Proposal Php Pts Itp 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Contoh Proposal PHP PTS 2014

Citation preview

  • PROPOSAL

    PROGRAM HIBAH

    PEMBINAAN P T S

    SKEMA

    PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN INSTITUSI

    DAN PEMBELAJARAN (PMPB)

    Tahun Anggaran 2014

    INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

    Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    2013

  • Proposal PHP- PTS Tahun Anggaran 2014

    Institut Teknologi Padang i

    Halaman Identifikasi dan Pengesahan

    1. Nama Institusi : Institut Teknologi Padang

    2. Alamat Institusi : Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang

    Telp.0751-7055202

    3. Penanggung Jawab : Rektor Institut Teknologi Padang

    4. Ketua Pelaksana

    N a m a : Ade Indra , ST,. M.T.

    Alamat : Komplek Perumahan ITP No.F/2 jalan Teknik

    Material, RT/RW 03/01, Kelurahan Gurun

    Laweh, kec. Nanggalo, Padang.

    Telepon Kantor : 0751-7055202

    Telepon Cellular : 081363243101

    Fax : 0751-444842

    e-mail : [email protected]

    5. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Teknologi Padang

    6. Alamat Yayasan : Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang

    Telp.0751-7055202

    7. Skema Yang Diusulkan : Peningkatan Mutu Pengelolaan Institusi dan

    Pembelajaran (PMPB)

    8. Pernah mendapat PHP-PTS : -

    Tahun

    Padang, 08 November 2013

    Penanggung Jawab,

    Ir. Hendri Nofrianto, MT.

  • Proposal PHP- PTS Tahun Anggaran 2014

    Institut Teknologi Padang ii

    PERNYATAAN KOMITMEN DANA PENDAMPING UNTUK

    PROGRAM HIBAH PEMBINAAN PTS

    TAHUN ANGGARAN 2014

    Saya Sebagai Pimpinan Institut Teknologi Padang dengan ini menyampaikan

    Proposal PHP-PTS. Kami bersedia menyediakan dana pendamping sebesar 13,3 %

    dari total anggaran untuk keperluan pengelolaan dan pendukung kegiatan yang

    diusulkan.

    Dalam melaksanakan program pengembangan yang didanai oleh Direktorat Jenderal

    Pendidikan Tinggi ini, kami bersedia memenuhi semua persyaratan sebagaimana

    ditetapkan dalam panduan dan mengikuti aturan pemerintah yang terkait dengan

    pengelolaan keuangan serta pengadaan.

    Dengan ini kami juga menyatakan bahwa kami tidak pernah atau sedang dikenakan

    sanksi oleh Ditjen Dikti (termasuk yang terkait dengan penyimpangan dalam

    pelaksanaan hibah sebelumnya).

    Mengetahui ;

    Ketua Rektor

    Yayasan Pendidikan Teknologi Padang Institut Teknologi Padang

    (Drs. Zulfa Eff Uli Ras, M.Pd) (Ir. Hendri Nofrianto,MT.)

  • Proposal PHP- PTS Tahun Anggaran 2014

    Institut Teknologi Padang iii

    Daftar Isi

    Halaman Identifikasi dan Pengesahan .................................................................. i

    Halaman Pernyataan Dana Pendamping ............................................................... ii

    Pengesahan Yayasan dan Badan Hukum dari Kemkumham

    Laporan PDPT Semester Genap 2012/2013

    Sertifikat Akreditasi Program Studi

    Surat Pernyataan Rektor

    Daftar Isi ...................................................................................................................... iii

    Ringkasan Eksekutif

    I. BAB I Rencana Strategis Pengembangan Institusi................................. Bab 1- 1

    II. BAB II Laporan Evaluasi Diri Tingkat Institusi......................................... Bab 2 -1

    a). Profil Lingkungan Eksternal ........................................................................... Bab 2 -1

    b). Evaluasi Tata Kelola dan Orgranisasi Perguruan Tinggi ................................. Bab 2 - 2

    c). Evaluasi Kinerja dan Manajemen Program Akademik ................................... Bab 2 - 5

    d). Evaluasi Ketersediaan dan Manajemen Sumberdaya .................................... Bab 2 - 11

    e). Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu di Tingkat Institusi ........................ Bab 2 -18

    f). Ringkasan Evaluasi Diri .................................................................................. Bab 2 - 21

    g). Ringkasan Strategi/Solusi Alternatif ............................................................. Bab 2 - 25

    h). Baseline dan Target Nilai indikator kinerja .................................................. Bab 2 - 26

    III. BAB III Rancangan Global Program Pengembangan Untuk 3 tahun .. Bab 3 -1

    IV. BAB IV Usulan Program Pengembangan Tahun 2014............................. Bab 4 -1

    V. Mekanisme Pelaksanaan PHP-PTS di Institusi.......................................... Bab 5 -1

    IV. Rekapitulasi Anggaran................................................................................ Bab 6 -1

  • Proposal PHP- PTS Tahun Anggaran 2014

    Institut Teknologi Padang iv

    Lampiran

    1. Lampiran Pendukung Usulan Proposal

    2. Lampiran Pendukung Laporan Evaluasi Diri

    3. Renstra

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 11 -- 11

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    1.1 Sejarah Singkat

    Institut Teknologi Padang bermula dari Kursus Ahli Teknik (KAT) yang berada

    dibawah naungan Yayasan Pendidikan Teknologi Padang (Akta Notaris No. 5 tahun 1972).

    Kemudian atas permintaan masyarakat pada saat itu maka Kursus Ahli Teknik (KAT) tersebut

    dikembangkan menjadi sebuah akademi yang disebut dengan Akademi Teknik Padang (ATP)

    tepatnya tanggal 21 Februari 1973. Saat itu ATP mempunyai 2 (dua) program studi yaitu

    Teknik Sipil D3 dan Teknik Mesin D3, lalu ditambah Teknik Elektro D3 tahun 1978. Dengan

    modal semangat dan motivasi yang kuat menghadapi tantangan dan permasalahan

    pembangunan di daerah Sumatara Barat dalam menghasilkan SDM terampil dan profesional,

    maka pada orde berikutnya Akademi Teknik Padang (ATP) berkembang menjadi Sekolah

    Tinggi Teknik Padang (STTP) yang diresmikan tanggal 19 Oktober 1989. Dalam

    perkembangannya, STTP dengan 6 (enam) program studi teknik mengelola jalur pendidikan

    akademik S1 dan profesional D3, dengan status Terdaftar untuk program studi S1 dan status

    Disamakan untuk program studi D3.

    Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal, serta melihat kecenderungan

    perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan tenaga kerja masa depan, STTP

    memperlebar lingkup dan kajian bidang teknik dengan menambah 3 program studi baru jalur

    akademik S1 yaitu Teknik Geodesi, Teknik Material dan Teknik Informatika. Akhirnya sesuai

    dengan Kepmendiknas No. 113/D/O/2002 tanggal 7 Juni 2002, STTP berubah bentuk menjadi

    Institut Teknologi Padang (ITP). Dalam perjalanannya menuju perguruan tinggi yang sehat, maka pada pertengahan

    tahun 2002 Institut Teknologi Padang mengikuti kompetisi dana hibah bersaing TPSDP yang

    diselenggarakan oleh Ditjen Dikti Depdiknas saat itu. Alhamdulillah ITP dinyatakan lulus

    seleksi bersama 40 perguruan tinggi lainnya dari 104 PTN dan PTS di Indonesia yang ikut

    berkompetisi mendapatkan Proyek Pengembangan Pendidikan Profesional dan Keahlian

    (TPSDP) Batch II tahun 2003. Proyek tersebut digunakan untuk penguatan program studi

    Teknik Sipil D3 dan Teknik Mesin D3. Dana hibah bersaing lainnya yang diperoleh adalah

    proyek Semi-QUE V Ditjen Dikti tahun 2003/2004 yang digunakan untuk penguatan program

    studi Teknik Elektro D3. Proyek Hibah Kompetisi A1 dari Ditjen Dikti yang digunakan untuk

    penguatan program studi Teknik Mesin S1 dan Proyek Hibah Kompetisi A2 program studi

    Teknik Elektro S1. Dana tersebut (40 %) diperuntukan bagi pengembangan sarana

    laboratorium dan Proses Belajar Mengajar (PBM). Hasil akhir yang diharapkan dari proyek

    ini adalah peningkatan kualitas dan daya saing lulusan, suasana akademik, efisiensi dan

    produktifitas, serta manajemen dan pelayanan sivitas akademika ITP. Berbekal sumber daya

    peralatan dan sumber daya manusia maka ITP mengembangkan diri, selain jalur pendidikan

    ITP juga melaksanakan kegiatan yang menunjang pendidikan seperti : pelatihan (training)

    untuk tenaga terampil dan tenaga ahli di bidang teknik, pengujian material untuk proyek

    rekayasa sipil, disain (perencanaan), pembuatan JMF, welding center, pelatihan teknologi

    komunikasi informasi, dll.

    1.2 Visi, Misi, Tujuan

    Sebagai acuan pengembangan Institut Teknologi Padang dalam Rencana Strategis

    (Renstra) ITP tahun 2008 2013 sebagai kelanjutan dari Renstra sebelumya, ditetapkan visi, misi dan tujuan sebagai berikut :

    BBAABB 11

    RENCANA STRATEGIS

    PENGEMBANGAN INSTITUSI

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 11 -- 22

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    1.3 Sasaran Untuk mewujudkan visi dan misi ITP, maka ditetapkan beberapa sasaran sebagai

    berikut:

    Peningkatan kualitas Tridharma untuk mewujudkan keunggulan institusi pada taraf nasional dan internasional.

    Penguatan kualitas sumberdaya manusia serta daya dukung sarana dan prasarana secara berkelanjutan dalam menunjang aktifitas pembelajaran,

    penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

    Pencapaian standar kualitas dosen dan staf administrasi yang memiliki komitmen, etika, integritas dan akuntabilitas.

    Peningkatan kualitas lulusan yang memiliki kompetensi keilmuan dan kemampuan penerapan di masyarakat serta berjiwa enterpreneur.

    Peningkatan kapasitas organisasi dan kelembagaan yang sinergis dalam pencapaian Tridharma Perguruan Tinggi.

    Peningkatan kepercayaan dan jaringan kerja dalam mendukung pengembangan Institusi secara berkelanjutan.

    Visi

    Visi ITP yaitu Menjadi Pusat Pengembangan Teknologi yang Kompetitif, Dinamis, dan Inovatif.

    Misi

    Misi ITP tertuang dalam 3 butir sebagai berikut :

    Menyelenggarakan pendidikan tinggi teknik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.

    Mengembangkan penelitian yang inovatif, produktif, dan responsif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan nilai dan tanggung jawab sosial.

    Tujuan

    Peran serta ITP dalam mengemban Tridharma perguruan tinggi terangkum dalam

    tujuan ITP sebagai berikut :

    Menghasilkan lulusan yang kompeten, berkarakter dan berdaya saing sesuai dengan bidang keahliannya.

    Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan wawasan akademiknya ke jenjang yang lebih tinggi, serta tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan

    dan teknologi.

