Upload
aan-safwandi-emoticore
View
256
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
1/41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah faktor yang terpenting dalam usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa, terutama untuk bangsa yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Oleh karena itu, proses-proses yang terjadi selama pendidikan
berlangsung sebaiknya dikembangkan dan diarahkan untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas.
Kualitas pendidikan di Indonesia jauh masih tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara lain di dunia. Begitu juga halnya pendidikan di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan
daerah-daerah lain di Indonesia. Namun, pemerintah berusaha keras dari tahun ke
tahun meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki sarana dan
prasarana pendidikan, meningkatkan mutu guru, dan pemerataan guru pada
daerah-daerah terpencil.
Peningkatan mutu guru dilaksanakan dengan berbagai cara. Salah satunya
adalah dengan mengajarkan berbagai metode-metode yang dilakukan dalam
pengajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan anak disekolah.
Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan murid
menghafal fakta-fakta. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan inovatif dari
murid tidaklah mudah. Walaupun guru dalam mengajar sudah memberi
kesempatan kepada murid untuk aktif yaitu dengan memberikan tugas-tugas
secara kelompok setelah meteri dijelaskan, tetapi tidak semua murid aktif dalam
mengikuti pelajaran. Selain itu, guru juga sudah menggunakan alat peraga
sederhana dalam mengajar tetapi beberapa murid masih belum paham dengan
materi IPA yang disampaikan oleh guru yang mengakibatkan murid tidak terlibat
secara aktif dalam proses belajar mengajar.
1
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
2/41
Hal ini menunjukan bahwa keaktifan murid dalam proses belajar
mengajar masih rendah. Dalam setiap pembelajaran termasuk pembelajaran IPA
sangat diperlukan keaktifan, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk
mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Murid dalam melakukan
kegiatan pembelajaran dituntut untuk selalu aktif karena keaktifan murid dalam
belajar merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam belajar.
Pengalaman penulis selama sekolah dan selama praktek pengalaman
lapangan (PPL), banyak di temukan kendala yang dialami guru dalam proses
belajar mengajar. Salah satu kendala yang dialami dalam mengajar adalah tingkat
pemahaman siswa dalam memahami pelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
Pelajaran IPA umumnya banyak diminati oleh siswa , tetapi kenyataan kita lihat
di lapangan sebagian dari siswa juga merasa bosan terhadap pelajaran tersebut.
Hal ini terjadi karena metode penyampaian konsep pelajaran bersifat tradisional
dan peran guru masih sangat dominan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan guru
yang kreatif, yaitu yang mampu membuat pembelajaran IPA menjadi lebih
menarik dan disukai oleh siswa sehingga membangkitkan motivasi siswa.
Seorang guru perlu memperhatikan metode yang sesuai dalam proses
pengajaran IPA, karena metode yang dipilih menentukan tingkat keberhasilan
belajar mengajar. Jadi untuk mencapai tujuan yang diinginkan guru harus
menyesuaikan metode mengajar dengan konsep pelajaran yang sedang diajarkan.
Menurut Roestiyah dalam Strategi Belajar Mengajar (Djamarah dan Zain,
2003:84) mengatakan bahwa, Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat
belajar secara efektif dan efisien, salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
2
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
3/41
adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau disebut metode mengajar.
Dengan demikian metode sebagai alat untuk mencapai tujuan dan untuk menarik
perhatian murid terhadap pelajaran IPA khususnya pada materi alat indera pada
manusia. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
TGT (Team Games Tournaments). Model pembelajaran TGT, murid dapat
menikmati belajar sambil bermain dan bersaing dengan anggota tim lainnya untuk
mengumpulkan nilai tertinggi sehingga semangat untuk belajar meningkat.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga dapat membina kekuatan personal dan
harga diri murid sehingga membuat murid tertantang untuk menjadi yang terbaik.
Model pembelajaran TGT, murid lebih dominan dalam proses belajar
serta lebih bertanggung jawab terhadap kewajiban atas dirinya ataupun untuk
timnya, sehingga peningkatan prestasi belajar dapat terlaksana secara menyeluruh
bagi semua murid, baik murid yang berkemampuan rendah, sedang ataupun
tinggi. Pembelajaran koopertaif tipe TGT, mengacu pada model pengajaran
dimana murid dapat belajar secara bersama dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 5-6 orang murid yang merupakan campuran tingkat prestasi, jenis
kelamin dan suku. Setelah guru menyajikan materi pelajaran, seluruh anggota
kelompok diberi lembaran kegiatan untuk dipelajari dan murid dapat saling
membantu. Selanjutnya diadakan tournament akademik dimana murid bersaing
dengan anggota tim lain yang mempunyai kemampuan akademik yang sama.
Mamfaat dari proses pembelajaran kooperatif tipe TGT ini adalah agar
murid dapat saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah,
terutama bagi murid yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu murid
3
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
4/41
yang berkemampuan sedang atau rendah, sehingga dapat memberi motivasi dan
meningkatkan hasil belajar murid.
