19
Laporan PBL SURVEI KEBERHASILAN PENYULUHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM UPAYA MENURUNKAN PREVALENSI KEMATIAN IBU HAMIL DAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Kelompok C4

Proposal PBL 2 AGB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

agb

Citation preview

Page 1: Proposal PBL 2 AGB

Laporan PBL

SURVEI KEBERHASILAN PENYULUHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM

UPAYA MENURUNKAN PREVALENSI KEMATIAN IBU HAMIL DAN BAYI

BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DI KECAMATAN KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :Kelompok C4

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGANLABORATORIUM PPKM FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET2005

Page 2: Proposal PBL 2 AGB

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penyuluhan ini dengan judul :

Survei Keberhasilan Penyuluhan Anemia Defisiensi Besi Dalam Upaya Menurunkan

Prevalensi Kematian Ibu Hamil dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di kecamatan

Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Oleh :

Kelompok C4

1. Amalia Sukmadianti G 0002002

2. Delta Yuliandra G 0002004

3. Etiwasesa G 0002006

4. Indrasti Paramita Sari G 0002008

5. Risalina Myrtha G 0002016

6. Carolina Kurniawan G 0002044

7. Feriska Marta G 0002066

8. Indrawan Adhitomo G 0002080

9. Rossy Yulianti G 0002132

10. Sidhi Laksono G 0002138

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing

pada tanggal 2005

Kepala Puskesmas Pembimbing Fakultas

Ummi Arifah, dr. Ibnu Madjah,dr., Sp.KJ

NIP. 140 229 040 NIP. 130 543 162

Koordinator PBL

Rifai Hartanto, dr.

NIP 131 570 269

Page 3: Proposal PBL 2 AGB

PROPOSAL PENYULUHAN

1. Nama : Kelompok C4 PBL I Kartasura, Sukoharjo

2. Judul : Survei Keberhasilan Penyuluhan Anemia Defisiensi Besi

dalam Upaya Menurunkan Prevalensi Kematian Ibu Hamil

dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Kecamatan

Kartasura Kabupaten Sukoharjo

3. Bidang Ilmu : Ilmu Kedokteran Keluarga

4. Latar Belakang Masalah

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi

pada ibu hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7

dari 10 wanita hamil menderita anemia. Anemia apat menjadi salah satu penyebab

terjadinya kematian ibu, kematian bayi, dan bayi Berat Badan Lahir Rendah. Hasil

survei kesehatan 1994 menyatakan bahwa angka kematian ibu dan angka kematian

bayi merupakan penyumbang yang relatif besar pada angka kematian kasar.

Dari data yang didapat di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo Jawa

Tengah pada tahun 2004 tidak ada ibu bersalin yang meninggal, angka kematian bayi

pada tahun 2004 terjadi 3 kasus, bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun

2004 terdapat 20 bayi BBLR (3,8%), ibu hamil yang mendapat suplemen Fe 90

sebanyak 841 orang (85%), ibu hamil anemia tercatat 21 orang namun tertangani

dengan baik. Data tersebut menunjukkan meskipun kuantitas dari pemberian

suplemen Fe 90 sudah baik tetapi kejadian ibu hamil anemia dan bayi dengan berat

badan lahir rendah serta kematian bayi masih dijumpai dengan jumlah yang cukup

bermakna.

Page 4: Proposal PBL 2 AGB

Berdasarkan uraian diatas maka pada PBL I ini kami akan mengadakan

penyuluhan pada masyarakat di kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo sebagai

upaya promotif untuk mengurangi jumlah ibu hamil anemia, kematian bayi dan bayi

berat badan lahir rendah di wilayah tersebut.

5. Perumusan Masalah

Apakah ada pengaruh penyuluhan dengan penurunan prevalensi kematian ibu

hamil dan bayi berat badan lahir rendah di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo?

6.. TujuanUntuk mengetahui keberhasilan penyuluhan terhadap penurunan prevalensi

kematian ibu hamil dan bayi berat badan lahir rendah di Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo.

7. Manfaat

1. Manfaat teoritis

- Mahasiswa memperoleh pengalaman survei kesehatan masyarakat

sebagai bekal untuk menjadi dokter.

