10
P R O L O G “ORANG YANG MENGETAHUI BANYAK TENTANG ORANG LAIN MUNGKIN ORANG YANG PANDAI, TAPI ORANG YANG MENGETAHUI BANYAK TENTANG DIRINYA SENDIRI JAUH LEBIH PANDAI ; ORANG YANG MENGENDALIKAN ORANG LAIN MUNGKIN ORANG YANG BERKUASA, TAPI ORANG YANG DAPAT MENGENDALIKAN DIRINYA SENDIRI JAUH LEBIH BERKUASA” (Lao Zi / ) Prakata Hidup dapat ibaratkan sebagai suatu perjalanan, dan berjalan tanpa tujuan ibarat sebuah kapal yang berlayar tanpa arah di tengah gelombang lautan tanpa batas dan terpaan angin tanpa henti, sehingga hanya terombang-ambing tanpa tiba kemana-mana. Analoginya, untuk berjalan menuju ke tempat tujuan di seberang lautan pun diperlukan antara lain sebuah jembatan penyeberangan untuk dapat tiba disana. Demikian pun dalam perjalanan menelusuri ilmu pengetahuan yang disebut Zhineng Qigong (ZNQG) ini kita seakan berada di bawah matahari dimana ada banyak peristiwa atau kejadian yang seakan-akan merupakan suatu kebetulan atau keanehan berupa mukjizat yang bersifat misterius. Mungkin, buku ini juga lahir dari suatu gejala yang sama bahwa kini telah terjadi suatu pertumbuhan ekonomi yang sangat mengagumkan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) -- yaitu sejak program reformasi dan liberalisasi ekonomi diberlakukan oleh Deng Xiaoping sejak tahun 1978 -- sehingga menjadikannya sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan bangsa Tionghoa ini, tak dapat dipungkiri telah menjadi kekuatan masa depan, sehingga sering terdengar ungkapan seperti apa yang akhir-akhir ini tertulis dalam banyak media massa bahwa “China akan menguasai dunia”. 1

Prolog

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Prolog dari rangkaian buku karangan saya.

Citation preview

Page 1: Prolog

P R O L O G

“ORANG YANG MENGETAHUI BANYAK TENTANG ORANG LAIN MUNGKIN ORANG YANG PANDAI, TAPI ORANG YANG MENGETAHUI BANYAK TENTANG DIRINYA SENDIRI JAUH LEBIH PANDAI ;

ORANG YANG MENGENDALIKAN ORANG LAIN MUNGKIN ORANG YANG BERKUASA, TAPI ORANG YANG DAPAT MENGENDALIKAN DIRINYA SENDIRI JAUH LEBIH BERKUASA”

(Lao Zi / 老 子 )

PrakataHidup dapat ibaratkan sebagai suatu perjalanan, dan berjalan tanpa tujuan ibarat sebuah kapal yang berlayar tanpa arah di tengah gelombang lautan tanpa batas dan terpaan angin tanpa henti, sehingga hanya terombang-ambing tanpa tiba kemana-mana. Analoginya, untuk berjalan menuju ke tempat tujuan di seberang lautan pun diperlukan antara lain sebuah jembatan penyeberangan untuk dapat tiba disana. Demikian pun dalam perjalanan menelusuri ilmu pengetahuan yang disebut Zhineng Qigong (ZNQG) ini kita seakan berada di bawah matahari dimana ada banyak peristiwa atau kejadian yang seakan-akan merupakan suatu kebetulan atau keanehan berupa mukjizat yang bersifat misterius. Mungkin, buku ini juga lahir dari suatu gejala yang sama bahwa kini telah terjadi suatu pertumbuhan ekonomi yang sangat mengagumkan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) -- yaitu sejak program reformasi dan liberalisasi ekonomi diberlakukan oleh Deng Xiaoping sejak tahun 1978 -- sehingga menjadikannya sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan bangsa Tionghoa ini, tak dapat dipungkiri telah menjadi kekuatan masa depan, sehingga sering terdengar ungkapan seperti apa yang akhir-akhir ini tertulis dalam banyak media massa bahwa “China akan menguasai dunia”.

