25
1 A. Judul MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BUATAN UNTUK SISWA KELAS IV SDN.13 TRANS SEI DANGIN B. Latar Belakang Masalah Peneliti akan melakukan penelitian di SDN.13 Trans Sei Dangin, yang terletak di Dusun Beng Kuang Sari, Kecamatan Beduwai, Kabupaten Sanggau berdiri pada tahun 1988 yang di buat pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan pendidikan formal di masyarakat Dusun Beng Kuang Sari. Selama 27 tahun SDN.13 Trans Sei Dangin melakukan pergantian kepala sekolah sebanyak 3 kali. Jumlah tenaga guru yang mengajar saat ini adalah 5 orang yang terdiri dari guru PNS semua. Siswa yang aktif belajar saat ini berjumlah 112 siswa yang terdiri dari jumlah siswa kelas I 19 siswa, kelas II 15 siswa, kelas III 21 siswa, kelas IV 16 siswa, kelas V 20 siswa, dan kelas VI 21 siswa. Menurut pengamatan peneliti yang sudah melakukan wawancara dengan kepala sekolah sarana dan prasarana di SDN.13 Trans Sei Dangin sudah ada dan baik akan tetapi perlu ditambah dan sedikit diperbaiki supaya lebih menunjang proses belajar mengajar, penambahan sarana dan prasarana tersebut antara lain ruang perpustakaan untuk penunjang wawasan dan ilmu bagi guru dan siswa dalam

PROPOSAL SOLIKHAH.docx

Embed Size (px)

Citation preview

9

A. Judul MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BUATAN UNTUK SISWA KELAS IV SDN.13 TRANS SEI DANGINB. Latar Belakang MasalahPeneliti akan melakukan penelitian di SDN.13 Trans Sei Dangin, yang terletak di Dusun Beng Kuang Sari, Kecamatan Beduwai, Kabupaten Sanggau berdiri pada tahun 1988 yang di buat pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan pendidikan formal di masyarakat Dusun Beng Kuang Sari. Selama 27 tahun SDN.13 Trans Sei Dangin melakukan pergantian kepala sekolah sebanyak 3 kali. Jumlah tenaga guru yang mengajar saat ini adalah 5 orang yang terdiri dari guru PNS semua. Siswa yang aktif belajar saat ini berjumlah 112 siswa yang terdiri dari jumlah siswa kelas I 19 siswa, kelas II 15 siswa, kelas III 21 siswa, kelas IV 16 siswa, kelas V 20 siswa, dan kelas VI 21 siswa. Menurut pengamatan peneliti yang sudah melakukan wawancara dengan kepala sekolah sarana dan prasarana di SDN.13 Trans Sei Dangin sudah ada dan baik akan tetapi perlu ditambah dan sedikit diperbaiki supaya lebih menunjang proses belajar mengajar, penambahan sarana dan prasarana tersebut antara lain ruang perpustakaan untuk penunjang wawasan dan ilmu bagi guru dan siswa dalam belajar, penambahan ruang UKS untuk menambah pengetahuan dalam menjaga kesehatan, perbaikan tempat olah raga agar siswa lebih termotifasi dalam kegiatan penyaluran minat dan bakat, penambahan sarana media pembelajaran untuk mendukung kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar supaya proses pembelajaran lebih menarik dan penambahan tenaga pengajar untuk mengantisipasi adanya guru yang mengajar siswa secara rangkap. Dari beberapa asumsi yang di kemukakan oleh peneliti tersebut satu diantaranya sangat erat hubungannya dengan aktifitas siswa didalam pembelajaran sehari-hari di dalam kelas maupun diluar kelas, dikarenakan dari pengamatan awal peneliti khususnya pada siswa kelas IV ternyata keaktifitasan siswa cenderung rendah pada mata pelajaran matematika disebabkan kurangnya sarana media yang menarik untuk meningkatkan pemahaman materi tersebut. Disisi lain peneliti menemukan beberapa kendala yang mempengaruhi rendahnya aktifitas siswa kelas IV saat proses pembelajaran matematika berlangsung pada hari Jumat tanggal 20 Maret 2015, faktor yang peneliti sebutkan, antara lain: 1) guru kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin dalam menyampaikan materi mata pelajaran khususnya matematika masih perlu ditingkatkan kompetensinya, sehingga aktifitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. 2) dalam proses pembelajaran guru kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin masih perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menggunakan metode pembelajaran, sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif untuk proses pembelajaran. 3) guru SDN.13 Trans Sei Dangin dalam kegiatan pembelajaran perlu meningkatkan kompetensinya dalam menggunakan media atau alat peraga, sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik dan dapat meningkatkan aktifitas siswa. Dampak dari permasalahan di atas dapat berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin, hal ini di tunjukkan dari rendahnya nilai rata-rata ulangan umum mata pelajaran matematika kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin yang belum mencapai nilai KKM sebesar 60. Peneliti memperoleh data nilai rata-rata ulangan umum kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin yang diberikan oleh kepala sekolah dua tahun terakhir, dengan data sebagai berikut:Tabel 1Hasil Rata-rata Nilai Ulangan Umum Kelas IVSDN.13 Trans Sei Dangin

