17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya. Salah satu tindakan mandiri perawat profesional adalah pada sentralisasi obat. Sentralisasi obat merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan (Nursalam, 2011). Di ruang Rawat Inap lantai 3 Rumah Sakit Universitas Airlangga, teknik sentralisasi obat sudah cukup baik yaitu dengan menggunakan One Day Dose Dispensing (ODDD), namun masih terdapat ketidaklengkapan administrasi seperti tanda terima obat, dan salinan obat untuk pasien. Perawat sebagai tenaga profesional kesehatan memiliki tugas dalam teknik pengolahan obat. Adanya faktor pengelolaan yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan (Nursalam, 2011). Alur pengolahan obat yang melibatkan dokter, pasien dan tenaga medis ini harus terkoordinasi dengan baik sehingga dibutuhkan catatan tertulis sebagai sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain adalah tanda terima obat dari farmasi dengan perawat, dan salinan obat untuk pasien.

Proposal Sentralisasi Obat PS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.

Citation preview

Page 1: Proposal Sentralisasi Obat PS

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama

berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya. Salah satu

tindakan mandiri perawat profesional adalah pada sentralisasi obat. Sentralisasi obat

merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan klien dan

keluarga, dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan (Nursalam, 2011). Di ruang

Rawat Inap lantai 3 Rumah Sakit Universitas Airlangga, teknik sentralisasi obat sudah cukup

baik yaitu dengan menggunakan One Day Dose Dispensing (ODDD), namun masih terdapat

ketidaklengkapan administrasi seperti tanda terima obat, dan salinan obat untuk pasien.

Perawat sebagai tenaga profesional kesehatan memiliki tugas dalam teknik pengolahan

obat. Adanya faktor pengelolaan yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana bagi

peningkatan keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan (Nursalam, 2011). Alur pengolahan obat yang melibatkan

dokter, pasien dan tenaga medis ini harus terkoordinasi dengan baik sehingga dibutuhkan

catatan tertulis sebagai sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain adalah tanda

terima obat dari farmasi dengan perawat, dan salinan obat untuk pasien.

1.2 Tujuan

1) Tujuan Umum :

Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan

mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat sesuai standar Rumah Sakit

Universtas Airlangga

2) Tujuan Khusus :

1. Memperkecil kesalahan dalam pendistribusian obat dari farmasi ke perawat

2. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.

3. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan

sentralisasi obat

Page 2: Proposal Sentralisasi Obat PS

1.3 Manfaat

1) Bagi Klien

a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan

b. Mendukung upaya klien dalam kepatuhan minum obat

2) Bagi Perawat

a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.

b. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik

c. Perawat, petugas farmasi dan dokter terlibat dalam kolaborasi yang baik

d. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien

e. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat

3) Bagi Institusi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan model asuhan keperawatan profesional

b. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat

Page 3: Proposal Sentralisasi Obat PS

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan

kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2007).

Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi, maupun cairan diserahkan sepenuhnya kepada

perawat. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien

atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut.

2. Tujuan sentralisasi Obat

Menurut Nursalam (2002) sentralisasi obat bertujuan untuk:

a. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat.

b. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun secara moral.

c. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien.

d. Menyeragamkan pengelolaan obat.

e. Mengamankan obat-obat yang dikelola.

f. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis, waktu, cara.

3. Penerimaan obat

a. Obat yang telah diresepkan oleh dokter akan diserahkan kepada perawat dan

perawat akan menunjukkan resep tersebut kepada pasien atau keluarga pasien untuk

mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga terkait dengan harga obat jika pasien

merupakan pasien umum.

b. Perawat memberikan resep kepada farmasi untuk dipersiapkan oleh tenaga

farmasi dalam bentuk one day dose dispensing (ODDD)

c. Perawat mengambil sediaan obat pasien ke depo farmasi dengan menerima

lembar terima obat.

d. Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.

e. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus

diminum

4. Pembagian obat

a. Obat yang telah diterima oleh perawat kemudian ditulis dan dibuatkan jadwal

pemberian dalam medication chart.

b. Sebelum obat diberikan pada pasien, perawat harus melakukan crosscheck untuk

meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Perawat yang mempersiapkan obat

Page 4: Proposal Sentralisasi Obat PS

untuk diberikan ke pasien harus menuliskan paraf (cheker system). Sehingga tidak

menutup kemungkinan perawat pada shift lain dapat menyiapkan obat untuk shift lain.

c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, manfaat obat, dosis

obat, cara pemberian, jumlah obat, dan efek samping obat pada pasien/ keluarga.