    Menghasilkan penelitian yang berdaya guna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Meningkatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab sosial melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 11 -- 33

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    1.4 Strategi Dasar

    Berdasarkan analisis lingkungan terkait dengan isu utama pengembangan pendidikan

    tinggi, maka isu-isu strategis yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun strategi dasar untuk

    mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: (1) Kualitas dan daya saing lulusan, (2)

    Penerapan, Pemanfaatan dan Pengembangan Information and Communication Technology

    (ICT), (3) Layanan Penelitian (Research Services) dan Pengabdian Kepada Masyarakat

    (Community Services), (4) Kerjasama (Cooperation), dan (5) Tata Kelola Kelembagaan.

    Strategi dasar pengembangan Institut dalam kurun waktu 2008-2013 ke depan

    mengacu kepada isu strategis. Strategi dasar pengembangan yang didasarkan atas isu-isu

    strategis tersebut tidak bersifat "steril". Artinya upaya-upaya pengembangan sangat

    memungkinkan terjadinya integrasi penyelesaian masalah pada keseluruhan isu tersebut.

    Strategi dasar yang akan dikembangkan sesuai dengan lima isu strategis di atas, mencakup

    hal-hal sebagai berikut :

    1. Peningkatan mutu dan relevansi lulusan. 2. Penerapan, pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi (IT). 3. Peningkatan layanan penelitian (research services) dan pengabdian kepada

    masyarakat (community services).

    4. Membangun jaringan kerjasama (cooperation networking). 5. Pengembangan tata kelola ketembagaan.

    1.5 Dasar Kebijakan Pengembangan 1.5.1 Program peningkatan mutu dan relevansi lulusan.

    Peningkatan mutu dan relevansi lulusan dilakukan bidang akademik, bekerja sama

    dengan Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI). Secara garis besar kebijakan pengembangan

    kualitas akademik mencakup beberapa hal antara lain meningkatkan competitiveness of

    student enrollment, peningkatan kemampuan fasilitas penunjang akademik, memfasilitasi dan

    meningkatkan upaya tambahan soft skill lulusan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

    1.5.2 Penerapan Pemanfaatan Teknologi Informasi

    Menerapkan sistem manajemen berbasis teknologi informasi dilakukan oleh Bagian

    Informasi Akademik Kemahasiswa dan sistem Informasi (BIAKSI), dengan pengembangan

    sistem informasi manajemen (SIM) yang terintegrasi. Dalam rangka upaya meningkatkan

    kinerja institusi, diperlukan sistem informasi yang mampu mendukung upaya-upaya

    pengembangan secara berkelanjutan. Sistem informasi yang handal dengan ketersiapan data

    based yang baik akan memberikan support yang baik dalam melakukan evaluasi diri.

    1.5.3. Peningkatan Layanan Penelitian (Research Services) dan Pengabdian kepada

    masyarakat (Community Services);

    Pengembangan penelitian menjadi upaya yang sangat strategis untuk menunjang proses

    akademik, kemampuan akademik dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi dan

    relevansi lulusan. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan upaya

    untuk memberikan wadah untuk experience dan assignment dosen dan mahasiswa dalam

    upaya peningkatan kompetensi dan relevansi keahlian yang dibutuhkan dunia kerja.

    1.5.4 Meningkatkan kerjasama (cooperation).

    Dalam rangka membangun kerjasama perlu didukung dengan beberapakebijakan

    pengembangan antara lain : mensinergikan bidang-bidang kerjasama dan kemitraan dengan

    program peningkatan kualitas dan daya saing lulusan, serta program pembangunan daerah dan

    pembangunan nasional, membangun kerangka normatif kerjasama institusional,

    meningkatkan akses kerjasama baik dilakukan melalui pendekatan institusional, maupun

    personal.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 11 -- 44

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    1.5.5 Kebijakan pengembangan tata kelola kelembagaan

    Pengembangan tata kelola kelembagaan dilakukan dalam rangka penguatan institusi

    Institut Teknologi Padang ke depan. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah: melakukan

    restrukturisasi organisasi ke arah perampingan struktur, komitmen pimpinan yang harus

    mampu mendorong kearah keterbukaan dan otonomi, mewujudkan terselenggaranya tata

    kelola kelembagaan yang otonom dan memiliki akuntabilitas yang tinggi terutama dalam hal

    pengelolaan akademik, administratif, SDM, pendanaan, dan aset perguruan tinggi.

    1.6. Rencana Strategis

    Penyusunan rencana strategis ITP mengacu pada Road Map Yayasan 2008-2024 yang

    menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang ingin dicapai dalam rangka menuju

    KESEJAHTERAAN BERTUMBUH, yaitu :

    Implementasi Rencana Strategis Institut Teknologi Padang 2008-2013 secara konkrit

    dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran (RAPP) Institut Teknologi

    Padang setiap tahun yang disusun dalam dokumen tersendiri. Karena sifatnya lebih

    operasional, maka dokumen tersebut dalam bentuk program kerja tahunan yang dilengkapi

    dengan tujuan, sasaran, indikator kinerja serta strategi untuk pencapaiannya. RAPP Institut

    Teknologi Padang selanjutnya menjadi acuan bagi Institut, fakultas, jurusan dan/atau

    program studi dalam melaksanakan kegiatan tahunan.

    1.7. Evaluasi Pelaksanaan Renstra

    Evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra tahun 2008 2013 dilakukan melalui mekanisme rapat Senat institut dan rapat tahunan Yayasan bersama pimpinan ITP yang

    membahas tentang laporan tahunan Rektor berupa tingkat ketercapaian program kerja,

    kendala dan permasalahan, dll. Dalam rapat tahunan tersebut juga sekaligus membahas

    program kerja Rektor tahun berikutnya.

    Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, bahwa sampai dengan pertengahan tahun 2012

    program peningkatan kapasitas melalui penguatan program studi secara umum telah tercapai 9

    (sembilan) program studi yang ada yaitu program studi teknik sipil S1 dan D3, teknik mesin

    S1 dan D3, teknik elektro S1 dan D3, teknik informatika S1, dan teknik geodesi S1.

    Sedangkan program studi teknik material S1 masih terkendala. Gambaran umum pencapaian

    tersebut antara lain terlihat dari peningkatan kualifikasi dan kompetensi dosen, peningkatan

    sarana dan prasarana baik perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, ruang administrasi,dan

    lain-lain. Meskipun sarana dan prasarana selalu ditingkatkan, namun karena keterbatasan

    kemampuan sumber daya terutama dana, maka kapasitasnya masih jauh dari kebutuhan ideal.

    Tahap Periode Road Map Yayasan 2008 - 2024

    I 2008 2013

    Peningkatan Kualitas dan Relevansi dengan melakukan

    pembenahan internal yang didukung oleh finansial dan operasi ITP.

    II 2014 2019

    Peningkatan Daya Saing dengan menjadikan ITP sebagai perguruan

    tinggi swasta pilihan di wilayah Sumatera Bagian Tengah, dan

    diharapkan sudah mengarah kepada profitable & sustainable,

    sehingga ekpektasi kesejahteraan pegawai sudah menarik.

    III 2020 2024

    Diharapkan pada periode ini, Institut Teknologi Padang telah

    UNGGUL dan sudah merupakan Perguruan Tinggi Swasta pilihan di

    wilayah Sumatera. dan pada saat yang bersamaan group-group bisnis

    (bussiness Groups) telah eksis, sehingga ekspektasi kesejahteran

    pegawai sudah sangat menarik.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 11

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    2.1 Profil Lingkungan Eksternal

    Institut Teknologi Padang (ITP) berada di kota Padang ibu kota provinsi Sumatera Barat.

    Provinsi Sumatera Barat berbatasan dengan provinsi Riau, provinsi Sumatera Utara,

    provinsi Bengkulu dan provinsi Jambi. Institut Teknologi Padang (ITP) yang diawal

    berdirinya bernama Akademi Teknik Padang (ATP) didirikan pada bulan Februari tahun

    1973 dan merupakan perguruan tinggi teknik pertama di Sumatera Barat.

    Dari sisi pengalaman, Institut Teknologi Padang telah lebih dari 40 tahun

    menyelenggarakan pendidikan tinggi. Dalam perjalanannya telah menghasilkan sekitar

    6000 orang lulusan, dan saat ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai ke

    negara tetangga. Dilihat dari perspektif usia sebenarnya ITP telah matang untuk

    melangkah lebih maju dan menapak masa depan yang lebih baik dan bermartabat. Namun

    fakta menunjukkan bahwa matang dalam usia tidaklah jaminan ITP untuk menggapai

    kemajuan dan hidup lebih layak, dan kenyataannya kondisi ITP saat ini masih keteteran,

    belum mampu mensejajarkan diri dengan PTN, dan masih perlu pembenahan diri secara

    berkelanjutan.

    Sebagai perguruan tinggi teknik tertua di Sumatera Barat, maka tidak berkelebihan

    apabila semua civitas akademika meletakkan mimpi dan citi-cita yang dituangkan dalam

    bentuk visi institusi yaitu menjadi salah satu perguruan tinggi yang unggul di Indonesia

    pada tahun 2024. Penetapan visi tersebut juga selaras dengan Road Map Yayasan

    Pendidikan Teknologi Padang sebagai badan hukum penyelenggara ITP.

    Secara eksternal, perkembangan industri di kawasan ini terutama provinsi Riau dan

    Kepulauan Riau cukup pesat, hal ini justru menjadi peluang lapangan kerja yang cukup terbuka secara geografis. Di Sumatera Barat sendiri, yang sedang memasuki e-

    government, Sumatera Online dan Sumbar menuju gerbang Barat Indonesia (Sumber :

    Sumatera Barat Dalam Angka; 2010), begitu juga dengan pidato gubernur yang

    disampaikan pada salah satu seminar nasional 2012 bahwa Sumatera Barat akan dicanangkan menjadi Penghasil sumber Energi terbarukan diantaranya adalah energi

    panas bumi. Hal ini akan menjadi tantangan dan peluang strategis bagi ITP ke depan.

    Lapangan pekerjaan seperti ini memerlukan tenaga kerja yang memiliki kemampuan di

    bidang teknik dengan pengetahuan dan keahlian khusus.

    Di samping itu, kondisi sosial politik dan keamanan memperlihatkan tanda-tanda yang

    cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik dan suksesi

    kepemimpinan nasional yang berjalan lancar memberikan harapan baru bagi

    pertumbuhan industri di kawasan ini. Dicanangkannya peningkatan pembangunan

    infrastruktur sebagai salah satu program kabinet Indonesia Bersatu II, menjadi peluang

    lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh institusi pendidikan. Institut Teknologi Padang

    juga dapat memanfaatkan atau mengubah tantangan akan sertifikasi tenaga kerja dengan

    BBAABB 22

    EEvvaalluuaassii DDiirrii

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 22

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    menjadikannnya peluang bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi profesi dalam rangka

    sertifikasi tenaga kerja sesuai bidangnya. Semua kondisi yang dipaparkan di atas

    memberi masukan bagi arah perkembangan Institut Teknologi Padang untuk

    menghasilkan lulusan berkualitas dan mempunyai daya saing.

