Prosedur Praktikum Perkerasan Jalan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hdsrjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjr

Citation preview

P e m e r i k s a a n

KADAR AIR 1.MAKSUD

Pemeriksaan Kadar air dimaksudkan untuk menguji kandungan air dalam agregat dengan cara pengeringan.Sehingga dapat mengetahui persentasi kadar air yang dikandung oleh agregat.

2.PERALATAN

a. Timbangan

b. Cawan

c. Oven

3. BENDA UJI

a. Agregat kasar (Course Agregate [CA] & Medium Agregate [MA])b. Agregat halus (Fine Agregate [FA])4. CARA MELAKUKAN

a. Cawan ditimbang beratnya kemudian ditimbang bersama bahan uji agregat

b. Kedua bahan uji yang telah ditimbang dimasukkan kedalam oven (selama 24 jam)

c. Setelah 24 jam kita bisa menghitung berat air,berat contoh kering oven,dan kadar air

5. PERHITUNGAN

Hitunglah persentase Kadar air yang terkandung dalam agregat.P e m e r i k s a a n

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis bulk, berat jenis kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat halus.a. Berat jenis kering oven (bulk specivic gravity) ialah perbandingan anatara agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry) ialah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh berat air suling yang sisinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

c. Berat jenis semu (apparent) specivic gravity) adalah perbandingan antara berat agregat kering berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

d. Penyerapan ialah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.2. PERALATAN

a. Timbangan dengan kapasitas 5 Kg

b. Oven

c. Saringan Noomor 4

d. Bak perendam

e. Sample spliter

3. BENDA UJI

Benda uji ialah material lolos saringan Nomor 1 tertahan saringan no 4

4. CARA MELAKUKAN

a. Timbang benda uji sebanyak 5 Kg kering oven

b. Cuci benda uji sampai bersih

c. Masukan dalam oven dengan suhu 110o C selama 24 jam

d. Keluarkan benda uji dan dinginkan, kemudian ditimbang (BK)

e. Rendam benda uji dalam air selama 24 jam

f. Keluarkan benda uji dari dalam air, kemudian kering anginkan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh.

g. Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj)

h. Timbang benda uji dalam air (Ba)5. PERHITUNGAN

Terlampir.P e m e r i k s a a n

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis bulk,berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat halus.

a. Berat jenis kering oven (bulk specivic gravity) ialah perbandingan antara agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry) ialah pebandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh berat air suling yang isi sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

c. Berat jenis semu (apparent specivic gravity) adalah perbandingan antara agregat kering berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

d. Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat di serap pori terhadap berat agregat kering.2. PERALATAN

a. Timbangan dengan kapasitas 2 kg

b. Piknometer kapasitas 500ml

c. Penumbuk

d. Talam-talam

e. saringan nomor 4

f. Bak perendam

g. Termometer

h. Aquades3. BENDA UJI

a. Benda uji lolos saringan nomor 4 sebanyak 1 kg

b. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu 110C.4. CARA MELAKUKAN

a. Rendam benda uji dalam air selama 24 jam.

b. Buang air perendam dan tebarkan di atas talam.

c. Keringkan dengan cara membalik-balik benda uji.

d. Keadaan kering permukaan jenuh diperiksa dengan cara mengisikan benda uji dalam kerucut terpancung dan padatkan sebanyak 25 kali tumbukan (9,8,8).

e. Keadaan kering permukaan jenuh dicapai apabila kerucut diangkat,benda uji runtuh tetapi masi terbentuk.

f. Timbang 500 gram kemudian masukkan benda uji kedalam piknometer.

g. Isi piknometer dengan air sulingan sampai terendam seluruhnya.

h. Letakkan piknometer di atas pelat pemanas kemudian didihkan selama 10 menit untuk mengeluarkan udara yang tersekap dalam benda uji.

i. Dinginkan benda uji dan rendam dalam air dengan suhu 25C sampai suhu dalam piknometer menunjukan 25C.

j. Tambahkan air suling sampai tanda batas dan keringkan bagian luar kemudian ditimbang (bt).

k. Keluarkan benda uji dan keringkan dalam oven selama 24 jam kemudian ditimbang (bk).

l. Timbang piknometer berisi sampai tanda batas (B).5. PERHITUNGAN

Terlampir.