Pada pembelajaran IPA tentang materi alat indera manusia yang
dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010, hasil ulangan pada
mata pelajaran IPA oleh penulis menyimpulkan hasil belajar murid masih rendah,
hanya 12 murid dari 30 murid di kelas IV yang mendapat tingkat penguasaan
materi di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
yaitu 6. Dan selebihnya 18 murid tingkat penguasaannya bervariatif di bawah 6.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis menganggap penting
untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penulisan tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap peningkatan prestasi belajar
murid pada materi alat indera manusia di kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi identifikasi permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
Rendahnya hasil belajar murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada
mata pelajaran IPA
Guru IPA Kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat masih mendominasi dalam
proses belajar mengajar
Murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat kurang berminat dalam
mengikuti mata pelajaran IPA
4
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
5/41
Prestasi belajar murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada mata
pelajaran IPA masih rendah
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar murid kelas IV SD Negeri 3
Blang Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT ?
Bagaimanakah aktivitas guru dan murid kelas IV SD Negeri 3 Blang
Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT ?
Bagaimanakah respon murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada
materi alat indera manusia melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT ?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar murid kelas IV SD Negeri
3 Blang Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Untuk mengetahui aktivitas guru dan murid kelas IV SD Negeri 3 Blang
Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
5
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
6/41
Untuk mengetahui respon murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada
materi alat indera manusia melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian
diharapkan bermanfaat untuk :
A. Manfaat bagi murid
1. Murid secara aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran
sehingga matri yang diajarkan lebih bermakna
2. Murid dapat memperoleh informasi serta pengetahuan, pengalaman,
dan gagasan dari guru, tetapi murid juga dapat belajar dari teman
melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi sehingga dapat
meningkatkan komunikasi di ruang kelas.
B. Manfaat bagi guru
1. Memberi dan menambah pengetahuan bagi guru tentang metode
pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam menyampaikan materi
pelajaran sehingga tidak terpaku pada satu metode pembelajaran saja,
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi murid dalam
belajar.
2. Menambah pengetahuan penulis sendiri tentang model
pembelajaran tipe TGT yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
6
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
7/41
3. Meningkatkan motivasi pada mata pelajaran IPA
1.6 Definisi Operasional
Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda, maka perlu
kiranya penulis menjelaskan beberapa istilah yang ada dalam proposal ini, yaitu :
1. Penerapan
Penerapan adalah pemasangan, pengenaan, dan perihal mempraktekkan. Jadi,
penerapan yang dimaksud dalam proposal ini adalah perihal mempraktekkan
atau menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournaments (TGT) dalam proses belajar mengajar IPA pada materi alat
indera pada manusia ( Anwar, 2003:516)
2. Alat indera manusia adalah salah satu materi pada mata pelajaran IPA di
kelas IV pada SK 1-KD 1.3 semester ganjil.
3. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai. Istilah prestasi
belajar sering juga disebut indeks prestai (Winkel, 1986:64). Prestasi belajar
juga dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan persiklus
4. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
Pembelajaran Kooperatif TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang sederhana dengan menggunakan turnamen akademik sebagai ganti quiz
sistem peningkatan individu, dimana siswa bersaing sebagai wakil tim mereka
dengan anggota tim lainnya yang sama dalam kemampuan akademik (Tim
Urge, 1997:7).
7
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
8/41
BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1 Hakikat IPA
IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga
oleh adanya metode ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan
pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7) adalah
sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka.
2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat
memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA
bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan.
Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai
peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
2.2 Proses belajar mengajar IPA
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau
unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
8
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
9/41
berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman,
2000:5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu,
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab
moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam
kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungan dengan anak
didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar
meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam
situasi edukativ untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.
2.3 Pembelajaran Kooperatif
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu sama lain. Karena
sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya
sehingga manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi
dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada
interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan
interaksi yang saling mengasihi antar sesama.
9
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
10/41
Perbedaan antara manusia yang tidak terkelola secara baik dapat
menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Agar
manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan
interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman
yang dapat menimbulkan permusuhan.
Abdurrahman dan Bintoro dalam pembelajaran Konstektual dan
Penerapannya dalam KBK mengatakan bahwa: Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang
silih asah, silih asih, dan silih asus antar sesama siswa sebagai latihan hidup
didalam masyarakat nyata. (Nurhadi, dkk, 2000:6).
Menurut Tim Urge (1997:1), dalam petunjuk pelaksanaan pembelajaran
kooperatif mendefinisikan bahwa: Pembelajaran kooperatif adalah strategi
belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran didalam kelas
sehingga yang terjadi adalah interaksi antara guru dan siswa, siswa dan guru, serta
antara siswa dan siswa. Dengan model pembelajaran ini tidak ada kelas yang
sunyi selama proses pembelajaran karena siswa saling bekerja sama. Para siswa
aktif, kreatif dan menenyenangkan dalam menuntaskan materi akademisnya,
sehingga proses pembelajaran efektif mencapai tujuannya.