    Disisi lain perkembangan teknologi yang pesat, tuntutan stakeholder akan tenaga kerja

    yang mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA), pembatasan penerimaan tenaga kerja dari

    lulusan perguruan tinggi dengan level akreditasi tertentu, menjadi tantangan lain bagi

    eksistensi ITP selanjutnya.

    Berdasarkan pada peluang dan tantangan di atas dan mempertimbangkan perubahan

    struktur ekonomi sebagai faktor pendukung eksternal, serta tingkat keketatan persaingan

    lulusan ITP ditataran dunia kerja baik ditingkat lokal, regional, maupun global, maka

    perguruan tinggi Institut Teknologi Padang harus melakukan pembenahan diri terutama

    dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran dan relevansi kurikulum dengan

    kebutuhan dunia kerja.

    Dalam upaya melihat kebutuhan lulusan dipasar kerja dan tingkat keterpakaian lulusan,

    maka ITP selalu melakukan diskusi baik formal maupun informal secara periodik dengan

    pihak eksternal (external stakeholders), untuk menampung masukan-masukan bagi

    perbaikan proses pembelajaran dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia industri

    dan pasar kerja. Beberapa masukan itu antara lain perlunya lulusan dibekali dengan

    kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, interpersonal skills, IT skill, dan

    Caracter Building. Selain itu, dengan persaingan kerja yang kian ketat, lulusan juga harus

    dibekali dengan jiwa enterpreneur yang memadai.

    Hubungan dengan berbagai pihak juga telah dibangun dalam rangka memperluas akses

    dan membuka kesempatan kerja bagi lulusan. Namun demikian disadari bahwa kerjasama

    yang secara kuantitas cukup banyak, namun belum disertai dengan kualitas

    kerjasamanya. Karena itu, peluang ini perlu dioptimalkan demi memaksimalkan peran

    Institusi menghasilkan SDM berkualitas.

    2.2 Evaluasi Tata Kelola dan Organisasi Perguruan Tinggi

    Pengelolaan Institut Teknologi Padang mengacu kepada Statuta yang ditetapkan oleh

    Yayasan Pendidikan Teknologi Padang sebagai Badan Hukum Penyelenggara. Pada

    gambar 1 di bawah ini dapat dilihat bentuk struktur organisasi Institut Teknologi Padang

    yang bertanggungjawab terhadap tata kelola ITP. Uraian tugas, tanggungjawab dan

    kewenangan masing-masing pejabat diatur dalam buku job description yang ditetapkan

    melalui keputusan Rektor.

    Secara organisasi Institut Teknologi Padang dipimpin oleh Rektor didampingi seorang

    Sekretaris Institut yang bertindak sebagai manajer administrasi di tingkat institut, serta 2

    (dua) orang Dekan yang bertindak sebagai manajer akademik ditingkat fakultas.

    Sekretaris Institut dan Dekan fakultas bertanggung jawab langsung kepada Rektor.

    Dekan membawahi Ketua Jurusan yang membina program studi dibawahnya.

    Laboratorium atau workshop yang ada pada setiap jurusan dipimpin oleh Kepala

    Labor/workshop yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua Jurusan. Unit atau

    bagian seperti Unit Perpustakaan, labor Dasar, Unit Kerjasama Humas dan

    Kemahasiswaan, BAU&K, dan BIAAKSI, dipimpin oleh Kepala Unit atau Kepala

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 33

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Bagian yang bertanggungjawab kepada Sekretaris Institut sesuai dengan bidangnya

    masing-masing. Selain itu ditingkat Institusi terdapat Unit LP3M dan BPMI yang

    bertanggung jawab langsung kepada Rektor ITP.

    Dalam operasionalnya, koordinasi kerja dilakukan dalam bentuk rapat-rapat. Rapat

    akademik ditingkat fakultas diadakan satu kali sebulan, rapat jurusan diadakan satu kali

    dalam sebulan, rapat pimpinan diadakan 2 kali sebulan, sedangkan rapat gabungan antara

    pimpinan dan akademik dilaksanakan setiap dua bulan sekali. Disamping itu, rapat

    koordinasi juga dilakukan setiap bulan antara Pengurus Yayasan PTP dengan pimpinan

    ITP (Rektor+Sekretaris Institut+Dekan).

    Sejauh ini, evaluasi terhadap struktur organisasi tersebut dilakukan dalam bentuk rapat-

    rapat evaluasi akademik dan dalam rapat Senat institut. Evaluasi menunjukkan bahwa

    organisasi belum berjalan secara maksimal. Beberapa kelemahan yang dirasakan dalam

    operasional organisasi ini antara lain : masih kurangnya koordinasi antar unit terutama

    antara organisasi yang berada di bawah bagian akademik, administrasi dan keuangan,

    serta kemahasiswaan. Meskipun secara berkala diadakan rapat akademik yang dihadiri

    seluruh pejabat struktural, pembahasan dalam rapat sebagian besar membahas kegiatan

    rutin akademik dan permasalah-permasalah yang dihadapi, namun pembahasan terhadap

    kegiatan yang menyangkut pengembangan unit kerja dan organisasi belum dilakukan

    secara maksimal.

    Selain itu evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola ITP juga menunjukkan beberapa titik

    lemah pada aspek sumber daya manusia (SDM) yaitu manajerial dan leadership antara

    lain seperti kemampuan membuat perencanaan, mengorganisir dan problem solving.

    Disamping itu belum semua pejabat struktural ITP memiliki kemampuan menggunakan

    perangkat Teknologi Informasi.

    Berdasarkan hasil evaluasi terhadap tata kelola Institut Teknologi Padang sebagaimana

    diuraikan di atas, maka perlu dilakukan optimalisasi untuk pengembangan organisasi

    seperti: penyediaan perangkat sistem manajemen organisasi yang terintegrasi,

    peningkatan kompetensi staf pendukung dalam penggunaan perangkat tersebut,

    peningkatan kemampuan manajerial dan leadership pejabat struktural. Dukungan unit

    kerja pusat ilmu komputer dan sistem informasi (PIKSI) yang berada di bawah Biro

    BIAAKSI dalam melaksanakan pengelolan sistem manajemen terintegrasi ditingkat ITP,

    juga sangat memudahkan dalam menjalankan tata kelola institusi. Pada gambar 2 dapat

    dilihat koneksi jaringan sistem informasi ITP.

    Meskipun sejauh ini pelaksanaan tata kelola organisasi Institut Teknologi Padang telah

    dilaksanakan secara baik termasuk adanya Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI) ITP

    yang ikut melakukan monitoring, evaluasi dan audit, namun demikian upaya untuk

    perbaikan dan pengembangan sistem tata kelola perguruan tinggi yang lebih baik dan

    sesuai dengan standar sebuah perguruan tinggi mesti terus menerus dilakukan (continous

    improvement).

    Sebagai bukti atas kemampuan Institut Teknologi Padang dalam melaksanakan tata

    kelola organisasi adalah dengan diperolehnya berbagai hibah dalam rangka

    pengembangan institusi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, perlihatkan pada

    tabel A.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 44

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Tabel II.1. Daftar Program Hibah Kompetisi yang Diterima ITP

    No. Tahun Nama PHK Besar Anggaran Unit Internal terkait

    1. 2002 s/d 2007 TPSDP U$ 1.322.422,7

    Rp 507.047.602,5,-

    PS. T. Sipil D3 dan PS. T.

    Mesin D3

    2. 2003 s/d 2004 SEMI-QUE Rp 430.920.000 ,- PS. T. Elektro D3

    3. 2004 s/d 2005 A1 Rp 249.750.000 ,- PS. T. Mesin S1

    4. 2006 s/d 2008 A2 Rp 1.649.192.000 ,- PS. T. Elektro S1

    5. 2006 PMP Rp 389.250.000 ,- Institusi

    6. 2006 TIK-K3 Rp 550.000.000 ,- Institusi

    DIR P&PA

    REKTOR

    SENAT

    BPMI

    P3M

    DEKAN FTI

    SEKRETARIS

    INSTITUT

    DEKAN FTSP

    Jurusan Teknik

    Mesin S1 & D3

    Jurusan Teknik

    Elektro S1 & D3

    Jurusan Teknik

    Informatika S1

    BIAKSI

    Jurusan Teknik

    Sipil S1 dan D3

    Jurusan Teknik

    Geodesi S1

    BIAKSI

    Lab. T. Elektro

    Lab T. Informatika

    Lab T. Sipil

    Workshop T.

    Mesin

    Lab. T. Geodesi

    BIAKSI

    Unit Lab Dasar/

    Komp

    Biro Administrasi

    Umum

    Unit Pustaka

    Unit Kerjasama

    dan Humas

    BAG. AAK

    Sub. Bag.

    Perlengkapan

    Sub. Bag. ADM.

    Keuangan

    BAG. SI & Data Base

    Sub. Bag.

    Kepegawaian

    Yayasan Pendidikan

    Teknologi Padang

    Gambar 1. Struktur Organisasi Institut Teknologi Padang

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 55

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Topologi Koneksi Jaringan LAN , INHERENT (K3 ) & Internet Institut Teknologi Padang

    Tower #3 ITP -

    Localnode UNAND Tower #2 ITP By-Pass

    Akses/Pengguna Tower & Radio

    Inherent ITP :

    - Kopertis Wil X

    - STMIK Jaya Nusa

    - STIE Dharma Andalas

    Tower #1 Kampus ITP

    Padang

    Astinet Telkom

    Kone

    ksi In

    here

    ntModem Tellabs

    Switch Gigabyte 3Com

    Web Server

    PC Router / DCHP Server

    Cisco Router 1720

    Switch Catalyst 2950 PC Router / Inherent

    LAN R.PIKSI / Lab Sipil Gedung BLAN Gedung C Lt. 2 / Pustaka

    LAN Gedung C Lt.1 Jurusan, R. Dosen, Inventaris

    ` ` Wireless Access Point #1

    ` ` `

    `

    `

    Lab. Elektro Lab. Material

    T. Elektro R. Dosen

    `R.Inventaris

    LAN Gedung E Lab. Elektro , Lab. Material

    `

    ` ` `T. Sipil T. Mesin

    LAN Gedung F Lt. 2 Lab. Komputer,Lab. Lab.Informatika

    Lab.Fisika /Dasar Lt.1 : Workshop Mesin, Welding

    `Lab Fisika Workshop

    `` ` `Lab. Komputer Lab.Informatika

    LAN Gedung D Lt.1 BAU, BAAK ,

    Lt.2 R.Rektor, WR.1,2,3 , R.TPSDP, R. Sidang Utama

    `WR.2 WR.3

    `R..Sidang , TPSDP

    ` ` `R.Rektor WR.1

    ` `

    B A A KB A U Wireless Access Point #2

    PIKSI. updated April 2008

    Server Akademik

    PIKSI ( Pusat Ilmu Komputer & Sistem Informasi )

    Switch Gigabyte 3Com

    Switch AT 24 Port

    Switch DLINK 8 Port

    `

    Warnet Pustaka

    `Self Study Room

    LAN R.Self Sudy Room Gedung B

    Switch DLINK 24 Port

    Gambar 2 Koneksi Jaringan sistem informasi ITP

    Di sisi lain ITP masih memiliki kelemahan dalam bidang media dan prasarana yang

    mendukung pembelajaran, seperti fasilitas video conference untuk mendukung Distance

    Learning, Management Information System untuk mendukung layanan akademik serta

    media dan konten pembelajaran yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran,

    sehingga infrastruktur yang telah dibangun pada PHK TIK K3 yaitu koneksi ke Inherent

    menjadi kurang optimal.

