22
LAPORAN GRAND DESAIN KADERISASI HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK PERMINYAKAN PATRA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Progres report grand desain kaderisasi bp 2014 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

LAPORAN GRAND DESAIN KADERISASI

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK PERMINYAKAN PATRA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LAPORAN GRAND DESIGN KADERISASI 2014/2015

Latar belakang

Insitut Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang mengutamakan

Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sebagai

mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), kita wajib untuk menjalankan tridarma perguruan

tinggi.

Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung merupakan salah

satu wahana dan sarana pendidikan di Insitut Teknologi Bandung bagi pembinaan dan pengembangan

kemampuan mahasiswa untuk membentuk manusia yang menjadi unsur penggerak kemajuan dalam

berbagai proses perubahan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan seni. (Sumber :

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan

“PATRA” Insitut Teknologi Bandung).

Mahasiswa adalah sebuah subjek dengan sifat terpelajar dan usaha untuk terus lebih terpelajar.

Seorang insan pendidikan yang berkeyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu

menghasilkan pemikiran terukur dan berkelanjutan. Sebuah nilai yang diwujudkan dalam sikap yang

konsisten, taat asas, dan loyalitas, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebuah proses dalam

organisasi kemahasiswaan yang akhirnya menghasilkan generasi berkarakter sebagai alumninya.

(Sumber: Rancangan Umum Kaderisasi Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung 2010).

Grand Design Kaderisasi (GDK) dari Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut

Teknologi Bandung lahir karena salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan. Salah

satu tujuan dari himpunan adalah membentuk watak dan karakter yang bermanfaat bagi Indonesia.

Kaderisasi merupakan salah satu cara untuk membentuk watak dan karakter serta sebagai proses

pendidikan.

Grand Design Kaderisasi (GDK) dibuat sebagai pedoman kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik

Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung dan mengarahkan kaderisasi sesuai dengan

kebutuhan dari anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi

Bandung.

Definisi

Grand Desain Kaderisasi (GDK) adalah pedoman atau koridor utama proses kaderisasi Himpunan

Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung yang bersumber dari segala

proses analisis kebutuhan sistem pendidikan dan industri yang berdasar pada tantangan masa depan

agar terbentuk sebuah proses kaderisasi mahasiswa yang berorientasi pada penegmbangan diri sebagai

solusi dari tantangan zaman di masa yang akan datang. Selain itu, nilai-nilai Grand Design Kaderisasi

bisa diaplikasikan baik dari kaderisasi himpunan dan/atau interaksi dengan masyarakat serta

mengarahkan kaderisasi sesuai dengan kebutuhan.

Landasan

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang pendidikan

3. Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan

4. Undang-Undang Dikti tahun 2012 tentang mahasiswa dan kemahasiswaan

5. Statuta ITB tentang visi, misi, dan tujuan ITB

6. SK Senat ITB no. 23 tahun 2002 tentang visi, misi, dan tujuan program studi teknik

perminyakan

7. Arsip student outcome petroleum engineer versi ABET 2013

8. Konsepsi KM ITB

9. AD/ART KM ITB

10. RUK KM ITB

11. AD/ART HMTM PATRA ITB

Tujuan

1. Menjadikan Grand Desain Kaderisasi (GDK) sebagai pedoman atau koridor utama proses

kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung

2. Memastikan adanya proses kaderisasi lanjutan bagi seluruh anggota Himpunan Mahasiswa

Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung dengan standarisasi nilai yang

telah digariskan

3. Memastikan terbentuknya suatu sistem penjaminan ketercapaian nilai bagi seluruh anggota

Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung dalam

setiap jenjang yang dilalui

4. Menjadikan Grand Desain Kaderisasi (GDK) sebagai salah satu komponen penting dalam

proses pemenuhan tujuan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut

Teknologi Bandung, yaitu:

“HMTM “PATRA” ITB bertujuan mendukung pencapaian tujuan pendidikan di Institut

Teknologi Bandung dengan cara:

1. Mengusahakan terciptanya suasana kondusif antar anggota HMTM “PATRA” ITB untuk

berlatih menjadi pemimpin, penggerak, dan pengabdi di segala bidang kehidupan bangsa.

2. Memperjuangkan aspirasi anggota HMTM “PATRA” ITB serta memupuk rasa

persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota HMTM “PATRA” ITB.

3. Menumbuhkembangkan kesadaran anggota HMTM “PATRA” ITB menjadi manusia susila

yang jujur, bertanggung jawab, dan bangga terhadap almamaternya.

