Click here to load reader
View
224
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dok
Citation preview
PROPOSAL IMPLEMENTASI SERTIFIKASI KOMPETENSI
SMKBIDANG KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF
Diusulkan sebagai tindak lanjut MoU antara
DIRJEN MANDIKDASMEN Dengan
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAKerjasama Dengan
- 1 -
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK DEPDIKNAS
Yogyakarta, Mei 2006
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Profil tenaga kerja kita tampak, seperti disampaikan oleh Gatot Hari Priowiryanto
(2003), bahwa posisi human development index (HDI) Negara Indonesia hanya berada
satu tingkat diatas Vietnam yang berada pada urutan 105 dari 108 negara (Kompas, April
2001). Selain kualitas SDM, pada hingga saat ini Negara Indonesia belum sepenuhnya
keluar dari krisis moneter yang sedang melanda, sementara beberapa negara tetangga
seperti Thailand, Korea dan beberapa negara lainnya sudah lepas bahkan lebih stabil.
Apabila kondisi ini terus berlangsung, maka tidak mustahil bila saat AFTA maupun
WTO maka tenaga professional negara lain dengan mudahnya masuk sementara tenaga
kerja kita hanya mampu berada pada kelas bawah.
Era Globalisasi dan persiapan menghadapi AFTA dan WTO membawa konsekwensi
terhadap kesiapan Bangsa Indonesia untuk mempersiapkan sebaik-baiknya sehingga tidak
tertinggal dengan negara-negara lainnya. Namun dalam mengahadapi tantangan tersebut
beberapa hal sedang menghadang kita, lemahnya daya dukung sumber daya manusia
yang jauh berada berada dibawah beberapa negara-negara tetangga lainnya.
Sebagai dampak era globalisasi tersebut menimbulkan semakin tajamnya tekanan
kompetisi kompetensi nasional, regional maupun “global” telah menuntut industri
nasional untuk mampu menghasilkan “keunggulan kompetitif (competitf advantage)” atas
produk maupun jasa yang dihasilkannya. Tuntutan tersebut secara simultan telah
menjadikan sumber daya manusia (SDM) tidak lagi dianggap sebagai pelengkap semata,
akan tetapi telah menjadi “kekuatan utama” bagi industri dalam mengasilkan keunggulan
dalam konteks yang lebih komprehensif, inovatif dengan sudut pandang yang holistic.
Keungulan bersaing baik diarena pasar domestic, regional maupun internasional
merupakan persyaratan mutlak yang perlu dimiliki oleh suatu perusahaan industri agar
mampu mempertahankan hidup (survive) bahkan tumbuh dan berkembang secara lebih
sehat. Persyaratan tersebut secara simultan telah menjadikan peranan pendidikan teknik
sebagai salah satu jalur unggulan dalam meningkatkan kemampuan SDM semakin
strategis.
Secara kuantitatif, perkembangan penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan
telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Akan tetapi, harus diakui bahwa
- 2 -
dalam program pendidikan tersebut belum sepenuhnya mengacu pada pengintegrasian
seluruh fungsi-fungsi pelatihan, sehingga efektivitas dari hasil pendidikan masih
diaragukan, bahkan eksistensi pendidikan sebagai salah satu jalur unggulan dalam
meningkatkan kompetensi SDM masih sering dipertanyakan. Masalah tersebut antara lain
diakibatkan oleh keterbatasan para pengelola dalam menguasai masalah, sarana dan
fasilitas dan mengintegrasikannya dalam kebijakan pengembangan pendidikan.
2. Rasional
Kebijakan otonomi daerah dengan sistim desentralisasi dan era global tahun 2020
merupakan dua tantangan yang masih cukup berat bagi Bangsa Indonesia. Persoalannya
terletak pada kekurangsiapan sumber daya manusia Indonesia untuk bersaing dalam era
global. Persoalan TKI yang terangkat sebagai persoalan nasional cukup dapat digunakan
sebagai indikator rendahnya kualitas SDM Bangsa Indonesia.
Di daerah para pengemban kebijakan masih terbiasa terpaku pada kebiasaan sentralistik.
Kebanyakan pemerintah daerah masih menggunakan pola kerja lama yang cenderung
pasif sehingga laju pencapaian hasil kebijakan otonomi masih sangat rendah. Tantangan
era global dan era otonomi daerah menunutut upaya yang lebih jelas dan konkret dalam
membangun kualitas sumber daya manusia. Mengantisipasi kondisi tersebut institusi
pendidikan diharapkan dapat menghasilkan SDM bermutu dengan ciri-ciri disiplin, jujur,
motivasi tinggi, tidak kenal menyerah, toleran antar sesama, disamping memiliki
kemampuan berkomunikasi dan kompetensi secara mantap.