Maka, tidaklah mengherankan apabila dunia internasional mulai ingin mengetahui apa misterinya, dimana rahasianya, bagaimana caranya, atau atas dasar apa RRT bisa mencapai kemajuan yang demikian menakjubkan itu hanya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Ternyata, betapa pun negara Tiongkok telah memasuki abad 21 yang dianggap modern, dan telah mengalami kemajuan ekonomi yang sedemikian pesatnya setelah menerapkan politik pintu terbuka dengan pasar bebasnya, namun hingga saat ini filosofi dan kearifan Tiongkok kuno masih dijadikan acuan. Akhirnya, kekaguman tersebut mau tidak mau atau suka tidak suka telah membuka mata hati banyak bangsa di dunia akan kebenaran seperti apa yang diungkapkan dalam Alquran : “Belajarlah sampai ke negeri China”.

1

Page 2: Prolog

Buku ini pun muncul dari kekaguman penulis akan ilmu pengetahuan ZNQG, dan adanya kenyataan bahwa sistem dan metode ZNQG ini bersifat alami dan sangat efektif dalam ‘penyembuhan diri sendiri’ dari penyakit gawat yang mengancam jiwa, padahal sistem dan metode pengobatan medis modern ala Barat sudah tidak berdaya lagi untuk menyembuhkannya, sehingga kemampuan yang ‘juga’ dapat diterapkan pada ‘orang lain’ ini dianggap sebagai suatu ‘mukjizat’ atau ‘keajaiban’, padahal sifatnya alami!.

Atas dasar kepraktisan dan efektivitas ZNQG yang alami tersebut, tidaklah mengherankan apabila ilmu pengetahuan ZNQG dengan sistem dan metodenya yang beradaya guna itu telah menjadi buah bibir dan bahkan telah dijadikan sarana alternatif -- dalam pemeliharaan kesehatan yang bersifat preventif dan promotif dan pengobatan / penyembuhan penyakit secara kuratif melalui pengelolaan enerji kehidupan (‘Qigong’) dan kemampuan kecerdasan (‘Zhineng’) akal budi manusia ini -- oleh banyak bangsa di dunia internasional. Sebaliknya, sampai sejauh ini, bangsa Indonesia pada umumnya masih belum mengenal tentang apa ZNQG itu dan karenanya sudah sepatutnya mulai melakukan introspeksi bahwa bangsa kita pun tidak ingin tetap buta dan tertinggal dari bangsa-bangsa lain di manca negara dalam pengetahuan dan pemanfaatan ZNQG tersebut.

Dalam konteks ini, perlu disadari bahwa bagaimana pun ZNQG itu merupakan suatu ilmu pengetahuan, dan kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain, namun untuk ini terutama dalam pemanfaatannya diperlukan suatu niat dan kebijaksanaan diri sendiri, bukan orang lain. Dan, perlu disadari pula bahwa kesehatan akan selalu dinilai paling berharga setelah orang mengalami kehilangannya alias sakit. Sayangnya, orang pada umumnya mengabaikan atau acapkali lupa akan adanya kata bijak bahwa “ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun seringkali orang lupa dan hanya melihat serta menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama, sehingga orang tidak melihat pintu lain yang terbuka”. Jadi, logisnya, setelah dikuasainya pengetahuan dan pemahaman tentang seluk-beluk ZNQG, seyogianya dapat dilanjutkan dengan pemanfaatan dengan penguasaan keterampilan tentang bagaimana pengeterapannya, melalui bergabung dengan sasana ZNQG yang ada, dan / atau berdasarkan buku yang khusus membahas aspek teknisnya.