    2.3 Evaluasi Kinerja dan Manajemen Program Akademik

    Evaluasi kinerja dan manajemen program akademik mencakup kegiatan pendidikan,

    penelitian dan layanan masyarakat. Evaluasi dalam kegiatan pendidikan meliputi aspek :

    input, proses, dan output, diantaranya : sistem penerimaan mahasiswa baru dan mutu

    masukan, sistem pembelajaran dan mutu PBM yang dinyatakan dalam ratio lulusan

    terhadap masukan, akreditasi program studi, mutu dan relevansi lulusan, dsb. Evaluasi

    dalam kegiatan penelitian meliputi : intensitas kegiatan, proyek penelitian atau layanan

    yang telah dilakukan, hasil-hasil kegiatan seperti publikasi ilmiah, paten/HAKI, dana

    kerjasama, dll.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 66

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    2.3.1. Aspek Pendidikan

    a. Mahasiswa

    Penerimaan mahasiswa baru di Institut Teknologi Padang dilakukan melalui 2 (dua) jalur

    yaitu jalur penelusuran beasiswa prestasi (akademik dan non akademik) dan jalur Seleksi

    Masuk mahasiswa baru ITP (SM-ITP). Jalur penelusuran beasiswa prestasi ini merupakan

    penelusuran siswa-siswi sekolah menengah atas dan kejuruan yang berprestasi ke

    sekolah-sekolah yang menjadi target. Institusi mengunjungi atau mengirimkan brosur

    serta formulir yang berisi informasi tentang program beasiswa. Pihak sekolah akan

    menseleksi siswa-siswi yang layak mengikuti jalur ini dengan mengisi formulir kemudian

    mengirimkan ke ITP. Selanjutnya institusi menseleksi kelayakan calon penerima

    beasiswa ini dan menginformasikan hasilnya kepada calon yang bersangkutan melalui

    web-site ITP (www.itp.ac.id) dan sekolahnya.

    Jalur seleksi masuk ITP (SM-ITP) merupakan penerimaan mahasiswa baru melalui

    seleksi berkas di ITP. Calon mahasiswa baru melakukan pendaftaran online melalui

    www. spmb.itp.ac.id dan mengisi formulir dengan beberapa pilihan program studi,

    kemudian panitia SM-ITP melakukan seleksi berkas. Bagi mahasiswa yang dinyatakan

    lolos seleksi sebagai calon mahasiswa baru ITP diumumkan di web-site ITP,

    www.itp.ac.id. Selanjutnya calon mahasiswa baru melakukan proses pendaftaran ulang

    sesuai dengan SOP SM-ITP (SOP-1).

    Berdasarkan data pada Lampiran G tabel-1, bahwa tingkat keketatan penerimaan

    mahasiswa baru masih rendah yaitu rata-rata pada tiga tahun terakhir adalah 1 : 1,24.

    Masih rendahnya tingkat keketatan penerimaan mahasiswa baru tentu akan berpengaruh

    terhadap kualitas mahasiswa baru sehingga akan menyulitkan dalam proses

    pembelajaran.

    Dari gambaran tersebut, perlu dicermati bahwa upaya dan kebijakan promosi Institut

    untuk mendapatkan calon mahasiswa berkualitas (yaitu ITP pilihan pertama) perlu lebih

    dioptimal lagi.

    Disamping itu, dalam tiga tahun terakhir juga terjadi penurunan jumlah penerimaan

    mahasiswa baru sebesar rerata 11,25% sebagaimana terlihat pada Lampiran G tabel-1.

    Turunnya penerimaan mahasiswa dalam tiga tahun terakhir disebabkan oleh terbatasnya

    daya tampung/kapasitas institusi, baik dari ketersediaan SDM (terutama dosen), sarana

    dan prasarana.

    Gambar 3 : Grafik Jumlah Mahasiswa Masuk ITP (3 tahun) terakhir

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 77

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Jumlah mahasiswa ITP tahun 2013 ini adalah 2097 orang, terdiri dari 228 orang program

    Diploma tiga dan 1869 orang program strata satu, dan tersebar pada 8 (delapan) program

    studi Lihat Lampiran G Tabel-2).

    Gambar 4 : Grafik Profil Mahasiswa ITP Per-Program Studi Tahun 2013

    Berdasarkan data dan hasil evaluasi terhadap input mahasiswa yang rendah tersebut

    memang banyak keluhan yang disampaikan ke institusi terutama dari dosen, yang

    kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas (tingkat daya serap terhadap

    materi perkuliahan rendah). Atas keluhan tersebut, maka diperlukan kerja keras ITP

    untuk melakukan berbagai upaya agar input mahasiswa rendah rendah tersebut dapat

    ditingkatkan kualitasnya melalui proses pembelajaran yang baik dan standar.

    Berdasarkan data pada Lampiran G Tabel-3, bahwa dalam tiga tahun terakhir tidak ada

    mahasiswa yang mengundurkan diri, sedangkan mahasiswa DO relatif sangat kecil,

    hanya 6 (enam) orang dari 2097 orang mahasiswa (0,29%). Hal ini menunjukkan bahwa

    ITP dapat mempertahankan dan memfasilitasi mahasiswa untuk tidak gagal dalam studi.

    b. Sistem Pembelajaran dan Mutu PBM

    Setiap mahasiswa baru mendapatkan buku panduan akademik dan kemahasiswaan yang

    memuat penjelasan kurikulum, silabus setiap mata kuliah, penjelasan fasilitas penunjang

    dan informasi lain yang terkait dengan proses akademik.

    Program Studi di ITP menggunakan kurikulum dengan sistem kredit semester (SKS)

    dengan jumlah kredit yang berbeda-beda untuk masing-masing program studi. Kurikulum

    pada program studi dievaluasi dan direvisi secara periodik (setiap dua tahun sekali) untuk

    meningkatkan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan stakeholder. Dalam proses

    evaluasi dan revisi kurikulum, selalu melibatkan stakeholders, alumni, pakar, dan dosen

    program studi.

    Dalam proses PBM ditunjang dengan fasilitas on-line seperti pendaftaran matakuliah

    setiap semester, kehadiran dosen, SAP dan materi kuliah. Fasilitas IT dan on-line sudah

    terintegrasi ke seluruh program studi dan fasilitas lainnya seperti pustaka dan labor.

    Jurusan mewajibkan dosen menyerahkan ke program studi masing-masing SAP sebelum

    awal perkuliahan reguler dimulai (September dan Maret) yang bertujuan untuk melihat

    materi kuliah selama satu semester, seperti silabus, sistem penilaian, referensi dan

    kontrak perkuliahan.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 88

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Dosen tetap ITP memiliki beban mengajar maksimum 12 sks, ditambah penelitian 3 sks

    dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat minimal 1 sks, sehingga total beban dosen

    tetap ITP minimal 16 sks per-semester.

    Kemudian, untuk melihat kinerja dosen setiap akhir semester mahasiswa mengisi

    kuesioner untuk evaluasi kinerja dosen/IKD. Penyebaran kuisioner dan penilaian kinerja

    dosen dilakukan dibawah koordinasi Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI) ITP.

    Penilaian kinerja dosen mengacu pada Peraturan Kepegawaian ITP yang disahkan oleh

    Pengurus Yayasan Pendidikan Teknologi Padang.

    Tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut adalah klarifikasi (pada rapat dewan dosen),

    peringatan sampai penggantian untuk kinerja yang kurang baik. Sedangkan untuk dosen

    dengan kinerja baik, diberikan penghargaan (reward).

    Selanjutnya, bagi mahasiswa S1 yang telah menyelesaikan mata kuliahnya dengan jumlah

    total 120 sks, diberi kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek secara individual atau

    kelompok. Tempat kerja praktek bagi mahasiswa dapat dilakukan melalui kerjasama

    antara pihak ITP dengan pihak industri atau atas inisiatif mahasiswa sendiri. Kurangnya

    jumlah tempat praktek industri lokal yang memadai merupakan kendala tersendiri dalam

    upaya memberikan pengalaman industri kepada mahasiswa. Sedangkan bagi mahasiswa

    D3 yang telah menyelesaikan mata kuliahnya dengan total 85 sks, diberi kesempatan

    untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan sekaligus Proyek Akhir secara individual

    atau kelompok. Dalam hal ini, bantuan pihak lain (industri atau pemerintah) sangat

    dibutuhkan untuk membantu mempercepat mahasiswa mencari tempat praktek sesuai

    bidang keahliannya.

    Ketersediaan fasilitas untuk proses pembelajaran di kelas seperti kursi belajar dan media

    pembelajaran (LCD) masih kurang. Demikian juga ketersediaan fasilitas untuk

    pelaksanaan praktikum di laboratorium belum memadai dan sebagian peralatan sudah

    tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi dan industri. Beberapa mata kuliah

    praktikum dilaksanakan di institusi lain (Universitas Andalas dan Universitas Negeri

    Padang). Kapasitas laboratorium hanya untuk layanan praktikum sedangkan untuk

    penyelesaian tugas akhir dan penelitian dosen belum memadai.

    Tingkat kehadiran dosen

    Tingkat kehadiran dosen dalam tiga tahun terakhir sangat baik dengan rata-rata 95,58%.

    (Lihat Lampiran G Tabel-4). Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa

    keseriusan dosen ITP untuk meningkatkan proses pembelajaran patut diapresiasi.

    % Distribusi Rerata nilai kuliah dan praktikum

    Dengan tingkat kehadiran dosen yang sangat baik tersebut cukup signifikan dalam

    meningkatkan kualitas nilai mahasiswa. Berdasarkan data pada Lampiran G Tabel 7

    terlihat bahwa rerata nilai mahasiswa dalam 3 tahun terakhir adalah 20,47% memperoleh

    nilai A, sebesar 49,40% memperoleh nilai B, sebesar 15,94% memperoleh nilai C,

    sebesar 3,14% memperoleh nilai D, dan 11,05% memperoleh nilai E (gagal). Jika dilihat

    dari data tersebut ternyata rerata nilai mahasiswa yang gagal cukup besar juga, walaupun

    rerata nilai mahasiswa yang memperoleh A dan B besar (69,87%). Berdasarkan data

    tersebut, maka ITP perlu merancang program peningkatan kualitas pembelajaran yang

    ditujukan untuk memperkecil persentase tingkat kegagalan mahasiswa per-mata kuliah.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 99

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Profil IPK mahasiswa aktif

    Dari data profil IPK mahasiswa sebagaimana tertera dalam Lampiran G Tabel-8 dapat

    dijelaskan bahwa IPK rerata mahasiswa dalam tiga tahun terakhir sudah baik, dimana

    IPK > 3,00 adalah 48,04% dan 2,5 < IPK < 3,0 adalah 30,67%, sedangkan IPK < 2,5

    adalah 21,29. Walaupun IPK mahasiswa sebagian besar sudah termasuk kategori sangat

    memuaskan, namun rerata IPK mahasiswa kategori cukup juga tergolong tinggi, apalagi

    bila dikaitkan dengan persyaratan calon pegawai (PNS, BUMN) yang mentargetkan IPK

    minimal 2,75.