Beberapa kebijakan telah ditempuh oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia diantaranya melalui beberapa kebijakan yang telah ditetapkan
melalui Kepmen Ristek No. 02/M/Kp/II/2000 tentang kebijakan strategis pembangunan
IPTEK nasional, bahwa prioritas utama dan pertama adalah pembinaan dan
pengembangan SDM. Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia sebagai salah
satu upaya strategis nampaknya merupakan suatu alasan yang tepat dalam menghadapi
tantangan tersebut.
Salah satu upaya pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu
modal dasar dalam menghadapi era kompetisi yang lebih ketat adalah pendidikan.
Menurut Raka Joni (1999), pendidikan merupakan kunci utama sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan diharapkan dapat dan mampu
membekali manusia dalam meningkatkan 3 H yaitu Head (kepala) yang berarti
pendidikan diharapkan mampu memberikan kecerdasan dan pengetahuan serta
kemampuan berpikir yang dibutuhkan, sementara H yang kedua adalah Heart (hati),
- 3 -
diharapkan pendidikan mampu membekali kecerdasan moral dan attitude, sedangkan H
yang ketiga adalah Hand (tangan) yang berarti bahwa pendidikan diharapkan mampu
memberikan bekal ketrampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dalam
kehidupan.
Harapan pengembangan pendidikan tersebut tentunya harus dilakukan pada semua
tingkatan mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, bahkan baik formal maupun
no-formal yang juga harus didukung oleh semua lapisan masyarakat. Sehingga
percepatan pengembangan daerah dapat dicapai secara berkesinambungan guna
memenuhi kebutuhan dan pengembangan industri di daerah. Arah kebijakan
pengembangan industri dan pembangunan daerah diharapkan mampu menumbuhkan dan
mengembangkan potensi daerah dan putra daerah dalam pengelolaan sumber daya alam
yang dimiliki untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kemajuan daerah tersebut.
Dengan semakin berkembangnya industri otomotif di Indonesia terutama industri jasa
perbaikan dan perawatan (after sales service) yang ditandai dengan semakin
berkembangnya industri dan merk kendaraan dan jumlah bengkel perawatan dan
autorized dealer di seluruh kota di Indonesia memberi peluang yang cukup besar dalam
memasok tenaga pada bidang tersebut. Industri otomotif sebagai salah satu industri jasa
dan manufaktur memiliki potensi yang sangat besar baik pada saat krisis moneter maupun
pada saat normal. Bukan hanya pada kendaraan baru, akan tetapi bagi kendaraan lamapun
memerlukan perawatan dan perbaikan. Oleh karenanya kekuatan industri ini perlu
dukungan yang sangat besar dari semua lapisan masyarakat.
Sesuai dengan kondisi di atas kebutuhan tenaga kerja trampil dan kompeten untuk
menangani pelayanan tersebut sangat diharapkan. Beberapa kelemahan lembaga
pendidikan yang ada saat ini dirasakan masih belum dapat memenuhi standar kualitas dan
kompetensi tenaga kerja pada dunia kerja, karena kualitas lulusan yang ada saat ini belum
memiliki kemampuan yang mengacu pada stanbdar industri yang memadai untuk siap
kerja.
Namun pada hakekatnya kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh teknisi otomotif
yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan saat ini telah memiliki kompetensi yang cukup
memadai baik melalui pengalaman, namun pengakuan secara formal dalam bentuk
Sertifikat Kompetensi Nasional belum didapatkan. Hal ini juga dialami oleh hampir
semua lembaga pendidikan non-formal jaminan kompetensi yang sesuai dengan Standar
Kualifikasi Kompetensi suatu jabatan yang telah ditetapkan juga belum dimiliki.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penetapan tingkat kualifikasi
- 4 -
kompetensi tenaga kerja bidang otomotif sesuai dengan jabatan tertentu yang telah
ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui Penilaian (Assessment) untuk memperoleh
Sertifikat Kompetensi Nasional, sebagai pengakuan formal terhadap tingkat kompetensi
yang dimilikinya. Dengan diperolehnya Sertifikat tersebut, akan mempermudah lulusan
lembaga Pendidikan dalam memasuki dunia kerja dan menetapkan tingkat upah yang
layak dan sesuai dengan kemampuan serta dapat dijadikan sebagai jaminan social dan
perlindungan.