NOTahun PelajaranJumlah SiswaNilai Rata-rata

PKNB. INDONESIAMATEMATIKAIPAIPSPENJAS

12013/20142042,4043,3036,2336,2351,5063,21

22014/20151652,9350,8746,5655,9553,6864,32

Sumber : SDN.13 Trans Sei DanginDari data diatas dan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran matematika di kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin berlangsung, masih didapatkan banyak siswa yang belum memahami materi bangun datar segitiga dan jajar genjang. Peneliti mencoba untuk berkoordinasi dengan guru kela IV di sekolah dasar tersebut untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi. Peneliti mencoba untuk merancang, membuat dan menerapkan media pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran matematika pada materi bangun datar supaya aktivitas belajar siswa meningkat. Karena dengan adanya media, sesuatu yang abstrak dapat di konkritkan. Dengan ini siswa akan lebih mudah memahami materi dengan melihat contoh yang nyata berkaitan dengan hal tersebut.Dalam proses pembelajaran, seharusnya menekankan pada media atau cara bagaimana melibatkan siswa secara aktif. Berdasarkan konsep pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dalam belajar, maka guru dalam pemilihan media pembelajaran seharusnya dipertimbangkan penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa belajar aktif. Tapi, keaktifan itu sendiri di sesuaikan dengan bentuk-bentuk belajar yang akan di laksanakan sesuai dengan tujuan yang akan di capai, dan materi pelajaran yang akan di pelajari. Keaktifan belajar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang datang dari dalam diri maupun luar diri. Faktor dari dalam diri dapat berupa minat dan dorongan untuk belajar. Minat dan dorongan untuk belajar dapat ditimbulkan melalui upaya dan situasi yang diciptakan oleh guru. Upaya ini dapat mempengaruhi aktifitas siswa dan hasil belajar siswa. Penggunaan alat peraga buatan tidak lepas dari peran guru. Guru yang merancang, memilih, dan menggunakan alat peraga buatan tersebut. Oleh karena itu pemahaman guru tentang penggunaan alat peraga yang tepat sangatlah penting agar siswa dapat mengerti konsep-konsep yang diajarkan dengan baik. Keberhasilan pembelajaran matematika tidak lepas dari aktifitas siswa dan persiapan yang dilakukan oleh guruSiswa sekolah dasar akan lebih mudah memahami mata pelajaran matematika dengan adanya media pembelajaran yang konkret. Media pembelajaran yang konkret dapat membangun keaktifan dan kreatifitas siswa. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan pada siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin menggunakan alat peraga. Dengan penggunaan alat peraga di harapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar menjadi lebih baik.Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini di lakukan untuk menumbuhkan aktivitas belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan alat peraga untuk siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin, Kecamatan Beduwai, Kabupaten Sanggau.C. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :1. Pembelajaran masih berpusat kepada guru sehingga siswa kurang aktif dan interaktif pada mata pelajaran matematika.2. Guru kelas IV SDN. 13 Trans Sei Dangin kurang interaktif dalam menyampaikan materi karena guru hanya menggunakan metode klasikal dalam memberikan penjelasan materi matematika.3. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran serta alat peraga untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa.4. Siswa kurang aktif sehingga merasa bosan dan tidak fokus dengan mata pelajaran matematika.5. Hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN. 13 Trans Sei Dangin belum memuaskan karena dari hasil rata-rata nilai ulangan umum dua tahun terakhir belum mencapai KKM.D. Batasan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini di batasi pada aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin dengan menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran.E. Rumusan MasalahBerdasarkan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan alat peraga untuk siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin.F. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan alat peraga untuk siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin.G. Manfaat Penelitian1. Manfaat Praktisa. Bagi Siswa1) Memberi pengalaman belajar siswa yang menyenangkan, menarik dan meningkatkan aktivitas belajar.2) Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.b. Bagi Guru1) Sebagai bahan masukan guru kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelasnya.2) Proses belajar mengajar pada mata pelajaran matematika tidak lagi monoton.3) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran matematika, sehingga dapat mengembangkan bentuk-bentuk pembelajaran yang inovatif lainnya.c. Bagi SDN.13 Trans Sei DanginHasil penelitian ini diharapkan SDN.13 Trans Sei Dangin dapat lebih meningkatkan penggunaan alat peraga pembelajaran yang bervariasi agar hasil belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan dalam mata pelajaran lain.d. Bagi Perguruan TinggiHasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerja sama dengan SDN.13 Trans Sei Dangin.e. Bagi Dinas PendidikanSebagai bahan masukan untuk meningkatkan pembinaan pendidikan terhadap sekolah, khususnya di sekolah-sekolah dasar.2. Manfaat Teoritisa. Memperkaya ilmu pengetahuan tentang media pembelajaran seperti alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran.b. Sebagai alat bantu penyampaian pesan untuk kemajuan mata pelajaran, khususnya matematika.H. Kajian Teori1. Aktivitas Belajara. Pengertian Aktivitas BelajarTerdapat bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa tidak belajar. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, adapula siswa yang giat belajar karena mempunyai cita-cita ingin menjadi orang yang sukses. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang aktifitas belajar merupakan hal yang sangat penting diketahui bagi seorang guru dan calon guru. Seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2013: 176) asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas. Hanya saja penggunaanya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan itu.Mengenai aktivitas belajar Sardiman (2014: 96) menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berkembang sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas didalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Sejalan dengan pengertian aktifitas belajar dia atas, Paul B. Diedrich (Sardiman, 2014 : 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :1) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.2) Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.4) Writing activities, seperti misalnya : menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.5) Drawing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta, diagram.6) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.7) Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat, memcahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari berbagai definisi diatas, aktivitas belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan tingkah laku. Dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Perlu ditambahkan bahwa yang dimaksud aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait.b. Prinsip Belajar Pada Aktivitas SiswaDalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Selain itu dengan prinsip-prinsip dapat juga mengembangkan aktifitas yang diperlukan untuk menunjang peningkatan hasil belajar dan pembelajaran. Menurut Sumiati dan Asra (2009 : 43) prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa, antara lain :1) Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Hanya belajar yang berhubungan dengan kegiatan dan pengalaman dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Siswa dapat belajar dengan baik jika dia dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan real atau minatnya.2) Belajar merupakan transaksi aktif. Untuk belajar bepikir logis, seseorang tidak hanya menggunakan argumentasi logis, atau menguasai suatu materi pembelajaran yang disusun secara logis, melainkan perlu melakukan kegiatan yang bersifat aktif. 3) Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.4) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan.5) Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan.Prinsip-prinsip belajar sebagaimana dikemukakan di atas, menjadi landasan dalam proses belajar untuk mencapai hasil dalam bentuk apapun. Pemahaman yang menjadi inti dari teori belajar ini, bukan hanya melandasi kemampuan-kemampuan kognitif, tetapi juga melandasi berbagai kemampuan psikomotorik (keterampilan), bahkan dengan diperolehnya kemampuan kognitif dan psikomotorik yang tinggi dapat membari pengaruh terhadap pembentukan sikap (afektif).2. Matematikaa. Pengertian MatematikaMatematika merupakan bidang studi yang wajib dipelajari karena bidang ini sangat bermanfaat baik untuk kehidupan sehari-hari maupun berbisinis untuk meningkatkan perekonomian. Menurut Susanto (2013: 185) matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar.Sejalan dengan pengertian matematika yang dikemukakan Susanto di atas, Mulyono (2012: 204) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan :1) Sarana berpikir yang jelas dan logis.2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Dari pendapat yang dikemukakan para ahli di atas menunjukkan bahwa matematika adalah suatu disiplin ilmu untuk memudahkan berfikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia kerja. Matematika juga merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.3. Alat Peraga Buatana. Pengertian Alat PeragaDalam proses belajar mengajar, alat peraga merupakan suatu alat bantu yang dipakai sebagai pendukung yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Sudjana (2013: 99) mengatakan alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian guna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. Dalam proses belajar-mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.1) Jenis alat peragaAlat peraga dalam proses belajar-mengajar kita bedakan menjadi alat peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang diproyeksi.a) Alat peraga dua dan tiga dimensiAlat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi disamping mempunyai ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi. Alat peraga dua dan tiga dimensi adalah sebagai berikut : bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, dan papan tulis.b) Alat peraga yang diproyeksiAlat peraga yang diproyeksi adalah alat peraga yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat peraga yang diproyeksi antara lain : film, slide dan filmstrip.2) Penerapan alat peraga dalam pengajaranPenerapan alat peraga dalam pengajaran, khususnya masalah yang berhubungan dengan prinsip penggunaan alat peraga, langkah-langkah menggunakan alat peraga dalam kelas, adalah sebagai berikut.a) Prinsip-prinsip penggunaan alat peragaDalam menggunakan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip ini adalah :a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat.b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.c. Menyajikan alat peraga dengan tepat.d. Menempatkan atau memperhatikan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.b) Langkah yang harus ditempuh pada waktu menggunakan alat peragaAda enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan alat peraga. Langkah-langkah itu adalah :a. Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga.b. Persiapan guru.c. Persiapan kelas.d. Langkah penyajian pelajaran dan peragaan.e. Langkah kegiatan belajar.f. Langkah evaluasi pelajaran dan keperagaan.b. Alat Peraga BuatanAlat peraga ini untuk memudahkan pemahaman akan bentuk-bentuk bangun datar sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang diinginkan dalam suatu pembelajaran matematika, seperti :Bentuk alat peraga papan berpaku/geoboard