Dan, dalam konteks ini pula, perlu ditegaskan bahwa buku ini pada dasarnya terbatas hanya membahas aspek prinsip-teoretisnya yang abstrak tentang apa dan mengapa ZNQG itu perlu diketahui dan dipahami. Sehingga, sebenarnya, buku ini bukan buku yang membahas aspek teknis-praktisnya, karena memang bukan porsinya. Namun demikian, untuk dapat memenuhi keinginan banyak pihak maka buku ini juga akan menghadirkan Bab 9, yang sesungguhnya hanya sebagai bab tambahan yang khusus menyampaikan aspek teknis-emperisnya yang konkret tentang bagaimana bentuk pelaksanaan metode latihan yang disebut Peng Qi Guan Ding Fa (PQGDF), yang merupakan salah satu metode dasar dan tingkat latihan pertama dari ZNQG.

Selain itu, buku ini bukan buku “instant” dan “how to” (yang pada umumnya juga menjanjikan suatu keberhasilan dan jaminan) bagi orang yang merasa dirinya terlalu sibuk. Sehingga tidak ingin memberikan sebagian waktunya untuk membaca buku

2

Page 3: Prolog

yang dianggapnya terlalu teoretis, yang sesungguhnya hanya akibat dari adanya hambatan kepribadian berupa mental sibuk atau mental kuda beban. Inginnya dapat berhasil secepat mungkin, berdasarkan ide-ide praktis dari buku yang mudah dibaca dan segera memberikan jawaban secara cepat dan tepat. Masyarakat masa kini pada umumnya memang lebih cenderung memilih cara pembelajaran ‘jalan pintas yang terbatas’ ketimbang metode pembelajaran secara ‘luas dan tuntas’. Dan, mereka pada akhirnya memang cenderung menderita mental ikut-ikutan atau mental bebek (herd complex). Padahal, buku ini perlu dibaca, dipelajari, dan direnungkan dengan ‘seksama dan bijak’, sebelum mengambil keputusan untuk memilih ZNQG sebagai metode alternatif dalam rangka ‘penyembuhan diri sendiri’ secara kuratif dari penyakit kronis dan/atau peningkatan kebugaran dan kesehatan secara preventif, melalui kecerdasan bawah sadarnya.

Pengertian ZHINENG QIGONGSeiring dengan semua upaya itu maka kini marilah bersama-sama memasuki dunia ilmu pengetahuan yang pada umumnya masih dianggap misterius tersebut. Buku ini ibarat jembatan yang mengarah ke tujuan tertentu, dan judulnya ibarat petunjuk jalannya. Namun, bagi orang awam, mungkin judul utama buku ini akan menimbulkan pertanyaan tentang apakah ZHINENG QIGONG (ZNQG) itu?

ZNQG itu sesungguhnya bukan olah ‘raga’ yang ‘lahiriah’ melainkan olah ‘pikir ‘yang ‘batiniah’. Pendekatan olah ‘raga’ adalah “badan sehat maka jiwa sehat” sehingga ada pepatah Latin berbunyi “mens sana in corpore sano” atau dalam bahasa Inggrisnya “a sound/healthy mind in a sound/healthy body – dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Sedangan pendekatan olah ‘pikir’ justru sebaliknya, yakni “dalam pikiran (jiwa/batin) yang cerdas (sehat) maka badan (tubuh/lahir) pun sehat”, dan pendekatan inilah yang digunakan ZNQG, yang tentunya mempunyai dasar pertimbangan emperis dan ilmiah dari seorang Prof. Pang Ming, sang penciptanya. Bukankah secara ilmiah terbuktikan bahwa pikiran dalam kepala justru yang mengkomando seluruh organ tubuh lainnya? Dan, bukankah secara emperis manusia masih bisa hidup dan berfungsi tanpa tangan dan kaki, namun akan mati tanpa kepala? Atas dasar pemahaman seperti ini pulalah maka mengapa judul buku ini meletakkan kata ‘cerdas’ didepan kata ‘sehat’.