Untuk mendukung program tersebut dalam melakukan sertifikasi diperlukan
tenaga assessor yang telah memiliki sertifikasi sebagai penguji yang memiliki
kemampuan dan ketrampilan baik kompetensi profesi maupun kompetensi
assessment.
3. TUJUAN
Sebagai suatu kegiatan yang bersifat nasional dalam rangka meningkatkan
kompetensi dan profesionalisasi bidang teknik otomotif, maka tujuan kegiatan
tersebut adalah :
Menyiapkan assesor yang memiliki kemampuan dan kompetensi profesi dan
kompetensi assessor (pengujian)
Menyiapkan TUK sebagai suatu bagian integral dalam meningkatkan
kemampuan dan pengakuan teknisi bidang otomotif yang sesuai dengan
standar Kompetensi Nasional dimasing-masing daerah
Program advokasi pembentukan TUK dan pengelolaannya dalam rangka
menyiapkan dan membentuk lembaga pengujian kompetensi pada masing-masing
daerah
4. SASARAN
Sebagai sasaran utama dalam program pelatihan assessor dan pelatihan
pengembangan TUK bidang teknik otomotif adalah :
Guru SMK bidang otomotif yang memiliki kompetensi dan produktif dalam
mata pelajaran teknik otomotif
SMK negeri dan swasta pada masing-masing Kabupaten (Daerah Tingkat II)
5. MANFAAT PROGRAM
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan guru SMK dapat berperan sebagai assessor
bidang teknik otomotif yang dapat
- 5 -
Memberikan kontribusi penuh terhadap pengembangan kompetensi mekanik otomotif
di daerah masing-masing,
Meningkatkan pengakuan dan jaminan kompetensi mekanik yang berlaku dan diakui
secara nasional,
Meningkatkan daya saing lulusan di daerah masing-masing, sehingga dapat diakui
secara nasional.
Meningkatkan efisiensi pelaksanaan uji kompetensi pada masing-masing daerah
Meningkatkan kompatibilitas lulusan SMK di daerah dalam meraih kesempatan kerja
yang sesuai dengan bidang teknik otomotif
6. RENCANA PROGRAM
Sebagai suatu upaya dalam rangka mempersiapkan calon tenaga assessor bidang
teknik otomotif, maka kegiatan yang direncanakan berupa :
a. Pelatihan atau training yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga assesor
tingkat nasional yang sesuai dengan Standar Kompetensi Nasional. Beberapa
pelatihan teknis tersebut meliputi :
Pelatihan assesor meliputi kopetensi profesi dan kopetensi assessment
Pengujian dan sertfikasi assessor
b. Pelatihan management sarana dan fasilitas TUK sebagai upaya dalam rangka
menyiapkan TUK di masing masing daerah tingkat II, dalam bentuk :
Pelatihan persiapan pembentukan TUK di masing-masing daerah
Pelatihan pengelolaan TUK
Pelatihan pengembangan TUK
c. Program advokasi pembentukan TUK dan pengelolaannya, sebagai suatu
bentuk tanggung jawab penyelenggara dalam membantu peserta dan SMK
untuk mewujudkan TUK, sebagai wadah dalam pengujian kompetensi
mekanik di daerah agar memperoleh pengakuan dan jaminan sesuai standar
dan kualifikasi yang berlaku secara nasional.
7. RENCANA ANGGARAN
Untukmendukung pelaksanaan program dibutuhkan pembiayaan yang
diharapkan dapat dipenuhi baik oleh peserta, LSPTO, penyelenggara maupun
Direktorat Jendral Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional.
Besarnya anggaran dan pembiayaan terlampir.
- 6 -
II. KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI ASSESSOR
1. Pengertian
Sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kualifikasi assessor oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Otomotif (LSPO) beberapa hal yang
dimaksud dibawah ini:
a. Kompetensi
Kompetensi adalah suatu spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang diwujudkan dalam unjuk kerja pada suatu pekerjaan tertentu sesuai
dengan standar ditempat kerja
b. Standar Kompetensi
Terdiri dari dari beberapa unit kompetensi untuk mengerjakan suatu
pekerjaan / tugas sesuai dengan persyaratan yang telah dikembangkan /
disusun secara sistematis oleh industri / pihak yang berwenang serta
disepakati sebagai acuan.
