenden mereabsorbsi 15% air secara osmotik. Sedangkan bagian ascendennya mereabsorbsi 25% NaCl secara transport aktif dan impermeable untuk zat lain. Pada bagian ini terjadi mekanisme sistem bolak balik atau counter current. Mekanisme ini terjadi pada saluran yang berbentuk lengkung U. Bagian descenden yang mereabsorbsi air menyebabkan hiperosmotis di bagian itu. Untuk menyeimbangkan keadaan di vasarekta (kapiler di sekitar ansa henle) yang memiliki aliran yang berlawanan dengan ansa henle, sehingga vasa rekta di bagian ini akan menyerap NaCl dan mengeluarkan air.9 Pada bagian ascenden dimana permeable terhadap NaCl, vasa rekta akan menyerap air. Bagian ini akan membuat filtrat kembali menjadi isoosmotis bahakn mencapai hipoosmotis saat akan memasuki tubulus kontortus distalis.Pada bagian tubulus distal, reabsorbsi NaCl dikendalikan oleh aldosteron, terutama untuk Na+, karena Cl- hanya mengikuti secara pasif. Dibagian ini air juga di reabsorbsi dengan kendali aldosteron dan ADH. K+ diekskresikan sesuai dengan besarnya Na+ yang masuk dan atas pengaruh aldosteron. Aldosteron meningkatkan penyerapan NaCl, air, dan menurunkan penyerapan K+.1Pada bagian duktus koligens air direabsorbsi karena pengaruh ADH. Dimana ADH meningkatkan permebilitas sel tubuli terhadap air. ADH (Anti Deuretic Hormon) dihasilkan oleh kelenjar ptuitari yang akan meningkat sekresinya saat dehidrasi, osmolaritas bertambah, dan tekanan darah turun.9 Dibagian ini jumlah urea yang banyak dalam filtrat akibat reabsorbsi yang sedikit di tubuli proksimal (50%) akan direabsorbsi. Penyerapan urea disertai dengan masuknya air. Jumlah urea yang mulai banyak di sel tubuli akan menimbulkan daya osmotis sehingga akan menarik air lebih banyak untuk diabsorbsi.

C. SekresiTubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan ekskresinya dalam urine. Sistem sekresi yang terpenting adalah untuk:1. H+, yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa.2. K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf3. Anion dan kation organic, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organic asing dari tubuh.Sekresi juga terkadang dapat disebut sebagai proses augmentasi, yaitu proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.9Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.

Gambar 3. Proses pembentukkan urine

Faktor-faktor Pembentukkan UrinDalam pembentukkan urin melalui 3 proses yang telah dijelaskan, ada juga beberapa faktor yang membantu ataupun menghambat pembentukkan urin. 1. Hormon 1,4a. ADHHormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.b. AldosteronHormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.c. ProstaglandinProstagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.d. ParatiroidHormon ini merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar paratiroid, hormon ini meningkatkan ekskresi fosfat, reabsorpsi kalsium darah, dan produksi vitamin D pada ginjal. Hormon ini bekerja terbalik dengan hormon kalsitonin yaitu menurunkan calsium darah.e. GukokortikoidHormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

2. ReninSelain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada :a. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )b. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )c. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )d. Innervasi ginjal dihilangkan

3. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.4. Zat - zat diuretikBanyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.5. Suhu internal atau eksternalJika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.

6. Konsentrasi DarahJika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah. Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.7. EmosiEmosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.9

Komposisi Urin NormalUrin normal memiliki warna kuning bening, hal ini disebabkan oleh adanya urokhrom, urobilin, dan hematoporfirin. Warna urin dapat berubah, dimana perubahan warna tersebut tergantung jenis bahan atau obat yang dimakan. Banyak carotein, warna kuning banyak melanin, warna coklat kehitam-hitaman, Banyak darah, warna merah tua ( hematuria ) banyak nanah, warna keruh ( piuria ) adanya protein, warna keruh ( proteinuri ). Volume urin juga berbeda-beda tergantung dari usia. Pada orang dewasa, urin yang dihasilkan sekitar 600-2500ml. Berat jenis urin 1,003-1,030 dengan tingkat keasaman sekitar 4,7-8,0 akan tetapi rata-rata kurang dari 6,0. Ada beberapa unsur yang terdapat pada urine normal yaitu 1). Unsur yang mengandung nitrogen yang terdiri dari urea, kreatinin dan kreatin, amoniak dan garam ammonium, asam urat, asam amino, dan allantoin 2). Unsur yang tidak mengandung nitrogen yaitu klorida, sulfat, fosfat, oksalat, dan mineral 3). Selain itu juga masih ada vitamin, hormon, dan enzim. Kadar tertinggi dalam urin adalah urea sebagai zat padat terbanyak dengan dari total solid, NaCl sebagai mineral terbanyak dengan dari total solid, dan total solid lainnya adalah zat organik dan anorganik. Pada urine segar tidak akan menimbulkan bau yang terlalu tajam karena kadar urea yang sedikit.

KesimpulanGangguan berkemih yang dialami penderita disebabkan karena adanya gangguan dalam reabsorsi dalam ginjal.

Daftar Pustaka1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004: 318-26.2. Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th edition. USA: Saunders Elsevier; 2011.3. Parker S. Sistem Urin. Dalam : Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007:194-9.4. SnelL RS. Tractus Urinarius. Dalam : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006:250- 348. 5. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2002: 650-70.6. Eroschenko VP. Sistem Urinaria. Dalam : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003:247-60.7. Gunawijaya FA, katrawiguna E. Hepar, Pankreas, Vesika Fellea. Dalam : Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik Histology. Jakarta : Universitas Trisakti; 2007:148-57.8. Callaghan C. Pendahuluan Ren. Dalam : At a Glance Sistem Ginjal. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga Medical Series; 2009: 13-27. 9. Sherwood L. Sistem Kemih. Dalam : Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002:462-562.

Reabsorsi

NoTKPAnsa henleTKDDuctus koligens

1.Glukosa& aa 100%Air 15% reabsorsi osmotik, tdk dpt dikendalikan (descemden)Na+ reabsorsi bervariasi kendali aldosteron, Cl- ikut pasifAir reabsorsi bervariasi. Kendali ADH.

2.Na direabsorsi scr aktif 67% scr obligat Cl jg ikutNaCl sekresi pasif, tdk dpt dikndalikan (descenden)air reabsorsi bervariasi, kendali ADH

3.PO4- &elektrolit NaCl 25 % reabsorsi aktif tdk dpt dikndalikan ( ascenden)

4.Air, reabsorsi osmotikPars ascenden impermeable thd substansi lain.

5.Urea, reabsorsi pasif sbnyk 50% tdk dpt dikendalikan

6.K+ semjua direabsorsi, tdk dpt dikendalikan

12