P e m e r i k s a a n

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS(Sieve Analisis)1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat kasar dan halus dengan menggunakan saringan.2. PERALATAN

a. Timbangan

b. satu set saringan (sesuai spesifikasi)

c. Oven

d. Sampel spliter (alat pemisa contoh)

e. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker)

f. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat lainnya

3. BENDA UJI

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sesuai dengan jumlah kebutuhan.

4. CARA MELAKUKAN

a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu 110 C sampai berat tepat.

b. Saringan benda uji lewat susunan saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan digoncang dengan mesin penggoncang (sieve shaker) selama 15 menit.5. PERHITUNGANHitunglah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji. 6. PELAPORAN

a. Jumlah persentase melalui masing-masing saringan, atau jumlah persentase di atas masing-masing saringan dalam bilangan bulat.

b. Grafik kumulatif

P e m e r i k s a a n

KEKUATAN AGREGAT TERHADAP TUMBUKAN

(Aggregate Impact Value)1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mencari nilai aggregate impact value (AIV) yaitu presentase perbandingan antara agregat yang hancur dengan jumlah sampel yang ada.Agregat yang hancur dinyatakan dengan jumlah agregat yang lolos saringan 2,36 mm.Bedasarkan BS maka agregat yang mempunyai nilai AIV >30% dikatakan tidak normal dan nilai AIV yang besar ini menunjukan jumlah agregat yang hancur cukup besar,berarti sampel tersebut relatif tidak terlalu kuat terhadap beban tekan.Dengan tujuan mengukur kekuatan sampel agregat terhadap beban tumbukan sebagai salah satu simulasi kemampuan agregat terhadap rapid load.2. PERALATAN

a. Aggregate Impact Manchine. Alat ini masi di gerakan secara manual dengan tenaga manusia

b. Cylindrial steel cup memiliki diameter dalam 102 mm dan kedalaman 50 mm. Ketebalan cup tidak lebih dari 6 mm

c. Saringan dengan diameter 14,0 mm,10,0 mm,dan 2,36 mm.

d. Besi penusuk dengan panjang 230 mm serta memiliki potongan melintang lingkaran berdiameter 10 mm

e. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr.3. BENDA UJI

a. Sampel adalah agregat yang lolos saringan 14,0 mm dan yang tertahan saringan 10,0 mm.Setiap pengujian di buat dua sampel

b. Saring antara 5000 sampai 1000 gr agregat pada urutan saringan 14,0 mm dan 10,0 mm selama 10 menit.Sampel yang di ambil adalah yang lolos saringan 14,0 mm dan tertahan di 10,0 mm

c. Cuci sampel dengan air yang mengalir dan keringkan dalam oven (1105)C selama 4 jam (kondisi kering oven)

d. Setelah suhu turun (atau sama dengan suhu ruang, 25C) sampel siap untuk di gunakan.

4. CARA MELAKUKAN

a. Timbang cup (cylindrial steel cup) dengan ketelitian 0,1 gr (W1)

b. Isilah cup dengan sampel dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan besi penusuk secara merata di seluruh permukaan.Tiap lapis, tongkat di jatuhkan secara bebas dengan ketinggian tidak lebih dari >5 cm dari permukaan lapisan. Pada lapis terakhir, isi cup dengan agregat agak menyembul dan padatkan.

c. Ratakan permukaan sampel dengan besi penusuk dan timbang (W2)

d. Hitung berat awal sampel (A=W2-W1).

e. Letakan mesin impact agregat pada lantai datar dan keras , seperti lantai beton

f. Letakkan cup berisi sampel pada tempat dan pastikan letak cup sudah baik dan tidak akan bergeser akibat tumbukan palu.

g. Atur ketinggian palu agar jarak antara bidang kontak palu dengan permukaan sampel 3805 mm.

h. Lepaskan pengunci palu dan biarkan palu jatuh bebas kesampel. Angkat palu pada posisi semula dan lepaskan kembali (jatuh bebas) tumbukan di lakukan sebanyak 15 kali dengan tenggang waktu tidak kurang dari satu detik.