10
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
11/41
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa dan melaksanakan kegiatan belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil (5-6 orang). Siswa harus saling membantu dan
bertanggung jawab terhadap kelompoknya masing-masing. Dalam pembelajaran
kooperatif guru berperan sebagai fasilitator saja. Sedangkan yang sangat berperan
pada pembelajaran ini adalah siswanya.
2.3.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah seperti yang
diungkapkan oleh Asari (Tim Urge, 1997:2) dalam petunjuk pelaksanaan
kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
2. Kelompok tersebut merupakan kelompok kecil
3. Para siswa didalam kelompok tersebut melakukan kegiatan belajar
secara bersama-sama
4. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
keberhasilan teman anggota kelompoknya. Mereka membentuk suatu
kesatuan yang saling mendorong, saling menolong demi keberhasilan
bersama.
5. Topik yang dipelajari biasa berupa masalah, tugas atau hal-hal lain yang
pada prinsipnya merupakan tujuan bersama demi anggota kelompok
tersebut.
Dalam pembelajaran kooperatif juga mempelajari keterampilan-
keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan
kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan
hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar
anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas
11
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
12/41
antar kelompok selama kegiatan. Menurut Linda.L, (Tim Urge, 1997:2) dalam
petunjuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif bahwa keterampilan-keterampilan
kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Keterampilan Tingkat Awal
a. Menggunakan kesepakatan, yang dimaksud menggunakan
kesempatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk
meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
b. Menghargai kontribusi, menghargai kontribusi berarti
memperhatikan atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan anggota
lain. Hal ini bukan berarti bahwa harus selalu setuju dengan pendapat
anggota yang lain, dapat saja berupa kritik namun kritikan tersebut harus
ditunjukan terhadap ide dan tidak kepada individu.
c. Mengambil giliran dan berbagi tugas, pengertian ini mengandung
arti setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia
mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
d. Berada dalam kelompok, maksudnya adalah setiap anggota tetap
dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
e. Berada dalam tugas, yang dimaksud dengan berada dalam tugas
adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan
akan dapat diselesaikan dalam waktunya.
f. Mendorong partisifasi, mendorong partisipasi berarti mendorong
semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas
kelompok. Keterampilan ini perlu karena jika 1 atau 2 orang tidak
12
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
13/41
berpatisipasi maka hasil dari kelompok tidak akan terselesaikan pada
waktunya atau hasilnya kurang memuaskan.
g. Mengundang orang lain untuk berbicara, maksudnya adalah
meminta orang lain untuk berbicara dan berpatisipasi terhadap tugas.
h. Menyelesaikan tugas pada waktunya
i. Menghormati perbedaan individu, menghormati perbedaan
individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras, atau
pengalaman dari semua siswa.
2. Keterampilan Tingkat Menengah
a. Menunjukan penghargaan dan simpati, maksudnya adalah menunjukkan
rasa hormat, pengertian, dan rasa sensitivitas terhadap usulan-usulan yang
berbeda dari orang lain.
b. Mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima, dalam
hal ini siswa mampu menyatakan pendapat yang berbeda dengan cara yang
sopan dan sikap yang baik.
c. Mendengarkan dengan aktif
d. Bertanya, dengan bertanya mendorong anggota kelompok yang tidak aktif
atau malu untuk ikut berperan serta dalam kegiatan.
e. Membuat ringkasan
f. Menafsirkan, yaitu menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang
berbeda.
13
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
14/41
g. Mengatur dan mengorganisir, keterampilan ini diperlukan dalam
merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan
secara efektif dan efisien.
h. Menerima tanggung jawab, yaitu bersedia dan mampu memikul tanggung
jawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok,
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
i. Mengurangi ketegangan, keterampilan ini diperlukan untuk menciptakan
suasana damai dalam kelompok.
3. Keterampilan Tingkat Mahir
a.Mengelaborasi, berarti mampu memperluas konsep, kesimpulan, dan
menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik-topik tertentu.
b. Memeriksa dengan cermat, memeriksa dengan cermat berarti dapat
menanyakan secara lebih kata-kata mengapa dan dapatkah anda
memberi contoh.
c.Menanyakan kebenaran, menanyakan kebenaran merupakan suatu
kemampuan untuk membantu siswa lain untuk berpikir tentang jawaban
yang diberikan dan lebih yakin atas ketepatan jawaban tersebut.
d. Menetapkan tujuan, dengan adanya tujuan yang jelas maka
pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien.
e.Berkompromi, kompromi dapat membangun rasa hormat kepada orang
lain dan mengurangi konflik dengan orang lain. Keterampilan
berkompromi ini berarti belajar untuk mengkritik pendapat dan bukan
mengkritik orangnya dan mengurangi perdebatan.