4. Menumbuhkembangkan kemantapan penghayatan anggota HMTM “PATRA” ITB

terhadap profesi di bidang teknik perminyakan. “

AD/ART HMTM PATRA ITB Pasal 6

Alur Kajian

Timeline Kajian

1. Kajian 1 : Pembahasan konsep besar GDK

2. Kajian 2 : Studi literatur

3. Kajian 3: Pembahasan intisari dan benang merah setiap arsip legal formal

4. Kajian 4: Evaluasi GDK tahun kepengurusan 2013/2014, Proses ekstraksi nilai dan

pembahasan penjenjangan

5. Kajian 5: Proses pembahasan inputan valid dari alumni dan dosen

6. Kajian 6: Proses pembuatan indikator nilai

7. Kajian 7: Pembahasan draft 1

8. Kajian 8: Pembahasan draft 2

9. Kajian 9: Sosialisasi pada BPA

10. Pengesahan oleh BPA

Proses yang telah dilaksanakan baru sampai kajian empat dengan jumlah kajian sebanyak lima kali.

Analisis kebutuhan:

1. Studi literatur arsip legal formal

2. Inputan valid alumni dan

dosen

Penarikan Intisari

dari studi literatur

dan inputan

Penarikan benang

merah dari setiap intisari

Ekstraksi nilai-nilai individu

Penjenjangan

Pendefinisian nilai dan

penempatan pada jenjang

tertentu

Pembuatan indikator

nilai

Pembuatan draft final

GDK

Hasil Kajian

Kajian berhasil dilaksanakan hingga tahap keenam pada alur kajian dengan kekurangan pada

pendefinisian nilai individu secara holistik.

Untuk tahap satu hingga empat bisa dilihat pada lampiran.Untuk tahap lima yaitu penjenjangan akan

dijelaskan berikut ini :

1. Fasa pengenalan

Fasa pengenalan merupakan fasa di mana terdapat anggota Himpunan Mahasiswa Teknik

Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung yang baru mengenal kebudayaan dan keadaan

PATRA. Fasa ini pada umumnya diperuntukan untuk mahasiswa yang akan menjadi anggota

PATRA dan baru menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut

Teknologi Bandung. Masa fasa pengenalan dimulai dari sebelum menjadi anggota Himpunan

Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung hingga periodisasi

pertama.

2. Fasa Pembelajaran

Fasa pembelajaran merupakan fasa di mana anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan

“PATRA” Insitut Teknologi Bandung baru melalui fasa pengenalan dan sudah mulai mengenal

kebudayaan dan keadaan di PATRA. Setelah mengenal anggota Himpunan Mahasiswa Teknik

Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung mulai mempelajari bagaimana Himpunan

Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung berjalan dan mengetahui

maksud & tujuannya. Masa fasa pembelajaran dimulai dari periodisasi pertama hingga periodisasi

kedua.

3. Fasa Pengabdian

Fasa pengabdian merupakan fasa di mana anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan

“PATRA” Insitut Teknologi Bandung sudah melewati fasa pengenalan dan pembelajaran. Di fasa

ini, anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung

siap mengaplikasikan apa yang telah dipelajari sebelumnya di Himpunan Mahasiswa Teknik

Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung Masa fasa pengabdian dimulai dari

periodisasi kedua hingga periodisasi ketiga.

4. Fasa Penjaga Nilai

Fasa penjaga nilai merupakan fasa di mana anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan

“PATRA” Insitut Teknologi Bandung sudah melewati tiga fasa sebelumnya. Pada fasa ini,

anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung wajib

untuk menjaga dan mengawasi keberjalanan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan

“PATRA” Insitut Teknologi Bandung dengan kondisi yang sesuai. Masa fase penjaga nilai

dimulai dari periodisasi ketiga hingga lulus.

Evaluasi

1. Sumber daya manusia yang terbatas secara kuantitas dan passion terhadap kajian

menyebabkan kajian tidak bisa bergerak maju dengan cepat

2. Kadar kajian yang terlampau berat menyebabkan jumlah kajian harus dipecah sehingga

membuat timeline kajian mundur

3. Kesibukan divisi kaderisasi dalam mengurusi kegiatan kaderisasi eventual lain membuat

kajian sempat dihentikan

4. Kesulitan dalam menentukan waktu yang pas sehingga kajian seringkali dilaksanakan di

waktu anggota sedang dalam keadaan lelah pada sisa hari kerja

5. Peserta kajian dari angkatan 2012 terhitung sedikit padahal hal ini amat penting untuk

keberjalanan kepengurusan 2015/2016

Saran

1. Kajian Grand Desain Kaderisasi ini diharapkan selesai sebelum MPAB pada tahun 2015 agar

kajian MPAB bisa lebih terarah dan tepat guna

2. Peserta kajian diharapkan lebih banyak dari angkatan 2012 sebagai angkatan BP dan para

formatur MPAB 2015

3. Dibentuk sebuah tim khusus di dalam divisi kaderisasi yang mengurusi perumusan GDK

hingga rampung dengan peserta kajian tetap dan tidak harus dari divisi kaderisasi saja

4. Timeline kajian disesuaikan dengan timeline kegiatan lain atau dijadikan timeline bebas agar

tidak menjadi masalah ketika bertabrakan dengan kegiatan lain

Lampiran

A. Lampiran 1 : cuplikan arsip legal formal

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat

yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang

kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,

supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini

kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,

yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,

persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia."