i. Setelah selesai saring benda uji dengan saringan 2,36 mm selama satu menit dan timbang berat yang lolos dengan ketelitian 0,1 gr yang dinyatakan sebagai B gr dan yang tertahan sebagai C gr. Pastikan tidak ada partikel yang hilang selama proses tersebut. Jika selisih jumlah berat agregat yang lolos dan tertahan (A) dengan berat awal (A) lebih dari 1 gr , maka pengujian harus diulangi

j. Ulangi presedur tersebut untuk sisa sampel berikutnya.5. PERHITUNGAN

Terlampir.P e m e r i k s a a n

KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

(Abration Test)1. MAKSUDPemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan dengan menggunakan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan nomor 12 berat semula dalam persen.

2. PERALATANa. Mesin Los Angeles

b. Saringan nomor 12 (1,7 mm)

c. Timbangan

d. Oven

e. Bola baja3. BENDA UJIUkuran dan banyaknya benda uji tergantung dari gradasi yang digunakan

4. CARA MELAKUKANa. Timbang benda uji secukupnya kemudian cuci benda uji sampai bersih

b. Masukan dalam oven dengan suhu 110o C selama 24 jam

c. Timbang benda uji sesuai gradasi/spesifikasi yang digunakan

d. Masukan benda uji ke dalam mesin los angeles

e. Masukan bola baja sesuai spesifikasi

f. Putar mesin Los Angeles dengan jumlah putaran 500 putaran

g. Keluarkan benda uji dari dalam molen, kemudian saring denan saringan nomor 12.

h. Butiran yang tertahan / lebih besar dari saringan nomor 12 (1,7 mm) dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5o) selama 24 jam.

i. Keluarkan benda uji dari Oven, dinginkan krmudian timbang.5. PERHITUNGAN

Terlampir.P e m e r i k s a a n

INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN(Flakiness & Elongation Index)1. MAKSUDPemeriksaan ini dimaksudkan untuk menilai secara kuantitatif distribusi agregat yang berbentuk flaki (pipih) dan elongated (lonjong),yang dinyatakan dengan indeks kepipihan dan indeks kelonjongan.Indeks kepipihan dan kelonjongan dengan menggunakan British Standard Institution (BSI) yaitu dengan menentukan jika perbandingan antara rata-rata diameter dengan diameter terpanjang kurang dari 0,55 maka bentuk agregat tersebut adalah lonjong sedangkan jika perbandingan antara diameter terpendek dengan rata-rata diameter kurang dari 0,60 maka bentuk agregat tersebut adalah pipih dengan ketentuan dalam pengujian hanya dilakukan untuk agregat yang lolos saringan 63,0 mm dan tertahan saringan 6,30 mm.2. PERALATAN

a. Alat pengukur kepipihan dan kelonjongan yang sesuai dengan standar BS 812 (1975) dapat di lihat pada lampiran gambar

b. Saringan dengan urutan diameter saringan 63,0 mm,50,0 mm,37,5 mm,28,0 mm.20,0 mm,14,0 mm,10,0 mm,dan 6,3 mm.

c. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr.

d. Cawan

e. Oven dengan suhu (1105)C3.BENDA UJI

a. Ambil sampel agregat 5000 gram kemudian cuci dan keringkan dalam oven dengan suhu (1105C) hingga beratnya tetap.

b. Saring sampel dengan urutan saringan yang telah di sediakan

c. Pisahkan atau singkirkan sampel yang tertahan pada saringan 63,0 mm dan yang lolos saringan 6,3 mm.Berat sisa sampel yang di gunakan dinyatakan sebagai M1 gram.

d. Sampel yang tertahan pada setiap saringan dimasukkan dalam masing-masing wada yang di tandai sesuai dengan diameter masing-masing saringan.

e. Timbang sampel yang tertahan ditiap saringan dan hitung persentasenya terhadap M1.