14
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
15/41
2.3.3 Komponen Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai komponen-komponen yang harus ada
didalamnya. Menurut Linda L, (Tim Urge, 1997:1) dalam petunjuk pelaksanaan
pembelajaran kooperatif bahwa diantara komponen-komponen pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam
atau berenang bersama
b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain
dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri,
dalam mempelajari materi yang dihadapi
c. Para siswa harus membatasi tugas dan berbagi tanggung jawab
sama besarnya diantara para anggota kelompok
d. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya
memiliki tujuan yang sama
e. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang
akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka
memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar
g. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
Menurut Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2000:60) dalam
pembelajarn konstektual dan penerapannya dalam KBK menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat
15
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
16/41
komponen-komponen atau elemen yang saling terkait. Adapun komponen dalam
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Saling ketergantungan positif
2. Interaksi tatap muka
3. Akuntabilitas individual
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
5. Tujuan dan mamfaat pembelajaran koopertaif
2.3.4 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Penerapan model pembelajaran kooperatif yaitu bertujuan untuk mencapai
tiga pembelajaran penting, meliputi hasil belajar akademik. Penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
a. Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik. Slavin dan para ahli lainnya percaya bahwa
memusatkan perhatian pada kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah
norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerima prestasi
menonjol dalam tugas-tugas pembelajaran akademik. Dalam kebanyakan kasus,
norma budaya anak muda tersebut diatas telah berhasil diubah oleh Robert Slavin
dan lain-lainnya setelah menggunakan pembelajaran kooperatif.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individual
16
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
17/41
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan yang luas terhadap orang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, maupun ketidakmampuan.\
c. Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif yang ketiga bertujuan untuk mengajarkan kepada
siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting
untuk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian
besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan
dimana masyarakat secara budaya semakin beragam. (Ibrahim, 2000:7-10).
Menurut Linda. L, (Tim Urge, 1997:2) dalam petunjuk pelaksanaan
pemebelajaran kooperatif bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
menciptakan situasi dimana keberhasilan kelompoknya. Perbedaan antara
kelompok pembelajaran kooperatif dengan belajar tradisional adalah sebagai
berikut :
1. Kelompok Pembelajaran Kooperatif
a. Kepemimpinan bersama
b. Saling Ketergantungan yang positif
c. Keanggotaan yang heterogen
d. Mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif
e. Tanggung jawab terhadap hasil belajar seluruh anggota kelompok
f. Menekankan pada tugas dan hubungan kooperatif
g. Ditunjang oleh guru
h. Satu hasil kelompok
i. Evaluasi kelompok
17
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
18/41
2. Kelompok Tradisional
a. Satu pemimpin
b. Tidak ada saling ketergantungan
c. Keanggotaan yang homogen
d. Asumsi adanya keterampilan sosial
e. Tanggung jawab terhadap hasil belajar sendiri
f. Hanya menekankan pada tugas
g. Diarahkan oleh guru
h. Beberapa hasil individu
i. Evaluasi individual
Beberapa keuntungan atau mamfaat dalam pembelajaran kooperatif
(Tim Urge, 1997:2), antara lain sebagai berikut:
1. Siswa bekerjasama dalam dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok
2. siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil
3. aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok
4. interaksi antar s iswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat
5. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan
perkembangan kognitif yang non-konservatif menjadi konservatif.
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
2.4.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
18
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
19/41
Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu metode yang
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran
TGT, siswa dapat menikmati belajar sambil bermain dan bersaing dengan anggota
tim lainnya untuk mengumpulkan nilai tertinggi sehingga semangat untuk belajar
meningkat. Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga dapat membina kekuatan
personal dan harga diri siswa-siswa sehingga membuat siswa tertantang untuk
menjadi lebih baik.
TGT menggunakan turnamen akademik, dimana siswa bersaing sebagai
wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang sama dalam kemampuan
akademik sebelumnya. Deskripsi komponen TGT adalah sebagai berikut:
Pembukaan
1. Katakan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan mengapa
hal itu penting. Timbulnya rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang
menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain
2. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam tim untuk menemukan
konsep atau untuk merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut
3. Ulangi secara singkat keterampilan atau informasi yang merupakan
syarat mutlak
Persiapan Materi
Materi dalam TGT sebelumnya diperkenalkan dalam penyajian dikelas.
Pengajaran ini dapat berupa pengajaran langsung dari guru atau sebuah diskusi
pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi dapat pula memuaskan presentasi
individual. Presentasi ini harus dipusatkan dengan jelas pada unit TGT. Dengan
19
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
20/41
cara ini para siswa sadar bahwa mereka harus memperhatikan selama presentasi
pelajaran berlangsung, karena dengan ini akan membantu skor tim mereka
sehingga setiap kelompok harus benar-benar memperhatikan setiap materi yang
sedang diajarkan dengan tujuan memperoleh hasil yang lebih baik.