    Akreditasi program studi

    Seluruh program studi dilingkungan Institut Teknologi Padang telah terakreditasi dan

    masih berlaku sampai April 2014 (lihat Lampiran G Tabel-9). Dari 8 program studi,

    hanya satu yang mendapatkan peringkat akreditasi B yaitu program studi Teknik Elektro

    S1.

    Upaya yang telah dilakukan institusi adalah dengan mengajukan re-akreditasi untuk

    program studi dengan peringkat C. Kondisi sampai dengan bulan Oktober 2013 ini, sudah

    4 (empat) program studi yang telah dikunjungi (site visite) dari Asesor BAN-PT. Ke-

    empat program studi tersebut adalah : Program Studi Teknik Elektro D3, Teknik

    Informatika S1, Teknik Mesin S1, danTeknik Sipil S1. Sedangkan Program Studi Teknik

    Sipil D3 dan Teknik Mesin D3 saat ini masih dalam tahap penyusunan borang akreditasi

    oleh Tim Taskforce program studi masing-masing.

    Mutu dan Relevansi Lulusan

    Sesuai data pada Lampiran G Tabel-10, bahwa jumlah lulusan dalam tiga tahun terakhir

    adalah 622 lulusan, dengan rerata sejumlah 207 lulusan per-tahun.

    Berdasarkan data pada Lampiran G Tabel 11, rata-rata IPK lulusan dalam tiga tahun

    terakhir dengan nilai IPK diatas 3,00 adalah 61,59% dan antara 2,5 < IPK < 3,00 adalah

    41,11% sedangkan IPK < 2,50 hanya 4,05%. Sebenarnya dilihat dari aspek IPK maka

    lulusan ITP sudah baik. Namun demikian institusi tidak boleh berbangga diri dan harus

    selalu berbenah diri dengan melakukan peningkatan kualitas proses PBM secara

    berkelanjutan, dan walaupun hanya 4,05% lulusan dengan IPK < 2,50 tapi pihak ITP

    perlu mencarikan solusi dalam bentuk program peningkatan kualitas lulusan sehingga

    secara bertahap lulusan dengan IPK dibawah 2,50 dapat direduksi dan dihilangkan.

    Rerata masa studi lulusan untuk program studi S1 adalah 5,80 tahun (lihat lampiran G

    Tabel 12). Hal ini secara umum lulusan belum menyelesaikan studinya tepat waktu sesuai

    kurikulum yang direncanakan yaitu 4 (empat) tahun untuk program studi S1. Lamanya

    masa studi mahasiswa diakibatkan oleh sulitnya mencari tempat kerja praktek.

    Rata-rata waktu penyelesaian tugas akhir lulusan program studi S1 adalah 6,00 bulan

    (lihat Lampiran G Tabel 13). Apabila dibandingkan dengan jangka waktu penyelesaian

    tugas akhir rencana yaitu 6,00 bulan, maka lama masa penyelesaian tugas akhir termasuk

    kategori normal.

    Lulusan adalah keluaran dari suatu program studi yang menggambarkan tingkat

    efektivitas dan produktivitas proses pendidikan. Kualitas lulusan diukur atas dasar

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1100

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    kepuasan para pengguna lulusan (user, stakeholders). Untuk data lulusan yang terkait

    dengan waktu tunggu mendapatkan pekerjaan, studi pelacakan (tracer study) belum

    terlaksana secara sistematis untuk semua program studi di ITP, namun untuk mengatasi

    hal ini ITP telah memprogramkan untuk tahun anggaran 2013/2014 untuk pelaksanaan

    stracer study secara online pada SISFO ITP.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan kepada alumni,

    maka rata-rata waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama dalam kurun

    waktu tiga tahun terakhir adalah 3,75 bulan (lihat Lampiran G Tabel-14). Hal ini

    menunjukkan bahwa kemampuan lulusan ITP bersaing di pasar kerja cukup baik.

    Berdasarkan evaluasi, beberapa program studi institusi telah dilengkapi dengan sarana

    dan prasarana pembelajaran yang memadai melalui program hibah antara tahun 2002 2008 (seperti : TPSDP, Semi QUE V, A1 dan A2. Namun saat ini sarana dan prasarana

    tersebut beberapa sudah rusak dan sebagian lagi sudah tidak sesuai dengan perkembangan

    teknologi dan kebutuhan industri. Menyikapi hal ini, Institut sudah berusaha melakukan

    peningkatan (update) beberapa sarana dan prasarana pembelajaran, terutama peralatan

    laboratorium dan media pembelajaran di kelas, namun dengan terbatasnya anggaran

    institusi maka sebagian besar sarana dan prasarana pembelajaran tersebut masih uzur dan

    tidak sesuai dengan tuntutan dunia industri dan pasar kerja.

    2.3.2 Kegiatan Penelitian

    Secara struktural pengelolaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di

    ITP berada dibawah LP3M ITP. Mekanisme pengajuan penelitian oleh dosen diatur

    dalam buku panduan penelitian yang dikeluarkan oleh LP3M dan disahkan oleh Rektor.

    Demikian juga jadwal pemasukan proposal dan seminar proposal setiap tahunnya

    dikeluarkan oleh LP3M ITP. Demikian juga biaya penelitian setiap tahunnya dianggarkan

    oleh institusi. Disamping itu, LP3M juga menerbitkan jurnal ilmiah setiap enam bulan

    (periode Februari dan Agustus) dengan nama JURNAL MOMENTUM (pertama kali

    terbit tahun 2002).

    Berdasarkan data, jumlah penelitian yang dihasilkan oleh dosen ITP selama tiga tahun

    terakhir adalah 102 judul dengan rerata per-dosen adalah 0,54 (lihat Lampiran G tabel

    20). Artinya, untuk satu judul penelitian dikerjakan oleh dua orang dosen. Jika dilihat dari

    angka ini, maka produktivitas penelitian dosen ITP tergolong baik.

    Sumber dana untuk penelitian dosen diperoleh dari institusi ITP, nasional kompetitif

    (hibah Dikti), dan melalui kerjasama mitra dengan instansi pemerintah, swasta, dan

    stakeholders lainnya (lihat lampiran G Tabel -21). Khusus biaya penelitian kolaborasi

    dengan pemerintah (Dinas PU Prov. Sumatera Barat, PLN, dan pihak swasta biasanya

    diberikan dalam bentuk bantuan bahan penelitian dan peminjaman peralatan penelitian.

    Berdasarkan data, terlihat bahwa jumlah dana penelitian setiap tahunnya selalu

    mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuantitas dan

    kualitas penelitian dosen ITP.

    2.3.3 Kegiatan Layanan Masyarakat

    Kegiatan layanan kepada masyarakat selama ini di ITP dilakukan per jurusan berdasarkan

    bidang keahlian yang ada, misalnya sehubungan dengan terjadinya bencana gempa di

    Sumatera Barat, maka Jurusan Teknik Sipil ITP terjun untuk memberikan layanan

    masyakarat berupa Assessment kerusakan rumah dan gedung akibat gempa dan

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1111

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    penyuluhan bagaimana konstruksi rumah tahan gempa. Pada tahun 2010 ITP dipercaya

    melakukan pelatihan fasilitator untuk rehab rekon Tahap II Pasca Gempa Sumbar 30

    September 2009 sebanyak 600 orang. Sedangkan di Jurusan Teknik Elektro layanan

    masyarakat yang diberikan diantaranya dengan memberikan penyuluhan tentang

    pemasangan instalasi listrik sesuai standar PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)

    kepada masyarakat. Karya inovatif dosen terutama yang berkaitan dengan perancangan

    sistem juga ada, tapi masih bersifat individu.

    Berdasarkan data, jumlah layanan masyarakat oleh dosen ITP selama tiga tahun terakhir

    adalah 98 kegiatan, dengan rerata per-dosen adalah 0,52 (lihat Lampiran G tabel 22).

    Artinya, untuk satu kegiatan layanan masyarakat dilakukan oleh dua orang dosen. Jika

    dilihat dari angka ini, maka produktivitas layanan masyarakat dosen ITP tergolong baik.

    Sumber dana untuk kegiatan layanan masyarakat dosen diperoleh dari institusi ITP dan

    melalui kerjasama mitra dengan instansi pemerintah, swasta, dan stakeholders lainnya

    (lihat lampiran G tabel -23). Layanan masyarakat umumnya dilakukan dalam bentuk

    layanan jasa dan kepakaran, layanan penyuluhan, dsb.

    Berdasarkan data, terlihat bahwa jumlah dana layanan masyarakat setiap tahunnya selalu

    mengalami peningkatan walaupun dari persentase tidak terlalu signifikan naiknya,

    Namun hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuantitas layanan masyarakat

    oleh dosen ITP.

    2.4 Evaluasi Ketersediaan dan Manajemen Sumberdaya

    2.4.1 Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia Institut Teknologi Padang (ITP) terdiri dari tenaga Dosen dan

    Tenaga Pendukung Akademik (TPA). Dosen ITP terdiri dari dosen tetap dan dosen tidak

    tetap. Dosen tetap terdiri dosen tetap Yayasan dan dosen Pegawai Negeri Sipil

    Dipekerjakan (PNSD), sedangkan dosen tidak tetap adalah dosen luar biasa. Jumlah

    dosen tetap yang dimiliki oleh Institut Teknologi Padang saat ini adalah 116 orang

    dengan rincian sebagaimana tertera pada Lampiran G Tabel-17.

    Dari data tersebut terlihat bahwa lebih dari 50% dosen Institusi mempunyai usia yang

    masih produktif, hal ini membuktikan bahwa Institusi bisa menghasilkan produktifitas,

    kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam menghasilkan karya-karya serta

    mengoptimalisasi sumberdaya yang ada pada Institutsi. Selain itu pada grafik ini juga

    terlihat bahwa jabatan fungsional dosen pada masing-masing Prodi sebahagian besai

    sudah Lektor dan bahkan Lektor Kepala. Begitu pula dengan Sertifikasi Dosen terlihat

    bahwa hampir sebahagian besar dosen pada masing-masing Prodi sebagai tenaga

    profesional pendidik yang sudah diakui oleh pemerintah. Dengan adanya peningkatan

    kualitas sumberdaya manusia khususnya dosen, diharapkan hal ini akan berdampak pada

    peningkatan kualitas lulusan.