- Mahasiswa mampu melaksanakan organisasi materi meliputi

identifikasi masalah, prioritas masalah, pengumpulan data,

pengolahan data, penyusunan data dan penyajian data

2. Manfaat praktis

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat

Page 5: Proposal PBL 2 AGB

8. Tinjauan Pustaka

I. A. PBL ( Pengalaman Belajar Lapangan )

A. PBL (Pengalaman Belajar Lapangan)

PBL atau Pengalaman Belajar Lapangan adalah suatu program mata

kuliah yang diajarkan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang terbagi atas tiga (3) tahap PBL I , PBL II , PBL III.

Mata Kuliah PBL adalah mata kuliah yang memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk berhubungan langsung dengan masyarakat , dan

memberikan sumbangan nyata kepada masyarakat dalam bentuk antara lain

tambahan pengetahuan , melalui kegiatan survei (PBL II).

Untuk program preklinik , mahasiswa akan melakukan PBL I dan II

masing – masing sebesar I SKS ( Satuan Kredit Semester ) Menurut

kurikulum pendidikan dokter Indonesia, 80% menerapkan evidence Based

Learning (belajar berdasarkan masalah).

Pola PBL menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Konsorsium Ilmu Kesehatan I Oktober 1983:

1) Sasaran

Mahasiswa mendapatkan Pengalaman Belajar untuk menopang upaya

pencapaian kemampuan yang tercantum dalam Kurikulum Inti Pendidikan

Dokter Indonesia II dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dan

lingkungan.

2) Pengelompokan Kegiatan

Mengingat bahwa kegiatan PBL, sedemikian banyak (baik jumlah maupun

jenis) dipandang perlu mengelompokan berbagai kegiatan PBL.

Pengelompokan ini berdasarkan :

a) Tingkat kemampuan mahasiswa yang makin tinggi dan majemuk dengan

lama proses pendidikan.

b) Urutan pelaksanaan kegiatan yang wajar dan wajib.

Page 6: Proposal PBL 2 AGB

c) Keseluruhan kegiatan PBL tidak hanya pada semester atau tingkat

tertentu.

Kegiatan PBL terdiri dari :

(i) Kelompok kegiatan I

(ii) Kelompok kegiatan II

(iii) Kelompok kegiatan III

Hal-hal yang dikerjakan oleh mahasiswa sebagai langkah-langkah yang harus

dilaksanakan dalam kegiatan PBL II adalah:

1. Mencari serta mengumpulkan data-data di daerah baik data

primer maupun data sekunder.

2. Melakukan pengolahan data yang telah didapat.

3. Menentukan masalah utama (prioritas masalah kesehatan)

berdasarkan data yang diperoleh.

Kegiatan yang harus dilakukan oleh para mahasiswa semester VI dalam

kelompok PBL I ini adalah penyuluhan.

Mahasiswa melalui sistem belajar mengajar di kampus sesuai kurikulum yang

ditempuh, telah dibekali materi kuliah tentang metodologi penelitian yang dalam

kaitannya dengan PBL II sangat dibutuhkan pengetahuan tentang metodologi

tersebut. Sebab metodologi Penelitian merupakan sarana atau alat Bantu bagi

mahasiswa untuk membuat laporan survei serta untuk menganalisa data

(kesehatan masyarakat).

Tujuan Khusus PBL II:

1. Menetapkan taraf kesehatan masyarakat berdasarkan analisa data, statistik,

kehidupan, survei kesehatan, atau tehnik epidemiologi.

2. Menerapkan prinsip lingkaran pemecahan masalah yang berupa

mengumpulkan data, merencanakan dan melaksanakan program serta

mengevaluasi keberhasilan program dan semua komponennya.

3. Melaksanakan pengelolaan suatu organisasi dengan perencanaan dan

pembuatan program, pemberian wewenang dan tanggung jawab serta

komunikasi dalam organisasi.

Page 7: Proposal PBL 2 AGB

4. Memperhitungkan berbagai factor yang mungkin menimbulkan masalah

yang timbul melalui kerja sama dengan instansi yang berwenang.

5. Merencanakan tindakan penanggulangan terhadap berbagai factor dan

masalah yang timbul melalui kerjasama dengan instansi yang berwenang.

6. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsi, termasuk hak dan

kewajiban serta kewenangan.

7. Menetapkan ruang lingkup Penelitian bidang kesehatan di Indonesia

(lokasi, metodologi, responden).