ZNQG pada dasarnya adalah salah satu bentuk metode Qigong (QG) yang merupakan suatu bentuk keterampilan dan sistem pengolahan Qi dan pencampuran Qi manusia dengan Qi alam semesta. Dan, ZNQG merupakan kata atau istilah yang terdiri dari dua suku kata, yakni ZHINENG (ZN) yang (secara gramatikal berdasarkan hukum ‘M-D’ yang dalam hal ini ZN ‘Menerangkan’ sesuatu yang ‘Diterangkan’) berfungsi sebagai ‘predikat’ dan QIGONG (QG) yang (merupakan sesuatu yang ‘Diterangkan’ tersebut) sebagai ‘subjek’. Tentang apa dan bagaimana konsep atau pengertian ZN dan QG sendiri, masing-masing secara definitif (sesungguhnya) telah tersurat di Lampiran, sedangkan tentang uraiannya, secara tersebar telah tersurat atau pun tersirat dalam bab-bab lainnya. Namun, secara didaktis disini perlu dijelaskan sebagaimana tertulis dibawah ini.

QIGONG sebagai SubjekSecara singkat dan gamblang Zhineng Qigong (ZNQG) itu dapat diasosiasikan dengan jenis makanan yang disebut Roti, yang wujudnya bisa berupa Roti Coklat, Roti Keju, Roti Kismis, Roti Sosis, dan sebagainya (idem berdasarkan hukum “D-M”

3

Page 4: Prolog

– “Diterangkan-Menerangkan). Akan tetapi, apa pun sebutan (predikat)nya dan bagaimana pun bentuk (subjek)nya, jenis dan rupa makanan ini tetaplah Roti. Demikian pula dengan kata atau istilah ZNQG, yang tetaplah berupa QG, sekalipun dipredikati ZN.

Konon, di daratan Tiongkok ada banyak (mungkin ribuan) gaya latihan atau aliran QG, sesuai dengan pendekatan teknis atau metode yang digunakan dalam pemanfaatannya. Dari sekian banyak aliran yang ada itu, secara ilmiah dapat dipilah ke dalam lima golongan utama, yakni QG aliran Konfusianisme, QG alian Buddhisme, QG aliran Daoisme/Taoisme, QG Persilatan (untuk beladiri), dan QG Medis (untuk kesehatan). Namun, secara umum, QG merupakan seni olah diri ala Tiongkok kuno (sudah ada sejak lebih dari 5000 tahun yang lampau) yang bersifat alami dan holistk meliputi kesehatan “tubuh-pikiran-emosi-jiwa”, yang di dunia Barat hanya disebut “body-mind-spirit” tanpa sebutan “emotion”nya. Secara lebih komprehensif, konsep QG sendiri merupakan pengertian yang multidimensi, yakni berfungsi mengintegrasikan paling sedikit empat bidang meliputi sistem penyembuhan penyakit, seni bela diri, nilai budaya, dan sekaligus ilmu pengetahuan.

Secara khusus, berdasarkan sudut pandang bidang kesehatan, QG dapat didefinisikan secara singkat sebagai ilmu sekaligus seni pengolahan Qi untuk mencapai kesehatan dan/atau kesembuhan secara alami dan menyeluruh/holistik melalui keseimbangan dan keharmonisan sistem kerja organ-organ yang berkaitan dengan tubuh, pikiran, perasaan, dan spirit yang terdapat dalam diri manusia. Atau, yang dalam Traditional Chinese Medicine (TCM) keseimbangan dan keharmonisan ini terkait dengan apa yang disebut sebagai ‘The Three Treasures of Life -- Tiga Harta Karun Kehidupan’ yang meliputi tiga komponen yang disebut ‘Jing-Qi-Shen’. Semua konsep ini secara lebih komprehensif akan dibahas terutama dalam Bab 1.