Pembentukan tim
Langkah-langkah pembentukan kelompok adalah sebagai berikut :
1. Buatlah satu salinan lembar rangkuman tim untuk tiap-tiap siswa dalam
kelas
2. Urutkan siswa dalam rangking dalam kelas dari tingkat tertinggi
sampai yang rendah. Gunakan informasi apapun dalam melakukan hal ini,
baik melalui tes terbaik atau rangking dikelas
3. Putuskan jumlah tim. Masing-masing tim beranggotakan 5-6 orang
4. Penyusunan anggota tim. Dalam menugaskan siswa dalam tim,
seimbangkan tim tersebut sehingga masing-masing tim terdiri dari siswa
yang tingkat kemampuan rata-rata semua tim dalam kelas hampir setara
5. Isilah lembar rangkuman tim. Isilah nama-nama siswa pada
masing-masing tim pada lembar rangkuman tim
Permainan
Permainan disusun dari soal-soal yang relevan dengan pelajaran yang
dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh para siswa dari penyajian
pelajaran di kelas. Permainan dimainkan pada meja-meja yang terdiri dari empat
sampai enam siswa dari tim yang berlainan. Permainan berupa soal-soal
20
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
21/41
sederhana yang dibuat dilembaran kartu-kartu soal. Seorang siswa akan
membacakan soal pada kartu dan berusaha untuk menjawab soal-soal yang sesuai
pada kartu.
Turnamen
Turnamen adalah suatu struktur dimana permainan itu berlangsung, biasanya
dilakukan diakhir satu bab materi, setelah guru mempresentasikan pelajaran
dikelas dan tim-tim telah mendapatkan waktu untuk latihan dengan lembar-lembar
kerja.
Pengakuan Tim
Tim-tim akan menerima penghargaan bila skor rata-rata mereka melampaui
kriteria tertentu. Dalam menghargai keberhasilan tim menurut Slavin (1997:91),
terdapat tiga macam penghargaan yaitu: good team (skor rata-rata 40). Great
team (skor rata-rata 45) dan super team ( skor rata-rata 50).
2.4.2 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
1) Tahap persiapan
a. Penyusunan materi pelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran ini, terlebih dahulu disiapkan
perangkat pembelajaran meliputi Analisis Materi Pelajaran, silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
b. Pembentukan tim
21
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
22/41
Tim yang terbentuk beranggotakan empat sampai enam siswa. Penyusunan
tim bersifat heterogen, tim ini berfungsi sebagai tempat untuk membahas
permasalahan yang diberikan.
c. Penetuan skor awal
Skor awal merupakan skor rata-rata
2) Tahap pembelajaran
a. Penyajian materi pelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran ini, guru terlebih dahulu
menjelaskan materi yang akan dibahas dan target-target pencapaian
belajar. Guru juga menguraikan materi secara singkat.
b. Kerja tim
Setiap anggota membahas masalah yang diberikan. Tim harus memastikan
bahwa setiap anggotanya telah memahami semua materi yang dibahas.
c. Turnamen
Setelah semua materi dipelajari dalam tim, maka diadakan permainan atau
turnamen. Pola permainan adalah berupa pemberian soal yang ditulis pada
kartu dan diletakkan pada meja permainan. Guru menentukan secara acak
nama-nama siswa yang akan maju pada meja permainan. Dalam satu
kelompok permainan tidak siswa yang berasal dari tim yang sama.
Kemudian siswa dalam satu kelompok akan menjawab pertanyaan dengan
22
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
23/41
tingkat kesukaran yang sama. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan
pada kartu dengan benar, ia berhak mendapatkan kartu tersebut.
Selanjutnya kartu inilah yang akan menentukan skor tim.
d. Penghargaan tim
Setelah turnamen selesai dilaksanakan, guru segera menghitung hasil dan
menentukan skor tim. Guru memilih dan mengelompokkan tim kedalam
tiga macam kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata tim dan
memberikan penghargaan.
e. Penetuan skor individu
Hasil skor kelompok tidak secara otomatis digunakan sebagai skor
individual. Untuk menentukan nilai individual sebaiknya digunakan tes
akhir pada akhir pertemuan suatu pokok bahasan atau pada akhir semester.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Slavin yaitu: Nilai-nilai siswa
harus berdasarkan pada skor-skor kuis atau penilaian-penilaian individu
lainnya, bukan pada poin-poin turnamen atau skor-skor tim. Tapi poin-
poin turnamen atau skor-skor tim dapat diambil sebagian kecil untuk nilai-
nilai mereka (Tim Urge, 1997:91).
2.5 Motivasi Belajar
1. Pengertian mativasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan
kesiapan-kesiapannhya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.
Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
23
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
24/41
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,
atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya
untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000;28).
2.6 Prestasi Belajar IPA
Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai. Istilah
prestasi belajar sering juga disebut indeks prestasi (Winkel, 1986:64). Indeks
prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai-nilai akhir yang
menggambarkan mutu penyelesaian suatu program belajar. Prestasi belajar juga
dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan suatu aktifitas dalam belajar. Prestasi belajar yang dicapai
oleh masing-masing individu berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu siswa
yang berprestasi merupakan siswa yang sanggup menunaikan kelebihan dalam
bidang pelajaran tertentu. Siswa ini biasanya memiliki daya pikir yang baik serta
didasarkan adanya rasa percaya diri yang tinggi.