2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang pendidikan

1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya.

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang.

4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari

anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari aggaran pendapatan dan belanja daerah

untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

4. Undang-Undang Dikti tahun 2012 tentang mahasiswa dan kemahasiswaan

“Pendidikan Tinggi berfungsi:

a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

b. mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing,

dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;

c. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai

humaniora.”

“Pendidikan Tinggi bertujuan:

a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil,

kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;

b. dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk

memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;

c. dihasilkannya Ilmu pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan

menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan paradaban

dan kesejahteraan umat manusia;

d. terwujudnya Pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang

bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.”

“(1) Mahasiswa dapat membentuk organisasi kemahasiswaan.

(2) Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk:

a. mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi Mahasiswa;

b. mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa

kebangsaan;

c. memenuhi kepentingan dan kesejahteraan Mahasiswa; dan

d. mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.

(3) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan organisasi intra

perguruan tinggi.

(4) Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana serta dana untuk mendukung kegiatan

organisasi kemahasiswaan.

(5) Ketentuan lain mengenai organisasi kemahasiswaan diatur dalam statuta perguruan tinggi. “

5. Statuta ITB tentang visi, misi, dan tujuan ITB

“Tujuan ITB adalah memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan

dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma.”

“Visi ITB menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta

memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.

Misi ITB menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial,

dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan

Indonesia dan dunia lebih baik. “

6. SK Senat ITB no. 23 tahun 2002 tentang visi, misi, dan tujuan program studi teknik

perminyakan

“Tujuan dilaksanakannya Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan adalah menyelenggarakan

program pendidikan sarjana untuk mendidik mahasiswa agar memiliki pengetahuan yang

bermakna bagi kehidupan, mandiri, sungguh-sungguh dalam menjunjung etika berprofesi dan

etika bermasyarakat, serta kompeten untuk membuat dirinya bermanfaat di lapangan kerja dan di

masyarakat. Dalam konteks Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan, kompetensi yang

dimaksud adalah kualifikasi sarjana Teknik Perminyakan sedangkan lapangan kerja yang

dimaksud adalah industri migas hulu, khususnya dalam aktivitas eksploitasi sumberdaya migas.”

“Visi Program Studi Perminyakan ITB untuk tahap strata satu adalah menjadi program studi

sarjana tenik perminyakan yang unggul, handal dan bermartabat di dunia.

Misi Program Studi Perminyakan ITB adalah menyelenggarakan program studi untuk

menghasilkan sarjana teknik perminyakan yang kompeten, unggul dan bermartabat serta tanggap

terhadap tantangan lokal dan perkembangan global. perkembangan ilmu dan teknologi

perminyakan sangat luas dan karena ilmu teknik perminyakan merupakan ilmu yang bersifat

interdisiplin maka kepakaran / keahlian sumber daya manusia staf dosen masing masing sangat

spesifik dalam aspek pendalaman keilmuannya.”

7. Arsip student outcome petroleum engineer versi ABET 2013

”At the time of graduation the student will have the following outcome:

1. An ability to apply knowledge of mathematics, science, and engineering

2. An ability to design and conduct experiments, as well as to analyze and interpret data

3. An ability to design a system, component, or process to meet desired needs with realistic

constraints

4. An ability to function on multidisciplinary teams

5. An ability to identify, formulate, and solve engineering problems

6. An understanding of professional and ethical responsibility

7. An ability to communicate effectively

8. The broad education necessary to understand the impact of engineering solutions in a global,

economic, environmental, and societal context

9. A recognition of the need for and an ability to engage in life-long learning

10. A knowledge of contemporary issues

11. An ability to use the techniques, skills, and modern engineering tools necessary for

engineering practice”

8. Konsepsi KM ITB

“Tugas perguruan tinggi adalah membentuk manusia susila dan demokrat yang:

1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya.

2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan.

3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan dalam masyarakat.

(Muhammad Hatta)

Ungkapan pemikiran Hatta di atas dapat disederhanakan dengan kata-kata bahwa tugas

perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis. Insan akademis yang dimaksud adalah

insan yang memiliki dua peran. Pertama, peran untuk selalu mengembangkan diri sehingga

menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Kedua, peran

yang akan muncul dengan sendirinya apabila mengikuti watak ilmu itu sendiri. Watak ilmu

adalah selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah. Dengan selalu mengikuti watak ilmu

ini maka insan akademis mengemban peran untuk selalu mengkritisi kondisi kehidupan

masyarakatnya di masa kini dan selalu berupaya membentuk tatanan masyarakat masa depan

yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah. Dengan pemaparan ini maka secara teknis,

keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi ditujukan untuk membantu atau memberi

alat pada mahasiswa untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Selain itu

pendidikan juga ditujukan untuk membantu mahasiswa menentukan visinya tentang tatanan

masyarakat masa depan yang baik menurut kaidah ilmiah.