Dan, realitasnya, justru QG di bidang kesehatan inilah yang semakin dikenal dan digemari hampir di seluruh dunia. Bahkan, di RRT telah dimanfaatkan sebagai metode alternative / complementary / integrative therapy untuk melengkapi atau disinergikan dengan metode pengobatan ala ilmu kedokteran modern Barat dalam rangka penyembuhan penyakit.

Atas dasar paparan singkat tentang aspek QG sebagai subjek yang banyak gaya atau alirannya itu, maka tidaklah mengherankan apabila perlu diketahui dan dipahami prinsip-prinsip metafisika berdasarkan pemahaman filosofis dan kearifan Tiongkok kuno yang menjadi azas/dasar/fondasi QG, yang otomatis juga menjadi landasan ZNQG. Semua ini akan menjadi topik tersendiri dalam Bab 1, dimana antara lain akan dibahas beberapa konsep yang relevan, terutama konsep Kesatuan, konsep Taiji / Yin-Yang, konsep Wu Xin, dan konsep Qi healing ala TCM.

ZHINENG sebagai PredikatKata atau istilah Zhineng (ZN) secara unik hanya digunakan oleh Prof. Pang (He) Ming. Dan, ZN ini merupakan tanda atau identitas pendekatan yang dijadikan dasar metode QG alirannya atau “QG ala Pang Ming” yang disebut Zhineng Qigong (ZNQG). ZNQG ini memang berbeda dengan QG aliran lainnya. Apabila QG lainnya masih bersifat tradisional atau kuno yang melulu berlandaskan pemahanan ‘metafisika-filosofis’ yang terkadang berbau mistik. Sebaliknya ZNQG merupakan hasil penyatuan semua keunggulan dari kelima aliran yakni Qigong Pengobatan

4

Page 5: Prolog

(TCM), Qigong Bela-diri, Konfusianisme, Buddhisme, dan Daoisme. Jadi, ZNQG sudah lebih bersifat kontemporer atau modern yang berlandaskan metode ‘fisika-teknologis’ yang tentunya selalu bersifat ilmiah yang objektif dan realistis.

Efektivitas metode ZNQG (dengan identitas ZN-nya) yang berdasarkan ilmu pengetahuan (sains) modern tersebut ternyata juga terbukti kebenarannya berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan aneka ragam alat penelitian mutakhir yang dilakukan oleh para fisikawan kuantum. Dengan demikian maka apa yang dianggap sebagai suatu ‘keajaiban’ ZNQG itu, kini sudah bukan keajaiban lagi. Ironisnya, di abad 21 yang ditandai dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dengan semakin banyaknya penemuan di berbagai bidang, para ilmuwan justru mulai mengakui nilai-nilai positif filosofi dan kerarifan Timur (khususnya yang berasal dari Tiongkok kuno) serta mulai memanfaatkannya dalam aspek-aspek kehidupan nyata. Semua aspek yang terkait dengan masalah kecerdasan pikiran atau ZN ini, terutama yang berhubungan dengan masalah kesehatan, secara khusus akan menjadi topik dalam Bab 2 sampai dengan Bab 4, tanpa terlepas dari bab-bab lain yang terkait. Dalam konteks ini, mungkin perlu diketahui pula bahwa atas dasar predikat ZN yang dilekatkan pada QG sehingga menjadi ZNQG tersebut, maka akhir-akhir ini ada pula yang menyebut ZNQG sebagai “Wisdom QG”.

Penilaian tentang ZHINENG QIGONGSesuai dengan sudut pandang atau kepentingan seseorang pengamat, kini ada banyak tinjauan dan penilaian lain tentang Zhineng Qigong (ZNQG), Namun, disini akan dibatasi hanya pada beberapa aspek, terutama ZNQG ditinjau dari sifatnya yang ilmiah-universal, ciri-ciri khasnya, identitasnya di Indonesia dan di manca negara, dan kesejarahan serta keberadaannya di Indonesia. Semuanya ini secara khusus akan menjadi topik dalam Bab 5 sampai dengan Bab 8.