8. Bertindak sesuai dengan etik kedokteran dalam hubungan dokter dengan

perorangan dan atau masyarakat.

9. Mempertimbangkan tindakan dokter berdasarkan etik kedokteran .

10. Bertindak sebagai pemimpin formal dan tidak formal, untuk meningkatkan

motivasi masyarakat.

Kegiatan yang dijalankan oleh mahasiswa dalam pelaksanaan PBL II

berupa survei tentang hasil penyuluhan kesehatan pada masyarakat yang telah

dilakukan pada PBL I. Kegiatan ini dibagi dalam tiga tahap:

1)Tahap persiapan

2)Tahap pelaksanaan

3)Tahap penyelesaian

II. Anemia Defisiensi Besi

1. Definisi

Anemia Defisiensi Besi adalah suatu kondisi kurang darah karena kekurangan

zat besi yang banyak dijumpai pada ibu hamil dengan gejala utama kulit pucat

agak kekuning-kuningan, penderita merasa haus, pusing, palpitasi, mata

berkunang-kunang setelah jongkok, nafsu makan berkurang.

2. Penyebab (etiologi)

Page 8: Proposal PBL 2 AGB

Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada ibu hamil adalah peningkatan

kebutuhan besi (Fe) pada ibu hamil. Sedangkan penyebab Anemia Defisiensi

Besi pada bayi adalah pengadaan zat besi yang tidak adekuat dikarenakan ibu

waktu mengandung menderita anemia defisiensi zat besi berat, lahir kurang

bulan, lahir kembar, atau pada masa fetus kehilangan darah saat atau sebelum

persalinan.

3. Perjalanan Penyakit (Patogenesis)

Anemia defisiansi besi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah pengadaan zat besi yang tidak adekuat, absorpsi besi yang kurang,

kebutuhan akan zat gizi meningkat, kehilangan darah yang berlebihan. Pada ibu

hamil, penyebab utamanya adalah kebutuhan zat besi yang meningkat karena

fetus yang ada di dalam kandungan juga membutuhkan intake zat besi.

Sedangkan anemia defisiensi besi pada bayi bisa disebabkan karena lahir

prematur, lahir kembar, ibu waktu mengandung menderita anemia berat,

kehilangan banyak darah saat dsn sebelum persalinan.

4. Patofisiologi

Anemia Defisiensi Besi terjadi pada saat cadangan besi dalam tubuh

tidak mampu lagi menyediakan zat besi untuk kebutuhan pembuatan

hemoglobin dengan kata lain terjadi perimbangan negatif. Perimbangan negatif

ini akan diusahakan untuk dipenuhi oleh cadangan zat besi yang tersebar pada

alat-alat tubuh maupun jaringan sehingga pada saat tertentu cadangan zat besi

habis dipergunakan dan pada saat inilah terjadi anemia defisiensi besi. Pada

penderita anemia, jumlah sel-sel darah merah berkurang dan karenanya jumlah

oksigen yang dibawa ke jaringan juga menurun. Hal ini mengakibatkan

kekurangan energi dan kelesuan. Sakit kepala dan pusing termasuk gejala-gejala

anemia.

Page 9: Proposal PBL 2 AGB

5. Gejala

Pada umumnya anemia defisiensi besi mempunyai gejala pusing, nafsu

makan berkurang, pucat, mata berkunang-kunang setelah jongkok, palpitasi,

juga ditemukan perubahan jaringan epitel ,dan kuku.

6. Diagnosis

WHO (1968, 1972) menetapkan kriteria untuk diagnosis anemia defisiensi

besi sebagai berikut :

1. Hemoglobin kurang dari nilai normal sesuai dengan umurnya.

Nilai-nilai normal adalah :

Anak umur 6 bulan sampai 6 tahun 11 g/100 ml

Anak umur 6 tahun sampai 14 tahun 12 g/100 ml

Laki-laki dewasa 13 g/100 ml

Wanita dewasa tidak hamil 12 g/100 ml

Wanita dewasa hamil 11 g/100 ml

2. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER)

Kurang dari 31% (nilai normal 32-35%)

3. Besi serum

Kurang dari 50 ug/100 ml (nilai normal 80-180 ug/100 ml)

4. Jenuh transferin

Kurang dari 15% (nilai normal 20-50%)

7. Pencegahan dan Penatalaksanaan

Untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang pencegahan dan

penatalaksanaan anemia gizi nasional, berikut ini disajikan beberapa

pendekatan strategis untuk mengatasi anemia defisiensi besi di Indonesia.