Dengan tujuan untuk membentuk insan akademis ini maka seluruh proses yang berlangsung

di perguruan tinggi adalah proses pendidikan dalam rangka membentuk karakter. Sikap guru

besar yang bertanggung jawab dan kepakarannya dalam lingkungan ilmu adalah sumbangan

yang besar dalam pembentukan karakter ini, tetapi itu saja belumlah cukup. Mahasiswa

sendiri juga harus ikut serta mendidik dirinya sendiri (learning by themselves) dengan tetap

berpedoman pada nilai kebenaran ilmiah. Mereka harus senantiasa melakukan kritik dan

koreksi atas dirinya sendiri. Apabila itu semua dilakukan dengan segala kesadaran, maka rasa

tanggung jawab sebagai insan akademis akan tertanam. Dalam alam yang merdeka ini

mahasiswa menemui suasana yang baik untuk membentuk karakter akademiknya, yaitu

kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kemanusiaan. Alam merdeka seperti inilah yang menjadi

karakteristik perguruan tinggi.

Proses dan upaya mendidik diri sendiri ini tidak akan berjalan efektif apabila dilakukan

sendiri-sendiri dan tidak sistematis. Oleh karena itu mahasiswa butuh alat untuk

mengorganisasikan dan mensistemkan upaya-upaya untuk mendidik diri-sendiri. Alat itu

adalah organisasi kemahasiswaan. Oleh karena itu organisasi kemahasiswaan muncul karena

adanya kebutuhan dari mahasiswa sendiri untuk menjamin efektivitas dan efisiensi upaya-

upayanya dalam mendidik diri-sendiri. “

9. AD/ART KM ITB

“Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi yang berada di Institut Teknologi Bandung

yang menghimpun mahasiswa Institut Teknologi Bandung sesuai dengan jurusannya di Institut

Teknologi Bandung.”

10. RUK KM ITB

“Sebagai lulusan sebuah institusi pendidikan tinggi yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa,

seorang alumni mahasiswa ITB diharapkan mencapai kondisi:

Sadar dengan sifat alumni perguruan tinggi.

Bermoral, memiliki wawasan kebangsaan, humanis, demokratis, dan mampu

berpegang pada kebenaran ilmiah.

Sebagai seorang yang harus mampu memahami esensi hidupnya, alumni Pendidikan

Tinggi dituntut untuk memiliki moral yang baik sehingga benar-benar akan

memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk kemajuan kehidupan berbangsa.

Kematangan emosi dan empati yang dimiliki akan menuntun pencarian kebenaran

ilmiah yang objektif dan tidak egois.

Sadar kewajiban sebagai seorang sarjana program studi tertentu.

Cakap dan utuh dalam program studi yang telah diambil, sehingga kritis dan

mampu memberikan koreksi atau mengajukan praktek/aktivitas yang sesuai

dengan nilai pendidikan.

Sebagai seorang yang telah melalu proses pendidikan Program Studi tertentu,

kecakapan keilmuan merupakan modal yang harus mampu dimanfaatkan dengan bijak.

Seorang Sarjana harus menguasai keilmuan tertentu sebagai konsekuensi pilihan yang

telah diambil.

Sadar akan kewajiban memahami realitas bangsa

Menjadi terpelajar, insan pendidikan, intelektual, dan cendikiawan dalam sebuah

masyarakat. Kritis, objektif, dan multi-disiplin. Mampu menerjemahkan realitas

berdasarkan paradigma yang benar.

Tanggungjawab yang dimiliki seorang sarjana menuntut kemampuan untuk

menerjemahkan realitas dengan kritis dan objektif. Memahami potensi kehidupan dalam

tatanan hidup bernegara.

Sadar akan kewajiban menempatkan kesarjanaan ditengah realitas bangsa.

Dewasa, mandiri, dan mampu menempatkan diri. Mampu hidup, memberikan

sumbangsih, dan bijak dalam menentukan pilihan-pilihan.

Penerjemahan realitas bangsa yang objektif dan kesadaran sebagai alumni Pendidikan

Tinggi menuntut kemampuan penempatan diri untuk kontribusi yang optimal.

Sadar akan peran pendidikan Indonesia

Insan pendidikan yang peduli dan memahami tentang berbagai kegiatan

pendidikan yang sedang berlangsung.

Kesadaran bahwa Pendidikan merupakan sebuah proses yang tidak boleh berhenti,

mengharuskan seorang alumni Pendidikan Tinggi menaruh perhatian terhadap esensi

dan praktek pendidikan yang terjadi di lingkungannya maupun yang sedang

dialaminya.”