Penyimpangan Penilaian tentang ZHINENG QIGONG Sesuai dengan visi dan misinya, pada dasarnya fokus buku ini adalah tentang aspek strategis-pengenalan dari Zhineng Qigong (ZNQG) Jadi, dengan kata lain hanya membahas tentang aspek apa (hakikat, makna, dan prinsip), dan aspek mengapa (perlunya mengenal dan mempraktekkan) dari ZNQG itu. Bahasan dan ulasan yang cukup panjang lebar disertai banyak contoh tentang kedua aspek ini telah ada di Bab 1 sampai dengan Bab 5.

Namun, sesuai dengan aspirasi beberapa pihak tertentu maka dalam buku ini akan ditambahkan ekstra bahasan tentang aspek taktis-pelaksanaan dari ZNQG berupa sebuah contoh praktis dalam Bab 9 tentang bagaimana mengimplementasikan strategi dan banyaknya contoh dan penjelasan panjang kebar itu. Jadi, disini hanya akan ditunjukkan salah satu metode latihan dasar atau level pertama ZNQG, yang disebut Peng Qi Guan Ding. Bab ini sesungguhnya bukan kompetensi penulis yang boleh dikatakan masih dalam taraf pengenalan kulit ZNQG, dan baru sedikit menikmati dagingnya!.

Maklumlah, ZNQG memang suatu sains dan teknologi yang unik tentang teori Huanyan Qi dan Qi Chang, yang tidak dikenal dalam semua ilmu dan seni QG tradisional. Lagi pula ZNQG menyangkut bidang yang sangat luas meliputi antara lain: (a) bidang kemanusiaan, misalnya, pengembangan dan peningkatan kecerdasan yang mengarah ke kecerdasan yang super atau supra natural,

5

Page 6: Prolog

pembentukan watak dan moral yang positif, peningkatan kesehatan melalui pencegahan dan penyembuhan penyakit, perpanjangan rentang usia harapan hidup; (b) bidang keteknikan, misalnya, dalam teknologi pertanian, dan teknologi lainnya, dan (c) bidang-bidang lainnya.

Maka, hendaknya dimaklumi bahwa isi buku ini hanya sebatas pengetahuan dan pengalaman penulis yang baru mengenal ZNQG sekitar dua tahunan, yang pasti masih sangat jauh dari memadai. Dalam penulisan buku ini memang ada bantuan dari beberapa pakar yang bersangkutan, namun segala kekurangannya tetap menjadi tanggungjawab sepenuhnya dari penulis.

Harapan dan Penghargaan Khusus Disamping kesembilan bab tersebut, juga terdapat lampiran yang disebut “Pembibitan”, yang pada dasarnya merupakan kumpulan pemikiran sebagai bahan acuan yang digunakan dalam penyusunan buku ini. Apakah lampiran ini akan dibaca ataukah sebaiknya dilewati saja, sepenuhnya berada ditangan para pembaca. Dengan demikian, tidak perlu ada kesan bahwa pembacanya akan dibawa masuk ke dalam hutan belantara yang dapat menyesatkan pandangannya tentang Zhineng Qigong (ZNQG). Oleh karena itu, buku ini juga dapat disebut sebagai bunga rampai historis yang mungkin terkesan banyak ulangan dan contohnya. Atau mungkin pula dianggap sebagai kumpulan esai, sehingga secara bebas dapat dibaca sesuai dengan selera dan minat pembacanya. Namun, bagaimanapun tetap disarankan agar sebaiknya dapat dibaca secara berurutan bab demi bab, karena bahasannya memang mengikuti perjalanan pengetahuan dan pengalaman yang dibatasi waktu tertentu.