    Sedangkan untuk dosen tidak tetap seperti pada grafik berikut dari tahun ketahun

    terjadinya penurunan yakni pada tahun 2013 sebesar 30%, hal ini disebabkan oleh adanya

    pengankatan dosen tetap yayasan untuk dua tahun terakhir dalam menghadapi mahasiswa

    yang juga meningkat pada dua tahun terakhir.Institusi mempunyai komitmen yang tinggi

    dalam peningkatakan kualitas dan daya saing lulusan serta sesuai dengan RoadMap ITP,

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1122

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    yang pada tahun 2020 sampai dengan 2024 sudah menjadi salah satu Institusi yang

    unggul di Indonesia. Dosen tidak tetap pada masing-masing Prodi dipilih dosen yang

    mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diharapkan Prodi. Selain itu pemilihan dosen

    yang tidak tetap juga dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan, hal ini terlihat pada tabel

    18 sebahagian besar dosen titak tetap mempunyai pendidikan minimal mempunyai

    kualifikasi S2.seperti grafik berikut ini.

    Gambar 5 : Grafik Kegiatan Peningkatan Kompetensi Dosen

    Begitu juga dengan jumlah mahasiswa sebanyak 2097 orang, maka rasio dosen tetap

    terhadap jumlah mahasiswa rata-rata menunjukkan nilai 1:26. Sementara jika

    dibandingkan dengan jumlah dosen keseluruhan (termasuk dosen tidak tetap), rasionya

    adalah 1:18. Angka-angka ini sudah mencapai rasio ideal yaitu 1:30. Untuk menjamin

    efektivitas, efisiensi dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, pimpinan

    ITP menjamin ketersediaan tenaga dosen dengan membuat rencana kebutuhan tenaga

    dosen baik jumlah, kualifikasi, serta rencana pengembangannya yang tertuang dalam

    Renstra ITP. Informasi tersebut digunakan oleh Institusi dan Yayasan untuk membuat

    rencana rekruitment dan pengembangan dosen.

    Untuk pengembagan dosen Institusi melakukan pengiriman studi lanjut dosen untuk

    program S3 (PhD). Masing-masing prodi selalu membuat alokasi dana setiap tahun yang

    diusulkan oleh Dekanat dalam melakukan pengembangan dosen agar kualitas dan mutu

    Prodi bisa meningkat seiring dengan adanya perkembangan Ilmu dan Tekhnologi baik itu

    terapan maupun yang sifatnya analisis, hal ini bisa dilihat dari grafik di bawah ini.

    Gambar 6 : Grafik Kegiatan Penelitian Tiga Tahun Terakhir

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1133

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Dari grafik tersebut terlihat bahwa Prodi Teknik Elektro mempunyai produktifitas yang

    tinggi untuk melakukan penelitian. Seperti pada tabel 20 lampiran G, bahwa jumlah hasil

    penelitian dosen Teknik Elektro lebih banyak dari jumlah dosennya, hal ini disebabkan

    oleh adanya beberapa kolaborasi antara Dosen-Dosen dan Dosen-Mahasiswa.

    Disamping itu untuk jumlah dana penelitian tiga tahun terakhir meningkat, hal ini

    Institusi menunjukan kemampuan untuk bersaing dalam mendapatkan dana penelitian

    untuk hibah Nasional, mauun Internasional serta dana penelitian Institusi dalam

    mengeksplorasi kemampuan dosen dan mahasiswa untuk masing-masing Prodi.

    Penggunaan dana penelitian untuk tiga tahun terakhir dapat dilihat pada lampiran G

    Tabel-21.

    Dari tabel 20 (lampiran G) terihat bahwa adanya peningkatan jumlah penelitian dari

    tahun ke tahun, hal ini membuktikan bahwa semakin meningkatnya kualitas dosen dan

    mahasiswa serta mampu bersaing saing sencara Nasional, dan Internasional walaupun

    masih sebahagian kecil.

    Begitu pula dengan meningkatnya pelayanan Institusi pada masyarakat dalam bentuk

    pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari Tridharma Perguruan

    Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh dosen-dosen Prodi dalam

    bentuk penyuluhan, pelatihan serta workshop dengan dahan yang sudah dialokasikan oleh

    Instittusi setiap tahunnya (lihat lampiran G Tabel 22). Grafik berikut menggambarkan

    kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan pada 3 tahun terakhir. Namun

    Institusi tetap melakukan pengembangan kegiatan ini, dengan mengajak beberapa

    stakeholder untuk mengaplikasikan ilmu sesuai bidang masing masing dosen. Jika

    dibandingkan antra jumlah dosen dengan jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat

    belum begitu optimal. Optimalisasi ini belum bisa dilakukan karena keterbatasan

    peralatan laboratorium di beberapa Prodi sehingga mengakibatkan rendahnya motovasi

    dosen untuk melakukan penelitian terutama penelitian pada laboratorium. Sedangkan

    kendala disisi lain belum seimbangnya jumlah dosen dengan kegiatan pengabdian kepada

    masyarakat yang sudah dilakukan, hal ini disebabkan keterbatasan dana yang

    dialokasikan setiap tahun-nya oleh Institusi.Sehingga untuk masa yang akan datang

    diharapkan Prodi dapat menambah kerjasama dengan stakeholder terkait, agai kegiatan

    yang dibuat betul-betul bisa dimanfaatkan.Untuk lebih jelasnya kegiatan tersebut dapat

    digambarkan pada gambar 7 berikut ini.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1144

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Gambar 8 : Grafik Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tiga Tahun Terakhir

    Selain itu ITP didukung oleh tenaga penunjang akademik (TPA) sebanyak 25 orang, yang

    terdiri dari pustakawan, laboran/teknisi dan tenaga administrasi. Jika dilihat dari

    prosentase seluruh pegawai ITP, maka sekitar 30% adalah tenaga administrasi. Kondisi

    ideal yang diinginkan adalah 80% dosen dan 20% TPA.

    Jika dilihat dari pendidikan dosen, maka 100% adalah lulusan S2 dari dalam negeri dan

    luar negeri, sedangkan yang sudah meraih gelar Ph.D baru 3% dan yang sedang

    melaksanakan pendidikan S3 adalah 8%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

    pendidikan dosen pada institusi adalah jenjang S2, dan untuk program doktor masih

    dalam tahap pengembangan, dengan target pada tahun 2020 sebesar 30% yang sudah

    bergelar Ph.D.

    Dari komposisi jabatan akademik terlihat bahwa ada 8% yang belum memiliki jabatan

    akademis (dosen baru), 13% masih berjabatan Asisten Ahli, 56,6% berjabatan Lektor,

    20,4% sudah berjabatan Lektor Kepala dan Guru Besar masih 0%. Selain itu pada saat ini

    40% dari jumlah dosen tetap sudah memperoleh Sertifikasi Dosen (Serdos). Dengan

    komposisi seperti ini tentunya akan sangat mendukung terhadap kinerja program studi,

    terutama dalam hal pemenuhan persyaratan pengajaran dan akreditasi program studi.

    Pengembangan pegawai ITP diwujudkan dalam pengembangan karir pegawai yang

    berfungsi sebagai sarana identifikasi posisi yang dapat dipangku oleh pegawai, sarana

    identifikasi kompetensi pegawai, dasar pemberian kompensasi, alat kendali dalam

    perencanaan dan pengembangan karir, alat pengendali dalam perencanaan rekrutasi.

    Bentuk pengembangan karir pegawai terdiri dari: Promosi tingkat, promosi jabatan, dan

    mutasi. Upaya pengembangan karir pegawai dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan

    dengan memperhatikan arah pengembangan institusi, kompetensi yang diperlukan di

    masa yang akan datang, dan formasi. Pengembangan dosen selain melalui pendidikan ke

    jenjang yang lebih tinggi dilakukan pula melalui pelatihan-pelatihan yang menunjang

    peningkatan kompetensi. Pengembangan kompetensi Tenaga Penunjang Akademik

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1155

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    (TPA) lebih diutamakan melalui pelatihan kejuruan (skill development). Dilihat dari

    beban dosen, rata-rata jam mengajar dosen ITP adalah 8,83 jam/minggu pada tahun 2009

    dan meningkat menjadi 15,50 jam per minggu pada tahun 2010 dan tahun 2011.

    2.4.2 Manajemen Keuangan

    Sistem pengelolaan keuangan institusi disusun dalam bentuk Rencana Anggaran

    Penerimaan dan Pengeluaran (RAPP) berdasarkan hasil Rapat Kerja Pimpinan

    (Rakerpim) di lingkungan ITP untuk diajukan kepada Yayasan dalam waktu setahun

    sekali. Dalam perencanaan dana dan pengelolaan keuangan yang dibutuhkan untuk

    jurusan dan program studi di lingkungan ITP dibuat berdasarkan program kerja yang

    telah disusun pada saat Rakerpim.

    RAPP yang telah diusulkan pada tingkat institusi direalisasikan ke Yayasan setiap bulan.

    Untuk pengusulan dana bulan berikutnya dengan membuat laporan pertanggungjawaban

    pengeluaran bulan sebelumnya. Pada tingkat jurusan dan program studi, pengajuan dana

    yang dibutuhkan disertai pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan lalu, sehingga

    kesinambungan program berjalan seimbang dan lancar.

    Sumber dana terbesar diperoleh dari masyarakat (mahasiswa) berupa SPP dan uang

    pembangunan yang dikelola dengan baik. Kondisi ini menunjukkan adanya

    ketergantungan institusi terhadap jumlah mahasiswa. Untuk membantu dan menambah

    sumber dana yang ada, Yayasan Pendidikan Teknologi Padang sebagai Pembina ITP

    membentuk Badan Pemberdayaan dan Pengelolaan Aset (PPA) sebagai upaya

    meningkatkan pendapatan ITP. Di masa yang akan datang diharapkan sumber dana lain

    diperoleh dari swakelola dan penjualan hasil produksi yang dikelola melalui PPA sebagai

    Strategic Bisnis Unit (SBU) ITP.

    2.4.3 Manajemen Fasilitas Fisik a. Manajemen Prasarana (Gedung/Bangunan) Saat ini Institut Teknologi Padang memiliki 2 gedung berlantai tiga, 3 gedung berlantai 2,

    satu gedung khusus untuk kegiatan kemahasiswaan berlantai dua, dan mushalla berlantai

    dua. Keseluruhan prasarana tersebut dikelola oleh bagian perlengkapan yang berada di

    bawah Bagian BAU & K.

    Hingga saat ini ruang kuliah di kampus ITP berjumlah 16 ruang dengan luas total 1027

    m2, dan dengan jumlah mahasiswa 1823 orang maka perbandingan ruang kelas per

    mahasiswa adalah 0.57 per mahasiswa. Untuk fasilitas praktikum dan penelitian

    maka prasarana ruang laboratorium menjadi sangat penting, jumlah laboratorium yang

    ada di kampus ITP berjumlah 14 Laboratorium dengan luas total 1505 , dan

    perbandingan jumlah luas laboratorium dengan jumlah mahasiswa adalah 0,83 per

    mahasiswa.

    Ruangan penunjang untuk staff disebar ke dalam beberapa ruangan seperti diruangan

    jurusan, ruangan dosen, dan laboratorium. Setiap dosen tersebar kedalam ruangan

    tersebut sebagai kantor atau ruangan kerja lebih kurang total kapasitas ruangan adalah

    226,6 meter persegi.