Prestasi belajar merupakan suatu usaha yang menempati posisi cukup
memuaskan dalam dunia pendidikan. Karena itu untuk meningkatkan prestasi
berbagai usaha dilakukan, baik melalui peningkatan kualitas guru maupun
pengadaan berbagai fasilitas serta sarana dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar juga dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan suatu aktifitas dalam belajar.
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
24
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
25/41
Faktor yang mempengaruhi perstasi belajar siswa dapat dikelompok atas
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
A. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak itu
sendiri. Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar siswa.
Faktor ini dapat dibagi menjadi beberapa faktor yaitu bakat, minat dan intelegensi.
1. Faktor Bakat
Bakat merupakan suatu potensi yang ada sejak manusia dilahirkan. Potensi
ini memegang peranan penting dalam proses belajar dan hasil belajar seseorang.
Menurut Suryabrata (1984:29), seseorang akan berhasil jika dia belajar dalam
lapangan yang sesuai dengan bakatnya, demikian pula dalam lapangan kerja
seseorang akan lebih berhasil kalau bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan
bakatnya, karena setiap individu mempunyai bakat yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Dengan demikian, bagi para pendidik harus mengetahui
bakat seorang siswa dan dapat menempatkan siswa tersebut dalam belajar sesuai
dengan bakatnya.
2. Faktor Minat
Minat adalah suatu gejala tingkah laku, ingin sesuatu yang lebih banyak, dan
selanjutnya akan mencerminkan suatu tujuan. Berdasarkan hal tersebut minat
siswa terhadap pelajaran dapat dilihat dari kemajuan yang dicapainya dalam
bidang tersebut. Siswa yang berminat terhadap pelajaran biologi akan merasa
senang dan giat dalam belajar, sehingga tercapainya tingkat prestasi yang lebih
tinggi dalam bidang tersebut.
25
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
26/41
3. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat,
dan efektif mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi proses belajar anak
dari luar dirinya.
Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan pertama pendidikan yang diperoleh seorang anak adalah dari
keluarga, jadi keluarga mempunyai peran penting dalam mempengaruhi
perkembangan anak. Keluarga yang pecah akan menjadi penghambat dalam
belajar (Soejanto, 1990:32). Apabila keluarga selalu kacau akan menjadi
gangguan mental bagi anak dan akan mengakibatkan prestasi belajar menurun.
Oleh karena itu suasana harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga menjadi
suatu kelurga yang tenteram.
Faktor Lingkungan sekolah
Sekolah sebagai lingkungan tempat anak untuk mendapatkan pendidikan
secara formal dan merupakan kelanjutan pendidikan anak di dalam lingkungan
keluarga, kurikulum, pengajaran, dan metode yang digunakan.
2.8 Alat Indera pada manusia
Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan diluar
tubuh. Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan
26
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
27/41
lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, kelima alat indera itu disebut panca
indera yaitu :
1. Indra penglihat (mata)
2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar,
oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali
lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar
glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
1. Indra penglihat (mata)
Mata adalah indera penglihat. Bentuk bola mata bulat seperti bola
bekel atau bola pimpong. Diameternya lebih kurang 2 cm. sebagian besar
terletak didalam rongga tengkorak. Mata terdiri atas bagian-bagian yang
27
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
28/41
berperan penting dalam proses penglihatan. Selain itu, mata disertai bagian-
bagian yang melindungi mata.
Mata juga dilengkapi dengan kelenjer air mata dan otot mata.
Kelenjer air mata menghasilkan air mata. Air mata berguna untuk
membasahi mata agar tidak kering. Air mata juga berfungsi sebagai pelumas
agar mata mudah digerakkan. Otot mata berguna untuk menggerakkan bola
mata sehingga dapat bergerak ke kanan-kiri (melirik) dan ke atas-bawah.
Bagian- bagian mata yang erat hubungannya dengan fungsi
penglihatan, yaitu kornea, iris, pupil, lensa, badan bening, retina, dan saraf
mata.
2. Indra pendengar (telinga)
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada
28
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
29/41
pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah.
3. Indra pengecap (lidah)
Lidah terletak didalam mulut. Permukaan lidah kasar karena penuh bintil-
bintil. Bintil-bintil itu disebut papilla. Pada bintil-bintil lidah terdapat saraf
pengecap. Lidah merupakan otot yang tebal. Pada pangkal lidah terdapat
kelenjar limfa. Permukaan lidah berlapiskan selaput yang berlendir. Lidah
juga berfungsi sebagai alat bicara dan pengatur letak makanan.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang,
bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas
pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping
dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
4. Indra pencium (hidung)
29
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
30/41
Hidung berfungsi sebagai indera pembau dan sebagai jalan
pernafasan. Bagian hidung yang sangat sensitive terhadap bau terdapat
pada bagian atas (dalam) rongga hidung. Hidung juga merupakan pintu
masuk udara pernafasan kedalam tubuh. Didalam pintu masuk rongga
hidung (bagian depan) terdapat rambut halus dan selaput lender yang
berguna untuk menyaring udara yang kita hirup.