Dalam buku ini pun terdapat pandangan beberapa tokoh tertentu, dan disertakan beberapa contoh konkret yang kebetulan menyangkut nama perusahaan / lembaga tertentu. Hal ini bukanlah bertujuan untuk kepentingan bisnis, melainkan semata-mata untuk membagikan pengalaman dan sebagai pemberian informasi. Jadi. tidak seharusnya dijadikan alat untuk kepentingan yang menyimpang dari visi dan misi buku ini, juga tidak dijadikan referensi pengobatan. Tegasnya, buku ini terbatas sebagai sarana informasi, dan bukan suatu diagnosis atau resep medis. Sehingga, apabila mengalami gangguan penyakit, seyogianya terlebih dahulu menghubungi dokter medis yang kompeten.

Semoga isi buku sederhana ini mampu memberikan pencerahan awal tentang adanya metode pengobatan / penyembuhan alternatif yang efektif dan alami -- terutama bagi para penderita penyakit yang oleh dokter spesialisnya sudah divonis akan segera meninggalkan dunia untuk selamanya, karena sistem dan metode pengobatannya telah gagal total – agar dapat segera bangkit kembali dari penderitaan dan keputusasaannya untuk segera bangun dari mimpi buruknya, karena bagaimanapun kegagalan bukanlah akhir dari segalanya!

Selanjutnya, dengan ini terlebih dahulu perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada siapa saja yang dengan tulus ikhlas telah membantu, entah dengan tanggapan, saran, usul, ataupun kritik-kritik yang membangun, baik mengenai hakikat isi (substansinya), cara penyajian (redaksinya), maupun pengunaan bahasa (terjemahannya). Dan, khusus buat Ando Lu laoshi, tak lupa penulis ucapkan ‘special thank’ atas bantuannya yang konkret dalam bentuk

6

Page 7: Prolog

foto-foto pribadinya sendiri, sebagaimana tergelar di Bab 9. Semoga hal ini juga akan menjadi pemicu untuk membangkitkan semangat para senior ZNQG untuk menyumbangkan ilmunya demi perkembangan ZNQG di Indonesia.

Akhirnya, selamat berselancar melalui isi buku tentang ilmu pengetahuan ZNQG yang seyogianya bersifat objektif, dan menjauhkan diri dari subjektivitas kebahasaan. Karena, bahasa itu hanyalah suatu alat komunikasi berupa rangkaian kata-kata yang berfungsi sebagai alat penghubung antar manusia yang beradab dan berbudaya. Jadi, tak perlu ada pertentangan antar bahasa mengenai satu objek yang sama, yang sama-sama kita yakini kebenaran dan kemanfaatannya bagi kemanusiaan. Dan, tidak seyogianya pula untuk merasa bahwa bahasa yang satu lebih unggul dari yang lain, sepanjang kita dapat menyampaikannya dengan tepat dan benar. Sesungguhnya, keduanya sama saja, ibarat kata ‘kera’ dengan kata ‘monyet’. Bukankah ada ungkapan “ ban jin ba liang (半斤八俩 )” *) Jadi, yang terpenting adalah filosofi yang bersifat tetap dan menjadi prinsip / fondasi pelaksanaannya, bukan teknis / metode pelaksanaannya yang mudah berubah. Keduanya memang menggunakan gaya bahasa yang mungkin berbeda. Namun, sepanjang ide dalam filosofinya dilaksanakan dengan benar dan mengarah pada tujuan yang juga benar, maka bahasa itu hanya bersifat sekundair. Mengapa? Ya, tentu saja, bukankah tubuh manusia masih bisa berfungsi tanpa kedua tangan dan kedua kakinya, tapi bayangkan sendainya tanpa kepala tempat ide itu berada, bukankah segalanya (termasuk fungsinya) akan lenyap?.

Malang, 8 Januari 2009Suta Huang

*) The Best Chinese Sayings, halaman 104.

7