Page 10: Proposal PBL 2 AGB

a. Jangka Pendek

Pendekatan yang dianggap paling mudah dan sederhana untuk

menanggulangi masalah anemia defisiensi besi adalah melalui suplementasi zat

besi dalam bentuk tablet.

b. Jangka Menengah

Fortifikasi atau memperkaya bahan makanan dengan menambah zat gizi

tertentu merupakan bentuk penanggulangan yang bersifat jangka menengah.

c. Jangka Panjang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan makanan sumber zat

besi. Oleh sebab itu tujuan utama penanggulangan anemia defisiensi besi adalah

meningkatkan konsumsi zat besi melalui proses KIE. Untuk merubah tingkah

laku merupakan proses jangka panjang, tetapi dampaknya dapat lebih lestari.

______________________________________________________________________

8.. Kerangka Berpikir

Penyajian data

Penyusunan data

Pengolahan data

Pengumpulan data

Prioritas masalah

Identifikasi masalah

Page 11: Proposal PBL 2 AGB

9. Metodologi Survei

a. Metode Survei

Jenis penelitian ini adalah survei observasional dengan pendekatan cross

sectional.

b. Populasi Survei

Masyarakat yang pernah mendapat penyuluhan di Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo.

c. Teknik Sampling

Sampel diambil dengan menggunalkan cara cluster random sampling,

dimana sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

d. Besar Sampel

Masing-masing PKK, Lansia, Posyandu, Sekolah diambil 24,8,64,112

orang sehingga didapatkan sampel sebesar 208 orang.

e. Alat Ukur Penelitian

Kuesioner

Page 12: Proposal PBL 2 AGB

11. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XIV

1. Identifikasi masalah

2. Memilih materi, metode, dan

instrumen survei

Mendiskusikan materi,

metode dan instrumen survei

3. Menyusun proposal survei

4. Membuat dan menyiapkan

instrumen survei

5. Latihan / mempertunjukkan

teknik pengimpulan data

Revisi proposal

6. Pengumpulan data

7. Mengolah dan menganalisa

data

8. Menyusun laporan survei

sementara

Diskusi laporan survei

9. Penyusunan laporan survei

akhir

10. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Proposal PBL 2 AGB

Anantanyu, Sapja., Agustono., Minar Ferichani., 2001. Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Tingkat Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Ibu Hamil

(Bumil) di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar : Kajian Pendekatan

Model KIE. Jurnal Pembangunan Pedesaan. Vol.1 No.2. Hal 57

Anonim. 1992. Program Penanggulangan Anemia. Warta Posyandu No. 3. Hal :8-9

Anonim. 1996. Wajah Pucat, Anda Terserang Anemia. Warta Posyandu No. 4. Hal : 6

Kurniawan, Arif., Dyah Umiyarni. 2003. Upaya Peningkatan Peran Serta Ibu Hamil

dan Wanita Usia Subur dalam Rangka Penurunan Prevalensi Anemia Ibu Hamil

di Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. Jurnal Pembangunan Pedesaan

Vol. III No. 3. Hal : 190

Nasoetion, Andi Hakim., Darwin Karyadi. 1987. Mineral. PT. Gramedia. Jakarta . Hal :

75-91

Sherrington, K.B., P.M. Gaman. 1981. THE SCIENCE OF FOOD, An Introduction to

Food Science, Nutrition, and Microbiology. Edisi II. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta. Hal :138

Soemantri, A.G. (1982). Hubungan Anemi Kekurangan Zat Besi dengan Konsentrasi

dan Prestasi Belajar. Petra Jaya: Jakarta. Hal: 29-32.

TIM PBL FK UNS. (2005). Hand Out Pengalaman Belajar Lapangant. Bagian

Pendidikan Pengabdian Kedokteran Masyarakat Universitas Sebelas Maret.

Surakarta. Surakarta. Hal : 8-12

TIM PBL FK UNS. (2005). Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL I dan PBL II )

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Bagian Pendidikan

Pengabdian Kedokteran Masyarakat Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Surakarta.

Hal : 12-13.