Alat peraga ini sebagai alat bantu pengajaran matematika di sekolah dasar untuk menanamkan konsep/pengertian geometri, seperti pengenalan bangun datar, pengenalan keliling bangun datar, dan menentukan/menghitung luas bangun datar.Bangun datar tersebut terdiri dari persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, lingkaran, trapesium, belah ketupat, dan layang-layang.c. Langkah-langkah penggunaan alat peraga buatanTerdapat beberapa langkah dalam menggunakan alat peraga buatan. Menurut Rostina (2013:127) langkah-langkah penggunaan alat peraga buatan adalah sebagai berikut :1) Letakkan papan berpaku di depan kelas, bisa digantung atau disandarkan benda lain. Papan berpaku dilengkapi sejumlah karet gelang serta dilengkapi pula dengan kertas bertitik atau kertas berpetak.2) Guru mendemonstrasikan secara klasikal cara membentuk bengun datar.3) Kemudian masing-masing siswa membentuk bangun datar sesuai dengan kreativitas masing-masing.4) Siswa diminta menggambar hasil yang diperolehnya pada kertas bertitik atau kertas berpetak.5) Melalui tanya jawab guru mengenalkan arti keliling.6) Siswa menentukan keliling setiap bangun datar yang dia peroleh sebelumnya.7) Melalui tanya jawab guru mengenalkan arti luas bangun datar.8) Siswa diminta untuk memperkirakan luas bangun datar yang telah dibuatnya baru kemudian guru memperkenalkan nama-nama bangun datar yang dibuat oleh siswa (persegi panjang, persegi, segi tiga, jajar genjang, layang-layang, trapesium, dan belah ketupat).I. Definisi Operasional1. Aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan tingkah laku. aktivitas belajar bersifat fisik maupun mental dalam kegiatan belajar.2. Matematika adalah suatu disiplin ilmu untuk memudahkan berfikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia kerja dan kemampuan siswa dalam belajar yang didalamnya mempelajari tentang penanaman konsep geometri, seperti pengenalan bangun datar, pengenalan keliling bangun datar, dan menentukan/menghitung luas bangun datar.3. Alat peraga buatan adalah alat bantu yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.J. Hipotesis TindakanBerdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah : Penggunaan alat peraga buatan dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin.K. Rancangan Penelitian1. Subjek Dan Objek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV dan siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin yang terletak di dusun Beng Kuang Sari, Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau. Jumlah siswa kelas IV ada 16 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki, dan 6 siswa perempuan. Dalam hal ini peneliti adalah sebagai observer yang akan mengobservasi kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa.Objek penelitian ini, yaitu menumbuhkan aktivitas belajar matematika dengan menggunakan alat peraga buatan pada materi bangun datar.2. Setting PenelitianDalam penelitian ini peneliti menggunakan setting dalam kelas untuk mengamati proses belajar siswa kelas IV SDN.13 Trans Sei Dangin pada mata pelajaran matematika pada materi bangun datar menggunakan alat peraga yang didukung dengan lembar observasi guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan aktivitas siswa pada pelajaran matematika menggunakan alat peraga.3. Desain PenelitianDalam penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti menggunakan model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart dalam buku Suharsimi Arikunto (2013 : 137) yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Model Penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam buku Suharsimi Arikunto (2013 : 137)Tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti yang digambarkan di atas, melalui tahapan sebagai berikut :1. Tahap PerencanaanPada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari : a. Peneliti mempersiapkan materi bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran.b. Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)c. Mmempersiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.d. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)e. Mempersiapkan lembar observasif. Peneliti menyiapkan instrumen observasi untuk guru dan siswa.2. Tahap Pelaksanaan TindakanPada tahap pelaksanaan tindakan hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :a. Menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar penyampaian materi yang diberikan guru lebih terarah.b. Menggunakan media alat peraga yang telah dipersiapkanc. Mengaplikasikan media untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pembelajarand. Menggunakan LKS untuk memperkuat penyampaian materi yang akan diberikan guru kepada siswa.e. Menggunakan lembar observasi untuk mengetahui keberhasilan penyampaian materi pembelajaran.f. Menggunakan instrumen untuk melihat sejauh mana kegiatan aktifitas yang dilakukan siswa dan dilaksanakan oleh guru.3. Tahap PengamatanPada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :a. Melihat keefektifan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. b. Melihat keefektifan dan kesesuaian media alat peraga yang sudah diguanakan.c. Mengidentifikasi materi-materi yang belum lengkap saat proses pembelajaran dilakkukan.d. Melihat sejauh mana lembar observasi untuk meningkatkan aktifitas siswa.e. Mengamati instrumen tentang aktivitas siswa dan melihat kinerja guru.4. Tahap RefleksiPada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan adalah :a. Merevisi dan menambah RPP yang dirasa masih kurang tepat untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.b. Menerapkan kembali media yang sudah ada agar pembelajaran berlangsung lebih efektif dan menarik.c. Menyesuaikan materi yang akan diberikan kepada siswa.