f. Pengukuran kepipihan dan kelonjongan di lakukan per fraksi dan hanya fraksi yang memiliki presentase berat lebih besar atau sama dengan ()5%

g. Jumlah berat total fraksi yang memiliki presentase berat lebih besar atau sama dengan 5% dinyatakan sebagai M2.4. CARA MELAKUKAN PENGUJIAN KEPIPIHANa. Ambil salah satu fraksi yang telah memenuhi syarat, yaitu presentase tertahan lebih besar atau sama dengan 5%

b. Lewatkan dengan tangan setiap butir agregat pada alat penguji kepipihan sesuai dengan ukurannya

c. Butir agregat yang agag sulit lewat dapat di coba dengan sisi lain diputar atau dengan sedikit paksaan

d. Pisahkan butiran yang dapat lewat dengan yang tidak dapat lewat dan masing-masing di timbang

e. Lakukan hal yang sama untuk fraksi lainnya yang memiliki presentase berat lebih besar atau sama dengan 5%

f. Total jumlah sampel yang LOLOS dinyatakan M3F.

PENGUJIAN KELONJONGANa. Ambil salah satu fraksi yang telah memenuhi syarat, yaitu presentase tertahan lebih besar atau sama dengan 5%

b. Lewatkan dengan tangan setiap butir agregat pada alat penguji kepipihan sesuai dengan ukurannya

c. Butir agregat yang agag sulit lewat dapat di coba dengan sisi lain diputar atau dengan sedikit paksaan

d. Pisahkan butiran yang dapat lewat dengan yang tidak dapat lewat dan masing-masing di timbang

e. Lakukan hal yang sama untuk fraksi lainnya yang memiliki presentase berat lebih besar atau sama dengan 5%

f. Total jumlah sampel yang TERTAHAN dinyatakan M3E

5. PERHITUNGANTerlampir.

P e m e r i k s a a n

BERAT JENIS ASPAL1. MAKSUD

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis aspal yang akan digunakan.

2. PERALATAN

1. Thermometer

2. Piknometer 25 ml

3. Bak perendam

3. BENDA UJI

Aspal penetrasi 60/70

4. CARA MELAKUKAN

1. Timbang piknometer dalam keadaan bersih dan kering 2. Isi bejana dengan air suling hingga bagian atas, kemudian rendam dalam bak perendam pada temperatur ruang, kemudian diangkat.3. Isi piknometer dengan air suling dan tutup, kemudian tempatkan piknometer ke dalam bejana, rendam kembali bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam selama tidak kurang dari 30 menit.4. Angkat piknometer berisi air suling dan keringkan, kemudian timbang 5. Tuangkan benda uji yang telah dipanaskan hingga cukup cair ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi bagian dan biarkan piknometer sampai dingin selama tidak kurang dari 40 menit, kemudian timbang dengan ketelitian 1 mg 6. Selanjutnya isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutup 7. Angkatlah bejana dari bak perendam dan tempatkan piknometer di dalamnya, kemudian masukkan dan diamkan bejana ke dalam bak perendam selama kurang dari 30 menit, angkat dan keringkan, lalu timbang piknometer berisi aspal dan air suling5. PERHITUNGANTerlampir.P e m e r i k s a a n

PENETRASI ASPAL BAHAN - BAHAN BITUMEN1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek dengan memasukan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada suhu tertentu.2. PERALATAN

a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.

b. Pemegang yang dapat dilepas dengan mudah dari alat penetrasi (penetrometer)

c. Pemberat terdiri dari 2 macam, yaitu yang 50 gram dan 100 gram. Untuk yang 50 gram digunakan benda uji kecil, sedang untuk yang 100 gram digunakan benda uji besar.

d. Jarum penetrasi terbuat dari bahan stainless steel yang berbentuk kerucut terpancung.

e. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas yang berbentuk silinder dengan dasar yang rata.

f. Bak perendam (waterbath)

Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1C. Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.

g. Tempat air untuk benda u ji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat tersebut mempunyaai isi tidak kurang dari 350 ml; dan tinggi yang cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak.

h. Pengukur waktu

Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch.Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.

i. Termometer3. BENDA UJI

Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat dituangkan pemanasan contoh aspal tidak boleh lebih dari 90C di atas titik lembek.

Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh.

Setelah contoh cair tuangkan kedalam cawan dan diamkan hingga dingin dan buat dua benda uji.