11. AD/ART HMTM PATRA ITB

“HMTM “PATRA” ITB bertujuan mendukung pencapaian tujuan pendidikan di Institut

Teknologi Bandung dengan cara:

1. Mengusahakan terciptanya suasana kondusif antar anggota HMTM “PATRA” ITB untuk

berlatih menjadi pemimpin, penggerak, dan pengabdi di segala bidang kehidupan bangsa.

2. Memperjuangkan aspirasi anggota HMTM “PATRA” ITB serta memupuk rasa

persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota HMTM “PATRA” ITB.

3. Menumbuhkembangkan kesadaran anggota HMTM “PATRA” ITB menjadi manusia susila

yang jujur, bertanggung jawab, dan bangga terhadap almamaternya.

4. Menumbuhkembangkan kemantapan penghayatan anggota HMTM “PATRA” ITB

terhadap profesi di bidang teknik perminyakan. “

Lampiran 2: Intisari dan benang merah setiap arsip legal formal

UUD 1945 UU No 20 tahun 2003 UU DIKTI Satuta ITB

Mengantarkan rakyat indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, bersatu, berdaulat, adil dan makmur mengembagkan potensi dirinya

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehigupan bangsa

Visi ITB : menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.

Memajukan kesejahteraan umum Memiliki kekuatan sspritual keagamaan

Mengembangkan cicitas akedemika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing dan kooperatif melalui pelaksanaan tridharma

Misi ITB : menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

Mencerdaskan kehidupan bangsa pengendalian diri mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora

Tujuan ITB : memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma.

melaksanakan ketertiban dunia akhlaq mulia

Melindungi segenap bangsa Indonesia

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Berkembanganya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulai sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa

Meningkatkan kelimuan

Lulusan yang menguasuai cabang ilmu pengetahuan untuk memenuhi kepentingan nasional dan kepentingan daya saing bangsa

akhlaq mulia

berkembangnya ilmu pengetahuan yang memperhatikan nilai humaniora

memajukan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai agama

terwujudnya pengabdian masyarakat yang berbasis penalaran dan karya penelitan yang

Lampiran 2: Intisari dan benang merah setiap arsip legal formal

Sk Senat Student Outcome Program Educational Objective Konsepsi KM ITB

Visi TM ITB : menjadi program studi sarjana tenik perminyakan yang unggul, handal dan bermartabat di dunia.

Kemampuan untuk menggunakan ilmu pengatthuan yang dimiliknya

Kemampuan untuk mengimplementasikan keilmuan untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan Industri Migas

Proses dan upaya mendidik diri sendiri ini tidak akan berjalan efektif apabila dilakukan sendiri-sendiri dan tidak sistematis. Oleh karena itu mahasiswa butuh alat untuk mengorganisasikan dan mensistemkan upaya-upaya untuk mendidik diri-sendiri. Alat itu adalah organisasi kemahasiswaan. Oleh karena itu organisasi kemahasiswaan muncul karena adanya kebutuhan dari mahasiswa sendiri untuk menjamin efektivitas dan efisiensi upaya-upayanya dalam mendidik diri-sendiri.

Misi TM ITB : menyelenggarakan program studi untuk menghasilkan sarjana teknik perminyakan yang kompeten, unggul dan bermartabat serta tanggap terhadap tantangan lokal dan perkembangan global

kemapuan menginterprestasi data dan menganalisa

Memiliki daya saing untuk mengembangkan karir yang dimilikinya

Organisasi mahasiswa yang mampu menghasilkan manusia yang memiliki visi masa depan dan mampu menjawab tantangan zaman adalah organisasi yang memiliki karakter seperti halnya karakter masyarakat madani. Karakter itu yaitu mandiri, kekeluargaan, demokratis, aspiratif, partisipatif, representatif, efektif, dan efisien. Selain itu harus ada karakter lain yang penting, yaitu terbuka dan adaptif. Artinya, organisasi kemahasiswaan harus mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan budaya yang terjadi dalam masyarakatnya. Lebih detail lagi, organisasi kemahasiswaan harus menjamin kemudahan untuk perubahan strukturnya karena sebenarnya struktur selalu memiliki sifat membatasi. Di sisi lain, jaminan atas adanya iklim yang partisipatif dan aspiratif sebenarnya turut menentukan tingkat adaptasi organisasi terhadap segala perubahan. Hal ini terjadi karena iklim tersebut menjamin berlangsungnya proses perbaikan diri dalam organisasi.

Tujuan TM ITB : menyelenggarakan program pendidikan sarjana untuk mendidik mahasiswa agar memiliki pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan, mandiri, sungguh-sungguh dalam menjunjung etika berprofesi dan etika bermasyarakat, serta kompeten untuk membuat dirinya bermanfaat di lapangan kerja dan di masyarakat

kemampuan untuk membuatu suatu sistem dengan kenyataan yang ada

Memiliki kesadara untuk senatiasa mengembangkan dirinya

bekerja dalam sebuah tim, memilikii etika professional, Memiliki pengetahuan untuk mengetahui isu isu kontemporer

Memiliki kesadaran untuk mengembangkan dirinya

Lampiran 2: Intisari dan benang merah setiap arsip legal formal

AD/ART KM ITB RUK KM ITB Tujuan HMTM PATRA (AD ART)

Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi yang berada di Institut Teknologi Bandung yang menghimpun mahasiswa Institut Teknologi Bandung sesuai dengan jurusannya di Institut Teknologi Bandung.