c. Asesor
Orang yang ahli dibidang yang diujikan dan mampu melakukan
asesmen/penilaian kepada tenaga kerja/kandidat untuk menyatakan apakah
tenaga kerja tersebut telah kompeten atau belum kompeten
d. Asesmen / Penilaian
Proses pengumpulan bukti dan membuat pertimbangan mengenai apakah
kompetensi telah tercapai atau belum tercapai
e. Uji Kompetensi
Salah satu metode dalam proses asessmen dan dilihat secara langsung unjuk
kerjanya untuk menentukan apakah kompetensi telah tercapai atau belum
tercapai
f. Tenaga kerja / Kandidat
Orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar kerja
guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
g. Sertifikasi
- 7 -
Proses penetapan dan pengakuan atas jenis dan tingkat ketrampilan yang
dimiliki / dikuasai oleh seseorang sesuai dengan standar yang ditetapkan
h. Sertifikat Asesor
Sertifikat yang diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi syarat dan
telah mengikuti pelatihan calon asesor serta dinyatakan kompeten sesuai
dengan tingkat kompetensinya
2. Klasifikasi assessor
Pada dasarnya klasifikasi Asesor terdiri dari Asesor dan Asesor Trainer. Asesor
adalah melakukan asesmen sedangkan Asesor Trainer selain dapat melakukan
asesmen kepada calon teknisi juga melakukan pelatihan kepada calon asesor yang
baru. Asesor hanya dapat melakukan asesmen sesuai dengan kompetensi teknis
yang dimilki oleh karena itu perlu dibuat batasan dan tingkatan sesuai
kemampuan teknisnya.
LEVEL KRITERIA TUGAS
ASESOR III(Putih)
1. Minimal menguasai bebe rapa Unit Kompetensi Teknisi pada Level Junior Antara lain:
- 3 Unit Kompetensi Kel. Dasar Umum- 4 Unit Kompetensi Kel. Dasar Keahlian- 12 Unit Kompetensi Kel Keahlian - 1 Unit Kompetensi Pilihan
2. Mengikuti training dasar calon Asesor dan dinyatakan kompeten
Melakukan asesmen hanya sesuai dengan unit kompetensi teknis yang dimiliki
- 8 -
ASESOR
ASESOR II(Biru)
1. Mempunyai sertifikat kompetensi teknisi yunior ITO Indonesia dan ditambah minimal :
- 4 Unit Kompetensi Kel. Dasar Keahlian pada Level Senior - 5 Unit Kompetensi Kel. Keahlian pada Level Senior- 1 Unit Kompetensi Pilihan pada Level Senior
2. Mengikuti training dasar calon Asesor dan dinyata kan kompeten
Melakukan asesmen hanya sesuai dengan unit kompetensi teknis yangdimiliki
ASESOR I(Kuning)
1. Mempunyai Sertifikat Kompetensi Teknisi Level Master dari ITO Indonesia2. Mengikuti training dasar calon Asesor dan dinyata kan kompeten
Melakukan asesmen hanya sesuai dengan unit kompetensi teknis yangdimiliki
ASESOR TRAINER(Merah)
1. Mempunyai sertifikat bidang pelatihan / pendidikan / Instruktur2. Mengikuti Training of Trainer (ToT) dan dinyatakan kompeten
Melakukan pelatihan dan Live assessment / Uji Kompetensi terhadap calon Asesor
3. Kualifikasi assessor
Kompetensi para Asesor merupakan hal mendasar untuk mencapai efektifitas dan
kualitas asesmen, pelatihan sebagai asesor adalah hal yang penting agar apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya dapat dimengerti dan dilaksanakan.
Kualifikasi Asesor pada dasarnya adalah seperti kriteria yang tertera dalam tabel
klasifikasi Asesor di halaman sebelumnya.
Sebagai Asesor selain memiliki kualifikasi tertentu juga harus memiliki :
Kompetensi tempat kerja terkini di bidang yang diases/dinilai
Kompetensi terkini sebagai asesor
Ketrampilan antar personal
Selain itu seorang Asesor harus dapat :
Mengerti dan menerapkan standar unjuk kerja dan sistem asesmen
- 9 -
Mengerti dan menerapkan prinsip – prinsip asesmen
Memilih dan menggunakan berbagai metode asesmen
Menunjukkan ketrampilan sesuai dengan bidang yang dinilai
Membuat penilaian yang adil
Berkomunikasi yang sesuai dengan budaya individu dan tempat kerja
Asesor setiap saat dapat meningkat levelnya jika penguasaan teknisnya
bertambah, penambahan ini akan dapat terjadi jika Asesor mau dan mampu
berlatih untuk menguasai kompetensi yang belum dimiliki sebelumnya. Dengan
demikian Asesor selalu dituntut agar kemampuannya terus ditingkatkan sesuai
dengan batasan kompetensinya.