Observasi adanya efek samping setelah minum obat. Kemudian perawat yang

memberikan obat meminta pasien/keluarga menandatangani pada format pemberian

obat sebagai bukti obat telah diberikan/diinjeksikan.

d. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada pasien/ keluarga dan kemudian

dimintakan resep kepada dokter penanggungjawab klien disertai dengan keterangan

berapa lama pasien mendapatkan obat tersebut.

5. Penambahan obat baru

a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal

pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat

oral/ injeksi dan diinformasikan pada depo farmasi.

b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka

dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat khusus dan selanjutnya

diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2007)

6. Obat khusus

a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki

harga yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek

samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu

saja.

b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian

obat khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat primer

c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan

obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat,

sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat.

Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat (Nursalam, 2007)

7. Pengembalian obat

Pada pasien (Umum) pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat

dikembalikan kepada depo farmasi untuk diganti dengan uang sesuai harga obat.

8. One Day Dose Dispensing (ODDD)

Page 5: Proposal Sentralisasi Obat PS

One Day Dose Dispensing (ODDD) adalah suatu cara penyerahan obat dimana obat-

obatan yang diminta, disiapkan dan digunakan serta dibayar dalam dosis perhari yang berisi

obat untuk pemakaian satu hari.

Keuntungan sistem ini adalah:

1. Pasien hanya membayar obat yang dipakai

2. Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan perawat

3. Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat

4. Kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada

5. Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi

Sistem penyaluran/distribusi perbekalan farmasi dapat dilakukan secara:

1. Sentralisasi

Semua pelayanan perbekalan farmasi diatur oleh instalasi farmasi sentral dan tidak

ada cabang IFRS di daerah perawatan penderita.

2. Desentralisasi

Pelayanan perbekalan farmasi terbagi-bagi di daerah perawatan farmasi sehingga

lebih cepat menjangkau penderita.

9. Alur sentralisasi obat

Dokter

Resep

Perawat

Farmasi

Perawat

Sentralisasi Obat

One Day Dose Dispensing

Tanda terima

Medication Chart Salinan obat

Pasien

Obat diberikan ke pasien

Persiapan obat

Sisa obat

Page 6: Proposal Sentralisasi Obat PS

Pulang/Pindah/meninggal

Pengembalian oleh farmasi

Page 7: Proposal Sentralisasi Obat PS

BAB 3

PERENCANAAN

3.1 Rencana Pelaksanaan Sentralisasi Obat

Hari : Insidental

Tanggal : Insidental

Waktu : Insidental

Pelaksana : NUM, Primary Nursing, Asociate Nursing

Tempat : Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Airlangga

Pembimbing Akademik :1. Prof. Dr. Nursalam., M.Nurs (Hons)

2. Ira Suarilah, S.Kp., MSc.AN

Pembimbing Klinik :1. Sartika Wulandari, S.Kep., Ns

2. Zaenal Abidin, S.Kep., Ns

3.2 Struktur Pengorganisasian

NUM : Mahasiswa yang berdinas

PP : Mahasiswa yang berdinas

PA : Mahasiswa yang berdinas

Ruang : Ruang Rawat Inap Lantai 3 RSUA

3.3 Metode

1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi obat

sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat

2. Pengawasan dan perencanaan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan ja pemberian

obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan identitas pasien pada

format kontrol dan pemakaian obat.

3.4 Instrumen

1. Lembar serah terima obat

2. Lembar salinan obat

3. Medication chart (oral dan parenteral)

4. Buku injeksi

5. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki

Page 8: Proposal Sentralisasi Obat PS

3.5 Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

1) Persiapan pasien

2) Persiapan format dan kelengkapan sentralisasi obat

3) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Rawat Inap lantai 3

Rumah Sakit Universitas Airlangga

4) Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan sentralisasi obat

2. Evaluasi proses

1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah di

tentukan dan pasien telah menyetujui informed consent untuk dilakukan

sentralisasi obat

2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah

ditentukan.

3) Perawat yang bertugas sesuai perannya

3. Evaluasi hasil

1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat

2) Perawat mudah mengontrol pemberian obat

3) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar

4) Kien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada petugas

5) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa : Dika Sukmana. Jakarta

Page 9: Proposal Sentralisasi Obat PS

FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama Pasien : Ruangan :

Umur : No.Reg :

No Tanggal Nama Obat

Dosis Jumlah TT/Nama Terang yang

menyerahkan

TT/Nama Terang Yang diserahkan

Ket.