Bermoral, memiliki wawasan kebangsaan, humanis, demokratis, dan mampu berpegang pada kebenaran ilmiah.

Mengusahakan terciptanya suasana kondusif antar anggota HMTM “PATRA” ITB untuk berlatih menjadi pemimpin, penggerak, dan pengabdi di segala bidang kehidupan bangsa

Cakap dan utuh dalam program studi yang telah diambil, sehingga kritis dan mampu memberikan koreksi atau mengajukan praktek/aktivitas yang sesuai dengan nilai pendidikan.

Memperjuangkan aspirasi anggota HMTM “PATRA” ITB serta memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota HMTM “PATRA” ITB.

Menjadi terpelajar, insan pendidikan, intelektual, dan cendikiawan dalam sebuah masyarakat. Kritis, objektif, dan multi-disiplin. Mampu menerjemahkan realitas berdasarkan paradigma yang benar.

Menumbuhkembangkan kesadaran anggota HMTM “PATRA” ITB menjadi manusia susila yang jujur, bertanggung jawab, dan bangga terhadap almamaternya.

Dewasa, mandiri, dan mampu menempatkan diri. Mampu hidup, memberikan sumbangsih, dan bijak dalam menentukan pilihan-pilihan.

Menumbuhkembangkan kemantapan penghayatan anggota HMTM “PATRA” ITB terhadap profesi di bidang teknik perminyakan.

Insan pendidikan yang peduli dan memahami tentang berbagai kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung.

Lampiran 3 nilai nilai hasil proses ekstraksi

1. Pemimpin

pemimpin /pe·mim·pin/ n 1 orang yg memimpin: ia ditunjuk menjadi ~ organisasi itu; 2 petunjuk;

buku petunjuk (pedoman): buku ~ montir mobil;~ produksi produser;

2. Penggerak

penggerak /peng·ge·rak/ n 1 orang yg menggerakkan; 2 alat untuk menggerakkan;

3. Pengabdi

pengabdi /peng·ab·di/ n orang yg mengabdi: jangan kamu menjadi ~ harta benda;

4. Jujur

jujur 1 /ju·jur / a 1 lurus hati; tidak berbohong (msl dng berkata apa adanya); 2 tidak curang (msl dl

permainan, dng mengikuti aturan yg berlaku):mereka itulah orang-orang yg -- dan

disegani; 3 tulus; ikhlas; 5. Bertanggung jawab

bertanggung jawab /ber·tang·gung ja·wab/ v 1 berkewajiban menanggung; memikul tanggung

jawab: pemimpin redaksi ~ atas isi majalahnya; 2menanggung segala sesuatunya (kpd): kabinet ~

kpd Presiden; dia laki-laki yg tidak ~; 6. Mandiri

mandiri /man·di·ri/ a dl keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pd orang lain: sejak kecil ia

sudah biasa -- sehingga bebas dr ketergantungan pd orang lain; 7. Bangga terhadap almamater

bangga 1 /bang·ga / a besar hati; merasa gagah (krn mempunyai keunggulan): regu

Indonesia boleh -- krn dapat mempertahankan piala Thomas;

almamater /al·ma·ma·ter/ n perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah

belajar dan menyelesaikan pendidikannya

8. Aspiratif

aspiratif /as·pi·ra·tif/ a bersifat aspirasi

aspirasi 1 /as·pi·ra·si / n 1 harapan dan tujuan untuk keberhasilan pd masa yg akan

datang: Garis-Garis Besar Haluan Negara pd hakikatnya adalah -- bangsa; 2 ilham yg

timbul dl mencipta;

9. Penghayatan keprofesian

penghayatan /peng·ha·yat·an/ n pengalaman batin: inti dr seni adalah ~ penciptanya

profesi /pro·fe·si/ /profési/ n bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian

(keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu;