Bau dapat tercium jika bau tersebut sampai dirongga hidung. Bau
menimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh ujung-ujung saraf
pembau yang terdapat dihidung. Epitelium pembau mengandung 20 juta
sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai
serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan
epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi
terhadap bahan kimia bau-bauan di udara. Rangsangan bau tersebut
diteruskan ke otak. Otak dapat membedakan berbagai macam bau. Secara
umum, ada lima macam bau yang dapat diterima oleh daya pencium
manusia. Kelima bau tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bau harum
2. Bau agak asam
30
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
31/41
3. Bau agak tajam
4. Bau busuk
5. Bau sumpek atau membius
5. Indra peraba (kulit)
Seluruh tubuh manusia
dilapisi oleh kulit. Kulit
merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan. Dengan kulit kita dapat membedakan
permukaan kasar dan halus. Kulit juga berfungsi melindungi tubuh dengan
cara melapisi tubuh.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan
dalam atau lapisan dermis. Pada epiderrmis tidak terdapat pembuluh darah
dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke
bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk
lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan
germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang
menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan
granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
31
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
32/41
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
33/41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research). Kegiatan
ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan penelitian dan analisis data.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah menyusun perangkat
pembelajaran, menyusun instrument sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian meliputi
melakukan pree-test atau tes awal), observasi proses pembelajaran dan post-test
(test akhir).
Menurut Sukardi, (2004:221). Penelitian tindakan kelas mempunyai
karakteristik antara lain:
Problem yang merupakan persoalan praktis dalam kehidupan
profesi sehari-hari
Penelitian memberikan perlakuan akan treatment yang berupa
tindakan terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus
meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subyek
yang diteliti.
Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam
bentuk siklus, tingkatan atau daun yang memungkinkan terjadinya kerja
kelompok maupun kerja mandiri secara insentif
Adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah
maupun sebelum tindakan.
33
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
34/41
Kegiatan ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan penelitian,
dan analisis data. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah menyusun
perangkat pembelajaran, menyusun instrument sebagai alat untuk mengumpulkan
data. Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian meliputi
melakukan tes awal (pre-test), penyajian materi di kelas, observasi proses
pembelajaran dan tes akhir (post-test).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Blang Mangat, Tahun pelajaran
2010/2011. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Waktu penelitian adalah
waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian
ini direncanakan dilaksanakan pada bulan november semester ganjil 2010/2011.
3.3 Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di SD Negeri 3 Blang Mangat dibantu oleh kolaborator
untuk pengambilan data penelitian, karena peneliti merupakan salah satu tenaga
pengajar disekolah tersebut sehingga memudahkan peneliti dalam berinteraksi dan
lingkungan sangat membantu peneliti dalam hal pengambilan data.
3.4 Data dan Sumber Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah :
- Dari hasi tes belajar siswa
- Dari lembar observasi guru dan murid
- Data respon yang diperoleh dari angket dan wawancara
34
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
35/41
Sumber data adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada
semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 30 orang pada
konsep alat indera pada manusia.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan kegiatan untuk mengumpulkan
data sebagai berikut:
a. Observasi
Cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan jalan mengamati
langsung dengan mencatat sendiri perilaku, kejadian dan keadaan yang terjadi
pada keadaan yang sebenarnya. Penelitian dalam hal ini adalah hal-hal yang
menyangkut kegiatan siswa, proses belajar mengajar, prestasi yang dicapai dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Tes
Tes adalah ujian tertulis, lisan atau wawancara untuk mengetahui
pengetahuan, kemampuan, bakat dan kepribadian seseorang. Tes yang digunakan
adalah tes tertulis yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda tentang materi alat indera
pada manusia di akhir siklus
c. Respon siswa
Untuk mengetahui respon siswa pada oenerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada materi alat indera manusia digunakan angket tertutup.
35
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
36/41
3.6 Analisis Data
a. Analisis data aktifitas guru dan siswa
Data aktivitas guru dan siswa diperoleh dari lembaran pengamatan yang
diisi selama proses pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
b. Tes hasil belajar
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan
belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Analisis ini
dilakukan dengan membandingkan hasil tes sebelum diberi tindakan dan hasil tes
setelah diberi tindakan untuk melihat ada tidakanya pengaruh terhadap hasil
belajar siswa
Setelah data pre-test dan post-tes diberikan maka data tersebut diolah
dengan menggunakan rumus persentase yaitu:
(Arikunto, 1995: 241)
Keterangan:
P= Angka Persentase
F= Frekuensi jawaban sampel
N= Banyaknya sampel
36
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
37/41
Setelah diproses hasil penelitian, maka data tersebut dibahas dan
ditabulasikan kedalam tabel yang meliputi kriteria seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto yaitu sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Kriteria Pemberian Skor/Prestasi Siswa
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
80-100 8.0-10.0 A Baik sekali
66-79 6.6-7.9 B Baik
56-65 5.6-6.5 C Cukup
40-55 4.0-5.5 D Kurang
30-39 3.0-3.9 E GagalSumber : Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995)
3.7 Pengecekan Keabsahan Data
Penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif dan kooperatif, sehingga
penyiapan partisipasian dipandang perlu dilakukan kegiatan awal. Melakukan
diskusi dengan teman sejawat, guru IPA dan dosen pembimbing tentang desain
atau stratege pembelajaran dengan metode kooperatif tipe TGT pada konsep alat
indera pada manusia yang diikuti dengan penyusunan rencana kegiatan.