    Ketersediaan ruang untuk dosen juga perlu disikapi dengan penambahan ruangan untuk

    masing masing dosen. Hingga saat ini jumlah ruangan dosen sebanyak 4 ruangan di

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1166

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    masing masing jurusan, jumlah total dosen 57 orang, jumlah dosen yang tidak menjabat sebagai struktural organisasi sebanyak 40 orang dan luas total ruangan 138,69 maka

    luas ruang kerja masing masing dosen adalah 3,4 per dosen. Dari pemaparan diatas terlihat bahwa Institusi harus melakukan pengembangan kapasitas ruang kelas dengan

    adanya pertambahan dua tahun terakhir. Untuk penambahan ruang kelas akan dilakukan

    oleh Institusi diawal tahun 2014. Selain penambahan kapasitas ruangan maka akan diikuti

    dengan kebuthan peralatan pada ruang kelas tersebut. Oleh sebab itu akan dibutuhkan

    berapa furniture serta peralatan laboratorium agar bisa melayani mahasiswa dengan baik.

    b. Manajemen Laboratorium:

    1. Kapasitas laboratorium untuk dapat memberikan pelayanan secara umum belum maksimal. Jumlah mahasiswa dalam setiap kelas praktikum yang dilayani antara

    16 s.d. 20 orang per-shift. Rata-rata jumlah mahasiswa yang dilayani untuk

    mengerjakan skripsi atau TA pada semester ganjil dan semester genap belum

    terdata dengan baik, mengingat mahasiswa yang memanfaatkan laboratorium amat

    tergantung dengan topik TA. Dalam hal ini, layanan laboratorium untuk

    praktikum, penyelesaian TA maupun untuk penelitian dosen belum memadai.

    2. Ketersediaan fasilitas untuk pelaksanaan praktikum belum memadai, beberapa mata kuliah praktikum dilaksanakan di institusi lain (Univ. Andalas, Univ. Negeri

    Padang, Kopertis wilayah X Padang). Pada Universitas Andalas telah dibentuk

    kerjasama dalam pelaksanaan pratikum tegangan tinggi untuk mahasiswa program

    studi teknik elektro. Kerjasama ini sudah berlangsung selama beberapa periode,

    dimulai semenjak tahun 2000 hingga sekarang, sebelumnya dilaksanakan di

    Laboratorium Tegangan Tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB). Beberapa jenis

    praktikum yang belum terlaksana dengan baik diantaranya Teknik jalan dan

    Transportasi (Teknik Sipil) Material Teknik (Teknik Mesin) dan Termodinamika

    (Teknik Elektro) menjadi kebutuhan yang mendesak untuk saat ini.

    Penyelenggaraan pratikum yang terlaksana melalui kerjasama, tidak dapat

    ditentukan berdasarkan semester genap atau semeter ganjil walaupun pelaksanaan

    diatas kertas tetap didasari oleh pengambilan perkuliahan setiap semesternya.

    Pelaksanaan pratikum tergantung dari jumlah peserta pratikum dan waktu

    pelaksanaan pratikum. Pelaksanaan di Universitas lain disesuaikan pada saat

    laboratorium tidak digunakan oleh pihak setempat, dengan demikian pelaksanaan

    pratikum dapat tertunda. ITP kedepan akan berusaha mengembangkan

    laboratorium milik sendiri, agar pelaksanaan pratikum dapat berlangsung sesuai

    dengan jadual serta kualitas pratikum yang lebih baik.

    3. Untuk pelayanan praktikum, setiap laboratorium dibantu oleh teknisi 1 (satu) orang

    sesuai dengan bidang keahlian teknisi yang bersangkutan. Secara kuantitas dan

    kualitas, kondisi ini sebenarnya belum optimal, disamping jumlah mahasiswa yang

    banyak, bidang ilmu yang memanfaatkan layanan laboratorium juga cukup

    variatif. Sehingga layanan yang diberikan belum sesuai dengan standar yang

    diinginkan oleh kurikulum. Untuk mengatasi hal ini, secara bertahap institusi telah

    menuangkan dalam bentuk program kerja dan pendanaannya pada RAPP tahun

    anggaran 2012/2013.

    4. Dosen pemegang mata kuliah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pratikum

    yang telah dapat dilaksanakan di laboratorium milik ITP sendiri. Usulan dana

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1177

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    untuk pelaksanaan pratikum berdasarkan job yang diberikan (sesuai dengan

    tuntutan kurikulum) di ajukan oleh dosen (instruktur) kepada kepala laboratorium.

    Semua persiapan pelaksanaan praktikum diatur oleh teknisi yang dikoordinir oleh

    kepala laboratorium. Untuk beberapa kondisi, praktikum dilaksanakan sesuai

    dengan kondisi peralatan yang ada. Disisi lain Pelaksanaan praktikum yang

    dilakukan harus sesuai dengan tuntutan kurikulum dan menjadi salah satu target

    yang hendak dipenuhi.

    c. Manajemen Perpustakaan

    Perpustakaan ITP merupakan perpustakaan pusat yang melayani semua fakultas dan

    prodi. Perpustakaan dalam merencanakan pengembangan koleksi meminta kepada

    setiap jurusan untuk diberikan masukan mengenai penambahan koleksi terbaru.

    Perpustakaan akan menghimpun materi usulan untuk diberikan masukan kepihak

    Institut untuk menambah koleksi perpustakaan. Disamping itu lulusan setiap program

    studi berkewajiban memberikan sumbangan kepada perpustakaan sesuai dengan

    kesanggupan masing-masing. Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa dan dosen

    serta masyarakat masih dilayani oleh petugas, artinya pengunjung perpustakaan tidak

    dapat mengambil atau memilih koleksi sendiri melainkan harus melalui petugas. Jika

    koleksi yang digunakan dapat dibaca di ruangan perpustakaan dan dapat dibawa keluar

    perpustakaan dengan syarat maksimal tiga buku dan dalam tempo tiga hari. Jika terjadi

    pelanggaran atau hilang mekanismenya sudah diatur dengan baik melalui kesepakatan

    pengunjung saat menjadi anggota pertama kali. Sejauh ini jumlah koleksi peralatan

    untuk masing-masing prodi sudah tidak memadai, karena seiring dengan peningkatan

    jumlah mahasiswa dua tahun terakhir. Layanan internet free WIFI sudah di berikan,

    hal ini sangat membantu dosen dan mahasiswa dalam mencari referensi terkini. Saat

    ini pelayanan internet sudah dikelola melalui Sistim Informasi ITP yang nantinya

    menjadi cikal bagi terbentuknya pusat informasi dan komputer. Perpustakaan

    elektronik juga belum dikembangkan, oleh karena itu, program pengembangan

    elektronik Library telah dianggarkan pada program kerja ITP tahun anggaran

    2012/2013. Disamping itu untuk 9 (sembilan) program studi yang ada di ITP dengan

    jumlah koleksi sebanyak 16319 eksemplar perlu ditingkatkan. Berdasarkan jumlah

    eksemplar saja menunjukan bahwa pelayanan masih sangat terbatas bagi mahasiswa,

    sehingga belum memenuhi rasio yang ideal. Secara detail koleksi perpustakaan ITP

    dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut;

    d. Manajemen Sistim Informasi Manajemen

    Sebagai mana dijelaskan diatas bahwa akan dibentuknya pusat informasi dan

    komputer yang mengelola sistem informasi manajemen (SIM). Pengelolaan data

    dipusatkan di unit ini. Pusat Ilmu Komputer dan Sistem Informasi (PIKSI) berada

    dibawah BIAKSI yang membantu pelaksanaan dan pengeolahan dari tingkat jurusan

    sampai ketingkat institut. Saat ini sistem informasi yang digunakan di dalam lingkup

    ITP sudah memanfaatkan aplikasi perangkat lunak sistem informasi berbasis WEB,

    namun demikian cakupan pemrosesan data masih dilakukan secara parsial, tidak

    terintegrasi menjadi kesatuan yang terpadu. Sistem informasi yang tidak terintegrasi

    ini menyebabkan proses pengisian data menjadi kurang efisien disebabkan karena

    kadang-kadang terjadi pengisian data yang berulang (redundant). Demikian pula

    proses pengolahan data yang membutuhkan waktu yang lebih lama sebelum disajikan

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1188

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    dalam bentuk informasi. Oleh karena itu diperlukan sistem informasi yang terintegrasi

    yang memadukan sistem informasi akademik, sistem informasi keuangan, sistem

    informasi perpustakaan dan sistem informasi asset yang sudah ada menjadi sistem

    informasi manajemen institusi yang terpadu.

    Selain itu untuk dapat meningkatkan layanan administrasi akademik keuangan dan

    administrasi umum diperlukan pengembangan sistem informasi yang ada kearah

    teknologi informasi mobile sehingga data dapat diakses dari mana saja dan kapan saja

    dengan menggunakan fasilitas mobile communication.

    Gambar 9 : Grafik Koleksi Referensi Perpustakaan

    2.5 Evaluasi Penjaminan Mutu di Tingkat Institusi

    Dalam rangka menjamin mutu input, proses dan hasil pendidikan di Institut Teknologi

    Padang (ITP), maka dibentuklah Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI) pada tahun

    2006. Pembentukan BPMI ini merupakan bentuk pengembangan dari tim monitoring dan

    evaluasi internal (monevin) ITP yang telah ada sebelumnya. Adapun tugas BPMI ini

    adalah : 1). Monitoring kegiatan implementasi aktifitas akademik. 2). Evaluasi terhadap

    pencapaian hasil pelaksanaan kegiatan akademik. 3). Audit kesesuaian implementasi

    kegiatan akademik terhadap standar mutu yang telah ditetapkan.

    Mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan akademik seperti halnya proses

    pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, dilakukan oleh Badan Penjamin

    Mutu Internal (BPMI) untuk semua program studi secara berkala dan hasilnya dituangkan

    dalam bentuk laporan Monevin. Oleh karena struktur organisasi ITP yang tidak terlalu

    besar, maka BPMI-ITP sebagai penanggung jawab sistem penjaminan mutu berada

    ditingkat institut yang dipimpin seorang ketua dan dalam operasionalnya dibantu

    beberapa orang anggota.

    BPMI-ITP mendorong pengelolaan mutu Program Studi diantaranya meliputi evaluasi

    kurikulum (setiap 4 tahun), kajian SAP (setiap tahun), evaluasi pengajaran melalui

    kuesioner setiap semester. Penjaminan mutu juga dilakukan pada usaha-usaha

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 1199

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    peningkatan hasil karya civitas akademika berupa penelitian yang dikoordinasikan dan

    dievaluasi oleh Pusat Penelitian Pengabdian Masyarakat (P3M).

    Adapun siklus sistem penjaminan mutu ITP dilaksanakan mengikuti konsep PDCA (Plan,

    Do, Check, Action) seperti ditunjukan pada gambar berikut ini.

    Gambar 10 : Siklus Penjaminan Mutu ITP

    Beberapa bentuk hasil evaluasi yang pernah dilakukan, diantaranya adalah :

    (1) Perbaikan dan pengembangan kurikulum dan silabus program studi,

    (2) Pengembangan sistem informasi yang mendukung proses pengelolaan program.