10. Kepeduliaan

kepedulian /ke·pe·du·li·an/ n perihal sangat peduli; sikap mengindahkan (memprihatinkan);~

sosial sikap mengindahkan (memprihatinkan) sesuatu yg terjadi dl masyarakat

11. Kemampuan analisis & desain sistem

analisis /ana·li·sis/ n 1 penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk

mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,

dsb); 2 Man penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu

sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan

pemahaman arti keseluruhan; 3 Kim penyelidikan kimia dng menguraikan sesuatu untuk

mengetahui zat bagiannya dsb; 4 penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; 5 pemecahan

persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya;

desain /de·sain/ /désain/ n 1 kerangka bentuk; rancangan: -- mesin pertanian itu dibuat

oleh mahasiswa fakultas teknik; 2 motif; pola; corak: -- batik Indonesia banyak ditiru di luar negeri; -- bangunan 1 kerangka bentuk suatu bangunan (rumah, taman, dsb); 2 motif bangunan;

pola bangunan; corak bangunan;

sistem /sis·tem/ /sistém/ n 1 perangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga

membentuk suatu totalitas: -- pencernaan makanan, pernapasan, dan peredaran darah dl

tubuh; -- telekomunikasi; 2 susunan yg teratur dr pandangan, teori, asas, dsb: --

pemerintahan negara (demokrasi, totaliter, parlementer, dsb); 3 metode: -- pendidikan

(klasikal, individual, dsb); kita bekerja dng -- yg baik; -- dan pola permainan kesebelasan

itu banyak mengalami perubahan;

12. Komunikasi secara efektif

komunikasi /ko·mu·ni·ka·si/ n 1 pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; 2 perhubungan; -- dua arah komunikasi yg komunikan dan komunikatornya dl satu saat bergantian

memberikan informasi; -- formal komunikasi yg memperhitungkan tingkat ketepatan, keringkasan, dan kecepatan

komunikasi; -- massa Kom penyebaran informasi yg dilakukan oleh suatu kelompok sosial tertentu kpd

pendengar atau khalayak yg heterogen serta tersebar di mana-mana; -- sosial komunikasi antarkelompok sosial dl masyarakat;

efektif /efek·tif/ /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur

atau mujarab (tt obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); mangkus; 4 mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan);

13. Semangat mengembangkan diri

semangat /se·ma·ngat/ n 1 roh kehidupan yg menjiwai segala makhluk, baik hidup

maupun mati (menurut kepercayaan orang dulu dapat memberi kekuatan): seorang dukun

di desanya dapat memanggil --; 2 seluruh kehidupan batin manusia: -- budak dan --

pengemis harus kita berantas sampai ke akar-akarnya; 3 isi dan maksud yg tersirat dl

suatu kalimat (perbuatan, perjanjian, dsb): bertentangan dng -- perjanjian; 4 kekuatan

(kegembiraan, gairah) batin: -- rakyat semakin berkobar setelah mendengar pidato

itu; 5 perasaan hati: terpengaruh oleh -- kedaerahan; 6 nafsu (kemauan, gairah) untuk

bekerja, berjuang, dsb: hendaknya diusahakan supaya -- bekerja para pegawai negeri

jangan luntur; jatuh -- , hilang keberanian; cabar hati; kecut hati; keras -- , giat; bergairah;

bertenaga; kuat -- , bertuah; kurang -- (lemah -- ), tidak bergairah;mempertinggi -- anjing,

pb memperbaiki nama orang jahat (tentu sia-sia);

mengembangkan /me·ngem·bang·kan/ v 1 membuka lebar-lebar; membentangkan:

~ payung; 2 menjadikan besar (luas, merata, dsb): kerajaan itu ~

kekuasaannya; 3 menjadikan maju (baik, sempurna, dsb): ~ kesenian rakyat;~

hati ki menggembirakan; menyenangkan; ~sayap ki memajukan dan meluaskan usaha

dagang dsb;

14. Peka terhadap isu-isu sosial

peka /pe·ka/ /péka/ a 1 mudah merasa; mudah terangsang; 2 mudah bergerak (tt neraca

peralatan mekanis); 3 tidak lalai; 4 mudah menerima atau meneruskan pengaruh (cuaca

dsb);

isu n 1 masalah yg dikedepankan (untuk ditanggapi dsb); 2 cak kabar yg tidak jelas asal

usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus;

sosial /so·si·al/ a 1 berkenaan dng masyarakat: perlu adanya komunikasi -- dl usaha

menunjang pembangunan ini; 2 cak suka memperhatikan kepentingan umum (suka

menolong, menderma, dsb): ia sangat terkenal dan -- pula;

15. Wawasan keprofesian

wawasan /wa·was·an/ n 1 hasil mewawas; tinjauan; pandangan; 2 konsepsi cara

pandang;~ nasional cara pandang suatu bangsa dl hidup bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara serta dl hubungan antarnegara yg merupakan hasil perenungan filsafat tt diri dan

lingkungannya dng memperhatikan sejarah dan kondisi sosial budaya serta memanfaatkan

konstelasi geografis guna menciptakan dorongan dan rangsangan dl usaha mencapai tujuan

nasional; ~ Nusantara pandangan atau anggapan bahwa Nusantara adalah kepulauan yg

merupakan suatu kesatuan, termasuk semua laut dan selatnya; ~ sosial kemampuan untuk

memahami cara-cara menyesuaikan diri atau menempatkan diri dl lingkungan sosial 16. Etika profesional & tanggung jawab

etika /eti·ka/ /étika/ n ilmu tt apa yg baik dan apa yg buruk dan tt hak dan kewajiban moral