Page 10: Proposal Sentralisasi Obat PS

FORMAT SALINAN OBAT

Nama Pasien : Ruangan :

Umur : No.Reg :

No. Nama Obat Jadwal Pemberian Keterangan

Page 11: Proposal Sentralisasi Obat PS

MEDICATION CHARTPedoman Pengisian

1. Penulisan Resep

2. Perubahan Obat

3. Penghentian Obat

4. Pembatalan Resep

5. Instruksi Verbal/Telepon

6. Alasan Penyimpangan

7. Keterangan Kolom

jelas, dapat dibaca, ditanda tangani dokter pemberi terapi

bila ada penggantian obat baik dosis, rute maupun frekuensi, resep obat pertama

harus dihentikan (STOP) dan ditulis ulang pada kolom yang baru

Bila obat dihentikan, dokter pemberi terapi harus menulis “STOP” dikolom

tanggal pemberian obat dan memberi paraf.

Apabila penghentian terapi secara verbal atau telepon pada kolom pemberian obat

ditulis/stempel “Phone Order/PO” atau “Verbal Order/VO” kemudian nurse

memberi paraf. Dokter pemberi instruksi harus memberikan paraf saat visite

Dilakukan dengan memberikan satu garis jelas pada tulisan tersebut dan di paraf

oleh dokter yang bersangkutan. Tidak diperbolehkan menggunakan tipe X atau

penghapus

Instruksi yang diberikan melalui verbal atau telepon, perawat harus

menuliskan/stempel pada kolom tanda tangan dokter dengan PO atau VO dan

dokter pemberi instruksi harus menandatanganinya saat visite

Bila pasien tidak mendapatkan obat sesuai dengan seharusnya, maka tulis alasan

dengan menggunakan singkatan

R : Reject, pasien menolak pemberian

F : Fasting, pasien puasa

C : Condition, Kondisi pasien yang menyebabkan penundaan (tekanan

darah, kondisi perdarahan, dll) penjelasan lebih lanjut di catatan keperawatan

A : Absent, pasien tidak tidak ada di tempat/RS tanpa izin

C : Paraf perawat pemeriksa/cross chek

G : Paraf perawat pemberi obat

DAFTAR OBAT YANG DIBAWA PASIEN SAAT MRS

Nama Obat Jumlah Diterima

Penerima Nama obat Jumlah Diterima

Penerima

SAMPLE TANDA TANGAN/PARAF NERS

NAMA PARAF NAMA PARAF

Page 12: Proposal Sentralisasi Obat PS

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)PRAKTIKA PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGADI RUANG BEDAH ASTER RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :Nama : Umur : Alamat :

Menyatakan setuju / tidak setuju *)

Untuk dilakukan sentralisasi obat terhadap diri saya sendiri/ isteri/ suami/ anak/ ayah/ ibu saya *), dengan :Nama : Umur : tahun Jenis kelamin : Laki-laki / PerempuanAlamat : Ruang/Kelas :No. Rekam Medis :

Dengan ketentuan sebagai berikut :1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi

obat2. Setiap ada resep dari dokter akan diterima oleh perawat/petugas 3. Perawat akan menebus resep ke depo farmasi4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam lembar serah terima obat dan

ditandatangani oleh perawat yang menerima dan petugas farmasi yang menyerahkan obat5. Perawat akan menyimpan obat di tempat sentralisasi obat 6. Farmasi akan mengirim persediaan obat untuk kebutuhan obat pasien selama 1 hari7. Bila obat habis akan dimintakan resep kepada dokter oleh perawat8. Bila ada pergantian obat, akan diinformasikan oleh perawat sesuai hasil koordinasi dengan

dokter dan depo farmasi9. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan dikembalikan kepada

farmasi untuk diganti dalam bentuk uang kepada pasien10. Obat dengan harga > Rp.100.000,00 atau diluar daftar obat jamkesmas atau asuransi lain akan

diinformasikan kepada keluarga untuk dimintakan persetujuan.

Ketentuan sentralisasi obat tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat dan saya telah mengerti dengan sepenuhnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, ……………......... 2013Yang membuat pernyataan,

Tanda tangan Tanda tanganPerawat Primer Pasien/keluarga

( ) ( )