    Adapun Struktur organisasi BPMI ITP dapat dilihat pada gambar 11.

    Gambar 11: Struktur Organisasi BPMI ITP *) Dibentuk berdasarkan usulan ketua BPMI dan di SK-kan oleh Rektor ITP untuk

    Dokumen Mutu

    Dokumen Akademik

    Plan

    Kegiatan 1 - n

    Do

    Monitoring

    Evaluasi

    Audit

    Ceck

    Rapat Tinjauan Manajemen

    Perbaikan Peningkatan Mutu

    Action

    MB

    BPMI - ITP

    Ketua BPMI

    REKTOR SEKRETARIS, DEKAN FTI DEKAN FTSP

    SENAT ITP

    YAYASAN

    Struktur Organisasi ITP

    Tim MONEVIN KEGIATAN

    AKADEMIK

    Tim MONEVIN PHK

    Tim EVALUASI*)

    Tim AMI**)

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 2200

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    melakukan evaluasi akhir semester ganjil/genap

    **) Terdiri dari Ketua dan anggota tim auditor yang di SK-kan oleh Rektor ITP untuk

    melakukan audit mutu akademik internal sesuai dengan permintaan dan penugasan Rektor

    ITP (audit dilakukan 1 kali dalam satu tahun atau dilakukan sesuai kebutuhan/permintaan).

    Tim audit merupakan tim yang tersendiri (di luar BPMI), namun untuk efisiensi dan

    efektivitas mengingat ruang lingkup ITP yang terjangkau, maka tim AMI berada di bawah

    koordinasi Ketua BPMI.

    Secara umum evaluasi terhadap pelaksanaan sistem penjaminan mutu ITP sejauh ini,

    bahwa penerapan siklus sistem penjaminan mutu belum optimal. Namun untuk mangatasi

    permasalahan tersebut diatas, pada periode ini telah diterbittkan beberapa standar acuan

    kerja dokumen akademik dan dokumen mutu.

    Saat ini semua program studi di lingkungan ITP telah terakreditasi. Data terakhir status

    akreditasi program studi ITP dijelaskan melalui Tabel

    Tabel II.2 : Akreditasi Program Studi di ITP

    Program Studi No. SK Nilai Batas

    Akreditasi

    Keterangan

    S1 Teknik Sipil 003/BAN-PT/Ak-XII/S1/IV/2009 277 = C 11-04-2014 Telah dilakukan Re-

    Akreditasi dan telah

    site-visitasi

    D3 Teknik Sipil 010/BAN-PT/Ak-IX/Dpl-

    III/VII/2009

    300 = C 03-07-2014

    S1 Geodesi 091/SK/BAN-PT/Ak XV/S/II/2013 278=C 21-02-2018

    S1 Teknik Mesin 003/BAN-PT/Ak-XII/S1/IV/2009 277 = C 11-04-2014 Telah dilakukan Re-

    Akreditasi dan telah

    site-visitasi

    D3 Teknik Mesin 006/BAN-PT/Ak-X/Dipl-III/VI/2010 255 = C 24-06-2015

    S1 Teknik Elektro 003/BAN-PT/Ak-XII/S1/IV/2009 310 = B 11-04-2014

    D3 Teknik Elektro 003/BAN-PT/Ak-IX/Dipl-

    III/IV/2009

    274 = C 24-04-2014 Telah dilakukan Re-

    Akreditasi dan telah

    site-visitasi

    S1 Teknik

    Informatika

    004/BAN-PT/Ak-XII/S1/IV/2009 250 = C 17-04-2014 Telah dilakukan Re-

    Akreditasi dan telah

    site-visitasi

    Berdasarkan Tabel II.2, peringkat akreditasi B baru dicapai oleh prodi Teknik Elektro S1

    sedangkan prodi lain masih berada di peringkat C. Untuk itu dilakukan upaya untuk

    memperbaiki peringkat tersebut telah diajukan pengajuan akreditasi kembali (re-akreditasi

    untuk prodi T. Elektro D3, T. Mesin S1, T. Informatika, T. Sipil S1 ) sudah diajukan ke

    BAN PT. dan susah terlaksana visitasi. Kegiatan Re-Akreditasi meliputi pengisian

    borang dan penyusunan Evaluasi Diri (Self Evaluation) oleh masing masing Tim Akreditasi (Task Force).

    Berbagai upaya telah dan terus dilakukan dan secara terprogram ditujukan selain untuk

    meningkatkan layanan akademik kepada mahasiswa juga untuk meningkatkan nilai

    akreditasi. Walau bagaimanapun dukungan dari pihak Ditjen Dikti dalam bentuk program

    Hibah Kompetisi sangat dibutuhkan.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 2211

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    2.6 Ringkasan Evaluasi Diri

    Dari sisi pengalaman, Institut Teknologi Padang telah lebih dari 40 tahun

    menyelenggarakan pendidikan tinggi. Dalam perjalanannya telah menghasilkan sekitar

    6000 orang lulusan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai ke Negara

    tetangga. Dilihat dari perspektif usia sebenarnya ITP telah matang untuk melangkah lebih

    maju dan menapak masa depan yang lebih baik dan bermartabat. Namun fakta

    menunjukkan bahwa matang dalam usia tidaklah jaminan untuk menggapai kemajuan dan

    hidup lebih layak, dan kenyataannya kondisi ITP saat ini masih keteteran, belum mampu

    mensejajarkan diri dengan PTN, sehingga masih perlu pembenahan diri secara

    berkelanjutan.

    Secara eksternal hal ini mungkin disebabkan oleh dampak dari demikian pesatnya

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum pulihnya ekonomi bangsa, dan

    otonomi daerah.

    Secara internal hal ini mungkin disebabkan oleh masih terbatasnya fasilitas, kualitas

    SDM belum merata, pendapatan/kesejahteraan rendah, pengembangan institusi masih

    stagnan, pengelolaan institusi belum optimal, serta mutu lulusan masih rendah.

    Dengan adanya hambatan eksternal dan internal sebagaimana yang dijelaskan diatas,

    maka ITP perlu merancang rencana strategis yang jitu, dalam upaya menjadikan ITP

    sebagai perguruan tinggi yang maju dan menjadi salah satu perguruan tinggi yang unggul

    di Indonesia pada tahun 2024.

    Dalam upaya merancang rencana strategis maka perlu dilihat faktor kekuatan (strength),

    kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) bagi

    keberlangsungan Institut Teknologi Padang ke depan. Dengan menggunakan analisis

    SWOT diperoleh gambaran kondisi internal dan eksternal ITP.

    Tabel II.2 : SWOT Lingkungan Internal dan Eksternal

    Kekuatan (S)

    Telah lebih dari 40 tahun

    menyelenggarakan pendidikan tinggi

    teknik.

    Komitmen Institusi terhadap peningkatan

    SDM sangat tinggi.

    Infrastruktur telah memadai.

    sejumlah 39 dosen tetap dari total 80 dosen

    tetap telah memiliki sertifikat pendidik dari

    Dikti.

    Sebagian besar dosen telah memperoleh

    sertifikasi tenaga ahli dengan sebutan

    profesional dari asosiasi profesi, sehingga

    secara langsung turut berperan dalam

    perbaikan kualitas PBM dan lulusan.

    Penguasaan teknologi informasi sangat baik.

    Kelemahan (W)

    Kemampuan ITP untuk membangun

    organisasi yang sehat dan manajemen yang

    transparan belum optimal.

    Pendapatan ITP masih tergantung dari

    jumlah mahasiswa.

    Kualitas lulusan relatif belum sepenuhnya

    memenuhi harapan stakeholder.

    Belum optimalnya sarana dan prasarana

    yang mendukung pembelajaran, seperti

    peralatan laboratorium, koleksi

    perpustakaan, dan kenyamanan ruang kelas

    dan laboratorium.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 2222

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    Semua program studi sudah Terakreditasi.

    Jumlah dosen saat ini 80 orang dengan

    kualifikasi S2 dan S3 tamatan dalam dan

    luar negeri.

    Penyusunan RAPP selalu dilakukan dalam

    mekanisme rapat kerja tahunan (Raker)

    dengan melibatkan seluruh unit terkait.

    Pembagian dana antara Rektorat dan

    Fakultas telah diatur secara tertulis dan

    jelas (SOP)

    Peluang (O)

    SDM dan sumber dana dari pemerintah,

    industri, dan pihak lainnya belum tergali

    untuk dimanfaatkan secara optimal.

    Akses informasi yang tidak terbatas dan

    mudah dijangkau.

    Peluang kerja bagi lulusan program studi

    teknik sebagai dampak positif

    pertumbuhan ekonomi dan strategi

    pengembangan pemerintah daerah yang

    semakin baik.

    Sistem perdagangan bebas yang

    memungkinkan lulusan untuk bekerja pada

    lapangan kerja yang lebih luas termasuk

    diluar negeri.

    Adanya otonomi daerah yang menuntut

    tersedianya tenaga kerja yang cerdas dan

    kompetitif.

    Program kerjasama dengan institusi dalam

    dan luar negeri dan telah ditindaklanjuti.

    Tantangan (T)

    Persaingan PT di bidang ilmu teknik.

    Tuntutan masyarakat, dunia usaha dan

    industri akan lulusan berkualitas.

    Biaya pendidikan semakin mahal.

    Persaingan kerja lulusan yang semakin

    ketat.

    Tuntutan layanan dan proses secara

    teknologi Informasi.

    Globalisasi dan perdagangan bebas sangat

    membutuhkan kreatifitas ITP untuk

    meningkatkan nilai jualnya di pasar bebas.

    Tabel II.3 : SWOT Tata Kelola dan Organisasi Perguruan Tinggi

    Kekuatan (S)

    Kebijakan Yayasan dengan memberikan otonomi penuh kepada ITP untuk mandiri

    dan berkembang.

    Pedoman pengelolaan institusi diatur dalam Statuta.

    Uraian tugas, tanggungjawab, dan kewenangan masing-masing pejabat

    struktural diatur dalam buku job

    description.

    Hak dan kewajiban dosen dan karyawan

    Kelemahan (W)

    Koordinasi kerja ditataran operasional masih belum optimal.

    Sumberdaya manajerial dan leadership masih rendah.

    Pengelolaan sistem informasi masih rendah.

    Sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran masih kurang.

  • TAHUN ANGGARAN 2010

    BBAABB 22 -- 2233

    PPRROOPPOOSSAALL PPRROOGGRRAAMM HHIIBBAAHH PPEEMMBBIINNAAAANN PPEERRGGUURRUUAANN TTIINNGGGGII SSWWAASSTTAA PPHHPP PPTTSS TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001144

    IINNSSTTIITTUUTT TTEEKKNNOOLLOOGGII PPAADDAANNGG

    ITP diatur dalam Peraturan Kepegawaian

    yayasan PTP.

    Koordinasi kerja dilakukan dalam rapat-rapat di tingkat jurusan, fakultas, institusi,

    dan Pengurus Yayasan.

    Peluang (O)

    Struktur organisasi ITP sederhana, sehingga lebih mudah berkolaborasi

    dengan pihak eksternal.

    Dengan otonomi yang diberikan oleh yayasan, a