(akhlak)

profesional /pro·fe·si·o·nal/ /profésional/ a 1 bersangkutan dng profesi; 2 memerlukan

kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; 3 mengharuskan

adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir): pertandingan tinju –

17. Kompeten

kompeten /kom·pe·ten/ /kompetén/ a 1 cakap (mengetahui); 2 berkuasa (memutuskan,

menentukan) sesuatu; berwewenang 18. Unggul

unggul /ung·gul / 1 a lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet, dsb) dp yg lain-lain; utama

(terbaik, terutama): jenis ikan bibit --; pemain-pemain kita masih lebih -- dp

lawan; 2 v menang: pembalap-pembalap Indonesia -- di Malaysia; 19. Bermartabat

bermartabat /ber·mar·ta·bat/ v mempunyai martabat

martabat /mar·ta·bat/ n tingkat harkat kemanusiaan, harga diri;

20. Nilai-nilai tingkat 1

21. Bermoral

bermoral /ber·mo·ral/ v 1 mempunyai pertimbangan baik buruk; berakhlak baik: mana ada penjahat

yg -; 2 sesuai dng moral (adat sopan santun dsb): ia melakukan perbuatan yg tidak - 22. Wawasan kebangsaan

kebangsaan /ke·bang·sa·an/ n 1 ciri-ciri yg menandai golongan bangsa: korban pesawat yg

terbakar itu sudah diketahui -nya; 2 perihal bangsa; mengenai (yg bertalian dng) bangsa: sejarah -

Indonesia; 3 kedudukan (sifat) sbg orang mulia (bangsawan): bukan -nya melainkan kelakuannya

yg kita pandang; 4 kesadaran diri sbg warga dr suatu negara: memupuk rasa -; 23. Humanis

humanis /hu·ma·nis/ n 1 orang yg mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan

hidup yg lebih baik, berdasarkan asas perikemanusiaan; pengabdi kepentingan sesama umat

manusia; 2 penganut paham yg menganggap manusia sbg objek terpenting; 3 penganut

humanisme 24. Demokratis

demokratis /de·mo·kra·tis/ /démokratis/ a bersifat demokrasi; berciri demokrasi: sebagian warga

desa tidak puas dng tata cara pemilihan kepala desa yg tidak -- 25. Kebenaran ilmiah

kebenaran /ke·be·nar·an/ n 1 keadaan (hal dsb) yg cocok dng keadaan (hal) yg

sesungguhnya: kita harus berani mempertahankan -; ia masih menyangsikan - berita

itu; 2 sesuatu yg sungguh-sungguh (benar-benar) ada: kita harus menyakini - yg diajarkan

oleh agama; 3 kelurusan hati; kejujuran:tidak seorang pun menyangsikan -

hatinya; 4 kl izin; persetujuan; perkenan: dng - yg dipertuan, kami masuk

istana; 5 Jk kebetulan: nah, - dia datang sekarang, kita dapat bertanya langsung

kepadanya;

ilmiah /il·mi·ah/ a bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu

pengetahuan: penerbitan majalah -- berkembang dng pesat; -- populer bersifat ilmu, tetapi menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam (tt artikel, gaya penulisan karya ilmiah);

26. Kritis & Solutif

kritis 1 /kri·tis / a 1 dl keadaan krisis, gawat; genting (tt suatu keadaan): keadaan pasien

sangat -- krn terlampau banyak mengeluarkan darah; 2 dl keadaan yg paling menentukan

berhasil atau gagalnya suatu usaha

solusi /so·lu·si/ n penyelesaian; pemecahan (masalah dsb); jalan keluar: -- persoalan

pembangunan desa akan segera diseminarkan

27. Inovatif, kreatif, dan kooperatif

inovatif /ino·va·tif/ a bersifat memperkenalkan sesuatu yg baru; ber-sifat pembaruan

(kreasi baru): kita mencoba memecahkan masalah pendidikan yg kronis dng cara-cara –

kreatif /kre·a·tif/ /kréatif/ a 1 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk

menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yg -- menghendaki

kecerdasan dan imajinasi;

kooperatif /ko·o·pe·ra·tif/ a 1 bersifat kerja sama: rakyat dilarang bersikap -- dng kaum

penjajah; 2 bersedia membantu: pengusutan tt korupsi berjalan lancar krn terdakwa

sangat --

28. Objektif

objektif 1 /ob·jek·tif / /objéktif/ a mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat

atau pandangan pribadi

Lampiran 4 Anggota Tim Grand Desain Kaderisasi

Muhammad Luthfi Jundiaturrahman

12212099

Mochamad Zaky Faisal

12212099

Muhammad Ridha Anshari

12212025

Sam Muchtiar

12212040