Tutup benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 1 jam.4. CARA MELAKUKAN

a. Letakan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air ke dalam bak perendam dengan suhu air 25 Y. diamkan dalam bak perendam selama 1 jam.

b. Periksa ujung jarum agar dapat dipasang dengan baik dan bersihkan jarum penetrasi dengan bensin kemudian dikeringkan dengan lap bersih (kapas) dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.

c. Letakkan beban 50 gram untuk benda u ji kecil.

d. Pindahkan tempat air dari bak perendam kebawah alat penetrasi.

e. Turunkan jarum perlahan-lahan sampai ujunq jarum menyentuh permukaan aspal. Kemudian aturlah angka nol pada alat penetrasi. f. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama 5 detik.

g. Putarlah arloji panetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum penunjuk.

h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan berikut.

i. Lakukan pekerjaan a sampai g diatas tidak kurang dari tiga kali untuk benda uji yang sama.5. PERHITUNGANTerlampir.

6. PELAPORAN

Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurangkurangnya dari tiga pembacaan.7. CATATAN

a. Bitumen dengan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-alat dan cara pemeriksaan ini, sedangkan bitumen dengan penetrasi antara 350 dan 500 perlu dilakukan dengan alat-alat lain.

b. Apabila pembacaan stopwatch lebih dari ( 5 0,1 ) detik, hasil tersebut tidak berlaku (diabaikan).

P e m e r i k s a a n

CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL1. MAKSUDPemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitasi) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal.

Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis.

Kelelehan plastis adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban batas runtuh.

2. PERALATAN a. Cetakan benda uji

b. Extruder (alat pengeluar benda uji)

c. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder

d. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu berukuran 20 X 20 X 45 cm yang dilapisi pelat baja

e. Mesin tekan lengkap dengan :

Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking head)

Cincin penguji (proving ring) lengkap dengan arloji tekan

Arloji kelelehan

f. Oven

g. Bak perendam

3. BENDA UJIPersiapan benda uji :

1. Benda uji adalah agregat kering dengan jumlah berat disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi

2. Suhu campuran pemadatan ditentukan sebagai berikut :

Pemanasan agregat

150o C

Pemanasan aspal

150 o C

Suhu pencampuran

150 o C

Suhu pemadatan

120 o C

Persiapan campuran :1. Panaskan agregat dan aspal secara terpisah sampai dengan suhu 150o C kemudian dicampur dalam satu wadah sampai tercampur rata kemudian masukan dalam cetakan benda uji.

2. Bersihkan perlengkapan benda uji serta bagian muka penumbuk dan panaskan secukupnya.

3. Letakan selembar kertas saring kedalam cetakan kemudian masukan campuran kedalamnya dan tusuk-tusuk dengan spatula yang dipanaskan sesudah itu diberikan lagi selembar kertas saring diatasnya.

Pemadatan :

Padatkan benda uji 2 X 50 tumbhukan (sesuai kebutuhan spesifikasi). Sesudah itu keeping alas dilepas dan keluarkan bena uji dari dalam cetakan dengan mengguanakan extruder kemudian diamkan dalam ruangan selama 24 jam.

4. CARA MELAKUKAN1. Bersihkan benad uji dari kotoran yang menempel

2. Beri tanda pengenal pada masing-masing benda uji

3. Ukur tinggi benda uji

4. Timbang benda uji

5. Rendam benda uji dalam air selama 24 jam dalam suhu ruang

6. Timbang benda uji dalam air

7. Timbang benda uji dalam keadaan kering permukaan

8. Rendamlah benda uji dalam bak perendam pada suhu 60o C selama 30 menit

9. Berikanlah pembembanan kepada benda uji dengan kecepatan tetap sebesar 50 mm per menit sampai pembembanan maksimum tercapai, atau pembembanan menurun seperti yang ditunjukan oleh jarum arloji tekan dan catat pembembanan maksimum yang dicapai.

10. Lepaskan selubung tangkai arloji kelelehan (sleeve) pada saat pembembanan mencapai maksimum dan catat nilai kelelehan yang ditunjukan oleh jarum jam arloji kelelehan.