Bila seorang Asesor meningkat level kompetensi teknisnya, maka meningkat pula
level asesornya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Proses kualifikasi
Proses kualifikasi assessor untuk uji kompetensi teknisi otomotif dapat mengikuti
alur sebagai berikut :
5. Materi training assessor
Sebagai Asesor harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan baik secara teknis
maupun sistem dan metodanya, hal ini penting agar dalam pelaksanaan di lapangan
tidak ada yang dirugikan. Materi training yang digunakan harus standar untuk semua
peserta sesuai dengan ketentuan LSPTO. Isi materi telah disusun oleh tim dan akan
disampaikan oleh Asesor Trainer sebagai fasilitator dan pengajar.
- 10 -
CALON PESERTA
TRAINING LIVEASSESSMENT
KOMPETEN
BELUM KOMPETEN
SERTIFIKASI
MENGULANGKEMBALI
Training bermaterikan 4 unit kompetensi antar lain:
OPKR 10-020 Melatih kelompok kecil
OPKR 10-021 Merencanakan asesmen
OPKR 10-022 Melaksanakan asesmen
OPKR 10-023 Meninjau / mereview asesmen
Setelah mengikuti training calaon asesor harus mengikuti live assessment yaitu
menyusun dan melakukan asesmen yang sebenarnya dan akan dinilai oleh Asesor
Trainer untuk menentukan apakah mereka sudah kompeten atau belum kompeten
sebagai Asesor. Silabus training seperti tampak pada tabel berikut :
NO MATERI URAIAN MATERI WAKTU1 Pelatihan Berbasis
Kompetensi (CBT)1.1 Prinsip Pelatihan Berbasis Kompetensi
- Pengertian Kompetensi- Fokus Kompetensi- Karakteristik CBT- Perbedaan CBT dengan Training
konvensional1.2 Standar Kompetensi
- Pengertian Standar Kompetensi- Penggunaan Standar Kompetensi- Bentuk – bentuk Standar Kompetensi- Kompetensi Kunci
1.3 Kompetensi Kunci
10 JP
2 Prinsip Asesmen 2.1 Definisi & Filosofi Asesmen2.2 Peranan Asesor2.3 Keharusan seorang Asesor2.4 Kelemahan Asesor saat menilai
4 JP
3 Perencanaan Asesmen 3.1 Tujuan Asesmen3.2 Penggunaan Standar atau Benchmark 3.3 Kebijakan asesmen3.4 Bukti yang dibutuhkan3.5 Metode pengumplan bukti3.6 Pengumpulan Bukti yang Effisien3.7 Pembuatan matrix soal uji
6JP
4 Menyusun Kegiatan Penilaian
4.1 Mengembangkan alat-alat penilaian4.2 Menginformasikan pada orang yang sesuai4.3 Penilaian yang kompeten4.4 Menyiapkan lingkungan penilaian
4.5 Pelaksanaan Penilaian dan Pencatatan Secara Detail
4.6 Membuat Keputusan Secara Berkala4.7 Pencatatan Hasil-hasil Penilaian
4 JP
- 11 -
5 Mengkaji Ulang dan Mengevaluasi Penilaian
5.1 Pemberian Pengkajian Ulang5.2 Membuat Pertanyaan ketika Mengkaji Ulang 5.3 Prosedur Pengkajian Ulang
4 JP6 Live Assessment 6.1 Merencanakan Asesmen
- Menentukan Unit Kompetensi - Memilih & membuat materi uji
- Menentukan Sarana dan alat uji6.2 Melakukan asesmen - Memeriksa sarana kebutuhan asesmen
- Melakukan kegiatan asesmen- Mencatat hasil asesmen- Membuat laporan hasil asesmen
6.3 Mereview hasil asesmen
22 JP
JUMLAH 50 JP6. Sertifikasi
Sertifikasi adalah suatu proses penerbitan Sertifikat Kompetensi Asesor oleh
LSPTO atau BSNP, sebagai pengakuan dan penghargaan yang diberikan kepada
peserta yang berhasil dalam mengikuti proses menjadi Asesor serta memenuhi
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Sertifikat Kompetensi Asesor
adalah salah satu surat berharga yang berisi keterangan/penjelasan kompetensi
yang telah dikuasai oleh pemegangnya dan dilengkapi dengan data indek
kompetensi teknis yang dimiliki saat itu.