3.8 Tahap-tahap Penelitian
1. Desain penelitian
Menurut Sukardi, (2004:221). Penelitian tindakan kelas mempunyai
karakteristik antara lain:
Problem yang merupakan persoalan praktis dalam kehidupan
profesi sehari-hari
Penelitian memberikan perlakuan akan treatment yang berupa
tindakan terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus
37
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
38/41
meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subyek
yang diteliti.
Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam
bentuk siklus, tingkatan atau daun yang memungkinkan terjadinya kerja
kelompok maupun kerja mandiri secara insentif
Adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah
maupun sebelum tindakan.
Berikut ini adalah siklus rancangan penelitian tindakan (action reseach).
Rencana
Refleksi
Observasi Siklus I Revisi
Tindakan
Rencana
Refleksi
Observasi Siklus II Revisi
Tindakan
Laporan
Sumber: Makalah Pengembangan Terbatas Perangkat Pembelajaran Fisika yang
berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Inkuiri
(1999:33)
2. Siklus Penelitian
38
Perangkat
Pembelajaran
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
39/41
Materi yang disampaikan adalah Alat Indera Manusia yang dilakukan
dalam 2 siklus, penjabaran masing-masing siklus adalah sebagai berikut: siklus I
tentang macam-macam alat indera manusia serta bagian-bagian alat indera
dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan (5 x 35 menit), dan Siklus II tentang fungsi
alat indera dan cara memelihara alat indera 5 kali pertemuan (5 x 35 menit)
Berikut ini tabel siklus penelitian :
No Siklus penelitian Tindakan Materi
1 Siklus I
I
II
Alat Indera Manusia
Bagian-bagian Alat Indera
2 Siklus II
I
II
Fungsi Alat Indera
Cara memelihara Alat Indera
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk setiap kali pertemuan
mengikuti siklus rancangan penelitian tindakan dan disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournaments (TGT) yaitu rencana
(persiapan), tindakan, Observasi dan refleksi.
3.Langkah-langkah Penelitian
A. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ada beberapa materi yang perlu dipersiapkan
antara lain:
1. Menentukan jenis dan bentuk tindakan yang akan dilakukan
2. Menyusun persiapan mengajar, seperti RPP dan LKS
3. Menyiapkan lembar observasi
39
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
40/41
4. membuat pedoman wawancara
B. Pelaksanaan Tindakan
Selanjutnya guru melakukan tindakan, yaitu melaksanakan KBM sesuai
materi yang telah ditetapkan pada masing-masing siklus tentang alat indera pada
manusia. Dalam pelaksanaan murid dilibatkan langsung secara aktif.
C. Observasi
Pada saat melakukan KBM, dilakukan observasi (pengamatan) tentang
kegiatan apa saja yang dilakukan guru dan murid serta melihat kemampuan siswa
dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT oleh guru bidang studi IPA
yang ada di sekolah tersebut dan yang mengajar peneliti sendiri. Tindakan
observasi ini untuk mengetahui peningkatan terhadap hasil belajar murid terhadap
tindakan yang dilakukan.
D. Refleksi
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai pengamat melakukan refleksi
atau masukan terhadap pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1)
dengan model kooperatif tipe TGT. Hasil refleksi yang diberikan oleh pengamat
dijadikan pedoman oleh peneliti dalam merevisi berbagai kelemahan pada RPP-1.
Berdasarkan hasil refleksi atau masukan pada kegiatan pembelajaran
pertama(RPP-1) guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada
pertemuan kedua (RPP-2) pada siklus 2 dengan mengacu pada analisis materi
40
8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit
41/41
pembelajaran tentang Fungsi dari alat indera, selanjutnya guru melakukan
tindakan yaitu melakukan tindakan KBM sesuai dengan RPP-2 seperti pada
pertemuan pertama. Kegiatan belajar mengajar ini juga diamati oleh dua
pengamat, kegiatan belajar mengajar pada siklus dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Kriteria untuk tindakan terdiri dari kriteria proses dan kriteria hasil.
Kriteria proses adalah jika observasi telah mencapai skor > 85 %, sedangkan
kriteria hasil adalah jika > 80 % murid mendapat skor > 65 % pada tes akhir
tindakan.