Sertifikat Kompetensi Asesor dibedakan dalam 4 klasifikasi sesuai dengan tingkat
penguasaan kompetensi teknis yang dimiliki oleh pemiliknya ( lihat klasifikasi
asesor) :
a. Sertifikat Kompetensi Asesor III (warna dasar putih)
b. Sertifikat Kompetensi Asesor II (warna dasar biru)
c. Sertifikat Kompetensi Asesor I (warna dasar kuning)
d. Sertifikat Asesor Trainer (warna dasar merah)
Seorang Asesor hanya dapat melakukan asesmen terhadap calon teknisi sesuai
dengan kompetensi teknis yang dimiliki oleh Asesor.
Yang berhak memegang atau mendapatkan Sertifikat Kompetensi Asesor adalah
orang yang telah memenuhi syarat sebagai asesor, mengikuti pelatihan dan telah
kompeten melakukan live assessment / uji kompetensi asesor yang dilaksanakan
oleh bidang sertifikasi LSPTO atau BSNP.
- 12 -
Sertifikat asesor berlaku selama 3 tahun, setelah itu dapat diperpanjang kembali,
Asesor yang tidak bekerja pada bidangnya selama 3 tahun berturut-turut maka
Sertifikat tidak berlaku, dengan demikian harus mengikuti uji kompetensi kembali
sebagai Asesor
7. Evaluasi dan Monitoring
Monitoring adalah pengamatan terhadap berlangsungnya kegiatan pelaksanaan
pelatihan dan sertifikasi, dalam melaksanakan monitoring harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Alat – Alat Monitoring
Alat-alat monitoring diperlukan untuk memperoleh data yang akurat melalui
lembar pertanyaan sesuai aspaek yang bibutuhkan Hasil monitoring yang
telah dilakukan dipakai sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan
Monitoring dilakukan oleh Tim dari Bidang Sertifikasi Asesor baik secara
langsung maupun tidak langsung
b. Mekanisme Monitoring
Mekanisme monitoring dapat dilaksanakan selama pelaksanaan training, pada
akhir masa training eberupa porto folio maupun pemantauan setelah yang
bersangkutan selesai mengikuti training dan melakukan pelaporan kepada
penyelenggara atau LSPTO dan BSNP dalam bentuk form Evaluasi bulanan
atau triwulan untuk mengetahui perkembangan dan pelaksanaan uji
kompetensi yang telah dilakukan di daerah masing-masing.
III. PENUTUP
Akhirnya sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
dan pengakuan serta mendukung pelaksanaan Kurikulum 2004, maka diharapkan
dukungan baik moral dan dana dari Direktorat Pembinaan SMK menjadi sangat
berarti dalam keberhasilan pencapaian tujuan program ini.
Yogyakarta, Februari 2006
Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
FT – Universitas Negeri Yogyakarta
- 13 -
- 14 -
LAMPIRAN RENCANA ANGGARAN DAN PEMBIAYAAN
IMPLEMENTASI SERTIFIKASI KOMPETENSI SMK
BIDANG KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF
No Uraian Kegiatan
Sumber biayaBiaya
Unit TotalUNY
Direktorat Pembinaan
SMK
Dinas PendidikanProp. DIY
Peserta
1.Platihan assessor bidang profesi dan uji kompetensi
10.000.000 75.000.000 10.000.000 5.000.000 5.000.000 x 20 100.000.000
2.Pelatihan assessor bidang metodologi uji kompetensi
10.000.000 45.000.000 15.000.000 5.000.000 4.000.000 x 20 80.000.000
3. Sertifikasi assessor bagi guru SMK 5.000.000 10.000.000 10.000.000 5.000.000 1.500.000 x 20 30.000.0004. Pelatihan pengelolaan (manajemen) TUK 10.000.000 40.000.000 10.000.000 10.000.000 3.500.000 x 20 70.000.0005. Seleksi dan verifikasi calon TUK - 10.000.000 10.000.000 10.000.000 1.500.000 x 20 30.000.0006. Advokasi - 15.000.000 20.000.000 5.000.000 8.000.000 x 5 40.000.0007. Dana pendampingan calon TUK - 125.000.000 20.000.000 25.000.000 34.000.000 x 5 170.000.000
Total (Rp.) 35.000.000 320.000.000 95.000.000 65.000.000 520.000.000
- 15 -